Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

Dosen

Hayumi, S,Pd.I,M.Pd

Disusun Oleh, Kelompok 3 :

Firdaus Gusti Diastama

Amelia

Syahrul ramadhan

Cicih humaeroh

Danuri ulafa

MK : Pendidikan Agama

Komplek Griya Gemilang Sakt, Jl. Trip Jamaksari Nomor 1A, Kaligandu, Kec. Serang Kota
Serang, Banten 42111

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah, sehingga kami bisa menyusun makalah tentang
Kerukunan Antar Umat Beragama dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah masih terdapat


kekurangan. Oleh karena itu,kritik dan saran dapat memberikan masukan untuk kami.
Akhir kata, semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
dan penulis.

Serang, 25 Oktober 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................

Daftar Isi.............................................................................................................................

Bab I Pendahuluan............................................................................................................

a. Latar Belakang......................................................................................................
b. Rumusan Masalah.................................................................................................
c. Tujuan.....................................................................................................................

Bab II Pembahasan...........................................................................................................

Bab III Penutup.................................................................................................................

a. Kesimpulan.............................................................................................................
b. Saran.......................................................................................................................

Daftar Pustaka...................................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri dari beranekaragaman


budaya, bermacam-macam suku, bangsa, ras, etnik, dan agama. Manusia,
masyarakat dan budaya ini sangat berhubungan diantara ketiganya, saling
menciptakan dan meniadakan. Dan ketiganya ada untuk membangun sebuah relasi
dan tidak bisa mandiri tanpa berkaitan satu dengan yang lainnya.

Tetapi keberagaman agama ini juga dapat menjadikan suatu perselisihan antara
masyarakat jika kurangnya rasa mengerti dari arti toleransi pada diri mereka,
seperti halnya kasus di Aceh, Ambon, Poso, dan Papua serta peristiwaperistiwa
pembakaran Gereja.

Isu SARA (Suku, Ras, dan Antar golongan) yang menjadi khasanah bernegara
bisa menjadi ragam mutu manikam yang menggiurkan. Sebaliknya SARA juga bisa
menjadi ancaman untuk kekokohan NKRI. Sehingga perlu pemahaman pluralitas
agama agar tidak terjadi konflik agama, sosial dan disintegrasi bangsa.

Agama sebagai sistem acuan nilai dapat mengarah kepada konflik dan
disintegrasi sosial, kecuali apabila masing-masing umat beragama dapat
mengembangkan penafsiran keagamaan yang mempertemukan kesamaan yang
terdapat pada masing-masing sistem acuan. Membicarakan Agama dalam
fungsinya sebagai motivator tindakan manusia (sosial) berarti mengulas kembali
adanya perbedaan pandangan tentang agama yang disebabkan perbedaan
pemahaman seseorang.

b. Rumusan masalah

1. bagaimana agama rahmat bagi seluruh alam ?


2. bagaimana Hakikat kebersamaan dalam pluralitas beragama?
3. Bagaimana hubungan umat beragama dengan pemerintah ?
4. Bagaimana peran beragama dalam perdamaian ?

c. Tujuan

1. Untuk mengetahui agama rahmat bagi seluruh alam


2. Untuk mengetahui Hakikat kebersamaan dalam pluralitas beragama
3. Untuk mengetahui hubungan umat beragama dengan pemerintah
4. Untuk peran beragama dalam perdamaian

4
Bab II
Pembahasan

a. Agama merupakan rahmat bagi seluruh alam

Islam merupakan rahmat yang diturunkan bagi seluruh alam (rahmatan

al‘alamin) , untuk mengenalkan Islam ini diutus Rasulullah SAW. Tujuan utamanya

adalah memperbaiki manusia untuk kembali kepada Allah SWT. Oleh karena itu

selama kurang lebih 23 tahun Rasulullah SAW membina dan memperbaiki manusia

melalui pendidikan. Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada derajat yang

tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan inilah

yang mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah SWT.

Qs. Al-Anbiya Ayat 107 :

Manusia mendapat kehormatan menjadi khalifah di muka bumi untuk


mengolah alam beserta isinya. Hanya dengan ilmu dan iman sajalah tugas
kekhalifahan dapat ditunaikan menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam dan
seluruh makhluk-Nya. Tanpa iman akal akan berjalan sendirian sehingga akan
muncul kerusakan di muka bumi dan itu akan membahayakan manusia. Demikian
pula sebaliknya iman tanpa didasari dengan ilmu akan mudah terpedaya dan tidak
mengerti bagaimana mengolahnya menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam
dan seisinya. Sedemikian pentingnya ilmu, maka tidak heran orang-orang yang
berilmu mendapat posisi yang tinggi baik di sisi Allah maupun manusia

b. Hakikat Kebersamaan dalam Pluralitas beragama

Pluralitas adalah keberagaman yang ada dalam masyarakat. Entah itu


keberagaman dalam hal agama, budaya, suku bangsa, ataupun pekerjaan.
Pluralitas yang ada di Indonesia sudah semestinya menjadi penguat bangsa,
bukannya malah memecah belah orang-orang yang ada di dalamnya.
Terdapat begitu banyak suku bangsa di Indonesia dengan kebudayaan yang
berbeda satu dengan yang lainnya. Bahkan, Indonesia memiliki semboyan
Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu”.
5
Kesadaran akan pluralitas adalah hal yang sangat penting, dan sikap pluralisme
perlu dipahami setiap orang.
Masyarakat multikultural tersusun atas berbagai budaya yang menjadi sumber
nilai bagi terpeliharanya kestabilan kehidupan masyarakat pendukungnya.
Keragaman budaya tersebut berfungsi untuk mempertahankan identitas dan
integrasi sosial masyarakatnya. 
Zaman globalisasi pada era 4.0 begitu mudahnya budaya asing dan agama
yang masuk sangat berpengaruh terhadap penciptaan budaya baru yang terus
tumbuh dan berkembang di Indonesia. Pluralitas agama yang ada di Indonesia
dinilai sebagai keunikan dan kekayaan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Di sisi lain
keadaan yang plural atau beragam ini merupakan suatu tantangan yang
mengedepankan majemuknya nilai-nilai, mekanisme, dan struktur sosial dalam
bingkai human being.
Sesuai dalam Quran Surah Al-Kafirun ayat 6 yang berbunyi “Lakum diinukum
wa liyadiin” yang artinya untukmu agamamu, dan untukku agamaku. Ini
mencerminkan bagaimana dalam menghormati hak berkeyakinan sesama manusia,
tidak memaksakan kehendak seseorang untuk memeluk suatu agama tertentu dan
tidak mendeskreditkan agama lainnya. Hidup harmonis dalam kelompok manusia
yang majemuk agama, perlu mempunyai kemampuan untuk memahami secara
benar dan menerima perbedaaan tanpa ada keinginan untuk mencari kemenangan
terhadap suatu yang berbeda. Adanya dialog yang dilakukan untuk saling
menghargai atau toleransi merupakan suatu upaya membangun kehidupan
bersama yang harmonis.

c. hubungan umat beragama dengan pemerintah

Agama dan pemerintah berjalan pada arah yang berbeda tetapi pada jalur yang
sejajar. Agama dan pemerintah paling berhasil dan paling efektif ketika mereka
saling melindungi dan saling mengimbau.

Pemerintah memegang peran penting dalam melindungi dan mempertahankan


kebebasan beragama dan dalam membina peran gereja-gereja dalam masyarakat.
Untungnya, sebagian besar pemerintah di dunia sekarang mengakui setidaknya
pada tingkat tertentu dari kebebasan beragama dan memastikan warga negara
mereka memiliki hak untuk beribadat dan menjalankan agama mereka menurut
suara hati nurani mereka sendiri. Namun kasusnya tidak selalu demikian.

Bentuk kerjasama pemerintah dengan umat beragama sebagai berikut:

 Saling memberikan bantuan jika salah satu kesusahan.


 Saling menjaga tempat ibadah pada saat perayaan hari raya.
 Adanya dialog antar tokoh umat beragama yang membicarakan tentang
kerjasama.
6
 Saling menciptakan kedamaian dan kerukunan di masyaraka

Banyak generasi telah menyaksikan kehilangan yang menyesakkan dari


kebebasan ketika pemerintah memaksakan agama negara. Generasi yang lainnya
mengalami runtuhnya moral akibat dari larangan pemerintah terhadap agama. Kita
sangat berterima kasih bahwa semakin banyak konstitusi negara di dunia saat ini
memimpikan suatu masyarakat di mana kepercayaan dan kepatuhan terhadap
agama, walaupun terpisah dari negara, hendaknya dilindungi dan dijaga dari
penganiayaan.

Agama dan pemerintah adalah seperti pasangan yang kadang-kadang


mengalami kesulitan hidup berdampingan tetapi yang menyadari bahwa mereka
tidak dapat dipisahkan. Agama dan pemerintah keduanya membutuhkan
kemandirian mereka masing-masing agar dapat berkembang, tetapi sejarah telah
memperlihatkan bahwa pemisahan secara menyeluruh tidak sehat bagi keduanya.
Agama dan pemerintah berjalan pada arah yang berbeda tetapi pada jalur yang
sejajar. Agama dan pemerintah paling berhasil dan paling efektif ketika mereka
saling melindungi dan saling berjalan beriringan

d. peran umat beragama dalam mewujudkan perdamaian

Agama berperan penting dalam kehidupan setiap manusia, dan bagaimana


agama juga dapat menjadi alasan atau faktor seseorang maupun kelompok
masyarakat dalam memperjuangkan kepentingan dan tindakan radikalisme
sehingga menimbulkan perpecahan dan konflik.

penyebab terjadinya konflik antar umat beragama :

1. Mereka masih belum memahami ajaran agamanya atau menyimpang dari


aturan/ajaran agama masing-masing.
2. Masyarakat masih mementingkan diri sendiri atau menganggap agamanya
yang paling benar.
3. Masyarakat masih bertindak semaunya tanpa mengikuti kaedah yang ada

agama dapat menjadi sarana dialog untuk kehidupan sosial manusia dalam
menciptakan perdamaian dan ketentraman sosial. Agama mengedepankan
tindakan preventif, persuasif, dan edukatif kepada umatnya, maka peran agama
dalam penyelesaian konflik masyarakat dapat berupa pengingat bagi umatnya
untuk hidup dalam perdamaian dan cinta kasih seperti yang diajarkan oleh semua
agama seperti Kristen, Islam, Khatolik, Hindu, Buddha dan Konghucu.

maka untuk menciptakan perdamaian kita sebagai umat harus melakukan


tindakan-tindakan sebagai berikut:

7
 Mencari kesamaan yang ada, bukan mencari perbedaan yang bersinggungan
antar ajaran agama
 Berdialog dengan umat agama lainnya
 Toleransi
 Menghormati aturan dan pelaksanaan ibadah agama lain
 Sikap terbuka dan mau menerima berdampingan dengan agama lain

8
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan

Paham toleransi dalam Islam perlu diamalkan dan dikembangkan umat Islam
sendiri. Kita umat Islam amat beruntung dengan adanya perbedaan pemahaman
dalam Islam. Perbedaan tersebut sudah kehendak Allah. Hasil Ijtihad manapun yang
kita anut dalam Islam selama tidak bertentangan dengan al-Quran dan hadits tidak
akan membawa keluar dari Islam.
Kita juga mengajak seluruh pemuka agama di Indonesia umumnya supaya
sungguh-sungguh membangun jembatan keharmonisan hidup antar umat beragama.
Kita sadari perbedaan-perbedaan dan kita tonjolkan nilai- nilai persamaan. Nilai inilah
yang harus kita bina bersama.

b. Saran

Agar tidak terjadinya konflik antar umat beragama, sesama manusia kita tidak
boleh membeda-bedakan agama, suku, ras dan golongan. Sudah saatnya kita tidak
perlu menepikan perbedaan, kita akui perbedaan itu untuk saling menghargai dan
menghormati satu-sama lain. Sehingga nantinya akan terjalinnya persaudaraan dan
mempererat tali silaturahmi dengan begitu akan tercipta kerukunan dan kedamaian
yang indah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Karda, I. M. (2018). Kerukunan Inter Maupun Antar Umat Beragama. Makalah.

Magfiroh, T. (2017). Kerukunan Antarumat Beragama (Studi Tentang Hubungan


Antarumat Islam dan Hindu di Desa Balonggarut KEcamatan Krembung
Kabupaten Sidoarjo). Skripsi.
Pustaka   Coward, Harold (1989). Pluralisme dan Tantangan Agama-Agama,
Yogyakarta
Duta, U., & Surakarta, B. (2020). Toleransi Antar Umat Beragama di Indonesia

10

Anda mungkin juga menyukai