Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................3

1.1. Latar Belakang.......................................................................................................3

1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................5

1.3. Maksud Dan Tujuan................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................6

2.1. Pengertian Kerukunan............................................................................................6

2.2. Pengertian Kerukunan Antar Umat Beragama......................................................6

2.3. Kerukunan Antar Umat Beragama Dengan pemerintah........................................7

2.4. Jenis-jenis Kerukunan.............................................................................................7

2.5. Kendala Terjadinya Kerukunan Antar Umat Beragama.........................................8

2.6. Cara Mengatasi Kerukunan Antar Umat Beragama...............................................9

BAB III PENUTUP...............................................................................................................14

3.1. Kesimpulan..............................................................................................................14

3.2. Saran.......................................................................................................................14

1
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu tercurah limpah kehadirat Allah swt yang telahmemberikan rahmat dan karunia-

Nya kepada seluruh makhluk-Nya, sehingga pada saat ini kami dapat menyelesaikan tugas dengan

lancar.Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi akhirzaman yaitu Nabi

Muhammad saw. Kepada keluarganya, para sahabatnya dansampai kepada kita selaku umatya yang

senantiasa mengikuti ajarannya serta taatdan patuh kepadanya.Hasil Tugas Makalah ini dimaksud untuk

memenuhi tugas mata“Pendidikan Agama Islam”yang berjudul “Kerukunan Umat Beragama”.

Dalam penulisan kali ini, kami tidak luput dari berbagai kesulitan. Namun, berkat pertolongan dan

rahmat Allah swt. Serta bimbingan dari semua pihak yang padaakhirnya kami dapat menyelesaikan

Tugas ini dengan tepat waktu.

Sengkang,September 2022

2
Kerukunan Umat Beragama

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Indonesia adalah negara hukum yang mewajibkan warga negaranya memilihsatu dari 5 agama

resmi di Indonesia. Namun kerukunan antar umat beragama diIndonesia dinilai masih banyak

menyisakan masalah. Kasus-kasus yang munculterkait masalah kerukunan beragama pun belum bisa

terhapus secara tuntas. KasusAmbon, Kupang, Poso, forum-forum islam ekstrimis dan lainnya

menyisakanmasalah ibarat api dalam sekam yang sewaktu-waktu siap membara danmemanaskan

suasana di sekelilingnya. Hal ini mengindikasikan bahwa pemahaman masyarakat tentang kerukunan

atar umat beragama perlu ditinjauulang. Dikarenakan banyaknya ditemukan ketidak adanya kerukunan

antar agama,yang menjadikan adanya saling permusuhan, saling merasa ketidak adilan.Maka dari itulah

pentingnya kerukunan umat beragama, agar semuamasyarakat yang mengalami dan tidak mengalami

efek negative dari ketidakrukunan agama bahwa kerukunan agama itu sangatlah penting.Islam Agama

Rahmat bagi Seluruh Alam. Kata islam berarti damai, selamat,sejahtera, penyerahan diri, taat dan patuh.

Pengertian tersebut menunjukkan bahwa agama islam adalah agama yang mengandung ajaran untuk

menciptakankedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan hidup umat manusia pada khususnyadan

seluruh alam pada umumnya. Agama islam adalah agama yang Allahturunkan sejak manusia pertama,

Nabi pertama, yaitu Nabi Adam AS. Agama itukemudian Allah turunkan secara berkesinambungan

3
kepada para Nabi dan Rasul-rasul berikutnya.Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk

yang terdiri dari beragam agama. Kemajemukan yang ditandai dengan keanekaragaman agama itu

mempunyai kecenderungan kuat terhadap identitas agama masing- masing dan berpotensi konflik.

Indonesia merupakan salah satu contoh masyarakat yangmultikultural. Multikultural masyarakat

Indonesia tidak saja kerenakeanekaragaman suku, budaya,bahasa, ras tapi juga dalam hal agama.

Agamayang diakui oleh pemerintah Indonesia adalah agama islam, Katolik, protestan,Hindu, Budha,

Kong Hu Chu. Dari agama-agama tersebut terjadilah perbedaanagama yang dianut masing-masing

masyarakat Indonesia. Dengan perbedaantersebut apabila tidak terpelihara dengan baik bisa

menimbulkan konflik antarumat beragama yang bertentangan dengan nilai dasar agama itu sendiri

yangmengajarkan kepada kita kedamaian, hidup saling menghormati, dan saling tolongmenolong.Oleh

karena itu, untuk mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragamayang sejati, harus tercipta satu

konsep hidup bernegara yang mengikat semua anggota kelompok sosial yang berbeda agama guna

menghindari ”ledakan konflik antarumat beragama yang terjadi tiba-tiba”. Makalah ini akan membahas

tentang pentingnya menciptakan kerukunan antarumat beragama dilingkungan masyarakat.

4
1.2.Rumusan Masalah

1. Apakah defisi kerukunan hidup antar umat beragama ?

2. Bagaimana manfaat terciptanya kerukunan antar umat beragama bagi negara

dan warga negara ?

3. Bagaimana cara mengantisipasikan terjadinya radikalisme antar umat beragama ?

4. Apakah yang menyebabkan sekelompok umat beragama dengan inter umatnya maupun

antar umat beragama yang lainnya ?

1.3.Maksud Dan Tujuan

Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini antara lain,yaitu :

1. Untuk mengetahui defisi dan makna dari kerukunan hidup antar umat beragama.

2. Untuk mengetahui manfaat terciptanya kerukunan antar umat beragama bagi negara

dan warga negara.

3. Untuk Mengetahui Cara Mengatisipasi terjadinya radialisme antar umat beragama.

4. Untuk mengetahui penyebab dari radialisme antar umat beragama.

5
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kerukunan

Kerukunan merupakan sikap yang harus dijaga untuk tidak saling bermusuhan, saling menjaga satu sama

lain, tolong menolong, dan toleransi antarsesama. Kerukunan bisa diartikan sebagai proses sosial yang

dilakukan untuk menciptakan kehidupan bersama atas dasar perbedaan-perbedaan yang ada, baik dari

segi agama, politik, budaya, dan lain-lain. Sehingga konsep hidup rukun sangat diperlukan dalam

masyarakat majemuk. Hidup rukun adalah hidup dengan saling berbagi, menghormati, menghargai, dan

berdampingan dengan orang lain. Hidup rukun menjadikan suasana menjadi damai dan terlindungi dari

berbagai masalah kehidupan

2.2. Pengertian Kerukunan Antar Umat Beragama

Kerukunan antar umat beragama adalah suatu kondisi sosial ketika semua golongan agama bisa hidup

bersama tanpa menguarangi hak dasar masing-masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya.

Masing-masing pemeluk agama yang baik haruslah hidup rukun dan damai. Karena itu kerukunan antar

umat beragama tidak mungkin akan lahir dari sikap fanatisme buta dan sikap tidak peduli atas hak

keberagaman dan perasaan orang lain. Tetapi dalam hal ini tidak diartikan bahwa kerukunan hidup antar

umat beragama memberi ruang untuk mencampurkan unsur-unsur tertentu dari agama yang berbeda ,

6
sebab hal tersebut akan merusak nilai agama itu sendiri.Kerukunan antar umat beragama itu sendiri juga

bisa diartikan dengan toleransi antar umat beragama. Dalam toleransi itu sendiri pada dasarnya

masyarakat harus bersikap lapang dada dan menerima perbedaan antar umat beragama. Selain itu

masyarakat juga harus saling menghormati satu sama lainnya misalnya dalam hal beribadah, antar

pemeluk agama yang satu dengan lainnya tidak saling mengganggu.

2.4. Kerukunan Antara Umat Beragama dan Pemerintah

Pemerintah ikut andil dalam menciptakan suasana tentram, termasuk kerukunan antara umat beragama

dengan pemerintah sendiri. Semua umat beragama yang diwakili para pemuka dari tiap-tiap agama bisa

sinergis dengan pemerintah. Bekerjasama dan bermitra dengan pemerintah buat menciptakan stabilitas

persatuan dan kesatuan bangsa. Trikerukunan umat beragama diharapkan menjadi menjadi salah satu

solusi agar terciptanya kehidupan umat beragama nan damai, penuh kebersamaan, bersikap toleran,

saling menghormati dan menghargai dalam perbedaan.

2.4. Jenis-Jenis Kerukunan

Adapun beberapa jenis-jenis kerukunan yaitu sebagai berikut :

1. yaitu di keluarkannya UUD 1945 bab XI ppasal 29 tentang agama

7
2. tidak adanya laraangan dri pemerintah bagi umat beragama melaukan ibadah sesuai agama

3. turut mendukungnya pemerintah dalam pekembangan agama (seperti islam)

4. pemerintah mengeluarkan UUD tentang kebebasan beragama

5. pemerintah ikut berpartisipasi dalam penyebar luasan agama.

2.5.Kendala Terjadinya Kerukunan Antar umat beragama

1. Rendahnya Sikap Toleransi

Menurut Dr. Ali Masrur, M.Ag, salah satu masalah dalam komunikasi antar agama sekarang ini,

khususnya di Indonesia, adalah munculnya sikap toleransi malas-malasan sebagaimana

diungkapkan P. Knitter. Sikap ini muncul sebagai akibat dari pola perjumpaan tak langsung antar agama,

khususnya menyangkut persoalan teologi yang sensitif. Sehingga kalangan umat beragama merasa

enggan mendiskusikan masalah-masalah keimanan. Tentu saja, dialog yang lebih mendalam tidak

terjadi, karena baik pihak yang berbeda keyakinan/agama sama-sama menjaga jarak satu sama lain.

Masing-masing agama mengakui kebenaran agama lain, tetapi kemudian membiarkan satu sama lain

bertindak dengan cara yang memuaskan masing-masing pihak. Yang terjadi hanyalah perjumpaan tak

langsung, bukan perjumpaan sesungguhnya. Sehingga dapat menimbulkan sikap kecurigaan diantara

beberapa pihak yang berbeda agama, maka akan timbullah yang dinamakan konflik.

8
2.Kepentingan Politik

Faktor ini terkadang menjadi faktor penting sebagai kendala dalam mencapai tujuan sebuah kerukunan

antar umat beragama khususnya di Indonesia, jika bukan yang paling penting di antara faktor-faktor

lainnya. Bisa saja sebuah kerukunan antar agama telah dibangun dengan bersusah payah selama

bertahun-tahun atau mungkin berpuluh-puluh tahun, dan dengan demikian kita pun hampir memetik

buahnya.

3.Sikap Fanatisme

Di kalangan Islam, pemahaman agama secara eksklusif juga ada dan berkembang. Bahkan akhir-akhir ini,

di Indonesia telah tumbuh dan berkembang pemahaman keagamaan yang dapat dikategorikan sebagai

Islam radikal dan fundamentalis, yakni pemahaman keagamaan yang menekankan praktik keagamaan

tanpa melihat bagaimana sebuah ajaran agama seharusnya diadaptasikan dengan situasi dan kondisi

masyarakat. Dari uraian diatas, sangat jelas sekali bahwa ketiga faktor tersebut adalah akar dari

permasalahan yang menyebabkan konflik sekejap maupun berkepanjangan.

2.6. Cara Mengatasi Masalah Kerukunan Antar Umat Beragama

1. Dialog Antar Umat Pemeluk Agama

9
Sejarah perjumpaan agama-agama yang menggunakan kerangka politik secara tipikal hampir

keseluruhannya dipenuhi pengumulan,konflik dan pertarungan . Karena itulah dalam pekembangan ilmu

sejarah dalam beberapa dasawarsa terakhir,sejarah yang berpusat pada politik yang kemudian disebut

sebagai " sejarah kovesional " dikembangkan dengan mencangkup bidang - bidang kehidupan sosial-

budaya lainnya,sehingga memunculkan apa yang disebut sebagai " sejarah baru " ( new history ).Sejarah

model mutakhir ini lazim disebut sebagai "sejarah sosial" (social history) sebagai bandingan dari "sejarah

politik" (political history). Penerapan sejarah sosial dalam perjumpaan kristen dan islam di Indonesia

akan sangat relavan , karena ia akan dapat mengungkapkan sisi-sisi lain hubungan para penganut kedua

agama ini di luar bidang politik,yang sangat boleh jadi berlangsung dalam saling pengertian dan

kedamaian,yang pada gilirannyamewujudkan kehidupan bersama secara damai (peaceful co-

existence)diantara para pemeluk agama yang berbeda.

Hampir bisa dipastikan, perjumpaan Kristen dan Islam (dan juga agama agama lain ) akan terus

meningkat di masa-masa datang .Sejalan dengan peningkatang globalisasi,revolusi teknologi komunikasi

dan transportasi, kita akan menyaksikan gelombang perjumpaan agama agama dalam skala intensitas

yang tidak pernah terjadi sebelumnya.Dengan begitu, hampir tidak ada lagi suatu komunitas umat

beragama yang bisa hidup eksklusif , terpisah dari lingkungan komunitas umat - umat beragama lainnya.

Satu contoh kasus dapat diambil : Seperti dengan meyakinkan dibuktikan Eck ( 2002 ), Amerika

Serikat ,yang mungkin oleh sebagian orang dipandang sebagai sebuah " negara kristen ," telah berubah

menjadi negara yang secara keagamaan paling beragam. Saya kira Indonesia,dalam batas tertentu, juga

10
mengalami kecendrungan yang sama. Dalam pandangan saya , sebagian perjumpaan di antara agama-

agama itu, khususnya agama yang mengalami konflik , bersifat damai . Dalam waktu-waktu tertentu

ketika terjadi perubahan perubahan politik dan sosial yang cepat , yang memunculkan krisis pertikaian

dan konflik sangat boleh jadi meningkat identitasnya. Tetapi hal ini seyogyanya tidak mengaburkan

perpektif kita , bahwa kedamaian lebih sering menjadi featur utama . Kedamaian dalam perjumpaan itu ,

hemat saya,banyak bersumber dari pertukaran ( exchanges ) dalam lapangan sosio-kultura atau bidang-

bidang yang secara longgar dapat disebut sebagai '' non agama .'' Bahkan terjadinya juga pertukaran

yang semakin intensif menyangkut gagasan-gagasan keagamaan melalui dialog-dialog antaragama dan

kemanusiaan baik pada tingkat internasional ; ini jelas memperkuat perjumpaan secara damai tersebut.

Melalui berbagai pertukaran semacam ini terjadi penguat saling pengertian dan pada gilirannya

kehidupan berdampingan secara damai .

2. Bersikap Optimis

Walaupun berbagai hambatan menghadang jalan kita untuk menuju sikap terbuka , saling

pengertian dan saling menghargai antar agama , saya kira kita tidak perku bersikap pesimis . Sebaliknya ,

kita perlu dan seharusnya mengembangkan optimisme dalam menghadapi dan menyongsong masa

depan dialog.

Paling tidak ada 3 hal tang dapat membuat kita bersifat optimis . pertama, pada beberapa dekade

terakhir ini setudy agama-agama, termasuk juga dialog antar agama, semakin berebak dan berkembang

11
di berbagai universitas, baik di dalam maupun diluar negri. selain di berbagai perguruan tinggi agama,

IAIN dan seminari misalnya, di universitas umum seperti universitas gajah mada , juga telah didirikan

pusat study agama-agama dan lindas budaya. Meskipun baru seumur jagung , hal itu bisa menjadi

pertanda sekaligus harapan bagi pengembangan pahang keagamaan yang lebih toleran , dan pada

akhirnya lebih manusiawi. juga bermunculan lembaga lembaga kajian agama ,seperti intervidey dan

FKBA DiYogyakarta ,yang memberikan sumbangan, dalam menumbuh kembangkan paham pluralisme

agama dan kerukunan antar penganutnya .

Kedua,para pwmimpin masing masing agama semakin sadar akan perlunya perspektif baru dalam

melihat hubungan antar agama . mereka sering kali mengadakan pertemuan ,baik secara reguler

maupun insudentil untuk menjalin hubungan yang lebih erat dan memecahkan berbagai problem

keagagamaan yang tengah dihadapi bangsa kita dewasa ini.kesadaran semacam ini seharusnya tidak

hanya dimiliki oleh para pemimpin agama , tetapi juga oleh para penganut agama sampai keakar rumput

sehingga tidak terjadi jurang antar pemimpin agama dan umat atau jemaatnya. Kita seringkali prihatin

melihat orang orang awam yang pemahaman keagamaannya bahkan bertentangan dengan ajaran

agamanya sendiri. Inilah kesalahan kita bersama . Kita lebih mementingkan bangun - bangun fisik

pribadatan dan menambah kuantisas pengikut,tetapi kurang menekankan kedalaman ( Intensity )

keberagamaan serta kualitas mereka dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama.

Ketiga , masyarakat kita sebenarnya semakin dewasa dalam menanggapi isu-isu atau provokasi-

provokasi. Mereka tidak lagi mudah di sulut dan diadu domba serta di manfaatkan , baik oleh pribadi

12
maupun kelompok demi target dan tujuan politik tertentu meskipun berkali kali masjid dan gereja

diledakkan , tetapi semakin teruji bahwa ini merupakan ujian bagi agama autentik ( Autentic religion )

dan penganutnya. Adalah tugas kita bersama , yakni pemerintah, para pemimpin agama,dan masyarakat

untuk mengingatkan para aktor politik di negri kita untuk tidak memakai agama sebagai instrumen

politik dan tidak lagi menebar teror untuk mengadudomba antar penganut agama .

Jika tiga hal ini bisa dikembangkan dan kemudian diwariskan kepada generasi selanjutnya, maka

setidaknya kita para pemeluk agama masih mempunyai harapa untuk dapat berkomunikasi dengan baik

dan pada gilirannya bisa hidup berdampingan lebih sebagai kawan dan mitra dari pada sebagai lawan.

13
BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari pembahasan dalam makalah ini ,dapat disimpulkan bahwa kerukunan umat beragama yaitu

hubungan sesama umat beragama yang dilandasi dengan toleransi, saling pengertian , saling

menghormati, saling menghargai dalam kesetaraan pengamalan ajaran agamanya dan kerjasama dalam

kehidupan masyarakat dan bernegara . berbagai macam bahasa mengenai kerukunan antar umat

beragama,yaitu : Kendala-kendala yang dihadapi dalam mencapai kerukunan umat beragama di

Indonesia ada beberapa sebab , antara lain ; Rendahnya sikap toleransi , kepentingan politik dan sikap

anatisme . Adapun solusi untuk menghadapinya , adalah dengan melakukan dialog antar pemeluk

agama dan menanamkan sikap optimis terhadap tujuan untuk mencapai kerukunan antar umat

bergama.

3.2. Saran

Sudah saatnya bukan perbedaan lagi yang kita cari atau yang kita bicarakan , tapi persamaanlah

yang seharusnya yang kita cari karena dari persamaanlah hidup ini akan saling menghargai ,

14
menghormati dan selaras . Lewat persamaan kita bisa jalin persaudaraan dan mempererat tali

silaturahmi , dengan begitu akan tercipta kerukunan dengan sendirinya .

DAFTAR PUSTAKA

Dr.Ali Masrur,M.Ag.,2004,Problem dan Prospek Dialog Antaragama.Artikel.cmf

Koran bali post cetak 29/12/2003.

Ansari,Zahar Ishaq & John L. Esposito, eds., 2001, Muslims and the West : Encounter and

Dialogue,islamabad & Washington DC.,Islamic Research Institute,Internasional

Islamic University & Center for muslim-Christian Understanding,Georgetown University

Koran bali post cetak 29/12/2003/.Hlm 3

Dr. Ali Mansur,M.Ag.Problem dan prospek Dialog Antaragama. Artikel.

Islamic University & Center for Muslim-Christian Understanding, Georgetown University

Hlm 57-58

Dr. Ali Masrur, M.Ag. Op. Cit

Ash-Shiddiqieqy, Hasbi TM, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Hukum Islam,Jakarta:

Bulan Bintang,1997.

Al-Faruqi, Ismail. Atlas Budaya Islam, Menjelajah Khazanah Peradaban Gemilan, Cet. III,

Mizan : Bandung,2001.

Coulson, N.J . A. History Of Islamic Law . Edinburg : Edinburg Univercity,Press. 1964.

15
16

Anda mungkin juga menyukai