Anda di halaman 1dari 15

KERUKUNAN ANTARUMAT BERAGAMA DI INDONESIA

MAKALAH

DISUSUN SEBAGAI
TUGAS MATA KULIAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Disusun oleh :

1. Aldisar Gibran 24060122130081


2. Rafi Ahmad Fadhilah 24060122130089

3. Meyta Rizki Khairunisa 24060122130085

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER/INFORMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2023

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah keagamaan
mengenai Kerukunan Antarumat Beragama, suatu topik yang merupakan tantangan
masyarakat di Indonesia karena keberagaman dalam berkeyakinan dan beragama.
Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama
Islam yang diampu oleh Bapak Muhyidin S.Ag., M.Ag., M.H.

Kami menyadari penyusunan makalah kami masih jauh dari kata sempurna dan
terdapat banyak kekeliruan, baik dari segi tanda baca, isi, maupun tata bahasa. Oleh
karena itu, kami sebagai penulis sangat terbuka dalam menerima kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
memberi dampak positif bagi masyarakat.

Semarang, 4 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................................ 2
D. Metodologi Penulisan .................................................................................................. 2
BAB II................................................................................................................................... 3
A. Definisi Kerukunan Antarumat Beragama ................................................................... 3
B. Tantangan Mewujudkan Kerukunan Umat Beragama ................................................. 5
C. Upaya agar kerukunan umat beragama dapat dicapai di Indonesia .............................. 6
BAB III ................................................................................................................................. 9
A. Kesimpulan................................................................................................................. 9
B. Saran ........................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sering dilihat sebagai contoh bagaimana masyarakat dengan beragam


etnik dan agama bisa hidup rukun dengan tanpa memunculkan masalah yang berarti
dalam jangka waktu yang cukup lama. Penilaian seperti ini mungkin benar jika melihat
potret masyarakat Indonesia pada umumnya yang mementingkan harmoni dan
mempunyai toleransi yang cukup tinggi akan perbedaan di antara mereka. Meskipun
demikian, penilaian seperti itu sebenarnya tidak sepenuhnya benar, mengingat
masyarakat Indonesia sendiri menyadari akan rentannya hubungan di antara mereka dan
juga mengalami seringnya konflik yang berlatar belakang agama. Oleh karena itu,
membangun kerukunan umat beragama telah lama menjadi perhatian dan upaya
pemerintah, karena hubungan antarumat beragama di Indonesia bukan saja sering
memunculkan masalah tetapi juga telah menimbulkan konflik berkepanjangan.

Adanya konflik dan ketidakharmonisan antar pemeluk agama akan sangat


merugikan bagi bangsa dan negara termasuk bagi pemeluk agama itu sendiri.
Ketidakharmonisan, apalagi konflik akan berdampak pada semua aspek kehidupan.
Stabilitas politik, pertumbuhan ekonomi, dan perkembangan sosial dan budaya akan
terganggu. Sedangkan masyarakat berada pada suasana ketidakpastian, ketakutan, dan
akan muncul perasaan saling tidak mempercayai. Agama yang dipandang dan diamalkan
semata-mata sebagai perangkat upacara dan hukum, tidaklah cukup.

Adanya perubahan kondisi seperti sekarang ini seharusnya meningkatkan


kesadaran masyarakat tentang pentingnya persatuan dan kesatuan. Akan tetapi,
kenyataan yang justru terjadi adalah sebaliknya. Masyarakat Indonesia yang majemuk
belum berhasil dijembatani oleh konsep-konsep strategis yang berupaya
mengembangkan sikap saling pengertian, kerukunan, toleransi, dan saling kerjasama.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi kerukunan antarumat beragama?

2. Bagaimana tantangan dalam mencapai kerukunan umat beragama di Indonesia ?

3. Bagaimana agar kerukunan umat beragama dapat dicapai di Indonesia ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui tantangan dalam mencapai kerukunan umat beragama di


Indonesia

2. Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap hubungan antarumat


beragama

3. Untuk mengetahui upaya agar kerukunan umat beragama dapat dicapai di


Indonesia

D. Metodologi Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan
metode pustaka yaitu berupa mencari dan mengumpulkan beberapa sumber dari internet,
baik jurnal, buku, maupun artikel mengenai informasi seputar kerukunan antarumat
beragama.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kerukunan Antarumat Beragama

Kerukunan berasal dari kata rukun (Bahasa Arab) yang berarti asas atau dasar.
Dalam KBBI rukun berarti baik, damai, tidak bertengkar, dan bersatu hati serta
bersepakat. Adapun kerukunan berarti kehidupan dan rasa yang terjalin dengan damai,
baik, tidak bertengkar dan satu hati. Kerukunan adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan
makna baik dan damai. Intinya hidup bersama dalam masyarakat dengan kesatuan hati
dan bersepakat untuk tidak menciptakan perselisihan dan pertengkaran. Dari uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa kerukunan umat beragama adalah suatu kehidupan
bersama pada suatu masyarakat dengan tidak menciptakan perselisihan dan pertengkaran
dan dengan muatan makna baik dan damai.1

Kerukunan antar umat beragama yaitu suatu hubungan antar sesama umat
beragama yang dilandasi dengan rasa toleransi saling pengertian, saling menghormati,
serta saling menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya, sehingga semua
golongan agama dapat hidup bersama, tanpa mengurangi hak dasar masing-masing untuk
melaksanakan kewajiban agamanya.

Seperti yang diketahui Indonesia merupakan bangsa majemuk, yang artinya


Indonesia memiliki banyak sekali keragaman, tidak hanya budaya, suku, bahasanya, dan
lain lain. Namun, indonesia juga terdiri dari agama yang beragam. Oleh karena itu,
adanya kerukunan antarumat beragama sangat penting untuk menciptakan hidup rukun
dalam suasana toleransi dan persaudaraan.

Kemajemukan yang ditandai dengan keanekaragaman agama itu mempunyai


kecenderungan kuat terhadap identitas agama masing- masing dan berpotensi konflik.
Agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia adalah agama Islam, Kristen Protestan,
Katolik, Hindu, Buddha dan Kong Hu Chu. Dari agama-agama tersebut terdapat
perbedaan ajaran dalam agama yang dianut masing-masing masyarakat Indonesia.

1 Mayasaroh, K., & Bakhtiar, N. (2020). Strategi dalam Membangun Kerukunan Antarumat Begarama di
Indonesia.

3
Dengan perbedaan tersebut apabila tidak terpelihara dengan baik bisa menimbulkan
konflik antar umat beragama yang bertentangan dengan nilai dasar agama itu sendiri yang
mengajarkan kedamaian kepada kita, hidup saling menghormati, dan saling tolong
menolong.

Kemajemukan dapat menjadi dinamika kekuatan yang positif dan konstruktif


apabila diarahkan secara positif dan konstruktif pula. Oleh karena itu, tujuan dari
kemajemukan antar umat beragama yakni:

Pertama, meningkatkan keimanan dan ketakwaan masing-masing pemeluk agama.


Masing-masing penganut agama dengan adanya kenyataan agama lain, akan semakin
mendorong untuk menghayati sekaligus memperdalam ajaran-ajaran agama nya serta
semakin berusaha untuk mengamalkannya. Dengan demikian, keimanan dan
keberagaman masing-masing penganut agama akan dapat lebih meningkat lagi, seperti
persaingan yang bersifat positif, dengan konsep saling menghargai penganut agama.

Kedua, mewujudkan stabilitas nasional yang baik. Dengan terwujudnya kerukunan


umat beragama, secara praktis ketegangan-ketegangan yang ditimbulkan akibat
perbedaan paham yang berpangkal pada keyakinan keagamaan dapat dihindari. Apabila
kehidupan beragama rukun dan saling menghormati, maka stabilitas nasional akan
terjaga.

Ketiga, menjunjung dan menyukseskan pembangunan. dari tahun ke tahun


pemerintah senantiasa berusaha untuk melaksanakan dan mensukseskan pembangunan
di segala bidang. Usaha pembangunan tersebut akan sukses apabila didukung dan
ditopang oleh segenap lapisan masyarakat. Sedangkan jika umat beragama selalu bertikai
dan saling menodai, tentu tidak dapat mengarahkan kegiatan untuk mendukung serta
membantu pembangunan dimaksud, bahkan dapat berakibat sebaliknya, yakni bisa
menghambat usaha pembangunan itu sendiri.

Keempat, memelihara dan mempererat rasa persaudaraan. Rasa kebersamaan dan


kebangsaan akan terpelihara dan terbina dengan baik, bila kepentingan pribadi dan
golongan dapat dikurangi, sedangkan dalam kehidupan beragama sudah jelas
kepentingan kehidupan agamanya sendiri yang menjadi titik pandang kegiatan. Bila hal
tersebut tidak disertai dengan arah kehidupan bangsa dan negara, maka akan

4
menimbulkan gejolak sosial yang bisa mengganggu keutuhan agama yang berbeda.
Karena itulah kerukunan umat beragama harus terbina.2

B. Tantangan Mewujudkan Kerukunan Umat Beragama

Agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia tidak hanya satu tetapi beragam
atau majemuk.3 Pemerintah Indonesia mengakui enam agama diantaranya yaitu Islam,
Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Chu. Setiap agama
tentunya memiliki karakteristik, watak dasar, visi, dan misinya masing-masing dan
berbeda satu dengan yang lainnya.4 Hal ini menandakan adanya pluralitas dalam hal
keagamaan dan keyakinan dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Definisi dari plural, pluralisme, dan pluralitas tidak berarti “menyamakan” dalam
hal ini agama. Sebaliknya, istilah tersebut justru menggambarkan keanekaragaman,
5
kemajemukan, dan kebhinekaan. Terdapat banyak bentuk dan jenis pluralisme atau
pluralitas. Salah satu contohnya yaitu pluralitas agama. Pluralitas dalam agama bukan
berarti menyamakan semua agama bahwa semua agama itu benar tetapi menganggap
bahwa terdapat agama lain (tidak hanya satu) yang juga hidup dan berkembang dalam
masyarakat.

Pancasila menjamin kebebasan dan kemerdekaan bagi rakyat Indonesia untuk


menganut salah satu agama yang diakui di Indonesia sesuai dengan keyakinan dan
kepercayaannya. Hal ini menunjukkan Pancasila sebagai dasar dalam melindungi hak
beragama masyarakat Indonesia. Tujuannya tidak lain yaitu untuk mewujudkan
kerukunan antarumat beragama. Kerukunan antarumat merupakan hal yang esensial
dalam kehidupan masyarakat karena ada pluralisme agama. Namun demikian, dalam
usaha pemerintah Indonesia menciptakan kerukunan terdapat cukup banyak tantangan
yang harus dihadapi. Tantangan tersebut antara lain sikap proselitisme, kepentingan
pribadi atau kelompok/golongan, dan pembangunan rumah ibadat.

2
Amirullah Syarbini, dkk. Al-Qur’an dan Kerukunan Hidup Umat Beragama. (Jakarta: Elex Media
Komputindo. 2011). 104.
3
Lestari, J. (2020). Pluralisme Agama di Indonesia. Journal of Religious Studies, 30.
4
Ismail, F. (2014). Dinamika Kerukunan Antarumat Beragama. Yogyakarta: PT Remaja Rosdakarya. 2.
5
Lihat The Random House Dictionary of The English Language, edisi kedua (New York: Random House, inc.,
1967), 1490.

5
Proselitisme merupakan tindakan secara sistematis dengan tujuan agar orang lain
murtad dari agamanya dan masuk ke agama pelakunya. Paham ini keliru karena
menganggap agama yang dianutnyalah yang paling benar dan agama lain salah sehingga
memaksa orang lain untuk murtad. Tindakan ini tidak menunjukkan kemanusiaan karena
tidak menghargai keyakinan dan kepercayaan yang dianutnya. Namun, bukan berarti
tidak diperbolehkan menyiarkan agama sendiri tetapi sebagai sesama umat beragama
seharusnya menyebarkan agamanya dengan tetap mengedepankan nilai-nilai
kemanusiaan sehingga tidak terjadi kesalahapahaman dan ketidaknyamanan di
masyarakat.

Perbedaan cara pandang dan berkeyakinan antarumat beragama sering


dimanfaatkan oleh orang tidak bertanggung jawab untuk mencapai kepentingan pribadi
atau kelompoknya. Agama sebagai jati diri seseorang yang dijunjung tinggi kerap kali
dieksploitasi untuk menyulut atau bahkan memperparah konflik yang terjadi karena
aspek lain seperti politik, sosial, dan budaya.6 Salah satunya mengompori kelompok
agama tertentu untuk menyerang lawan politiknya.

Permasalahan mengenai pembangunan rumah peribadatan adalah salah satu titik


rawan terjadinya ketidakrukunan antarumat beragama. Hal ini menjadi tantangan bagi
pemerintah Indonesia dalam mewujudkan kerukunan nasional termasuk kerukunan
antarumat. Seperti konflik yang terjadi pasca pemberontakan G30S/PKI pada tahun 1965,
umat muslim bersikeras dalam menolak Sidang Raya Dewan Gereja Sedunia
dilaksanakan di Indonesia karena isu kristenisasi besar-besaran akan terjadi di Indonesia.
Puncaknya, terjadi pembakaran terhadap gereja di Meulaboh dan Makassar yang
dilakukan oleh sekelompok umat muslim.7

C. Upaya agar kerukunan umat beragama dapat dicapai di Indonesia

Kerukunan beragama yaitu keadaan dimana hubungan antarumat beragama yang


dilandasi toleransi, saling pengertian dan saling menghormati dalam pengamalan ajaran
agama serta kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam mewujudkan kerukunan
hidup beragama tidak terlepas dari faktor penghambat dan penunjang.

6 Asry, M. H. Y. (2013). Masyarakat Membangun Harmoni Resolusi Konflik dan Bina Damai Etnorelijius di
Indonesia. 27.
7 Ismail, F. (2014). Dinamika Kerukunan Antarumat Beragama. Yogyakarta: PT Remaja Rosdakarya. 48.

6
Faktor-faktor penghambat yang mempengaruhi kerukunan hidup beragama
contohnya yaitu warisan politik penjajah juga fanatisme dangkal, sikap kurang
bersahabat, kurangnya sikap toleransi seperti melarang atau mengganggu orang lain
dalam beribadah, cara-cara agresif dalam dakwah agama yang ditujukan kepada orang
yang telah beragama, pendirian tempat ibadah tanpa mengindahkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, dan pengaburan nilai-nilai ajaran agama antara suatu agama
dengan agama lain; juga karena munculnya berbagai sekte, kurangnya dalam memahami
ajaran agama dan peraturan Pemerintah dalam hal kehidupan beragama.

Faktor-faktor pendukung dalam upaya menjaga kerukunan hidup beragama antara


lain adanya sifat bangsa Indonesia yang religius, serta nilai nilai luhur yang telah
mengakar seperti gotong royong, saling hormat menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agamanya, kerjasama di kalangan intern umat beragama, antar
umat beragama dan antara umat beragama dengan Pemerintah.8

Dalam menjaga kerukunan umat beragama diperlukan juga upaya-upaya untuk


mendorong agar terwujudnya kerukunan tersebut yaitu :

1. Membangun harmoni sosial dan persatuan nasional dalam bentuk upaya


mendorong dan mengarahkan seluruh umat beragama untuk hidup.

2. Membuat suasana lingkungan kehidupan beragama yang kondusif dalam rangka


memantapkan pendalaman dan penghayatan agama

3. Belajar lebih banyak tentang pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dari seluruh


keyakinan plural umat manusia

4. Memperdalaman nilai-nilai spiritual yang implementatif bagi kemanusiaan yang


mengarahkan kepada nilai-nilai Ketuhanan, agar tidak terjadi penyimpangan-
penyimpangan nilai-nilai sosial kemasyarakatan maupun sosial keagamaan.

5. Saling menghargai dan menghilangkan rasa curiga terhadap agama lain

6. Menyadari bahwa perbedaan adalah suatu hal yang pasti dalam bermasyarakat.

8 Hertina. (2009). Toleransi Upaya Untuk Mewujudkan Kerukunan Umat Beragama. 7.

7
Pembangunan agama merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat melalui peningkatan kualitas pelayanan dan pemahaman agama
serta kehidupan beragama. Selain itu, pembangunan agama juga mencakup dimensi
peningkatan kerukunan hidup umat beragama, yang mendukung peningkatan saling
percaya dan harmonisasi antarkelompok masyarakat. Dimensi kerukunan ini sangat
penting dalam rangka membangun masyarakat yang memiliki kesadaran mengenai
realitas multikulturalisme dan memahami makna kemajemukan sosial, sehingga tercipta
suasana kehidupan masyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa, dan harmonis.
Melalui pembinaan kerukunan hidup umat beragama, agenda menciptakan Indonesia
yang aman dan damai dapat diwujudkan.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Indonesia merupakan bangsa majemuk, yang artinya Indonesia memiliki banyak


sekali keragaman, tidak hanya budaya, suku, bahasanya, dan lain lain. Namun, indonesia
juga terdiri dari agama yang beragam. Oleh karena itu, adanya kerukunan antarumat
beragama sangat penting untuk menciptakan hidup rukun dalam suasana toleransi dan
persaudaraan. Kerukunan antarumat beragama dapat berdampak positif dan konstruktif
terhadap perkembangan bangsa.

Dampak positif terwujudnya kerukunan umat beragama yaitu antara lain


meningkatkan keimanan dan ketakwaan masing-masing pemeluk agama, mewujudkan
stabilitas nasional yang baik, menjunjung dan menyukseskan pembangunan, dan
memelihara dan mempererat persaudaraan. Namun demikian, dalam mencapai dan
mewujudkan kerukunan umat beragama tentunya terdapat berbagai tantangan. Tantangan
tersebut yaitu sikap proselitisme, kepentingan pribadi atau kelompok/golongan, dan
pembangunan rumah ibadat.

Adapula upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan kerukunan antarumat


beragama. Upaya-upaya tersebut yaitu memperkuat dasar-dasar kerukunan internal dan
antar umat beragama, membangun harmoni sosial dan persatuan nasional, menciptakan
suasana kehidupan beragama yang kondusif, melakukan eksplorasi secara luas tentang
pentingnya nilai-nilai kemanusiaan, melakukan pendalaman nilai-nilai spiritual yang
implementatif bagi kemanusiaan yang mengarahkan kepada nilai-nilai Ketuhanan,
menempatkan cinta dan kasih dalam kehidupan umat beragama, dan menyadari bahwa
perbedaan adalah suatu realita dalam kehidupan bermasyarakat. Di samping itu,
pembangunan agama juga merupakan upaya meningkatkan kualitas pelayanan dan
pemahaman agama serta kehidupan beragama.

9
B. Saran

Pada pembuatan makalah ini, kami sebagai penulis menyadari masih banyak
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis menyarankan pembaca untuk
membaca referensi buku atau jurnal tentang kerukunan antar umat beragama dari sumber
yang lain supaya dapat menambah pengetahuan tentang kerukunan antar umat beragama
yang penulis belum cantumkan pada makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, H. A. (2013). Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia. . Jakarta:


Kementrian Agama Republik Indonesia.

Asry, M. Y. (2013). Masyarakat Membangun Harmoni: Resolusi Konflik dan Bina Damai
Etnorelijius di Indonesia. Jakarta: Kementrian Agama RI.

Hertina. (2009). Toleransi Upaya Untuk Mewujudkan Kerukunan Umat Beragama. 7.

Ismail, F. (2014). Dinamika Kerukunan Antarumat Beragama. Yogyakarta: PT Remaja


Rosdakarya.

Lestari, J. (2020). Pluralisme Agama di Indonesia. Journal of Religious Studies, 30.

Mayasaroh, K., & Bakhtiar, N. (2020). Strategi dalam Membangun Kerukunan Antarumat
Beragama di Indonesia. Journal For Islamic Studies.

Syarbini, A. (2011). Al Quran & Kerukunan Hidup Umat Beragama. Jakarta: Elex Media
Komputindo.

The Random House Dictionary of The English Language. (1967). New York: Random
House.

11
12

Anda mungkin juga menyukai