Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ILMU FIQIH TENTANG

PUASA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Ilmu Fiqh

Dosen Pengampu: Nurkholis, S.H.I,M.H

Kelas PAI 3 C

Disusun Oleh:

1. Ahmad Zidni Al Mubarok (20116903)

2. Fatimah (20116914)

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA (IAINU) KEBUMEN

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul PUASA ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Ilmu Fiqh. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang sejarah perkembangan ilmu fiqh dalam islam bagi para pembaca dan juga
penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Nurkholis, S.H.I,M.H selaku dosen


mata kuliah Ilmu Fiqh yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami ditekuni. Kami menyadari,
bahwa makalah yang kami tulis ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Kelompok 8

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puasa merupakan ibadah yang telah lama berkembangdan dilaksanakan oleh manusia
sebelum islam. Islam mengajarkan agar manusia beriman kepada Allah SWT, kepada
malaikat malaikat Nya, kepada kitab kitabNya,kepada Rosul RosulNya, kepada hari akhir dan
qodho dan qodharNya. Islam juga mengajarkan lima ajaran pokok yaitu mengucapkan dua
kalimat syahadat, mendirikan solat, membayar zakat , mengerjakan puasa, dan menunaikan
ibadah haji.

Ajaran puasa merupakan ajaran yang sudah sangat tua dan tidak hanya agama islam
yang mengerjakannya. Seperti halnya gama Budha melaksanakan puasa yang disebut
Uposatha, agama Khatolik melakukan puasa 40 hati menjelang paskah, agama Yahudi
melaksanakan puasa dalam rangka hati besar seperti puasa Yom Kipur. Sedangkan dalam
agama islam melaksanakan ibadah puasa merupakan salah satu rukun islam yang ke emapat.
Dimana setiap umat muslim wajib melaksanakan ibadah puasa wajib yaitu puasa dibulan
Ramadhan.

Dalam islam ibadah puasa telah diatur oleh ulama fiqih yaitu Imam Maliki, Imam
Syafi’I, Imam Hanafi dan Imam Hambali. Dalam melaksanakan ibadag puasa harus sesuai
dengan aturan yang telah ditentukan agar iabadah puasa yang kita laksanakan sah dan
mendapatkan hikmah puasa.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian puasa ?

2. Apa saja syarat wajib puasa ?

3. Apa saja syarat sahnya puasa ?

4. Apa saja rukun dan sunah puasa ?

5. Siapa saja orang yang di perbolehkan berbuka puasa ?

6. Apa saja hukum berpuasa ?

7. Apa saja hal hal yang dapat membatalkan puasa ?

C. Tujuan

1. Dapat mengetahui tentang pengertian puasa

2. Dapat mengetahui tantang syarat wajib puasa

2
3. Dapat mengetahui tantang syarat sahnya puasa

4. Dapat menegtahui rukun dan sunah puasa

5. Dapat mengetahui siapa saja orang yang di perbolehkan berbuka puasa

6. Dapat mengetahui Apa saja hukum berpuasa

7. Dapat mengetahui apa saja hal hal yang dapat membatalkan puasa

BAB II
3
PEMBAHASAN

A. Pengertian Puasa

Puasa secara bahasa artinya menahan, sedangkan menurut istilah yaitu menahan
segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa. Firman Allah yang memerintahkan untuk
berpuasa yaitu dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 183-184 yang artinya: “Hai orang-
orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu) pada hari-hari tertentu ”.

B. Syarat Wajib Puasa

1. Berakal sehat.

2. Baligh, tidak wajib bagi anak kecil. Sabda Nabi :” Di angkat pena pada tiga orang,
pertama orang yang tidur sampai ia bangun, kedua orang yang gila sampai ia sehat,
ketiga anak kecil sampai ia baligh (HR Abu Daud An Nasai).

3. Mampu, maka tidak wajib bagi orang tidak mampu, karena tidak mampu atau sakit.

C. Syarat Syahnya Puasa

1. Islam.

2. Tamyiz

3. Bersih dari Haid dan Nifas ( hadas besar )

4. Waktu yang ditentukan untuk puasa

D. Rukun dan Sunah Puasa

Rukun berpuasa ada 2 yaitu :

a) Niat Pada malam hari untuk puasa Ramadhan seperti Sabda Nabi Saw : “ Barang
siapa tidak berniat puasa sebelum Fajar maka tiada puasa baginya“. (HR. Komsah)

b) Menahan dari segala sesuatu yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar sampai
terbenamnya matahari.

Kesunahan dalam berpuasa

a. Menyegerakan berbuka ketika sudah jelas terbenamnya Matahari seperti Sabda Nabi
Saw “ Senantiasa manusia dalam kebaikan selagi mereka menyegerakan berpuasa “.

b. Berbuka dengan buah yang manis ,jika tidak ada kurma dan air, maka berbuka dengan
buah biji yang manis sebelum shalat, jika tidak ada buah biji yang manis maka Nabi
menyukupi dengan Air karena sesunguhnya air lebih menyegarkan.

c. Berdoa ketika berbuka. Sabda Nabi Saw : Dari Ibnu Umar, Rasulullah Saw apabila
berbuka puas, beliau berdoa :
4
”Ya Allah , karena Engkau saya berpuasa, dan dengan rezeki pemberian Enkau saya
berbuka, dahaga telah lenyap dan urat-urat telah minum , serta pahala telah tetap bila
Allah Swt, menghendaki (HR Bukhari da Muslim ).

d. Mengakhirkan sahur seperti Sabda Nabi : Dari Abu Zar ”Rasululaah telah berkata
’Senantiasa umatku dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan sahur dan
menyegerakam berbuka (HR Ahmad )

E. Orang orang yang boleh berbuka puasa

 Orang yang sakit apabila tidak mampu berpuasa, atau apabila berpuasa sakitnya akan
bertambah parah atau akan menghambat kesembuhanya , Maka boleh berbuka , dan ia
wajib untuk menggantinya.

 Orang yang berperjalan jauh, boleh berbuka , akan tetapi wajib mengganti. Firman
Allah : Barang siapa sakit atua dalam perjalan lalu ia berbuka, maka wajiblah baginya
berpusa, sebanyak hari yang ditingalkan itu,pada hari-hari yng lain. Allah
menghendaki kemudahan bagimu, dam tidakmenghendaki kesukaran bagimu (Al-
Baqorah 185 )

 Orang tua yang sudah lemah, tidak kuat berpuasa karena tuanya , atau karena lemah
fisiknya, mereka boleh berbuka dan ia wajib menbayar fidyah. Firman Allah : ” Dan
wajib bagi orang-orang yang berat menjalankanya jika mereka tidak berpuasa
menbayar fidyah, (yaitu) memberikan makanan seorang miskin (Al Baqarah 184 )

F. Hukum Melaksanakan Puasa

Dasar hukum ibadah puasa yaitu perintah puasa sebagimana disebutkan dalam surat al
Baqarah ayat 183 yang artinya :

“ Hai orang orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa “

Puasa wajib ini sebagaimana dijelaskan dengan beberapa referensi fiqih madzhab al imam
syafi’i ada enam.

1. Puasa Ramadhan sebagaimana dijelaskan dalam HR Ahmad yang artinya :

Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah diwajibkan kepada kalian
ibadah puasa dibukakan pintu pintu surga dan ditutuplah pintu pintu neraka serta
syetan syetan dibelenggu. Di dalamnya terdapayt malam yang lebih baik dari seribu
bulan. Barangsiapa yang tidak mendapatkan kebaikannya berarti ia benar benra
terhalang atau terjauhkan dari kebikan

2. Puasa Qadha

3. Puasa Kafarat seperti kafarat dzihar kafarat pembunuhan atau kafarat jimak
(persetubuan )disiang hari pada bulan Ramadahan.

5
4. Puasa pada haji dan umrah sebagai ganti dari penyembelihan dalam fidyah.

5. Puasa dalam kaitannya dengan solat seperti minta hujan (istisqa) apabila ada perintah
dari pemerintah (al hakim).

6. Puasa nadzhar

Puasa yang hukumnya sunah

1. Puasa Hari Arafah ( tanggal 9 Dzulhijah), kecuali bagi orang yang sedang melaksakan
ibadah haji , Sebagaimana sabda Nabi : Dari Abu Qutadah Nabi telah bersabda, “
Puasa hari Arafah itu menghapuskan dosa dua tahun, satu tahun yang lalu dan satu
tahun yang akan datang ( HR Musalim ).

2. Puasa hari tasu’a (tanggal 9 Muharam)dan puasa ’Asyura ( tanggal 10 Muharam )


dan puasa 11 dari bulan Muharam. Yaitu puasa sunah untuk mengingat peristiwa
bersejarah saat Allah menyelamatkan nabi-Nya Musa AS dari kejaran Fir’aun dan
bala tentaranya.

3. Puasa bulan Sya’ban. Kata Aisyah Ra. ”Saya tidak melihat Rasulullah ,
menyempurnakan satu bulan penuh selain dalam puasa Ramadhan, dan saya tidak
melihat beliau dalam bulan-bulan lain puasa lebih banyak dari pada puasa di bulan
Sya’ban ( HR Bukhori dan Muslim).

4. Puasa ayyamul bidl ( tanggal 13.14,15 dalam kalender Hijriyah). Dari Abu Zaar.
Rasulullah Saw telah berkata ” Abu Zarr apabila engkau hendak berpuasa dalam satu
bulan hendaklah engkau bepuasa tanggal tiga belas, empat belas, dan lima belas ”
( HR Ahmad dan Nasai ). Disebut ayyamul bidl karena malam hari yang terang
benerang pada beberapa tanggal tersebut yang disebabkan oleh adanya kesempurnaan
bukan purnama.

5. Puasa ayyamul suud yaitu puasa pada tanggal 28,29,30 setiap bulan dalam kalender
hijriyah puasa ini dinamai dengan ayyamul suud karena kegelapan malam malam
pada tanggal tanggal tersebut.

6. Puasa senin kamis. Puasa yang paling utama adalah puasa sehari dan tidak puasa
sehari. Inilah puasa yang biasanya dilakkan oelh nabi Daud AS.

7. Puasa enam hari dalam bulan Syawal, sebagaimana Sabda Nabi: Dari Abu Ayyub
Rasulullah telah berkata :”Barang siapa puasa pada bulan Ramadhan, kemudian ia
berpuasa enam hari pada bulan syawal, maka dia diibaratkan berpuasa sepanjang masa
(HR Muslam).

Puasa yang hukumnya makruh

6
Dalil hukum makruhnya menjalankan puasa sunah khusus pada hari jumat tersebut
adalah hadis yang diriwayatkan istri Rasukkukkah SAW, Juwairiyah RA. Dari Juwairiyah
RA Nabi Muhammad SAW mendatanginya pada hari jumat, sedangkan ia (Juwairiyah)
dalam keadaan berpuasa. Nabi SAW apakah engkau berpuasa di hari kemarin? Juwairiyah
menjawab Tidak. Nabi saw bertanya lagi apakah engkau kan berpuasa esok hari ? Juwairiyah
menjawab tidak. Lalu nabi saw berkata maka berbukalah. (H.R. Bukhari)

Puasa yang hukumnya Haram

1. Puasa pada hari raya Idul fitri yaitu berpuasa pada tanggal 1 Syawal.

2. Puasa pada hari raya Idul Adha yaitu puasa pad tanggal 10 Dzulhijah

3. Puasa pada hari Tasryik . Sesunguhnya Rasulullah mengutus orang memberi berita
gembira agar tidak puasa pada hari-hari ini, sesunguhnya itu hari-hari makan, minum
dan silahturahmi ( HR Tabrani ).

4. Puasa pada hari yang meragukan yaitu berpuasa pad tanggal 30 Sya’ban bilamana
orang orang telah berbicara tentang ru’yatul hilal (meliht bulan sabit di ufuk )atau
Ketika ada orang yang kesaksiannya melihat hilal tidak bisa diterima, sepertia anak
kecil.

5. Puasanya wanita yang haid dan nifas.

G. Hal hal yang membatalkan puasa

Ada 10 hal yang membatalkan puasa berdasarkan kitab fathul qarib diantaranya yaitu :

1. Masuknya benda kedalam tubuh dengan sengaja melalui lubang yang terbuka
(mulut, hidung dan lain lain) atau

2. Melalui jalan yang tertutup, seperti benda yang masuk keotak melalui kepala.
Yang dikehendaki dalam hal ini adalah bahwa orang yang berpuasa menceah
sesuatu yang bisa masuk kedalam anggota tubuh.

3. Mengobati orang yang sakit melalui dua jalan (qubul dan dubur)

4. Muntah dengan sengaja, namun apabila tidak sengaja puasanya tidak batal

5. Bersetubuh dengan sengaja namun tidak batal apabila lupa kalau sedang puasa.

6. Keluar mani karena bertemunya dua kulit laki laki dan perempuan walaupun tnapa
berjimak. Diharamkan apabila mengelurakannya dengan tangan namun tidak
diharamkan seumpama dikeluarkan dengan tangan istrinya atau budaknya tapi
tetap batal.

7. Haid

8. Nifas

7
9. Majnun (gila) yaitu hilangnya akal kesadaran bisa juga seperti penyakit ayan

10. Murtad (keluar dari agama islam).

BAB III
8
KESIMPULAN

Puasa secara bahasa artinya menahan, sedangkan menurut istilah yaitu menahan segala
sesuatu yang dapat membatalkan puasa.

Syarat Wajib Puasa

1. Berakal sehat.

2. Baligh

3. Mampu

Syarat Syahnya Puasa

1. Islam.
2. Tamyiz
3. Bersih dari Haid dan Nifas ( hadas besar )
4. Waktu yang ditentukan untuk puasa

Rukun berpuasa ada 2 yaitu

1. Niat Pada malam hari untuk puasa Ramadhan


2. Menahan dari sesuatu yang membatalkan puasa.

Kesunahan berpuasa :

1. Menyegerakan berbuka Ketika sudah waktunya.


2. Memakan buah yang manis saat berbuka puasa.
3. Membaca doa Ketika berbuka
4. Mengakhirkan sahur.

Orang orang yang boleh berbuka puasa.

1. Orang yang sedang sakit.


2. Orang yang sedang berpergian jauh atau musafir
3. Orang tua yang sudah lemah fisiknya Hukum Melaksanakan Puasa.

Hukum Melaksanakan Puasa yaitu wajib seperti Puasa Ramadhan, Puasa Qadha, Puasa
Nadzhar, Puasa Kafarat, Puasa ada kaitannya dengan solat. Puasa yang hukumnya sunah
seperti puasa arafah, puasa bulan sya’ban, puasa tasyu’a, puasa ayamul bidh, puasa ayamul
suud, puasa senin kamis. Puasa yang hukumnya makruh yaitu seperti puasa hanya hari jumat
artinya, sebelum atau sesudah hari jumat tidak berpuasa. Puasa yang hukumnya Haram yaitu
Puasa pada dua hari raya (idul fitri dan idul adha ), puasa pada hari tasyrik, puasa pada hari
yang meragukan, puasa orang yang sedang haid dan nifas

Hal hal yang membatalkan puasa yaitu Masuknya benda kedalam tubuh dengan sengaja
melalui lubang yang terbuka (mulut, hidung dan lain lain) atau melalui jalan yang tertutup,
Bersetubuh dengan sengaja, muntah dengan sengaja, mengobati orang yang sakit melalui dua jalan(
9
Qubul dan Dzubur ) keluar mani karena bertemunya dua kulit laki laki dan perempuan
walaupun tanpa berjimak, haid, nifas, majnun (gila), murtad.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Syuja’.Fahtul Qorib Al Mujim.Surabaya: Darul Ilmi.

10
https://muslim.or.id/28133-ringkasan-fikih-puasa-ramadhan.html

http://yusuffram.blogspot.com/2017/05/makalah-ibadah-puasa.html

11

Anda mungkin juga menyukai