Anda di halaman 1dari 10

Nama: Sabrina safitri

Npm: 2341040028
Kelas: Bimbingan dan konseling islam (B)
Matkul: FIQIH

PUASA
a. DEFINISI PUASA,PERINTAH PUASA SERTA DIWAJIBKANNYA PUASA BAGI
ORANG BERIMAN
Puasa secara bahasa adalah menahan. Sedangkan secara istilah adalah menahan diri dari terbenamnya
matahari.
Perintah puasa dikeluarkan Nabi Muhammad SAW., ditahun kedua sejak islam muncul, yakni pada
tahun 624 Masehi atau pada hari senin bulan Sya’ban tahun kedua Hijriah. Pada saat itu puasa sudah
lazim dilakukan oleh masyarakat Arab pra-Islam. Setiap orang yang beriman diwajibkan puasa agar
mereka menjadi pribadi yang bertaqwa. Puasa wajib dilakukan bagi umat muslim yang sudah baligh
dan sehat akalnya. Seperti yang tercantum dalam surah Al-Baqarah ayat 183
‫َي ا َأ ُّي َه ا ا َّل ِذ يَن آ َم ُن وا ُك ِتَب َع َل ْي ُك ُم الِّص َي ا ُم َك َم ا ُك ِتَب َع َل ى ا َّل ِذ يَن ِم ْن َق ْب ِل ُك ْم َل َع َّل ُك ْم َت َّتُق وَن‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.”
Dalam agama islam, ibadah puasa dibagi menjadi dua hukum, yaitu jenis puasa dengan hukum
wajib dan yang kedua adalah jenis puasa dengan hukum Sunnah.
 Puasa dengan Hukum Wajib
Puasa wajib atau shaum wajib merupakan jenis puasa yang harus dilaksanakan oleh umat
muslim. Apabila seorang umat muslim berhasil melaksanakan puasa jenis ini maka ia akan
mendapatkan pahala. Sebaliknya apabila seorang umat muslim tidak melaksanakan puasa jenis
ini maka ia akan mendapatkan dosa atau ganjaran. Berikut ini daftar puasa yang termasuk
dalam puasa wajib.
a. Puasa wajib Ramadhan
b. Puasa yang disebabkan karena bernazar
c. Puasa denda atau kafarat
d. Puasa ganti atau qadha
 Puasa dengan hukum sunah
Puasa sunnah adalah puasa yang tidak wajib dilakukan umat muslim. Jika orang islam melakukannya,
maka ia akan mendapat pahala sedangkan jika dia tidak melakukannya maka dia tidak mendapat dosa.
A. SYARAT-SYARAT PUASA,KEUTAMAAN PUASA SERTA MANFAAT PUASA
 Syarat wajib puasa itu ada 3 perkara
1. Islam
2. Baligh
3. Mempunyai akal
4. Orang yang kuasa(mampu)untuk berpuasa
 Fardhu puasa itu ada 4 perkara
1. Niat
2. Menahan makan dan minum
3. Menahan jima’ disiang hari
4. Tidak muntah dengan sengaja
 Keutamaan puasa
1. Puasa adalah jalan meraih ketaqwaan
2. Puasa adalah sebab-sebab dosa diampuni, apabila dikerjakan berdasar iman, ikhlas
serta meneladani Rasulullah SAW,.
3. Pahala puasa berlimpah ruah,apabila dilakukan sesuai dengan adab-adabnya.
 Manfaat puasa
1. Menurunkan berat badan
2. Menjaga kesehatan jantung
3. Meningkatkan metabolisme tubuh
4. Mengendalikan nafsu makan
5. Meningkatkan fungsi otak
6. Mengaktifkan detoksifikasi
7. Menjaga kesehatan kulit dan mencegah jerawat
8. Mengurangi resiko diabetes
9. Membantu menjaga kesehatan mental

B. MACAM-MACAM PUASA SUNAH DAN WAKTU PELAKSANAANNYA


1. Puasa 6 hari di Bulan Syawal
Rasulullah SAW., menganjurkan berpuasa selama 6 hari dibulan Syawal. Berdasarkan
hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Nabi SAW bersabda, “Barang siapa berpuasa
dibulan Ramadhan dan meneruskan 6 hari bulan Syawal,maka seperti Ia berpuasa
disepanjang tahun.”
Puasa 6 hari dibulan Syawal ini dilaksanakan pada tanggal 2,3,4,5,6,7 bulan Syawal.
Karena pada tanggal 1 bulan Syawal diharamkan untuk berpuasa. Dalam hadits lain yang
diriwayatkan oleh Muslim disebutkan, “Rasulullah SAW melarang puasa pada 2 hari
yaitu Idhul fitri dan Idhul adha.”
2. Puasa Arafah
Orang yang tidak pergi menunaikan haji bisa melaksanakan puasa Arafah pada 9
Dzulhijjah. Keutamaan puasa Arafah adalah terhapusnya dosa 2 tahun yang lalu.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah pernah bersabda , “Puasa dihari
Arafah itu menghapus dosa 2 tahun, sehatun silam dan sehatun yang akan datang. Dan
puasa ‘Asyura itu menghapus dosa setahun sebelumnya.”
3. Puasa Tasu’a dan puasa ‘Asyura
Umat muslim dapat menunaikan puasa Tasu’a dan Asyura pada 9 dan 10 Muharram.
Ketentuan ini pun ada dalam Hadits yang diriwayatkan Muslim. Ibnu abbas bertutur,
“Ketika Rasulullah SAW berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintah para sahabat untuk
berpuasa pada hari itu, mereka berkata, “Wahai Rasulullah SAW, sesungguhnya hari
‘Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani.” Rasulullah SAW
bersabda, “Kalau begitu, tahun depan InsyaAllah kita berpuasa tanggal 9(muharram).”
4. Puasa Dzulhijjah
Nabi Muhammad SAW tidak pernah meninggalakan puasa Dzulhijjah dimasa hidupnya.
Puasa ini berlansung pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, yakni tanggal 1-7 bulan
Dzulhijjah. Tercatat dalam hadits riwayat Ahmad dan An Nasa’i, yang berasal dari
Hafshah RA, dia menuturkan, “Empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah
SAW, yaitu: puasa ‘Asyura(10 MUHARRAM), puasa 10 hari bulan Dzulhijjah, puasa 3
hari setiap bulan, dan sholat 2 rakaat sebelum sholat fajar(subuh).
5. Puasa Tarwiyah
Puasa Tarwiyah terletak pada hari ke delapan bulan Dzulhijjah. Pada sebuah riwayat
disebutkan, salah satu keutamaan puasa Tarwiyah adalah orang yang melakukannya
seperti berpuasa selama satu tahun penuh. Seperti hadits berikut, “Barang siapa berpuasa
10 hari, maka setiap harinya seperti sebulan. Dan untuk puasa pada hari Tarwiyah seperti
puasa setahun, sedangkan untuk puasa Arafah seperti puasa dua tahun.”
6. Puasa dibulan Muharram
Bulan Muharram adalah salah satu waktu istimewah dalam agama Islam. Terdapat dalam
hadits riwayat Muslim,Abu Daud, serta Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda, “Puasa yang
paling utama setelah bulan Ramadhan adalah bulan Muharram. Dan sholat yang paling
utama setelah sholat fardhu adalah sholat malam.”
7. Puasa dibulan Sya’ban
Pada sebuah hadits riwayat Muslim dan Bukhari, Aisyah RA berkata, “Aku tidak pernah
melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasa sebulan penuh, keculai pada bulan
Ramadhan. Dan aku tidak pernah melihat beliau SAW memperbanyak puasa dibulan-
bulan lain, kecuali bulan Sya’ban”.
8. Puasa hari senin kamis
Rasulullah SAW menunaikan puasa sunah pada hari Senin dan Kamis, sebab ada
keistimewaan di kedua hari ini. Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Daud,
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya segala awal seluruh hamba dipaparkan
pada hari senin dan kamis.”
9. Puasa nabi Daud
Puasa sunah seperti nabi Daud dilaksanakan dengan selang seling, satu hari berpuasa dan
satu hari berbuka. Puasa ini dicintai oleh Allah SWT. Sebuah riwayat Muslim, Nasa’i
serta Ibnu Majjah menyebutkan, “Puasa yang paling disukai disisi Allah SWT., adalah
puasa Daud, yaitu berpuasa seharu dan berbuka sehari.”
10. Puasa Ayyamul Bidh
Pelaksaan puasa Ayyamul Bidh adalah tiga hari berturut-turut dalam satu bulan, setiap
tanggal 13,14, dan 15 penanggalan Hijriyah. Terdapat dalam hadits riwayat Bukhari dan
Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Berpuasalah selama 3 hari pada setiap bulan,
karena sesungguhnya kebaikan dikalikan sepuluh, sehingga puasa itu (3kali) sama dengan
puasa satu tahun penuh.”

Niat puasa Sunnah ini juga boleh dilakukan selepas Subuh hingga menjalang Dzuhur jika
memang malamnya belum membaca niat tersebut. Hal ini dengan syarat tidak atau belum
melakukan sesuatu yang membatalkan puasa sejak fajar hingga niat tersebut.

C. PUASA MAKRUH, PUASA MAKRUH MENDEKATI KEHARAMAN DAN PUASA


YANG DIHARAMKAN
 Puasa yang di makruhkan
Kaitan dengan ini, dilansir NU Online, syekh Abu Al-Hasan bin Al-Muhamili dalam kitab
Al-Lubab menjelaskan ada 10 puasa yang dimakruhkan: “adapun puasa yang
dimakruhkan ada sepuluh, yaitu (1) puasa orang sakit, (2) puasa orang yang sedang
bepergian jauh, (3) puasa perempuan hamil, (4) puasa perempuan yang lagi menyusui, (5)
puasa orang yang sudah sangat renta dan khawatir ada bahaya yang cukup berat, (6)
puasa pada hari syakk atau diragukan dan puasa pada separuh terakhir bulan Sya’ban
kecuali bagi orang yang berpuasa dalam semua bulan tersebut atau sudah terbiasa puasa
sebelumnya, (7) puasa pada hari Arafah bagi orang yang menunaikan ibada haji, (9) puasa
sunah bagi orang yang memiliki kewajiban qadha puasa Ramadhan, (10) puasa hari Jumat
secara terpisah.” (Abu Al-Hasan bin Al-Muhamili, Al-Lubab fil fiqhi Asy-syafi’i,
[Madinah: Darul Bukhari], 1416 H, jilid 1, halaman 190).
Seperti yang disinggung diatas, penyebab makruh bisa karena orang yang melakukannya,
bisa juga waktu pelaksanaannya.
 Puasa Makruh mendekati keharaman
Puasa Dhar(puasa yang dilakukan selamanya), puasa yang hanya dihari sabtu dan
minggu,serta puasa yang dilakukan dihari tasyrik. Puasa khusus dihari Jumat
dimakruhkan disebagian ulama. Hal ini disebabkan karena hari jumat merupakan salah
satu hari spesial bagi umat islam. Ini dijelaskan dalam hadits Ibnu Abbas, Rasulullah
SAW, bersabda: “Ini(Jumat) adalah hari yang dimana dijadikan Allah SWT untuk kaum
muslimin,”(HR Al-Thabrani). Kemakruhan dihari puasa hanya berlaku jika sebelum dan
sesudahnya tidak berpuasa. Sebaliknya, hukum kemakruhan akan hilang jika didahului
puasa pada hari sebelum dan sesudahnya.
 Puasa yang diharamkan
Puasa yang diharamkan dalam Islam:
1. Puasa 2 hari raya ( Idhul fitri dan Idhul adha)
2. Beberapa hari Tasyrik yang 3 ( 11,12,13 Dzulhijjah)
3. Puasa sunah bagi seorang istri yang tanpa izin suaminya, atau si istri tidak yakin
bahwa suaminya rela jika dia berpuasa. Diperbolehkan puasa sunah apabila suami
mengizinkan, dan atau suami sedang bepergian.

D. KEUTAMAAN PUASA RAMADHAN DAN HADITS YANG MENJELASKANNYA


1. Diampuni dosa-dosanya yang lalu
Dari Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa berpuasa dibulan
Ramadhan dengan dilandasi iman dan ikhlas mengharapkan Ridha Allah, maka
diampuni dosanya yang lalu,”(HR Al- Bukhari).
2. Dibalas langsung oleh Allah SWT
Dari Abu Hurairah RA berkata, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Setiap amal Ibnu
Adam (manusia) dilipatgandakan, kebaikan sepuluh kali lipat sampai tujuhratus kali
lipat; Allah SWT berfirman: kecuali puasa, sesungguhnya puasa milikku, dan saya
akan membalasnya. Ia (orang berpuasa)meninggalkan syahwat dan makan karena-
Ku.”(HR Muslim).
3. Doa orang yang berpuasa mustajab
Ini sesuai dengan sebuah hadits, Rasulullah bersabda: “Ada 3 macam doa yang
mustajab, yaitu doa orang yang sedang puasa, doa musafir, dan doa orang yang
teraniaya.”(HR Baihaqi).
4. Sebagai penebus dosa hingga datangnya Ramadhan berikutnya
Seperti diriwayatkan HR.Muslim “Jarak antara sholat 5 waktu, sholat Jum’at dengan
jum’at berikutnya dan puasa Ramadhan dengan Ramadhan berikutnya merupakan
penebus dosa-dosa diantaranya, apabila tidak melakukan dosa besar.”
5. Masuk surga melalui pintu Rayyan
Dari Sahl bin Sa’ad RA, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya di dalam surga
itu ada sebuah pintu yang disebut pintu Rayyan. Artinya puas dan kenyang minum.
Dari pintu ini masuklah semua orang yang berpuasa besok pada hari kiamat. Tidak
ada seorang yang selain orang-orang yang berpuasa itu yang dapat masuk dari pintu
itu. Dikatakanlah: “Manakah orang-orang yang berpuasa,” mereka itu lalu berdiri,
lalu tidak seorang pun yang dapat masuk dari pintu Rayyan tadi selain orang-orang
yang berpuasa. Jikalau mereka telah masuk seluruhnya, lalu pintu itupun ditutup,
sehingga tidak seorang pun lagi yang dapat memasukinya,(Muttafaq ‘alaih).

E. KEUTAMAAN BERBUAT BAIK PADA BULAN RAMADHAN


Sebagai umat muslim, kedatangan bulan suci Ramadhan merupakan suatu yang amat
membahagiakan. Pada bulan suci ini, banyak keberkahan yang Allah SWT berikan kepada
kaum muslim. Diantarannya pada bulan Ramadhan , pintu-pintu surga dibuka,pintu-pintu
neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. Berikut adalah beberapa perbuatan baik yang
dilakukan dibulan Ramadhan.

1. Membaca dan belajar Al-qur’an


Imam Nawawi pada Syarh Shahih Muslim 15:62 pernah mengatakan disunahkan bagi
kaum muslimin untuk membaca dan mempelajari kitab suci Al-qur’an dibulan Ramadhan.
Tidak hanya itu, menurut HR At-Tirmidzi, Rasulullah SAW pernah bersabda, “ Barang
siapa membaca satu huruf dari kitab Allah maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan
itu dibalas sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan Alif lam mim itu satu huruf, akan
tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.”
2. Melaksanakan puasa
Puasa merupakan ibadah wajib yang harus dilakukan ketika bulan Ramadhan. Puasa tidak
hanya menahan diri dari lapar dan haus, namun menahan diri dari hawa nafsu dan emosi.
Tidak hnaya itu, pahala puasa dibulan Ramadhan juga berlipat-lipat. Ibnu Rajab Al
Hambali berkata “Sebagaimana pahala amalaln puas akan berlipat-lipat dibanding amalan
lainyya, maka puasa dibulan Ramadhan lebih berlipat pahalanya dibanding puasa dibulan
lainnya. Ini semua bisa terjadi karena mulianya bulan Ramadhan dan puasa yang
dilakukan adalah puasa yang diwajibkan oleh Allah pada hamba-Nya. Allah pun
menjadikan puasa dibulan Ramadhan sebagai bagian dari rukun islam, tiang penegak
islam.”
3. Sholat sunah dan sholat malam
Rasulullah SAW menganjurkan kepada seluruh umat islam untuk melaksankan sholat
sunah dan sholat malam dibulan Ramadhan. Seperti sholat tarawih, sholat witir, dan
sholat tahajud dimalam hari.
4. Bersedekah
Bersedekah menjadi salah satu kebaikan yang dapat anda lakukan dibulan Ramadhan.
Allah SWT telah menjanjikan kepada umat islm bahwa bersedekah tidak akan membuat
miskin, justru Allah ta’ala akan memberikan pahala dan balasan yang berlipat ganda.

F. GOLONGAN ORANG YANG BOLEH MENINGGALKAN PUASA BESERTA


KONSEKUENSINYA
Ada 9 golongan yang tidak boleh berpuasa/boleh meninggalkan puasa Ramadhan
1. Anak-anak yang belum baligh
Anak-anak dalam kategori ini merupakan anak-anak yang belum baligh dengan tanda
keluar mani bagi laki-laki, dan keluar darah haid bagi perempuan, dan anak-anak usia
dibawah 16 tahun apabila belum muncul tanda baligh.
2. Hilang akal sehat
Orang yang hilang akla sehat(gila) tidak wajib berpuasa, apabila berpuasa maka
ibadahnya tidakn sah. Hal ini menjadi ketentuan karena syarat berpuasa salah satunya
adalah berkal sehat.
3. Orang sakit
Orang-orang yang memiliki sakit berat, umumnya diberikan rekomendasi dokter
untuk meninggalkan puasa dan menggantinya dengan fidyah(1 hari 1 mud).
Pertimbangan ini biasanya karena asupan yang dibutuhkan tidak boleh berkurang atau
bahkan berpuasa dapat menambah parah penyakitnya. Lain lagi denhgan orang yang
terserang bukan penyakit berat, dan tidak mampu melnajutkan ibadah puasa hingga
waktu berbuka, maka kondisi ini bisa menjadi sebab ia boleh membatalkan puasa dan
menggantinya dengan qadha setelah Ramadhan.
4. Orang tua lanjut usia yang lemah
Kondisi lemah para lansia terjadi pada usia yang berbeda-beda. Ada lansia yang tetap
sehat walau usianya sudah hampir 60 tahun, ada pula lansia yang sudah lemah meski
usia baru menginjak 50 tahun. Islam memperkenankan lansia untuk tidak berpuasa
apabila kondisi yang lemah yang berpotensi membahayakan diri. Lansia dapat
menggantinya dengan fidyah(1 hari 1 mud).
5. Orang yang bepergian
Orang yang sedang bepergian atau disebut musafir inni masuk dalam golongan yang
diperbolehkan meninggalkan puasa Ramadhan. Meski begitu ada 2 ketentuan yaitu
tempat tujuan lebih dari 84km dan keluar wilayah tempat tinggal saat waktu subuh.
Dan wajib membayar qadha.
6. Perempuan hamil
Ketentuan tidak berpuasa bagi perempuan hamil adalah kemampuan dirinya. Apabila
dia mengkhawatikan kondisi janin atau bayinya dan resiko kesehatan dirinya, maka
islam mengizinkan untuk tidak berpuasa dan menggantinya dengan fidyah (1hari 1
mud) atau mengqadha dilain waktu.
7. Ibu menyusui
Sama seperti perempuam hamil, ketentuan ini dikembalikan kepada kemampuan ibu
menyusui. Apabila ibu menyusui mengkhawatirkan kondisi fisiknya dan
berkurangnya produk ASI saat berpuasa, sedangkan bayi sedang membutuhkan ASI
eksklusif, maka ibu menyusui dapat menggantinya dengan fidyah atau mengqadhanya
dilain waktu.
8. Perempuan haid
Perempuan dalam kondisi haid meninggalkan kewajiban puasa dan menggantinya
dengan qadha dihari lain waktu. Perempuan haid bisa melakukan amalan lainnya
seperti zikir,doa,dan kebaikan-kebaikan lainnya.
9. Ibu nifas
Kondisi nifas didapatkan seseorang perempuan setelah melahirkan bayi atau setelah
proses kuretase apabila mengalami keguguran. Umumnya, nifas berdurasi sampai 3
pekan. Perempuan dalam fase nifas meninggalkan puasa Ramadhan dan
menggantinya dengan qadha maupun fidyah.

G. AMALAN-AMALAN SUNAH YANG DAPAT DIAMALKAN KETIKA BERPUASA

1. Makan sahur
Melakaukan sahur merupakan amalan berpahala di bulan Ramadhan,meskipun hanya
seteguk air. Hal ini sebagaimana disabdakan Raasulullah SAW dalam hadits riwayat
Bukhari, “Bersantaplah sahur kalian, karena sdala sahur itu ada keberkahan.”
Adapun sahur yang dianjurkan adalah waktu akhir, selama tidak sampai masuk waktu
yang diraggukan, apakah masih malam atau sudah terbit fajar. Rasulullah SAW bersabda:
“Umatku senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan sahur dan
menyegerakan berbuka.”
2. Menyegerakan berbuka
amalan selanjutnya adalah menyegerakan buka sebelum sholat maghrib. Saat pertama
berbuka, sunnahnya dilakukan dengan kurma. Jika tidak ada hendaknya dengan air,
berdasarkan sabda Rasulullah SAW: “Jika salah seorang berpuasa, hendaknya ia berbuka
dengan kurma. Jika tidak ada kurma, maka dengan air. Sebab air itu menyucikan.”(HR
Abu Dawud).
3. Membaca doa berbuka puasa
Berikut bacaan berbuka puasa:
‫ا َاْر َح َم الَّر ِحِم ْيَن‬ ‫َك َي‬ ‫ْر ُت ِبَر ْح َم ِت‬ ‫َك َأْف َط‬ ‫َك آَم ْنُت َو َع َلى ِر ْز ِق‬ ‫ْم ُت َو ِب‬ ‫َك ُص‬ ‫َالّلُهَّم َل‬
Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa'ala rizqika afthartu. Birrahmatika yaa
arhamar roohimin.”
Artinya: "Ya Allah, untukMu aku berpuasa, dan kepadaMu aku beriman, dan dengan
rezekiMu aku berbuka. Dengan rahmatMu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang."
(HR Bukhari dan Muslim).
4. Mandi besar
Mandi besar dari junub, haid, atau nifas dilakukan sebelum terbit fajar agar bisa
menunaikan ibada dalam keadaan suci, disamping khawatir masuk mulut, telinga, anus,
dan sebagainya jika mandi setelah fajar.
5. Menjaga lisan
Menjaga lisan dari perkataan-perkataan tidak berguna, apalagi perkara haram, seperti
bohong dan mengumpat. Sebaba, semuanya akan menggugurkan pahala puasa.
6. Menghindari hal-hal yang tidak sejalan dengan hikmah puasa
Umat islam dianjurkan untuk menghindari hal-hal yang tidak sejalan dengan hikmah
puasa, seperti berbuka puasa sampai perut menjadi kekenyangan atau melakukan sesuatu
yang bertujuan untuk memuaskan nafsu.
7. Memperbanyak sedekah
Orang yang berpuasa hendaknya memperbanyak sedekah kepada sesama, terutama
sedekah makanan atau minuman untuk berbuka puasa. Sebab, orang yang memberi
makanan atau minuman untuk orang berpuasa mendapat pahala yang setimpal dengan
pahala puasa orang yang disedekahi.
8. Memperbanyak i’tikaf dimasjid
Sebaiknya i’tikaf dilakukan selama saatu bulan penuh, tapi jika tidak bisa maka
diutamakan sepulu hari dibulan Ramadhan.
9. Memperbanyak membaca al-qur’an
Paling tidak bisa mengkhatamkan satu kali dalam satu bulan Ramadhan. Semakin banyak
khatam semakin baik sebagaimana dianjurkan oleh banyak ulama.
10. Istiqomah dalam beribada
Konsisten dalam menjalankan ibadah yang dilakukan selama bulan Ramadhan. Semua
amalan sunah yang dilakukan di bulan ini tidak putus setelah Ramadhan selesai.

H. HAL-HAL YANG DIMAKRUHKAN KETIKA BERPUASA


1. Bergunjing atau ghibah
Kegiatan ini tidak membatalkan puasa tetapi mengurangi pahala puasa.
2. Melakukan bekam
Jika bekam mengakibatkan tubuh menjadi lemas maka bekam dimakruhkan ketika
berpuasa, jika tidak maka bekam diperbolehkan ketika sedang berpuasa.
3. Menyikat gigi
Ditakutkan ada sesuatu yang masuk kedalam mulut. Maka dianjurkan menggosok gigi
sebelum masuk waktu imsyak.

4. Tidur terlalu lama


Walaupun tidur dapat menjadi ibadah dalam berpuasa, namun apabila tidur terlalu lama
akan menjadi makruh. Seperti misalnya tdur dari pagi sampi sore hari menjelang maghrib,
puasanya tetap sah akan tetapi, akan lebih baik jika kita memanfaatkan waktu untuk
mencari pahala seperti membaca al-qur’an dan mencari ilmu dibandingkan tidur.
5. Berciuman
Berciuman dengan pasangan sha menjadi makruh karena dapat menyebabkan nafsu
syahwat dan keluarnya air mani. Hal inilah yang dapat menyebabkan rusaknya puasa
seseorang. Walaupun berciuman tidak langsung menyebabkan keluarnya air mani. Namun
ciuman adalah faktor atau langkah awal terpancingnya syahwat.
6. Mencicipi makanan
Mencicipi makanana adalah hal yang makruh bagi orang yang berpuasa, karena khawatir
akan mengantarkannya sampai ke ternggorokan. Ada baiknya jika mencicipi kamu wajib
meludahnya lagi. Hal ini dilakukan supaya tidak ada sisa yang memungkinkan akan
tertelan, sehingga dapat membuat puasanya menjadi batal.
7. Membayangkan bersetubuh
Membayangkan bersetubuh atau berjimak merupakan hal yang makruh saat berpuasa.
Karena hal itu dapat mendorong dirinya mengeluarkan sperma, sehingga puasanya bisa
rusak dan menjadi berdosa.
8. Berlebihan saat berkumur
Hal ini dikhawatirkan ada air yang tertelan ketika sednag berkumur. Jika tertelannya air
tersebut tidak disengaja maka dima’fu dan puasanya tidak batal.
9. Berenang
Ditakutkan ada kemungkinan air masuk dari salah satu lubang tubuh dan menjadikan
puasa tersebut batal, maka dimakruhkan berenang atau berendam ketika sedang berpuasa.
10. Mengeluh lapar atau haus
Hal ini dimakruhkan karena kita harus menahan hawa nafsu kita ketika sedang berpuasa.

I. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA SERTA KIFARAT YANG HARUS


DIBAYAR
1. Makan dan minum
Memasukkan sesuatu berupa makanan,minuman,maupun bendalainnya kedalam tubuh
melalui salah satu lubang pada organ bagian dalam(jauf) seperti mulu, hidung dan telinga
dalam keadaan sengaja maka dapat membatalkan puasa. Akan tetapi, jika perbuatan
tersebut dilakukan tanpa sengaja atau lupa, maka tidak membatalkan puasa. Hal ini
sebagimana diterangkan dalam hadits Shahih, Riwayat Bukhari: 1797 dan Muslim:2952,:
“Siapa yang lupa keadaannya sedang berpuasa, kemuadian ia makan dan minum, maka
hendaklah ia menyempurnakan puasanya, karena sesungguhnya Allah-lah yang
memebrikan makanan dan minuman itu.”
2. Memasukkan benda atau obat melalui salah satu dua jalan
Ketika seseorang melakukan pengobatan dengan cara memasukkan benda(obat atau
benda lain) pada salah satu dari dua jalan(qubul dan dubur). Misalnya pengobatan bagi
orang yang sedang megalami ambeien dan juga orang yang sedang sakit dengan
memasang kateter urin, maka dua hal tersebut dapat membatalkan puasa.
3. Muntah dengan sengaja
Muntah secara sengaja dapat membatalkan puasa. Akan tetapi, jika seseorang muntah
tanpa disengaja atau muntah tiba-tiba dan tidak sedikitpun dari muntahnya yang tertelan,
maka puasa tetap sah.
4. Berjimak disiang hari
Berjimak disiang hari dengan sengaja maka dapat membatalkan puasa, selain itu orang
yang melakukannya dikenai denda/kifarat. Denda atau kifaratnya yaitu memerdekakan
budak yang merdeka, ketika tidak menemukannya makan puasa selama 2 bulan berturut-
turut, ketika tidak mampu untuk berpuasa selama 2 bulan berturut-turut, maka memberi
makan fakir miskin 60 orang, setiap 1 orang 1 mud atau setara dengan 0,6 kg beras atau ¾
liter veras kepada 60 fakir miskin.
5. Keluarnya mani
Jika keluar mani dengan disengaja maka dapat membatalkan puasa, akan tetapi apabila
keluar tidak sengaja dikarenakan mimpi basah maka tidak sampai membatalkan puasa.
6. Haid dan nifas
Perempuan yang sedang haid dan nifas ketika sudah selesai masa haid dan nifas maka
wajib mengqadha puasanya.
7. gila
ketika seseorang yang sedang berpuasa dan tiba-tiba mengalami gangguan jiwa atau gila,
maka puasanya batal.
8. Murtad
Murtad adalah seseorang yang keluar dari agama islam. Ketika seseorang tengah berpuasa
melakukan hal-hal yang sifatnya mengingkari keEsaan Allah SWT atau mengingkari
hukum syariat yang telah disepakati ulama, maka puasa orang tersebut langsung batal.

J. KIFARAT
a. Definisi kifarat
Secara bahasa, Kaffarah(Arab) sebagian kita mengenalnya dengan istilah
kifarah/kifarat/kafarat berasal dari bahasa kafran yang berarti “menutupi”. Secara
harfiah, menutupi dalam kafarat yakni menutupi dosa.
Kifarat adalah denda yang harus dibayar karena telah melakukan atau melanggar
suatu ketentuan syara’(yang mengakibatkan dosa), dengan tujuan untuk menghapus,
membersihkan atau menutupi dosa tersebut sehingga tidak ada lagi pengaruhnya, baik
didunia maupun diakhirat.
b. Jenis-jenis kifarat dan cara membayarnya
Berikut jenis-jenis kifarat menurut Al-lubab fil fiqhis Syafi’i yang ditulis oleh Syekh
Ahmad bin Al-Mahamili.
1. Kifarat Zhihar
Merupakan jenis kifarat untuk suami yang menyamakan istrinya dengan ibunya.
Seorang suami dilarang menyamakan istrinya sama dengan ibunya. Hal ini
dimaksud untuk lebih menghargai istri dan tidak mebanding-bandingkannya
dengan ibunya. Hal ini derdasarkan pada surah Al-mujadillah ayat:2

‫ا َّل ِذ يَن ُي َظ ا ِه ُر وَن ِم ْنُك ْم ِم ْن ِنَس ا ِئ ِه ْم َم ا ُهَّن ُأ َّم َه ا ِت ِه ْم ۖ ِإ ْن ُأ َّم َه ا ُت ُه ْم ِإ اَّل ال اَّل ِئ ي َو َل ْد َنُه ْم ۚ َو ِإ َّن ُه ْم‬
‫َل َي ُق و ُل وَن ُم ْن َك ًر ا ِم َن ا ْل َق ْو ِل َو ُز وًر اۚ َو ِإ َّن ال َّل َه َل َع ُف ٌّو َغ ُف وٌر‬

Artinya:”Orang-orang diantar kamu yang menzihar istrinya,


(menganggapnistrinya sebagai ibunya,padahal) istri mereka itu bukanlah
ibunya. Ibu-ibu merka hanyalah perempuan yang melahirkannya. Dan
sesungguhnya mereka telah mengucapkan suatu perkataan yang mungkar dan
dusta. Dan sesungguhnya Allah maha pemaaf, maha pegampun.”
Kifarat zhihar memiliki 2 cara mebayar, yakni memerdekakan budak perempuan
muslim. Jika tidak mampu maka harus berpuasa selama 2 bulan berturut-turut.
Jika tidak mampu juga maka harus memberikan makan ke-60 orang miskin
dengan 1 orang 1 mud.
2. Kafarat Pembunuhan
Pembunuhan disini adalah pembunuhan tidak sengaja. Adapun kafarat yang
diberikan kepada orang yang tidak sengaja membunuh adalah memerdekakan
seorang budak perempuan muslim. Jika tidak mampu maka berpuasa selama 2
bulan berturut-turut. Adapun dasar pelaksanaan pembunuhan berdasarkan al-
qur’an surah An-nisa ayat:92

‫ُر َر َق َب ٍة ُم ْؤ ِم َن ٍة َو ِد َي ٌة‬nn‫َو َم ا َك اَن ِلُم ْؤ ِم ٍن َأ ْن َي ْق ُت َل ُم ْؤ ِم ًن ا ِإ اَّل َخ َط ًأ ۚ َو َم ْن َقَت َل ُم ْؤ ِم ًن ا َخ َط ًأ َف َتْح ِر ي‬


ۖ ‫ُم َس َّل َم ٌة ِإ َل ٰى َأ ْه ِلِه ِإ اَّل َأ ْن َي َّص َّد ُق واۚ َف ِإ ْن َك اَن ِم ْن َق ْو ٍم َع ُد ٍّو َلُك ْم َو ُه َو ُم ْؤ ِم ٌن َف َتْح ِر يُر َر َق َبٍة ُم ْؤ ِم َن ٍة‬
‫ُر َر َق َب ٍة ُم ْؤ ِم َن ٍة ۖ َف َم ْن َل ْم‬nn‫َو ِإ ْن َك اَن ِم ْن َق ْو ٍم َب ْيَن ُك ْم َو َب ْيَنُه ْم ِم ي َث ا ٌق َف ِد َي ٌة ُم َس َّل َم ٌة ِإ َل ٰى َأ ْه ِل ِه َو َتْح ِر ي‬
‫َي ِج ْد َف ِص َي ا ُم َش ْه َر ْي ِن ُم َتَتا ِب َع ْي ِن َت ْو َب ًة ِم َن ال َّل ِه ۗ َو َك اَن ال َّل ُه َع ِل ي ًم ا َح ِك ي ًم ا‬

Artinya: “Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin
(yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh
seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba
sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya
(si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. Jika ia (si
terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan
kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada
keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman.
Barangsiapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh)
berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah.
Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
3. Kafarat Berjimak disiang hari dibulan Ramadhan
Apabila seorang muslim nekad melakukan senggama disiang hari pada bulan
ramadhan maka dikenakan denda atau kafarat berupa memerdekakan budak
perempuan muslim. Jika tidak mampu maka harus berpuasa selama 2 bulan
berturut-turut. Jika tidak mamou juga maka memberi makan ke-60 orang miskin
dengan 1 orang 1 mud.
Adapun dalam kitab Safinatun naja dijelaskan bahwa ketika seseorang
bersenggama dising hari maka telah menodai puasanya. Berikut arti dari
penggalan kitab Safinatun naja : “Selain qadha, juga wajib kifarah ‘uzhma
disertai ta’zir bagi orang yang merusak puasanya dibulan Ramadhan sehari
penuh dengan senggama yang sesungguhnya dan dengan senggama itu
pelakunya berdosa karena puasanya”.
4. Kafarat yamin
Kafarat Yamin atau kafarat sumpah dilakukan ketika seseorang melanggar
sumpah atau menyatakan sumpah palsu. Adapun cara membayar kafarat sumpah
dengan memberi makan sepuluh orang miskin dengan makanan yang sama
seperti yang dimakan keluarga atau memberi pakaian atau memerdekakan
seorang budak. Jika tidak mampu harus berpuasa tiga hari berturut-turut. Dasar
hukum kafarat yamin sesuai dengan surat Al-maidah ayat:89

‫ال َّل ُه ِب ال َّل ْغ ِو ِف ي َأ ْي َم ا ِن ُك ْم َو َٰل ِك ْن ُيَؤ ا ِخ ُذ ُك ْم ِبَم ا َع َّق ْد ُت ُم ا َأْل ْي َم اَن ۖ َفَك َّف ا َر ُت ُه ِإ ْط َع ا ُم َع َش َر ِة‬ ‫اَل ُيَؤ ا ِخ ُذ ُك ُم‬
‫َأ ْو َس ِط َم ا ُت ْط ِع ُم وَن َأ ْه ِل ي ُك ْم َأ ْو ِك ْس َو ُت ُه ْم َأ ْو َتْح ِر يُر َر َق َبٍة ۖ َف َم ْن َل ْم َي ِج ْد َف ِص َي ا ُم َثاَل َث ِة‬ ‫َم َس ا ِك يَن ِم ْن‬
‫َك َّف ا َر ُة َأ ْي َم ا ِن ُك ْم ِإ َذ ا َح َل ْف ُت ْم ۚ َو اْح َف ُظ وا َأ ْي َم اَن ُك ْم ۚ َك َٰذ ِل َك ُي َب ِّي ُن ال َّل ُه َلُك ْم آ َي ا ِت ِه َل َع َّل ُك ْم‬ ‫َأ َّي ا ٍم ۚ َٰذ ِل َك‬
‫َت ْش ُك ُر وَن‬

Artinya: “Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang


tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan
sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kaffarat (melanggar) sumpah itu,
ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa
kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau
memerdekakan seorang budak. Barang siapa tidak sanggup melakukan yang
demikian, maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah
kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). Dan
jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-
Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya).”

Anda mungkin juga menyukai