Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dalam ajaran Islam, puasa mempunyai kedudukan yang tinggi, karena

disamping sebagai ibadah wajib yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT,

juga mengandung banyak hikmah yang berkaitan dengan rohani dan jasmani.

Hanyalah Allah yang mampu menghitung secara pasti berapa banyak fadlilah dan

pahala puasa sunnah; dari sini, Allah berkenan menyandarkan ibadah puasa untuk

diri-Nya sendiri, bukan yang lain; Allah berfirman (dalam hadits qudsi): Semua

perbuatan manusia itu untuknya sendiri, kecuali puasa, karena sesungguhnya puasa

itu untuk-Ku, dan Aku lah yang akan membalas cukup ibadah puasanya itu. Dalam

hadits shahih Bukhari dan Muslim: barangsiapa berpuasa satu hari di jalan Allah,

maka Allah akan memisahkan dirinya dari neraka sejauh 70 kharif (70 tahun jarak

perjalanan).1

Selain Ramadhan, bulan-bulan yang paling afdhal untuk melakukan puasa

adalah bulan Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharram, dan Rajab; dan yang paling

afdhal daripadanya adalah bulan Muharram, kemudian Rajab, kemudian Dzul Hijjah,

kemudian Dzul Qa’dah dan barulah Sya’ban.2

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Puasa Sunnah ?

2. Apasaja Macam-Macam Puasa Sunnah ?

3. Apa manfaat atau Faedah Puasa Sunnah ?

C. Tujuan

1. Agar dapat mengetahui Makna Puasa Sunnah.

2. Agar dapat mengetahui Macam-macam Puasa Sunnah.

3. Agar dapat mengetahui Manfaat dan faedah Puasa Sunnah.

1 H. Aliy, As’ad, Tarjamah Fathul Mu’in jilid 2, Yogyakarta: Menara Kudus,  1979, hal: 96.
2 Ibid., hal: 100
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PUASA SUNNAH

Puasa sunnah adalah amalan yang dapat melengkapi kekurangan amalan

wajib. Selain itu pula puasa sunnah dapat meningkatkan derajat seseorang menjadi

wali Allah yang terdepan (as saabiqun al muqorrobun). Lewat amalan sunnah inilah

seseorang akan mudah mendapatkan cinta Allah. Sebagaimana disebutkan dalam

hadits qudsi :

‫ َم ُع‬% ‫س‬ْ َ‫س ْم َعهُ الَّ ِذى ي‬َ ُ‫ فَِإ َذا َأ ْحبَ ْبتُهُ ُك ْنت‬، ُ‫ب ِإلَ َّى بِالنَّ َوافِ ِل َحتَّى ُأ ِحبَّه‬ُ ‫َو َما يَزَ ا ُل َع ْب ِدى يَتَقَ َّر‬
ْ‫ َوِإن‬، ‫ا‬%%‫بِ َه‬  ‫ى‬%‫ش‬ ِ ‫هُ الَّتِى يَ ْم‬%َ‫ا َو ِر ْجل‬%%‫ش بِ َه‬ُ ُ‫ َويَ َدهُ الَّتِى يَ ْبط‬، ‫ر بِ ِه‬%ُ ‫ص‬ ِ ‫ص َرهُ الَّ ِذى يُ ْب‬ َ َ‫ َوب‬، ‫بِ ِه‬
ُ‫ستَ َعا َذنِى ُأل ِعي َذنَّه‬
ْ ‫ َولَِئ ِن ا‬، ُ‫ْطيَنَّه‬ ِ ‫سَألَنِى ُألع‬ َ
: Artinya

“Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan-amalan sunnah

sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan memberi

petunjuk pada pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk

pada penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, memberi petunjuk pada

tangannya yang ia gunakan untuk memegang, memberi petunjuk pada kakinya yang

ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku

mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku akan melindunginya”

Puasa sunnah adalah jenis puasa yang jika dikerjakan akan mendapat pahala

dan jika tidak dikerjakan tidak akan mendapat dosa ataupun pahala. Allah SWT telah

menurunkan firman tentang perintah berpuasa yang terdapat pada Surat Al Baqarah

ayat 185 yang artinya:

“Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai

petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan

pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara

kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam

perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang
ditinggalkannya itu pada hari lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak

menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan

mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu

bersyukur.”3

B. Macam-macam Puasa Sunnah

Disamping puasa wajib di bulan Ramadhan, disyariatkan beberapa macam

puasa sunat diluar Ramadhan, yaitu:

a. Puasa enam hari bulan Syawal

Puasa ini disyariatkan berdasarkan hadits Nabi SAW berikut:

‫ه‬%%‫عن أبي أيوب قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم من صام رمضان ثم اتبع‬
)‫ستا من شوال كان كصيام الدهرز (رواه مسلم‬
Dari Abi Ayyub r.a., Rasulullah SAW bersabda:”bang siapa puasa pada

bulan Ramadhan kemudian ia puasa pula enam hari pada bulan Syawal

adalah seperti puasa sepanjang masa.” (HR. Muslim).

        Para ahli memahami hadits tersebut dengan mengaitkannya kepada

hadits yang menerangkan bahwa satu kebaikan dibalas dengan sepuluh

kebaikan. Jadi satu bulan (30 hari) berpuasa pada bulan Ramadhan sama

nilainya dengan sepuluh bulan (300 hari) berpuasa di luar Ramadhan, dan

enam hari berpuasa pada bulan Syawal sama nilainya dengan dua bulan (60

hari). Dengan demikian jadilah puasanya seperti 12 bulan (1 tahun)

b. Puasa hari senin dan hari kamis

Sebagaimana dianjurkan Nabi SAW melalui sabdanya:

‫نين والخمس (زواه‬%%‫عن عا ئشة رضي هللا عنها كان النبي صلى هللا عليه وسلم يتحر صيام اإلث‬

)‫ابو داود‬

Dari Aisyah r.a., bahwa Nabi SAW memilih waktu puasa pada hari

senin dan hari kamis. (HR. Abu Daud).

3 https://kumparan.com/berita-terkini/pengertian-puasa-sunnah-dan-jenis-jenisnya-
dalam- ajaran-islam
Pada hadits lain, hadits shahih yang menerangkan bahwa Nabi saw.

mementingkan untuk melakukannya, sabdanya: 

“Amal-amal perbuatan dilaporkan pada hari senin dan kamis, maka aku

senang bila amalku dilaporkan dalam keadaan aku sedang berpuasa;

maksudnya dilaporkan kepada Allah.”4

Adapun dibawanya amal-amal tersebut oleh Malaikat, adalah satu kali 

malam dan satu kali siang hari; dan tentang dibawanya pada bulan sya’ban

adalah dibelokkan pada pengertian, dibawanya amal satu tahun secara

keseluruhan. Puasa hari senin lebih Afdhal dari pada kamis, karena adanya

kekhususan-kekhususan yang banyak dikemukakan oleh para Ulama.5

c. Puasa pada hari ‘Arafah (9 Dzulhijjah)

Bagi yang tidak sedang haji, sedangkan bagi orang yang haji puasa itu

tidak disunatkan, sebagaimana diterangkan dalam hadits berikut:

‫ثر من أن‬%%‫وم أك‬%%‫ا من ي‬%%‫ال م‬%%‫لم ق‬%%‫ه وس‬%%‫لى هللا علي‬%%‫بي ص‬%%‫عن ابى قتادة أن الن‬
) ‫يعتق هللا فيه من النار من يوم غرفة ( زواه مسلم‬
Dari Abi Qatadah, Nabi SAW bersabda: tiadalah dari hari yang paling

banyak Allah membebaskan hamba-Nya dari api neraka selain hari

‘Arafah (HR. Muslim).

Hukum puasa ini sunnah muakad. Dosa yang dilebur adalah dosa-dosa

kecil yang tidak ada sangkut pautnya dengan hak-hak Adam, sebab dosa besar

bisa dilebur hanya dengan bertaubat yang sah, sedangkan hak Adam terserah

pada kerelaan yang bersangkutan sendiri. Jikalau tak punya dosa kecil maka

kebajikan-kebajikannya akan ditambah.6

4 H. Aliy, As’ad, Tarjamah Fathul Mu’in jilid 2, Yogyakarta: Menara Kudus,  1979, hal: 99


5 Ibid,100
6 Ibid,105
d. Puasa tiga hari setiap bulan (hari Bidl)

Puasa tiga hari setiap bulan (hari Bidl) yaitu pada hari 13, 14 dan 15.

Tapi bila dilaksanakan pada selain hari-hari tersebut dipandang sah. Nabi

SAW bersabda:

‫عن ابي ذر قال رسول هلل صلى هللا عليه وسلم يا أبا ذر إذا صمت من الشهر‬
)‫ثالثة فثم ثالثة عشرة وأربع عشرة وخمس عشرة (رواه أحمد والنسائى‬
Dari Abi Zarr, Nabi SAW. Bersabda: “Hai Abu Zarr, apabila engkau hendak

puasa tiga hari dalam sebulan, hendaklah engkau puasa pada hari ke 13, 14,

dan 15.” (HR. Ahmad dan Nasa’i)

Puasa hari ke-9 pada bulan Muharram (puasa Tasu’a), sebagaimana

dijelaskan pada hadits:

‫ر (زواه‬%%‫ع والعاش‬%%‫ومنّ التس‬%%‫ل ألص‬%%‫و بقيت على قاب‬%%‫عن ابن عباس رضي هللا عنه ل‬
)‫مسلم‬
Dari Ibn Abbas, berkata:

” Jika aku masih hidup sampai masa (bulan) depan, aku akan melaksanakan

puasa pada hari yang ke-9 dan 10 (Muharram).”(HR. Muslim).

Dari keterangan ini, bagi orang yang tidak bepuasa tasu’a disunnahkan

berpuasa pada tanggal 11-nya, bahkan telah berpuasa tanggal 9 sekalipun;

tersebut didalam Al-Umm : tidaklah mengapa, bila berpuasa pada tanggal 10

nya juga.7

e. Puasa pada hari ‘Asyura (10 Muharram)

Sesuai dengan hadits Nabi berikut:

‫ئة‬%%‫ر س‬%%‫عن قتادة قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم صوم يوم عشوراء يكف‬
)‫ماضية (رواه مسلم‬
Dari Abi Qatadah, Rasulullah bersabda:”Puasa hari ‘Asyura itu

menhapuskan dosa satu tahun yang telah lalu.” (HR. Muslim).

Hukum puasa ini sunnah muakad. Diterangkan dalam haadits Muslim

bisa melebur dosa selama 1 tahun yang telah lewat. Adapun hadits-hadits

7 H. Aliy, As’ad, Tarjamah Fathul Mu’in jilid 2, Yogyakarta: Menara Kudus,  1979, hal: 99


tentang bercelak mata, mandi, dan memakai harum-haruman di hari ‘Asyura

adalah palsuan para pemalsu hadits.

f. Puasa bulan Sya’ban

Dalam hal ini Nabi Bersabda:

‫ثر من‬%%‫وم أك‬%%‫عن عائشة رضي هللا عنها قالت لم يكن النبي صلى هللا عليه وسلم يص‬
‫الشعبان‬
%)‫(رواه الخمسة‬
Dari Aisyah berkata:”Nabi tidak berpuasa lebih banyak selain dari pada

bulan Sya’ban.” (HR. Al-Khamsah).

Terdapat suatu amalan yang dapat dilakukan di bulan ini yaitu amalan

puasa. Bahkan Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri banyak berpuasa

ketika bulan Sya’ban dibanding bulan-bulan lainnya selain puasa wajib di

bulan Ramadhan.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan :

‫ َويُ ْف ِط ُر َحتَّى نَقُو َل‬، ‫صو ُم َحتَّى نَقُو َل الَ يُ ْف ِط ُر‬ ُ َ‫سو ُل هَّللا ِ – صلى هللا عليه وسلم – ي‬ ُ ‫َكانَ َر‬
َّ‫ش ْه ٍر ِإال‬ ِ ‫ستَ ْك َم َل‬
َ ‫صيَا َم‬ ْ ‫سو َل ِ – صلى هللا عليه وسلم – ا‬ ‫هَّللا‬ ‫َأ‬ َ
ُ ‫ ف َما َر ْيتُ َر‬. ‫صو ُم‬ ُ َ‫الَ ي‬
َ ‫صيَا ًما ِم ْنهُ فِى‬
َ‫ش ْعبَان‬ َ ‫َأ‬ ‫َأ‬
ِ ‫ َو َما َر ْيتُهُ ْكث َر‬، َ‫ضان‬ َ ‫َر َم‬
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa, sampai kami

katakan bahwa beliau tidak berbuka. Beliau pun berbuka sampai kami

katakan bahwa beliau tidak berpuasa. Aku tidak pernah sama sekali melihat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara sempurna sebulan

penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau

berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban.” (HR.

Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)

C. Manfaat atau Faedah Puasa Sunnah

Hikmah Puasa Setiap ibadah yang di perintahkan Alloh SWT pasti

mempunyai hikmah di dalam pelaksanaanya puasa memiliki hikmah dan keutamaan

yang banyak. Hal ini diisyaratkan dalam nash-nash syara’ itu sendiri, antara lain:

1. Pembersih jiwa (tazkiyat al-nafs). Hal ini tercipta dengan menaati apa

yang di perintahkan Alloh SWT dan menjauhi laranganNya serta


berupaya menyempurnakan penghambaan kepada Alloh SWT

sekalipun harus menahan diri dari dorongan hawa nafsu dan dari hal-

hal yang menyenangkan.

2. Sesungguhnya puasa selain untuk menjaga kesehatan badan

sebagaimana dijelaskan para dokter spesialis, para ahli fiqih juga

menegaskan bahwa puasa mampu mengangkat dimensi kejiwaan

mengungguli dimensi materi dalam diri manusia.manusia

sebagaimana 40 Chairil Anwar, Islam dan Tantangan Kemanusiaan

XXI. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000) hal. 123 27 digambarkan

dengan penciptaan adam a.s. memiliki potensi diri yang ganda.dalam

diri manusia, ada unsure tanah dan unsure ruh ilahi yang Alloh SWT

tiupkan kepadanya. Satu unsure akan menjatuhkannya kedalam

kehinaan,dan unsure lainnya akan mengangkatnya kepada kemuliaan.

3. Puasa adalah proses mendidik kehendak diri dan jihad jiwa,

membiasakan sabar, dan revolusi atas kebiasaan diri.

4. Dorongan seksual merupakan senjata setan yang paling

berbahayadalam menjerumuskan manusia.sebagian psikolog

mengungkapkan bahwa dorongan seksual merupakan cirri umum bagi

setiap perilaku manusia terutama bila berkaca pada peradaban

masyarakat barat sekarang. Pengaruh puasa sangat besar dalam

menahan hawa nafsu dan meninggikan naluri manusia, khususnya jika

melaksanakan puasa semata mengharap ridha Alloh SWT.8

5. Hikmah puasa juga adalah mengajarkan orang yang berpuasa untuk

mensyukuri nikmat Alloh SWT.nikmat yang melimpah biasanya

menghilangkan kepekaan manusia akan arti nikmat tersebut dan tidak

menyadari besarnya nikmat itu, kecuali ketika nikmat itu hilang.

8 Chairil Anwar, Islam dan Tantangan Kemanusiaan XXI. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000) hal. 123
6. Selain itu, puasa juga memiliki hikmah social (hikamh ijtima’iyyah),

khususnya puasa ramadhan. Puasa dengan memaksamenahan lapar

kepada seluruh manusia, termasuk orang yang kaya sekalipunsebagai

bagian nilai kesetaraan dalam penderitaan, dan menumbuhkan dalam

jiwa-jiwa orang kaya rasa prihatin akan nasib kaum fakir dan miskin.

7. Hikmah keseluruhan dari berpuasa adalah agar manusia mencapai

derajat taqwa dan naik peringkat menjadi muttaqin (orang yang

bertakwa).9

Ada pun hikmah dan kebaikan yang akan kita dapatkan dari berpuasa antara

lain:

1. Melatih Diri Mengendalikan Hawa Nafsu

Puasa sunnah dilakukan dengan cara menahan diri dari segala hal yang

berhubungan dengan nafsu dunia mulai dari Subuh hingga azan Maghrib

berkumandang. Larangan untuk makan, minum dan berhubungan suami istri

adalah sebuah latihan untuk membuat kita mampu mengelola hawa nafsu dan

emosi. Puasa sunnah juga mengajarkan kita untuk sabar dan makan dengan

jumlah yang sewajarnya saat sahur dan berbuka.

2. Melatih Kesederhanaan Hidup

Normalnya ketika kita berpuasa, konsumsi makanan akan berkurang

dibanding hari-hari biasa. Ini bisa melatih kita untuk hidup sederhana dan

bercermin pada nasib orang lain yang tidak seberuntung kita. Dengan

melakukan puasa kita bisa lebih mudah berempati serta merasakan hal yang

sama dengan orang-orang yang kurang beruntung.

3. Menjaga Kesehatan Tubuh

Puasa sudah lama diketahui bisa membuat tubuh membuang racun-

racun di dalamnya. Dengan melakukan puasa, tubuh secara otomatis akan

9 Yusuf Qardhawi, Mukjizat Puasa Resep Ilahi Agar Sehat Ruhani-Jasmani… hal.21-26.
melakukan detoksifikasi sekaligus beristirahat dari segala macam makanan

dan minuman yang tidak menyehatkan.

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa puasa bisa membantu

menurunkan kadar gula dan kolesterol dalam darah. Penderita penyakit seperti

diabetes dan obesitas dianjurkan oleh ahli kesehatan untuk sesekali berpuasa.

Puasa sunnah bisa menjadi pilihan ibadah yang menyehatkan untuk kita.

4. Membiasakan Diri untuk Taat Beribadah

Puasa sunnah ada banyak jenisnya. Dan karena hukumnya tidak wajib,

banyak orang yang pasti merasa berat melakukannya. Memilih salah satu dari

jenis puasa sunnah dan melakukannya secara konsisten akan membuat kita

terbiasa dalam beribadah. Dengan melaksanakan ibadah sunnah, ibadah wajib

pun akan menjadi semakin mudah dilaksanakan.

5. Meniru Kebiasaan Mulia Rasulullah SAW

Seperti yang telah disebutkan dalam Al Quran, Rasulullah adalah

sebaik-baiknya suri tauladan. Segala kebaikan yang dilakukan oleh beliau

adalah contoh yang patut kita tiru, termasuk kebiasaannya melakukan puasa

sunnah. Saat ibadah sunnah dilakukan secara konsisten, ini akan menjadikan

kita pengikut Rasulullah yang beruntung.Perlu diingat bahwa Allah lebih

menyukai ibadah yang sedikit namun dilakukan terus-menerus daripada yang

banyak tapi hanya dilaksanakan sekali saja.


BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Puasa mempunyai kedudukan yang tinggi, karena disamping sebagai ibadah

wajib yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT, juga mengandung banyak

hikmah yang berkaitan dengan rohani dan jasmani. Hanyalah Allah yang mampu

menghitung secara pasti berapa banyak fadlilah dan pahala puasa sunnah; dari sini,

Allah berkenan menyandarkan ibadah puasa untuk diri-Nya sendiri, bukan yang lain.

Macam-macam puasa sunnah yaitu :

1. Puasa enam hari bulan Syawal

2. Puasa hari senin dan hari kamis

3. Puasa pada hari ‘Arafah (9 Dzulhijjah)

4. Puasa tiga hari setiap bulan (hari Bidl)

5.  Puasa hari ke-9 pada bulan Muharram

6. Puasa Tasu’a)

7. Puasa pada hari ‘Asyura (10 Muharram)

8. Puasa bulan Sya’ban

9. Puasa berselang hari, yaitu puasa satu hari berbuka satu hari (puasa Daud)

10. Puasa delapan hari bulan Dzulhijjah sebelum hari ‘Arafah (puasa

Tarwiyah)

11. Puasa pada bulan-bulan yang terhormat (al-asyhar al-hurum)

B.     Saran

Kita sebagai seorang mukmin selain menunaikan ibadah puasa wajib di bulan

Ramadhan, kita seharusnya melaksanakan puasa-puasa sunnah sama seperti yany

dikerjakan oleh Rosulullah, karena dalam puasa-puasa sunnah tersebut terdapat

banyak sekali faidah-faidah/keutamaan-keutamaan jika kita dapat melaksanakannya.


Maka dari itu kita selaku orang mukmin hendaknya berusaha untuk melaksanakan

puasa-puasa sunnah tersebut

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya dan orang

yang mendengarkannya. Tentunya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan

masih banyak kekurangan, maka dari itu kamu akan menerima kritikan-kritikan atau

saran-saran para pembaca maupun pendengar demi kesempurnaan makalah kami ini.
DAFTAR PUSTAKA

As’ad, Alliy, Tarjamah Fathul Mu’in jilid 2, Yogyakarta: Menara Kudus, 

1979,

http://muslim.or.id/bahasan-utama-2/anjuran-puasa-syaban.html

http://www.jadipintar.com/2014/03/Pengertian-Puasa-Sunnah-Macam-dan-

Ketentuannya.html

Yusuf Qardhawi, Mukjizat Puasa Resep Ilahi Agar Sehat Ruhani-Jasmani

Chairil Anwar, Islam dan Tantangan Kemanusiaan XXI. (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2000).

H. Aliy, As’ad, Tarjamah Fathul Mu’in jilid 2, Yogyakarta: Menara Kudus, 

1979, hal: 96.

Anda mungkin juga menyukai