Anda di halaman 1dari 25

Pesantren Ramadhan

Tahun 1445 H
Materi 1
Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan merupakan puasa wajib yang dilakukan selama satu bulan
penuh dalam satu kali setahun. Puasa Ramadhan menjadi rukun islam yang ketiga.
Bulan Ramadhan menjadi bulan yang dipenuhi oleh keberkahan dan ampunan
Allah SWT.
‫ُك‬ ‫ۡي‬‫َل‬ ‫ُك‬ ‫ْا‬ ‫ُن‬
‫ُّيَها ٱ ِذ يَن َء اَم و ِتَب َع ُم ٱلِّص َياُم‬ ‫َّل‬ ‫َأ‬‫َٰٓي‬
‫َك َم ا ُك ِتَب َع َلى ٱَّلِذ يَن ِم ن َقۡب ِلُك ۡم َلَع َّلُك ۡم َتَّتُقوَن‬
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar bertaqwa”. (QS. Al-Baqarah:
183)
Syarat Puasa
Sebelum melaksanakan ibadah puasa, alangkah baiknya kamu memahami apa
saja yang menjadi syarat wajibnya. Syarat puasa terdapat dua kategori, yakni
syarat wajib puasa dan syarat sahnya puasa.

Beragama Islam. Sudah Baligh (Dewasa)

Mempunyai Akal Sehat Mampu berpuasa


Syarat Sah Puasa
01 Niat

02 Menahan diri untuk tidak makan, minum, dan hal yang


membatalkan puasa

03 Menjauhi perilaku yang merusak ibadah puasa

04 Memiliki kesadaran untuk beribadah


Bacaan Niat Puasa Ramadhan
‫َنَو ْيُت َص ْو َم َغ ٍد َع ْن َأَد اِء َفْر ِض َش ْهِر َر َم َض اَن هِذِه الَّس َنِة ِهلِل َتَع اَلى‬

Nawaitu shauma ghadin 'an adā'i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis


sanati lillāhi ta'ālā

Artinya: "Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan


kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta'ala,".
Sunnah-sunnah Puasa
01 Mendirikan Sholat Tarawih
‫َم ْن َقاَم َر َم َض اَن إيَم اًنا َو اْح ِتَس اًبا ُغ ِفَر َلُه َم ا َتَقَّد َم ِم ْن َذ ْنِبِه‬
Artinya: "Barangsiapa ibadah (tarawih) di bulan Ramadhan seraya beriman dan ikhlas,
maka diampuni baginya dosa yang telah lampau" (HR al-Bukhari, Muslim, dan lainnya)

02 Membaca Al-Qur'an

Nabi SAW menuturkan, "Barang siapa membaca satu huruf dari Al-
Qur'an, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan sama dengan
sepuluh pahala. Aku tidak memaksudkan Alif, Lam, Mim satu huruf.
melainkan Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf." (HR
Darimi & Tirmidzi)
Sunnah-sunnah Puasa
03 Perbanyak Sedekah
‫َأْفَض ُل الَّص َد َقِة َص َد َقٌة ِفي َر َم َض اَن‬
Artinya: Nabi SAW bersabda, "Sebaik-baik sedekah adalah sedekah yang ditunaikan pada
bulan Ramadhan." (HR Tirmidzi, dari Abu Hurairah)

04 Ibadah Malam (Qiyamul Lail)

Dapat berupa sholat Tahajud, tadarus Al-Qur'an, berdizikir, hingga


berdoa. Sesuai hadits riwayat Ibnu Abbas, Rasul SAW berkata:
"Barang siapa bangun (mengerjakan qiyamul lail) di bulan Ramadhan
dengan dasar iman dan mengharap pahala dari Allah SWT, niscaya
dosa-dosanya yang telah berlalu akan diampuni oleh Allah SWT." (HR
Bukhari & Muslim)
Sunnah-sunnah Puasa
05 Mengakhirkan Sahur
Anas bin Malik meriwayatkan dari Zaid bin Tsabit, ia berkata, "Suatu hari kami pernah
sahur bersama Rasulullah SAW, kemudian (tidak lama setelah itu) beliau bangun untuk
menunaikah sholat (Subuh)." Lalu aku bertanya, "Berapa jarak antara sahur dan adzan?'
Beliau menjawab, "Sebanyak lima puluh ayat." (HR Bukhari & Muslim)

06 Menyegerakan Berbuka Puasa

‫ال َيزاُل الَّناُس ِبَخ ْيٍر َم ا َع َّج ُلوا اْلِفْطَر‬

Artinya: Rasulullah SAW bersabda, "Manusia akan senantiasa


dalam kebaikan selama mereka menyegerakan buka puasa." (HR
Bukhari & Muslim, dari Sahl bin Sa'ad)
Sunnah-sunnah Puasa
07 Berdoa saat Berbuka Puasa
Abdullah bin Amr bin Ash berkata, "Aku mendengar Rasul SAW bersabda, 'Sesungguhnya
bagi orang yang berbuka puasa ketika ia berbuka, doa yang tidak akan ditolak."
(HR Ibnu Majah)

08 Mencari Lailatul Qadr dan Menghidupkannya

‫َتَح َّر ْو ا َلْيَلَة اْلَقْد ِر ِفي اْلِوْتِر ِم ْن اْلَع ْش ِر اَأْلَو اِخ ِر ِم ْن َر َم َض اَن‬

Artinya: Rasul SAW berkata, "Carilah lailatul qadr dalam malam ganjil
dari sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan."
(HR Bukhari & Muslim, dari Aisyah)
Sunnah-sunnah Puasa
09 I'tikaf di Masjid
Dari Abu Hurairah, ia mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda, "Rasul SAW dahulu setiap
bulan puasa beri'tikaf selama sepuluh hari, dan pada tahun di mana beliau meninggal,
beliau beri'tikaf di bulan Ramadhan selama dua puluh hari." (HR Bukhari & Abu Daud)

10 Memberikan Makan Buka Puasa

Diriwayatkan dari Zaid bin Khalid Al-Juhani bahwa Rasulullah


SAW bersabda, "Barang siapa yang memberikan orang berbuka
puasa, maka dia akan mendapat pahala seperti pahala orang yang
berbuka tersebut tanpa dikurangi sedikitpun." (HR Bukhari &
Muslim)
Golongan orang yang
diperbolehkan tidak puasa
• Orang yang sakit

“Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka
(wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada
hari-hari yang lain.”
(QS. Al Baqarah: 185)
2. Orang yang bersafar

“Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka
(wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada
hari-hari yang lain.”
(QS. Al Baqarah: 185)
Musafir punya pilihan boleh tidak puasa ataukah tetap berpuasa.
Dari Abu Sa’id Al Khudri dan Jabir bin ‘Abdillah, mereka berkata

“Kami pernah bersafar bersama Rasulullah SAW, maka ada yang tetap
berpuasa dan ada yang tidak berpuasa. Namun mereka tidak saling mencela
satu dan lainnya.
(HR Muslim)
3. Orang yang sudah tua renta (sepuh)

“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka


tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang
miskin.”
(QS. Al Baqarah: 184).
4. Wanita yang hamil / menyusui

“Sesungguhnya Allah meringankan separuh shalat dari musafir, juga puasa


dari wanita hamil dan menyusui.”
(HR An Nasai)
Hal-hal yang diperbolehkan saat
berpuasa
• Bersiwak / gosok gigi

“Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka
(wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada
hari-hari yang lain.”
(QS. Al Baqarah: 185)
2. berkumur-kumur
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Bersungguh-sungguhlah dalam beristinsyaq (memasukkan air dalam hidung)


kecuali jika engkau berpuasa.
(HR Abu Daud)
3. Bekam dan donor darah
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam berbekam dalam keadaan berihrom dan berpuasa.

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu ditanya, “Apakah kalian tidak menyukai
berbekam bagi orang yang berpuasa?” Beliau berkata, “Tidak, kecuali jika bisa
menyebabkan lemah.”

Termasuk dalam pembahasan bekam ini adalah hukum donor darah karena keduanya sama-
sama mengeluarkan darah sehingga hukumnya pun diqiyaskan (dianalogikan)
4. Mencicipi makanan selama tidak masuk
dalam kerongkongan

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia mengatakan, “Tidak mengapa


seseorang yang sedang berpuasa mencicipi cuka atau sesuatu, selama tidak masuk
sampai ke kerongkongan.
(HR Ibnu Abi Syaibah )
5. Menggunakan tetes mata

Al Hasan Al Bashri mengatakan, “Tidak mengapa bercelak untuk orang yang


berpuasa.”
6. Mandi dan menyiramkan air di kepala

Dari Abu Bakr bin ‘Abdirrahman, beliau berkata, “Sungguh, aku melihat Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam di Al ‘Aroj mengguyur kepalanya karena keadaan yang
sangat haus atau sangat terik dengan air sedangkan beliau dalam keadaan berpuasa. ”
(HR. Abu Daud)
7. Menelan ludah dan sesuatu yang sulit
dihindari

Menelan ludah /air liur dan sesuatu yang sulit dihindari seperti masih ada sisa makanan yang ikut pada air
ludah dan itu jumlahnya sedikit serta sulit dihindari, juga seperti darah pada gigi yang ikut bersama air
ludah dan jumlahnya sedikit, maka seperti ini tidak mengapa jika tertelan. Namun jika darah atau makanan
lebih banyak dari air ludah yang tertelan, puasanya jadi batal.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai