Anda di halaman 1dari 8

Kajian di Bulan Romadho dengan Tema MENEBAR RAHMH DAN MENGGAPAI MAGFIROH DI

BULAN ROMADHON (diKutip dari Kitap Arbai'n Nawawi dan beberapa kitap Lainya.)

(Gus Farid )

arti Ramadhan yaitu pembakaran. Maksudnya pada bulan ini umat nabi Muhammad SAW
mempunyai kesempatan yang sangat besar supaya dosa- dosanya habis terbakar (di hapus
Allah SWT dan mendapat ampunan Allah SWT).

Ada juga yang memberi arti Ramadhan, dari segi huruf-hurufnya. Mulai dari "RA" (Rahmat)
huruf ra pada lafazh Ramadhan bermakna rohmat, dengan kata lain Ramadhan adalah bulan
yang sangat penuh dengan rahmat, lalu apa artinya rahmat, rahmat berarti kasih sayang Allah
SWT.

Sedangkan "MA" (Maghfiroh) huruf Mim pada lafazh Ramadan bermakna magfiroh, dengan
kata lain pada bulan Ramadhan Allah menyiapkan ampunannya sehingga barang siapa dari
seorang mu'min ia bertobat kepada Allah SWT, maka kemungkinan besar hamba itu akan
mendapat ampunan Allah SWT, karena pada bulan Ramadhan ampunan Allah benar-benar
tersedia bagi hamba Allah yang menginginkannya.

Sementara itu, "DHA" (dho'fu) huruf dhod pada lafazh Ramadhan bermakna dhofu yang artinya
berlipat-lipat, dengan kata lain jika seorang hamba Allah SWT beramal di bulan Ramdhan ia
akan mendapat pahala yang berlipat-lipat.

Terakhir, "NA"(najihun minan naar) huruf nun pada lafazh Ramadhan memiliki makna "naajihun
minan naar" (selamat dari neraka) dengan kata lain, seorang hamba yang bisa mengoptimalkan
ibadah di bulan Ramadhan ia akan sangat berpeluang terbebas dari api neraka, karena
Ramadhan adalah bulan yang sangat di muliakan Allah SWT, Ramadhan adalah bulan ampunan.

Ayat Al-Quran tentang puasa Ramadan tertuang pada surat Al-Baqaraha yat 183. Allah SWT
mewajibkan orang-orang yang beriman kepada-Nya untuk menjalankan puasa Ramadan.

َ‫ب َعلَى الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬


َ ِ‫صيَا ُم َك َما ُكت‬ َ ِ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكت‬
ِّ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ال‬

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al Baqarah: 183).

Penggalan ayat ‫ب َعلَ ْي ُك ُم الصِّ يَا ُم‬


َ ِ‫ ُكت‬yang artinya "diwajibkan atas kamu berpuasa". Menjelaskan
kewajiban untuk berpuasa bagi umat muslim. Dengan begitu Allah SWT hanya menerima puasa
dari orang-orang beriman. Al Baqarah ayat 183 juga dimaknai puasa adalah tanda
kesempurnaan iman seseorang.
Ayat Al-Quran tentang puasa Ramadan terdapat pada surat Al-Baqarah ayat 184. Allah SWT
menjelaskan bagaimana kewajiban puasa Ramadan bisa ditangguhkan bagi orang yang sedang
sakit. Di mana orang tersebut nantinya wajib untuk mengganti puasa yang dilewatinya di hari
lain.

‫ت فَ َم ْن َكانَ ِم ْن ُك ْم َّم ِر ْيضًا اَوْ ع َٰلى َسفَ ٍر فَ ِع َّدةٌ ِّم ْن اَي ٍَّام اُ َخ َر ۗ َو َعلَى الَّ ِذ ْينَ يُ ِط ْيقُوْ نَهٗ فِ ْديَةٌ طَ َعا ُم ِم ْس ِك ْي ۗ ٍن فَ َم ْن تَطَ َّو َع خَ ْيرًا‬
ٍ ۗ ‫اَيَّا ًما َّم ْع ُدوْ ٰد‬
َ‫فَهُ َو َخ ْي ٌر لَّهٗ ۗ َواَ ْن تَصُوْ ُموْ ا خَ ْي ٌر لَّ ُك ْم اِ ْن ُك ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُموْ ن‬

“(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan
(lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada
hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu
memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan
kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui." (QS. Al Baqarah: 184).

Syarat Sah dan Wajib Puasa Ramadhan

Dalam Kitab karya Al-Habib Abdullah bin Mahfudz bin Muhammad Al-Haddad disebutkan
beberapa syarat sah dan syarat wajib puasa Ramadhan, yaitu:

1. Beragama Islam

2. Baligh

dijelaskan bahwa untuk anak yang sudah memasuki usia aqil baligh diwajibkan untuk
berpuasa. Namun, bagi orang-orang yang belum baligh tidak diwajibkan untuk berpuasa.
Meskipun demikian, ibadah puasa yang dilakukan mumayiz ini tetap dianggap sah. Orang tua
juga dapat memberikan pelatihan kepada anaknya mengenai puasa

3. Berakal

Dalam hal ini bukan hanya orang gila saja yang tidak diwajibkan puasa, namun orang yang
terdapat kerusakan dalam akalnya karena faktor usia (pikun).

4. Suci dari haid dan nifas

Ini menjadi syarat sah dan wajib puasa yang terakhir. Apabila seorang perempuan haid dan
nifas maka tidak diwajibkan baginya untuk melaksanakan puasa.

Apabila melaksanakan ibadah puasa banyak sekali faedah yang dapat kita terima. Seperti yang
dijelaskan Wahbah az-Zuhaili dalam Kitab Fikih-nya bahwa faedah puasa ini baik dari segala
aspek baik rohani maupun jasmani.
Al Kamal Ibnul Hammam berkata, puasa adalah rukun Islam ketiga, setelah syahadat dan salat.
Hal tersebut disyariatkan Allah SWT untuk menghasilkan beberapa manfaat, yaitu:

Puasa dapat menenangkan dorongan nafsu jahat, menurunkan gejolaknya dalam hal-hal yang
berhubungan dengan organ tubuh misalnya saja mata, lidah, telinga, dan kemaluan. Puasa
menumbuhkan rasa kasih sayang kepada orang-orang miskin. Dengan merasakan penderitaan
akibat lapar selama beberapa waktu, seseorang akan teringat kepada orang lain yang sering
menderita karena kelaparan

Yang mebatalkan puasa

1. Makan dan minum secara sengaja.

Ini tentu saja dapat membatalkan puasa karena sejatinya ketika berpuasa kita diharuskan
menahan hawa nafsu, baik nafsu makan minum dan nafsu berhubungan badan. Nah, jika di
tengah-tengah ibadah puasa ini, kita justru dengan sadar makan dan minum, jelas akan
membatalkan puasa. Terdapat dalil Allah SWT mengenai hal tersebut, yakni: ‫و ُكلُوا َوا ْش َربُوا َحتَّى يَتَبَي َ?َّن‬
‫ لَ ُك ُم الخيط األبيض من الخيط األسود ِمنَ ْالفَجْ ِر‬Yang artinya: "…Dan makan minumlah hingga terang
bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar..." (QS Al-Baqarah: 187) Berdasarkan ayat
tersebut menjelaskan bahwa kita boleh makan dan minum apa saja sebelum terbitnya fajar.
Nah, jika sudah masuk waktu fajar, tentu saja sudah tidak diperbolehkan lagi untuk makan dan
minum. Selain itu, terdapat sabda Nabi Muhammad SAW yang mengatakan bahwa makan dan
minum secara sengaja membatalkan puasa. Berbeda lagi jika karena lupa. Hal tersebut
ditunjukkan pada hadis berikut,

َ ‫ فَ ْليُتِ َّم‬،‫صاِئ ٌم‬


‫ فَِإنَّ َم‬،ُ‫صوْ َمه‬ َ ‫ َوهُ َو‬،‫ « َم ْن َأ َك َل نَا ِسيًا‬:‫ قَا َل النَّبِ ُّي ﷺ‬:‫ قَا َل‬،ُ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنه‬
ِ ‫ع َْن َأبِي ه َُر ْي َرةَ َر‬
ْ ‫ا َأ‬
‫ط َع َمهُ هللاُ َو َسقَاهُ» (متفق علي‬

) Yang artinya: "Dari Abu Hurairah ra: Nabi Muhammad SAW bersabda: Siapa saja yang makan
karena lupa, padahal ia sedang berpuasa, maka hendaknya ia melanjutkan puasanya, karenanya
sesungguhnya Allah-lah yang memberinya makan dan minum." (HR Bukhari Muslim)

2. Merokok.

Seluruh ulama telah sepakat bahwa seseorang yang mengisap rokok ketika melaksanakan
ibadah puasa tentu saja puasanya akan menjadi batal. Hal tersebut karena merokok ialah sama
saja dengan makan dan minum. Sebenarnya, terdapat perdebatan mengenai apakah perokok
pasif yang hanya menghirup asap rokok itu juga termasuk batal puasanya. Nah, jawabannya
adalah tidak batal, karena perokok pasif sama sekali tidak menghirup asap rokok dari
sumbernya, melainkan dari asap yang beterbangan di udara dan terhirup ketika tengah
bernafas.
3. Mengalami haid atau nifas.

Haid merupakan kondisi seorang wanita mengeluarkan darah akibat datang bulan. Sedangkan
nifas adalah darah yang keluar sejak seorang ibu melahirkan. Wanita yang mengalami haid atau
nifas wajib mengganti puasanya atau biasa disebut qadha. Dikutip dalam buku Pembatal Puasa
Ramadhan dan Konsekuensinya oleh Isnan Ansory, Lc, MA menyebutkan para ulama sepakat
jika seorang wanita yang sedang berpuasa kemudian tiba-tiba mendapat haid atau nifas,
otomatis puasanya batal, meskipun kejadian itu menjelang terbenamnya matahari. Dalam hadis
dari Abu Said ra: Rasulullah SAW bersabda: "Bukankah bila wanita mendapat haid, dia tidak
boleh salat dan berpuasa? Inilah maksud setengah agamanya." (HR Bukhari Muslim)

4. Muntah.

Sama dengan makan dan minum, muntah dapat membatalkan puasa apabila dilakukan secara
sengaja. Maka dari itu, apabila tengah sakit, dianjurkan untuk tidak melaksanakan puasa
terlebih dahulu. Bagaimana maksud dari muntah yang disengaja? Ini dengan memasukkan
jarinya ke dalam tenggorokan hingga mengakibatkan dirinya muntah. Hal tersebut dijelaskan
dalam sabda Rasulullah SAW, yakni: ‫ض‬ ِ ‫ضاء َو َم ِن ا ْستَقَا َء َع ْمدًا فَ ْليَ ْق‬
َ َ‫ْس َعلَ ْي ِه ق‬
َ ‫ َم ْن َذ َر َعهُ القَى فَلَي‬Yang artinya:
"Orang yang muntah tidak perlu mengqadha, tetapi orang yang sengaja muntah wajib
mengqadha." (HR. Abu Daud, Tirmizy, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Al-Hakim)

5. Berhubungan badan.

Berhubungan badan atau biasa disebut hubungan seksual dengan sengaja saat bulan suci
Ramadan akan membatalkan puasa. Bahkan, terdapat ketentuan khusus terkait perkara yang
satu ini. Orang yang melakukan hubungan badan akan dikenai denda atau kafarat atas
perbuatannya. Denda tersebut yakni berpuasa selama dua bulan berturut turut, jika tidak
mampu diwajibkan baginya memberi makanan pokok senilai 0,6 kilogram beras kepada 60 fakir
miskin.

6. Mengeluarkan mani.

Para ulama telah sepakat apabila seseorang mengeluarkan mani secara tidak sengaja, puasanya
tidak batal. Hal itu didasarkan pada hadis berikut

َ ‫صبِ ِّي َحتَّى يَ ْبلُ َغ َوع َِن ال َمجْ نُو ِن َحتَّى يَفِ ْي‬
: ‫ق َو َع ِن النَّاِئ ِم َحتَّى يَ ْستَ ْيقِظَ (رواه أحمد وأبو داود والنسائي‬ ٍ ‫رُ فِ َع القَلَ ُم ع َْن ثَال‬
َّ ‫ ع َِن ال‬:‫ث‬
‫وابن ماجه وابن حبان والحاكم‬

Yang artinya: Dari Ali bin Abi Thalib ra: Rasulullah SAWbersabda: "Telah diangkat pena dari tiga
orang: Dari anak kecil hingga baligh, dari orang gila hingga waras dan dari orang tidur hingga
terbangun." (HR Ahmad, Abu Daud dan Tirmizy)
7. Murtad. Hal ini tentu saja dapat membatalkan puasa karena syarat sah dari puasa yakni
beragama Islam. Namun, jika seseorang melakukan murtad, tentu saja dirinya sudah bukan
beragama Islam lagi dan tidak sah puasa yang dijalaninya. Seandainya, seseorang yang telah
murtad (keluar dari agama Islam), pada hari itu juga dirinya kembali masuk Islam, puasanya
akan tetap batal. Hal yang perlu dirinya lakukan adalah mengqadha puasanya pada hari itu
meskipun belum sempat makan dan minum. Penjelasan ini didasarkan pada surat Az-Zumar,
ِ ‫ك َولَتَ ُكون ََّن ِمنَ ْالخ‬
yakni sebagai berikut: َ‫َاس ِرين‬ َ ُ‫ لَ ِم ْن َأ ْش َر ْكتَ لَيَحْ بَطَ َّن َع َمل‬Yang artinya, "Bila kamu
menyekutukan Allah (murtad), maka Allah akan menghapus amal-amalmu dan kamu pasti jadi
orang yang rugi." (QS Az-Zumar)

8. Gila dan pingsan. Para ulama telah sepakat bahwa seseorang yang dalam kondisi gila tidak
diwajibkan untuk berpuasa. Hal ini karena syarat wajib puasa adalah berakal dan tidak gila.
Nah, jika seseorang yang tengah gila ini menjalani puasa, puasanya tidak sah. Dirinya
diperbolehkan puasa dengan mengqadha pada hari lain jika telah sadar dan sembuh dari
penyakit gila tersebut.

9. Memasukan obat ke qubul dan dubur. Memasukan obat-obatan ke lubang qubul dan dubur
dapat membatalkan puasa. Sebagai contoh, seseorang yang tengah mengalami ambeien atau
memasang kateter urin dapat membatalkan puasanya.

10. Berbuka puasa dengan sesuatu yang haram. Perkara yang membatalkan puasa berikutnya
yaitu berbuka puasa dengan suatu makanan atau minuman haram. Puasa orang tersebut
kemungkinan tidak sah. Di samping itu pahala puasanya hilang dan berdampak pada ibadah
selanjutnya jadi terasa berat

Keistemewaan bulan romadhon

1. Bulan Kesabaran.

َ ‫ْث َح َس ٌن‬
  ‫ص ِح ْي ٌح َر َو ْينَاهُ فِي‬ ُ ‫ “الَيُْؤ ِمنُ َأ َح ُد ُك ْم َحتَّى يَ ُكونَ هَواهُ تَبَ َعا ً لِ َما ِجْئ‬: ‫ قَا َل َرسُو ُل هللاِ صلى هللا عليه وسلم‬:‫قَا َل‬
ٌ ‫ت بِ ِه” َح ِدي‬
‫ْح‬ َ ‫ب ال ُح َّج ِة بِِإ ْسنَا ٍد‬
ٍ ‫ص ِحي‬ ِ ‫ ِكتَا‬.

Dari Abu Muhammad Abdullah bin Amr bin Al Ash radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata:
”Rasulullah SAW bersabda: “Tidak sempurna keimanan salah seorang di antara kalian hingga
hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.” (Hadits hasan shahih, kami telah
meriwayatkannya dari kitab Al Hujjah dengan sanad shahih). Hadits ke 41
Artinya Orang yang mendapat Rahmah dan ampunan Alloh adalah mereka yg menjadikan
nafsunya bukan sebagi tuannya, Tetapi bawahannya.

4 nafsu yang harus di kendalikan

a. Lauwamah. Nafsu ini dikenal sebagai nafsu dasar yang ada pada setiap diri manusia,
Nafsu ini merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan biologis yakni makan, minum dan syahwat
seksual. Namun apabila nafsu ini berlebihan dan tidak bisa dikendalikan, terutama syahwat
seksual maka akan menjadi masalah dan petaka, yang dapat menjerumuskan pelakunya
menjadi hina. Secara fisik nafsu ini berada pada area perut dan bawah perut.

b.Nafsu Supiah. Nafsu ini biasa dikenal dengan istilah nafsu duniawi, yaitu nafsu cinta
terhadap masalah-masalah keduniawian seperti kekayaan, kedudukan, dan kecantikan.
Harapan dengan memperoleh status tersebut adalah untuk mendapatkan pujian, sanjungan,
penghargaan dan penghormatan. Nafsu ini menyebabkan seseorang cenderung bersikap
pamer, angkuh dan rakus, sehingga mendorong untuk melakukan kecurangan, manipulasi dan
korupsi.

c. Nafsu Amarah. Nafsu ini biasa dikenal sebagai emosional yang berlebihan. Nafsu amarah
mendorong seseorang berbuat sesuatu di luar pertimbangan pikiran yang jernih, sehingga tidak
mampu membedakan secara baik mana yang benar mana yang salah, mana baik mana buruk.
Nafsu ini muncul sebagai akibat dari beberapa sebab, yaitu perasaan tersinggung, cemburu,
kekalahan dan sebagainya yang menyebabkan ia melakukan tindakan yang dapat merugikan
diri sendiri.

D. Nafsu Mutmainah. Ini merupakan nafsu yang benar-benar baik, karena orientasinya
adalah aspek spiritual yang mengarah kepada kebajikan. Dengan nafsu ini seseorang akan selalu
terdorong untuk melakukan ritual ibadah, serta berbuat kebajikan, seperti menolong, peduli,
empati, rendah hati dan sebagainya. Nafsu ini membuat seseorang menjadi tenang, ramah dan
bijaksana.

2. Bulan penuh Rahmat

Dalam hadist abu khuroiroh ia berkata " Rosulullah Saw bersabda " apa bila tiba di bulan
romadhon dibuka pintu pintu surga dan di tutup pintu pintu neraka serta setan setan di
belenggu" (HR.Bukhori Muslim)

Adapun hadis yang menerangkan mendapatkan rahamat.

َ‫ْث الثَّانِي َوال ِع ْشرُوْ ن‬


ُ ‫ال َح ِدي‬
ُ ‫صلَّي‬
‫ْت‬ َ ‫ “َأ َرَأيْتَ ِإذا‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَقَا َل‬ َ ‫ي‬َّ ِ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ َأ َّن َر ُجالً َسَأ َل النَّب‬ِ ‫ي َر‬ ِّ ‫ار‬
ِ ‫ص‬ َ ‫بي َع ْب ِد هللاِ َجابِ ِر ب ِن َع ْب ِد هللاِ اَأل ْن‬
ْ ‫ع َْن َأ‬
َ َ‫ك َشيئا ً َأ ْد ُخ ُل ال َجنَّةَ؟ ق‬
َ ‫ نَ َع ْم‬:‫ال‬
‫”ر َواهُ ُم ْسلِ ٌم‬ َ ِ‫ َولَ ْم َأ ِز ْد عَلى َذل‬،‫ت ال َح َرا َم‬ُ ‫ َو َح َّر ْم‬،‫ت ال َحالَ َل‬ ُ ‫ َوَأحْ لَ ْل‬، َ‫ضان‬َ ‫ت َر َم‬ ُ ‫ص ْم‬ُ ‫ َو‬،‫ت‬ ِ ‫ال َم ْكتُوبَا‬

Hadits Ke-22

Dari Abu ‘Abdillah Jarir bin ‘Abdillah Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, bahwa seorang laki-laki
bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “Bagaimana pendapat
Anda (kabarkan padaku), apabila aku mengerjakan shalat-shalat fardhu, puasa di bulan
Ramadhan, menghalalkan yang halal, mengharamkan yang haram, dan aku tidak menambahnya
sedikit pun dari itu, apakah aku akan masuk surga?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab, “Ya.” (HR. Muslim). [HR. Muslim, no. 15

Bagai mana hukumya berpuasa tetapi tidak menjalankan ibadah sholat.?

Penjelasannya apabila melakukan pusa namun tidak menjalankan sholat maka puasanya sia sia
dengan kata lai hanya menahan rasa lapar serta dan minum saja, dikarnakan sholat termasuk
rukun islam yang nomer dua

3. Ada Malam Lailatul Qadar

Disebutkan dalam surah Al Qadr, malam Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari
seribu bulan. Allah SWT berfirman dalam surah Al Qadr ayat 1-5,

"Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al-Quran) pada Lailatul Qadar. Dan tahukah engkau
apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu
turun para mlaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Rabbnya untuk mengatur semua urusan.
Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar."

Diterangkan dalam Kitab Riyadhus Shalihin karya Imam An-Nawawi, Rasulullah SAW bersabda,
"Siapa saja yang mendirikan salat pada Lailatul Qadar karena iman dan hanya mengharap
pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (Muttafaq Alaih).

Pada tanggal ganjil dari 10 malam terakhir bulan Ramadhan

Ulama terkemuka dari mazhab Syafi'i Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Bari menyebutkan ada 45
pendapat soal kapan waktu malam Lailatul Qadar. Namun, menurut Ibnu Hajar, dari 45
pendapat itu, yang paling unggul adalah pendapat yang mengatakan bahwa malam Lailatul
Qadar terjadi pada tanggal ganjil dari 10 malam terakhir bulan Ramadhan.

Jatuhnya di malam berbeda pada tiap tahunnya. Hal ini seperti yang dijelaskan Nabi
Muhammad SAW dalam sebuah hadis:
:‫ ويقول‬، َ‫ضان‬ ِ ‫او ُر في ال َع ْش ِر اَأل َو‬
َ ‫اخ ِر ِم ْن َر َم‬ ِ ‫ ي َُج‬- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ َكانَ رسو ُل هللا‬:‫ قالت‬،‫وعن عائشة رضي هللا عنها‬
‫ق َعلَ ْي ِه‬ َ ‫«تَ َحرَّوا لَ ْيلَةَ القَ ْد ِر في ال َع ْش ِر‬.
ٌ ‫األوا ِخ ِر ِم ْن َر َمضانَ » متف‬

Artinya:

"Dari Aisyah ra, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: Carilah Lailatul Qadar itu dalam malam
sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan (Muttafaq 'alaih)."

4. Ada Doa yang Mustajab

Syaikh Rabi' Abdurrauf Az-Zawawi mengatakan, keutamaan bulan Ramadan lainnya adalah
terdapat doa yang mustajab di dalamnya. Kita dapat memperbanyak mendekatkan diri kepada
Allah SWT salah satunya dengan berdoa.

5. Bulan Jihad dan Perjuangan

Sejarah mencatat perang besar umat Islam terjadi pada bulan Ramadan, tepatnya tahun kedua
setelah hijrah. Perang tersebut adalah Perang Badar. Dr. Raghib As-Shirjani dalam bukunya
Ramadhan wa Bina' al-Ummah menyebut bahwa kunci kemenangan perang tersebut adalah
bulan Ramadan

Anda mungkin juga menyukai