Anda di halaman 1dari 9

METODOLOGI PENAFSIRAN TENTANG PUASA DAN

RELEVANSINYA DENGAN ISTINBATH HUKUM

HUKUM KELUARGA ISLAM PASCASARJANA


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

2023
PENGERTIAN PUASA
Kata puasa berasal dari bahasa arab ‫ الصيام‬atau ‫ الصوم‬yang
Bahasa
mempunyai arti menahan diri.

Sedangkan menurut istilah puasa adalah menahan makan,


Istilah minum dan menahan bersetubuh suami istri serta
menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa
mulai waktu fajar sampai waktu maghrib
DASAR HUKUM
Yang pertama :

Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 183 :

‫يََٰٓأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا ُك ِتَب َع َلْيُك ُم ٱلِّص َياُم َك َم ا ُك ِتَب َع َلى ٱَّلِذ يَن ِم ن َقْبِلُك ْم َلَعَّلُك ْم َتَّتُقوَن‬

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”. (QS. Al-Baqarah:
183).

Allah SWT berfirman dalam ayat ini kepada


orang yang beriman diperintahkan untuk
berpuasa
Yang kedua :

Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 184:

‫َأَّياًم ا َم ْعُد وَد اٍتۚ َفَم ْن َك اَن ِم ْنُك ْم َم ِر يًضا َأْو َع َلٰى َس َفٍر َفِع َّد ٌة ِم ْن َأَّياٍم ُأَخ َر ۚ َو َع َلى اَّلِذ يَن ُيِط يُقوَنُه ِفْد َيٌة َطَع اُم‬
‫ِم ْس ِكيٍن ۖ َفَم ْن َتَطَّوَع َخ ْيًرا َفُهَو َخ ْيٌر َلُهۚ َو َأْن َتُصوُم وا َخ ْيٌر َلُك ْم ۖ ِإْن ُكْنُتْم َتْع َلُم وَن‬
Artinya : “(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara
kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah
baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.
Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak
berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. arangsiapa
yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik
baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”. (QS. Al-
Baqarah: 183).

Makna dalam ayat tersebut menjelaskan batas


hari-hari yang boleh dilakukan puasa,
Yang ketiga :
Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 185 :

‫َشۡه ُر َر َمَض اَن اَّلِذ ٓۡى ُاۡن ِز َل ِفۡي ِه اۡل ُقۡر ٰا ُن ُه ًد ى ِّللَّن اِس َو َب ِّي ٰن ٍت ِّم َن اۡل ُهٰد ى َو اۡل ُفۡر َق اِۚن َف َم ۡن َش ِه َد ِم ۡن ُك ُم الَّش ۡه َر‬
‫َفۡل َي ـُص ۡم ُهؕ  َو َم ۡن َک اَن َم ِر ۡي ًضا َاۡو َع ٰل ى َس َف ٍر َف ِع َّد ٌة ِّم ۡن َاَّياٍم ُاَخ َؕر ُيِر ۡي ُد ُهّٰللا ِبُکُم اۡل ُيۡس َر َو اَل ُيِر ۡي ُد ِبُکُم اۡل ُع ۡس َر‬
‫َو ِلُتۡکِم ُلوا اۡل ِع َّدَة َو ِلُتَکِّبُروا َهّٰللا َع ٰل ى َم ا َه ٰد ٮُك ۡم َو َلَع َّلُکۡم َت ۡش ُك ُر ۡو َن‬

Artinya : “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an,


sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu
ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia
tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu,
pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu
bersyukur.”. (QS. Al-Baqarah: 185).

Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman hidup


Melaksanakan puasa setelah hilal masuk di bulan Ramadhan
ASBABUN NUZUL
dijelaskan oleh Syekh Muhammad Ali As-Shabuni dalam tafsirnya yang dikutip
dalam laman nu.or.id berikut ini.

‫ إن رسول هللا (ص) قدم المدينة فصام يوم‬:‫روى ابن جرير عن معاذ بن جبل رضي هللا عنه أنه قال‬
‫ فأنزل هللا تعالى ذكره ٰٓيَاُّيَها‬،‫ ثم إن هللا عز وجل فرض شهر رمضان‬.‫عاشوراء وثالثة أيام من كل شهر‬
‫ فكان من شاء صام ومن‬. ‫ َو َع َلى اَّلِذ ْيَن ُيِط ْيُقْو َنٗه ِفْد َيٌة َطَع اُم ِم ْس ِكْيٍۗن‬:‫ حتى بلغ‬، ‫اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ُك ِتَب َع َلْيُك ُم الِّص َياُم‬
‫ ثم إن هللا عز وجل أوجب الصيام على الصحيح المقيم وثبت اإلطعام للكبير‬.‫شاء أفطر وأطعم مسكينا‬
‫ َف ْن َش ِهَد ِم ْنُك ُم الَّش ْهَر َفْلَيُص ْم ُۗه‬:‫ فأنزل هللا عز وجل‬.‫الذي ال يستطيع الصوم‬
‫َم‬

Artinya: Ibnu Jarir meriwayatkan dari Muadz bin Jabal ra, ia berkata: "Ketika
Rasulullah SAQ tiba di kota Madinah, ia puasa pada hari Asyura dan tiga hari
setiap bulannya. Kemudian Allah mewajibkan puasa bulan Ramadhan dan
menurunkan ayat: Yā ayyuhalladzīna āmanū kutiba 'alaikumush-shiyāmu,
hingga wa 'alalladzīna yuthīqūnahū fidyatun tha'āmu miskīn.
Metodologi Penafsiran Puasa
Dalam ayat 183 surat al-Baqarah, Allah SWT berfirman kepada orang-orang beriman
untuk berpuasa yang merupakan ketentuan yang mewajibkan puasa

Ayat 184 surat al-Baqarah mempunyai makna bahwa orang yang sakit dan orang yang
bepergian diperbolehkan tidak berpuasa

Ayat 185 surat al-Baqarah puasa diwajibkan pada bulan Ramadhan karena bulan ini
adalah bulan istimewa,
ISTINBATH HUKUM

Dalam surah al-Baqarah ayat 183 terdapat potongan ayat ‫َيآ َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ُك ِتَب َع َلْيُك ُم الِّص َياُم‬
pada ayat ini Allah mewajibkan puasa kepada semua manusia yang beriman
sebagaimana diwajibkan puasa kepada umat-umat sebelum Nabi Muhammad Saw.
Pada surah al-Baqarah ayat 184 menjelaskan bahwa puasa dilakukan pada hari-hari
tertentu dan orang yang sakit atau orang musafir diperbolehkan tidak berpuasa, bahkan
keduanya boleh mengqadha atau mengganti puasa yang ditinggalkannya sesuai hari yang
mereka tidak berpuasa.
Surah al-Baqarah ayat 185 menerangkan kewajiban puasa pada bulan Ramadhan karena
bulan ini merupakan bulan yang istimewa bagi umat Islam, dimana bertepatan dengan
diturunkannya kitab suci Al-Qur’an.

Berdasarkan penjelasan di atas puasa dapat dipahami


bahwa pelaksanaan puasa dapat memberi manfaat dan
hikmah yang begitu besar bagi umat manusia dalam hal
mendekatkan diri kepada sang maha penguasa di bumi
maupun di akhirat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai