Anda di halaman 1dari 3

Nama:fadel ahmad yuza

Kelas: X Mipa 3
Absen:10
Penafsiran Surat Al-Baqaraah Ayat : 183-184 Tentang
Puasa

Ketika rasululah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya telah


berhijrah ke Madiah dan telah menjadi negri Islam, maka mulailah
wahyu yang berkaitan dengan syariat (yang berupa hukum-hukum
ibadah amali) turun, pada ayat-ayat sebelumnya pada surat Al Baqarah
ini dijelaskan tentang hukum qishash, washiat, dan pengawasan Allah
akan hal itu, maka pada ayat ini Allah Ta’ala menjelaskan satu ibadah
yang menjadikan seorang hamba tumbuh ketakwaan dan keimanannya
yaitu dengan menjalankan shaum selama beberapa waktu (yaitu hanya
sebulan lamanya…pada bulan Ramadhan), yang perintah ini turun pada
tahun kedua dari hijrahnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah Ta’ala
berfirman :…
Surat Al-Baqarah ayat 183

183{ َ‫علَى الَّذِينَ ِمن قَ ْب ِلكُ ْم لَ َعلَّكُ ْم تَتَّقُون‬ ِّ ِ ‫علَ ْيكُ ُم‬
َ ِ‫الصيَا ُم َك َما كُت‬
َ ‫ب‬ َ ِ‫يَاأَيُّ َها الَّذِينَ َءا َمنُوا كُت‬
َ ‫ب‬
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa."
Tafsir Ayat : 183
Allah Ta’ala mengabarkan tentang segala yang Dia karuniakan kepada
hamba-hambaNya dengan cara mewajibkan atas mereka berpuasa
sebagaimana Allah telah mewajibkan puasa itu atas umat-umat
terdahulu, karena puasa itu termasuk di antara syariat dan perintah yang
mengandung kemaslahatan bagi makhluk di setiap zaman, berpuasa
juga menambah semangat bagi umat ini yaitu dengan berlomba-lomba
dengan umat lain dalam menyempurnakan amal perbuatan dan
bersegera menuju kepada kebiasaan-kebiasaan yang baik, dan puasa
itu juga bukanlah suatu perkara sulit yang merupakan keistimewaan
kalian.
Kemudian Allah Ta’ala menyebutkan hikmah disyariatkannya puasa
seraya berfirman, { َ‫“ } لَعَلَّكُ ْم تَتَّقُون‬Agar kamu bertakwa,” karena
sesungguhnya puasa itu merupakan salah satu faktor penyebab
ketakwaan, karena berpuasa adalah merealisasikan perintah Allah dan
menjauhi laranganNya. Dan di antara gambaran yang meliputi
ketakwaan dalam puasa itu adalah bahwa orang yang berpuasa akan
meninggalkan apa yang diharamkan oleh Allah seperti makan, minum,
melakukan jima’ dan semacamnya yang sangat diinginkan oleh
nafsunya dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah seraya
mengharapkan pahala dalam meninggalkan hal-hal tersebut, inilah hal
yang merupakan ketakwaan, di antaranya juga sebagai gambaran
bahwasanya orang yang berpuasa itu melatih dirinya dengan selalu
merasa diawasi oleh Allah Ta’ala, maka meninggalkan apa yang
diinginkan oleh nafsunya padahal dia mampu melakukannya karena dia
tahu bahwa Allah melihatnya.
Gambaran lain dalam puasa adalah bahwasanya puasa itu
mempersempit gerakan setan karena setan itu selalu berjalan dalam
tubuh manusia seperti jalannya darah, maka puasa akan melemahkan
pengaruhnya dan meminimkan kemaksiatan, di antaranya juga bahwa
seorang yang berpuasa biasanya akan bertambah ketaatannya, sedang
ketaatan itu adalah gambaran dari ketakwaan, yang lainnya lagi adalah
bahwa orang yang kaya bila merasakan susahnya kelaparan, pastilah ia
menghibur kaum miskin lagi papa, dan ini pun dari gambaran
ketakwaan.

Surah Al-Baqarah ayat 184

َ‫علَى الَّذِين‬َ ‫سف ٍَر فَ ِع َّدة ٌ ِ ِّم ْن أَي ٍَّام أُخ ََر َو‬ َ ‫ت َف َمن َكانَ ِمنكُم َّم ِريضًا أ َ ْو‬
َ ‫علَى‬ ٍ ‫أَيَّا ًما َّم ْعدُو َدا‬
‫صو ُموا َخي ُْرُُ لَّكُ ْم ِإن‬
ُ َ ‫ع َخي ًْرا فَ ُه َو َخي ُْرُُ لَّهُ َوأَن ت‬ َ ‫ط َّو‬َ َ ‫ين فَ َمن ت‬ َ ُ‫ي ُِطيقُونَهُ ِف ْد َية‬
ٍ ‫ط َعا ُم ِم ْس ِك‬
184 َ‫}كُنت ُ ْم ت َ ْعلَ ُمون‬
Artinya: (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa
diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka),
maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu
pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat
menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu):
memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan
hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan
berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Tafsir Ayat : 184
Ketika Allah Ta’ala menyebutkan kewajiban puasa bagi mereka, Dia
mengabarkan bahwa puasa itu hanya pada hari-hari yang tertentu atau
sedikit sekali dan sangat mudah, kemudian Allah memudahkan puasa
itu dengan kemudahan lainnya, Dia berfirman, {‫علَى‬ َ ‫فَ َمن َكانَ مِنكُم َّم ِريضًا أَ ْو‬
‫سف ٍَر فَ ِع َّدة ٌ ِ ِّم ْن أَي ٍَّام أُخ ََر‬
َ } “Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau
dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa)
sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain” pada
umumnya hal itu karena adanya kesulitan, sehingga Allah memberikan
kemudahan bagi keduanya untuk berbuka, dan ketika menjadi suatu
keharusan untuk mewujudkan kemaslahatan puasa bagi setiap orang
yang beriman, maka Allah memerintahkan kepada mereka berdua agar
mengganti puasanya itu pada hari-hari yang lain apabila penyakitnya
telah sembuh atau berakhirnya perjalanan dan adanya istirahat.

Dalam firmanNya, { ‫“ } َف ِع َّدة ٌ ِ ِّم ْن أَي ٍَّام أُخ ََر‬Maka (wajiblah baginya berpuasa)
sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain” sebuah
dalil bahwa ia harus mengganti sejumlah hari bulan Ramadhan secara
sempurna ataupun tidak, dan bahwa ia juga boleh mengganti hari-hari
yang panjang lagi panas dengan beberapa hari yang pendek lagi sejuk
seperti kebalikannya, dan firmanNya, { ُ‫علَى الَّذِينَ يُطِيقُونَه‬ َ ‫“ } َو‬Dan wajib bagi
orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)”
maksudnya mereka tidak mampu berpuasa, { ٌ‫“ } فِ ْد َية‬membayar fidyah”
dari setiap hari yang mereka batalkan, { ‫ِين‬ َ } “memberi makan
ٍ ‫ط َعا ُم مِ ْسك‬
seorang miskin” hal ini pada awal-awal kewajiban berpuasa ketika
mereka belum terbiasa berpuasa dan saat itu kewajiban tersebut adalah
suatu yang harus dilakukan oleh mereka yang akhirnya sangat berat
bagi mereka untuk melakukannya, lalu Allah Rabb yang Maha Bijaksana
memberikan jalan yang paling mudah bagi mereka, Dia memberikan
pilihan bagi orang yang tidak mampu berpuasa antara melakukan puasa
dan itulah yang paling baik dan utama atau memberikan makan.
Oleh karena itu Allah berfirman, { ‫صو ُموا َخي ٌْر لَّكُ ْم‬
ُ َ‫“ } َوأَن ت‬Dan berpuasa lebih
baik bagimu” kemudian setelah itu Allah menjadikan puasa itu harus
dilakukan oleh orang yang mampu sedangkan orang yang tidak mampu,
boleh berbuka lalu menggantinya pada hari yang lain. Dan pendapat lain
berbunyi; dan orang-orang yang tidak mampu yaitu terbebani dan
merasa sangat berat sekali untuk melaksanakannya seperti orang tua
yang renta adalah membayar fidyah untuk tiap hari kepada seorang
miskin, dan inilah yang benar.

Anda mungkin juga menyukai