Anda di halaman 1dari 4

Beberapa hikmah di dalam bulan Romadhon

 Bulan Penuh Barkah (Syahrul Mubarokah)

Dari Salman al Farisi, Rosululloh bersabda,

"Wahai segenap manusia!, sesungguhnya kamu sedang dilindungi oleh datangnya


suatu bulan yang besar, bulan yang penuh berkah. Bulan di dalamnya ada suatu
malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Tuhan menjadikan puasa pada
hari itu adalah wajib dan mendirikan sholat di malam harinya adalah sunnah."
(HR Baihaqi, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban)

 Bulan Jihad (Syarul Jihad)

Rosululloh bersabda,

"Berjihadlah engkau menantang lapar dan dahaga, karena pahalanya sama seperti
pahala orang yang berjihad di jalan Alloh (fi sabilillah). Tidak ada satu amal yang
paling dicintai Alloh kecuali lapar dan dahaga.

 Bulan Pengampunan (Syahrul Ghufron)

Bersabda Rosululloh SAW,

"Barangsiapa berpuasa pada bulan Romadhon dengan iman dan ikhlas, maka
diampunilah dosanya yang telah lau." (Zubdatul wa’izhin)

 Bulan Kemenangan (Syahrul Fath)

"Sesungguhnya Alloh SWT telah menolong kamu dalam peperangan Badar,


padahal kamu adalah orang-orang yang lemah. Bertakwalah kepada Alloh mudah-
mudahan kamu termasuk orang-orang yang bersyukur". (QS 3:123)

"Sesungguhnya Alloh SWT telah menolong kamu (orang-orang yang beriman) di


medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah antara lain) peperangan Hunain"
(QS 9:25)

 Bulan Do’a dikabulkan

"Wadu’aa ‘uhu mustajaabun",


(‘an Abdillah bin Aufa. Rowahul baihaqi fi Sya’bil iman, kitab Jami’us
soghir/Nun/322)
Artinya:
"Dan doanya (orang puasa itu) di ijabahi".

Sebab itulah disebutkan di dalam firman Alloh,

"Wa idzaa sa alaka ‘ibaadii ‘annii fa innii qariib, ujiibu da’watad daa’i idzaa
da’aani. Falyastajiibu lii wal yu’minuu bii la’allahum yarsyuduun" (QS 2: 186)
Artinya:
"Dan bilamana hamba-hambaKu menanyakan kepadamu tentang Aku,
sesungguhnya Aku dekat. Aku memperkenankan permohonan seseorang, bila ia
memohon kepadaKu. Karena itu hendaklah ia mentaati segala perintahKu, semoga
ia selalu dalam kebenaran".

 Bulan amal dilipatgandakan

Qola Rosulullohi SAW,

"Wa ‘amaluhu mudlo’afun"


(‘An Abdillah bin Aufa, rowahul baihaqi fi Sya’bil Iman, kitab jami’us soghir/nun
322)
Artinya :

"dan amalnya (orang puasa itu) dilipat gandakan".

 Bulan kegembiraan

Qola Rosululloh SAW,

"Lishshoimi farhataani farhatun inda ifthorihi wafarhatun inda li-qoi rossihi"


(‘an Abu Huroiroh, Ihya Ulumuddin/I/Asrorush Shoum)

Artinya:
"Bagi orang yang berpuasa mendapatkan dua macam kegembiraan, gembira
ketika waktu berbuka dan gembira waktu bertemu dengan Tuhannya"

PUASA DALAM PERSPEKTIF TASAWUF


Alloh berfirman di dalam al-Quranul karim,

"Yaa ayyuhalladziina aamanuu kutiba ‘alaikumush shiyaamu kamaa


kutiba ‘alalla-dziina min qoblikum la’alakum tataquun" (QS 2:183)

Artinya :
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, semoga
kamu menjadi orang yang bertakwa"

"Ayyaamam ma’duudatin faman kaana minkum mariidhan au ‘alaa


safarin fa’iddatum min ayyaa min ukhar wa ‘alalladziina
yuthiiquunahuu fidyatun tha’aamu miskiin, faman tathawwa’a
khairan fahuwa khairullahuu, wa an tashuumuu khairullakum in
kuntum talamun" (QS 2 :184)

Artinya:
"Puasa itu beberapa hari yang telah ditentukan. Tetapi siapa yang
sakit diantaramu atau dalam perjalanan, boleh tidak berpuasa,
tetapi puasakanlah bilangan hari yang tidak dipuasakan itu pada
hari yang lain. Atas orang-orang yang tidak kuat mengerjakan
puasa boleh tidak berpuasa, tetapi wajib membayar fidyah yaitu
memberi makan orang miskin. Dan siapa yang mengerjakan
kebaikan dengan sukarela, itu amat baik baginya. Namun
mengerjakan puasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."

"Syahru ramadhaanalladzii unzila fiihil quraanu hudallinaasi wa


bayyinaatim minal hudaa wal furqaan, faman syahida minkumusy-
syahra falyashumh, wa man kaana mariidhan au ‘alaa safarin
fa’iddatum min ayyaamin ukhar yuriidullaahu bikumul yusra wa laa
yuriidu bikumul ‘usra wa litukmilul ‘iddata wa litukabbirullaaha ‘alaa
maa hadaakum wa la’allakum tasykuruun" (QS 2 :185)

Artinya :
"Pada bulan Romadhon itulah diturunkan alQur’an sebagai petunjuk
untuk manusia berikut penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk
itu, berikut pula pembeda antara yang salah dan yang benar.
Barangsiapa yang menyaksikan masuknya bulan Romadhon,
hendaklah ia berpuasa. Barangsiapa yang sakit atau dalam
perjalanan, boleh tidak berpuasa namun hendaklah ia mengkhodho
pada hari-hari yang lain. Alloh menghendaki keringanan untukmu
bukan menghendaki kesulitan. Karena itu hendaklah kamu
sempurnakan bilangan hari yang wajib dipuasakan itu, dan
mengagungkan Alloh atas petunjuk yang telah diberikanNya
kepadamu, semoga kamu dapat mensyukurinya"

"Wa idzaa sa alaka ‘ibaadii ‘annii fa innii qariib, ujiibu da’watad


daa’i idzaa da’aani. Falyastajiibu lii wal yu’minuu bii la’allahum
yarsyuduun" (QS 2: 186)

Artinya:
"Dan bilamana hamba-hambaKu menanyakan kepadamu tentang
Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku memperkenankan permohonan
seseorang, bila ia memohon kepadaKu. Karena itu hendaklah ia
mentaati segala perintahKu, semoga ia selalu dalam kebenaran".

"Uhilla lakum lailatash shiyaamir rafatsu ilaa nisaa ikum hunna


libaasul lakum wa antum libaasul lahunna, alimallaahu annakum
kuntum takhtaanuuna anfusakum fataaba ‘alaikum wa ‘afaa
‘ankum, fal aana baasyiruhunna wabtaghuu maa kataballaahu
lakum, wa kuluu wasyarabu hattaa yatabayyana lakumul khaithul
abyadhu minal khaitil aswadi minal fajri, tsumma atim mush
shiyaama ilal laili wa laa tubaasyiruuhunna wa antum ‘aakifuuna fil
masaajid, tilka huduudullahi falaa taqrabuuhaa, kadzaalika
yubayyinullaahu aayaatihii linnaasi la’alahum yattaquun" (QS 2:
187)

Artinya:
"Dihalakan bagimu bersanggama dengan istri-istrimu pada malam
hari puasa, mereka adalah pakaianmu sebaliknya, kamu adalah
pakaian untuk mereka. Alloh telah mengetahui bahwa kamu telah
menyiksa diri karena menahan nafsumu, karena itu Alloh
mengampuni dan memberi keringanan kepadamu.

Sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan


Alloh untukmu. Makan minumlah hingga terangnya bagimu
perbedaan antara putih terangnya siang dengan hitam gelapnya
malam yaitu terbitnya fajar. Lalu sempurnakanlah puasamu sampai
malam, tetapi janganlah kamu campuri istri-istrimu sewaktu kamu
melakukan iktikaf di dalam mesjid. Itulah batas-batas hukum Alloh,
janganlah kamu melanggarnya. Demikianlah Alloh telah
menerangkan ayat-ayatNya kepada manusia, semoga mereka
bertaqwa"

Di dalam firman Alloh QS 2:183, telah disebutkan :

"Yaa ayyuhalladziina aamanuu kutiba ‘alaikumush shiyaamu kamaa


kutiba ‘alalladziina min qoblikum la’alakum tataquun" (QS 2:183)

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa


sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, semoga
kamu menjadi orang yang bertakwa"

Mengapakah di ayat itu disebutkan oleh Alloh,"kamaa kutiba


‘alalladziina min qoblikum","sebagaimana diwajibkan atas orang-
orang sebelum kamu" ? kok tidak disebutkan,"sebagaimana
puasanya Nabi Muhammad saja " ?

Artinya di dalam ayat ini, bahwa kita diperintah mencontoh orang-


orang sebelum kita, umat-ujmat terdahulu sebelum umat Islam,
sebelum umatnya Nabi Muhammad, bagaimana puasa mereka… ?

Oleh sebab itu, perlu kita mengetahui bagaimanakah puasanya


umat-umat para nabi-Nabi sebelum umat Islam atau umatnya nabi
Muhammad SAW.

 PuasanyaNabiyulloh Nuh a.s, yaitu setahun, kecuali ‘Idul Fithri


dan ‘Idul Adha.

 Puasanya Nabiyulloh Ibrohim a.s, tiap-tiap bulan 3 hari, jadi


setahun puasa 36 hari.

 Puasanya Nabiyulloh Dawud a.s, tiap-tiap setahun puasa 6 bulan,


caranya sehari tidak puasa, sehari puasa, sehari buka.

Anda mungkin juga menyukai