adapun kekhususan ibadah puasa dimana Allah sendiri yang akan membalasnya
sebagaimana yang diterangkan di dalam hadist qudsi Diriwayatkan oleh Bukhari,
muslim
Puasa adalah sabar dalam ketaatan kepada Allah, sabar dari yang
diharamkan Allah dan sabar terhadap takdir Allah yang menyakitkan dari lapar,
haus dan lemahnya badan serta jiwa. Maka terkumpul di dalamnya tiga macam
kesabaran. Maka layak orang puasa termasuk golongan orang-orang sabar.
Sementara Allah telah berfirman,
para ulama berbeda pendapat makna dalam firman-Nya, ( – الصيام لي وأناadapun
alasan yang paling kuat pengkhususan puasa dengan keutamaan ini. Bahwa puasa
tidak terkena riya sebagaimana (amalan) lainnya terkena riya. Al-Qurtuby
rahimahullah berkata, “Ketika amalan-amalan yang lain dapat terserang penyakit
riya, maka puasa tidak ada yang dapat mengetahui amalan tersebut kecuali Allah,
maka Allah sandarkan puasa kepada Diri-Nya. Oleh karena itu dikatakan, orang
puasa َي َد ُع َش ْهَو َت ُه َو َط َع اَم ُه ِمْن َأْج ِلىtelah meninggalkan syahwat dan makannya karena-
Ku. Ibnu Al-Jauzi rahimahullah berkata, ‘Semua ibadah terlihat amalannya. Dan
sedikit sekali yang selamat dari godaan (yakni terkadang bercampur dengan sedikit
riya) berbeda dengan puasa.
Maksud dari ungkapan ( = وأنا أجزى بهAku yang akan membalasnya), adalah bahwa
pengetahuan tentang kadar pahala dan pelipatan kebaikannya hanya Allah yang
mengetahuinya. Al-Qurtuby rahimahullah berkata, ‘Artinya bahwa amalan-amalan
telah terlihat kadar pahalanya untuk manusia. Bahwa ia akan dilipatgandakan dari
sepuluh sampai tujuh ratus kali sampai sekehendak Allah kecuali puasa. Maka
Allah sendiri yang akan memberi pahala tanpa batasan.
Hal ini seperti firman Allah Ta’ala.
ِإَّنَم ا ُيَو َّفى الَّصاِبُروَن َأْج َر ُهْم ِبَغْيِر ِح َس اٍب
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala
mereka tanpa batas.” (Az-Zumar/39: 10)
Pada bulan ramadhan terdapat malam yang mulia yang lebih baik dari 1000
bulan, sebagaimana diterangkan dalam hadis nabi:
ِإَّن َه َذ ا الَّش ْه َر َقْد َح َضَر ُك ْم َو ِفيِه َلْي َلٌة َخ ْيٌر ِم ْن َأْلِف َش ْه ٍر َم ْن ُح ِر َمَه ا َفَق ْد ُح ِر َم اْلَخ ْي َر ُك َّل ُه َو َال ُيْح َر ُم َخ ْي َر َه ا ِإاَّل
َم ْح ُروٌم.
Artinya, "Sesungguhnya bulan ini (Ramadhan) telah datang kepada kalian. Di
dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa saja yang
terhalangi dari (meraih)nya, sungguh ia telah terhalangi dari semua kebaikan. Dan
tidak ada yang terhalangi (darinya), kecuali orang yang memang terhalangi dari
kebaikan.” (HR Ibnu Majah)
Pada hakikatnya Lailatul Qodar itu adalah Rahasia Allah SWT, perkara turunnya
kapan dan pada tanggal berapa Itu menjadi misteri yang mungkin menjadi sebab
agar kaum muslimin bersungguh beribadah pada waktu-waktu ini demiAgar
mendapatkan malam yang mulia ini. Sebagaimana sebuah hadits yang
diriwayatkan dari Ummul Mu’minin Aisyah radhiyallahu ‘anha– berkata:
Dan kita pun dianjurkan untuk mendirikan shalat pada malam2 ini, sebagaimana
hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
beliau bersabda:
“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan
mengharap pahala dari Allah, maka dosadosanya yang telah lalu akan diampuni.”
(HR. Bukhari, no. 1901)
Dikatakan oleh Imam Malik dalam Al-Muwatha’, Ibnul Musayyib menyatakan:
“Siapa yang menghadiri shalat berjama’ah pada malam Lailatul Qadar, maka ia
telah mengambil bagian dari menghidupkan malam Lailatul Qadar tersebut.”
(Latha’if Al-Ma’arif, hlm. 329).
NASIHAT BULAN RAMADHAN
Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar, tapi juga tentang mengelola emosi
dan isi hati. Hati yang teguh adalah hati yang tetap dekat dengan-Nya bahkan
ketika terluka, tetap memanggil nama-Nya bahkan ketika sedang merasa sendiri,
dan tetap percaya akan mukjizat-Nya ketika asa tampak tiada. Teguhkan hati di
bulan suci, semoga kita bisa merasakan nikmat dan berkahnya Ramadan tahun
ini."
Pada akhirnya, tujuan kita diciptakan ke dunia ini tidak lain hanyalah untuk
Beribadah kepada Alloh SWT sebagaimana yang termaktub dalam Al-Qur’an Surah
Ad Dzariyat ayat 56 :
“Dan tidaklah Aku (Alloh SWT) ciptakan jin dan manusia kecuali agar Mereka (jin
dan manusia) beribadah kepada-Ku.”