Anda di halaman 1dari 4

PESANTREN RAMADHAN 28

Hari Kedua | Materi Kedua

RAMADHAN MU UNTUK APA??

Rasulullah SAW bersabda, “Begitu banyak orang yang melakukan puasa namun tidak memperoleh
pahala dari puasanya itu, kecuali sekedar menahan lapar dan dahaga saja”.
(HR. An Nasa’i dan Ibnu Majah)

Sangat disayangkan bila puasa yang kita lakukan hanya sekedar lapar dan haus saja. Maka apa yang
harus kita lakukan agar puasa kita bernilai istimewa? Dan mengapa kita harus melakukannya?

Meninggalkan Hal Yang Merusak Puasa

1. Berbuat dan Berkata Kotor, Mencaci maki & Bertengkar


Bila saat berpuasa lalu ada orang yang mencaci maki dan mengajaknya bertengkar, maka
hendaknya orang yang berpusa itu berkata: “Aku sedang berpuasa tiga kali dengan lisannya.
Menurut Imam Nawawi “atau dengan hatinya”. Sebagaimana hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah
SAW bersabda:

“Apabila salah seorang diantara kamu sedang berpuasa, maka janganlah beromong kotor pada
waktu itu dan jangan pula bersuara keras; dan jika ia dicaci oleh seseorang atau diajak bertengkar,
maka katakanlah: “Sesungguhnya aku seorang yang sedang berpuasa”. Demi Dzat yang diri
Muhammad berada dalam kekuasaan-Nya! Sungguh bau mulut orang yang sedang berpuasa itu
lebih harum di hadapan Allah daripada baunya minyak kasturi; dan orang yang berpuasa itu
mempunyai dua kegembiraan yang ia gembira dengan dua kegembiraan tersebut, yaitu: apabila
berbuka, ia gembira lantaran bukanya itu, dan apabila bertemu Tuhan-nya (nanti), ia gembira
lantaran puasanya itu”.

Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa tidak meninggalkan
omongan kotor dan perbuatan dosa, maka Allah tidak lagi membutuhkan dia dalam meninggalkan
makanan dan minumannya”. Atau “Allah tidak membutuhkan orang yang meninggalkan makan
dan minum (puasa), selama ia tidak dapat meninggalkan omongan dan perbuatan kotornya.” (HR.
Jama’ah, kecuali Muslim dan Nasa’i).

Hendaknya kita menjaga lisan dan perbuatan agar puasa kita bernilai di sisi Allah. Bila ada yang
memicu emosi, baiknya katakan bahwa kita sedang berpuasa.

2. Berdusta, Mengumpat, Mengadu Domba, Bersumpah Palsu & Pandangan dengan Syahwat
Rasulullah SAW bersabda, “Ada lima perkara yang merusak (menghapus pahala) puasa, yaitu
berdusta, mengumpat, mengadu domba (membawa fitnah ke sana kemari), bersumpah palsu, dan
melepaskan pandangankepada yang tidak dibenarkan syara’ (memandang/ melihat dengan penuh
syahwat)”.

Dari hadits-hadits tersebut diketahui bah ibadah puasa itu selain mendidik ketaatan diri untuk
melaksanakan perintah Allah SWT, juga mendidik agar berakhlak mulia.
Ramadhan Akan Segera Berakhir! Apa yang Harus Kita Lakukan?!
Memaksimalkan 10 Hari Terakhir Ramadhan

“Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW sangat bersungguh-sungguh (beribadah) pada sepuluh hari terakhir
(bulan Ramadhan), melebihi kesungguhan beribadah di selain (malam) tersebut.” (HR. Muslim)

Hadis ini menunjukkan keutamaan semangat beribadah di 10 hari terakhir Ramadhan. Hadis ini
menceritakan sosok baginda Nabi Muhammad SAW sebagai manusia yang paling giat dalam meraih
ridha` Allah SWT dengan bersungguh-sungguh memanfaatkan waktu-waktu penuh keutamaan
dengan meningkatkan kualitas ketaatan, beribadah, bertaqarrub, beri’tikaf, dan mengajak anggota
keluarga untuk beribadah. Kesungguhan beliau beribadah di 10 hari terakhir Ramadhan melebihi
kesungguhan beribadah di waktu selainnya.

Kalimat “bersungguh-sungguh (beribadah) pada sepuluh hari terakhir” menunjukkan anjuran untuk
tidak kendor dalam beribadah di akhir Ramadhan sebagaimana fakta di masyarakat. Hadis ini
menunjukkan keistiqamahan beliau dalam giat beribadah sepanjang Ramadhan. Semua hari di bulan
Ramadhan sangat istimewa dan semua muslim disarankan untuk melakukan ibadah dengan baik.
Namun, 10 hari terakhir Ramadhan sangat istimewa. Ada banyak keutamaan di sepertiga bulan
terakhir itu hingga Rasulullah pun mengencangkan ibadahnya.

Setidaknya, kesungguhan beliau ini disebabkan beberapa faktor, antara lain:

Pertama, sepuluh hari terakhir merupakan penutup bulan Ramadhan yang penuh berkah. Dan setiap
amalan manusia dinilai dari amalan penutupnya.

Kedua, 10 malam terakhir adalah malam-malam yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW.

Ketiga, kerinduan akan keindahan lailatul qadar atau malam kemuliaan yang keutamaan beribadah
nya melebihi beribadah sepanjang 1000 bulan.

Keempat, beliau memberikan contoh kepada umatnya agar tidak terlena dalam kesibukan
mempersiapkan kebutuhan hari raya sehingga melupakan keutamaan beribadah di 10 hari terakhir.

Kalimat “melebihi kesungguhan beribadah di selain (malam) tersebut” sebagai anjuran dan
keteladanan Rasulullah SAW dalam memotivasi umatnya untuk menambah giat beribadah di 10 hari
terakhir Ramadhan dengan mencontohkan beberapa amalan utama, antara lain:

1. Memperpanjang Shalat Malam


Pada 10 malam terakhir, Rasulullah SAW tidak tidur, lambung beliau dan para sahabat amat jauh
dari tempat tidur. Beliau menghidupkan malam-malam tersebut untuk beribadah, shalat, zikir, dan
lain-lain hingga waktu fajar. Kebiasaan beribadah di 10 malam terakhir ditularkan kepada seluruh
anggota keluarga beliau untuk sama-sama menikmati kesyahduan beribadah sepanjang malam.

Sebagaimana penuturan Aisyah RA, “Rasulullah SAW biasa ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir,
beliau kencangkan ikat pinggang (bersungguh-sungguh dalam ibadah), menghidupkan malam-
malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” (HR. Al-
Bukhari dan Muslim)
2. Memperbanyak Sedekah
Meningkatkan sedekah menjadi salah satu amalan utama di 10 hari terakhir sebagai ungkapan
syukur atas nikmat dipertemukan Ramadhan, serta sebagai penyempurna ibadah puasa dan
ibadah-ibadah individu lainnya. Karena tidaklah sempurna keimanan dan kualitas ibadah seseorang
kecuali jika adanya keseimbangan antara ibadah ritual dan ibadah sosial.

Sebagaimana firman Allah SWT, “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa
kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari
rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS. As-Sajdah: 16).

Bersedekah di 10 hari terakhir tidak hanya diterjemahkan dengan sedekah wajib berupa zakat
fitrah dan zakal mal, tetapi juga dianjurkan memperbanyak sedekah sunnah dalam rangka berbagi
kebahagiaan dan memberikan bekal makanan di hari raya Idul Fitri bagi dhuafa. Bersedekah dapat
berbentuk harta, pangan, pakaian, paket sedekah untuk yatim dan dhuafa, dan lain sebagainya.

3. I’tikaf
I’tikaf berarti berdiam di masjid dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Tidaklah seseorang
keluar dari masjid, kecuali untuk memenuhi hajatnya sebagai manusia. I’tikaf memiliki kekhususan
tempat dan aktivitas yaitu masjid dengan aktivitas ibadah mendekatkan diri kepada Allah dengan
berdzikir, berdo’a, membaca Al-Quran, shalat sunnah, bershalawat, bertaubat, beristigfar, dan
lainnya. I’tikaf dianjurkan setiap waktu, tetapi lebih ditekankan memasuki sepuluh malam terakhir
Ramadhan sebagaimana penuturan Abdullah bin Umar RA, “Rasulullah SAW beri’tikaf pada
sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Muttafaq ‘alaih)

4. Tilawah Al Qur’an
Meningkatkan membaca Al-Qur’an menjadi salah satu ibadah utama di 10 hari terakhir Ramadhan.
Tidak sedikit umat Islam yang larut dalam tilawah Al-Qur’an sepanjang malam baik di masjid
maupun di rumah. Tilawah Al-Qur’an adalah ibadah ringan dan memiliki keutamaan yang besar.
Tradisi mengejar khataman Al-Qur’an di akhir Ramadhan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi
pribadi muslim, khususnya mereka yang setiap hari bergulat dengan aktivitas pekerjaan, sehingga
khataman Al-Qur’an sebanyak satu kali menjadi target realistis. Apapun bentuk motivasinya,
tilawah Al-Qur’an harus lebih digiatkan di 10 hari terakhir Ramadhan.

Lalu Apa Istimewanya Ramadhan?


Sampai-sampai kita harus memperbaiki diri & maksimalkan amal ibadah?!
Rahasia Keistimewaan Hari-Hari di Bulan Ramadhan

1. Ramadhan Penebus Dosa


Puasa bulan Ramadhan adalah sebagai penebus dosa hingga datangnya bulan Ramadhan
berikutnya. Rasulullah SAW bersabda: "Jarak antara shalat lima waktu, shalat jum’at dengan
jum’at berikutnya dan puasa Ramadhan dengan Ramadhan berikutnya merupakan penebus dosa-
-dosa yang ada diantaranya, apabila tidak melakukan dosa besar". (HR Muslim)

Puasa Ramadhan bisa menebus dosa-dosa yang telah lewat, dengan syarat puasanya ikhlas.
Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa berpuasa dibulan Ramadhan karena Iman dan mengharap
pahala dari Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR Bukhari dan Muslim).
2. Ramadhan Saat Terbaik Bersedekah
Barangsiapa memberi buka orang yang puasa maka mendapat pahala sebanyak pahala orang puasa
tersebut. Seperti sabda Nabi Muhammad SAW: "Barangsiapa memberi perbukaan (makanan atau
minuman) kepada orang yang berpuasa, maka dia akan mendapat pahala seperti pahala orang
yang berpuasa itu, tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa tersebut". (HR
Ahmad)

Sedekah yang paling baik adalah pada bulan Ramadhan.


"Rasulullah SAW pernah ditanya; Sedekah apakah yang paling mulia? Beliau menjawab: “Yaitu
sedekah di bulan Ramadhan”. (HR Tirmidzi)

3. Ramadhan: Do’a Mustajab


Doa orang yang berpuasa adalah mustajab, Rasulullah SAW bersabda: "Ada tiga macam doa yang
mustajab, yaitu doa orang yang sedang puasa, doa musafir dan doa orang yang teraniaya." (HR
Baihaqi)

4. Ramadhan: Puasa dan Tilawatil Qur’an Menjadi Syafaat


Puasa danِ Al-Qur’an yang dibaca pada malam Ramadhan akan memberi syafaat (pertolongan)
kepada orang yang mengerjakannya kelak dihari kiamat. Rasulullah SAW bersabda: "Puasa dan Al-
Qur’an akan memberikan syafaat seorang hamba pada hari kiamat. Puasa berkata: “Ya Rabbi, aku
mencegahnya dari makan dan minum di siang hari”. Al-Qur’ an juga berkata: “Aku mencegahnya
dari tidur dimalam hari, maka kami mohon syafaat buat dia.” Beliau bersabda: “Maka keduanya
dibolehkan memberi syafaat”. (HR Ahmad)

5. Ramadhan: Umroh Berpahala Haji


Orang yang melaksanakan Umrah pada bulan Ramadhan maka mendapat pahala seperti
melakukan Haji. Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya umrah dibulan Ramadhan sama
dengan pahala haji." (HR Bukhari)

IDE ICE BREAKING:

1. Gajah Semut | Ular Cacing


Menyebutkan nama hewan dengan kata-kata yang sesuai tapi dengan gerakan berlawanan.
Misalnya, Gajah itu.. besar (gerakan tangan menunjukkan kecil). Semut itu.. kecil (gerakan tangan
menunjukkan besar). Ular itu.. panjang (gerakan tangan menunjukkan pendek). Cacing itu.. pendek
(gerakan tangan menunjukkan panjang).

2. Tepuk 1, 2 dan 3
Menepuk tangan sesuai dengan instruksi, tapi bila dalam instruksi tidak ada kata tepuk hanya angka
maka dilarang untuk bertepuk tangan.
Misalnya, Tepuk 1 (satu kali tepuk tangan). Tepuk 2 (dua kali tepuk tangan). Tepuk 3 (tiga kali
tepuk tangan). Tiga.. (tidak boleh tepuk)

3. Mengigat Hari
Setiap anak menyebutkan masing-masing satu hari dari Senin sampai Minggu, tapi setiap kali hari
yang berakhiran u (Rabu, Sabtu, Minggu) anak harus menyebutkan sambil bergoyang pinggul ke
bawah.

Anda mungkin juga menyukai