Bulan Ramadan
Kultum puasa Ramadan ini membahas tentang orang orang yang merugi di bulan Ramadan. Hal
ini bisa disebabkan karena tidak melaksanakan amal-amal yang baik pada bulan Ramadan.
Padahal bulan puasa Ramadan ini memiliki segudang berkah dan pahala untuk digapai.
Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah SAW bersabda, yang artinya:”Apabila datang bulan
Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setanpun dibelenggu”.
[HR. Muslim].
Dari sabda Nabi Muhammad SAW tersebut tentunya kita menyadari betapa pentingnya bulan
Ramadan. Oleh karena itu, dalam kultum puasa kali ini akan dibahas tentang orang orang yang
tidak mendapatkan berkah dan malah merugi saat bulan Ramadan datang.
Seperti Nabi Muhammad SAW bersabda, yang artinya: “Betapa banyak orang yang berpuasa,
namun tidak mendapatkan apa-apa selain lapar, dan berapa banyak orang sholat di tengah malam
tidak mendapatkan apa-apa selain begadang” [HR. Nasa’i].
Hal ini menandakan bahwa kultum puasa Ramadan tentang orang orang yang merugi di bulan
Ramadan ini sangat penting dan berguna bagi umat islam. Jangan sampai kita hanya menahan
lapar tapi tidak mendapatkan pahala.
3 dari 4 halaman
Orang yang puasa hanya mendapatkan lapar dan haus adalah orang orang yang pahala puasanya
telah hilang. Hal ini karena mereka melakukan hal-hal seperti berdusta, bergunjing, serta melihat
aurat lawan jenis dengan hawa nafsu. Dimana hal hal tersebut adalah beberapa contoh perbuatan
yang menghilangkan pahala puasa.
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut,
kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thobrani)
Kultum puasa ini mengajak kita untuk memanfaatkan datangnya bulan Ramadan sebaik mungkin
untuk menabung pahala sebanyak-banyaknya. Karena bulan Ramadan ini menawarkan banyak
sekali kebaikan-kebaikan yang harusnya kita lakukan untuk mencapai takwa.
Sering sekali kita melihat ada orang yang sudah keluar sebelum shalat tawarih selesai. Orang
orang yang tidak mengikuti tarawih sampai selesai tersebut menjadi salah satu bahasan kultum
puasa kali ini. Biasanya banyak orang yang sudah keluar dari masjid sebelum dimulainya shalat
witir. Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Orang yang shalat tarawih mengikuti imam sampai selesai, ditulis baginya pahala shalat
semalam suntuk.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Dengan sabda Rasulullah SAW tersebut, tentunya akan sangat merugi bagi siapa saja yang
mengingglkan shalat tarawih sebelum selesai.
4 dari 4 halaman
Membaca Al-Qur’an sebagai kitab umat islam merupakan amalan yang menjanjikan banyak
pahala. Apalagi bila dilakukan di bulan Ramadan. Kultum puasa ini akan menjelaskan tentang
orang yang merugi karena jarang membaca Al-Qur’an di bulan Ramadan.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an, maka
baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu dilipatgandakan dengan sepuluh (pahala). Aku tidak
mengatakan Alif Laam Mim adalah satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan
Mim satu huruf”. (HR. Tirmidzi)
Dari sabda Rasulullah SAW tersebut kita bisa melihat betapa besarnya pahala yang kita dapatkan
bila membaca Al-Qur’an saat bulan Ramadan. Jadi di kultum puasa kali ini, membaca Al-Qur’an
sudah seharusnya menjadi salah satu hal rutin yang kita kerjakan di bulan Ramadan. Oleh karena
itu, setidaknya kita bisa mengamalkan baca Al-Qur’an serutin mungkin. Banyak juga orang yang
membuat target mengkhatamkan Al-Qur’an di bulan Ramadan ini. Kamu bisa membaca Al-
Qur’an setelah selesai berbuka puasa, setelah tarawih, serta menjelang imsak.
4. Orang yang tidak Menjaga Shalat
Shalat adalah tiang agama, jadi shalat adalah amalan terpenting bagi seorang umat islam.
Tentunya tidak hanya di bulan Ramadan saja kita diwajibkan untuk shalat, tapi setiap hari dengan
tidak terkecuali.
“Sesungguhnya pertama kali yang dihisab dari segenap amalan seorang hamba di hari kiamat
kelak adalah shalatnya. Bila shalatnya baik maka beruntunglah ia dan bilamana shalatnya rusak,
sungguh kerugian menimpanya.” (HR Tirmidzi).
Meninggalkan shalat wajib sama saja dengan puasa atau menahan haus dan lapar yang kita
kerjakan menjadi sia sia. Maka dari itu, shalat adalah amalan terpenting yang harus kamu
laksanakan setiap harinya.
Itulah kultum puasa singkat tentang orang orang yang merugi di bulan Ramadan. Semoga kita
tidak termasuk ke dalam bagian orang yang merugi tersebut dan senantiasa menjadi pribadi yang
menjaga amal ibadahnya.
Hadirin yang dirahmati Allah, diakui atau tidak, manusia memang sulit untuk selalu taat
beribadah kepada Allah. Hal ini disebabkan karena selain dibekali dengan akal, manusia juga
dibekali dengan hawa nafsu.
Setiap manusia memiliki tingkat hawa nafsu yang berbeda-beda. Ada yang dirinya dikuasai
hawa nafsu hingga sering melakukan kemaksiatan, ada yang dirinya mampu mengendalikan
hawa nafsu sehingga dapat menjadi pribadi yang taat.
Padahal banyak ayat Al-Qur’an maupun hadits menyebutkan bahwa iman, islam, dan ketaan
pada Allah SWT adalah sebuah kenikmatan yang tiada duanya. Namun mengapa, orang-
orang cenderung susah untuk selalu taat dan merasa berat untuk manjaga iman agar tetap
Islam, melakukan perintah-perintah Allah?
Jawabannya karena manusia tersebut memiliki penyakit hati. Dari mana datangnya penyakit
hati? Dari kemaksiatan-kemaksiatan yang seringkali kita lakukan. Sekali manusia melakukan
kemaksiatan, maka dalam hatinya akan terdapat satu titik hitam. Jika ia bertaubat, titik hitam
itu akan terhapus.
Namun jika ia terus-terusan melakukan kemaksiatan, sedang ia tak mau bertaubat, titik hitam
itu akan seamkin bertambah. Semakin ia melakukan kemaksiatan, titik-titik hitam akan
menutupi hatinya yang disebut dengan istilah ar-raan. Inilah yang menyebabkan seseorang
kehilangan ketaatan.
Lantas bagaimana menghilangkan penyakit hati yang ada pada manusia? Seperti halnya
penyakit lainnya, hal yang pertama dan paling utama ialah mengobati. Mengobati penyakit
dengan menghindari pantangan-pantangan yang menyebabkan kambuhnya penyakit hati.
Hati manusia harus dipaksa untuk melakukan amalan-alaman yang dianjurkan oleh Allah
SWT. Hati manusia haru dipaksa untuk mendengarkan berbagai nasihat baik, serta
berbagaiilmu yangberasal dari Al-Qur’an dan hadits. Dengan begitu, penyakit hati akan
berangsung-angsur sembuh.
Terlebih di bulan ramadhan ini, bulan yang mulia, yang dapat kita manfaatkan untuk
berlomba-lomba menghilangkan penyakit hati, memupuk ketaan, dan menjaga iman.
Senantiasa belajar ilmu agama dan melakukan amal-amal kebajikan, karena kedua hal
tersebut adalah nutrisi bagi hati manusia.
Bulan ramdhan ini adalah bulan yang pas bagi kita umat muslim untuk berubah. Tak ada
salahnya merubah diri menjadi lebih baik. Yang biasanya kita hanya membaca al-Qur’an
disaat sempat, di bulan ramadhan ini, kita harus memperbanyak baca Al-Qur’an.
Jika di bulan-bulan sebelumnya kita jarang sholat malam, di bulan ramadhan ini kita dapat
memulai kebiasaan baik tersebut. Saat bangun sahur, kita bisa menyempatkan diri untuk
mendirikan sholat malam.
Di bulan ramadhan ini kita bisa memulai kebiasaan-kebiasaan baik, yang nantinya akan
diteruskan hingga bulan-bulan selanjutnya. Bulan ini merupakan kesempatan untuk merubah
diri menjadi pribadi yang lebih baik. Karena di bulan yang penuh rahmat ini, setan-setan di
belenggu, pintu neraka ditutup, dan pintu surga dibuka.
Sehingga lebih mudah bagi kita untuk merubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan yang
lebih baik. Kebiasaan baik memang harus dipaksa terlebih dahulu, dan kita harus bisa
memaksakan kebiasaan-kebiasaan itu untuk bisa terus kita lakukan.
Hadirin yang dirahmati Allah, sebagaimana Al-Qur’an diturunkan pada bulan, yang berarti
bulan ramadhan merupakan bulan untuk momen perubahan. Begitu juga manusia, harus bisa
melakukan perubahan di bulan ramadhan yang penuh berkah ini.
Yang dulunya tidak menutup aurat, bisa merubah diri dengan senantiasa memakai busana
yang tertutup. Yang dulunya maloas mempelajari agama, kini menjadi sadar akan pentingnya
ilmu agama, yang dulu suka melakukan kemaksiatan, kini bernagsung-angsur merubah ke
ranah kebajikan, dan begitu seterusnya.
Membaca Al-Qur’an
Di bulan ramadhan, kita tentu akan lebih sering mendengar orang-orang tadarsu di masjid
ataupun mushola. Hal ini karena memang membaca Al-Qur’an di bulan ramadhan merupaan
amalan dengan pahala yang berlipat gAnda.
Sesuai dengan hadits Rasulullah SAW, dimana ada seseorang membaca satu huruf al-Qur’an,
maka baginya mendapatkan satu kebaikan, dan satu kebaikan tersebut akan dibalas dengan
sepuluh kali lipat.
Itulah sebabnya mengapa membaca Al-Qur’an menjadi aamlana utama di bulan ramadhan.
Karena semakin banyak kita membaca Al-Qurlan, maka semakin banyak pahala yang kita
dapatkan.
Memperbanyak sedekah
Islam merupakan agama yang menganjurkan umatnya untuk senantiasa suka memberi. Jika
memberi di jalan Allah, maka rezeki kita tidak akna berkurang, namun malah bertambah.
Itulah mengapa di bulan ramdhan, sedekah merupakan salah satu amalan utama yang
dianjurkan untuk dilakukan oleh setiap muslim.
Seperti yang dilakukan oleh Rasulullah, beliau sangat dermawan di bulan Ramadhan. Dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, menyebutkan bahwa Rasulullah SAW
bersabda, sesungguhnya sedekah dapat memadamkan kemurkaan Allah dan dapat menolah
kejelekan.
Tak hanya itu, masih banyak keutamaan-keutamana lain yang bisa kita dapatkan dari
sedekah. Allah SWT mengumpamakan orang yang bersedekah di jalan Allah, ibarat sebutir
biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, dan pada setiap tangkainya terdapat seratus biji.
Mari kita lakukan amalan-amalan utama yang dianjurkan pada bulan ramadhan, untuk
mendapatkan rahmat dari Allah SWT. Kita dapat meningkatkan amalan tersebut semaksimal
mungkinuntuk mendapatkan berkah dari Allah SWT.
Seperti yang dilakuakn oleh Rasulullah SAW, sebagai suri tauladan yang baik, Rasulullah
senantiasa memaksimalkan ibadah di sepuluh terakhir bulan ramadhan. Bahkan beliau juga
turut mebangun istri dan anak-anaknya untuk bisa ikut beribadah bersama.
Dalam sepuluh hari terakhir bulan ramadhan, terdapat keutamaan-keutamaan yang bisa kita
dapatkan. salah satu keutamaannya ialah, di sepuluh hari terakhir bulan ramadhan ini
merupakan turunnya lailatul qadr.
Malam lailatul qadr merupakan malam yang dinanti-nanti setiap umat muslim, karena pada
malam ini, setiap ibadah yang dilakuakn dengan selalu mengharap ridho Allah akan seniali
dengan ibadah selama 1000 bulan.
Oleh sebab itu, umat muslim berlomba-lomba untuk bisa bertemu dengan malam lailatur qadr
dengan bangun di malam hari dan melaksanakan i’tikaf di masjid dengan mengharap rahmat
dan ridho Allah SWT.
Kita dapat melakuakn rangkaian ibadah di malam-malam sepuluh hari terakhir bulan
ramadhan seperti misalnya shalat malam, membaca al-qur’an, dzikir, membaca al-qur’an dan
amalan lain yang dilakukan dengan khusyuk.
Keutamaan lain di sepuluh hari terakhir bulan ramadhan adalah hari-hari ini merupakan
pamungkas, sehingga setiap muslim sebaiknya mengakhiri bulan ramadhan dengan berbagai
kebaikan. Karena amal perbuatan itu dilihat dari akhirnya. Bagaimana kita daoat
mengerahkan daya dan upaya untuk maksimal beribadah kepada Allah SWT.
Banyak diantara kita yang berusah semaksimal mungkin untuk meningkatkan ibadah di bulan
ramadhan. Namun tahukan Anda apa hikmah yang ada di balik bulan yang penuh rahmat ini.
Supaya ibadah kita tidak sia-sia, kit ajuga harus mengetahui hikmah yang terdapat di bulan
ramadhan.
Hikmah yang pertama ialah, bulan ramadhan dapat melatih kita dalam hal keikhlasan. Kita
dilatih untuk ikhlas berpuasa di bulan ramadhan. Melakukan puasa hanya untuk mendapatkan
ridho dari Allah SWT. Jika ibadah yang lainnya dapat terlihat mudah di mata manusia,
namun tidak dengan puasa.
Hanya diri kita sendiri dan Allah yang mengetahui bahwa kita sedang berpuasa. Oleh karena
itu, kita harus senantiasa ikhlas saat melakuan ibadah puasa. Tidak berharap dilihat atau
dipuji oleh manusia lainnya.
Hikmah kedua ialah, bulan ramadhan juga dapat melatih kita untuk senantiasa istiqomah.
Tentu kit amerasa berat untuk melakukan puasa selama sebulan penuh lamanya. Bagi yang
tidak kuat, akan memilih untuk berhenti berpuasa di tengah jalan. Lain halnya jika kita
mampu mengendalikan diri dan istiqomah menjalani puasa sebulan penuh. Kita akan
mendapatkan hikmah nikmat puasa.
2. Sampaikan pada diri sendiri terlebih dahulu sebelum menampaikan pada orang
lain
Sebelum menyampaikan berbagai materi untuk kultum ramadhan, alangkah lebih baiknya
jkika setiap materi tersebut telah tersampaikan pada hati Anda. Sehingga Anda tak hanya
menyampaikan teori, namun materi yang Anda sampaikan adalah apa yang telah
Anda rasakan dab alami. Hal ini tentu akan membuat kultum Anda menjadi lebih bermakna.
Sampaikan kultum dengan bahasa yang sopan, disampan dengan hikmat sehingga dapat
menyentuh hati para jamaah kultum. Dan yang dapat diabaikan, sampaikan secara singkat,
padat, dan materi kultum tersampaikan dengan jelas. Jangan menyampaikan dengan bertele-
tele karena sesuai namanya, kultum hanya kuliah selama tujuh menit.
Demikian penjelasan singkat tentang kultum ramadhan yang dapat Anda jadikan sebagai
bahan referensi. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang sedang mencari referensi
bahan materi untuk mengisi kultum di bulan ramadhan.
May 9, 2019
Ceramah Singkat
َّأَماَّبَ ْع ُد:
Segala puji bagi Allah yang telah mempertemukan kita dengan bulan
Ramadhan. Kita memohon kepada Allah agar memberi kita taufik di bulan
ini untuk mengisinya dengan amal shaleh yang terbaik. Dan juga menunjuki
kita agar istiqomah dalam ketaatan di bulan ini, sehingga kita bisa
menutupnya dengan amal kebajikan juga.
َّهاَّأَ ْو
َ م ْعتِ ُق َ ه
َُّ َّف ٌ َِّفبَائ:َّ
َ عَّنَ ْف
ُ س َ اسَّيَ ْغ ُد ْو
ِ لَّالن ُّ ك ُ
َ م ْوبِ ُق
ها ُ
“Setiap manusia melakukan perbuatan: ada yang menjual dirinya kemudian
memerdekakannya atau membinasakannya.” (HR. Muslim).
Jika mereka membiarkan diri mereka melakukan apa yang mereka inginkan
berupa kemaksiatan dan kemalasan, mereka inilah orang-orang yang
menelantarkan dirinya. Jika mereka menelantarkan dirinya, apalagi yang bisa
ia jaga? Bagi setiap orang, dirinya sendiri adalah sesuatu yang paling ia
berarti baginya. Allah Ta’ala berfirman,
َّها َ و َّتَ ْق
َ ٰوى َ جو َر
َ َّها ُ ه
ُ اَّف َ م َ اَّ*َّفأَ ْل
َ ه َ هَ ٰاَّسوى
َ َ و
م ٍ ونَ ْف
َ َّس َ
*ها َ ٰمنَّ َزكى َ َق ْدَّأَ ْفل
َ َّح َ
Dia mensucikan dirinya dari kemaksiatan dan dosa. Dan setiap mereka
mengerjakan ketaatan juga kebaikan, artinya mereka telah mensucikan diri
mereka. Kemudian firman Allah:
ها َ َّمن
َ ٰدسى َ َّاب
َ خ َ و
َ َّق ْد َ
“Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” [Quran Asy-
Syams: 10].
Yaitu dia kotori jiwanya dengan dosa, kemaksiatan, dan keburukan. Dia
terlantarkan dirinya dengan memperturutkan semua hasratnya dan
meninggalkannya tak terurus. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
ُ حي
َّم ْ ت
َ َّٱل
ِ ج ِِّ و ُب
ِ ر َز َ َّ*َّى َ اَّس
َّ ٰ ع َ م ُ نس
َ َّن ِ ْ ذك ُر
َ ٰ َّٱْل َ مَّيَ َت
َ يَ ْو
َّ ٰ منَّيَ َر
ى َ ِل
“Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya, dan
diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat.” [Quran
An-Nazi’at: 35-36].
Pada hari itu orang-orang ingat semua dengan apa yang telah mereka
kerjakan. Bayangkan! Sesuatu yang kita lakukan satu tahun lalu saja kita
sudah lupa. Bagaimana sekiranya, kita tengah menunggu pengadilan, tiba-
tiba kita teringat semua kesalahan yang pernah kita lakukan. Mental kita pun
terasa jatuh. Kita dihinggapi ketakutan yang besar. Dalam keadaan takut
tersebut, ditampakkanlah kepada kita neraka jahim. Semakin membuat kita
ngeri dan ketakutan.
ُّ حيَوٰ َة
َّٱلد ْنيَا ْ و َءاثَ َر
َ َّٱل َ َّ*َّى َ
غ َ نَّط َ
م َّامَفأ
َ
ٰ
“Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan
dunia.” [Quran An-Nazi’at: 37-38].
ْ َّ*َّفإن ْ َّعن
َّى
َ ه َ جن
ِ َّة َ َّٱل َِ ى َ َّٱل
َ ه
ٰ و َ هىَّٱلن ْف
ِ َ س َ َون َ
َ م ْأ
َّ ٰ و
ى ْ
َ ٱل
“Dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. maka sesungguhnya
surgalah tempat tinggal(nya).” [Quran An-Nazi’at: 40-41].
Surga adalah tempat yang kekal. Suatu tempat yang lebarnya saja seluas
langit dan bumi. Adapun neraka -wal ‘iyadzubillah- adalah tempat yang
sempit, sulit, dan penuh derita. Dan tempat ini pun kekal menjadi tempat
tinggal para pelaku dosa. Karena ini disebut oleh Allah sebagai tempat
tinggal, mereka tak akan keluar darinya. Kedua tempat tinggal ini sangatlah
berbeda. Perbedaan yang tak mampu dijelaskan oleh akal.
Berikut adalah Contoh Kultum Singkat Bulan Ramadhan. Setidaknya ada enam
amalan utama yang dapat kita maksimalkan selama bulan Ramadan, diantaranya
yaitu;
1. Membaca Alquran.
Rasulullah Muhammad SAW bersabda, sebagaimana hadis dengan kualitas
`hadis hasan dan sahih’ yang diriwayatkan Ibnu Masud: Barang siapa yang
membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu kebaikan, dan satu
kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan Alif
lam mim itu satu huruf; tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.
(HR At-Tirmizi).
Alquran diturunkan pada bulan Ramadan. Maka tak heran jika Rasulullah lebih
sering dan lebih banyak membaca Alquran pada Ramadan dibanding bulan
ain.
2. Memperbanyak Sedekah.
Islam adalah agama yang mengajak dan menganjurkan orang untuk suka
memberi, berbuat kebaiakan, dan mengamalkan kebajikan.
Dalam hadis lain disebutkan, “Rasullulah SAW adalah orang yang paling
dermawan (pemurah) dan kedermawanannya itu sangat menonjol pada bulan
Ramadan. Ketika malaikat jibril menerimanya di setiap malam selama
Ramadan, maka ia mengajaknya untuk men-tadabburi Alquran. Sungguh
Rasulullah ketika ditemui malaikat jibril lebih dermawan daripada angin yang
berembus. (HR Bukhari dan Muslim).”
3. Memberi buka kepada orang yang berpuasa.
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang memberi makan untuk berbuka
puasa kepada orang yang berpuasa, maka ia akan mendapatkan pahala orang
yang berpuasa, sebagaimana orang yang berpuasa tanpa mengurangi sedikit
pun pahala dari orang yang berpuasa (HR Ahmad dan An-Nasa’i).”
4. Melaksanakan Qiyamul Lail.
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang menjalankan qiyamu Ramadan
karena beriman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka dosa-dosanya
(yang kecil) yang telah lalu akan diampuni.” (HR Bukhari).
5. Melaksanakan Ibadah Umrah.
Rasulullah SAW bersabda, “Umrah pada Ramadan sama dengan haji. Atau
dikatakan, `Haji bersamaku’.” (HR Bukhari-Muslim).
6. Mencari Lalaitul Qadr.
Malam Lailatul Qadr adalah malam ganjil pada sepuluh malam terakhir
Ramadan. Bilangan malam tersebut adalah saat-saat dimana kita menuggu
kedatangan Laitul Qadr. Maka gapailah salah satu malam di Ramadan yang
lebih baik dari malam seribu bulan.
Itulah 6 Amalan Utama di Bulan Ramadhan yang dapat kita tingkatkan semaksimal
mungkin di bulan yang penuh barokah ini. Demikian yang dapat kami sampaikan pada
pertemuan kali ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca semua. Dan tidak lupa
kami mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa ramadhan, semoga amal
ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Amien.
Share
Advertisement
Kalau ada seorang mukmin yang sakit, lalu sembuh, jelas bukan karena
keahlian dokter atau tabib dalam meracikkan obat-obatan, melainkan Allah-
lah yang menyembuhkannya. Itulah keyakinan seorang mukmin. Usaha
adalah sarana menuju sukses, dan kesediaannya untuk berobat ke dokter
adalah bagian dari ikhtiarnya untuk sembuh dari penyakit yang dideritanya.
Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku. (Q, s. as-
Syu’arā’/26:80)
Betapa banyak orang yang bekerja keras banting-tulang, namun tetap saja
selalu mengalami kegagalan. Betapa banyak pula orang sakit yang
mendatangi dokter yang paling canggih sekalipun, namun tetap saja
penyakitnya tidak kunjung hilang. Apa maknanya ini? Maknanya adalah
bahwa manusia hanya bisa berusaha, Allah-lah Yang Menentukan segalanya.
Maka, orang muslim yang mendapatkan kesenangan lalu bersyukur, pada
hakekatnya ia paham betul bahwa apa yang diperolehnya itu adalah
pemberian Allah.
Selain sifat syukur adalah sifat sabar. Orang mukmin itu penyabar. Ia tidak
pernah mengeluh tentang berbagai cobaan hidup yang dihadapinya. Ia sadar
sepenuhnya bahwa kesulitan yang menimpanya merupakan cobaan dari
Allah. Ibarat anak sekolah, semakin tinggi kelasnya, maka semakin sulit
soal-soal ujiannya. Tetapi begitu lulus, ia akan bahagia sekali.
Apabila siswa kelas satu dan kelas enam SD ujiannya sama, maka namanya
bukan ujian. Karena ujian untuk menentukan tingkat, maka tingkat
kesulitannya pun bervariasi sesuai dengan tingkatan pengetahuan yang
dimiliki para siswa. Ujian untuk menaikkan derajat.
Apa artinya kelulusan bagi siswa SMU kalau soal-soal ujian yang
dikerjakannya ternyata milik siswa kelas satu SD. Maka dari itu, harus
disadari betul bahwa ujian Allah itu sebanding dengan kesanggupan hamba-
Nya untuk menghadapinya. Mustahil Allah akan menimpakan ujian dan
cobaan hidup kepada hamba-Nya di luar kemampuannya. Dan Allah Maha
Mengetahui tentang kadar dan kemampuan hamba-Nya dalam menghadapi
sebuah ujian.
Maka dari itu, jika seorang mukmin sedang ditimpa kesulitan hidup, maka ia
harus memahaminya sebagai bagian dari ujian Allah. Ia harus yakin dengan
sepenuh hati bahwa Allah sedang berniat untuk mengangkat derajatnya
melalui ujian itu. Oleh karenanya, sikap sabar adalah pilihan yang tepat.
Namun demikian, harus tetap dipahami bahwa sabar itu bukan berarti sikap
nerimo, pasrah atau nglokro. Sabar itu sikap menerima kenyataan tetapi
yang didahului dengan perjuangan dan usaha keras, disertai kesinambungan
upaya yang terus-menerus. Maka, jika ada orang yang ketika ditimpa
kesulitan lalu buru-buru pasrah tanpa diiringi dengan usaha untuk
mengatasinya, tidak dapat dikatakan sebagai sabar, melainkan sebagai
pemalas!
Cobalah perhatikan firman Allah dalam surat Alu Imran ayat 200:
Baca Juga:
Sumber: https://www.tongkronganislami.net/syukur-dan-sabar-dalam-kehidupan/
Share
Advertisement
Balasan berupa pahala yang sangat besar juga telah disiapkan bagi mereka
yang gemar membaca kitab suci Al-Qur’an sebagaimana sabda Rasulullah
Sallallahu ‘alaihi wa Sallam berikut ini:
“Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka baginya satu kebaikan
dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan
semisalnya dan aku tidak mengatakan AlifLaamMiim satu huruf akan tetapi
Alif satu huruf, Laam satu huruf, dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi).
Rasulullah SAW juga bersabda: “Di surga ada delapan pintu. Diantaranya
ada pintu yang dinamakan Ar-Rayyan. Tidak dibolehkan memasukinya
kecuali orang-orang yang berpuasa.” (HR. Bukhari).
Baca Juga:
Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita dan menerima amal ibadah kita
sehingga kita termasuk dalam golongan manusia yang dirindukan
surga. Allahumma Aamiin.
Sumber: https://www.tongkronganislami.net/4-golongan-manusia-senantiasa-
dirindukan-surga/
Share
Advertisement
Dengan senantiasa berdzikir kepada Allah, maka akan turunlah rahmat Allah
untukmu. Ketika rahmat Allah telah turun maka akan diangkat segala cobaan
dan datanglah kesembuhan. Sesungguhnya Allah menerangkan
bahwasannya dengan berdzikir kepada-Nya adalah obat yang mujarab, yakni
penyembuhan bagi hati.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Ingatlah kalian kepada-Ku niscaya Aku
pun akan mengingat kalian.” (QS. al-Baqarah: 152).
Manusia adalah makhluk yang tak luput dari kesalahan. Sebaliknya Allah
adalah Zat Yg Maha Pengampun, karenanya Allah berfirman dalam Surat ali
Imran ayat 133 agar manusia bersegera mencari ampunan-Nya agar bisa
berobah dari orang yg berbuat salah (zolimullinafsih atau muqtashid)
menjadi orang-orang yg unggul dalam berbuat kebaikkan.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Tidaklah Allah akan menyiksa mereka
sementara kamu berada di tengah-tengah mereka, dan tidaklah Allah akan
menyiksa mereka sedangkan mereka selalu beristighfar/meminta ampunan.”
(QS. al-Anfal: 33).
Sumber: https://www.tongkronganislami.net/amalan-harian/
Share
Advertisement
Tongkronganislami.net – Menurut mereka di dalam Islam tidak ada jaminan
masuk surga, semuanya pasti masuk neraka. Sedangkan dalam alkitab
terdapat jaminan keselamatan (diartikan masuk surga) bagi yang percaya
kepada Yesus Kristus. Cukup dengan percaya/iman pasti masuk Surga (Kata
mereka sih gitu). Ayat alkitab dibawah ini merupakan tanggapan untuk
membuktikannya :
Yohanes 11:26 : “dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku,
tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?”
Markus 16:16 : “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi
siapa yang tidak percaya akan dihukum”.
Yohanes 6:58 : “Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti
yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan
roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.”
Al Hajj 56 : Kekuasaan di hari itu ada pada Allah, Dia memberi keputusan di
antara mereka. Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh adalah di
dalam syurga yang penuh keni`matan.
Semua ayat Al-Qur’an tersebut tidak diartikan bahwa anda yang merasa
telah beriman dan beramal saleh PASTI masuk surga, karena selama anda
menjalani hidup maka dipastikan iman dan amal saleh anda selalu berubah,
kadang naik dan kadang turun, itu adalah hal yang manusiawi dan terjadi
pada semua orang.
Kondisi keimanan dan amal saleh yang tidak stabil tersebut bisa disebabkan
oleh ujian yang diberikan Allah kepada manusia yang punya kodrat memiliki
kecenderungan kearah baik dan buruk. Al-Qur’an sendiri menyampaikan :
Ali Imran 142 : Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga,
padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan
belum nyata orang-orang yang sabar.
Ali Imran 186 : Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan
dirimu.
Al Mulk 2 : Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu,
siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi
Maha Pengampun,
Jadi menurut Al-Qur’an, hidup di dunia tidak lain hanyalah periode untuk
menguji keimanan dan perbuatan kita, mengapa harus diuji..?? karena
hanya dengan ujianlah bisa dibuktikan apakah seorang manusia memang
menjalankan hidupnya sesuai perintah Allah atau tidak.
Dalam menjalani hidup sering kita tergelincir melakukan dosa, itu juga
manusiawi karena mana ada manusia yang tidak punya dosa..? untuk itu
Allah memberikan mekanisme lain :
ini sebagian dari ayat Al-Qur’an tentang pengampunan Allah, masih banyak
ayat yang lain lagi, terus terang saya capek mengutipnya karena sangat
banyak ayatnya, silahkan anda cari sendiri dalam Al-Qur’an!.
Jadi ayat alkitab memang tidak pernah menyatakan adanya jaminan anda
masuk surga karena percaya kepada Yesus, karena semua ayat yang dikutip
diatas hanyalah kalimat pengandaian, dan itu sama saja dengan ayat yang
ada dalam Al-Qur’an.
Lalu mengapa umat Kristen sampai bisa punya pikiran SUDAH dijamin dan
PASTI masuk surga, hanya dengan syarat percaya..?? itu datangnya dari
doktrin gereja yang dicekoki terus-menerus, menjadi ‘candu spriritual’, bikin
mabok dan melayang-layang, lupa bahwa kita harus terus menjalani
kehidupan dengan segala kemungkinan, bisa istiqomah (konsisten) dengan
keimanan dan amal saleh kita, bisa juga terjerumus, Al-Qur’an mengatakan :
Mereka hanya melihat pada ayat QS. Maryam 19: 71 tanpa memperhatikan
ayat selanjutnya, padahal dengan melihat ayat selanjutnya akan dilihat
dengan sangan mudah bahwa tuduhan mereka semua orang akan masuk
neraka menurut Alqur’an adalah salah besar:
Pada ayat ini Allah menegaskan bahwa Dia di kala itu melepaskan orang-
orang yang bertakwa dari siksaan neraka dan membiarkan orang-orng kafir
jatuh ke dalamnya dalam keadaan berlutut.
Allah menerangkan bahwa yang dilepaskan dari siksaan neraka itu ialah
orang-orang yang bertakwa bukan orang-orang yang beriman saja, karena
orang-orang yang beriman saja belum tentu termasuk orang-orang yang
bertakwa karena banyak di antara orang-orang yang beriman melanggar
perintah-perintah Allah dan mengerjakan larangannya.
Apabila dosanya lebih banyak dari amal kebaikannya maka ia akan disiksa
lebih dahulu dalam neraka sesuai dengan dosa yang diperbuatnya kemudian
barulah dikeluarkan dari neraka setelah menerima siksaan yang sepadan
dengan dosanya, lalu dimasukkan ke surga.
حامية نار هيه ما أدراك وما هاوية فأمه موازينه خفت من وأما راضية عيشة في فهو موازينه ثقلت من فأما
Artinya: Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikannya),
maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-
orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya maka tempat kembalinya ialah
neraka Hawiyah. Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api
yang sangat panas. (Q.S. Al Qari’ah: 6-11)
“Tidak ada seorang pun dari orang-orang yang telah berbaiat di bawah
pohon (ikut serta dalam perjanjian Hudaibiyah, red) yang akan masuk
neraka”.
Sebagaimana Allâh Ta’ala berfirman yang artinya: “Dan ketika adzab Kami
datang, Kami selamatkan Hûd…” (Qs. Hûd /11:58),
“Maka ketika keputusan Kami datang, Kami selamatkan Saleh…” (Qs. Hûd
/11:66),
Siksa Allâh Ta’ala tidak ditimpakan kepada mereka, akan tetapi menimpa
orang selain mereka. Jika tidak ada faktor-faktor keselamatan yang Allâh
Ta’ala anugerahkan bagi mereka secara khusus, niscaya siksa akan menimpa
mereka juga.
Demikian pula pengertian al-wurûd (mendatangi neraka), maksudnya adalah
orang-orang akan melewati neraka dengan melintasi shirâth, kemudian Allâh
Ta’ala menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-
orang zhalim di neraka dalam keadaan berlutut”
Syaikh Abu Bakar al-Jazairi hafizhahullâh juga memilih pendapat ini dalam
tafsirnya.
Orang-orang fâjir (berbuat jahat) akan binasa karena kesyirikan dan maksiat
mereka.
Jika jawabannya iya, boleh dunk saya tes! Beranikah anda mempraktekkan
ayat ini:
Matius 17: 20: “Ia berkata kepada mereka : “Karena kamu kurang percaya.
Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai
iman sebesar biji sawi saja, kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah
dari tempat ini ke sana, — maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada
yang mustahil bagimu”
Saya rasa iman anda tidak lebih kecil dari biji sawi kan? Coba dunk pindahin
gunung?! Saya mau lihat bener ga sih iman kristen bisa membuat orang
mampu mindahin gunung!
Hayo siapa yg berani memegang ular dan minum racun? Kan kata Yesus
orang yg beriman ga akan mati dipatok ular atau minum racun.
Sumber: https://www.tongkronganislami.net/benarkah-dalam-islam-tidak-ada-
jaminan/
Share
Advertisement
Keimanan merupakan akar dari sifat-sifat positif dan sumber pencipta nilai-
nilai keislaman yang sebenarnya, dan tidak ada nilai yang mungkin ada dalam
Islam yang tidak berdasarkan keimanan. Seorang muslim yang mukmin akan
mempunyai karakteristik mental yang baik. Diantara karakter mental muslim
sejati itu adalah sabar, tawakal, tidak mudah putus asa/mempunyai semangat
yang besar (pantang menyerah), dan istiqamah.
Kesabaran merupakan salah satu manifestasi mental mulia[1] seorang muslim
yang mukmin ketika menghadapi semua hal baik itu termasuk kategori
musibah atau yang lainnya. Sebab ia menganggap semuanya itu dari Allah dan
]yang berhak melakukan atau membuat apapun adalah Allah. Dan sabar[2
adalah senjata ampuh bagi seorang muslim yang taat. Dalam hadisnya, Rasul
mengatakan :
ع ْن دينَار ابْنَ يَ ْعني َحجاج َحدثَنَا نُ َميْر ابْنُ َحدثَنَا ع ْن ذَ ْك َوانَ بْن ُم َحمد َش ْهر َ ع ْن َح ْوشَب بْن َ ع ْمرو َ سةَ بْن َ قَا َل َ
عبَ َ
سو َل أَتَيْتُ صلى َللا َر ُ علَيْه َللاُ َ سو َل يَا فَقُ ْلتُ َو َ
سل َم َ علَى ت َبعَكَ َم ْن َللا َر ُعبْد ُحر قَا َل ْاأل َ ْمر َهذَا َ قَا َل ْاْلس ََْل ُم َما قُ ْلتُ َو َ
طعَا ُم ْالك َََلم ط ُ
يب ي ق ُ ْلتُ قَا َل َوالس َما َحة ُ الصب ُْر قَا َل ْاْلي َمانُ َما قُ ْلتُ الطعَام َوإ ْ
ض ُل ْاْلس ََْلم أ َ ُّ ْال ُمسْل ُمونَ َ
سل َم َم ْن قَا َل أ َ ْف َ
سانه م ْن ي قُ ْلتُ قَا َل َويَده ل َ ض ُل ْاْلي َمان أ َ ُّ
سن ُخلُق قَا َل أ َ ْف َي قُ ْلتُ قَا َل َح َ ض ُل الص ََلة أ َ ُّ ي قُ ْلتُ قَا َل ْالقُنُوت ُ
طو ُل قَا َل أ َ ْف َ أ َ ُّ
ض ُل ْالهجْ َرة عز َربُّكَ كَرهَ َما ت َ ْه ُج َر أ َ ْن قَا َل أ َ ْف َ ي قُ ْلتُ قَا َل َو َجل َ
ض ُل ْالج َهاد فَأ َ ُّ قَا َل َد ُمهُ َوأ ُ ْهريقَ َج َوا ُدهُ عُق َر َم ْن قَا َل أ َ ْف َ
ي قُ ْلتُ
عات أ َ ُّ ض ُل السا َ ف قَا َل أ َ ْف َ طلُ َع َحتى َم ْش ُهو َدة َم ْكتُوبَة الص ََلة ُ ثُم ْاْلخ ُر الليْل َج ْو ُ طلَ َع فَإذَا ْالفَجْ ُر يَ ْ
ص ََلة َ فَ ََل ْالفَجْ ُر َ
َ
ي َحتى الر ْكعَتَيْن إل صليْتَ فَإذَا ْالفَجْ َر ت ُ َ
صلِّ َ ص ََلة َ َ صبْح َ ع ْن فَأ َ ْمس ْك ال ُّس ت َْطلُ َع َحتى الص ََلة َ
ت فَإذَا الش ْم ُ طلَعَ ْ
س َ فَإن َها الش ْم ُ
طان قَ ْرن َْي في ت َْطلُ ُع ش ْي َ
ار َوإن َ صلُّونَ ْال ُكف َ
ع ْن فَأ َ ْمس ْك لَ َها يُ َ
ت فَإذَا ت َْرت َف َع َحتى الص ََلة َ َم ْكتُوبَة فَالص ََلة ُ ْ
ارتَفَعَ ْ
وم َحتى َم ْش ُهو َدة ام ِّ
الظ ُّل يَقُ َ ع ْن فَأ َ ْمس ْك َكذَلكَ َكانَ فَإذَا ُّ
الر ْمح قيَ َ ت فَإذَا ت َمي َل َحتى الص ََلة َ َم ْش ُهو َدة َم ْكتُوبَة فَالص ََلة ُ َمالَ ْ
س ت َ ْغ ُر َ
ب َحتى ع ْن فَأ َ ْمس ْك ُ
غ ُروب َها ع ْن َد َكانَ فَإذَا الش ْم ُ يب أ َ ْو ت َ ْغ ُر ُ
ب فَإن َها الص ََلة َ طان قَ ْرن َْي في ت َغ ُش ْي َ صلُّونَ ْال ُكف َ
ار َوإن َ يُ َ
) : 18618أحمد رواه( لَ َها
ُ ش ْعبَةُ َحدثَنَا
غ ْن َدر َحدثَنَا بَشار بْنُ ُم َحم ُد َحدثَنَا ُ ع ْن َ ي أَنَسا
َ سم ْعتُ قَا َل ثَابت َ ع ْنهُ َللاُ َرض
َ ع ْن َ ي
ِّ صلى النب َ ُعلَيْه َللا
َ سل َم
َ َو
)البخاري رواه( ْاألُولَى الص ْد َمة ع ْن َد الصب ُْر قَا َل
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar telah menceritakan
kepada kami Gundar telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Tsabit
berkata aku telah mendengar Anas r.a. dari Nabi Saw. berkata: “ Sabar ketika
awal kejadian (musibah)” (HR. Bukhari).
Setelah ditakhrij[3], ternyata ada hadis lain yang sama baik dari lafalnya
maupun maknanya.
Seorang muslim yang mukmin memiliki sikap yang sabar atas segala yang
menimpa dirinya, karena ia menganggap semuanya itu berasal dari allah Swt.
semata tidak dari yang lainnya. Seperti yang termaktub dalam ayat quran,
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:
“Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”[4] dan “Jadikanlah sabar dan shalat
sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat,
kecuali bagi orang-orang yang khusyu’,”[5]
Catatan Kaki
[1] Bey Arifin Rahasia Ketahanan Mental dan Bina Mental dalam Islam
(Surabaya: Mutiara Ilmu), hlm. 56-57.
[2] Sabar di sini tidak hanya diam dan pasrah tanpa adanya pertimbangan dan
upaya lain, akan tetapi mafhum mukhalafah dari pernyataan awal.
[3] Penulis mencoba mentakhrij.
[4] Artinya: Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami
kembali. kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada
Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar
maupun kecil. (QS. Al-Baqarah : 156).
[5] (QS. Al-Baqarah : 45).
[6] (QS Al-Rad, 13: 22).
[7] Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak (Yogyakarta: LPII, 1999), hlm. 44-46.
[8] Abu Laits al-Samarkandy, Tanbih al-Ghafilin terj. Abu Imam Taqiyudin
(Surabaya: Mutiara Ilmu, 1986), hlm. 459-460.
[9] (QS. Huud : 123).
[10] (QS. Al-Maidah : 23).
[11] (QS. Al-Taghabun : 13).
Sumber: https://www.tongkronganislami.net/2-karakter-muslim-yang-harus-anda-
Bulan Ramadhan
By
Tongkrongan Islami
Share
Advertisement
سأَلَكَ َوإذَا
َ عنِّي عبَادي ُ عان إذَا الداع َدع َْوة َ أُج
َ يب قَريب فَإنِّي َ شدُونَ لَعَل ُه ْم بي َو ْليُؤْ منُوا لي فَ ْليَ ْست َجيبُوا َد
ُ يَ ْر
Ayat ini berada pada beberapa ayat yang membahas tentang puasa
Ramadhan, baik sebelum maupun sesudahnya. Seolah mengandung makna
bahwa Ramadhan bukan melulu soal hukum dan aturan sebagaimana
bahasan pada ayat-ayat sebelum dan sesudahnya, namun juga
memperbanyak doa dan memohon kepada Allah swt.
Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh imam Ibnu Katsir (II/66) dalam
Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim. Terkabulnya doa mempersyaratkan benarnya
i’tiqad (keyakinan) kepada Allah swt dan dan kesempurnaan taat
sebagaimana yang tercantum dalam akhir ayat ini (Majmu’ah al-Fatawa,
XIV/33-34).
“Dari Abu Hurairah, ia berkata (bahwa) Rasulallah saw bersabda: Ada tiga
orang yang doanya tidak tertolak; Orang puasa sampai berbuka, pemimpin
yang adil, dan orang yang terzalimi (H.R. at-Tirmidzi no. 3598, Ibnu Majah
no. 1752, Ahmad no. 8043. Dinilai hasan oleh Syaikh Syu’aib al-Arnauth).”
Puasa yang dimaksud dalam redaksi hadits ini tidak hanya dibatasi pada
puasa Ramadhan, tetapi juga mencakup puasa yang lainnya, baik sunnah
maupun wajib. Namun puasa Ramadhan adalah lebih utama dari semua
puasa sebagaimana yang sama kita ketahui, sebab Allah sendiri yang
langsung memberi ganjaran atas puasa yang kita lakukan.
Adapun doa yang dipanjatkan adalah untuk kebaikan dunia dan akhirat, atau
berdoa sesuai dengan hajat yang dibutuhkan selama bukan berdoa untuk
terjadinya kezaliman atau bertujuan untuk memutus tali silaturahim.
ظلُوم َو َدع َْوة ُ يُ ْفط ُر حينَ َوالصائ ُم ْالعَاد ُل ْاْل َما ُم َدع َْوت ُ ُه ُم ت ُ َر ُّد َل ث َ ََلثَة
ْ ْال َم
“Tiga orang yang tidak tertolak doanya; Pepimpin yang adil, Orang puasa
ketika berbuka, dan doa orang yang terzalimi (H.R. at-Tirmidzi no. 2526,
Ibnu Hibba no. 7387. Dinilai sahih oleh Syaikh Syu’aib al-Arnauth karena ada
beberapa syawahid/riwayat pendukung)”.
Orang yang berbuka puasa adalah orang yang telah melaksanakan ketaatan,
sehingga berpotensi besar doa yang ia panjatkan akan dikabulkan oleh Allah
swt.
“Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga
malam terakhir. Lantas Allah berfirman, “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku,
maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku beri.
Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR.
Bukhari, no. 1145 dan Muslim, no. 758).
Sebab malam ini adalah lebih baik dari seribu bulan [Q.S. al-Qadr: 1-5].
Seseorang boleh berdoa dengan doa apa saja selama bukan mengandung
kezaliman dan pemutusan hubungan kerabat. Namun terdapat doa yang
Rasulallah saw ajarkan kepada ‘Aisyah ra:
ع ْن َ َشة
َ ع ْن ب َُر ْي َدة َ بْن َللا
َ عبْد َ ت أَن َها
َ عائ ُ عفُو إنكَ الل ُهم تَقُولينَ قَا َل أ َ ْدعُو َما ْالقَدْر لَ ْيلَةَ َوافَ ْقتُ إ ْن أ َ َرأَيْتَ َللا َر
ْ َسو َل يَا قَال َ
ُّْف ْالعَ ْف َو تُحب
ُ عنِّي فَاع َ
“Dari Abdullah bin Buraidah, dari ‘Aisyah, beliau bertanya, Wahai Rasulallah!
Jika aku mendapati malam lailatul qadar, doa apa yang aku panjatkan? Rasul
saw menjawab, katakanlah ‘Ya Allah, Sungguh Engkau Maha Pemaaf, suka
(memberi) maaf, maka maafkanlah aku (H.R.at-Tirmidzi no. 3513, Ibnu
Majah no. 3850, Ahmad no. 25384)”.
Oleh karenanya, silahkan membaca doa yang Rasul saw ajarkan kemudian
berdoa sesuai dengan hajat kita. Lalu kapan lailatul qadar itu datang?
Rasulallah saw menjelaskan:
َ َشة
ع ْن َ عائ
َ ي َ سو َل أَن
َ ع ْن َها َللاُ َرض َ ُعلَيْه هللا
ُ صلى َللا َر َ م ْن األ َ َواخر العَ ْشر منَ الوتْر في القَدْر لَ ْيلَةَ ت َ َحر ْوا قَا َل َو
َ سل َم
َضان َ َر َم
“Dari ‘Aisyah ra, bahwa Rasulallah saw bersabda: Carilah lailatul qadar pada
malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan (H.R. al-Bukhari no.
2017).”
Oleh sebabnya, amal shaleh (termasuk doa) tidak hanya dilakukan pada
waktu tertentu saja, karena jika demikian kita mengecilkan makna
Ramadhan sebagai bulan yang Allah pilih untuk hamba-hambanya yang
beriman dan tidak Allah tetapkan waktu semisal ini untuk umat terdahulu.
Baca Juga:
Sumber: https://www.tongkronganislami.net/waktu-mustajab-terkabulya-doa-di-
bulan-ramadhan/
Meninggal di Bulan Ramadhan, Apakah
pasti Khusnul Khotimah?
By
Tongkrongan Islami
Share
Advertisement
Adapun tanda husnul khatimah yang bisa dilihat oleh banyak orang
merupakan bentuk kabar gembira dan tanda keridla-an Allah swt. Hal ini
juga menunjukkan keutamaan dan karamah Allah kepadanya. Demikian
seperti yang tercantum dalam firman Allah:
َ ُعدُونَ ُك ْنت ُ ْم التي ب ْال َجنة َوأَبْش ُروا تَحْ زَ نُوا َو َل تَخَافُوا أَل ْال َم ََلئ َكة
علَيْه ُم تَتَنَز ُل ا ْستَقَا ُموا ثُم َللاُ َربُّنَا قَالُوا الذينَ إن َ تُو
“Dari ‘Aisyah r.a. ia berkata (bahwa) Rasulallah saw bersabda: Siapa yang
senang berjumpa dengan Allah, maka Allah (juga) senang berjumpa
dengannya. Dan barangsiapa yang tidak senang berjumpa dengan Allah,
maka Allah pun tidak senang berjumpa dengannya. Aku (‘Aisyah) bertanya,
Wahai Nabi Allah, Apakah (yang dimaksud) benci kematian? Sebab setiap
kami tidak suka dengan kematian. Rasulallah saw menjawa, bukan itu
maksudnya. Akan tetapi (maksudnya adalah) apabila seorang mukmin diberi
kabar gembira tentang rahmat dan ridla Allah, maka ia ingin berjumpa
dengan-Nya dan Allah pun ingin berjumpa dengannya. Sebab sungguh orang
kafir apabila diberi tahu tentang azab dan murka Allah, ia tidak suka
berjumpa dengannya dan Allah pun tidak suka berjumpa dengannya (H.R. al-
Bukhari dan Muslim).”
Mengomentari hadits ini, imam an-Nawawi mengatakan, sifat cinta dan benci
yang diperhitungkan dalam syara’ adalah ketika terjadi sakaratul maut,
dimana taubat pada waktu itu tidak diterima lagi. Ketika itu, ditampakkan
keadaan orang yang meninggal, sehingga terlihat apa yang kembali
kepadanya (apa yang ia dapatkan). Dengan kalimat lain, orang yang beriman
ingin bertemu dengan Allah ketika terjadi sakaratul maut sebab mengatahui
apa yang akan ia dapatkan. Sedangkan orang yang ingkar kepada Allah tidak
akan menyukainya, pun karena mereka tahu balasan apa yang akan didapat
selepas kematiannya.
Hal lain yang perlu dicatat adalah, husnul khatimah hanya berlaku bagi
hambanya yang beriman dan meninggal dalam keadaan beriman, serta
ketaatan yang dilakukan juga karena mengharap ridla Allah swt.
Baca Juga:
Sumber: https://www.tongkronganislami.net/meninggal-di-bulan-ramadhan-
apakah-pasti-khusnul-khotimah/
Kultum Singkat: Ancaman bagi Orang
yang Meninggalkan Puasa Ramadhan
[1440 H / 2019 M ]
By
Tongkrongan Islami
Share
Advertisement
Kultum Singkat Ramadhan Terbaru 1440 H /
2019 M [Ancaman Bagi Muslim yang
Meninggalkan Puasa]
رجَلن أتاني إذ نائم أنا بينا، بضبعي فأخذا، وعرا جبَل بي فأتيا، فقال: اصعد، فقلت: أطيقه ل إني، فقال: إنا
لك سنسهله، شديدة بأصوات إذا الجبل سواء في كنت إذا حتى فصعدت، قلت: قالوا ؟ األصوات هذه ما: عواء هذا
النار أهل، بي انطلق ثم، بعراقيبهم معلقين بقوم أنا فإذا، أشداقهم مشققة، قال دما أشداقهم تسيل: قلت: ؟ هؤلء من
قال: صومهم تحلة قبل يفطرون الذين هؤلء
Ketika aku tidur, aku didatangi oleh dua orang laki-laki, lalu keduanya
menarik lenganku dan membawaku ke gunung yang terjal. Keduanya
berkata, ”Naiklah”. Lalu kukatakan, ”Sesungguhnya aku tidak mampu.”
Kemudian keduanya berkata,”Kami akan memudahkanmu”. Maka aku pun
menaikinya sehingga ketika aku sampai di kegelapan gunung, tiba-tiba ada
suara yang sangat keras. Lalu aku bertanya,”Suara apa itu?” Mereka
menjawab,”Itu adalah suara jeritan para penghuni neraka.” Kemudian
dibawalah aku berjalan-jalan dan aku sudah bersama orang-orang yang
bergantungan pada urat besar di atas tumit mereka, mulut mereka robek,
dan dari robekan itu mengalirlah darah. Kemudian aku (Abu Umamah)
bertanya,”Siapakah mereka itu?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab,”Mereka adalah orang-orang yang berbuka (membatalkan puasa)
sebelum tiba waktunya.” [HR. Abu Daud]
Meskipun hadis ini adalah mimpi Nabi SAW dan beberapa ulama
mendaifkannya. kita dapat mengambil pelajaran bahwa seoarang yang tidak
menjalankan ibadah (berbuka tanpa uzur yang dibenarkan) diibaratkan
seperti manusia yang disiksa dengan cara yang mengerikan.
Selain hadis ini ada beberapa ancaman bagi yang meninggalkan puasa, yang
akan kami uraikan di bawah ini:
Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang
hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai datang
malam [QS Al-Baqarah: 187]
“Hai orang-orang yang beriman taatlah kepada Allah dan taatlah kepada
rasulnya dan janganlah kamu membatalkan amal-amalmu [QS. Muhammad:
33]
ض ْبعَي فَأ َ َخذَا َر ُج ََلن أَت َاني إ ْذ نَائم أَنَا بَ ْينَا َ ساقَ ب َ ال َحديثَ َو، ْ قَا َل َوفيه: طلَقَا ثُم َ بعَ َراقيبه ْم ُمعَلقُونَ قَ ْوم فَإذَا بي ا ْن، ُمشَققَة
َدما أ َ ْش َداقُ ُه ْم ت َسي ُل أ َ ْش َداقُ ُه ْم، ُق ُ ْلت: قَا َل َهؤ َُلء؟ َم ْن: ص ْومه ْم ت َحلة قَ ْب َل يُ ْفط ُرونَ الذينَ َهؤ َُلء
َ
“Pada saat kami tidur, ada dua orang laki-laki yang menghampiriku seraya
membopong saya”, lalu beliau melanjutkan ucapannya yang di antaranya:
“Kemudian mereka berdua membawaku, kemudian terlihat ada suatu kaum
yang sedang digantung di tunggangan mereka, pipi bagian bawahnya robek
dan mengalirkan darah, saya berkata: “Siapa mereka ?”, dia berkata:
“Mereka adalah orang-orang yang berbuka sebelum puasanya
sempurna”. [HR. An-Nasa’i]
Sumber: https://www.tongkronganislami.net/kultum-singkat-meninggalkan-puasa-
ramadhan/
Waspada Terhadap Sebab Utama Puasa
Ramadhan Sia-Sia
By
Tongkrongan Islami
Share
Advertisement
Perkataan dan tindakan zur ialah semua perkataan dan tindakan yang
menyimpang dari kebenaran seperti kebohongan, tuduhan dusta, kesaksian
palsu, tipu daya, dan kejatahan lainya yang disebabkan oleh ucapan.
Perkataan dan tindakan zur ini akan merusak pahal puasa dan menjadikanya
sia-sia. Rasulullah SAW bersabda:
Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dan tindakan zur maka
Allah SWT tidak membutuhkan upaya darinya untuk meninggalkan makan
dan minumannya (HR. Bukhari)
b. Kejahilan
Kejahilan adalah semua perkataan dan tindakan bodoh yang merugikan diri
sendiri maupun orang lain. Seperti bernadzar berdiri di bawah terik sinar
matahari dengan satu kaki, menyiksa diri sendiri dengan meninggalkan
sahur dan tidur karena ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Begitu
juga semua tindakan yang dapat mencelakakan orang lain baik secara fisik,
materi maupun mental.
c. Menggunjing dan Sejenisnya
جنة الصيام، صائم إني فليقل قاتله أو أحد سابه فإن يصخب ول يرفث فَل أحدكم صوم يوم كان فإذا
“Puasa itu perisai, jika sesorang diantara kalian berpuasa, janganlah berkata
keji dan janganlah berkelahi, dan jika seseorang mencelanya atau
memusuhinya maka katkanlah aku sedang berpuasa.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Selain itu dalam riwayat lain juga disebutkan: Puasa adalah perisai selama
seorang yang berpuasa tidak merusaknya, “ Dengan apa seseorang merusak
puasanya?” Beliau menjawab, dengan kebohongan atau ghibah. (HR.
Tabrani)
Nyanyian, permainan dan canda tanda tawa yang berlebihan termasuk hal
yang sia-sia dan dapat merusak pahala puasa. Seorang yang berpuasa lalu ia
mendengaran nyanyian atau melakukan permainan remi dan domino dari
pagi sampai magrib maka pahala puasanya dapat menjadi rusak karena hal
yang sia-sia tersebut. Rasulullah SAW bersabda.
َ الصيَا ُم لَي
ْس ِّ َ َوالش َرب األ َ ْكل من، الصيَا ُم إن َما
ِّ َ َوالرفَث الل ْغو من، سابكَ فَإ ْن َ فَ ْلتَقُ ْل: صائم إنِّي
َ علَيْكَ َج ُه َل أ َ ْو أ َ َحد َ ،
صائم إنِّي
َ
Puasa tidak sekedar menahan diri dari makan dan minum. Sesungguhnya
puasa itu menahan diri dari kesia-siaan dan kekejian. Jika ada seorang yang
mencelamu atau bertindak bodoh kepadamu maka katakanlah:
sesungguhnya akub sedang berpuasa. ( HR. Baihaqi dan Al-Hakim)
Sumber: https://www.tongkronganislami.net/waspada-terhadap-sebab-utama-
puasa-ramadhan-sia-sia/
Gelisah Indikator Mutu Puasa Seorang
Muslim di Bulan Ramadhan
By
Tongkrongan Islami
Share
Advertisement
Syaddad bin Aus RA berkata, Aku mendengar rasulullah SAW bersabda “Aku
mengkhawatirkan atas umatku syirik dan syahwat tersembunyi.” Aku
bertanya, “Wahai Rasulullah SAW, apakah umatmu akan melakukan
kesyirikan sepeninggalmu?’ Nabi SAW menjawab “ya, mereka memang tidak
menyembah matahari, bulan batu dan berhala. Namun mereka akan
memamerkan kebaikan mereka. Sedang syahwat tersembunyi adalah apabila
seorang di antara mereka di pagi hari sudah meniatkan puasa, lalu muncul
suatu keinginan pada dirinya sehingga ia pun meninggalkan puasanya.” (HR.
Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim)
Hal ini berbeda dengan kondisi orang seorang yang sebenarnya tidak ingin
berpuasa, namun karena tidak memiliki sesuatu untuk di makan akhirnya ia
berpuasa, sehingga ketika mendapatkan makanan ia membatalkan puasa.
Atau membatalkan puasa sunnah demi menghormati orang yang
mengundang atau memberikan jamuan kepadannnya.
Aisyah r.a. menuturkan, Pada suatu hari Nabi SAW mendatangiku seraya
bertanya, “Apakah ada suatu makanan?” kami menjawab tidak ada. Nabi pun
bersabda, “ Kalau begitu aku berpuasa.” Setelah itu beliau datang lagi, lalu
kami berkata, “wahai Rasulullah, kami telah diberi hadiah bubur hais dan
kami simpan sebagian untukmu.” Nabi pun Bersabda, “Berikanlah kepadaku,
meski sebenarnya aku telah meniatkan puasa.” Lantas beliaupun
memakannya. (HR Ahmad)
Sumber: https://www.tongkronganislami.net/gelisah-indikator-mutu-puasa-
seorang-muslim/
Share
Advertisement
Al-Quran yang terdiri dari 114 surah dan susunanya ditentukan oleh Allah
swt. dengan cara tauqifi, tidak menggunakkan metode sebagaimana metode-
metode penyusunan buku-buku ilmiah. Metode ini tidak terdapat dalam al-
Quran al-karim yang di dalamnya banyak persoalan yang silih- berganti
ditengakkan.
Juga sangatlah relevan apa yang dikatakan oleh al-wahidy yang dikutip al-
Shuyutiy.
نزولها وبيان قصتها على الوقوف دون الية تفسير معرفة يمكن ل
Kemudian setelah itu kandungan wahyu ilahi berkisar dalam tiga hal:
Peride kedua dari sejarah turunnya al-Quran berlangsung selama 8-9 tahun,
dimana terjadi pertarungan hebat antara gerakan Islam dan Jahiliyah.
Gerakan oposisi terhadap Islam menggunakan segala cara dan sistem untuk
mengahalangi kemajuan dakwah Islamiah. Dimulai dari fitnah, intimidasi dan
penganiayaan, yang mengakibatkan para penganut ajaran al-Quran pada
waktu itu hijrah ke Habsyah dan para akhirnya mereka semua termasuk
Rasulullah saw. berhijrah ke Madinah.
Pada saat tersebut ayat al-Quran, di satu pihak silih berganti turun
menerangkan kewajiban-kewajiban prinspil penganutnya sesui dengan
kondisi dakwah ketika itu, sepeti : Ajaklah mereka ke jalan Tuhanmu
(agama) dengan hikmah dan tuntunan yang baik, serta bantahlah mereka
dengan cara yang sebaik-baiknya (QS 16 : 125)
Periode Ketiga Turunnya Al-Qura’an
Selama masa periode ini dakwah al-Quran telah dapat mewujudkan suatu
prestasi besar kerena penganut-penganutnya telah dapat hidup bebas
melaksanakan ajaran-ajaran agama Yatsrib (yang kemudian diberi nama
dengan al-madinah al-munawwarah).periode ini berlangsung selama 10
tahun, di mana timbul bermcam-macam peristiwa, problem dan
persoalan,seperti: , Prinsip-prinsip apakah yang harus diterapkan dalam
masyarakat demi mencapai kebahagiaan, bagaimana menhadapi sikap-sikap
orang-orang munafik, sehingga hal ini diterangkan dalam al-Quran sebagai
berikut:
Subhi Shalih
وقوعه زمن لحكمه مبينة او عنه مجيبة او له متضمنة بسببه اواآيات اْلية نزلت ما
“Asbabun Nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya satu atau
beberapa ayat Al-Quran yang terkadang menyiratkan suatu peristiwa sebagai
respon atasnya atau sebagai penjelas terhadap hukum-hukum ketika
peristiwa itu terjadi”.[4]
Mana’ al-Qathan
Nurcholis Madjid
Menyatakan bahwa asbab al-nuzul adalah konsep, teori atau berita tentang
adanya sebab-sebab turunnya wahyu tertentu dari Al-Quran kepada Nabi
saw baik berupa satu ayat, satu rangkaian ayat maupun satu surat [6].
Adanya pertanyaan yang diajukan kepada Nabi s.a.w. lalu turun ayat untuk
menjawabnya. Misalnya, pertanyaan seorang perempuan bernama Khaulah
binti Sa’labah kepada Nabi s.a.w. bahwa suaminya, Aus bin as-Samit telah
men-zihar-nya, yang berarti mereka harus cerai.[9]
Jadi dari beberapa paendapat para ulama di atas, jelaslah bahwa turunnya
ayat al-Quran dilatarbelakangi oleh beberapa peritiwa atau sebab sehingga
turunlah ayat atau wahyu dari Alla s.w.t. untuk menjawab berbagai
persoalan yang dihadapi oleh nabi Muhammad s.a.w. dalam mwnjalankan
risalahnya atau perintah Allah s.w.t.
Kajian asbabun nuzul di samping meneliti fakta sejarah dibalik suatu ayat,
juga mengetahui hikmah pentasyrián ayat-ayat hukum. Hikmah pentasyrián
tidak akan nampak jika keumuman kata tetap dijadikan pegangan. Ayat-ayat
mengenai pelarangan khamr yang diturunkan secara bertahap merupakan
ilustrasi betapa pentingnya kekhususan sebab. Ayat-ayat tersebut adalah :
Ayat pertama tentang khamr (QS. al-Baqarah (2): 219) turun dalam kondisi
masyarakat yang begitu keras memegangi manfaat khamr, kemudian
ditanamkan pemahaman dalam benak mereka tentang manfaat dan dosanya
dengan penegasan bahwa dosanya lebih besar.
Ayat kedua (QS. an-Nisa’ (4): 43) mencoba mengurangi intensitas minum
khamr dengan larangan meminum khamr sebelum masuk waktu shalat.
Kondisi masyarakat saat itu adalah minum khamr hampir sepanjang hari.
Pengharaman khamr baru dilakukan dengan turunnya QS. al-Maidah (5): 90-
91.
Dalam hal ini para ulama ushul berbeda pendapat tentang: “Hal al-‘brah bi
‘umumil lafdzi au bikhushusis sabab” ?. Artinya: apakah yang diambil
sebagai pedoman suatu hukum itu berdasarkan ‘umumil lafdzi (lafadznya
secara umum), atau kerena sebab tertentu ?.
Yang lebih tepat menurut ulama ushul adalah yang pertama. Telah turun
beberapa ayat dengan sebab turunnya, tetapi para ulama telah sepakat
secara penerapan ayat-ayat itu tidak hanya tebatas pada sebab-sebab
turunya saja tetapi juga pada yang lainnya.
Telah disebutkan di atas bahwa bentuk dari sababun nuzul itu bersifat
qath’iyyatud dukhul fi al-‘am (sesuatu yang harus masuk atau termasuk di
dalam konteks umum). Jadi kadang-kadang ayat itu diturunkan berdasarkan
sebab-sebab yang khusus sementara ia diletakkan bersamaan dengan ayat-
ayat yang umum dalamrangka memerhatikan sususnan Al-Quran dan
keindahan untaian kalimat-kalimatnya,sehingga yang khusus itu lebih dekat
dari bentuk sebab dalam kaitannya bahwa ia masuk di dalam yang unmum
secara pasti.
Dengan demikian kita akan lebih teliti dan jauh dari kekeliruan ketika
memahami persoalan atau makna yang terkandung di dalam ayat Al-Quran.
Catatan Kaki
[3] Rosihan Anwar, Ulum al-Quran, Bandung: Pustaka Setia, 2008, h. 60.
Sumber: https://www.tongkronganislami.net/ilmu-asbabun-nuzul/
Share
Advertisement
Contoh yang paling jelas dalam masalah ini terdapat dalam sebuah ayat
yang sudah sama-sama kita hafal bersama, dalam surat al-Maun disebutkan
ancaman Allah SWT kepada orang-orang yang shalat. Allah berfirman dalam
kitabnya yang mulia: “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat,
(yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya” (QS Al-Maun: 3)
Ayat di atas begitu lugas mengingatkan pada kita bahwa sholat bisa menjadi
fitnah dan ancaman di akhirat nanti saat kita menjalankan tidak sesuai
aturannya.
LALU BAGAIMANA DENGAN IBADAH
PUASA RAMADHAN KITA? APAKAH
ADA ANCAMAN TENTANG PUASA
YANG KITA JALANKAN?
Sungguh setidaknya ada dua dalil yang juga mengingatkan kita dengan
gamblang tentang bahaya orang berpuasa jika tidak memenuhi adab dan
aturannya.
“Betapa Banyak Orang berpuasa tapi tidak mendapat (pahala) apa-apa dari
puasanya kecuali hanya lapar, dan betapa banyak orang yang sholat malam
(tarawih) tapi tidak mendapatkan apa-apa selain begadang saja” (HR An-
Nasai)
Dalil di atas seharusnya menjadi warning atau peringatan dini bagi kita
dalam meniti hari-hari Ramadhan kita, agar tidak termasuk golongan yang
celaka dalam arti berpuasa tanpa pahala.
Ibaratnya dalam pepatah bahasa kita, sudah jatuh tertimpa tangga. Tidak
mendapatkan ampunan ramadhan merupakan musibah luar biasa, belum lagi
ditambah doa laknat dari Jibril alaihissalam yang diaminkan oleh Rasulullah
SAW. Semoga kita tidak termasuk dalam dua golongan yang disebutkan
dalam dua hadits yang saya sebutkan di atas.
Rasanya menjadi penting bagi kita untuk mengetahui mengapa orang yang
berpuasa bisa mendapat kecelakaan yang sedemikian buruk semacam itu.
Setidaknya ada empat kesalahan orang berpuasa yang bisa menjerumuskan
mereka dalam dosa dan kehinaan, mari bersama merenungkannya.
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang sudah sangat populer di telinga
kita: Innamal a’maalu binniyaaat. Yaitu: Sesungguhnya setiap amal
bergantung pada niatnya ….( HR Muttafaqi Alaih).
Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW bersabda: “Semua amal manusia adalah
miliknya, kecuali puasa, sesungguhnya ia adalah milik-Ku dan Aku yang akan
memberikan balasannya, (H.R. Bukhari).
Tapi sungguh sayang sekali, ternyata masih ada yang ternoda keikhlasannya
dalam berpuasa karena godaan riya, harta maupun kecenderungan diri
pribadi. Puasa diliputi riya, karena ingin dianggap, dihargai dan dipuji orang
lain sebagai orang yang berpuasa.
Bisa jadi karena ewuh pakewuh dengan mertua, atau takut dengan pimpinan
di kantor, atau mungkin ingin eksis di tengah rekan sejawat. Semua itu
sungguh meluruhkan pahala puasa yang mulia.
Ada pula orang yang berpuasa karena mengincar harta, mungkin saja ini
lebih banyak terjadi pada anak-anak kita yang mengidamkan hadiah dari
para orangtua saat lebaran nanti, karena mampu menyelesaikan puasa
dengan sempurna.
Selain itu, ada juga yang berpuasa dengan bersemangat, bukan karena
kewajiban semata tetapi juga karena keinginan pribadi untuk diet dan
menurunkan berat badan. Sungguh ini semua jika tidak dihapus dalam hati,
akan mengotori keikhlasan puasa kita, dan kita terjerumus dalam golongan
mereka yang berpuasa tanpa pahala.
Yang kedua adalah mereka yang berpuasa tanpa ilmu. Tidak mengetahui
mana yang membatalkan dan mana yang tidak. Maka mereka menjalani
puasa tanpa aturan, atau memahami tidak dengan sepenuhnya benar.
Akibatnya, puasa mereka menjadi begitu rapuh dan tanpa makna.
Menyangka telah melakukan hal yang benar padahal sejatinya salah.
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda: “seorang faqih (ahli ilmu agama)
lebih ditakuti syetan dari pada seribu ahli ibadah (tanpa ilmu) “. (HR Ibnu
Majah).
Golongan orang berpuasa yang celaka ketiga adalah merkea yang berpuasa
hanya dari makan minum dan berhubungan badan semata, dan merasa
bahwa dengan itu mereka sudah memenuhi semua ketentuan dan tuntutan
puasa.
Barangkali kita perlu mengingat lebih dalam himbauan rasulullah SAW
berkaitan dalam masalah ini: “Barang siapa yang tidak meninggalkan
berkata dusta dan beramal kedustaan, maka Allah SWT tidak membutuhkan
dia meninggalkan makan dan minumnya” (HR Bukhori)
Mereka dalam masalah ini berpuasa tetapi tidak mampu menundukkan nafsu
dan emosinya. Maka mereka menodai siang hari ramadhan dengan lisan
yang tak terjaga dari ghibah, marah dan berkata dusta, atau anggota badan
yang tidak terjaga dari dosa dan kemaksiatan.
Yang keempat adalah mereka yang menjalankan ibadah puasa dengan penuh
kemalasan, dalam arti tidak menyadari kemuliaan bulan Ramadhan yang
bertaburan berkah. Mereka tidak menyadari dan memahami bahwa
Ramadhan bukan hanya bulan puasa saja, tetapi lebih dari itu ia adalah
bulan musim kebaikan yang disyariatkan banyak amal kebaikan.
Rasulullah SAW bersabda tentang bulan mulia ini: “(Bulan dimana) dibuka
pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, syetan-syetan dibelenggu. Dan
berserulah malaikat : wahai pencari kebaikan, sambutlah. Wahai pencari
kejahatan, berhentilah” (demikian) sampai berakhirnya ramadhan (HR
Ahmad)
Baca Juga:
Sumber: https://www.tongkronganislami.net/golongan-orang-orang-yang-celaka-
akibat-puasa-ramadhan/