Anda di halaman 1dari 1

KEUTAMAAN 10 HARI PERTAMA, KEDUA, KETIGA RAMADHAN

10 Hari Pertama

Pada 10 hari pertama bulan Ramadhan Allah SWT memberikan rahmat dan limpahan pahala dari berbagai amalan
yang kita lakukan selama puasa. Fase-fase 10 hari pertama Ramadhan memang merupakan fase terberat dan tersulit
karena merupakan fase peralihan dari kebiasaan pola makan normal menjadi harus menahan lapar dan haus mulai
dari subuh hingga magrib.

Selain itu ternyata tidak hanya tubuh saja yang melakukan adaptasi, pada fase 10 hari pertama Ramadhan ini pikiran
kita juga sedang berusaha melakukan beradaptasi atau penyesuaian dengan penuh kesabaran dan keikhlasan untuk
dapat menunaikannya. Oleh sebab itu pada 10 hari pertama Ramadhan ini Allah SWT memberikan keistimewaan
dengan membukakan pintu rahmat yang sebesar-besarnya bagi hamba-Nya yang telah sabar dan ikhlas dalam
menunaikan puasa selama 10 hari pertama dibulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan ketakwaan kepada Allah
SWT.

Untuk itu jangan sampai kita melewatkan kesempatan mendapatkan rahmat dari Allah SWT selama 10 hari pertama
Ramadhan dengan hanya berdiam diri tanpa melakukan aktifitas. Manfaatkanlah setiap hari dibulan Ramadhan
sebagai ladang ibadah. Lakukanlah kebaikan sebanyak-banyaknya dengan memperbanyak tilawah Al Quran, berdoa,
sholat shunah, beramal shaleh dan membantu orang lain. Selain itu bekerja, memperbanyak silahturahmi, serta
menjaga hubungan baik juga merupakan sebuah ibadah. Semoga semua ibadah yang kita lakukan selama bulan
Ramadhan diberkahi serta dirahmati Allah SWT.

10 Hari Kedua

Setelah berhasil melalui fase pertama yang sudah pasti cukup berat karena tubuh dan pikiran berusaha beradaptasi
dengan kondisi saat puasa, maka 10 hari kedua Ramadhan ini mungkin akan terasa lebih ringan karena akhirnya
tubuh sudah mulai terbiasa dengan aktivitas puasa yang menuntut seseorang untuk tidak makan dan minum dimulai
sejak matahari terbit hingga saat matahari terbenam.

Untuk keutamaan 10 hari kedua Ramadhan seperti yang disebutkan didalam hadist Dari Abu Hurairah Radhiyallahu
Anhu, dimana Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Awal bulan Ramadhan adalah Rahmah, pertengahannya
Maghfirah dan akhirnya Itqun Minan Nar (pembebasan dari api neraka)”. Nah, pada fase kedua atau fase 10 hari
kedua Ramadhan inilah Allah membukakan pintu magfirah atau ampunan yang seluas-luasnya.

Karenanya Jangan sampai kita melewatkan hari-hari penuh ampunan yang telah dijanjikan oleh Allah SWT dengan
sia-sia. Pada waktu-waktu inilah saat yang paling tepat untuk memperbanyak doa serta memohon ampunan kepada
Allah SWT atas segala dosa-dosa yang telah kita lakukan di masa lalu agar diampuni dan dibebaskan dari hukuman.

Perbanyaklah melakukan sholat malam, berdoa dan berdzikir karena pada 10 hari kedua Ramadhan ini merupakan
kesempatan yang diberikan oleh Allah SWT untuk mengurangi dosa-dosa yang telah kita perbuat. Dengan memohon
ampunan dengan tulus dan bersungguh-sungguh serta bertobat dari hati yang terdalam Insya Allah pasti
mendapatkan ampunan-Nya.

10 Hari Terakhir

Ummul Mu`minin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan tentang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada 10 terakhir
Ramadhan kurang lebih sebagai berikut :

“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki 10 terakhir Ramadhan, beliau mengencangkan tali
sarungnya (yakni meningkat amaliah ibadah beliau), menghidupkan malam-malamnya, dan membangunkan istri-
istrinya.” Muttafaqun ‘alaihi

Pertama : Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam serius dalam melakukan amaliah ibadah lebih banyak dibanding
hari-hari lainnya. Keseriusan dan peningkatan ibadah di sini tidak terbatas pada satu jenis ibadah tertentu saja,
namun meliputi semua jenis ibadah baik shalat, tilawatul qur`an, dzikir, shadaqah, dll.

Kedua : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membangunkan istri-istri beliau agar mereka juga berjaga untuk
melakukan shalat, dzikir, dan lainnya. Hal ini karena semangat besar beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam agar
keluarganya juga dapat meraih keuntungan besar pada waktu-waktu utama tersebut. Sesungguhnya itu merupakan
ghanimah yang tidak sepantasnya bagi seorang mukmin berakal untuk melewatkannya begitu saja.

Ketiga : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada 10 Terakhir ini, demi beliau memutuskan diri dari
berbagai aktivitas keduniaan, untuk beliau konstrasi ibadah dan merasakan lezatnya ibadah tersebut.
Keempat : Pada malam-malam 10 Terakhir inilah sangat besar kemungkinan salah satu di antaranya adalah malam
Lailatur Qadar. Suatu malam penuh barakah yang lebih baik daripada seribu bulan.

Anda mungkin juga menyukai