Anda di halaman 1dari 56

Materi Kultum Ramadhan

Materi IMerajut P!kaian TaqwaP da jake atnya, pakaian adalah


segala yang mEekaT di b`an ini; endah baj, celana, segala aksesoris
yang melekat lainnya, termasuk perhiasan. Selaras denG n pengertian
ini, bahk n Allah membahasakan suami sebagai takaian dari istri; dan
istri adalah pakaian dari suami (Q.S. Al-Baqarah: 187: hunna libaasul
lakum wa antum libaasun lahunna). Mungkin karena suami dan istri pun
melekat satu sama lain, hingga mereka tak ubahnya seperti pakaian.
Setidaknya ada 3 macam fungsi pakaian yano1disebud di dalam Al-Quran
Pertama, pakaian sebagai enutup aurat (Q.[. An-Nuur: t8 dn Il-Araf: 26).
Kedua, pakaian sebeai perhiasan (Q.S. A-Araf: 26). Dan ketiga, pakaian
ebagai pelyndu g, yakni dari ranas dan hujan, juga Dri srangan musuh

(Q.S. An-Nahl:81).
Tak kurang dari 20 ayat ditemukan di dalam Al-Quran yang berbicara
tentang pakaian. Entah memakai bahasa libaasun, kiswatun, saraabil,
maupun tsiyab. Namun, semuanya berbicara tentang pakaian lahiriah.
Pakaian dunia. Hanya ada sat} yang menyebUtkan tentang pkaiAn ruhani.
Pakain ruhani adalah sebenar-"e.er0pakaian, yang menunjukkan baik
buruknxa se eorang. Meski seseorang mengenakan pa{aian lahiviah yang
ewah dan mahal, tetapi jika pakaian ruhaninya rusak, jeek, terhina, maka
dirinya akan terhina pula. Pakaian lahiriahnya tidak bermanfaat apa-apa.
Pakaian lahiriahnya tak bisa melindungi kejelekannya. Mungkin ia akan
mulia dalam pandangan manusia, tetapi tidak dalam pandangan Allah.
Apakah pakaian ruhani yang dimaksud? Al-Quran menyebutnya sebagai
pakaian taqwa (libaasut taqwa). Sebagaimana firmannya, Dan pakaian
takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari
tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (Q.S.
Al-Araf: 26).
Tentang taqwa, imam Ali karramallahu wajhah berkata:

Menuju Kembali Kepada Fitrah

Materi Kultum Ramadhan


(Takut kepada Zat Yang Mahaagung; mengamalkan apa yang diturunkan
(al-Quran); dan menyiapkan diri untuk menyambut datangnya hari yang
kekal [akhirat]).
Ramadan adalah hari-hari dimana kita memintal benang-benang pakaian
takwa itu. Hari demi hari kita memintalnya, dengan harapan pada akhir
Ramadan, hari kemenangan Idul Fitri, pakaian itu telah sempurnalah sudch
da bisa kita kenaKan di hari yang brbahegia itu. Buka unt k dipak i
ekali, setelah itu dilepas kembali.Bukan. Tetapi, pakian tak a itu s
harusnya kita pakai seterusjya sampai tib kembali Ramadan berikutnya,
dimana kita akan memeriksa pakaia takwa itu kembali barangkali ada
lubang, kotor, sobek dsb yang perlu kita cuci, jahit dan rajut kembali.
Bagaimana kita merajutnya? Barangkali di sinilah relevannya sabda Nabi
Saw., Jika datang bulan Ramadan, maka dibuka pintu-pintu syurga, ditutup
pintu-pintu neraka, dan dibelenggu semua syaitan. (muttafaq alaih).
Semua tidak lain sebagai motivasi buat kita untuk memperbanyak amal
kebaikan kita. Mumpung kesempatan itu dibuka lebar-lebar oleh Allah.
Allah sedang membuka Big Sale. Obral besar-besaran. Tarawih, tadarus,
sadaqah, membayar zakat, menolong orang, memberi tajil orang berbuka
puasa, menghentikan menggunjing orang. Semuanya adalah jalan-jalan kebaikan;
jalan-jalan merajut pakaian takwa kita.

Menuju Kembali Kepada Fitrah

Materi Kultum Ramadhan


Materi 2
Hakikat Ramadhan
Sudah berap kali kiva berjumpa Ramedhaj? B gaieanA kita memaknai Ramadhan
selama ini? Apakh kita biAsa melaluinya begitu saja; Ataukah kita
menjalaninyadengan biasa-biasa saja? Aaukah3kita benar-benar mengstimewakan
dan mengoptimahkannya untuk mengubah diri kita menjadi lebi aik lagi?
Jika kita ingin benab-benar mengstimewakan dan mengoptimakan Ramadhan, tidak
bis` tidak kita hrus memahali Haki{at Ramadhan. erikut ini beberapa makna dan
hakikatnya.
Bulan Ramadhan adlah Bulan B%rcermn Diri (Syahrul Muhasabah)
Seberapa bersemangat dan seberapa mampu kita memanfaatkan Ramadhan pada setiap
menit dan detiknya, merupakan indikasi ketaqwaan kita kepada Allah. Dari sini kita bisa
menilai diri kita, apakah kita termasuk hamba Allah yang dzalimun linafsihi (masih suka
menganiya dir sendiri), atau yang muqtashhd ( ang pes-pasan s`a),
atauka( yang0sabiqun bil khairat (yang begegas dalam melaksanakan berbagai
ebaikan).3
Disamping itu,3Ramadhan juga mer`akan sarana yang sangat tepat "agi kita untuk
bercermin dri. Sebuah hadits mutdafaq alaih mnyatakan bahwa selama belan
Ramadhan sytan-syetan d belengu. N l, jika sxe
an-syevan telah dibelenggu tetati
kita masih saja melakukan dksa dan kemaksitao maka seperti itulah d)ri kita yang
sebeoarnya.
Bulan Ramadhan adalah Bulan Dimpahan Rahmat0(Syahrur Zchmah)
Rastlulah bersabda, Telah da|ang kepadamu bula Ramadhan, rulan yang enuh
berkah. Allah telah mew jbkanatas kamu berxuasa di bulan in B rangsiapa
tidak mendapat bagiin kebaikannya, maka sungguh bera2ti ia telah dijauhkan dari
rahmat Allah.
Pada bulan Ramadhan, Allah mencurahkan segenap rahmat-Nya melebihi pada bulanbulan lainnya. Pada bulan ini, Allah melipatgandakan pahala amal kebaikan, memberikan
semangat ketaatan kepada hamba-hamba-Nya, dan bahkan memberhkan jonus satu
malam ycg leih baik dari seribu bulan yai
u Lailatul Qadr. KareNa itu, rgilah
kit jika selama bulan ini kita tiDak memanfaatkan lhpaxan rahmat Allah yang
sedemikian besar.
Bwlan Ramadhan adalah Bulan Taurat (Syahrup Taubeh)

Menuju Kembali Kepada Fitrah

Materi Kultum Ramadhan


Rasulullah bersabda, Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan berharap
pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni. Beliau juga
bersabda, Barangsiapa berdiri (menegakkan shalat malam, shalat tarawih) pada bulan
Ramadhan atas dasar iman dan berharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yeng telah
lalu akan diampuni. Beliau bahkan berkata, Barangsiapa berpuasa lalu tidak berkatakata buruk dan tidak mengumpat maka ia akan keluar dari dosa-dosanya seperti
keadaannya pada hari ia dilahirkan oleh ibunya. Jadi, apa lagi yang kita tunggu. Mari
kita banyak-banyak beribadah dan memohon ampunan kepada Allah, agar Ramadhan ini
dapat menjadi penghapus dosa-dosa kita.
Bulan Ramadhan adalah Bulan Puasa (Syahrush Shiyam)
Puasa yang sejati tidaklah cukup hanya dengan meninggalkan makan, minum dan
hubungan suami isteri pada siang hari. Lebih dari itu, puasa yang sejati adalah puasa yang
bersifat total, yakni mempuasakan seluruh anggota tubuh kita: akal pikiran, hati, mata,
telinga, lidah, tangan, kaki, dan anggota-anggota tubuh kita yang lainnya. Semuanya
harus kita puasakan dari berbagai bentuk dosa dan kemaksiatan. Rasulullah bersabda,
Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan yang keji, maka sekali-kali
Allah tidak butuh dengan puasanya ang hanya meninggalkan makan dn minum
saja.
Bulan Ramadhan adalah Bulan Al-Qrcn (Syah2ul Qu an)
Bulan0Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Quran. Pada setiip bulan ifi,
Rasulul,ah selalu melakukan tadarrus Al-Qura bersamamqlaiat Jibril. Beliau ingin
memberikan teladan kepada kita semua agar kita berinteraksi seakrab mungkin dengan
Al-Quran selama bulan Ramadhan. Interaksi ini meliputi banyak hal: membacanya,
memahami maknanya, mengamalkannya, dan mendakwahkannya. Akan lebih baik lagi
jika kita juga berusaha untuk menghafalnya sesuai dengan kemampuan yang kita miliki.
Bulan Ramadhan adalah Bulan Infaq dan Sedekah (Syahrul Infaq wash Shadaqah)
Ramadhan bukan hanya kesempatan untuk beribadah secara vertikal saja. Ia juga
kesempatan emas untuk beribadah secara horisontal, melakukan berbagai kebaikan
kepada sesama. Di bulan ini kita sangat dianjurkan untuk banyak berinfak dan
bersedekah. Kita telah merasakan bagaimana rasanya kelaparan dan kehausan. Sudah
semestinya kita kemudian mampu berempati kepada mereka yang selama ini biasa
kelaparan dan kehausan, dengan cara berinfaq dan bersedekah kepada mereka.
Demikianlah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah. Sebuah riwayat menyatakan bahwa
kedermawanan beliau di bulan Ramadhan sampai menyerupai angin yang bertiup.
Demikianlah beberapa makna dan hakikat Ramadhan. Jika kita telah memahaminya maka
selanjutnya kita harus bergegas untuk mengimplementasikannya dalam hari-hari
Ramadhan kita. Harapan kita, keluar dari Ramadhan kita telah menjadi pribadi yang jauh
lebih bertaqwa, laallakum tattaqun.

Menuju Kembali Kepada Fitrah

Materi Kultum Ramadhan


Materi 3
Ramadhan Bulan Jihad (Bagian Pertama): Memahami Makna Jihad
Rasulullah SAW. selalu memotivasi para sahabat dengan kabar gembira akan datangnya
Ramadhan, sebagaimana sabdanya, Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan,
rajanya bulan, sambut dan hormatilah Ramadhan.
Lintasan sejarah Islam berbicara, terdapat hubungan yang penting antara jihad dan
Ramadhan. Selama kehidupan Rasulullah saw., dua buah peperangan terjadi di bulan
Ramadhan, yang pertama adalah Perang Badar yang terjadi di tahun kedua setelah hijrah,
dan yang kedua Penaklukan Mekkah (futuh Makkah) sekitar 6 tahun kemudian.
Bahkan, setelah kehidupan Rasulullah SAW, bulan Ramadhan tetap menjadi bulan
konfrontasi militer penting bagi kaum muslimin. Beberapa kejadian penting yang
berhubungan antara bulan Ramadhan dan jihad terus terjadi dalam kehidupan bersejarah
kaum muslimin. Tentunya, Allah SWT yang paling mengetahui hikmah yang besar
mengapa bulan Ramadhan begitu memiliki kaitan erat dengan jihad. Pastinya, Allah SWT
sajalah yang mengetahui hikmah itu semua dan memberikan indikasi dan tanda-tanda
tersebut, yakni kaitan antara Ramadhan dan jihad kepada kaum muslimin.
Untuk memahami lebih dalam hubungan ini maka seseorang haruslah memahami esensi
jihad sebaik dia memahami esensi shaum. Jihad adalah aktualisasi dari ibadah seorang
muslim untuk membuktikan tidak ada kecintaan baginya kecuali hanya Allah SWT saja,
Rasulullah SAW, dengan upaya sekuat tenaga untuk menggapai Ridho Ilahi. Seorang
Mujahid dengan bersungguh-sungguh memberikan semua apa pun miliknya di dunia,
termasuk hidupnya, ini merupakan bukti bahwa dia sungguh-sungguh ikhlas beribadah
hanya kepada Allah SWT. semata. Dia tidak memiliki keinginan lain, selain Allah SWT.
Dia tidak menyembah materi apa pun dalam kehidupannya, keinginannya, dan semua
semata-mata ditujukan untuk menggapai keridloan-Nya. Inilah tujuan seorang Mujahid
dan tidak ada selain itu.
Untuk beberapa alasan, banyak muslim tidak mampu melakukan keikhlasan dalam
beribadah tersebut. Mereka masih membutuhkan atau mengharapkan sesuatu yang lain
meskipun mereka tahu bahwa mereka adalah hamba Allah SWT, mereka masih lebih
mementingkan pekerjaan, keluarga, kesehatan, dan segala sesuatu yang merupakan
kenikmatan dunia. Salah satu jalan untuk mencapai tingkat ketulusan ibadah tersebut
adalah taqwa, sebagaimana firman Allah SWT.
Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana orangorang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (QS 2 : 183)
Materi 4
Ramadhan Bulan Jihad (Bagian Kedua)

Menuju Kembali Kepada Fitrah

Materi Kultum Ramadhan


1. Ramadhan Bulan Istimewa,
Ramadhan adalah bulan kesempatan umat Islam untuk membakar dosa lebih intensif
dibandingkan dengan bulan lain. Mengapa membakar dosa? Pertama, amalan puasa
adalah ibadah istimewa dan berpahala istimewa yang mampu meningkatkan ketakwaan
dan menepis semua bentuk kemunkaran dan maksiat. Kedua, pada bulan ini umat Islam
mendapatkan panen pahala karena ada malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu
lailatul qadar, dan ketiga, dilipatgandakannya pahala semua amalan muslim dan
muslimah. Yang wajib dilipatgandakan 70 kali dan yang sunnah disamakan dengan
pahala amalan wajib. Dengan keistimewaan ini, dosa umat Islam terbakar oleh
banyaknya pahala amalan kebajikan yang diraih pada bulan Ramadhan.
Barangkali, di sinilah rahasianya mengapa Rasulullah senantiasa menanti bulan
Ramadhan, sehingga berdoa, Allahumma baarik lanaa fi Rajaba wa Syabaan wa
ballighnaa Ramadlan (Ya Allah berkati kami pada bulan Rajab dan bulan Syaban dan
antarkan kami sampai ke bulan Ramadhan.).
Selain dari pada itu, Beliau senantiasa berkhutbah ketika menyambut awal Ramadhan. Di
antara
isi
khutbahnya
yang
diriwayatkan
oleh
Imam
Ahmad
dan An Nasai adalah sebagai berikut:
Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, penuh berkah. Allah mewajibkan atas kamu
puasa di bulan itu. Pada bula ivu semua pintu neraka terbuka leb r dan semu` pintu
neraka Jahim tertutup0rapat serta syetan-syetanpun dibelenggu. Dm dalaenya terdapt
suatu malam yang lebij baik dari seribu belan Barcngsiapa yang tida medapatkan
kebaikannya, maka sesungguhnya orang yang tidak beramal kebaikan pada bulan ini
sungguh amat merugi.
Konotasi pintu-pintu surga terbuka lebar dan pintu neraka tertutup rapat dan syetansyetanpun dibelenggu, maksudnya bahwa orang yang berpuasa berkesempatan besar
untuk masuk surga dan jauh dari neraka. Karena dengan puasanya ia berpahala besar dan
pasti tidak bisa digoda oleh syetan yang terkutuk.
2. Ramadhan dan Jihad
Puasa adalah ibadah yang bernuansa jihad melawan hawa nafsu. Orang yang tidak bisa
menahan nafsu syahwatnya, nafsu amarahnya, nafsu seksualnya, dan nafsu-nafsu lainnya
selama berpuasa, berarti puasanya akan ditolak Rabbul Izzati. Rasulullah pernah
menegaskan dengan sabdanya: Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan dan
perbuatan dusta, maka Allah tidak butuh darinya untuk meninggalkan makanan dan
minumannya.
Inilah jihad muslim yang tiada hentinya, karena nafsu al ammarah bis suu senantiasa
menyertainya, baik di kala jaga atau tidur. Namun, selain jihad melawan hawa nafsu ini,
umat Islam diperintahkan juga berjihad melawan kekafiran dan kesyirikan. Jihad untuk
mempertahankan diri dari serangan kaum kufar ini sering disebut dengan jihad qitali.

Menuju Kembali Kepada Fitrah

Materi Kultum Ramadhan


Allah swt. telah mensyariatkan jihad melawan kekufuran sebagai sarana ibadah dan
perjuangan untuk menyiapkan individu muslim yang mampu membawa beban untuk
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Ibadah puasa penuh dengan kebaikan dan
sumber pengkaderan untuk menyiapkan generasi yang mau berkorban liilaai
kalimatillah.
Tahun demi tahun dilewati umat Islam dan Ramadhan penuh dengan kenangan peristiwa
besar yang menggambarkan jihad kaum muslimin. Sejak Islam datang menembus
gelapnya kekufuran dan kesyirikan menuju cahaya Islam, umatnya telah menghadapi
jihad besar melawan kezhaliman dalam menegakkan keadilan.
Jihad yang disyariatkan Islam bertujuan mencapai dua sasaran:
Pertama: Untuk mempertahankan diri dari serangan asing dan mempertahankan tanah air
di mana mereka tinggal.
Kedua: Mempertahankan dakwah Islamiyah dan ajaran-ajaran Ilahi sekaligus melindungi
para pembawa panji-panjinya, demi menebarkan ajaran Islam dengan al-hikmah,
almauizhah al hasanah dalam suasana penuh aman dan kedamaian. Jihad disyariatkan
Islam agar ajaran Islam tetap tersebar ke seantero dunia. Dakwah bagaikan air yang harus
dirasakan manfaatnya oleh seluruh umat manusia. Bila tidak disyariatkan jihad, maka
kebatilan akan menggusur yang hak, kerusakan akan menghantui dunia, dan panji-panji
Islam akan tumbang diserang kekufuran.
3. Tuntutan Jihad Sekarang Lebih Luas
Ketika musuh-musuh Islam menyerang dengan berbagai macam cara untuk
memadamkan cahaya agama Allah, kondisi ini menuntut umat Islam agar melakukan
jihad dalam berbagai aspek kehidupan. Jihad terhadap hawa nafsu adalah jihad setiap saat
bagi setiap muslim yang masih waras dan sehat. Jihad qitaali adalah wajib bila umat
Islam diserang dengan senjata seperti di Palestina, Afghanistan, Irak, Bosnia, dan belahan
bumi lainnya. Selain jihad nafsiy dan jihad qitaali, masih banyak lagi tuntutan jihad
lainnya, sebanyak aneka ragam serangan musuh. Di antara jihad-jihad yang dituntut
sekarang adalah:
a. Jihad tablighi, yaitu jihad dengan lisan untuk menyampaikan ajaran Islam dengan
penuh hikmah, kelembutan, dan kesejukan. Kita diwajibkan tablighi ini sebagai jihad
bil-lisan untuk meluruskan brbagai penyim angan yang terjadi dalam masyarakat.
b. Jihad talimi, ya tu jiha$ elaui pendidika , bak formal atau Non formal.
Saat ina umat Islam sangat dituntut untuk eekun jihad talimi ini, karena
sekolah-sEkolah unggulan umat Islam msih perlu peningkatan kualitas dan
iuantitas.
Apalagi sm+olah-sekolah yang dikelola pendidikan nn Islam sarat denan ensur.qnsu yang bisa memadamkan emangat keislamao siswa

Menuju Kembali Kepada Fitrah

Materi Kultum Ramadhan


c. Jihad Maali, yaitu ihd dengan harta diLam rangka menebarkan Syiaz Islam,
melindungi kaum fuqara dan masakin dari kekufuran yang mengintai mereka. Jihad
maali ini sering disebut Al-Quran lebih daripada jihad binnafsi, karena:

Materi 5
Akhlak Mulia
Secara garis besar, akhlak mulia itu dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok yaitu:
1. Akhlak kepada Allah, Akhlak mulia kepada Allah berati mengikuti seluruh perintah
yang telah disampikan Allah kepada Rasul yang Maha Mulia Muhammad SAW. Seluruh
perintah tersebut sudah tercatat dalam Al-Quran dan Hadist.
2. Akhlak jePada Ciptaan A lh, Akhlak terhadap ciPtan Allah meliputi s gala
prilaku, sikcp, perbuaan, ab dan sopan santun sesami ciptaan Allah yang terdiri
ta ciqtaen Allah yang gaib dan ciptaan Allah yang`yata. benda hidup`dan benda mati.
Mengngat sngat lqasa cakuan akhlak ini karena menya gkut selwruh aspek
kehidupn mnusia, maka s cAra garis besar struktur akhlak mulaa terhadap seluruh
ciptaan Allah itq dapat digambarkanseperti
struktur sederjana beikut ini.
Yangpertama yaitu ciptaan A lah yang gaib, meliputi gaib dalam arti positif dan gaib
dalam arti negatif. Gaib dalam arti positif di antaranya malaikat, qada dan qadar, kiamat,
alam kubur, padang mashar, sorga dan neraka beserta penghuninya, dan lain sebagainya.

Menuju Kembali Kepada Fitrah

Materi Kultum Ramadhan


Sedangkan gaib dalam arti negatif di antaranya iblis, jin, syetan, dan benda serta alam
gaib lainnya. Yang kedua yaitu ciptaan Allah yang nyata. Ciptaan Allah yang nyata
meliputi sesama manusia (nabi dan rasul, diri sendiri, orang tua, kerabat dekat, kerabat
jauh, tetangga dekat dan tetangga jauh, sesama muslim, non muslim), selain manusia
(tumbuhan dan hewan), serta benda mati (bumi dan segalanya serta benda angkasa).
Walau struktur yang disampaikan masih sangat jauh dari lengkap dan sempurna, namun
diharapkan akan bisa memberikan gambaran cakupan akhlak mulia yang sudah
dicontohkan dan dijarkan Rasulullah Muhammad SAW. Seluruh sikap dan pe ilaku
serta idab sopan santun terhcdep0semea ciptaan Allah`sudah termuat tan t rcantum
dalam Al-Quran dn H dist. Tinggal baga)mana kita bisa mempelajarinya secara
bener dan telit serta mengamalkannya.
Pembahasa mc alah Akhak adalah pembahasal ang sangat luas, sama luanya
dengan seluruh asouk kehidupan manusia sert variasi`- varasinya. Secara garis bear
fungsi dan tuj}an pegamalan akhlak mulia bagi umat manusia adalah :
1. Sebagai pengamalan syariat Islam. Sebagai pengamalan Syariat Islam. Islam sebagai
agama rahmat bagi seluruh alam semeste telah ,e,berikan tuntunan prilaku dan etika secar
sempurna, sehingga dengan niat karena Allah SWT, pengamalan akhlak yang mulia itu
insya Allah akan menjadi ibadah bagi umat islam yang mengamalkanya.
2. Sebagai Identitas. Sebagai Identias, Akhlak mulia ini diperuntukkan oleh Allah kepada
manusia yang berakal budi karena dengan tuntunan akhlak yang mulia akan bisa
membedakan antara manusia denga hewan.
3. Pengatur tatanan Sosial. Akhlak Mulia Sebagai Pengatur Tatanan Sosial berarti dengan
pengamalan akhlak mulia yang sudah dicontohkan oleh yang Mulia Saydina Muhammad
SAW mengukuhkan bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah bisa dan
lepas dari pengaruh lingkungannya. Dengan akhlak mulia ini tatanan sosial yang
terbentuk semakin memberikan makna dan nilai yang tidak saling merugikan.
4. Rahmat bagi seluruh alam. Akhlak Mulia Sebagai Rahmat Bagi Seluruh Alam berarti
akhlak mulia yang diperuntukkan bagi manusia tidak hanya mengatur tatanan hubungan
manusia dengan manusia lainnya tetapi juga hubungan antara manusia dengan makhluk
makluk lain selian manusia dan alam sekitarnya.
5. Perlindungan diri dan HAM. Akhlak Mulia Sebagai Perlindungan Diri dan Hak Azazi
Manusia ( HAM ) berarti dengan menjalin hubungan yang baik berdasarkan hukum dan
syariat agama akan terbentuk hubungan yang saling menghargai dan saling
menguntungkan.
Tidak ada manusia di dunia ini yang memiliki kesamaan seratus persen. Baik suara,
bentuk tubuh, atau pun sifat dan karakter pasti akan berbeda. Allah SWT telah
menciptakan seluruh manusia dalam keberagaman. Hingga anak-anak yang kembar siam
pun tetap memiliki perbedaan. Perbedaan yang khas dari milyaran umat manusia di dunia

Menuju Kembali Kepada Fitrah

Materi Kultum Ramadhan


ini seharusnya makin menyadarkan manusia akan Maha Agung dan Maha Besar-nya
Sang Maha Pencipta.
Sebagai seorang muslim, kita adalah makhluk sosial. Allah telah mewajibkan kita untuk
hidup berinteraksi dengan masyarakat. Saat berinteraksi dengan masyarakat tentu saja
kita harus dapat menempatkan diri di tengah-tengah masyarakat dengan baik. Agar tidak
terjadi masalah yang akan membuat suasana hubungan yang harmonis menjadi
terganggu.

Materi 6

Meraih Ampunan Di Bulan Ramadhan


Siapa saja yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan hanya
mengharapkan pahala Allah semata maka diampunilah dosanya yang telah berlalu. (HR
al-Bukhari dan Muslim).
Allah SWT Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, melalui sabda Nbi saw.
tersebut, telah menegasn kepada kaum Ouslim tentang berita pengampunan
pqdA
bulan Ramadhan. unggu`, ini!ad laH bentuk kebesaran d`n kasih`sayang Sang
Pencpt kepada makhlukNya. BulanRamadhan meRupakan b lan yang penuh
dengan pengampunan. Olehsebab itu, pada bulan Ramahan umat Isl m dipri
tahkan untuk banyak memohon ampunan kepc`a Allah Yang Maha Pengampun.
Dosa erupakan konsekuensdari perbuatan m ksiat kepada Allah SWT, baik
jarena
mengabaikan kewajijan ataupun memaukan k haraman. Manusia sering
bercuat0dosa siang maupun malam hari. Di rumah, di masjid, d kantor, di angkot, di
bis, di kendaraa pr badi, di kereta api, di terminl, di stasiun, dibandara, di
sekolah, di kampusl di pbrik d n dimana
saja seseorang sangat mungkin berbuat
kesalahan. Berbuat salah memang sudah sunnatullah. Sebab, Rasul sendiri telah
menyatakan bahwa manusia itu tempat salah dan lupa. Untuk itu, Allah SWT
memerintahkan hamba-Nya untuk sering meminta ampunan kepada-Nya. Allah SWT
berfirman:
Orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri,
mereka segera mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosa merekadan
siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Mereka tidak meneruskan
perbuatan kejinya itu, sedangkan mereka mengetahui. (QS Ali Imran [3]: 135).
Selain itu, nash di atas juga menggambarkan bahwa kaum Muslim harus senantiasa
memohon ampunan kepada Allah SWT. Memang, jika Allah SWT menghendaki, dapat
Menuju Kembali Kepada Fitrah

10

Materi Kultum Ramadhan


saja suatu dosa seseorang langsung Dia ampuni. Namun, Dia sendiri memerintahkan
kepada manusia untuk sering meminta ampunan kepada-Nya. Baru kemudian, Allah
SWT akan mengampuninya. Allah SWT sendiri pasti akan mengampuni semua dosa
manusia, kecuali dosa syirik, tentu selama manusia tidak mau bertobat sampai akhir
hayatnyaAllah SWT berfirman: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik
dan Dia mengampuni segala dosa selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Siapa saja yang mempersekutukan Allah, maka ia sungguh telah berbuat dosa yang besar.
(QS
an-Nisa
[4]:
48).
Di samping Allah SWT telah menyuruh setiap Muslim untuk sering memohon ampunan
kepada-Nya, Rasulullah saw. juga telah memberikan teladan kepadanya. Dalam hadisnya,
Rasul pernah bersabda:Demi Allah, sesungguhnya aku benar-benar meminta ampunan
kepada Allah dan bertobat kepada-Nya lebih dari tujuh puluh kali sehari. (HR al-Bukhari
dan Muslim)
Padahal Rasulullah saw. adalah seorang yang maksum, atau terpelihara dari dosa. Beliau
dijamin masuk surga. Namun, beliau tetap terus memohon ampunan kepada Allah Yang
Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Karena itu, Muslim yang menjadikan Baginda
Rasul sebagai suri teladannya akan berupaya untuk sering meminta ampunan, khususnya
pada bulan Ramadhan. Allah SWT Maha Penyayang tidak pilih kasih dalam memberikan
ampunan kepada hamba-Nya. Apapun dosanya, berapapun banyaknya, selama hamba
mau
bertobat,
Dia
akan
mengampuninya.
Katakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri sendiri,
janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosadosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
(QS
az-Zumar
[39]:
53).
Untuk itu, pada kesempatan Ramadhan yang penuh ampunan ini, seorang Muslim sudah
seharusnya banyak meminta ampunan kepada Allah SWT. Di samping itu, dia akan
senantiasa melakukan muhsabah (instrospeksi diri), dengan mengajukan banyak
pertanyaan kepada dirinya sendiri tentang berbagai hal. Berlomba-lombalah kalian
mendapatkan ampunan dari Tuhan kalian dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi,
yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya.
Itulah karunia Allah, diberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Allah memiliki
karunia
yang
agung.
(QS
al-Hadid
[57]:
21).

Menuju Kembali Kepada Fitrah

11

Materi Kultum Ramadhan

Materi 7

Keutamaan Qiyamullail
Dari Jabir r.a., ia berkata, Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, Sesungguhnya
pada malam hari itu benar-benar ada saat yang seorang muslim dapat menepatinya untuk
memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah akan
memberikannya (mengabulkannya); dan itu setiap malam. (HR. Muslim dan Ahmad)
Qiyamullail adalah sarana berkomunikasi seorang hamba dengan Rabbnya. Sang hamba
merasa lezat di kala munajat dengan Penciptanya. Ia berdoa, beristighfar, bertasbih, dan
memuji Sang Pencipta. Dan Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, sesuai
dengan janjinya, akan mencintai hamba yang mendekat kepadanya. Kalau Allah swt.
mencintai seorang hamba, maka Ia akan mempermudah semua aspek kehidupan
hambaNya. Dan memberi berkah atas semua aktivitas sang hamba, baik aktivitas di
bidang dakwah, pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, maupun politik. Sang hamba akan
dekat dengan Rabbnya, diampuni dosanya, dihormati oleh sesama, dan menjadi penghuni
surga yang disediakan untuknya.
Seorang muslim yang kontinu mengerjakan qiyamullail, pasti dicintai dan dekat dengan
Allah swt. Karena itu, Rasulullah saw. menganjurkan kepada kita, Lazimkan dirimu
untuk shalat malam karena hal itu tradisi orang-orang shalih sebelummu, mendekatkan
diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa. (HR.
Ahmad)
Jika Anda ingin mendapat kemuliaan di sisi Allah dan di mata manusia, amalkanlah
qiyamullail secara kontinu. Dari Sahal bin Saad r.a., ia berkata, Malaikat Jibril a.s.
datang kepada Nabi saw. lalu berkata, Wahai Muhamad, hiduplah sebebas-bebasnya,
akhirnya pun kamu akan mati. Berbuatlah semaumu, pasti akan dapat balasan. Cintailah
orang yang engkau mau, pasti kamu akan berpisah. Kemuliaan orang mukmin dapat
diraih dengan melakukan shalat malam, dan harga dirinya dapat ditemukan dengan tidak
minta tolong orang lain.
Orang yang shalat kala orang lain lelap tertidur, diganjar dengan masuk surga. Kabar ini
sampai kepada kita dari hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abdullah bin
Salam dari Nabi saw., beliau bersabda, Wahai manusia, sebarkanlah salam, berikanlah
makanan, dan shalat malamlah pada waktu orang-orang tidur, kalian akan masuk surga
dengan selamat.
Seorang dai yang ingin berhasil dakwahnya, harus mennabur kasih sayang kepada
seluruh lapisan masyarakat. Hal itu dapat digapai dengan wajah yang berseri-seri,
Menuju Kembali Kepada Fitrah

12

Materi Kultum Ramadhan


mengucapkan salam, mengulurkan bantuan, silaturahim, dan pada malam hari memohon
kepada Allah diawali dengan qiyamulail. Tapi sayang, yang melaksanakan qiyamulail
secara kontinu sangat sedikit jumlahnya. Semoga kita termasuk kelompok yang sedikit
ini dan berhak masuk surga tanpa dihisab. Rasululah saw. bersabda, Seluruh manusia
dikumpulkan di tanah lapang pada hari kiamat. Tiba-tiba ada panggilan dikumandangkan
dimana orang yang meninggalkan tempat tidurnya, maka berdirilah mereka jumlahnya
sangat sedikit, lalu masuk surga tanpa hisab. Baru kemudiaan seluruh manusia diperintah
untuk diperiksa.
Kiat Mudah Qiyamullail
Qiyamullail memerlukan kesungguhan dan kebulatan tekad. Jika ada tekad, akan sangat
mudah merealisasikannya dengan izin Allah. Berikut ini kiat-kiat pendorong
meninggalkan tempat tidur untuk bermunajat kepada Yang Maha Pengasih.
(1) Programlah aktivitas Anda di hari yang malamnya Anda rencanakan untuk qiyamulail
agar memungkinkan Anda tidak kelelahan. Sehingga tidak membuat Anda tidur
terlalu lelap.
(2) Pahamilah bahwa Anda punya kebutuhan jasmani, aqli, dan ruhani, serta Anda wajib
memenuhinya dengan seimbang.
(3) Hindari maksiat. Sebab menurut pengalaman Sufyan Ats-Tsauri, Aku sulit sekali
melakukan qiyamullail selama 5 bulan disebabkan satu dosa yang aku lakukan.
(4) Ketahuilah fadhilah (keutamaan) dan keistimewaan qiyamulail. Dengan begitu Anda
termotivasi untuk melaksanakannya.
(5) Tumbuhkan perasaan sangat ingin bermunajat dengan Allah yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang.
(6) Makan malam jangan kekenyangan, berdoa untuk bisa bangun malam, dan jangan
lupa pasang alarm sebelum tidur.
(7) Baik juga jika Anda janjian dengan beberapa teman untuk saling membangunkan
dengan miscall melalui telepon atau handphone yang Anda miliki.
(8) Buat kesepakatan dengan istri dan anak-anak bahwa keluarga punya program
qiyamullail bersama sekali atau dua malam dalam sepekan.
(9) Berdoalah kepada Allah swt. untuk dipermudah dalam beribadah kepadaNya.

Materi 8

Menuju Kembali Kepada Fitrah

13

Materi Kultum Ramadhan


Ramadhan:Syahrut Tarbiyah

Kenapa bulan Ramadhan disebut dengan syahrut Tarbiyah (bulan pembinaan dan
pendidikan)??
Karena pada bulan ini umat Islam dididik langsung oleh Allah SWT. dan diajarkan olehNya supaya bisa mengatur waktu dalam kehidupan secara baik; Kapan waktu makan,
kapan waktu bekerja, kapan waktu istirahat dan kapan waktu ibadah.
Tarbiyah adalah sarana yang sangat urgen bagi kehidupan insan dan umat, karena dengan
tarbiyah akan lahir Syakhshiyah ilmiya( mutakamilah mut wazinah (kepribadian
islami`yang utuh dan seimbang) yang siap menjawab tantangan zaman dengan egala
probleatika, ujian dan cobaan ya.
Dalam kontek trbiyah itu sendiri; u tuk menchasilkan kader-kader Yang memilki
Syakhshiyah islamiyah mutakamilah mutawazinah (kepribadian islami yang utuh dan
seimbang), maka pembinaan dalam Islam harus mampu merealisasikan tujuan-tujuan
berikut ini:
(1) Memahami Islam sebagai manhaj atau pedoman hidup bagi Manusia yang bersifat
syumiliyah (universal), mutawazinah (seimbang), mutakamilah (integral), alamiyah
(global), murunah (fleksibel) dan waqiiyyah (realistis) serta robbaniyyah
(bersumber dari Allah).
(2) Memiliki komitmen pada Islam dalam semua aspeknya; sosial, politik, ekonomi,
pendidikan dan lain-lainnya; sehingga semua nazhoriyah (teori) dapat teraplikasikan
di dalam kehidupan yang nyata.
(3) Memperhatikan kondisi obyektif masyarakat dalam hal aplikasi, komunikasi dan
interaksi dengan prinsip-prinsip Islam. Semua itu harus disesuaikan dengan situasi,
kondisi, waktu dan tempat. Apakah dengan kaum muslimin ataukah dengan non
muslim dan baik dalam taamul daawi (interaksi dawah) maupun taamul siyasi
(interaksi politik).
Selain itu juga perlu dilihat apakah di dalam masyarakat yang mono-loyalitas ataukah
multi-loyalitas; karena memang tidak mungkin mengaplikasikan Islam hanya dengan satu
model. Oleh karena itu diperlukan ta-shil syari (pengokohan hukum syari) dalam
berinteraksi dengan orang lain (fiqhu taamul maal ghoir) dan manhaj tarbiyah
haruslah dibuat di atas landasan ini.
(4) Memperhatikan tanggung jawab pendidikan Islam. Dalam rangka mencetak generasi
sholih yang bisa bergaul dengan masyarakat luar; mampu mempengaruhi, menguasai
dan tidak menganggap mereka sebagai musuh walaupun perlakuan mereka keras,
kasar dan menyakitkan.

Menuju Kembali Kepada Fitrah

14

Materi Kultum Ramadhan


Dalam bulan romadhan, Allah SWT ingin memberikan tarbiyah kepada kaum muslimin,
agar tercetak sosok yang shalih, meningkat keimanannya, berakhlak dan berpengetahuan
yang lurus serta komitmen di jalan dawah untuk menggapai ridho Allah.
Istilah Ramadhan itu sendiri berasal dari kata ramadla-yarmudlu-ramadlan artinya panas
membakar. Panas membakar ini bisa berasal dari sinar matahari. Orang Arab dahulu
ketika memindahkan nama-nama bulan dari bahasa lama ke bahasa Arab, mereka
menamakan bulan-bulan itu menurut masa yang dilaluinya. Kebetulan bulan Ramadhan
masa itu sedang melalui musim panas akibat sengatan terik matahari apalagi bagi pejalan
kaki di atas padang pasir pada masa itu.
Ramadhan bermakna panas membakar juga di dasarkan karena perut orang-orang yang
berpuasa tengah terbakar akibat menahan makan minum seharian. Panas membakar bulan
Ramadhan bisa juga berarti karena bulan Ramadhan memberikan energi untuk membakar
dosa-dosa yang dilakukan manusia.
Pada bulan yang sangat istimewa ini, tebdapat s kian banyak wahana yang bira
imanfa tkan dala} rangka pe~ggemblengan dan pemanasan diri itu. Dari yang wajib
seperti puasa
dan zakat fitRah hingga yang sunaah
seperti itikaf, t darus,
tarawih,
sedekah, dan sebagainya. Dari iang berbent k fi{ik seerti member makanan
berbuka kepadA
fakir miskin hingga yang psmkis sepert sabar,0tawakal, amanah, jujur
lan sebagainya.

Mapesi 9
Serana-sar`na Tarbiyah Ramadhan
Secara garis besar dapat!kit temui bahwa Ramadhan merupakan srana tarbiq`h yang
meliputi :
1. Ramadhan mesupakan sarana Tarbiyah Ruhiyai (pembinaan 3piritdal)
Pada dasrnya setip ibadah yang Allah perintahkn kmpada iamba-hamba-Nya, selain
mmrupakan k wajiban dan alasn diciptakanny manusia dan makuk laiNnya;

Menuju Kembali Kepada Fitrah

15

Materi Kultum Ramadhan


juga merupakan sarana untuk membersihkan diri manusia itu sendiri dari kotoran dan
dosa yang melumuri jiwa, sehingga tidak ada satu ibadahpun yang lepas dari arah
tersebut; shalat misalnya merupakan sarana untuk mencegah diri dari perbuatan keji dan
mungkar. Zakatyan!dikeluarka oleh orang kaya merupakan scrana untuk
membersihjan diri dan hartanya dari kotoan yang terdapat dal m hartanya, seperti
yang tersirt dalm sura At-Taucah (9) ayat 103 danAl-Lail (92) aya 18. Begitupun
encan
bulan ramidhan yng di0dalamnya terdapa| ibadai uasa, berfungsi sebagai sar
na tazkiyatunnafs (terbersiHan bia), dimana or ng }ng berpuas selain menjaga
diri untuk tidak makan dan minum, juga dituntut untuk mematuhi perintah Allah dan
menjauhk larangan-Nya.
2. Ramadhan merupakan sarana tarbiyah jasadiyah (pembinaan jasmani)
Ibadah puasa merupakan ibadah yang tidak hanya membutuhkan pengendalian hawa
nafsu tapi juga membutuhkan kekuatan fisik, karenanya puasa tidak diwajibkan bagi
mereka yang kesehatannya tidak prima, seperti orang tua yang telah renta, orang sakit,
wanita yang sedang hamil tua atau menyusui serta orang yang sedang musafir (dalam
perjalanan); yang mana kesemua itu merupakan keringanan (rukhsah) bagi mereka;
karena ketidak mampuan, atau karena kesehatan janin dan bayi dan menjaga kesehatan
bagi orang yang sedang musafir. (Lihat surat al-baqarah ayat 184). Selain itu juga dengan
puasa dari segi kesehatan akan membersihkan usus-usus, memperbaiki kerja pencernaan,
membersihkan tubuh dari sisa-sisa endapan makanan, mengurangi kegemukan dan
menenangkan kejiwaan atas aspek materil yang ada dalam diri manusia.
3. Ramadhan merupakan sarana tarbiyah ijtimaiyah (pembinaan sosial)
Selain melatih diri, puasa juga memiliki sisi pendidikan sosial, apalagi dalam kewajiban
puasa ramadlan, seluruh umat islam di dunia diwajibkan berpuasa, tanpa terkecuali; baik
yang kaya atau miskin, pria atau wanita, kecuali bagi mereka yang ada udzur, disinilah
letak pendidikan sosial, mereka sama dihadapan perintah Allah, sama dalam merasakan
lapar dan dahaga, dan sama dalam ketundukan terhadap perintah Allah.
Puasa juga dapat membiasakan umat untuk hidup dalam kebersamaan, bersatu, cinta
keadilan dan persamaan, begitupun juga melahirkan kasih sayang kepada orang-orang
miskin, sehingga orang-orang yang mampu dan kaya merasakan apa yang di derita oleh
orang-orang fakir dan miskin dan mau memberi dari rizki yang Allah anugrahkan
kepadanya. Sehingga dari sinilah di harapkan timbul rasa persaudaraan dan solidaritas.
4. Ramadhan merupakan sarana tarbiyah khuluqiyah (pembinaan akhlak)
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a.:
Apabila seorang dari kamu sekalian berpuasa, maka janganlah ia berkata kotor dan
berteriak. Bila dicela orang lain atau dimusuhi, maka kata+anlah: Au ini sungguh
sedgng puasa. Dalam h dits l`in disebutka: Rasulullah AW bersabda:
Barangsiapa yang tidak mampu muninggalkan erkataan
dusta, dan melakukan

Menuju Kembali Kepada Fitrah

16

Materi Kultum Ramadhan


perbuatan duqta, maka Adlah tidak membut hKan lapar dan dahega mereka (HR
Bukhari dan Abu Dawud).
Mengenai hadits yang terakhir, AlAllamah Asy-Syaukani berkata: Menurut Ibnu
Bathal, maksud hadits di atas bukan berarti orang itu disuruh meninggalkan puasa, tetapi
merupakan peringatan agar jangan berkata bohong atau melakukan perbuatan yang
memuat dusta. Sedangkan menurut Ibnu Arabi, maksud hadits ini ialah bahwa puasa
seperti itu tidak berpahala. Dan berdasarkan hadits ini, Ibnu arabi mengatakan pula
bahwa perbuatan-perbuatan buruk tersebut di atas dapat mengurangi pahala puasa
5. Ramadhan meupakansarana tarbiyah jihadiyah
Puasa juga mevupaka. sarana dalam men5mbuhkan semngatjiha dalam diri
umat, terutama jihad dalam memeranGimusuh yang(eda dalam!jiva sediap uslim,
mengIkis hawa lafsu, dn berusaha menchi anekan dominasi jiwa yang selalu
membawanya kepada perbuatan yang menyimpang. Sebagaimana puasa juga
menumbuhkan semangat jihad yang nyata, karenanya peperangan yang terjadi dan
dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabatnya kebanyakan di bulan puasa, dan justru
dengan berpua3a merekadapat lebih semangat dalam b rihad.
Bapangsia yang besungguh-sungguh dijalan kami!makaKami akan unjukkan
jalan-jalan Kami (jalan yang lurus) (QS. 29 ayat 69)
Dan puncak tarbiyah yang dapat diraih oleh eorang muslim pada bulan ramahan
adalah mencapai mqam taqwa disisiAllah SWT- sebagaimana yan!telah
difirmanan Allah ipenutup perinuah-Nya untuk berpuasa, agar kamu bertaqwa,
kar na dengan puasa esehatan!qalb (hati) dan zasad (ja mani) terjaga.

Materi 9
Kehi5pan Jahiliyah (Bagian I): Gaya hidup Islami Vs Jahiliyah
Ada dua hal yang umumnya dicari oleh manusia dalam hidup ini. Yang pertama ialah
kebaikan (al-khair), dan yang kedua ialah kebahagiaan (as saadah). Hanya saja masingmasing orang mempunyai pandangan yang berbea ketika memahamihakikat
keduanya Perbedaan inilah yang endasari munculnya ermacam ragam17gaia hidup
manusia.
Dalam pandangn Islam gaya hi up terse t dapat dielompokkcn
menjadi dua golongan, yaitu: 1) gayi hidup Islmil dan 2) gaya hidup jahiliyah.
Gaya hidup Islami mempunyai landasan yang mutlak dan kuat, yaitu Tauhid. Inilah gaya
hidup orang yang beriman. Adapun gaya hidup jahili, landasannya bersifat relatif dan

Menuju Kembali Kepada Fitrah

17

Materi Kultum Ramadhan


rapuh, yaitu syirik. Inilah gaya hidup orang kafir.
Setiap Muslim sudah menjadi
keharusan baginya untuk memilih gaya hidup Islami dalam menjalani hidup dan
kehidupan-nya. Hal ini sejalan dengan firman Allah: Katakanlah: Inilah jalan
(agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah
dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang
musyrik. (QS. Yusuf: 108).
Berdasarkan ayat tersebut jelaslah bahwa bergaya hidup Islami hukumnya wajib atas
setiap Muslim, dan gaya hidup jahili adalah haram baginya. Hanya saja dalam kenyataan
justru membuat kita sangat prihatin dan sangat menyesal, sebab justru gaya hidup jahili
(yang diharamkan) itulah yang melingkupi sebagian besar umat Islam. Fenomena ini
persis seperti yang pernah disinyalir oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam .
Beliau bersabda:

. : .

:
.( ) .
Tidak akan terjadi kiamat sebelum umatku mengikuti jejak umat beberapa abad
sebelumnya, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta. Ada orang yang
bertanya, Ya Rasulullah, mengikuti orang Persia dan Romawi? Jawab Beliau, Siapa
lagi kalau bukan mereka? (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah z, shahih).
: .

.( ) . : ..

Sesungguhnya kamu akan mengikuti jejak orang-orang yang sebelum kamu, sejengkal
demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, bahkan kalau mereka masuk ke lubang biawak,
niscaya kamu mengikuti mereka. Kami bertanya,Ya Rasulullah, orang Yahudi dan
Nasrani? Jawab Nabi, Siapa lagi? (HR. Al-Bukhari dari Abu Said Al-Khudri z,
shahih).
Hadits tersebut menggambarkan suatu zaman di mana sebagian besar umat Islam telah
kehilangan kepribadian Islamnya karena jiwa mere-ka telah terisi oleh jenis kepribadian
yang lain. Mereka kehilangan gaya hidup yang hakiki karena telah mengadopsi gaya
hidup jenis lain. Kiranya tak ada kehilangan yang patut ditangisi selain dari kehilangan
kepribadian dan gaya hidup Islami.
Materi 10
Kehidupan Jahiliyah (Bagian Kedua):
Tasyabbuh (menyerupai suatu kaum)

Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:


.( ) .
Menuju Kembali Kepada Fitrah

18

Materi Kultum Ramadhan


Artinya: Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka
(HR. Abu Dawud dan Ahmad, dari Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu hasan).
Menurut hadits tersebut orang yang gaya hidupnya menyerupai umat yang lain
(tasyabbuh) hakikatnya telah menjadi seperti mereka. Lalu dalam hal apakah tasyabbuh
itu?Al-Munawi berkata: Menyerupai suatu kaum artinya secara lahir berpakaian seperti
pakaian mereka, berlaku/ berbuat mengikuti gaya mereka dalam pakaian dan adat istiadat
mereka.
Satu di antara berbagai bentuk tasyabbuh yang sudah membudaya dan mengakar di
masyarakat kita adalah pakaian Muslimah. Mungkin kita boleh bersenang hati bila
melihat berbagai mode busana Muslimah telah mulai bersaing dengan mode-mode
busana jahiliyah. Hanya saja masih sering kita menjumpai busana Muslimah yang tidak
memenuhi standar seperti yang dikehendaki syariat. Busana-busana itu masih
mengadopsi mode ekspose aurat sebagai ciri pakaian jahiliyah. Adapun yang lebih
memprihatinkan lagi adalah busana wanita kita pada umumnya, yang mayoritas
beragama Islam ini, nyaris tak kita jumpai mode pakaian umum tersebut yang tidak
mengekspose aurat. Kalau tidak memper-tontonkan aurat karena terbuka, maka ekspose
itu dengan menonjolkan keketatan pakaian. Bahkan malah ada yang lengkap dengan dua
bentuk itu; mempertontonkan dan menonjolkan aurat. Belum lagi kejahilan ini secara
otomatis dilengkapi dengan tingkah laku yang -kata mereka- selaras dengan mode
pakaian itu. Naudzubillahi min dzalik.
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam pernah bersabda: "Dua golongan ahli Neraka
yang aku belum melihat mereka (di masaku ini) yaitu suatu kaum yang membawa
cambuk seperti ekor sapi, mereka memukuli manusia dengan cambuk itu. (Yang kedua
ialah) kaum wanita yang berpakaian (tapi kenyataan-nya) telanjang (karena mengekspose
aurat), jalannya berlenggak-lenggok (berpenampilan menggoda), kepala mereka seolaholah punuk unta yang bergoyang. Mereka itu tak akan masuk Surga bahkan tak
mendapatkan baunya, padahal baunya Surga itu tercium dari jarak sedemikian jauh.
(HR. Muslim, dari Abu Hurairah z, shahih).
Jika tasyabbuh dari aspek busana wanita saja sudah sangat memporak-porandakan
kepribadian umat, maka tidak ada alasan bagi kita untuk tinggal diam. Sebab di luar sana
sudah nyaris seluruh aspek kehidupan umat bertasyabbuh kepada orang-orang kafir yang
jelas-jelas bergaya hidup jahili.

Materi 10
Pengertian Jahiliyah: Masa Sebelum Islam
Masa Jahiliyah adalah era ketika kondisi dan situasi masyarakat belum terjamah oleh
risalah dan dakwah Islam. Periode ini sering juga disebut dengan istilah Pra-Islam.
Seiring dengan perkembangan dan akulturasi bahasa, istilah ini juga melekat erat pada
sifat orang-orang yang tidak taat pada aturan agama yang telah diproyeksikan oleh AlQuran dan As-Sunnah.
Kebiasaan-kebiasaan kaum jahiliyah yang realitasnya berseberangan dengan anjuran
Rasulullah s.a.w tersebut disebabkan oleh sifat keras kepala, apriori dan taassub

Menuju Kembali Kepada Fitrah

19

Materi Kultum Ramadhan


(fanatik yang berlebihan) terhadap peninggalan dan tradisi para leluhur yang mengental
rekat dalam ritual yang selalu disakralka.
Sepeti kebiasaan da`ulu rang-orang jahiliyah yang mengi `ri kabah dengan
bertelanJang tanta busana, akhirnya terwarisi dengan ebiasaan generasi b rikutnya
yang tidak malu mempertontonkan auratnya di d pan publik, Sehingga hal seperti itu
dianggap lumrah bahkan dianggap sebagai modernisasi.
Syeikh Muhammad ibn Abdul Wahab dalam Masail Al-Jahiliyyah mengatakan, bahwa
agama mereka (orang-orang jahiliyah) terbangun oleh beberapa pondasi yang menjadi
akar dan pijakan. Yang terbesar diantaranya ialah TA LD, yai4u rebuah sisim
yang
besar yang selalu mena i tupuan semua o ang-rang kafir, sedari dahqlu kala
hingga akhir zaman. SEbaaimana Allah SWT berfirman di berbagai ayat ti0daam AlQuran:
Wa kadzaalika ma arsalnamin qablika fi qaryatin min nadziirin illaa qaala
mutrafuuha innaa wajadnaa aabaa-ana ala ummatin wa innaa ala aatsaarihim
muqtaduun;
Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun
dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata:
Sesu.gguhnya kami mendapati bapak-bapak kai }enganut statu(agaa an
sesunguhnya kami adilah pengikut jejaK-jejak mereka(QS.A-Zukhruf:23).
Wa idaa qiila lahumuttabiuu maa anzalallahu, qaaluu ba nattabiu maa
wajadnaa alaihiaabaaana, awalaw kaanasy-syaythaanu yaduuhum ilaa
adzaabis-saiir;
Dan apabila dikatakan kepada mereka: Ikutilah apa yang diturunkan Allah. Mereka
menjawab: (Tidak), tapi kami (hanya) mengikuti apa yang kami dapat dari bapak-bapak
kami mengerjakannya. Dan apakah mereka (akan mengikuti bapak-bapak mereka)
walaupun syaithan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyala-nyala (neraka)?
(QS.Luqman:21).
Ittabiuu maa unzila ilaikum min rabbikum walaa tattabiuu min duunihi awliyaaa.
Qaliilan maa tadzakkaruun:
Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, dan janganlah kamu mengikuti
pemimpin-pemimpin selainnya (pemimpin yang membawa kepada kesesatan). Amat
sedikitlah kamu mengambil pelajaran (dari padanya) (QS.Al-Araf:3).
Syeikh DR.Shalih ibn Fauzan ibn Abdillah Al-Fauzan dalam Syarhul Masaail AlJahiliyyah menjelaskan bahwa mereka (orang-orang jahiliyah) tidak menegakkan agama
mereka sesuai dengan apa yang telah para Rasul sampaikan kepada mereka, sesunguhnya
mereka mengkonstruksi agama mereka dengan dasar-dasar yang mereka mengadaadakannya sendiri sekehendak hati mereka, dan mereka enggan merobah diri serta
beranjak dari kebiasaan itu. Perihal inilah yang dalam dunia Islam disebut sebagai attaqlid, atau dalam istilah Arab juga akrab dengan sebutan al-muhakah, yaitu
sebagian orang meniru cara-cara yang kelompok individu lain lakukan, sedangkan objek
yang ditiru itu tidak sepatutnya untuk menjadi percontohan (maslahat). Sebagaimana
Allah SWT berfirman:
Wakadzalika maa arsalna min qablika fi qaryatin min nadziirin illaa mutrafuuha inna
wajadnaa aabaa-ana ala ummatin, wa innaa alaa aatsaarihim muqtaduun;
Menuju Kembali Kepada Fitrah

20

Materi Kultum Ramadhan


Kata mutrafuuha dalam ayat ini adalah mereka (para penduduk) yang hidup mewah
sejahtera dan bergelimang harta pada umumnya, karena mereka adalah orang-orang yang
cenderung berbuat jahat, sombong, dan tiada keinginan menerima kebenaran. Berbeda
halnya dengan kaum faqir dan dhuafa, yang pada umumnya bersikap tawadhu dan
ikhlas menerima kebenaran.
Kaum yang mengagung-agungkan harta, tahta dan garis keturunan leluhurnya inilah,
yang dahulu ketika para Rasul memberi peringatan dan mengajak mereka kepada jalan
yang benar, mereka selalu membantah dengan ucapan Inna wajadnaa aabaa-ana ala
ummatin, wa innaa alaa aatsaarihim muqtaduun; Sesungguhnya kami mendapati
bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah penganut jejakjejak mereka. Dengan kata lain (secara tidak langsung) mereka bermaksud: Kami tidak
butuh peran dan kehadiranmu wahai Rasul, kami lebih percaya deogan apa yang telah
dibudayakan oleh leluhur kami. Hal inil h yang d dalam literatuz Islm disebut
dengan istilah at-taqhid al-amaa atau dalam istilah kita: fanatisme buta (blind
obedience), yang terglono dala- samah satu pmrag i kaum jhiliyah.

Maeri 11
P ngertian Jahiliya` (Bagian Kedua: Tidak Mu Berpikir

Allah SWT berfirman:!Qul Innama Aidzhukum(biwaahidatin. An taquumuu


lilaahimatsnaa wa furaaDaa tsumma tatafakkaruuMaa bishaahbikum min
jinnatin;
Kaakanlah:Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu satu hal raja,
yaitu supaya kamu enghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri;
kemudan kamu fikir an (tentang Muhamma), tidak ada penyakit gila sediki pun
pada kawanm iu QS.Saba: 46).
Orae-ovag Jahiliyah yang mendengar ayat ini tidak mau berpikir sejenak seraya
mempertimbangkan kandungan dan arti dari ayat yang menarik ini. Mereka lebih
memilih untuk menjawab: Kami telah berpegang teguh terhadap apa yang telah
dilakukan oleh para leluhur kami. Kamtidak sudi mematuhi orang ini

Menuju Kembali Kepada Fitrah

21

Materi Kultum Ramadhan


Muhammad s..w.
Demikianlah kaum jaiiliyah, ang(senantiasa memutarbalikkan fakta-$mnudn' baiwa
Rasulullh adalah orang gila pendongeng sejati, dan orang yang tidak ahu di
i, tanta
berpakir terlebih d hulu dan membuktikan`ahwa perkataannya itu seuai engan
realits yang hakiki. Hal ini diakibatkan karena diri merea yang0tida mau mendengar,
tidk udi berpikir engan akalsehatn a, dan sen otiasa menyelimuti diri
mereka
dengan hawa nafsu, yang mengantarkan mrekq pada kesesatan yang nyata.
Maka dari itu, hendaknya ini menjadi titik sentral perhatian orang-orang yang beriman
agar cermat memilah dan memilih, yang mana hidayah (petunjuk) dan yang mana
dhalalah (kesesatan), karena tidak sedikit kesesatan yang terbungkus oleh kamuflase
hidaya* ida jarang orang-orang menyangka sesuatu itu hidayah (hal yang benarbenar sesuai d%ngan apa yang d untunkan oleh syarat), Namun hakiKatnya adalah
kesesatan Yang nyata.
Hal inilah yang menjali seba mngapa dahulu Rasululla` s.a.w elarang para sahabat
untu berzirahkubur, sebelum akhinya beliau me-man{uk-kan hAdits0itu dengan
ucapan: Ini kuntu nahaytukum$an ziyaaratil qubuur, fazuuruhaa fa innahaa
tudzakkirukumul aakhrah; Sesngguhnya dahult ku mencdgahmu un| k
berziarah kubur, (sekarang) berziarahlah kamu, sesungguhnya hal itu akan
mengingatkanmu akan kematian (kehidupan akhirat) (HR.Abu Daud, Turmudzi, AnNasai, Ibnu Majah, dan Ahmad) (Al-Ibdaau fi Madhaaril Ibtidaa , As-Syaikh Ali
Mahfudz, Daarul Bayan Al-Arabi, Kairo).
Itulah beberapa praktek jahiliyah, yang hanya bersandar pada dugaan-dugaan dan hawa
nafsu, yang turun temurun terwarisi dari para leluhur mereka, yang dianggap sebagai
sebuah petunjuk dan tuntunan yang benar, padahal pada dasarnya adalah kesesatan yang
teramat nyata.
Satu hal yang perlu menjadi perhatian umat Islam, bahwa perangai Jahiliyah menganut
satu kaidah (asas): Al-Ightirar bil Aktsar; Tertipu oleh Kebanyakan (deceived by
the most). Mereka berhujjah bahwa yang banyak pelaku dan pengikutnya, itulah yang
benar. Mereka mengambil kesimpulan bahwa sesuatu itu salah (batil) karena asing (aneh)
dan sedikit penganut atau pengikutnya. Itulah prinsip dasar yang mereka pegang, dan
mereka suka memutarbalikkan fakta yang ada di dalam Al-Quran dengan menukarnukar kandungan tafsir Al-Quran sekehendak hawa nafsunya.
Sudah menjadi sunnatullah, bahwa kebaikan itu sedikit pengikutnya dan kesesatan itu
banyak peminatnya. Sebagaimana Allah SWT berfirman:
Wa in tuthi aktsara man fil ardhi yudhilluuka an sabiilillah. In yattabiuuna illadzhdzhonna wa in hum illa yakhrushuun;
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya
mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti
persangkaan belaka, dan mereka tak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah) (QS.AlAnam:116).
Wamaa wajadnaa li aktsarihim min ahdin. Wa in wajadnaa aktsarahum lafaasiqiin

Menuju Kembali Kepada Fitrah

22

Materi Kultum Ramadhan


Dan kami tidak mendapati kebanyakan mereka berjanji. Sesungguhnya kami mendapati
kebanyakan mereka orang-orang yang asik(QS.Al-Anam: 102).
Nabi s.a.w bersabda: Bada-al Islaamu ghaziiban, wa sayauudu gxariiban kamaa
bada-a; Islam ada mulanya (hadaz) dianggap sebagai hl yang aneh (!ig), ean
kelak ia akan kembli0sebaga hal yang asig sebagaimana dahulu ia datang. Allahu
Alam bishawaab.

Materi 12
Mengikuti Rasul (Ittibaur Rasuul)

Lawan dari istilah at-taqlid al-amaa atau dalam istilah kita: fanatisme buta
(blind obedience), yang tergolong dalam salah satu perangai kaum jahiliyahadalah attaqlid fl khair, yqknh mengikutidcla reang lin kup kebaikan, dalAm ist lah Is
Sebagaimana yang amdisebut Ittiba dan Iqtida yakni mengikuti dan(meneladani
termaktub dalam (QS.Yusuf 38), firman Allah SWT tentang kisah Nabi Yusuf a.s:
q lan Yaqub. Tidalh Dan aku engikuti agama bapak-bapakku brhim, Ysh
paut bagi +ami(rara Nabi) memperqekutukan sesutu a apun dengan Allah.
.(Q.Yusuf:38)
Dan di dalam QS.At- aubah:1
assaabiquunal awwaluuna minal muhaajiriina wal asaari walladziinat-tabauuhum
bi ihsanin, radhiyallahu anhu wa radhuu anhu. Wa aadda lahum jannaatin tajrii min
tahtihaal anhaaru khaalidiina fiiha abadan. Dzalikal fawzul adhziim;
Orang-orang yang terdahulu yang pertama-tama (masuk Islam) diantara orang-orang
Muhahirin dan Anshar dan opang-orang yang meng outi mereka dengan bai,"Allh
ridh kepada mEreka dan merekapun ritha kepada Allah, dan Allah menyediakan bagi
mereka surga-surga yang }engalir sng -sungai di"dalamnya; mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya.$Itulah kemena gan yang besar.(QS.At-Taubah:1 0)
Maka dari iu Allh b rfirman dalam h l pera.gai jahiliyah:

Menuju Kembali Kepada Fitrah

23

Materi Kultum Ramadhan


Wa idzaa qiila lahumut-tabiuu maa anzalllahu qaaluu bal nattabiu aa elfayna
alaii aabaa-ana awalaw kaana aaa-uhum laa yaqiluunasyian walaa yahta
uun.
Dan apabila dikatakan kepala mdmka: Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,
mereka menjawab: (Tid`k), tatapikai hanya mengikuti apa xang telah kami dapat
dari (perbuatcn) nenek m yang k . (Apakah mereka akan mengikui juga),
walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat
petunjuk? (QS.Al Baqarah: 170).
Sesungguhnya tidak akan mendatangkan maslahat (kebaikan), jika orang yang tidak
berpikir dan tidak pula mendapat petunjuk (hidayah) dijadikan sebagai teladan dan
panutan. Pada dasarnya teladan itu hanyalah tertuju pada orang yang mau berpikir dan
mendapat hidayah. Maka dari itu, fanatisme yang berlebihan memantik untuk menolak
kebenaran yang hakiki, karena pada dasarnya, kebenaran yang hakiki dan teladan yang
terbaik hanya ada pada diri Rasulullah dan para pengikutnya.
Materi 13
Menjaga Diri dan Keluarga dari Api Neraka (Bagian Pertama)

Allah Subhanahu wa Taala berfirman dalam kitab-Nya yang mulia:


Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (At-Tahrim: 6)
Sebuah seruan dari Dzat Yang Maha Agung kepada orang-orang yang beriman, berisi
perintah dan peringatan berikut kabar tentang bahaya besar yang mengancam. Seruan ini
ditujukan kepada insan beriman, karena hanya mereka yang mau me~curahkan
penengaran kepada ajakan Allah Subhanahu wa"Ta la, erpegang de.gan
perintah-Nya dan mengambil manfaat dar ucapan-ucapan-Nya. Allah Subhanahu wa
Taala p rintahan mereka agar m%nyiapkan ta}en untuk diri mereka sendiri
dan$untuk keluarga mereka guna menangkal bahaya yang ada di hadapan mereka serta
kebinasaan di jalan mereka. Bahaya yang mengerikan itu adalah api neraka yang sangat
besar, tidak sama dengan api yang biasa kita kenal, yang dapat dinyalakan dengan kayu
bakar dan dipadamkan oleh air. Api neraka ini bahan bakarnya adalah tubuh-tubuh
manusia dan batu-batu. Ini berbeda sama sekali dengan api di dunia. Bila orang terbakar
dengan api dunia, ia pun meninggal berpisah dengan kehidupan dan tidak lagi merasakan
sakitnya pembakaran tersebut. Beda halnya bila seseorang dibakar dengan api neraka,
naudzubillah. Karena Allah Subhanahu wa Taala berfirman,
Setiap kali nyala api Jahannam itu akan padam, Kami tambah lagi nyalanya bagi
mereka. (Al Isra:97)

Menuju Kembali Kepada Fitrah

24

Materi Kultum Ramadhan


Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain,
supaya mereka terus merasakan azab. (An-Nisa: 56)
Mereka tidak dibinasakan dengan siksa yang dapat mengantarkan mereka kepada
kematian (mereka tidak mati dengan siksaan di neraka bahkan mereka terus hidup agar
terus merasakan siksa) dan tidak pula diringankan azabnya dari mereka. (Fathir: 36)
[Al-Khuthab Al-Minbariyyah fil Munasabat Al-Ashriyyah, Asy-Syaikh Shalih AlFauzan, dengan subjudul Fit Tahdzir minan Nar wa Asbab Dukhuliha, 2/164-165]
Orang yang masuk ke dalam api yang sangat besar ini tidak mungkin dapat lari untuk
meloloskan diri, karena yang menjaganya adalah para malaikat yang kasar, yang keras,
yang tidak mendurhakai Allah Subhanahu wa Taala terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka serta selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. Allah Subhanahu
wa Taala berfirman:
Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, yang keras (At-Tahrim: 6)
Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu menjelaskan, Penjaganya adalah para malaikat
Zabaniyah yang hati mereka keras, kaku, tidak mengasihi jika dimohon kepada mereka
agar menaruh iba
Kata maksudnya keras tubuh mereka. Ada yang mengatakan, para malaikat itu kasar
ucapannya dan keras perbuatannya. Ada yang berpendapat, malaikat tersebut sangat kasar
dalam menyiksa penduduk neraka, keras terhadap mereka. Bila dalam bahasa Arab
dinyatakan: Fulanun Syadiidun alaa fulaanin maksudnya Fulan menguasainya dengan
kuat, menyiksanya dengan berbagai macam siksaan.
Ada pula yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan adalah sangat besar tubuh
mereka, sedangkan maksud adalah kuat.
Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata, Jarak antara dua pundak salah seorang dari
malaikat tersebut adalah sejauh perjalanan setahun. Kekuatan salah seorang dari mereka
adalah bila ia memukul dengan alat pukul niscaya dengan sekali pukulan tersebut
tersungkur 70.000 manusia ke dalam jurang Jahannam. (Al-Jami li Ahkamil Quran,
18/218)
Al-Allamah Asy-Syaikh Abdurrahman ibnu Nashir As-Sadi rahimahullahu berkata
menafsirkan ayat ke-6 surah At-Tahrim di atas, Jagalah diri kalian dan keluarga kalian
dari api neraka, yang disebutkan dengan sifat-sifat yang mengerikan. Ayat ini
menunjukkan perintah menjaga diri dari api neraka tersebut dengan ber-iltizam
(berpegang teguh) terhadap perintah Allah Subhanahu wa Taala, menunaikan perintahNya, menjauhi larangan-Nya, dan bertaubat dari perbuatan yang Allah Subhanahu wa
Taala murkai serta perbuatan yang menyebabkan azab-Nya. Sebagaimana ayat ini
mengharuskan seseorang menjaga keluarga dan anak-anak dari api neraka dengan cara
memberikan pendidikan dan pengajaran kepada mereka, serta memberitahu mereka
tentang perintah Allah Subhanahu wa Taala. Seorang hamba tidak dapat selamat kecuali

Menuju Kembali Kepada Fitrah

25

Materi Kultum Ramadhan


bila ia menegakkan apa yang Allah Subhanahu wa Taala perintahkan terhadap dirinya
dan orang-orang yang di bawah penguasaannya, baik istri-istrinya, anak-anaknya, dan
selain mereka dari orang-orang yang berada di bawah kekuasaan dan pengaturannya.
Dalam ayat ini pula Allah Subhanahu wa Taala menyebutkan neraka dengan sifat-sifat
yang mengerikan agar menjadi peringatan terhadap manusia jangan sampai meremehkan
perkaranya. Allah Subhanahu wa Taala berfirman:
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu (At-Tahrim: 6)
Sebagaimana Allah Subhanahu wa Taala berfirman,
Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah (patung-patung) adalah
bahan bakar/kayu bakar Jahannam, kalian sungguh akan mendatangi Jahannam
tersebut.1
Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Yaitu akhlak mereka kasar dan
hardikan mereka keras. Mereka membuat kaget dengan suara mereka dan membuat ngeri
dengan penampilan mereka. Mereka melemahkan penghuni neraka dengan kekuatan
mereka dan menjalankan perintah Allah Subhanahu wa Taala terhadap penghuni
neraka, di mana Allah Subhanahu wa Taala telah memastikan azab atas penghuni
neraka ini dan mengharuskan azab yang pedih untuk mereka.
Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkankan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. Di sini juga ada pujian untuk
para malaikat yang mulia dan terikatnya mereka kepada perintah Allah Subhanahu wa
Taala serta ketaatan mereka kepada Allah Subhanahu wa Taala dalam seluruh perkara
yang
diperintahkan-Nya.
(Taisir
Al-Karimir
Rahman,
hal.
874)

Materi 14
Jagalah Dirimu dan Keluargamu dari Api Neraka (Bagian Ketiga):
Penjagaan Rasulullah SAW terhadap Keluarganya

Menuju Kembali Kepada Fitrah

26

Materi Kultum Ramadhan

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam sebagai uswah hasanah bagi orang-orang yang
beriman telah memberikan arahkan dan peringatan k pada kerbat beliau dalam rangka
menjaga"mreka dari api neraka. Tatkal tuun perinah Allah Subhanahu wa Tqala
alam ayat: Berilah peringatan kepada kerabatm yang erdeka

. (Asy Syuera: 214)


RasulullahShallallahu alaihi wasallam mendatang bukit Shafa dan menikinya, lalu
menyeru manusia untuk berkumpul. Maka oran
oran pn bercuepul di sekitar beliau.
Sa}pai-sampai ang tidai dapat hadir mengirim }tusannya untuk mendengarkan apa
oerangan yang akan dicampaikan leh Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam kemudian memanggil kerabat-kerabatnya,
Wahai Bani Abdil Muththallib! Wahai Bani Fihr! Wahai Bani Luai! Apa pendapat
kalian andai aku beritakan kepada kalian bahwa ada pasukan berkuda dari balik bukit ini
akan menyerang kalian. Adakah kalian akan membenarkan aku? Mereka serempak
menjawab, Iya. Beliau melanjutkan, Sungguh aku memperingatkan kalian sebelum
datangnya azab yang pedih. (HR Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Ibnu Abbas
radhiyallahu anhuma). Aisyah radhiyallahu anha memberitakan bahwa ketika turun
ayat di atas, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bangkit seraya berkata, Wahai
Fathimah putri Muhammad! Wahai Shafiyyah putrid Abdul Muththalib! Wahai Bani
Abdil Muththalib! Aku tidak memiliki kuasa sedikit pun di hadapan Allah Subhanahu wa
Taala untuk menolong kalian kelak. (Adapun di kehidupan dunia ini) maka mintalah
harta dariku semau kalian. (HR. Muslim)
Al-Imam Muslim radhiyallahu anhu meriwayatkan dari hadits Aisyah radhiyallahu
anha, istri Nabi Shallallahu alaihi wasallam, bahwa bila hendak shalat witir, beliau
Shallallahu alaihi wasallam membangunkan Aisyah radhiyallahu anha. Rasulullah
Shallallahu alaihi wasallam sendiri telah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh
Al-Imam Ahmad rahimahullahu: Semoga Allah merahmati seorang lelaki yang bangun
di waktu malam lalu mengerjakan shalat dan ia membangunkan istrinya lalu si istri
mengerjakan shalat. Bila istrinya enggan untuk bangun, ia percikkan air di wajah istrinya.
Semoga Allah merahmati seorang wanita yang bangun di waktu malam lalu mengerjakan
shalat dan ia membangunkan suami lalu si suami mengerjakan shalat. Bila suaminya
enggan untuk bangun, ia percikkan air di wajah suaminya. (Sanad hadits ini shahih kata
Asy-Syaikh Ahmad Syakir rahimahullahu dalam tahqiqnya terhadap Al-Musnad). Ummu
Salamah radhiyallahu anha mengabarkan, suatu malam Rasulullah Shallallahu alaihi
wasallam terbangun dari tidur beliau. Beliau pun membangunkan istri-istri beliau untuk
mengerjakan shalat. Kata beliau: Bangunlah, wahai para pemilik kamar-kamar (istriistri beliau yang sedang tidur di kamarnya masing-masing)! (HR. Al-Bukhari) Tidak
luput pula putri dan menantu beliau juga mendapatkan perhatian beliau. Suatu malam,
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mendatangi rumah Ali dan Fathima radhiyallahu
anhuma. Beliau berkata, Tidaklah kalian berdua mengerjakan shalat malam? (HR.
Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Ali radhiyallahu anhu)

Materi 15
Menuju Kembali Kepada Fitrah

27

Materi Kultum Ramadhan


Jagalah Dirimu dan Keluargamu dri Api Neraka (Bagian Ketica): Suai sebagai Kepala
Rumah TAngga
Segrang suami sebaai epala rmah tangga selain menjaga dirinya sendiri dari ap
neraka, ia uga beBtanggung(hawab menjaga istri,!anak-anaknya, dan ora g-orcng
yang tinggal di rumahnya. Salah satu cara penjagaan diri dan keluarga dari api neraka
adalah bertaubat dari dosa-dosa. Allah Subhanahu wa Taala berfirman:
Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kalian kepada Allah dengan taubat
nashuha. Mudah-mudahan Rabb kalian menghapuskan kesaahan-kesalahin kalian dan
memasukkan kali`n ke dalm s rga-surga yang mengalir"di bawahnyq sungai- un'ai,
pa hari ketioa Alh tiak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman
bersamanya,sedang c`haya mereka memanca di ddpan$dan di sebelah kanan mreka,
seraya mereka berdoa, Wahai Rabb kami, sempurfakanlah bagi ami cahaya kami
an ampunilah kami, sesungguhny Engkau M ha Kuasa atas segala(sesuatu. (AtTahrim* 8)
Seorang suamh sek!ligus ayah aniberaubat eada allah Subhanahu wa Taala
dengan sebenar-benarnya, taubat yang murni, kemudian ia membimbing keluarganya
untuk bertaubat. Taubat yang dilakukan disertai dengan meninggalkan dosa,
menyesalinya, berketetapan hati untuk tidak mengulanginya, dan mengembalikan hakhak orang lain ang ada pada kita. Taubat yanG sepe ti itu tentunya menggiring
pelakunya untuk beraal shalih. Buah yangdihasihkannya adalah dihapusknnya
kesalahan-kes lahan yang iperbuAt, dimasukkan ie dalam surga, dan diselamatkan
dari kerendahan serta k hi aan yang biasa menimpa para pendosa dan pendurhaka.
Seorang kepala rumah tangga menerapkan perkara ini dalam keluarganya, kepada istri
dan anak-anaknya. Ia punya hak untuk memaksa mereka agar taat kepada Allah
Subhanahu wa Taala dan tidak berbuat maksiat, karena ia adalh pemimpin mere a
yang akan iminuai pertanggngjawaban di hadap!n Al,ah Subhanahu wa Taal
$keaK dalam urusan mereka, sebagaimana sarea Rasulullah Qhalallahu alaihi
wasallam,
Setiap oalian adalah pemimpin dan setiap k lian kan ditanya tentang apa yang
dipimpinnya. (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Ibnu Umar radhiyallahu
anhuma)
Ia harus memaksa anaknya mengerjakan shalat bila telah sampai usianya, berdasar sabda
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam:
Perintahkan anak-anak ka,iqn untuk mengerjakan shalav +etika mereka telah berusia
tujuh tahun an pukulla mereka bila eggan0melakukannya ketika telah berusia
spumuh tahu serta pksahkanlah di antara mereka pada tempat tidurnya. (HR. Abu
Dawud dari hadits Abdullah i"nu Ar radhiyallahu anhuma, dikatakan oleh Al-Imam
Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Abi Dawud, Hadits ini hasan shahih.)

Menuju Kembali Kepada Fitrah

28

Materi Kultum Ramadhan


Allah Subhanahu wa Taala telah berfirman:
Perintahkanlah keluargamu untuk mengerjakan shalat dan bersabarlah dalam
mengerjakannya. (Thaha 132)
Ceoran ayah Erama se/rang ibu havus bekerja sama untuk menunaikan tanggung
jawab bersama anak, baik di dalam maupu~ di luar rumah. Anak harus terus mendapatkan
pengawasan i mana {aja mereka berada, dibauhkan!dari teman dutu+ yang jelek0daf
teman yang rusak. Anak diperintahkan untuk mengerjakan yang maruf dan dilarang dari
mengerjakan yang munkar.
Orangtua harus membersihkan rumah mereka dari sarana-sarana yang merusak berupa
video, film, musik, gambar bernyawa, buku-buku yang menyimpang, surat kabar, dan
majalah yang merusak.
Hendaknya ia tahu bahwa neraka itu dekat dengan seorang hamba, sebagaimana surga
pun dekat. Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
Surga lebih dekat kepada salah seorang dari kalian daripada tali sandalnya dan neraka
pun semisal itu. (HR. Al-Bukhari dari hadits Ibnu Masud radhiyallahu anhu)
Maksud hadits di atas, siapa yang meninggal di atas ketaatan maka ia akan dimasukkan
ke dalam surga. Sebaliknya, siapa yang meninggal dalam keadaan bermaksiat maka ia
akan dimasukkan ke dalam neraka. (Al-Khuthab Al-Minbariyyah, 2/217)
Bagaimana seseorang dapat menjaga keluarganya dari api neraka sementara ia
membiarkan mereka bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Taala dan meninggalkan
kewajiban?
Maka, marilah kita berbenah diri untuk menjaga diri kita dan keluarA kita dari api
nerak!. BeRsegeralah sebelum datang akhmr hidup kita, sebdlum datang jemputan29dari
utusan(Rabb l Izzah, sementara kita tk cukup bekal uuk bertameng dari api
neraka, apatah lagi melinggalkan beial yang memadai untuk keluarga0 ang
ditinggakan. Allahumma salim Materi 16
MerAih Rahmat Allah
Sebagai manusia apalagi ebagi muslim, ki|a 4entu amt0mengharcpkan rahme dari
Allah Swt sehingga citq selalu berdoa, bak di dalam shalat maupun di luar shalat untuk
bisa memperoleh rahmat Allah. Hal ini karena orang yang mendapat rahmat Allah tentu
saja tergolong kedalam kelompok orang yang beruntung sebagaimana firman Allah yang
artinya: Kemudian kamu berpaling setelah (adanya perjanjian) itu, maka kalau tidak ada
karunia Allah dan rahmt-Nya atasmu, niscaya kamu tergolong orang-orang yang rugi (QS
2:64). Bahkan di dalam ayat lain, keuntungan orang yang mendapat rahmat Allah itu akan
dijauhkan dari azab-Nya, Allah berfirman yang artinya: Barangsiapa yang diajuhkan azab
Menuju Kembali Kepada Fitrah

29

Materi Kultum Ramadhan


daripadanya pada hari itu, maka sungguh Allah telah memberikan rahmat kepadanya.
Dan itulah keberuntungan yang nyata (QS 6:16).
Kiat Meraih Rahmat
Pertama, taat kepada Allah dan Rasul-Nya, baik dalam keadaan susah maupun senang,
berat maupun ringan waktu sendisi atau bersama orang lin. Tegisnya, kaau mau }
emperoleh rahmat Alah kita harus taat kepada Allah dan asul-Nya dalcm si|uasi dan
kondisi yan bagaimanapun juga, hal ini terdapat dalam firmn Allahyang artina: Dan
taatilah All h din Recul supaya kamu dib%ri rahmat (3:132).
Kedua, harus tolong menOlong dalam kebaikan, melaksankan amar maruf dan nchk
munk r, mendirikan shaad sehingg! memberi pengaruh yang fesar dalam bentuk
menhindari p rbuatan keji daf munkar serta enunaikan zakat agar menjadi suci jiwa
ta, terjembatai hubungan `ntara yang kaya dengan an miskin serta kemiskinan
bisa
diatasi secara bertahap, hal ini difirmankan30Allah yang artinya: Dan orangmorang
yang besiman, lelaki dan prempuan, ebagian mereka dalahmenjadi penolong bagi
sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan yang maruf, mencegah dari yang
munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan RasulNya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana (9:71)
Ketiga, Iman yang kokoh sehingga bisa dibuktikan dengan amal shaleh yang sebanyakbanyak meskipun hambatan, tantangan dan rintangan selalu menghadang, namun dia
tetap Istiqomah dalam keimanannya sehingga dengan keimanannya yang mantap itu,
kesusahan hidup tidak membuatnya harus berputus asa sedang kesenangan hidup tidak
membuatnya menjadi lupa diri, hal ini difirmankan Allah yang artinya: Adapun orangorang yang beriman dan berpegang teguh kepada (agama)-Nya, niscaya Allah akan
memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (syurga) dan limpahan
karunia-Nya. Dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya
(QS 4:175).
Disamping itu, iman dan istiqomah harus disertai dengan hijrah, yakni meninggalkan
segala bentuk larangan Allah dan berjihad dalam arti bersungguh-sungguh dalam
perjuangan menegakkan nilai-nilai Islam dalam segala aspeknya, hal ini difirmankan
Allah yang artinya: Orang-orang yang beriman, berhijrah dan berjihad adalah lebih tinggi
derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Tuhan
mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat daripada-Ny, keridhaan
dan syurga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal (QS 9:20-21, lihat
juga QS 2:218).
Keempat, mengikuti Al-Quran dan selalu bertaqwa kepada Allah serta menunaikan
zakat, hal ini karena Al-Quran merupakan petunjuk bagi manusia apabila ia ingin
memperolah ketaqwaan kepada Allah Swt, karenanya untuk meraih rahmat Allah
manusia harus bertaqwa kepada-Nya, sedang untuk bisa bertaqwa harus mengikuti
petunjuk-petunjuk yang terdapat di dalam Al-Quran. Ini berarti, amat mustahil bagi

Menuju Kembali Kepada Fitrah

30

Materi Kultum Ramadhan


manusia untuk bisa bertaqwa kepada Allah apabila Al-Quran tidak diikutinya. Dalam
kaitan ini Allah berfirman yang artinya: Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami
turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat (QS
6:155). Maka Aku akan tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertaqwa, yang
menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami QS 7:156)
Keempat, berbuat baik, yakni perbuatan apa saja yang tidak bertentangan dengan nilainilai yang datang dari Allah dan Rasul-Nya serta tidak mengganggu orang lain, bahkan
orang lain bisa merasakan manfaat baiknya, sekecil apapun manfaat yang bisa
dirasakannya. Allah berfirman yang artinya: Dan janganlah kamu membuat kerusakan di
muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadanya dengan rasa
takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah
amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik (QS 7:56).
Kelima, mendengarkan bacaan Al-Quran apabila sedang dibacakan, hal ini karena, AlQuran merupakan kalamullah atau perkataan Allah, sebab jangankan Allah,
pembicaraan sesama manusia saja harus kita dengarkan atau kita perhatikan, apalagi
kalau ucapan Allah yang tentu harus lebih kita perhatikan. Manakala seorang muslim
telah mendengarkan Al-Quran bila dibacakan, maka Allah senang pada orang tersebut
sehingga Allah mau memberi rahmat kepadanya. Allah berfirman yang artinya: Dan
apabila dibacakan Al-Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan
tenang agar kamu mendapat rahmat (QS 7:204).
Keenam, taubat dari segala dosa yang telah dilakukan, hal ini karena secara harfiyah,
taubat berarti kembali, yakni kembali kepada Allah. Dengan taubat, manusia berarti mau
mendekati Allah lagi dan Allah senang kepada siapa saja yang mau bertaubat, sebanyak
apapun dosa yang sudah dilakukannya, menyadari terhadap kesalahan yang dilakukan.
Menyesali, bertekad untuk tidak mengulanginya dan membuktikan bahwa dia betul-betul
telah meninggalkan segala perbuatan salahnya dengan menggantinya kepada segala
kebaikan., inilah yang membuat Allah cinta kepadanya sehingga rahmat Allah akan
diberikan kepadanya, hal ini difirmankan Allah yang artinya: Dia (Nabi Shaleh) berkata:
Hai kaumku mengapa kamu minta disegerakan keburukan sebelum (kamu minta)
kebaikan?. Hendaklah kamu minta ampun kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat
(QS 27:46).
Ayat yang menyebutkan kecintaan Allah kepada orang yang bertaubat adalah yang
artinya: Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai
orang-orang yang membersihkan diri (QS 2:222).

Materi 17
Ukhuwah Islamiyah
Tidaklah dua orang muslim berjumpa, lalu keduanya berjabat tangan, kecuali keduanya
Menuju Kembali Kepada Fitrah

31

Materi Kultum Ramadhan


diampuni

sebelum

keduanya

bepisah.

(H.R.

Abu

Daud)

Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Al Muwatha dari abi Idris Al Khaulany
rahimahullah bahwa ia berkata: Aku pernah masuk Masjid Damaskus. Tiba-tiba aku
jumpai seorang pemuda yang murah senyum yang dikerumuni banyak orang. Jika
Mereka berselisih tentang sesuatu maka mereka mengembalikan kepada pemuda tersebut
dan meminta pendapatnya. Aku bertanya tentang dia, lalu dikatakan oleh mereka,Ini
Muadz bin Jabal. Keesokan harinya , pagi-pagi sekali aku dating ke masjid itu lagi dan
kudapati dia telah berada di sana tengah melakukan shalat. Kutunggu ampai dia selesai
melakukan shalat kemudian aku temui dan kuucapkan salam kepadanya. Aku
berkata,Demi Alloh aku mencintaimu. Lalu ia bertanya.Apakah Alloh tidak lebih kau
cintai? Aku jawab,Ya Alloh aku cintai. Lalu ia memegang ujung selendangku dan
menariknya seraya berkata,Bergembiralah karena sesungguhnya aku pernah mendengar
Rasulullah saw, berabda,Alloh berfirman, cinta-Ku pasti akan mereka peroleh bagi
orang yang saling memadu cinta karena Aku, saling mengunjungi karena Aku, dan saling
memberi
karena
Aku.
Makna Ukhuwah Islamiyah
Kata ukhuwah berakar dari kata kerja akha, misalnya dalam kalimat akha fulanun
shalihan, (Fulan menjadikan Shalih sebagai saudara). Makna ukhuwah menurut Imam
Hasan Al Banna: Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain
dengan
ikatan
aqidah.
Hakekat Ukhuwah Islamiyah:
1.Nikmat Allah (Q.S. 3:103)
2.Perumpamaan tali tasbih (Q.S.43:67)
3.Merupakan arahan Rabbani (Q.S. 8:63)
4.Merupakan cermin kekuatan iman (Q.S.49:10)
Ukhuwah Islamiyah bersifat abadi dan universal karena berdasarkan akidah dan syariat
Islam. Ukhuwah Jahiliyah bersifat temporer (terbatas waktu dan tempat), yaitu ikatan
selain ikatan akidah (missal:ikatan keturunan orang tua-anak, perkawinan, nasionalisme,
kesukuan, kebangsaan, dan kepentingan pribadi)

Materi 18
Peringkat-Peringkat Ukhuwah
Peringkat-Peringkat Ukhuwah:
1. Taaruf adalah saling mengenal sesama manusia. Saling mengenal antara kaum
muslimin merupakan wujud nyata ketaatan kepada perintah Allah SWT (Q.S. Al
Hujurat: 13)
2. Tafahum adalah saling memahami. Hendaknya seorang muslim memperhatikan
keadaan saudaranya agar bisa bersegera memberikan pertolongan sebelum

Menuju Kembali Kepada Fitrah

32

Materi Kultum Ramadhan


saudaranya meminta, karena pertolongan merupakan salah satu hak saudaranya yang
harus ia tunaikan. Abu Hurairah r.a., dari Nabi Muhammad saw., beliau bersabda,
Barangsiapa menghilangkan kesusahan seorang muslim, niscaya Allah akan
menghilangkan satu kesusahannya di hari kiamat. Barang siapa menutupi aib di hari
kiamat. Allah selalu menolong seorang hamba selama dia menolong saudaranya.
(H.R. Muslim)
3. Taawun adalah saling bekerja sama dan membantu tentu saja dalam kebaikan dan
meninggalkan kemungkaran
4. Takaful, adalah saling menanggung kesulitan yang dialami saudaranya
Hal-hal yang menguatkan ukhuwah islamiyah:
1. Memberitahukan kecintaan kepada yang kita cintai. Hadits yang diriwayatkan oleh
Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda: Ada seseorang berada di samping
Rasulullah lalu salah seorang sahabat berlalu di depannya. Orang yang disamping
Rasulullah tadi berkata: Aku mencintai dia, ya Rasullah. Lalu Nabi menjawab:
Apakah kamu telah memberitahukan kepadanya? Orang tersebut menjawab:
Belum. Kemudian Rasulullah bersabda: Beritahukan kepadanya. Lalu orang
tersebut memberitahukan kepadanya seraya berkata: Sesungguhnya aku
mencintaimu karena Allah. Kemudian orang yang dicintai itu menjawab: Semoga
Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karena-Nya.
2. Memohon didoakan bila berpisah Tidak seorang hamba mukmin berdoa untuk
saudaranya dari kejauhan melainkan malaikat berkata: Dan bagimu juga seperti
itu (H.R. Muslim)
3. Menunjukkan kegembiraan dan senyuman bila berjumpa Janganlah engkau
meremehkan kebaikan (apa saja yang dating dari saudaramu), dan jika kamu
berjumpa dengan saudaramu maka berikan dia senyum kegembiraan. (H.R.
Muslim)
4. Berjabat tangan bila berjumpa (kecuali non muhrim) Tidak ada dua orang mukmin
yang berjumpa lalu berjabatan tangan melainkan keduanya diampuni dosanya
sebelum berpisah. (H.R Abu Daud dari Barra)
5. Sering bersilaturahmi (mengunjungi saudara)
6. Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu
7. Memperhatikan saudaranya dan membantu keperluannya
8. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya
9. Mengucapkan
selamat
berkenaan
dengan
saat-saat
keberhasilan
Materi 17
Manfaat Ukhuwah Islamiyah

Manfaat Ukhuwah Islamiyah


1. Merasakan lezatnya iman

Menuju Kembali Kepada Fitrah

33

Materi Kultum Ramadhan


2. Mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat (termasuk dalam 7 golongan
yang dilindungi)
3. Mendapatkan tempat khusus di surga (Q.S. 15:45-48)
Di antara unsur-unsur pokok dalam ukhuwah adalah cinta. Tingkatan cinta yang
paling rendah adalah husnudzon yang menggambarkan bersihnya hati dari perasaan
hasad, benci, dengki, dan bersih dari sebab sebab permusuhan. Al-Quran
menganggap permusuhan dan saling membenci itu sebagai siksaan yang dijatuhkan
Allah atas orang0orang yang kufur terhadap risalahNya dan menyimpang dari ayatayatNya. Sebagaiman firman Allah Swt dalam Q.S. Al-Maidah:14
Ada lagi derajat (tingkatan) yang lebih tinggi dari lapang dada (Salamatus shadr)) dan
cinta, yaitu itsar. Itsar adalah mendahulukan kepentingan saudaranya atas kepentingan
diri sendiri dalam segala sesuatu yang dicintai. Ia rela lapar demi kenyangnya orang
lain. Ia rela haus demi puasnya prang lain. Ia rela berjaga demi tidurnya orang lain. Ia
rela bersusah payah demi istirahatnya orang lain. Ia pun rela ditembus peluru dadanya
demi selamatnya orang lain. Islam menginginkan dengan sangat agar cinta dan
persaudaraan antara sesma manusia bisa merat di semua bangsa, antarasebagi`n
dengan sebagian yang
lain. Isla- tidak`bisa iecah-belah denganperbedaan
unsure, wana kulit, bahasa, iklim dan atau batas negara, sehingg` tidak
adakesempatan ntuk bertikai atau saling dengki, meskipun berbeda-beda dalam
harta dan kedudukan.

Materi 18
Mengatasi Kesenjangan Sosial Dalam Islam
Adalah sudah menjadi fakta, bahwa kegiatan ekonomi sekarang adalah melahirkan
kesenjangan pendapatan yang semakin lebar dan semakin "esar. isalnya, seagaimana
dikemukakan dala} Huan Development Rep rt 2006 ang diterbitkan$oleh UNDP
(United Nations Development Programme). Berdasarkan laorantersebu4, 10%
kelompok kaya dunia menguas`i 54% otal keayan dunia. Seangkan sisan{a90%
masarakat dunia menguasai 46otal kekayaan munia (Beik, 2006). Salah au f

Menuju Kembali Kepada Fitrah

34

Materi Kultum Ramadhan


ktor utaa yang menyebabkan besarnyq kesenjangan pendapatan tdrsb t aalah
karena ketiadaan mekanisme di3tribusi kekayaan yang menCerminkan rinsip keadil n
dan keseImbangan, sehingga kekayaan terkonsentrasi di tangan segelintir kelompok.
Padahal Allah SWT sangat menentang perputaran harta di tangan kelompok elit
masyarakat saja, sebagaimana yang dinyatakan-Nya dalam QS Al-Hasyr: 7: ....supaya
harta itu jangan hanya beredar di antara oranorang +aya saja di atara kamu... (QS. al-
Hasyr: w).
Dalam ajar n i lam, salah savu mekanisme distribusi pendapatan dan kekayaan inm
adalah m%lalui instrumen zakat( i fak dan sedekah (ZIS). Rasulullah SAG, dalam
sebuah Hadits riwaYat Imam al-Ashbahani dari Imam Thabrani, menyatakan:
Sesungguhnya Allah SWT telah mewajibkan atas hartawan muslim suatu kewajiban
zakat yang dapat menanggulangi kemiskinan. Tidaklah mungkin terjadi seorang fakir
menderita kelaparan atau kekurangan pakaian, kecuali oleh sebab kebakhilan yang ada
pada hartawan muslim. Ingatlah, Allah SWT akan melakukan perhitungan yang teliti dan
meminta pertanggungjawaban mereka dan selanjutnya akan menyiksa mereka dengan
siksaan yang pedih (HR. Thabrani dalam Al Ausath dan Ash Shoghir).
Hadit tersebu| memberikan$dua isyarat. Pertama, keiskinan buoanlah semata-mata
disebabkan oleh kemalasan untukekerja (kemiskinan kultural), akn te
api$juga akibat
dari pola keidupan yangtidak adil (kemisk)nan strktura|) dan eosotnya
kesetiakawanan sosial, terutama antara kelompok kaya dan kelompok miskin. Lapoe dan
Colin (1978) serta George (1981) menyatakan bahwa penyebab utama kemiskinan adalah
ketimpangan sosial ekonomi akibat adanya sekelompok kecil orang-orang yang hidup
mewah di atas penderitacn orang banyak, dan ukannya disebabkan oleh semata-m!ta
kelebihan"jumlah penduduk ,over population). Kedua, jika zkat, infak dn
sdekah$da`at! ilaksanakan dengan penu keadaran dan dikelola dengan b`ik, apakah
dalam aspek pengumpulan ataupun dalam aspek pendistribusian, kemiskinan dan
kefakiran ini akan dapat ditanggulangi, paling tidak dapat diperkecil (Hafidhuddin,
1998). Dalam Alquran dan Hadits, zakat, infaq dan sedekah di samping sering
digandengkan dengan salat, juga digandengkan dengan kegiatan riba, misalnya dalam
QS. Ar-Rum: 39 dan QS. Al-Baqarah: 276. Hal ini mengisyaratkan bahwa optimalisasi
ZIS akan memperkecil kegiatan ekonomi yang bersifat ribawi.
Karena itu, gerakan penyadaran zakat hakikatnya adalah gerakan untuk menghilangkan
kesenjangan, baik kesenjangan pendapatan maupun kesenjangan sosial, yang berbahaya
bagi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

Materi 19
Al Quran Terjaga Keasliannya
Walaupun terjadi penyimpangan di sana-sini terhadap Al-quran, tetapi pada akhirnya
penyimpangan tersebut akan terkalahkan dan Allah akan meluruskan kembali. Sungguh
Allah telah menentukan hal demikian, sebagai sunatullah, agar kita berlomba-lomba
Menuju Kembali Kepada Fitrah

35

Materi Kultum Ramadhan


dalam beramal dan nyata antara yang benar dan yang salah. Sesungguhnya Kami telah
menurunkan Al-Quran, dan Kami tentu menjaganya. (QS 15:9)
Di satu sisi banyak umat mendustakan, di satu sisi lain akan banyak umat yang
membenarkan. Telah dibuktikan secara ilmiah oleh ilmuwan-ilmuwan kaliber dunia
bahwa Al-quran adalah ayat-ayat yang berlaku sepanjang masa dan penemuanpenemuan ilmiah mereka ternyata hanya membenarkan dan memperjelas kandungankandungan dan hukum-hukum yang telah dicantumkan dalam Al-quran.
Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar (sumber sinar) dan bulan bercahaya
(emantulkan0cahaya) dan dktetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat, garis edar
yang tetap)
bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu men'e ahui bilangan tahuN da
perhitumgan waktu). Allah tidak menciptakan yang demikicn itt36maainkan dengan hak.
Dia menj laskan tanda-tanda hkebesaran-Nya) kE0ada rang-rang yang mengetahui
(berilmu). (Sura 10:`Yunus ay t 5.
Al-quran adalah proyek Allah berisi tuntunan keselamatan kehidupan unyvursal, dan
dengan kterbatsan manusia yang hanyadiberi An ilmudan kemampuan sedikit
dan dipenuhi nafsu serakah dan selalu dikelilyngi setan (manuSia da jilakan
menjadi tersesat jika menaf{irkan Al-qural dengan hawa nafsunya.
Banyak cara Allah menjaga Al-Quran. Sejak zaman 2o3ulullah, ada ribuan penghafalpenghafal A=suran sehingga tidak akan ada kekeliruan penyalinan ayat, dan jika ada
akan langsung terbongkar. Apalagi sekarang, ada jutaan penghafal Al-Quran.
Disamping itu, telah ditemukan rumus-rumus matematika sangat menakjubkan, jelas
diluar kemampuan manusia apalagi Mehammad yang buta huruf, dengaN temua
tersebut akan menjadikan sangat memud hkan meneMukan A-Qupan Talsu.
etia` msli} pasti36 eyakini kebenaran Quran
sebagai kitab suci yang tidk ada
keraguan sedikitpun

Menuju Kembali Kepada Fitrah

36

Materi Kultum Ramadhan


sebagai petunjuk bagi orafg-orang yang bertaqwa. Namun kemukjizatan Quran tidak
hanya dibuktikan lewat kesempurnaan kandungan, keindahan bahasa, ataupun kebenaran
ilmiah yang sering mengejutkan para ahli. Suatu kode matematik yang terkandung di
dalamnya misalnya, tak terungkap selama berabad-abad lamanya sampai seorang sarjana
pertanian Mesir bernama Rashad Khalifa berhasil menyingkap tabir kerahasiaan
tersebut. Hasil penelitiannya yang dilakukan selama bertahun-tahun dengan bantuan
komputer ternyata sangat mencengangkan. Betapa tidak, ternyata didapati bukti-bukti
surat-surat/ayat-ayat dalam Quran serba berkelipatan angka 19.
Penemuannya tersebut berkat penafsirannya pada surat ke-74 ayat : 30-31,
yang artinya :
" Di atasnya ada sembilanbelas (malaikat penjaga). (QS. 74:30)
Materi 20
Pengertian Al Quran

Secara Bahasa (Etimologi)


Merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro-a ( )yang bermakna Talaa ()
[keduanya bererti: membaca], atau bermakna Jamaa (mengumpulkan, mengoleksi).
Anda dapat menuturkan, Qoro-a Qoran Wa Quraanan ( ) sama seperti anda
menuturkan, Ghofaro Ghafran Wa Qhufroonan () . Berdasarkan makna
pertama (Yakni: Talaa) maka ia adalah mashdar (kata benda) yang semakna dengan Ism
Mafuul, ertinya Matluw (yang dibaca). Sedangkan berdasarkan makna kedua (Yakni:
Jamaa) maka ia adalah mashdar dari Ism Faail, ertinya Jaami (Pengumpul,
Pengoleksi) kerana ia mengumpulkan/mengoleksi berita-berita dan hukum-hukum.*
Secara Syariat (Terminologi)
Adalah Kalam Allah taala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya,
Muhammad shallallaahu alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri
dengan surat an-Naas.
Allah taala berfirman, Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Quran kepadamu
(hai Muhammad) dengan beransur-ansur. (al-Insaan:23)
Dan firman-Nya, Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa al-Quran dengan
berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. (Yusuf:2)
Allah taala telah menjaga al-Quran yang agung ini dari upaya merubah, menambah,
mengurangi atau pun menggantikannya. Dia taala telah menjamin akan menjaganya
sebagaimana dalam firman-Nya, Sesunggunya Kami-lah yang menurunkan al-Quran
dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (al-Hijr:9)

Menuju Kembali Kepada Fitrah

37

Materi Kultum Ramadhan


Oleh kerana itu, selama berabad-abad telah berlangsung namun tidak satu pun musuhmusuh Allah yang berupaya untuk merubah isinya, menambah, mengurangi atau pun
menggantinya. Allah SWT pasti menghancurkan tabirnya dan membuka tipudayanya.
Allah taala menyebut al-Quran dengan sebutan yang banyak sekali, yang
menunjukkan keagungan, keberkatan, pengaruhnya dan keuniversalannya serta
menunjukkan bahawa ia adalah pemutus bagi kitab-kitab terdahulu sebelumnya.
Allah taala berfirman, Dan sesunguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat
yang dibaca berulang-ulang dan al-Quran yang agung. (al-Hijr:87)
Dan firman-Nya, Qaaf, Demi al-Quran yang sangat mulia. (Qaaf:1)
Dan firman-Nya, Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan
berkah supaya mereka memerhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orangorang yang mempunyai fikiran. (Shaad:29)
Dan firman-Nya, Dan al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati,
maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat. (al-Anam:155)
Dan firman-Nya, Sesungguhnya al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia. (alWaqiah:77)
Dan firman-Nya, Sesungguhnya al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan )
yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mumin yang
menjajakan amal saleh bahawa bagi mereka ada pahala yang benar. (al-Isra:9)
Dan firman-Nya, Kalau sekiranya kami menurunkan al-Quran ini kepada sebuah
gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada
Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka
berfikir. (al-Hasyr:21)
Dan firman-Nya, Dan apabila diturunkan suatu surah maka di antara mereka (orangorang munafik) ada yang berkata, Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya
dengan (turunnya) surat ini.? Adapun orang-orang yang beriman, maka surah ini
menambah imannya sedang mereka merasa gembira. Dan adapun orang-orang yang di
dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surah ini bertambah kekafiran mereka, di
samping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir. (atTaubah:124-125)
Dan firman-Nya, Dan al-Quran ini diwahyukan kepadaku supaya dengannya aku
memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai al-Quran
(kepadanya) (al-Anam:19)
Dan firman-Nya, Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah
terhadap mereka dengan al-Quran dengan jihad yang benar. (al-Furqan:52)

Menuju Kembali Kepada Fitrah

38

Materi Kultum Ramadhan


Dan firman-Nya, Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Quran) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan khabar gembira bagi orangorang yang berserah diri. (an-Nahl:89)
Dan firman-Nya, Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Quran dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, iaitu kitab-kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian* terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah
perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan (al-Maaidah:48)
Al-Quran al-Karim merupakan sumber syariat Islam yang kerananya Muhammad
shallallaahu alaihi wasallam diutus kepada seluruh umat manusia. Allah taala
berfirman,
Dan firman-Nya, Maha suci Allah yang telah menurunkan al-Furqaan (al-Quran)
kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan
manusia). (al-Furqaan:1)
Sedangkan Sunnah Nabi shallallaahu alaihi wasallam juga merupakan sumber Tasyri
(legislasi hukum Islam) sebagaimana yang dikukuhkan oleh al-Quran. Allah taala
berfirman, Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati
Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak
mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. (an-Nisa:80)
Dan firman-Nya, Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka
sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (al-Ahzab:36)
Dan firman-Nya, Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dia. Dan apa
yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah (al-Hasyr:7)
Dan firman-Nya, Katakanlah, Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,
nescaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. (Ali Imran:31)

Materi 21
Manfaat Membaca Al Quran
Sebagai wahyu yang Allah turunkan kepada nabi-Nya, tentu al-Qur'an memiliki
keutamaan dan keistimewaan tersendiri bagi para pembaca dan penggemarnya. Ayat-ayat
al-qur'an yang kita baca sehari-sehari tidak lepas dari karunia Allah untuk setiap muslim

Menuju Kembali Kepada Fitrah

39

Materi Kultum Ramadhan


yang demikian besar. Karena saking istimewanya al-Qur'an ini dari kitab-kitab samawi
lainnya,
Allah
memberikan
tempat
istimewa
bagi
para
pecintanya.
Oleh karena bagi anda yang ingin memaksimalkan peran al-Qur'an dalam kehidupan,
nampaknya harus lebih banyak lagi mengetahui manfaat dan perannya, terutama untuk
kehidupan.
Di
antara
manfaat
itu
adalah:
1. Ayat-ayat al-Qur'an yang dibaca setiap hari akan memberikan motivasi dan
penyemangat bagi si pembacanya.
2. Ketika membaca al-Qur'an, Allah menegur diri kita pada setiap ayat-ayat Nya.
3. Bacaan al-Qur'an yang melibatkan emosi akan memberikan kedamaian dan ketenangan
yang tidak bisa dilukiskan, seperti yang dialami dan dirasakan oleh Sayyid Quthb
Rahimahullah.
4. Orang yang membaca al-Qur'an akan senantiasa ingat Allah dan kembali kepada-Nya.
5. Orang yang membaca al-Qur'an akan selalu berada dalam kecukupan dan nikmat Allah
meski ia merasakan serba kurang di dunia.
6. Ayat-ayat Alloh akan menjadi penjaganya selama ia hidup di dunia, karena ia telah
menjaga ayat-ayat-Nya.
7. Orang yang paham al-Qur'an adalah orang yang memiliki banyak ilmu.
8. Orang yang membaca al-Qur'an bagaikan orang yang sedang menyelami samudera
kehidupan, dan mengambil manfaat darinya.
9. Orang yang selalu akrab dengan ayat-ayat akan diberikan jiwa yang sejuk, hati yang
damai dan pikiran yang jernih, sehingga membuatnya ingin selalu beramal, kreatif,
inovatif dan produktif.
10. Orang yang membaca al-Qur'an akan selalu berada dalam kegembiraan dan penuh
harapan, di saat orang lain merasakan kesedihan, kecemasan dan rasa pesimis. Karena
diri mereka selalu dipompa dengan siraman ayat-ayat-Nya yang lembut.
11. Orang yang rajin membaca al-Qur'an akan selalu diberikan jalan kemudahan dan
petunjuk sehingga tidak mudah untuk menyimpang dan menyerah karena ayat-ayat Allah
akan selalu mengingatkan dirinya ketika dirinya 'tersandung dosa dan maksiat.'
12. Orang yang membaca dan menjaga al-Qur'an selalu berada dalam lindungan dan
penjagaan Allah. Ayat-ayat al-Qur'an mengajak pembacanya untuk senantiasa berpikir,
merenung
dan
beramal
sebanyak-banyaknya.
Dan masih banyak manfaat-manfaat lainnya yang terus update dengan kondisi kehidupan
kita...Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu belajar dan meningkatkan diri untuk
lebih dekat lagi dengan al-Qur'an...Amiin
Materi 22
Al Quran Mujizat (Bagian Pertama): Membaguskan Bacaan Al Quran
Al Qur'an Al Karim merupakan mu'jizat Rasul yang agung termasuk mu'jizat yang indah
selain juga mu'jizat yang logis. Ia telah membuat bangsa Arab tidak mampu berkutik,
yaitu dengan keindahan bayannya, kerapian susunan dan uslubnya, dan keunikan
suaranya apabila dibaca, sehingga sebagian mereka menamakannya "Sihir."

Menuju Kembali Kepada Fitrah

40

Materi Kultum Ramadhan


Para ulama balaghah dan para sastrawan bangsa Arab sejak masa Abdul Qahir sampai ArRaf"i dan Sayyid Quthb dan selain mereka pada zaman kita ini telah menjelaskan sisi
I'jaz bayani (kejelasan mu'jizat) atau sisi keindahan dalam kitab ini. Yang dituntut di
dalam membaca Al Qur'an adalah bertemunya antara keindahan suara dan tajwidnya
sampai keindahan bayan dan susunannya, oleh karena itu Allah SWT berfirman: "Dan
bacalah Al Qur'an itu dengan perlahan-lahan." (Al Muzzammil:4)
Rasulullah SAW bersabda "Bukanlah termasuk ummatku orang yang tidak melagukan Al
Qur'an." (HR. Bukhari)
Tetapi dengan lagu yang khusyu' bukan main-main atau merubah. "Hiasilah Al Qur'an itu
dengan suaramu." (HR. Muslim)
Dalam riwayat lainnya disebutkan "Sesungguhnya suara yang baik itu menambah Al
Qur'an menjadi baik." (HR. Ahmad, Abu Dawud dan An-Nasa'i)
Rasulullah SAW juga bersabda kepada Abu Musa Al Asy'ari RA, "Seandainya kamu
melihatku, aku mendengarkan suaramu tadi malam, sungguh kamu telah diberi seruling
dari seruling keluarga Dawud." Abu Musa berkata, "Seandainya aku mengetahui hal itu,
maka aku akan memb cakan unukmu dengan acaan yang lebih `aik." (HR. uslim)
Rasulullah SAW juga bersabea: Qa yang diizinkan Allh pada sesuatu, apa yang
dizinkan A,lah kepada Nabiny( dalah untuk!membaguskan dalam melagukan Al
Qu'an xang `ia baca dengan keras." (HR. Ahmad, Bu{hari dan slim)
Dalam Al Qur'a terkandunc unsuragama, ilmu, astra

dan eni secara bersamaan. Dia


mampu mem eikan
3iraman ruani, memberikan kepuasan akal, membangunkan p
rasaan,memberikan ke ikmatan pada peras an dan memperlancar lisan.

Materi 23
Al Quran Mujizat (Bagian Kedua): Kalamullah
Bagaimanakah kita membuktikan Al-Quran itu adalah Kalam Allah?
Pertama, Al-Quran merupakan mujizat ( tidak ada seorangpun yang bisa
mendatangkan sepertinya, atau seperti surah di antara surah-s rahnya ). Mujmzat ini
hanya diberikan o ej Allah, kepada seorang rasulNya, sgbagai bukti yang
membenarkan bahwa ia benar-benar u usan Al|ah. Sebagai Mu'jiza Al-Qur'an tentu
dar Alah. Danmemang sampai sekarang tdak ada!seorangpun yang isa
engarang sepertinya, sampai sapervi surah yang paling pndek pun(masih belum ada
yang bisa mgndatangKannya.

Menuju Kembali Kepada Fitrah

41

Materi Kultum Ramadhan


adA waktu Al-Qur'an diturunkan, orang
orang Arab berda di puncek kefasihan
brbahasa.Tcpi ternyeta tidak seorang pun dari -ereka yang bisa membuat sepe t) AlQur'an. Berag`i usaha telah dilakukan leh s bag an penyair mermka* Tapi usah!
meseka gaga. Bahkan m reka sendiri mengakui bqha Il-Qur'an meman bukan
karangan manusia. Imam Az Zarkasym menyebutkan bahwa mujiza Al-Qur'an
nampak dari segala sisi ( lihat Al Burhan fi ulumi Qr'an oleh Az Zarkasyi
:Jilid:2,hcl: 37, Darul Ma'rifah, Birut1990- : dari r!nokaian katanYa yangindah`"
balaghah ", susunan `yat-ayaT dan surah-surahny, kebenaran isinya, kesesuai n i
for}asinya dnan peneluan final ilmu pengetahuan.
Kedua, memang ad tuduhan bahwa Al-Qur'n karangan Nabi Muh mma SAW,
lamun kemudian Imam Al-Baqillani$dalam bukunya Ijazul Qur'an mecoba memb!
ndingka
antara halits-hadits Nabi an ayat-ayat Al-Qur'an, hasilnya sebuah kesim ulan
`ahwa Al-Qur'an bukan karangan Nabi. Al-Qur'an kalam Allah. Sampai-sampai Al
Baqillani menantang. Kalau masih belum percaya silahkan kumpulkan hadits-hadits Nabi
ujar Al Baqillani -, lalu susunlah sebagaimana susunan Al-Qur'an, anda akan
menemukan susunan yang tidak erkaitin antara satu hadit dengan lainnya.
Bandingkan dengan Al-Qur'an, teliti usunan(ayatnya,0sunan sura-su
ahnya, anda akan
menemukan suetu k terpaduan, saling ekaitan dari awan sampai akhar. Padahal ia
ditu
unkan secara bgrangsur-angsur. Para Ulama sepanjang sejarah telah membuktikan
hakikat kesatuan Al-Qur'an dengan susunannya yang ada. Di tambah lagi bahwa di dalam
Al-Qur'an banyak " khitab " yang ditujukan kepada Rasulullah. Bahkan ada yang berupa
teguran seperti yang terdapat dalam surat " Al Tahrim ", Rasulullah ditegur langsung
karena mengharamkan madu pada dirinya, untuk menjaga perasaan istrinya yang tidak
suka bau madu yang diminumnya.
Di permulaan surat " Abasa " juga teguran kepada Rasulullah kerena beliau bermuka
masam kepada Ibn Ummi Maktul yan pa$a waktt itu minta Rasulullah un uk
meganarkannya Al-Qur'an, sementara Rasulullah sedang$sibuk dalam seuah pertemean
dengan pemuka-pemuka Qura)sy. Masuk akalkal sekrang meneur dirinya senidiri
alam buku yang dikarangnya? Kalau memang benar Al-Qur'an karangan Muhammad
SAW. Ketiga, Al-Qur'an sendiri menyuruh Rasulullah SAW untuk menantang siapa saja
yang dari mahluk yang ada, jin dan manusia untuk membuat sepertinya. Dalam (QS:
Hud:13) perintah untuk Nabi agar menantang mereka supaya mendatangkan sepuluh
surah. Dalam (QS:Yunus:38) perintah agar menantang mereka untuk mendatangkan satu
surah. Pada (QS:Al Baqarah:23) juga demikian.
Bahkan dalam (QS:Al Isra':88) Al-Qur'an menegaskan bahwa sekalipun jin dan manusia
berkumpul untuk mengarang seperti Al-Aur'an tidak akan bisa

Menuju Kembali Kepada Fitrah

42

Materi Kultum Ramadhan


Dan sampai sekarang
Al-Quran masih terus menantangl tapi tidak ada seorangpunyang
bisa mejwab. Kalau lemang ka a.gan Nabi Muhammad SAW, mngapa pakai
perintah> Dan bentuk perinth epcda Nabi Muhammad SA, di dalam Al-Qur an
begitu banyak. Perhatikan sa a tig suzah terkahir : Al Ikhalsh, Al alaq tan An Nas.
Semuanya dimulaidengan perintah " qul " ( katkan hai Muhammad )& Ini semua
menunukcan bahwa Al-Qur'an kalam Allah.
Dn kala Al-Qur'an karangn manusia, tentu tidak akan sampai sejauh ini berani
menantang. Sementara Al-Qur'an akan terus menantang sampai hari Kiamat. Suatu bukti
bahwa ia kalam Allah yang mu'jiz. Keempat, Silahakan anda bandingkan antara
penemuan ilmu pengetahuan yang sudah final ( bukan teori ), tentang alam, atau tentang
tubuh manusia dan lain sebagianya, lalu bandingkan dengan penegasan Al-Qur'an, anda
pasti akan mendapatkan hakikat yang sama. Mengapa, karena alam ini ciptaan Allah, dan
Al-Qur'an kalamNya. Sudah demikian banyak para ulama mngngkap hal ini dalam pebahasan "ali'ja~ul ilmi lilqur'an.
Adakah akal manusia seak sekian abad silam, bisa menjangkaU p nemuan ilmu yang
baru saja didcpatkan tan a sebuah penelitia ? Kelima, di $alam Al-Qur'an banyak
informasi mengunai alcl ghaib, seperti danYa surga dengan segala keindaannya, dan
neraka dengan segala kepediHannya< adanya hari kiamav, dan`seterusnya yang
semuanya ni tidk mungki~`dijangkau oleh kal manusia. Suatu buti bahwa yang
mempunyai informasi seperti ini hanya Dia yang menciptakan alam, dan yang
menentukan akhir hidup manusia, yang mengatur kehidupan setelah matinya semua
mahluk, dan yang membagi ada yang ke surga dan yeng ke neraka.
Materi 24
Al Quran Membentuk Umat Mulia
"Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al Qur'an)
dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya; sebagai bimbingan yang lurus,
untuk memperingatkan akan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita
gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjaian amalsaleh, bahwa
mereka akan me.dapat pembalasan yang bik, mereka kekal didalamnya unttk selamalamanya."("Al Kahfi: 1-3)
Rabb kita telah memberi+an kemulia n keada kita --sebagai kaum Muslimin--
dengan mengaugerahkan itab suci yang terbaik yang diturunkan kepada manusia.
Rabb kita juga, telah memuliakan kita dengan mengutus nabi yang terbaik yang pernah
diutus kepada manusia. Sesuai firman Allah SWT:
"Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya
terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya?" (Al
Anbiyaa: 10).

Menuju Kembali Kepada Fitrah

43

Materi Kultum Ramadhan


Kitalah, kaum muslimin, satu-satunya umat yang memeliki manuskrip langit yang paling
autentik, yang mengandung firman-firman Allah SWT yang terakhir, yang diberikan
untuk menjadi petunjuk bagi umat manusia. Dan anugerah itu terus terpelihara dari
perubahan dan pemalsuan kata maupun makna. Karena Allah SWT. telah menjamin untuk
memeliharanya, dan tidak dibebankan tugas itu kepada siapapun dari sekalian makhlukNya:
"Sesungguhny Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an,dan sesungguhnya Kami bnarbenv memeliharanya." (Al Hijr: 9).
Al Qur'en adala itab Ilahi seratus persen: "(Inilah) suatu kiteb yang aat-ayat ya
disusun dengan rapi serta dijelasian secara erperinck yang ditrunkan dari sisi
(Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu." (Huud: 1)
"Dan sesungguhnya Al Qur'an itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya
(Al Qur'an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari
Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji." ( Fush-shilat: 41-42)
Tidak ada di dunia ini, suatu kitab, baik itu kitab agama atau kitab biasa, yang terjaga dari
perubahan dan pemalsuan, kecuali Al Qur'an. Tidak ada seorangpun yang dapat
menambah atau mengurangi satu hurup-pun darinya.
Ayat-ayatnya dibaca, didengarkan, dihapal dan dijelaskan, sebagaimana bentuknya saat
diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad Saw, dengan perantaraan ruh yang
terpercaya (Jibril).
Al Quran berisikan seratus empat belas surah. Seluruhnya dimulai dengan basmalah
(bsmillahirrahmanirraham). Kecuali satu surah saja, xaitusurah at Tiubah. Ia tidak
dimulai den an basmalh.Dan thdak ada seorag pun yang beani untuk
menambahkan basmalah ini pada surah at Taubex, bak dengan tulisan ata bacaan.
Karena, dalam masalah Al Qur'an ini, tidak ada tempat bagi akal untuk campur tangan.
Perhatian kaum muslimin terhadap Al Quran sedemikian besarnya, hingga mereka juga
menghitung ayat-ayatnya --bahkan kata-katanya, dan malah hurup-hurupnya--. Maka
bagaimana mungkin seseorang dapat menambah atau mengurangi suatu kitab yang
dihitung kata-kata dan hurup-hurupnya itu?!
Tidak ada di dunia ini suatu kitab yang dihapal oleh ribuan dan puluhan ribu orang, di
dalam hati mereka, kecuali Al Qur'an ini, yang telah dimudahkan oleh Allah SWT untuk
diingat dan dihapal. Maka tidak aneh jika kita menemukan banyak orang, baik itu lelaki
maupun perempuan, yang menghapal Al Qur'an dalam mereka. Ia juga dihapal oleh anakanak kecil kaum Muslimin, dan mereka tidak melewati satu hurup-pun dari Al Qur'an itu.
Demikian juga dilakukan oleh banyak orang non Arab, namun mereka tidak melewati
satu hurup-pun dari Al Qur'an itu. Dan salah seorang dari mereka, jika Anda tanya: "siapa
namamu?" --dengan bahasa Arab-- niscaya ia tidak akan menjawab! (Karena tidak paham
bahasa Arab!, penj.). Ia menghapal Kitab Suci Rabbnya semata untuk beribadah dan

Menuju Kembali Kepada Fitrah

44

Materi Kultum Ramadhan


mendekatkan diri kepada Allah SWT, meskipun ia tidak memahami apa yang ia baca dan
ia hapal, karena ia tertulis dengan bukan bahasanya.
Al Qur'an tidak semata dijaga makna-makna, kalimat-kalimat serta lafazh-lafazhnya saja,
namun juga cara membaca dan makhraj hurup-hurupnya. Seperti kata mana yang harus
madd (panjang), mana yang harus ghunnah (dengung), izhhar (jelas), idgham
(digabungkan), ikhfa (disamarkan) dan iqlab (dibalik). Atau seperti yang digarap oleh
suatu ilmu khusus yang dikenal dengan "ilmu tajwid Al Qur'an".
Hingga rasam (metode penulisan) Al Qur'an, masih tetap tertulis dan tercetak hingga saat
ini, seperti tertulis pada era khalifah Utsman bin Affan r.a., meskipun metode dan kaidah
penulisan telah berkembang jauh. Hingga saat ini, tidak ada suatu pemerintah muslim
atau suatu organisasi ilmiah pun, yang berani merubah metode penulisan Al Qur'an itu,
dan menerapkan kaidah-kaidah penulisan yang berlaku bagi seluruh buku, media cetak,
koran dan lainnya yang ditulis dan dicetak, bagi Al Qur'an.

Materi 25
Al Quran Cahaya

Allah menurunkan Al Qur'an untuk memberikan kepada manusia tujuan yang paling
mulia, dan jalan yang paling lurus."Sesungguhnya Al Qur'an ini memberikan petunjuk
kepada (jalan) yang lebih lurus."(Al Israa: 9)
"Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan.
Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke
jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari
gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki
mereka ke jalan yang lurus." ( Al Maaidah: 15-16)
Al Qur'an adalah "cahaya" yang dianugerahkan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya, di
samping cahaya fithrah dan akal: "Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis)." (An Nuur: 35).
Dan Al Qur'an mendeskripsikan dirinya sendiri sebagai cahaya, dalam banyak ayat.

Menuju Kembali Kepada Fitrah

45

Materi Kultum Ramadhan


Seperti dalam firman Allah SWT: "Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu
bukti kebenaran dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mu'jizatnya) dan telah Kami
turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Qur'an)." (An Nisaa: 174)
"Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al Qur'an)
yang telah Kami turunkan." (At Taghaabun: 8).
Dan berfirman kepada para sahabat Rasulullah Saw dengan firman-Nya: "Dan mengikuti
cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur'an)." (Al A'raaf: 157)
Di antara karakteristik cahaya adalah: Dirinya sendiri telah jelas, kemudian ia
memperjelas yang lain. Ia membuka hal-hal yang samar, menjelaskan hakikat-hakikat,
membongkar kebatilan-kebatilan, menolak syubhat (kesamaran), menunjukkan jalan bagi
orang-orang yang sedang kebingungan saat mereka gamang dalam menapaki jalan atau
tidak memiliki petunjuk jalan, serta menambah jelas dan menambah petunjuk bagi orang
yang telah mendapatkan petunjuk. Dan jika Al Qur'an mendeskripsikan dirinya sebagai
"cahaya", dan dia adalah "cahaya yang istimewa", ia juga mendeskripsikan Taurat dengan
kata yang lain: "Di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi)."
Seperti dalam firman Allah SWT: "Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat
di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi)". (Al Maaidah: 44)
Demikian juga mendeskripsikan Injil seperti itu, seperti dalam firman Allah SWT tentang
Nabi 'Isa: "Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada)
petunjuk dan cahaya (yang menerangi) ." (Al Maidah: 46)
Perbedaan dalam dua pugungkapin itu menunjukkan peredaan antara Ah Qur'an den'
n kitab-kitab subi ainya. Seperti diungkapkan oleh Al ushiry dalam Lamiah-nya
"Maha Besar Allah, sesngguhnya agama uhamm d Dan kitab sucinya `dalah
kitab
suci yang paling lurus dan palingteguh Jangan sebut kitab-kitab suci lainnya di
depannya Karena, saat mentari pagi telah bersinar, ia akan memadamkan pelita-pelita".
Hal itu karena Al Qur'an ini datang untuk membenarkan kitab-kitab suci yang telah turun
sebelumnya. Yaitu yang berkaitan dengan pokok-pokok aqidah dan akhlak, sebelum
kitab-kitab itu dipalsukan dan diubah tangan manusia. Al Qur'an juga mengungguli kitabkitab suci sebelumnya, yaitu dengan mengoreksi dan meluruskan tambahan-tambahan
dan perubahan-perubahan yang telah disisipkan oleh manusia dalam kitab-kitab itu.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman: "Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an
dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab
(yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu." (Al
Maaidah: 48)
Al Qur'an juga mempunyai maksud dan tujuan diturunkanya, di antaranya: meluruskan
kepercayaan-kepercayaan dan pola pandang manusia tentang Tuhan, kenabian, dan
balasan atas amal perbuatan, serta meluruskan pola pandangan tentang manusia,
kemuliaannya dan menjaga hak-haknya, menghubungkan manusia dengan Rabbnya,

Menuju Kembali Kepada Fitrah

46

Materi Kultum Ramadhan


membersihkan jiwa manusia, membentuk keluarga, membangun umat yang saleh, yang
dianugerahkan amanah untuk menjadi saksi bagi manusia, mengajak untuk menciptakan
dunia manusia yang saling kenal mengenal dan tidak saling mengisolasi diri, saling
memberi maaf dan tidak saling membenci secara fanatik, serta untuk bekerja sama dalam
kebaikan dan ketaqwaan, bukan dalam kejahatan dan permusuhan.
Kita berkewajiban untuk memperlakukan Al Qur'an ini secara baik: dengan menghapal
dan mengingatnya, membaca dan mendengarkannya, serta mentadabburi dan
merenungkannya.

Materi 26
Interaksi Dengan Al Quran

Sebagai seorang Muslim kita berkewajiban untuk berlaku baik dan benar terhadap Al
Quran dalam memahami dan menafsirkannya. Tidak ada yang lebih baik dari usaha kita
untuk mengetahui kehendak Allah SWT terhadap kita. Dan Allah SWT menurunkan
kitab-Nya agar kita mentadabburinya, memahami rahasia-rahasianya, serta
mengeksplorasi mutiara-mutiara terpendamnya. Dan setiap orang berusaha sesuai dengan
kadar kemampuannya.
Namun yang disayangkan, dalam bidang ini telah terjadi kerancuan yang berbahaya,
yaitu dalam memahami dan menafsirkan Al Qur'an. Oleh karena itu harus dibuat ramburambu dan petunjuk yang mampu menjaga dari kekeliruan dalam usaha ini, serta perlu
diberikan peringatan tentang ranjau-ranjau yang menghadang di jalan, yang dapat
berakibat patal jika dilanggar.
Tidak selayaknya umat Al Qur'an mengalami hal yang sama yang pernah terjadi dengan
umat Taurat, yang diungkapkan oleh Al Qur'an dalam firman-Nya: "Perumpamaan orangorang yang dipikulkan kepadanya Taurat kemudian mereka tiada memikulnya adalah
seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal." (Al Jumu'ah: 5).
Kita juga harus berlaku baik terhadap Al Qur'an dengan mengikuti petunjuknya,
mengerjakan ajarannya, menghukum dengan syari'atnya serta mengajak manusia
mengikuti petunjuknya. Ia adalah manhaj bagi kehidupan individu, undang-undang bagi
aturan politik, serta petunjuk dalam berdakwah kepada Allah SWT.
Inilah yang berusaha dilakukan buku ini dalam empat bab utamanya, dengan bertumpu
--terutama-- pada Al Qur'an itu sendiri, karena ia adalah objek kita, namun ia juga
petunjuk itu.

Menuju Kembali Kepada Fitrah

47

Materi Kultum Ramadhan


Umat kita pada abad-abad pertama --yang merupckan abad-abad yang paling utama-telah berinteraksi dengan baik terhadap Am Qur'an. Merekaberlaku baik d lai
memahaminya, m%ngetahui tujuan-tujuannya, berlaku baik dalaM(mengi
plementasikannYa secara massie da am ehfup n ereka, dalam "idang-bidang
kehidupan yang beragam, serta berlaku baik pula dalam mendakwahkannya. Contoh
terbaik hal itu adalah para sahabat. Kehidupan mereka telah diubah oleh Al Quran dengan
amat drastis dan revolusioner. Al Qur'an telah merubah mereka dari perilaku-perilaku j
liliyah menuju k%sucian Isha, dan mengeluarkan mereca dari kegelapan ke dalam
cahaya. Kemudian }ereka diikuti olh murid-mrid mereka denean baik untuk
selanjutnya lurid-euri generasi berikutnya mengikuti murid-murid para sajabat itu enga
baik pula. Melalui mereka itulah Allah SWT memberikan petunjuk kepada manusia,
membebaskan negeri-negeri, memberikan kedudukan bagi mereka di atas bumi, sehingga
mereka kemudian mendirikan negara yang adil dan baik, serta peradaban ilmu dan iman.
Kemudian datang generasi-geeras berikut ya, yag menjadikan Al Qur'an
terluakan, mereka menghapal huup-hurup ya, namun tidak mmperhatikan cjaranajaranna. Mereka tidak mampu berinteraks secara benar dengannya, tiak
memprioritask n apa ang menjadi prioritas Al Qur'an, tidak mlGanggap besir apa
xa g dinilai besar oleh Al Qur'an serta pidak menganggar kecil apa yang dinilai kecil
oleh Al Qur'an. Ei anara merek ada yang berimAn dengan sabagiannya, namun afir
dengan sebagian.ya lagi, seperti xang dilakukan oleh Bani Israen sebelum mereka
terhadap kitab suci mereka. ereka 4iDak mapu bernteraksi scapa baik dengan An Qur
%an, seperti yangdikehenda i oleh Allah SWT. Meskipun mureka mengambi
beRkah dengan membawanya serta men hias dinding-dinding rumah mereka dengan
ayat-aya Al Qur'an, namun mereka lupA bahwa"keberkahan tu terda`at dalam
menwikut dan menjalankan hukem-hukumnya. Seperti dIfirmankan`oleh Allah
SWT:"Dan l Qur'an itu adalahkitac yang Kami tuvufkan yang diberkati, maka
ikutilah da dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat." (Al An'aam: 155)
Tidak ada jalan untuk membangkitkan umat dari kelemahan, ketertinggalan dan
keterpecah-belahan mereka selain dari kembali kepada Al Qur'an ini. Dengan
menjadikannya sebagai panutan dan imam yang diikuti. Dan cukuplah Al Qur'an sebagai
petunjuk:
"Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?." (An Nisaa: 122)

Menuju Kembali Kepada Fitrah

48

Materi Kultum Ramadhan


Materi 27
Bahaya Rumor/Ghibah (Bagian Pertama): Pengertian Ghibah
Islam merupakan agama sempurna yang Allah Subhanahu wa Taala anugerahkan
kepada umat Nabi Muhammad Shallallahualaihi wasallam. Kesempurnaan Islam ini
menunjukkan bahwa syariat yang dibawa Rasulullah Shallallahualaihi wasallam itu
adalah rahmatal lilalamin. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Taala telah
mengkhabarkan di dalam firman-Nya (artinya): Tidaklah Aku mengutusmu melainkan
sebagai rahmatal lilalamin. (Al Anbiya: 107)
Diantara wujud kesempurnaan agama Islam sebagai rahmatal lilalamin, adalah Islam
benar-benar agama yang dapat menjaga, memelihara dan menjunjung tinggi kehormatan,
harga diri, harkat dan martabat manusia secara adil dan sempurna. Kehormatan dan harga
diri merupakan perkara yang prinsipil bagi setiap manusia.
Setiap orang pasti berusaha untuk menjaga dan mengangkat harkat dan martabatnya. Ia
tidak rela untuk disingkap aib-aibnya atau pun dibeberkan kejelekannya. Karena hal ini
dapat menjatuhkan dan merusak harkat dan martabatnya di hadapan orang lain.
Rasulullah Shallallahualaihi wasallam bersabda:
Setiap muslim terhadap muslim lainnya diharamkan darahnya, kehormatannya, dan
juga hartanya. (H.R Muslim no. 2564)
Hadits di atas menjelaskan tentang eratnya hubungan persaudaraan dan kasih sayang
sesama muslim. Bahwa setiap muslim diharamkan menumpahkan darah (membunuh) dan
merampas harta saudaranya seiman. Demikian pula setiap muslim diharamkan
melakukan perbuatan yang dapat menjatuhkan, meremehkan, atau pun merusak
kehormatan saudaranya seiman. Karena tidak ada seorang pun yang sempurna dan
mashum (terjaga dari kesalahan) kecuali para Nabi dan Rasul. Sebaliknya selain para
Nabi dan Rasul termasuk kita tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan.
Suatu fenomena yang lumrah terjadi di masyarakat kita dan cenderung disepelekan,
padahal akibatnya cukup besar dan membahayakan, yaitu ghibah (menggunjing). Karena
dengan perbuatan ini akan tersingkap dan tersebar aib seseorang, yang akan menjatuhkan
dan merusak harkat dan martabatnya.
Tahukah anda apa itu ghibah? Sesungguhnya kata ini tidak asing lagi bagi kita. Ghibah
ini erat kaitannya dengan perbuatan lisan, sehingga serin ter adi dan terkadang di luar
kesadara.
Ghibah dalah menyebutkan, membuka, dan membongkar aib{audaranya dengan maksud
jel k. Al Imam Muslam meriwayatkan dalam kitab Shahihnya dari shahabat Abu
HurAirah radhiyallaiu anhu, sesuggunya Rarulullah Shallallahualaihi wasallam
bersabda: Apakah kalian mengetahui apa itu ghibah? Para shahabat berkata: Allah

Menuju Kembali Kepada Fitrah

49

Materi Kultum Ramadhan


dan Rasul-Nya yang lebih tahu. Kemudian beliau Shallallahualaihi wasallam
bersabda:
Engkau menyebutkan sesuatu yang ada pada saudaramu yang dia membecinya, jika
yang engkau sebutkan tadi benar-benar ada pada saudaramu sungguh engkau telah
berbuat ghibah, sedangkan jika itu tidak benar maka engkau telah membuat kedustaan
atasnya.
Di dalam Al Quranul Karim Allah Subhanahu wa Taala sangat menkela perbuatan
ghibah, sebagaimafe firman-Nya ab
iy!):
Dan jananlah kalian eencari-cari kesa ahan orang ain d n janganlh cebagian
kalian men gunjing (ghibh) kepada sebagian yang lainnya. Apaka kalian wuka
salah seorang diantara kalian memakan dagng s udaraeu yalg suah mati? Maka
tentula kalian membecinya. Da
bertaqwalah kalian kepda Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Penerima uaubat dan Maha Pengasih. (Al ujura4: 12)
Al Imam Ibnu Katsir!Asy Syafii berkata dalam qfsirnya: Sungguh

elah$disebutkan (dalam beberapa hadits) tentang ghibah dalam konteks celaan yang
menghinakan. Oleh karena itu Allah Subhanahu wa Taala menyerupakan orang yang
berbuat ghibah seperti orang yang memakan bangkai saudaranya. Sebagaimana firman
Allah Subhanahu wa Taala (pada ayat di atas). Tentunya itu perkara yang kalian
benci dalam tabiat, demikian pula hal itu dibenci dalam syariat. Sesungguhnya
ancamannya lebih dahsyat dari permisalan itu, karena ayat ini sebagai peringatan agar
menjauh/lari (dari perbuatan yang kotor ini -pent). (Lihat Mishbahul Munir)

Materi 28
Bahaya Ghibah (Bagian Kedua): Kriteria Ghibah
1. Menggambarkan keburukan bentuk tubuh seseorang
Suatu hari Aisyah radhiyallahuanha pernah berkata kepada Rasulullah
Shallallahualaihi wasallam tentang Shafiyyah bahwa dia adalah wanita yang pendek.
Maka beliau Shallallahualaihi wasallam bersabda: Sungguh engkau telah berkata
dengan suatu kalimat yang kalau seandainya dicampur dengan air laut niscaya akan
merubah air laut itu. (H.R. Abu Dawud 4875 dan lainnya)
Asy Syaikh Salim bin Ied Al Hilali berkata: Dapat merubah rasa dan aroma air laut,
disebabkan betapa busuk dan kotornya perbutan ghibah. Hal ini menunjukkan suatu

Menuju Kembali Kepada Fitrah

50

Materi Kultum Ramadhan


peringatan keras dari perbuatan tersebut. (Lihat Bahjatun Nazhirin Syarah Riyadhush
Shalihin 3/25)
2. Membicarakan keburukan orang lain
Dari shahabat Anas bin Malik radhiyallahuanhu, bahwa Rasulullah Shallallahualaihi
wasallam bersabda: Ketika aku miraj (naik di langit), aku melewati suatu kaum yang
kuku-kukunya dari tembaga dalam keadaan mencakar wajah-wajah dan dada-dadanya.
Lalu aku bertanya: Siapakah mereka itu wahai malaikat Jibril? Malaikat Jibril
menjawab: Mereka adalah orang-orang yang memakan daging-daging manusia dan
merusak kehormatannya. (H.R. Abu Dawud no. 4878 dan lainnya). Yang dimaksud
dengan memakan daging-daging manusia dalam hadits ini adalah berbuat ghibah
(menggunjing), sebagaimana permisalan pada surat Al Hujurat ayat: 12.
Dari shahabat Ibnu Umar radhiyallahuanhu, bahwa beliau Shallallahualaihi wasallam
bersabda: Wahai sekalian orang yang beriman dengan lisannya yang belum sampai ke
dalam hatinya, janganlah kalian mengganggu kaum muslimin, janganlah kalian menjelekjelekkannya, janganlah kalian mencari-cari aibnya. Barang siapa yang mencari-cari aib
saudaranya sesama muslim niscaya Allah akan mencari aibnya. Barang siapa yang Allah
mencari aibnya niscaya Allah akan menyingkapnya walaupun di dalam rumahnya.
(H.R. At Tirmidzi dan lainnya)
Dari shahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhu, beliau berkata: Suatu ketika kami
pernah bersama Rasulullah Shallallahualaihi wasallam mencium bau bangkai yang
busuk. Lalu Rasulullah Shallallahualaihi wasallam berkata: Apakah kalian tahu bau
apa ini? (Ketahuilah) bau busuk ini berasal dari orang-orang yang berbuat ghibah.
(H.R. Ahmad 3/351)
Dari shahabat Said bin Zaid radhiyallahu anhu sesungguhnya Rasulullah
Shallallahualaihi wasallam bersabda:
Sesungguhnya termasuk riba yang paling besar (dalam riwayat lain: termasuk dari
sebesar besarnya dosa besar) adalah memperpanjang dalam membeberkan aib saudaranya
muslim tanpa alasan yang benar. (H.R. Abu Dawud no. 4866-4967)
Dari ancaman yang terkandung dalam ayat dan hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa
perbuatan ghibah ini termasuk perbuatan dosa besar, yang seharusnya setiap muslim
untuk selalu berusaha menghindar dan menjauh dari perbuatan tersebut.
Asy Syaikh Al Qahthani dalam kitab Nuniyyah hal. 39 berkata:
Janganlah kamu tersibukkan dengan aib orang lain, justru kamu lalai
Dengan aib yang ada pada dirimu, sesungguhnya itu dua keaiban
(Lihat Nashihati linnisaa hal. 32)
3. Membicarakan sesuatu yang tidak disukai saudaranya
Konteks dalam hadits: Engkau menyebutkan sesuatu pada saudaramu yang dia
membecinya. Hadits di tersebut secara zhahir mengandung makna yang umum, yaitu
mencakup penyebutan aib dihadapan orang tersebut atau diluar sepengetahuannya.
Namun Al Hafizh Ibnu Hajar menguatkan bahwa ghibah ini khusus di luar
sepengetahuannya, sebagaimana asal kata ghibah (yaitu dari kata ghaib yang artinya
tersembunyi-pent) yang ditegaskan oleh ahli bahasa. Kemudia Al Hafizh berkata:
Tentunya membeberkan aib di hadapannya itu merupakan perbuatan yang haram, tapi

Menuju Kembali Kepada Fitrah

51

Materi Kultum Ramadhan


hal itu termasuk perbuatan mencela dan menghina. (Fathul Bari 10/470 dan Subulus
Salam hadits no. 1583, lihat Nashihati linnisaa hal. 29)
4. Mendengar pembicaraan ghibah tapi tidak melarangnya
Demikian pula bagi siapa yang mendengar dan ridha dengan perbuatan ghibah maka hal
tersebut juga dilarang. Semestinya dia tidak ridha melihat saudaranya dibeberkan aibnya.
Dari shahabat Abu Dzar radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahualaihi
wasallam bersabda:
Barang siapa yang mencegah terbukanya aib saudaranya niscaya Allah akan mencegah
wajahnya dari api neraka pada hari kiamat nanti. (H.R. At Tirmidzi no. 1931 dan
lainnya)
Demikian juga semestinya ia tidak ridha melihat saudaranya terjatuh dalam kemaksiatan
yaitu berbuat ghibah. Semestinya ia menasehatinya, bukan justru ikut larut dalam
perbuatan tersebut. Kalau sekiranya ia tidak mampu menasehati atau mencegahnya
dengan cara yang baik, maka hendaknya ia pergi dan menghindar darinya. Allah
Subhanahu wa Taala berfirman (artinya):
Dan orang-orang yang beriman itu bila mendengar perkataan yang tidak bermanfaat,
mereka berpaling darinya, dan mereka berkata: Bagi kami amal-amal kami dan bagimu
amal-amalmu, semoga kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orangorang jahil. (Al Qashash: 55)
Dari shahabat Abu Said Al Khudri radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah
Shallallahualaihi wasallam bersabda:
Barang siapa yang melihat kemungkaran hendaknya dia mengingkarinya dengan
tangan. Bila ia tidak mampu maka cegahlah dengan lisannya. Bila ia tidak mampu maka
cegahlah dengan hatinya, yang demikian ini selemah-lemahnya iman. (Muttafaqun
alaihi)
Namun bila ia ikut larut dalam perbuatan ghibah ini berarti ia pun ridha terhadap
kemaksiatan, tentunya hal ini pun dilarang dalam agama.
Bertaubat dari Ghibah
Lalu bagaimana cara bertaubat dari perbuatan ghibah? Apakah wajib baginya untuk
memberi tahu kepada yang dighibahi? Sebagian para ulama berpendapat wajib baginya
untuk memberi tahu kepadanya dan meminta maaf darinya. Pendapat ini ada sisi
benarnya jika dikaitkan dengan hak seorang manusia. Misalnya mengambil harta orang
lain tanpa alasan yang benar maka dia pun wajib mengembalikannya.
Tetapi dari sisi lain, justru bila ia memberi tahu kepada yang dighibahi dikhawatirkan
akan terjadi mudharat yang lebih besar. Bisa jadi orang yang dighibahi itu justru marah
yang bisa meruncing pada percekcokan dan bahkan perkelahian. Oleh karena itu sebagian
para ulama lainnya berpendapat tidak perlu ia memberi tahukan kepada yang dighibahi
tapi wajib baginya beristighfar (memohan ampunan) kepada Allah Subhanahu wa Taala
dan menyebutkan kebaikan-kebaikan orang yang dighibahi itu di tempat-tempat yang
pernah ia berbuat ghibah kepadanya. Insyaallah pendapat terakhir lebih mendekati
kebenaran. (Lihat Nashiihatii linnisaa: 31)
Materi 29
Menggapai Keberkahan Hidup

Menuju Kembali Kepada Fitrah

52

Materi Kultum Ramadhan


Setiap orang tentu saja ingin memperoleh keberkahan dalam hidupnya di dunia ini.
Karena itu kita selalu berdoa dan meminta orang lain mendoakan kita agar segala
sesuatu yang kita miliki dan kita upayakan memperoleh keberkahan dari Allah Swt.
Secara harfiyah, berkah berarti an nama waz ziyadah yakni tumbuh dan bertambah, ini
berarti Berkah adalah kebaikan yang bersumber dari Allah yang ditetapkan terhadap
sesuatu sebagaimana mestinya sehingga apa yang diperoleh dan dimiliki akan selalu
berkembang dan bertambah besar manfaat kebaikannya. Kalau sesuatu yang kita miliki
membawa pengaruh negatif, maka kita berarti tidak memperoleh keberkahan yang
diidamkan itu.
Namun, Allah Swt tidak sembarangan memberikan keberkahan kepada manusia.
Ternyata, Allah SWT hanya akan memberi keberkahan itu kepada orang yang beriman
dan bertaqwa kepada-Nya. Janji Allah SWT untuk memberikan keberkahan kepada orang
yang beriman dan bertaqwa dikemukakan dalam firman-Nya yang artinya: Jikalau
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan
(ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya (QS 7:96).
Apabila manusia, baik secara pribadi maupun kelompok atau masyarakat
memperoleh keberkahan dari Allah Swt, maka kehidupannya akan selalu berjalan dengan
baik, rizki yang diperolehnya cukup bahkan melimpah, sedang ilmu dan amalnya selalu
memberi manfaat yang besar dalam kehidupan. Disilah letak pentingnya bagi kita
memahami apa sebenarnya keberkahan itu agar kita bisa berusaha semaksimal mungkin
untuk meraihnya.
Bentuk Keberkahan
Secara umum, keberkahan yang diberikan Allah SWT kepada orang-orang yang beriman
bisa kita bagi kedalam tiga bentuk. Pertama, berkah dalam keturunan, yakni dengan
lahirnya generasi yang shaleh.
Generasi yang shaleh adalah yang kuat imannya, luas ilmunya dan banyak amal
shalehnya, ini merupakan sesuatu yang amat penting, apalagi terwujudnya generasi yang
berkualitas memang dambaan setiap manusia. Kelangsungan Islam dan umat Islam salah
satu faktornya adalah adanya topangan dari generasi yang shaleh.
Generasi semacam itu juga memiliki jasmani yang kuat, memiliki kemandirian termasuk
dalam soal harta dan bisa menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya.
Keberkahan semacam ini telah diperoleh Nabi Ibrahim as dan keluarganya yang ketika
usia mereka sudah begitu tua ternyata masih dikaruniai anak, bahkan tidak hanya Ismail
yang shaleh, sehat dan cerdas, tapi juga Ishak dan Yakub. Di dalam Al- Quran
keberkahan semacam ini diceritakan oleh Allah yang artinya: Dan isterinya berdiri (di
balik tirai) lalu dia tersenyum. Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang
kelahiran Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Yakub. Isterinya berkata:
"Sungguh mengherankan, apakah aku aka melairkan anak, padahal aku adalah
perempuan seorang perempuan tua, dan ini suamikupun dalam keadaan yang sudah tua
pula?. Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh". Para malaikat itu berkata:
"Apakahkamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (itu adalah) rahmat Allah dan
keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlul bait. Sesungguhnya Allah Maha Terpuji
lagi Maha Pemurah" (QS 11:71-73).

Menuju Kembali Kepada Fitrah

53

Materi Kultum Ramadhan


Kedua, keberkahan dalam soal makanan yakni makanan yang halal dan thayyib, hal ini
karena ulama ahli tafsir, misalnya Ibnu Katsir menjelaskan bawa keberkahan dari
langi d bumi sebagaimana yang disebutkan daam firman surat Al Ar!f: 9v di atas
adaah!rizki yang diaNtara rizki itu adalah makanan.!Yang dimaksud makanan yag
halal adlah disamping alal jenisnya juga halal d am mendapatkannya, sehingga
bagi orang yang diberkahi Allah, dia tidak akan menghalalkan segala cara dalam
memperoleh nafkah.
Di samping itu, makanan yang diberkahi juga adalah yang thayyib, yakni yang sehat dan
bergizi sehingga makanan yang halal dan tayyib itu tidak hanya0mengenyangkan tapi
juga dapat menghasilka tenaga yang kuat =ntuk selanjutnya dejgan tenaga yang kuatitu
digunakan entuk melak`nakan dan menegakkan nlai-nilai kebaikan sebaai b}kti ari
ketaqwaannya54kepada Allah Swp, llah befirman yang artin}a: Dan makanlah
makanan yang halal lagi baik dari apa yang telah Allah rizkikan kepadamu, dan
bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya (QS 5:88).
Karena itu, agar apa yang dimakan juga membawa keberkahan yang lebih banyak lagi,
meskipun sudah halal d n thayyib, makanan itu harus dimaka
sewajarnaatau$secukupnya, halini karena Allah sangat Melarang manusia erlebihlebihand!lammakan maupun minum, Allah Swt berfirma yang artnya: Hai anak
Adam, pak ilahpakaianm yng indak di setiap memasuki masjid, makan dan
minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang berlebih-lebihan (7:31).
Ketiga, berkah dalam soal waktu yang cukup tersedia dan dimanfaatkannya untuk
kebaikan, baik dalam bentuk mencari harta, memperluas ilmu maupun memperbanyak
amal yang shaleh, karena itu Allah menganugerahi kepada kita waktu, baik siang maupun
malam dalam jumlah yang sama, yakni 24 jam setiap harinya, tapi bagi orang yang
diberkahi Allah maka dia bisa memanfaatkan waktu yang 24 jam itu semaksimal
mungkin sehingga pencapaian sesuatu yang baik ditempuh dengan penggunaan waktu
yang efisien, karena salah satu karakteristik waktu adalah tidak akan bisa kembali lagi
bila sudah berlalu, Allah berfirman yang artinya: Demi masa. Sesungguhnya manusia
itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal shaleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati
supaya menetapi kesabaran (QS 103:1-3).
Karena itu, bagi seorang muslim yang diberkahi Allah, waktu digunakan untuk bisa
membuktikan pengabdiannya kepada Allah Swt, meskipun dalam berbagai bentuk usaha
yang berbeda, Allah berfirman yang artinya: Demi malam apabila menutupi, dan siang
apabila terang benderang, dan penciptaan laki-laki dan perempuan. Sesungguhnya usaha
kamu memang berbeda-beda. Adapun orang yang memberikan (harta di jalan Allah) dan
bertaqwa dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), maka Kami kelak akan
menyiapkan baginya jalan yang mudah. (92:1-7).
Materi 30
Kunci Keberkahan

Menuju Kembali Kepada Fitrah

54

Materi Kultum Ramadhan


Sebagai seorang muslim, keberkahan dari Allah untuk kita merupakan sesuatu yang amat
penting. Karena itu, ada kunci yang harus kita miliki dan usahakan dalam hidup ini.
Sekurang-kurangnya, ada dua faktor yang menjadi kunci keberkahan itu.
1. Iman dan Taqwa Yang Benar
Di dalam ayat di atas, sudah dikemukakan bahwa Allah akan menganugerahkan
keberkahan kepada hamba-hambanya yang beriman dan bertaqwa kepada-Nya. Semakin
mantap iman dan taqwa yang kita miliki, maka semakin besar keberkahan yang Allah
berikan kepada kita. Karena itu menjadi keharusan kita bersama untuk terus
memperkokoh iman dan taqwa kepada Allah Swt. Salah satu ayat yang amat menekankan
peningkatan taqwa kepada orang yang beriman adalah firman Allah yang artinya: Hai
orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa
dan jangan sampai kamu mati kecuali dalam keadaan berserah
diri/muslim (QS 3:102).
Keimanan dan ketaqwaan yang benar selalu ditunjukkan oleh seorang mumin dalam
bentuk melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya, baik dalam
keadaan senang maupun susah, dalam keadaan sendiri maupun bersama orang lain.
Tegasnya keimanan dan ketaqwaan itu dibuktikan dalam situasi dan kondisi yang
bagaimananpun juga dan dimanapun dia berada.
2. Berpedoman kepada Al-Quran
Al-Quran merupakan sumber keberkahan sehingga apabila kita menjalankan pesanpesan yang terkandung di dalam Al-Quran dan berpedoman kepadanya dalam berbagai
aspek kehidupan, nicaya kita akan memperoleh keberkahan dari Allah Swt, Allah
berfirman yang artinya: Dan Al-Quran ini adalah suatu kitab (peringatan) yang
mempunyai berkah yang telah kami turunkan. Maka mengapakah kamu mengingkarinya?
(QS 21:50, lihat juga QS 38:29.6:155).
Karena harus kita jalankan dan pedomani dalam kehidupan ini, maka setiap kita harus
mengamini kebenaran Al-Quran bhwa dia merup`kan wahyu dari Alah wt sehigga
tidak akan kita temukan kelemahan dari Al-Quran,
slanjutnya bisa dan sukamemaca
sert` menjalankann{a dalam kehidupan sehari-hari, baik menyangkut aspek pribadi,
keluarga, masyarakat maupun bangsa. Akhirnya menjadi jelas bagi kita bahwa,
keberkahan dari Allah yang kita dambakan itu, memperolehnya harus dengan berdoa
dan berusaha yang sungguh-sungguh, yakni dalam bentuk memantapkan iman dan taqwa
serta selalu menjadikan Al- Quran sebagai pedoman dalam hidup ini.

Materi Tambahan
Halal Bi Halal

Menuju Kembali Kepada Fitrah

55

Materi Kultum Ramadhan


Sebenarnyalah istilah Halalbihalal tidak dikenal oleh kalangan bangsa Arab, tidak pula
ada pada zaman Nabi saw. dan para sahabat. Karenanya, kamus bahasa Arab juga tak
mengenal istilah itu. Justru halalbihalal masuk dan diserap Bahasa Indonesia dan
diartikan sebagai hal maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadhan,
biasanya diadakan di sebuah tempat (auditorium, aula, dsb) oleh sekelompok orang dan
m rupakan suatu +ebmasaan khas Indonesia.
Para ulama kua terdahulu mendasarkan kegiata halal bihalal terser5t pada sebuah
hadits shahih dari Imam Bukhasi sepert di baw h in):

Artinya: Barangsiapa yang berbuat kezhaliman (kesalahan) kepada saudaranya
sehingga merendahkan derajatnya, maka hendaklah ia meminta halal hal tersebut dari
saudaranya itu pada hari ini.
Ada dua hal yang perlu digarisbawahi di sini:
1. falyatahallal, yakni meminta halal, itu berarti bukan sekedar meminta maaf, tetapi
juga harus mengembalikan hak saudaranya yang telah ia langgar. Jika itu berupa
barang, hendaknya dikembalikan. Ketika orang saling meminta halal, maka terjadilah
halal-halalan; yang kemudian di-Arab-kan menjadi halal-bi-halal. Halal
dengan halal. Acara ini kemudian berkembang menjadi sangat bervariasi ragam
bentuk dan acaranya hingga saat ini.
2. al-yauma, yakni pada hari ini. Hari ini yang dimaksud tidak lain adalah hari raya
Idul Fitri, karena menurut sebagian riwayat, Rasulullah saw. mengucapkan hadits itu
saat hari raya Idul Fitri. Ada pula yang mengartikan pada hari ini (juga). Yakni
bahwa ketika kita membuat kesalahan pada seseorang, hendaknya kita meminta halal
kepadanya hari ini juga, jangan ditunda-tunda.
Mengapa halalbihalal dilaksanakan pada Syawal selepas Ramadhan?
Selain dasar hadits tersebut, bahwa al-yauma itu tidak lain adalah hari raya Idul Fitri, para
ulama mendasarkan juga pada QS. Al-Baqarah: 133-134, bahwa ciri orang yang bertakwa
(sebagai output dari ibadah ramadhan) salah satunya adalah al-kaazhimiinal gaidh, yakni
memaafkan kesalahan manusia. Karena itu, ketika pada ramadhan kita memperbaiki
hubungan vertikal dengan Allah (hablun minallah), maka ketika Syawal tiba saatnya kita
melengkapinya dengan memperbaiki hubungan horisontal dengan sesama manusia
(hablun minannas), yakni dengan cara saling memaafkan; saling meminta halal atas
kesalahan kita masing-masing.
Maka jadilah tradisi halalbihalal sebagaimana
berkembang seperti sekarang ini; yang khas Indonesia.

Menuju Kembali Kepada Fitrah

56

Anda mungkin juga menyukai