Anda di halaman 1dari 174

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBAHASA ARAB:

Teori dan Aplikasi


Saepudin, M.Pd.
—Yogyakarta: 2012
174 hal.; 14,5 x 20.5 cm

Penulis : Saepudin, M.Pd.


Editor : Muchlasin
Desain Cover : Alazuka
Desain Isi : Aep SH
Cetakan I : April 2012
ISBN : 978-602-19049-5-8

Penerbit : TrustMedia Publishing


Jl. Palagan Tentara Pelajar Km. 0,5 Gg. Jengger 01
Jongkang,Ngaglik, Sleman, Yogyakarta 55581
Telp. +6281 328 230 858
e-mail: trustmediapublishing@yahoo.co.id

Percetakan : CV. Orbittrust Corp.


Jl. Palagan Tentara Pelajar Km. 0,5 Gg. Jengger 01
Jongkang,Ngaglik, Sleman, Yogyakarta 55581
Telp. +62 274 4463799, +62 328 230 858
e-mail: orbit_trust@yahoo.co.id

Sanksi Pelanggaran pasal 22


Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan kegiatan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana
dengan penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan/denda paling sedikit
Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) atau pidana penjara paling lama 7 tahun dan
atau denda paling banyak 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah)
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan atau mengedarkan atau menjual
kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil hak pelanggaran cipta atau Hak
terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan penjara paling
lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta
rupiah)
PEDOMAN TRANSLITERASI

1. Konsonan

Arab Latin Arab Latin


Tidak dilambang-
Ç kan Ø th

È b
Ù dh

Ê t
Ú ‘

Ë th
Û g

Ì j
Ý f

Í h Þ q

Î kh
ß k

Ï d
á l

Saepudin, M.Pd. iii


Ð zh
ã m

Ñ r
ä n

Ò z
æ w

Ó s
Üå h

Ô sy
Á ’

Õ sh
í y

Ö dh

2. Vokal

Arab Latin

Çó a

Çö i

Çõ u

iv Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


Tanda Latin

ai

au

Contoh:

 
 : kaifa


 :

haula


 

 
 
 
3. Maddah   
 
 

  
 

 
 

  

 
 
 
 

 

 
 





 
   
   
 
  
 

 
 

 
 



 
   
 
 

Contoh: 
 


 
 
      :



       


māta

      :



 

qīla
     


    
  :

yamūtu

 


  


 �
 




  � 
Saepudin, M.Pd.

  
  �   �
 �   �
 

  
�   �
  




  


  



  
 4. Ta marbutah





 

   : �


  �
raudhah al-jannah atau raudhatul jannah
   �
 
 
 
 
 

 
 
 
 �
 �   �



5. Syaddah (tasydid)
    

   
 
: 
   
 
 
 rabban

 

 : najjain
  
 v
  
 
 
 

 
 
 : 
     
‘Arabi (bukan ‘Arabiyy atau ‘Araby)

 v
 
    v



  
 
 
 
 :  

 
‘Ali (bukan ‘Alyy atau ‘Aly

     
   

  
 

6. Kata Sandang
 

  

 

 
  
 
   : 
 


 
 
 

al-syamsu (bukan asy- syamsu)

    
: 
  


 
 



 


 


 
 
al-falsafah
 


 
  

 

 


 


 
 


 
    

Hamzah
7.

     

      


       : 
ta’murūna

   
     
umirtu
: 

 
 
 
 

 

vi Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


KATA PENGANTAR

Pembelajaran bahasa Arab di Indonesia sudah mulai kelihatan


gairahnya dengan bermunculan berbagai macam materi ajar baik
dalam bentuk buku maupun dalam bentuk compact disc (CD)
atau software lainnya. Materi-materi itu disusun oleh para praktisi
pembelajaran bahasa Arab Indonesia. Tentu, fenomena tersebut
sangat menggembirakan khususnya bagi praktisi pendidikan bahasa
Arab dan bagi umat Islam Indonesia pada umumnya.
Materi yang disusun tersebut sangat bervariasi fokus pem­bahas­
annya. Sebagian ada yang menfokuskan pada prinsip-prinsip tradisional
artinya masih menekankan pada tata bahasa dan terjemahan atau
kalaupun sudah menyajikan materi untuk keterampilan membaca
dan berbicara model penyajiannya berfokus pada latihan pola (pattern
drill) belum pada latihan yang komunikatif (bermakna dan sesuai
dengan pengalaman siswa).
Dengan demikian, buku ini disusun dalam rangka melengkapi
buku-buku tentang teknik pembelajaran bahasa Arab yang bervariasi

Saepudin, M.Pd. vii


yang men­cakup keempat keterampilan berbahasa (al-mah rah al-
lugawiyyah al-arba’/the four language skills) yaitu menyimak (al-istima’),
berbicara (al-kal m), membaca (al-qir ’ah), dan menulis (al-kitab h).
Secara umum buku ini membahas tentang lima hal penting
yaitu:
Pertama, tentang beberapa prinsip dalam pembelajaran bahasa
Arab yaitu aspek prioritas, gradasi, pendalaman, motivasi, dan pema
ntapan. Prinsip-prinsip tersebut sebagai dasar untuk menyajikan
materi ajar yang disesuaikan dengan perkembangan anak didik baik
secara fisik maupun psikis.
Kedua, tentang hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran
keterampilan menyimak yaitu, konsep dasar, fase-fase pembelajarannya,
teknik, media dan permainan berbahasa yang disajikan secara
komunikatif.
Ketiga, tentang teknik pembelajaran berbicara yang mencakup
beberapa teknik komunikatif, hal-hal yang harus diperhatikan oleh
guru dalam mengajarkan berbicara, dan media pembelajarannya.
Keempat, tentang pembelajaran membaca yang mencakup tujuan
membaca, tipe performansi membaca di dalam kelas, hal-hal yang
harus diperhatikan guru dalam mengajar membaca, beberapa teknik
komunikatif, dan media pembelajarannya.
Kelima, tentang pembelajaran menulis yang mencakup teori
tentang hakekat menulis, masalah menulis, aktivitas pembelajaran
menulis, teknik pembelajaran menulis dan penilaian menulis.
Dengan demikian, buku ini layak dibaca baik oleh mahasiswa
pendidikan bahasa Arab, praktisi pembelajaran bahasa Arab dan para
penentu kebijakan khususnya di bidang pendidikan bahasa Arab
untuk dijadikan tambahan pengetahuan tentang alternatif beberapa

viii Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


teknik pembelajaran yang lebih spesifik pada empat keterampilan
berbahasa.
Kami mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan kepada
semua pihak yang telah membantu penulisan buku ini semoga apa
yang telah dilakukan menjadi amal saleh dan mendapatkan pahala
yang berlipat.
Akhirnya, penulis berharap semoga buku ini dapat bermanfaat
dalam pengembangan pembelajaran bahasa Arab baik pada tingkat
perguruan tinggi maupun sekolah menengah. Untuk kesempurnaan
buku ini, kritik dan saran sangat diharapkan.

Parepare, 1 April 2012


Penulis

Saepudin, M. Pd.

Saepudin, M.Pd. ix
DAFTAR ISI

PEDOMAN TRANSLITERASI.................................................. iii

KATA PENGANTAR............................................................... vii

DAFTAR ISI.............................................................................. xi

BAB 1 PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN BAHASA ARAB 1


A. Prioritas Presentasi ..............................................................2
B. Gradasi .................................................................................5
C. Pendalaman dalam Suara, Struktur, dan Makna ................7
D. Motivasi . .............................................................................9
E. Pemantapan .......................................................................11

BAB 2 PEMBELAJARAN KETERAMPILAN


MENYIMAK (Al-Istima’)............................................................13
A. Pendahuluan.......................................................................13
B. Konsep Dasar Pembelajaran Menyimak.............................15
C. Fase-Fase Pembelajaran Menyimak..................................... 17
D. Teknik Pembelajaran Aktif Menyimak (Al-Istima’)............29
E. Media Pembelajaran Menyimak..........................................31

Saepudin, M.Pd. xi
F. Anggapan yang Salah Dalam Pembelajaran Menyimak.....45
G. Permainan Bahasa Arab untuk Menyimak.........................46
H. Penutup...............................................................................49

BAB 3 PEMBELAJARAN KETERAMPILAN


BERCAKAP (Al-Kalam).............................................................51
A. Pendahuluan.......................................................................51
B. Keterampilan Bercakap . ....................................................53
C. Teknik Komunikatif dalam Pembelajaran
Berbicara (Kalam) ..............................................................56
D. Saran untuk Guru dalam Mengajarkan Berbicara............. 74
E. Media Pembelajaran Bercakap............................................75
F. Penutup...............................................................................81

BAB 4 PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA (Al-


Qirā’ah)..................................................................................................83
A. Pendahuluan.......................................................................83
B. Latar Belakang Sejarah Metode Membaca.........................85
C. Tujuan Membaca................................................................87
D. Tujuan Pembelajaran Membaca Bahasa Arab....................87
E. Tipe Performansi Membaca di Ruangan Kelas...................89
F. Strategi membaca................................................................98
G. Penghambat Membaca Cepat ............................................99
H. Teknik Pembelajaran Membaca Bahasa Arab..................100
I. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Guru
Dalam Mengajar Membaca...............................................105
J. Teknik Komunikatif dalam Pembelajaran
Membaca (Qira’ah)...........................................................108
K. Media Pembelajaran Qira’ah............................................ 120
L. Penutup................................................................................122
xii Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab
BAB 5 PEMBELAJARAN KETERAMPILAN
MENULIS (Al-Kitabah).............................................................. 123
A. Pendahuluan........................................................................123
B. Hakikat Menulis .................................................................124
C. Masalah Menulis.................................................................125
D. Pembelajaran Menulis  .......................................................126
E. Aktivitas Pembelajaran Menulis Bahasa Arab . ..................129
F. Teknik Pembelajaran Aktif dalam Menulis..........................140
G. Penilaian Pembelajaran Menulis.........................................148
H. Penutup...............................................................................153

DAFTAR PUSTAKA...............................................................155

BIODATA PENULIS...............................................................159

Saepudin, M.Pd. xiii


PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
BAHASA ARAB

Pembelajaran bahasa yang baik adalah pembelajaran yang


dilakukan secara sistimatis. Sistimatis artinya dilakukan berdasarkan
tahapan-tahapan logis berdasarkan tingkat penguasaan materi,
perbedaan gaya belajar, perbedaan usia, perbedaan motivasi. Dengan
kata lain, pembelajaran bahasa Arab yang baik adalah pembelajaran
yang mempertimbangkan perbedaan individu (individual differences).
Untuk itu pembelajaran bahasa bahasa Arab sebagai bahasa
Asing dilakukan berdasarkan pada prinsip-prinsip pembelajaran
bahasa yaitu, prinsip prioritas presentasi, gradasi, pendalaman,
motivasi, dan pemantapan. Prinsip-prinsip tersebut dicetuskan oleh
Harold E. Palmer ( ) dalam bukunya “The Principles of
Language Study (1964)” dan pada tahun 1408 H telah dibahas di LPBA

Saepudin, M.Pd. 
   

“The“The
Principles
“The Principles
“The of Language
Principles
PrinciplesofofLanguage
ofLanguageStudy
Language Study (1964)”
Study
Study(1964)” dan dan
(1964)”
(1964)” pada
dan dan tahun
padapada
pada tahun1408
tahun 1408
tahun1408
1408
H telah dibahas di LPBA ( 
 
 

 
  


   
 
 
   


H telah dibahas di LPBA ( ) lembaga
HHtelahtelah dibahas
dibahas di di LPBA
LPBA ( (    

   

)  
  
lembaga
) lembaga
) lembaga
( 


1 1 1 1
pendidikan
pendidikan bahasa
pendidikan
pendidikan ArabArab
bahasa
bahasa
bahasa Arab .) lembaga
. Arab .. pendidikan bahasa Arab.
Prinsip-prinsip
Prinsip-prinsip itu
Prinsip-prinsipitu dapat
Prinsip-prinsip
Prinsip-prinsip dapat dijelaskan
ituitudapat
itu dijelaskan
dapat
dapat sebagai
dijelaskan sebagai
dijelaskan
dijelaskan berikut:
sebagai berikut:
sebagai
sebagai berikut:
berikut:
berikut:

A. Prioritas
A. Prioritas
A. Presentasi
A.Prioritas
Prioritas
A. (
Presentasi
Presentasi
Presentasi
Prioritas Presentasi 
(
() 
(( 
) ) ))
Prinsip tersebut menunjukkan bahwa guru hendaknya dalam
Prinsip
Prinsip tersebut
Prinsip
Prinsip tersebut menunjukkan
tersebut
tersebut menunjukkan
menunjukkan
menunjukkan bahwa bahwa
bahwaguruguru
bahwa hendaknya
guru
guru hendaknya
hendaknya
hendaknya
dalam mempresentasikan
dalam mempresentasikan
mempresentasikan materi pelajaran
materi
materi pelajaran kepada
pelajaran para
kepada kepada siswa
para parauntuk
siswasiswa
dalam
dalam mempresentasikan
mempresentasikan materi
materi pelajaran
pelajaran kepada
kepada para
para siswa
siswa
untuk mendahulukan
mendahulukan
untuk
untuk mendahulukan yang satu
yang yangsebelum
satu sebelum
satu yang
sebelum lain
yang dilakukan.
lain
yang dilakukan.
lain dilakukan.
untukmendahulukan
mendahulukanyang yangsatu satusebelum
sebelumyang yanglain laindilakukan.
dilakukan.
Prinsip
Prinsip
Prinsip Prinsip presentasi
presentasi
presentasi ini ini
dapat
ini dapat
dapat dilakukan
dilakukan
dilakukan dengan
dengandengan hal-hal
hal-hal
hal-hal
Prinsip presentasi
presentasi iniini dapat dapat dilakukan
dilakukan dengan dengan hal-hal
hal-hal
berikut:
berikut:
berikut:
berikut:
berikut:
1. 1.1. 1.1.Mendahulukan
Mendahulukan
Mendahulukan
Mendahulukan
Mendahulukan
kemampuan
kemampuan
kemampuan
kemampuan
kemampuan
pendengaran
pendengaran
pendengaran
pendengaran
pendengaran
(
( ) dan
(( dan
(
)
) )dan
)dan
dan
berbicara 
berbicara
berbicara  
)(
sebelum ) sebelum
sebelum
) menulis menulis
berbicara) sebelum menulis ( ).
berbicara ) sebelum menulis ( (
(
menulis ).
( ).). ).
Berdasarkan
Berdasarkan
Berdasarkan
Berdasarkan
Berdasarkan prinsipprinsip
prinsip ini,ini,
prinsip
prinsip murid
ini,
ini,murid
ini,murid
murid diajarkan
diajarkan
murid diajarkan
diajarkan
diajarkanbagaimana
bagaimana
bagaimana
bagaimana
bagaimana
mendengar mendengar
mendengar
mendengardan dan dan
bagaimana bagaimana
bagaimana berbicara,
berbicara,
berbicara,
mendengar dan bagaimana berbicara, membaca, danmenulis.
dan bagaimana berbicara, membaca,
membaca,
membaca,
membaca, dan
dan dan menulis.
menulis.
dan menulis.
menulis.
PembelajaranPembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran dua dua dua
dua keterampilan
keterampilan
keterampilan
keterampilan mendengarkan
mendengarkan
mendengarkan
Pembelajaran dua keterampilan mendengarkan dan berbicaramendengarkan dan dandan berbicara
berbicara
dan berbicara
berbicara
harusharus harus
harus
harus didahulukan.
didahulukan.
didahulukan.
didahulukan. Hal Hal
didahulukan. ini Hal
Hal tidak
iniiniini
Hal tidak
berarti
tidak
tidak berarti
berarti
tidak guru
berarti guru
guru
berarti guru meremehkan
meremehkan
meremehkan
guru meremehkan
meremehkan yangyang
yang yang
yang
2 2 2
2 2
lain lain
yaitu lain
yaitu
lain yaitu
membaca
yaitu membaca
membaca
membacadan dan dan
menulis.
dan
lain yaitu membaca dan menulis. menulis.
menulis.
menulis.
3 3 3 3
Prinsip
Prinsipini ini
Prinsip
Prinsip
Prinsip adalah
ini ini adalah
adalah
ini dasar
dasar
adalah
adalah dasar metode
metode
dasar
dasarmetode Audio-Lingual.
Audio-Lingual.
Audio-Lingual.
metode
metode 3
Ilmu bahasa
Audio-Lingual.
Audio-Lingual. Ilmu Ilmu
Ilmu
Ilmu
bahasa
bahasamengatakan
bahasa mengatakan
mengatakan
mengatakan
bahasa bahwa bahwa bahasa
bahwa
bahwa bahasa
mengatakan bahasa itu
bahasa
bahwaitubahasa lebih
ituitu
lebih sempurna sempurna
lebih
lebih sempurna
sempurna
itu lebihdinyatakan dinyatakan
sempurnadalamdinyatakan
dinyatakan
dinyatakan
dalamdalambentuk
dalam bentukpercakapan.
bentuk
bentukbentuk
dalam percakapan.
percakapan.
percakapan. Tulisan
percakapan. Tulisan tidak
Tulisan
Tulisan tidak Tulisan bisa
tidak
tidak
bisa mewakilimewakili
bisa
bisa
tidak bisa mewakili
mewakili
intonasi,intonasi,
mewakili intonasi,
intonasi,
irama,intonasi,
irama, dan
irama,
irama, jungture
dan
dan jungture
dan jungture
irama, (juncture).
jungture
dan jungture (juncture).
(juncture).
(juncture).(juncture).
Sehubungan dengan ini William Moulton dari Universitas

   



1 Princeton membimbing guruildanuruqimerapikan hasil riset linguistik
1 1
Azhar Azhar Arsyad.,
1Azhar Arsyad., Madkhal Madkhal
Arsyad., Madkhal ililuruqi
Azhar Arsyad., Madkhal il uruqi al-Ta'lm al-Lugah al- uruqi
al-Ta'lm al-Lugah
al-Ta'lm
al-Ta'lm al- al-al-
al-Lugah
al-Lugah
Arabiyyah. sebagai
(Ujung
Arabiyyah.
Arabiyyah.
Arabiyyah. persiapan
Pandang:
(Ujung
(Ujung
(Ujung materi
Ahkam,
Pandang:
Pandang: pembelajaran
1998).
Ahkam,
Pandang: Ahkam, h.10
1998).
Ahkam, 1998).h.10
1998). dan
h.10 teknik dalam kelas,
h.10
2 2 2
Abdul Majid.,
Abdul
Abdul
2 Ilmu
Majid.,
Majid.,al-Lugah
Ilmu al-Nafsy.
al-Lugah
Ilmu al-Lugah (Saudi:
al-Nafsy.
al-Nafsy.
Abdul Majid., Ilmu al-Lugah al-Nafsy. Universitas
(Saudi:
(Saudi: Kerajaan
Universitas
Universitas
(Saudi: Kerajaan
UniversitasKerajaan
Kerajaan
Saudi, 1982).
Saudi,
Saudi,
Saudi,
 h.
1982).7
1982).
Azhar
h. 7
h. 7
Arsyad.,
1982). h. 7 Madkhal il Auruqi al-Ta’l m al-Lugah al-Arabiyyah. (Ujung
3 3 3
Juwairiyah
Pandang: Juwairiyah
3
Ahkam, Dahlan.,
Juwairiyah
1998).
Juwairiyah Metode
Dahlan.,
Dahlan.,
hlm.10
Dahlan., Belajar
Metode
Metode
Metode Mengajar
Belajar
Belajar Mengajar
Belajar Bahasa.
Mengajar
Mengajar (Surabaya:
Bahasa.
Bahasa. (Surabaya:
Bahasa. (Surabaya:
(Surabaya:
Al-Ikhlas, 1992).
Al-Ikhlas,
Al-Ikhlas,
Al-Ikhlas, h.
1992). 122
1992).h. 122
h. 122
1992). h. 122
2
Abdul Majid., Ilmu al-Lugah al-Nafsy. (Saudi: Universitas Kerajaan Saudi,
1982). hlm. 7 Prinsip-Prinsip
Prinsip-Prinsip
Prinsip-Prinsip
Pembelajaran
PembelajaranBahasa
Pembelajaran Arab
Bahasa
Bahasa 2 | 2| 2
|Arab
Arab
Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa Arab| 2
 3 Juwairiyah
   Dahlan., Metode Belajar Mengajar Bahasa. (Surabaya: Al-Ikhlas,
1992). hlm. 122

 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


Sehubungan
Sehubungandengan
denganini
Sehubungan iniWilliam
denganMoulton
William Moulton
ini dari
William Universitas
dariMoulton
Universitas
dari Universitas
ceton
ncetonmembimbing
membimbing guru
guru dan
dan merapikan
merapikan hasil
hasilriset linguistik
riset linguistik
Princeton membimbing guru dan merapikan hasil riset linguistik
gai
agaipersiapan
persiapan materi
sebagaimateri pembelajaran
persiapanpembelajaran dan
danteknik
materi pembelajaranteknikdalam
dalam kelas,
kelas,dalam kelas,
dan teknik
semboyan
44 beliau adalah: 4
boyan beliau
mboyan beliauadalah:
adalah:
semboyan beliau adalah: 4
Bahasa adalah ujaran, bukan tulisan;
Bahasa
Bahasaadalah
adalahujaran,
ujaran, bukan
Bahasa adalah bukan tulisan;
tulisan;
ujaran, bukan tulisan;
Suatu Suatu bahasa adalah seperangkat kebiasaan;
Suatubahasa adalah
bahasaSuatu
adalah seperangkat
seperangkat kebiasaan;
kebiasaan;
bahasa adalah seperangkat kebiasaan;
Ajarkan Ajarkansesuatu
bahasa,mengenai
bukan sesuatu mengenai bahasa;
Ajarkanbahasa,
bahasa, bukan
bukan
Ajarkan sesuatu
bahasa, mengenai
bukan bahasa;
bahasa;
sesuatu mengenai bahasa;
Bahasa
Bahasaadalah
adalahapa Bahasa
apa yang
yang adalah apa yang
dikatakan
dikatakan oleh dikatakan
olehpenutur oleh
asli;penutur
penuturasli; asli;
Bahasa adalah apa yang dikatakan oleh penutur asli;
Bukan
Bukanapa
apayang
yang Bukan
dipikirkanapa yang
dipikirkan oleh
oleh dipikirkan
seseorang;
seseorang;oleh seseorang;
Bukan apa yang dipikirkan oleh seseorang;
Sesuatu
Sesuatuyang harusSesuatu
yangSesuatu
harus yang harus diketahui;
diketahui;
diketahui;
yang harus diketahui;
Bahasa-bahasa
Bahasa-bahasa ituBahasa-bahasa
ituberbeda-beda.ituituberbeda-beda.
berbeda-beda.
Bahasa-bahasa berbeda-beda.

Mengajarkan2. Mengajarkan
kalimatkalimat
kalimat sebelum sebelumkata kata sebagaimana
sebagaimana mengajarkan
Mengajarkan
2. Mengajarkan kalimat kata
sebelum sebelum sebagaimana
kata sebagaimana
mengajarkan nahwu
nahwu (syntax/
nahwu (syntax/
mengajarkanmengajarkan (syntax/
nahwu  ) ) sebelum
 
(syntax/ )sebelum
 
sebelum sharaf
 sharaf (Morphology/
)sharaf
sebelum sharaf
(Morphology/
(Morphology/ 

) )
(Morphology/  )
)
Pendukung
Pendukungteori teoriPendukung
ini
inimenegaskan
Pendukung menegaskan
teori teori iniinibahwa
menegaskan
bahwa
menegaskan guru bahwa
guruhendaknya
hendaknya
bahwa guru
guru hendaknya
hendaknya
mulai
mulaidengan
dengan memulai
menghafal
menghafal dengan
kalimat
kalimat menghafal
dandan kalimat
bagaimana
bagaimana
memulai dengan menghafal kalimat dan bagaimana menyusunnya dan bagaimana
menyusunnya
menyusunnya menyusunnya
lum
elum menghafal
menghafal
sebelum sebelum
kosa
kosa menghafal
kata
menghafal kata dan kosakatakatadandanmentashrifnya
kosamentashrifnya
dan mentashrifnya (
( 
 ).). (
mentashrifnya (  ). ).
gan
ngan kata kata lain,Dengan
lain,
Dengan guru
guru kata
kata memulai
memulai
lain, lain,
guru guru
untuk
untuk memulai
memulai mengajarkan
mengajarkan untuk mengajarkan
untuk mengajarkan
nahwu
nahwu nahwu
nahwu
tax)
ntax)sebelum
sebelum saraf
saraf (morphology).
(syntax) sebelum
(morphology).
(syntax) sebelum saraf (morphology). saraf (morphology).
Guru
Guruhendaknya
hendaknyaGuru bersabar
Guru
bersabar
hendaknya apabila
hendaknya apabila mendapatkan
bersabar
bersabar mendapatkan
apabila siswanya
apabila mendapatkan
mendapatkan
siswanya siswanyasiswanya
akukan
lakukan kesalahan
kesalahan
melakukan dalam
dalam
melakukan
kesalahan membuat
membuat
kesalahan dalam kalimat
kalimat
dalam baru.
baru.
membuatkalimat
membuat Apabila
Apabila
kalimat baru.baru. Apabila
Apabila
mat
imatituitupanjang
panjang maka
maka
kalimatkalimat lebih
lebih baik
baik
itu panjang
itu panjang dibagi
maka lebih dibagi kepada
maka baikkepada bagian-bagian
lebihdibagi bagian-bagian
baik dibagi
kepadakepada bagian-
bagian-bagian
gng lebih pendek
lebih yangpendek dengan
bagian dengan
lebih yang pendek syarat
syarat
lebih dengan setiap
setiap
pendek dengan bagian
bagian
syaratsyarat tersebut
tersebut
setiapbagian
setiap bagian tersebut
tersebut
55
mpunyai
mpunyaimaknamakna
mempunyaiyang
yang lengkap
lengkap
maknamakna
mempunyai . Contoh
. Contoh
yang yang lengkap : : 5
lengkap. . Contoh
5
Contoh: :





4 4
--------------.,
--------------.,ibid. h.h.123
4ibid. 123 ibid. h. 123
--------------.,
5 5
Azhar
AzharArsyad.,
Arsyad., 5 op.cit.
op.cit.h.h.1212 op.cit. h. 12
Azhar Arsyad.,
Prinsip-Prinsip
Prinsip-Prinsip
Pembelajaran
PembelajaranBahasa
Prinsip-Prinsip BahasaArab
Arab
Pembelajaran 3| 3
|Bahasa Arab| 3
 4Ibid. hlm. 123.
5
Azhar Arsyad., Op.Cit., hlm. 12

Saepudin, M.Pd. 











       

  




 
  
 

 









  


3. Mengajarkan kosa kata yang bermanfaat sebelum yang
3. 3. Mengajarkan
Mengajarkan kosakosa kata
kata yangyang bermanfaat
bermanfaat sebelumsebelum yang
yang lainnya.
3.
3. Mengajarkan
lainnya.
Mengajarkan kosa
kosa kata
kata yang
yang bermanfaat
bermanfaat sebelum
sebelum yang
yang
lainnya. Kata-kata yang bermanfaat dalam ruangan kelas, misalnya:
lainnya.
Kata-kata yang bermanfaat dalam ruangan kelas, misalnya:
lainnya.
Kata-kata yang bermanfaat dalam ruangan kelas, misalnya:
Kata-kata yang
Kata-kata yang bermanfaat
ruangan
bermanfaat dalam
kelas,
dalam ruangan
 
kelas, misalnya:
misalnya:

Apabila barubaru
Apabila hendak 

hendakmengajarkan

tentang
mengajarkan tentang


“Bepergian”,
“Bepergian”,

kosa
Apabila baru hendak mengajarkan tentang “Bepergian”,
Apabila
kosa kata baru
yang mungkin
kata hendak mengajarkan
diajarkan untuk tentang
pertama “Bepergian”,
kalinya adalah:
kosa kata yangyang
Apabila mungkin
baru diajarkan
hendak
mungkin untukpertama
mengajarkan
diajarkan untuk pertama kalinya
tentang adalah:
“Bepergian”,
kalinya adalah:







kosa kata
kosa kata yang
yang mungkin
mungkin diajarkan
diajarkan untuk
untuk pertama
pertama kalinya
kalinya adalah:
adalah:
 
   
hal 
  
   

Kemudian ditambahkan dengan lain yang ada
Kemudian ditambahkan
Kemudian ditambahkandengan
dengan hal hal
lain lain yang
yang ada ada
kaitannya
Kemudian
kaitannya
Kemudian ditambahkan
dengan kosa kata di atas.
ditambahkan dengan hal
Misalnya,
dengan hal lain yang
kata kerja
lain yang ada
yang
ada
kaitannyadengan
dengan kosa
kosa kata kata
di diMisalnya,
atas. atas. Misalnya,
kata kerja kata
yang kerja yang
berhubungan
kaitannya dengan
berhubungan
kaitannya dengan
dengankosa kata di
pekerjaan
kosa kata diatau
atas. Misalnya,
kegiatan
atas. kata kerja
di ruangan
Misalnya, kata kerja
kelas:yang
berhubungan dengan
dengan pekerjaan
pekerjaan atau atau
kegiatan kegiatan
di di ruangan
ruangan kelas: kelas:yang
berhubungan dengan
berhubungan dengan pekerjaan
atau
kegiatan
pekerjaan atau
diruangan
kegiatan di
kelas:

ruangan kelas:

Adapun kata kerja 
yang


berkaitan



dengan kegiatan


atau
Adapun kata kerja yang berkaitan dengan kegiatan atau
aktivitasAdapun
dalam kata kerja
Adapun kerjakerja
kata
perjalanan : yangyang
berkaitan dengan
berkaitan dengankegiatan
kegiatan atau
atau
aktivitasAdapun kata
dalam perjalanan : yang berkaitan dengan kegiatan atau
aktivitas dalam
aktivitas dalam perjalanan
perjalanan
aktivitas ::
dalam perjalanan: 







4. Mengajarkan bahasa dengan kecepatan normal sebagaimana
penutur aslinya.
Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa Arab| 4
Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa Arab| 4
 Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Pembelajaran Bahasa Arab|| 44
Bahasa Arab
 Prinsip-Prinsip

 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab
4. Mengajarkan bahasa dengan kecepatan normal
sebagaimana penutur aslinya.
Pentingnya
Pentingnya kecepatan yang lazim
kecepatan yangdalam berbicara
lazim bertujuan
dalam berbicara
untuk mencapai
bertujuan derajat kefasihan.
untuk mencapai derajatHalkefasihan.
tersebut dilakukan
Hal tersebut
dengan tidak
dilakukan denganterlalu cepat
tidak dan cepat
terlalu tidak terlalu lambat.
dan tidak Terlalu
terlalu lambat.
Terlalu cepatmengakibatkan
cepat akan akan mengakibatkan ketidakfahaman
ketidakfahaman dan terlalu
dan terlalu lambat
lambat menyebabkan
menyebabkan cara berpikir
cara berpikir yang Selain
yang lambat. lambat. Selain kecepatan
kecepatan juga
6
juga gaya bicara harus mendapat perhatian yang
gaya bicara harus mendapat perhatian yang sama. Karena gaya
6 sama . Karena
gaya akan
akan menambahkan
menambahkan kefasihan
kefasihan si pembicara.
si pembicara.

Gradasi (( ))
B.B.Gradasi
Yang Yang
dimaksud dengan dengan
dimaksud gradasi adalah:
gradasi adalah:
1. Bertahap
1. Bertahap dari yang konkrit yang
dari yang konkrit kepada abstrak;
kepada yang abstrak;
2. Bertahap
2. Bertahap dari yang sudah diketahuibelum
dari yang sudah diketahui kepada yang diketahui;
kepada yang belum
3. Langkah-langkah
diketahui; yang digunakan harus merupakan bagian-
bagian dari langkah sebelumnya;
3. Langkah-langkah yang digunakan harus merupakan
4. Apabila pada pelajaran pertama
bagian-bagian dari langkah adasebelumnya;
enam kata baru maka pada
pelajaran ke dua
4. Apabila ada pelajaran
pada sebelas kosapertama
kata; ada enam kata baru maka
5. Bertahap
padadari contoh-contoh
pelajaran ke dua kepada qawaidkosa
ada sebelas dan kata;
definisi;
6. Bertahap dari yang
5. Bertahap darisederhana kepada kepada
contoh-contoh yang kompleks.
qawaid dan definisi;
6. Bertahap dari yang sederhana kepada yang kompleks.
Maksud
Maksud lainpola-pola
lain dari dari pola-pola
bertahap bertahap atauadalah
atau gradasi gradasi
tiapadalah
tiap materi
materi baru merupakan
baru merupakan kaitan
kaitan dan dan tambahan
tambahan untuk
untuk materi yangmateri
7
yangdiberikan.
telah telah diberikan .
7

Mengajarkan suatu bahasa adalah menanamkan sistem baru dari


kebiasaan yang serba kompleks, dan  salah satu contoh dari proses

6
bertahap, misalnya: sudah mengajukan kata tanya:
Juwairiyah., op.cit. h. 132
7
------------------., ibid. h. 127

Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa Arab| 5


6

Juwairiyah., Op. Cit., hlm. 132
7
Ibid., hlm. 127

Saepudin, M.Pd. 

Mengajarkan suatu
Mengajarkan suatu bahasa
bahasa adalah
adalah menanamkan
menanamkan sistem sistem
baru dari
baru dari kebiasaan
kebiasaan yang
yang serba
serba kompleks,
kompleks, dan
dan salah
salah satu
satu contoh
contoh
Mengajarkan
dari proses
proses bertahap, suatu
bertahap, misalnya:bahasa
misalnya: sudah adalah menanamkan
sudah mengajukan
mengajukan kata
kata tanya:
tanya: sistem
dari




baru dari kebiasaan yang serba kompleks, dan salah satu contoh
dari proses bertahap, misalnya: sudah mengajukan kata tanya:
Yang Yang diaplikasikan
Yang diaplikasikan
diaplikasikan dalam dalam
dalam kalimat:
kalimat:
kalimat: 
Yang diaplikasikan dalam kalimat: 











 

Kemudian dari
Kemudian dari kalimat
kalimat tanya
tanya dan

dan jawabannya

jawabannya diaplikasikan
diaplikasikan
dalam bentuk
dalam bentuk lain,
lain, misalnya:
misalnya:
KemudianKemudian dari kalimat tanya dan jawabannya diaplikasikan



dari kalimat tanya dan jawabannya diaplikasikan
dalam bentuk lain, misalnya:
dalam bentuk lain, misalnya:









 
dalam

Beberapa prinsip
Beberapa prinsip yang
yang harus
harus diperhatikan
diperhatikan guruguru dalam
pelaksanaan pola gradasi ini
pelaksanaan pola gradasi ini adalah:adalah:
Beberapa
1. Beberapa prinsip
prinsipyang
Siswa diberikan
diberikan harusharus
yang
tugas diperhatikan guru dalam
yangdiperhatikan
memungkinkan pelaksanaan
guru dalam
mereka
1. Siswa tugas yang memungkinkan mereka
pelaksanaan polaini
pola gradasi gradasi
memahaminya.adalah:ini adalah:
memahaminya.
1.
2.1. Siswa
Siswa diberikan
diberikan
Penjelasan materi tugas
tugas
harusyangyang memungkinkan
memungkinkan
sedikit dan mereka
latihan yang
yang mereka
mema­
banyak.
2. Penjelasan materi harus sedikit dan latihan banyak.
memahaminya.
haminya.
2.2. Penjelasan materi
Penjelasan materi harus
harus sedikit
sedikit dandan latihan
latihan yangyang banyak.
banyak.
3. Guru tidak cukup hanya menyebutkan kesalahan siswa tetapi
Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa Arab| 6
Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa Arab| 6
 juga harus membetulkan dan memberikan alasan-alasannya.

Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa Arab| 6

 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab
tetapi jugatetapi
harusjuga
membetulkan dan memberikan
harus membetulkan alasan- alasan-
dan memberikan
3.
alasannya. Guru tidak cukup hanya menyebutkan kesalahan siswa
alasannya.
tetapi juga harus membetulkan dan memberikan alasan-
((
alasannya.
C. Pendalaman dalam Suara, Struktur, dan Makna
C.C.Pendalaman
Pendalaman dalam
dalam Suara,Struktur,
Suara, Struktur,dan
dan Makna
Makna
C.(
 )

)
Pendalaman dalam ) Struktur, dan Makna (
Suara,
Yang dimaksud dengan pendalaman adalah guru tidak

Yang dimaksud
memberikan Yang dengan pendalaman
dimaksud
kesempatan kepadadengan
)
siswa
adalah guru
pendalaman
untuk melakukan
tidakguru tidak
adalah
kesalahan.
memberikan kesempatan
memberikan kepada siswa
kesempatan kepada untuk
siswa melakukan
untukkegiatan-
melakukan
Pendalaman
kesalahan.kesalahan. tersebut
Yang dimaksud
Pendalaman dapat dilakukan
tersebut dengan
dapatdengan melaksanakan
pendalaman
dilakukan adalah
dengan guru tidak
kegiatan sebagai
Pendalaman
berikut:
tersebut dapat dilakukan dengan
memberikan
melaksanakan kesempatan
kegiatan-kegiatan sebagaikepada
berikut: siswa untuk melakukan
melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. 1. Melakukan latihan-latihan
kesalahan. latihan-latihan
Melakukan Pendalaman dalam dalam mendengarkan
tersebutmendengarkan dan berbicara
dapat dilakukan dan dengan
1. Melakukan latihan-latihan dalam mendengarkan dan
sebagai
melaksanakan
berbicara sebagai aplikasi
aplikasidari pendalaman
kegiatan-kegiatan
dari pendalaman aspek suara.
sebagai
aspekberikut:
suara.
berbicara sebagai aplikasi dari pendalaman aspek suara.
2. 2. 1. Pendalaman
Pendalaman aspekaspek
Melakukan struktur kalimat sering
latihan-latihan
struktur dimulai
dalam dengan cara dan
mendengarkan
2. Pendalaman aspekkalimat
struktursering dimulai
kalimat seringdengan
dimulai dengan
latihan
cara latihan pola-pola
berbicara
pola-pola sebagai(Pattern
(Pattern aplikasi
Drill/ 
 
Drill/dari pendalaman ).).Misalnya dalam
aspek suara.
Misalnya
cara latihan pola-pola (Pattern Drill/ ). Misalnya
dalam 2. bahasaPendalaman
bahasa Arab kalimat
Arab kalimataspek sering struktur
dimulai dengan
kalimatkata kerjadimulai
sering daripadadengan
dalam bahasa Arabsering kalimat dimulai
seringdengan
dimulaikata kerja
dengan kata kerja
cara latihan pola-pola (Pattern Drill/ ). Misalnya
daripada subyeknya:
subyeknya:
daripada subyeknya:
dalam bahasa
Arab kalimat sering dimulai dengan kata kerja
daripada subyeknya:
Pola bahasa Indonesia adalah mendahulukan subyeknyasubyeknya
daripada daripada
Pola bahasa Indonesia 
adalah mendahulukan
kata kerjanya:
Pola bahasa Indonesia adalah mendahulukan subyeknya
kata kerjanya:
Pola bahasa Indonesia
Ali menulis adalah
suratmendahulukan subyeknya daripada
daripada kata kerjanya: Ali menulis surat
kata Indonesia
Dalam bahasa kerjanya: :
Dalam bahasa Indonesia :Ali menulis surat
Hasan adalah Ali menulis surat
mahasiswa
Hasan
Dalam bahasa Indonesia adalah
: mahasiswa
Dalam
Dalam bahasa Arabbahasa
: Indonesia :
Dalam bahasa Arab : Hasan adalah mahasiswa
Arab

Hasan adalah mahasiswa
Dalam bahasa Arab : : 
Dalam bahasa


Kata Prinsip-Prinsip
“adalah” dalam Pembelajaran
kalimat bahasa Indonesia
Bahasa Arab| 7tidak

Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa Arab| 7
 diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.

Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa Arab| 7

Saepudin, M.Pd. 
Kata “adalah” dalam kalimat bahasa Indonesia tidak
diterjemahkan
Kata “adalah” ke dalam bahasa
dalambahasa Arab.
kalimat
diterjemahkan ke dalam Arab. bahasa Indonesia tidak
diterjemahkan
Nabi yang paling
ke dalam bahasa Arab.  
NabiNabi
muliayang
yang paling
paling
 
 

Nabi
mulia
Nabimulia yang paling
yang paling  

muliayang paling
Nabi
muliaSiang
Nabi malam
yang paling mulia  
 
mulia
Siang
Siangmalammalam    

Siang malam
Siang malam
Siang malam  
 
 
Pulang pergi   


Siang
Pulang
malam
Pulangpergi pergi   
 

Pulang pergi
Pulang
Pulang pergi
pergi  



Baratpergi
timur  


Pulang
Barat
Barat timur
Barat timur
timur  
Barat timur
Barat timur  

Barat Contoh
Contoh timurtersebut
tersebutmenunjukkan
menunjukkan bahwa bahwa polabahasa 
pola bahasa
Indonesia
Contoh
Contoh tersebut
tersebut menunjukkan
menunjukkan bahwa
bahwa 8 pola pola bahasa
bahasa
Indonesiatidaktidaksamasamadengan
dengan pola
pola bahasa
bahasa Arab.Arab
8 .
Indonesia Contoh
Indonesia tidak tersebut
tidaksamasamadengan menunjukkan
dengan polabahasa
pola bahwa
bahasaArab
Arab 8 8
. . polapola bahasa
Contoh
3. Pendalaman tersebut
aspek maknamenunjukkan
(Semantics) bahwa bahasa
Indonesia 3. Pendalaman
tidak sama aspek
dengan makna
pola (Semantics)
bahasa Arab 8
.
3. 3. Pendalaman
Contoh
Pendalaman
Indonesia tidakaspek aspek
tersebut
sama makna makna
dengan (Semantics)
menunjukkan
(Semantics)
polabahasa bahwa
bahasa Indonesia
Arab .8 pola bahasa
Kadang-kadang
Kadang-kadang katakata bahasa Indonesia maknanya
maknanya satu satu
tetapi
3. Pendalaman
Indonesia aspek
Kadang-kadang
tidakaspek
Kadang-kadang makna
sama makna
dengan
kata(Semantics)
kata
polabahasa
bahasabahasa 8
Indonesia
Arab . maknanya
Indonesia maknanyasatu satu
3. Pendalaman
tetapi katakatadalam bahasa (Semantics)
Arab banyak.
3. tetapi Kadang-kadang
katadalam
Pendalaman dalam dalam
aspek bahasa
bahasa
maknakata Arab
Arab banyak.
bahasa
banyak.
(Semantics) Indonesia maknanya satu
tetapi kata
Kadang-kadang bahasa Arab
kata banyak.
bahasa Indonesia maknanya satu
tetapi kata dalam bahasa Arab bahasa
Kadang-kadang banyak.
tetapi kata dalam bahasa kata Arab banyak. Indonesia maknanya satu
        

tetapi kata

 dalam 

bahasa  banyak.  
Arab    
 


  
  
  

  

    
 
    

  
 
  
   
  Ali melunasi utangnya


 Ali melunasi
 Ali melunasiAli melunasi
utangnya
utangnyautangnya


8
Muhammad Mansyur.,   Irsyd al- Tullb Il al-Insy’ wa al-
8 8      
TarjamahMuhammad
Tarjamah
Tarjamah 8  
Muhammad
al-Indonsiyyah
al-Indonsiyyah
al-Indonsiyyah
MuhammadJakarta).
Syarif 8Hidayatullah
   

    
Mansyur.,
Mansyur.,  Irsyd
Irsydal-al-
wa al-Arabiyyah.

wa
Mansyur.,

al-Arabiyyah.
wa al-Arabiyyah.
h. 6 Irsyd al-
TullbFakultas
Tullb
(Jakarta:
(Jakarta:
(Jakarta:
Tullb
IlIlal-Insy’
Fakultas
Fakultas
al-Insy’wawaal-
Tarbiyyah
Tarbiyyah
al-
IAIN
IAIN
TarbiyyahwaIAIN
Il al-Insy’ al-
6 6 Irsyd al-
Syarif
Syarif Muhammad
Hidayatullah
Hidayatullah  
  
Jakarta).

Jakarta). 
Mansyur.,
h.al-Arabiyyah.
h. Tullb Il al-Insy’ wa al-
Mansyur.,

wa
Tarjamah 8 al-Indonsiyyah wa (Jakarta: Fakultas Tarbiyyah IAIN
Tarjamah al-Indonsiyyah
Syarif HidayatullahMuhammad  
Jakarta). 
al-Arabiyyah. (Jakarta:
Prinsip-Prinsip
h. 6 Irsyd al-Pembelajaran
Tullb Fakultas Tarbiyyah
Il al-Insy’
Bahasa wa IAIN
al-| 8
Arab
Syarif
Tarjamah Hidayatullah
al-Indonsiyyah Prinsip-Prinsip
Prinsip-Prinsip
Jakarta). wah.al-Arabiyyah.
6
Pembelajaran
Pembelajaran Bahasa
Bahasa | 8| 8
(Jakarta: Fakultas Tarbiyyah IAIN
Arab
Arab
 
Syarif Hidayatullah Prinsip-Prinsip
Jakarta). h. 6 Pembelajaran Bahasa Arab| 8
Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa Arab| 8

 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa Arab| 8

(Mansyur.,
D. Motivasi

((
Muhammad ) Irsy d al- Tull b Il al-Insy ’ wa al-Tarjamah al-Indon siyyah
8
D. Motivasi
D. Motivasi
wa al-Arabiyyah. )) Fakultas Tarbiyyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta). hlm.
(Jakarta:
6.Guru tidak akan mampu untuk menarik perhatian siswa
Guru tidak
Guru tidak akan
akan mampu
mampu untuk untuk menarik
menarik perhatian
perhatian siswa siswa
dalam pelajaran apabila pelajaran
Pembelajaran Keterampilantersebut
Berbahasa Arab menyenangkan,
dalam pelajaran
dalam pelajaran apabilaapabila pelajaran
pelajaran tersebuttersebut menyenangkan,
menyenangkan,
menarik, dan menggembirakan. Motivasi selalu berkaitan erat
menarik, dan
menarik, dan menggembirakan.
menggembirakan. Motivasi Motivasi selalu selalu berkaitan
berkaitan erat erat
dengan metode, teknik yang digunakan oleh guru di kelas9999.
dengan metode, teknik yang digunakan oleh guru di kelas .
. Motivasi ((
D. Motivasi ) )
D.D.Motivasi
D. Motivasi Motivasi( ((
) ))
Guruakan
Guru tidak tidakmampu akan mampu untuk menarik
untuk menarik perhatian perhatian
siswa siswa
GuruGuru
Guru tidak akan
tidak akan
tidak mampu
mampu
akan untuk
untuk menarik
mamputersebut menarik
untuk perhatian siswa
perhatian
menarik dalam
siswasiswa
perhatian
alam dalam
pelajaranpelajaran
apabilaapabila pelajaran pelajaran
tersebut menyenangkan,
menyenangkan,
dalampelajaran apabila
pelajaran pelajaran
apabila tersebut
pelajaran menyenangkan, menarik, dan
menarik,
enarik, dalam
dan
dan menggembirakan. pelajaran
menggembirakan. apabila
Motivasi selalutersebut
pelajaran
Motivasi selalu
berkaitan menyenangkan,
tersebut eratmenyenangkan,
berkaitan erat
menggembirakan.
menarik,
menarik,dan Motivasi
menggembirakan.
dandigunakan
menggembirakan.selalu berkaitan
Motivasi Motivasi erat
selalu
9 dengan
berkaitan
9 metode,
selalu. berkaitan erat erat
engan dengan
metode,metode,
teknik yang teknik yang digunakan
oleh guru olehdi guru
kelasdi. kelas
9
teknik
dengan dengan yangmetode,
metode,
Langkah-langkah
Langkah-langkah digunakan
teknikteknik
berikut oleh
yang
berikut guru
akandigunakan
yang di kelas.
digunakan
akan
membantu
9
olehguru
membantu guru
oleh di kelas
guru
guru
dalam .
di dalam
kelas 9
.
Langkah-langkah
Langkah-langkah
mengaplikasikan
engaplikasikan masalah Langkah-langkah
masalah
motivasi berikut
berikut
(berikut
motivasi akan
akan
(
): membantu
membantu guru
guru
):akan membantu guru dalam dalam
dalam
mengaplikasikan
mengaplikasikan
mengaplikasikan
1. Materi
1. Materi pelajaran pelajaran masalah
masalah
harus jelas harus motivasi
motivasi
masalah jelas
tidak (
(
motivasi ):):
tidak (
menimbulkan menimbulkan ):keragu-keragu-
1.
1. Materi
Materi
raguan;raguan; pelajaran
pelajaran harus
harus jelas tidak
jelas
1. Materi pelajaran harus jelas tidak menimbulkan menimbulkan
tidak menimbulkan keragu-raguan;
keragu- keragu-
2. 2.
2. Dorongan raguan;
Dorongan
yangraguan;
Dorongan yangmenerus
yang
terus terus
terusmenerus
menerus (encouragment)
(encouragment)
(encouragment) kepada
kepadasiswa kepadauntuk
2. Dorongan
siswa
siswa untuk belajar;
2.belajar;
Dorongan
untuk yang terus menerus (encouragment)
belajar;yang terus menerus (encouragment) kepada kepada
3. 3.
3. Setiap siswa
jamSetiap
Setiap untuk
siswa
jam
pelajaran belajar;
jampelajaran
pelajaran
untuk melakukan
belajar;
melakukan melakukan kegiatan
kegiatan kegiatan belajar
belajar yang bervariasi
belajar
yang yang
3.
bervariasi Setiap
( 3. Setiap
bervariasi
( jam
( pelajaran
 );); jam melakukan kegiatan
 );pelajaran melakukan kegiatan belajar belajar yang yang
4. 4.
4. Membangun bervariasi
Membangun rasa (
bervariasi
Membangun rasa rasa
kompetitif ( 
);  );
(
kompetitif
kompetitif (( 
) antara))siswa;
antara
antarasiswa;
siswa;
4.
5. 5.
5. Melakukan Membangun
4. Membangun
Melakukan
Melakukanunsur-unsur rasa kompetitif
rasa
unsur-unsur
unsur-unsur
permainan (
kompetitif 
permainan
permainan
dalam dalam( 
) antara
dalamlatihan
latihan siswa;
) antara
latihan
yang yangsiswa;
yang
5.diberikan;
diberikan; Melakukan
5. Melakukan
diberikan; unsur-unsur
unsur-unsur permainan permainan dalamdalam latihan yang yang
latihan
diberikan;
6. Gurudiberikan;
menampakkan dirinya selama mengajar sikap semangat.

 
9

Azhar 9
Azhar
Arsyad., Motivasi dalam memperoleh
Arsyad.,
op. cit. h.op.
17 cit. h. 17 


bahasa asing menurut Burt, Dulay,
9
Azhar9 Arsyad., op. cit. h. 17
Azhar Arsyad., op. cit. h. 17 kebutuhan, keinginan murid
dan Krashen adalah semacam
Prinsip-Prinsip dorongan
Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Pembelajaran Bahasa Bahasa 
Arab| 9Arab | 9
 
untuk Prinsip-Prinsip
mengetahui sesuatuPrinsip-Prinsip
bahasa. .1010 Pembelajaran Bahasa Arab | 9 | 9
Pembelajaran Bahasa Arab
 Gardner
 dan Lambert (1972) adalah tokoh pencetus utama
pembagian dua macam motivasi dalam belajar bahasa asing, yaitu:
Integratif dan Instrumental.
Motivasi instrumental adalah keinginan untuk memiliki kecakapan
berbahasa asing karena alasan faedah atau manfaat, seperti: agar
mudah mendapat pekerjaan, penghargaan sosial atau memperoleh

9
Azhar Arsyad., Op. Cit. hlm. 17
Azhar Arsyad., Suatu Penafsiran Psikodinamik Terhadap Metodologi Pengajaran
10

Bahasa Yang Inovatif, (Jakarta: Al-Quswa, 1989). hlm. 27

Saepudin, M.Pd. 
keuntungan ekonomi lainnya. Di sini yang nampak adalah nilai
praktis dari keuntungan yang diperoleh. Motivasi Integratif adalah
adanya keinginan untuk memperoleh kecakapan berbahasa asing agar
dapat berintegrasi dengan masyarakat pemakai bahasa tersebut. Di
sini yang terlihat adalah adanya minat pribadi yang tulus terhadap
keinginan untuk bermasyarakat dengan kelompok orang-orang yang
memilki bahasa asing tersebut beserta kebudayaannya.
Stevick (1976) menyatakan bahwa orang yang belajar bahasa
asing dengan motivasi instrumental erat kaitannya dengan orang yang
memilki sikap belajar defensif. Sebaliknya orang yang bermotivasi
integratif erat kaitannya dengan orang yang bersikap reseptif.
Adapun Harmer mengatakan bahwa siswa yang benar-benar
ingin belajarlah yang akan berhasil dalam kondisi dan situasi apapun.
Oleh karena itu seorang guru harus bisa menciptakan suasana di
mana siswa tetap memiliki motivasi dalam pembelajaran bahasa. Ia
membagi motivasi ke dalam dua kategori, yaitu: extrinsic motivation
(motivasi yang datang dari luar kelas dan intrinsic motivation (motivasi
yang datang dari dalam sekolah).1111
Extrinsic motivation dibagi lagi ke dalam dua kategori yaitu:
integrative motivation dan instrumental motivation. Motivasi yang pertama
adalah adanya ketertarikan terhadap budaya masyarakat yang memiliki
bahasa tersebut. Oleh karena itu, ia ingin melibatkan dirinya dalam
budaya tersebut. Motivasi yang kedua adalah keyakinan siswa bahwa
jika ia menguasai bahasa target maka ia akan mendapatkan pekerjaan,
posisi, dan kesuksesan lainnya di masa akan datang.

11
Jeremy Harmer, The Practice of English language Teaching, (UK: Longman Group,
1992). h.4-6

10 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


yang kedua adalah keyakinan siswa bahwa jika ia menguasai
bahasa target maka ia akan mendapatkan pekerjaan, posisi, dan
kesuksesan lainnya di masa akan datang.
Adapun Adapun faktor-faktor
faktor-faktor yang mempengaruhi
yang mempengaruhi intrinsic
intrinsic motivation,
motivation,
Harmer Harmerbeberapa
menjelaskan menjelaskan
faktor, beberapa faktor,
di antaranya di fisik
kondisi antaranya
kondisi fisik (physical condition), metode yang digunakan
(physical condition), metode yang digunakan (method), guru (teacher),
(method), guru (teacher), dan kesuksesan (success).
dan kesuksesan (success).

Pemantapan (( ))
E.E.Pemantapan
DalamDalam
pelaksanaan prinsipprinsip
pelaksanaan ini, guru
ini, memungkinkan untuk untuk
guru memungkinkan

melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Belajar
1. Belajar dilakukan
dilakukan denganprkatek
dengan prkatekbukan
bukan penjelasan
penjelasan tentang
tentang
1. Belajar dilakukan
kaedah. Contoh, dengandalam prkatek bukan
kaedah. Contoh, dalam menjelaskan fi’il mi ( ) )
menjelaskan penjelasan
fi’il m di ( tentang

kaedah. Contoh, dalam menjelaskan  fi’il mi (  )
guru guru
langsung langsung
11
Jeremy
memberikan
memberikan
Harmer, The
contoh-contoh
contoh-contoh bukandefinisi
bukan
Practice of English
definisi: :
language Teaching, (UK:
guruLongman
langsung memberikan contoh-contoh bukan definisi :
Group, 1992). h.4-6

Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa  
Arab| 11
  
 
  
  
  
  
  
  
12
Tidak mendahulukan kaedah atau definisi-definisi, contoh12 12
:
Tidak mendahulukan
Tidak mendahulukan kaedah ataukaedah atau definisi-definisi,
definisi-definisi, contoh contoh:
: 12

: 
 
12

2. Tidak cukup dengan satu contoh, guru harus membuat


2. beberapa
2. Tidak cukup
Tidak dengansatusatu
cukup dengan
contoh. contoh,
contoh, guru membuat
guru harus harus membuat
beberapa
3. beberapa contoh.
contoh. guru memberikan contoh siswa diberikan
Ketika
3. kesempatan
Ketika guru memberikan contoh siswa diberikan
3. Ketika guru untuk menggunakannya
memberikan dalam
contoh siswa kalimat.
diberikan kesempatan
4. kesempatan
Mendorong untuk menggunakannya
siswa untuk dalam
mengekspresikan kalimat. dirinya dalam
untuk menggunakannya dalam kalimat.
4. mengungkapkan
Mendorong siswa untuk mengekspresikan
kalimat-kalimat yang sedang dipelajarinya.dirinya dalam
mengungkapkan
Apabila
12
kalimat
Ali al-Jar
kalimat-kalimat
itu kalimat
m., al-Nahwu a- W lih,tanya
yang sedang
(Mesir:?Dhendaknya
dipelajarinya.
rul Ma’ rif). h.siswa
19 didorong
Apabila kalimat itu
untuk berekspresi bertanya. kalimat tanya ?
Apabila hendaknya siswa didorong
Saepudin, M.Pd. kalimat itu mengandung 11
untuk berekspresi bertanya.
arti heran, maka wajah atau gerak Apabila kalimat
tubuh itu lainnya
mengandung
harus
arti heran, maka
menunjukkan wajah atau
keheranan. gerak demikian
Dengan tubuh lainnya harus
pembelajaran
4. Mendorong siswa untuk mengekspresikan dirinya dalam
mengungkapkan kalimat-kalimat yang sedang dipelajarinya.
Apabila kalimat itu kalimat tanya ? hendaknya siswa didorong
untuk berekspresi bertanya. Apabila kalimat itu mengandung arti
heran, maka wajah atau gerak tubuh lainnya harus menunjukkan
keheranan. Dengan demikian pembelajaran menjadi lebih real
dan lebih komunikatif.

12 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


PEMBELAJARAN KETERAMPILAN
MENYIMAK (Al-Istimā’)

A. Pendahuluan
Keterampilan berbahasa mencakup menyimak (al-istim ),
bercakap (al-kal m), membaca (al-qir ’ah), dan menulis (al-kit bah).
Keterampilan menyimak dan membaca dikategorikan ke dalam
keterampilan reseptif (al-mah r t al-Isti’ biyyah/al-istiqb liyyah/receptive
skills) dan keterampilan berbicara dan menulis dikategorikan ke
dalam keterampilan produktif (al-mah r t al-ibtik riyyah/al-int jiyyah/
productive skills).
Setiap keterampilan berbahasa tersebut saling berkaitan dan
saling mendukung satu sama lainnya. Kemampuan satu keterampilan
seperti menyimak akan membantu seseorang untuk berbicara dan
kemampuan berbicara dengan baik akan mendukung kemampuan
membaca dan menulis begitu juga sebaliknya.

Saepudin, M.Pd. 13
Keterampilan menyimak mempunyai peranan yang sangat penting
dalam pembelajaran bahasa. Seseorang tidak bisa mengucapkan
sesuatu yang baru apabila dia tidak pernah mendengar sebelumnya.
Begitu juga keterampilan menyimak sangat berperan dalam
mendukung keterampilan lainnya yaitu membaca dan menulis.
Meskipun keterampilan menyimak dikategorikan sebagai
keterampilan reseptif dan dianggap lebih mudah dibanding dengan
yang lainnya namun pada kenyataannya keterampilan ini kurang
menjadi perhatian yang maksimal dari para guru bahasa sehingga
hasilnya kurang memuaskan. Hal ini bisa dilihat dari nilai yang
diperoleh dari evaluasi pembelajaran bahasa seperti TOEFL atau
TOAFL, ketererampilan menyimak mendapatkan skor yang paling
rendah dibanding dengan skor untuk keterampilan bahasa lainya.
Kalaupun pembelajaran menyimak itu dilakukan oleh para guru
atau instruktur bahasa, hal tersebut hanya dilakukan dalam bentuk
imitative atau reactive yaitu guru hanya menitikberatkan bagaimana
siswa dapat mengulangi atau mengucapkan bahkan menulis sesuai
dengan apa yang telah didengarnya. Sub keterampilan menyimak
seperti itu dapat dikategorikan sebagai sub keterampilan menyimak
paling dasar. Padahal masih banyak teknik-teknik pembelajaran
menyimak yang lebih menitikberatkan pada pemahaman bahkan
teknik yang lebih interaktif.
Masalah tersebut di antaranya disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan para guru tentang teknik pembelajaran menyimak dan
masih kurangnya materi menyimak baik dalam bentuk kaset, CD,
multimedia lainnya yang disertai dengan buku teks yang lengkap
dengan latihan. Hal ini merupakan tantangan bagi guru atau

14 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


pengajar bahasa Arab khususnya bagi yang ingin mengembangkan
keterempilan menyimak.

B. Konsep Dasar Pembelajaran Menyimak


Keterampilan menyimak atau mendengar (al-mah rah al-istim
’/listening skill) adalah kemampuan seseorang dalam mencerna atau
memahami kata atau kalimat yang diujarkan oleh mitra bicara atau
media tertentu.
Adapun Shaleh Abdul Majid mengemukakan bahwa keterampilan
menyimak adalah kemampuan menganalisa simbol-simbol bahasa
ke dalam makna-makna yang dimaksud oleh pembicara tanpa ada
tambahan atau pengurangan.2
Kemampuan menyimak dapat dilakukan dengan latihan yang
terus menerus untuk mendengarkan perbedaan bunyi unsur-unsur
kata (fonem) dengan unsur-unsur lainnya berdasarkan makhraj huruf
yang benar baik langsung dari penutur aslinya maupun melalui
rekaman.
Meskipun demikian, dalam praktik komunikasi yang sebenarnya,
seseorang dalam memehami pesan yang disampaikan oleh mitra
bicara sering mendapatkan gangguan baik gangguan yang berasal
dari si pembicara itu sendiri seperti bunyi bahasa yang kurang jelas
diucapkan karena sakit atau struktur bahasa yang kacau maupun
dikarenakan ada gangguan dari luar seperti lingkungan yang ramai
dimana komunikasi itu terjadi sehingga banyak suara yang dapat


Acep Hermawan. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab.(Cet. 1;Bandung: PT.
Remaja RosdaKarya, 2011), hlm. 130.
2
Shalah Abdul Majid, Ta’allum al- Luqhah al-Hayyah Wa Ta’līmuhā, (Cet. I; Beirut
: Maktabah Lubnan, 1981), hlm. 7.

Saepudin, M.Pd. 15
didengar selain pesan yang disampaikan oleh mitra bicara. Kalau hal
tersebut terjadi maka dapat diperkirakan pesan yang disampaikan
olehterganggu
dapat mitra bicara. Kalau
sehingga hal tersebut
penerima terjadi
pesan atau makatidak
pendegar dapat
dapat
diperkirakan pesan yang disampaikan dapat terganggu sehingga
mendengarkan pesan dengan baik atau dapat mengakibatkan kepada
penerima pesan atau pendegar tidak dapat mendengarkan pesan
kesalahpahaman.
dengan baik atau dapat mengakibatkan kepada kesalahpahaman.
Berlangsungnya prosesproses
Berlangsungnya komunikasi bahasa dapat
komunikasi bahasadigambarkan
dapat
3
sebagai berikut:
digambarkan 3
sebagai berikut:

Gangguan

Pengirim Pesan Penerima


Enkoding Dekoding
pesan ujaran pesan
/Pembicara /Pendengar

Umpan
balik

Gambar 1. Proses Komunikasi


Gambar 1. Proses Komunikasi

Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses


komunikasi ganguan tersebut dapat terjadi ketika proses penyampaian
pesan oleh3 siLihat
pembicara danselengkapnya
penjelasan dapat terjadi jugaAbdul
dalam ketikaChaer
proses penerimaan
dan Leonie
Agustina. Sosiolinguitik: Perkenalan Awal. (Cet. II; Jakarta:
pesan oleh si pendengar. Hal ini dapat mempengaruhi umpan PT Rineka Cipta,balik
2004), h. 20
yang disampaikan oleh si pendengar atau si penerima pesan.
Pembelajaran Keterampilan Menyimak | 16

3
Lihat penjelasan selengkapnya dalam Abdul Chaer dan Leonie Agustina.
Sosiolinguitik: Perkenalan Awal. (Cet. II; Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm. 20.

16 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


Dengan latihan yang terus menerus kendala-kendala dalam
berkomunikasi khususnya dalam menyimak dapat diatasi. Namun
pada kenyataannya menyimak adalah keterampilan berbahasa yang
hingga sekarang agak diabaikan dan belum mendapat tempat yang
sewajarnya dalam pembelajaran bahasa. Masih kurang sekali materi
berupa buku teks dan sarana lain, seperti rekaman yang digunakan
untuk menunjang tugas guru dalam pengajaran menyimak.
Sebagai salah satu keterampilan reseptif, ketrerampilan menyimak
menjadi unsur yang harus didahulukan dalam pembelajarannya.
Memang secara alamiah, manusia pertama kali memahami bahasa
orang lain melalui pendengaran atau keterampilan menyimak.

C. Fase-Fase Pembelajaran Menyimak


1. Fase Pengenalan
Pada fase pengenalan ini guru mengawali pembelajaran dengan
pengenalan (identifikasi) bunyi bahasa. Tahap pengenalan ini sangat
penting dilakukan karena sistem bunyi bahasa Indonesia berbeda
dengan dengan sistem bunyi bahasa Arab. Oleh karena itu, guru
hendaknya memperkenalkan bunyi bahasa Arab yang mempunyai
kesamaan bunyi dengan bahasa anak didik. Bahkan guru dapat
menganalogikan huruf-huruf Arab tertentu dengan kata-kata yang
ada dalam bahasa Arab. Misalnya, huruf “ba” sama dengan bunyi “ba”
dalam kata “baju” atau bunyi “sa” sama dengan bunyi “sa” dalam kata
“saya”. Kemudian pengenalan ditingkatkan pada bunyi-bunyi bahasa
Arab yang tidak ada dalam bahasa anak didik.
Teknik yang biasa digunakan pada fase ini adalah guru
memberikan contoh atau menyebutkan bunyi-bunyi bahasa tersebut
kemudian peserta didik mengikutinya. Selain itu dapat juga

Saepudin, M.Pd. 17
ditingkatkan pada bunyi-bunyi bahasa Arab yang tidak ada dalam
bahasa anakyang
kata-kata didik.
bahasa anakada dalam bahasa Arab. Misalnya, huruf “ba” sama
didik.
Teknik
dengan bunyi yang
“ba” biasa
dalam digunakan padaatau
fasebunyi
ini adalah guru
Teknik yang biasakata “baju”
digunakan pada fase “sa” sama
ini adalah guru
memberikan
dengan bunyi
memberikancontoh
“sa” atauatau
dalam
contoh menyebutkan
katamenyebutkan bunyi-bunyi
“saya”. Kemudian bahasa
pengenalan
bunyi-bunyi bahasa
tersebut kemudian
ditingkatkan
tersebut pada peserta
kemudianbunyi-bunyi didik
peserta mengikutinya.
bahasa
didik Arab yangSelain
mengikutinya. tidak
Selain itu
ada dapat
itudalam
dapat
dengan menggunakan alat bantu seperti kaset atau CD juga dapat
bahasa
juga anak
dengan didik.
juga dengan menggunakan alat bantu seperti kaset atau CD juga
menggunakan alat bantu seperti kaset atau CD juga
meringankan
Teknik guru biasa
yang dan dapat menghindari
pada dari
fasekesalahan-kesalahan
dapat dapat
meringankan
meringankanguruguru dandigunakan
dapat
dan menghindari
dapat menghindari inidari
dari adalah
kesalahan-guru
kesalahan-
ucapan. Halcontoh
memberikan ini dapat dilakukan dengan bunyi-bunyi
latihan berulang-ulang
kesalahan
kesalahan ucapan.
ucapan. Halatau
Hal menyebutkan
ini ini dapatdilakukan
dapat dilakukan dengan bahasa
dengan latihan
latihan
sehingga
tersebut pserta didik
kemudian
berulang-ulang dapat
peserta
sehingga membedakan
didik
pserta mengikutinya.
didik unsur-unsur
dapat Selain
membedakan fonem
itu yang
dapat
unsur-
berulang-ulang sehingga pserta didik dapat membedakan unsur-
unsurhampir
fonemsama.yangLatihan-latihan menyimak dengan menggunakan
juga unsur
denganfonem
menggunakan
yang alat bantu
hampir sama. seperti kaset atau
Latihan-latihan CD juga
menyimak
hampir sama. Latihan-latihan menyimak
dapat meringankan
teknik
denganpengontrasan
menggunakanguru dan
pasangan dapat menghindari
ucapan suatu
teknik pengontrasan dari
kata yang
pasangan kesalahan-
hampirsuatu
ucapan sama
suatu
dengan menggunakan teknik pengontrasan pasangan ucapan
kesalahan
kata ucapan.
yang
disebuthampir hampir
contrastive Halsama ini dapat
disebut
atau minimal
pairs disebut dilakukan
contrastive
pairs. dengan
pairs atau latihan
minimal
kata yang sama contrastive pairs atau minimal
berulang-ulang
pairs. sehingga pserta didik dapat membedakan unsur-
pairs. Di antara bunyi bahasa yang diperkenalkan adalah:
unsur fonem yang bunyi
Di antara hampirbahasa sama. Latihan-latihan
yang diperkenalkan menyimak
adalah:
a. Di
Bunyi yangbunyi
antara ada dalam
bahasa bahasa
yangIndonesia;
diperkenalkan adalah:
dengan menggunakan
a. Bunyi teknikbahasa
yang ada dalam pengontrasan
Indonesia; pasangan ucapan suatu
a. kata
Bunyi yang ada dalam bahasa Indonesia;
 
yang hampir sama disebut contrastive pairs atau minimal
Di
pairs.
  
antara bunyi bahasa yang diperkenalkan adalah:

a. Bunyi yang ada dalam bahasa Indonesia;

 
b.b.Bunyi
Bunyiyang
yangtidak
tidakada
adadalam
dalambahasa
bahasaIndonesia:
Indonesia:
tidak
b. Bunyi yang ada
dalam
bahasa
Indonesia:

Bunyi
c. yang
hampir 
sama: 


c. Bunyiyang
hampir
sama:

b. Bunyi yang tidak ada dalam bahasa Indonesia:


Bunyi
yang
 hampir
 
sama:

c. Bunyi yang hampir sama: Pembelajaran Keterampilan Menyimak | 18
Pembelajaran
Keterampilan
Menyimak
| 18

Pembelajaran Keterampilan Menyimak | 18


Dalam memperkenalkan bunyi-bunyi bahasa tersebut lebih baik
dalam bentuk kata atau kalimat yang mempunyai makna dan sesuai
dengan pengalaman peserta didik. Misalnya:

18 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


dan
lebih
makna
makna   dan
baik
 sesuai dengan
dalam
pengalaman
bentuk
kata
atau
peserta 
didik.
 Misalnya:
kalimat didik.
yang
Misalnya:
mempunyai
 

dan dengan
sesuai dengan peserta
pengalaman Misalnya:
peserta 
makna sesuai pengalaman didik. 


 
 




 


 
 
  
   dengan
 cara
 guru 
Teknik latihan untuk
Teknik latihan untuk pengenalan bunyi bisa  pengenalan bunyi bisa
 bunyi
cara 
 guru
dengan guru
Teknik latihansatu
membacakan
membacakan satupengenalan
kata kemudian untuk kata pengenalan
kemudian siswa bunyi memilihbisa dengan cara
apa saja
Teknik latihan untuk bunyisiswa memilihcara
bisa dengan bunyi
guruapa saja
membacakan
yang
Teknik
yang Teknik
membacakan terdapat
latihan
terdapat dalam
satulatihan
kata
satu
dalam
untuk kata
katakata
kemudian
untuk
kemudian
tersebut.
pengenalan
tersebut. bunyi
siswa memilih
pengenalan
siswa
bunyi bisa memilih
bunyi
bisa dengan bunyi
cara
apa saja
apa
guru saja
Teknik latihan untuk pengenalan bunyi bisadengan dengan cara
cara guru
guru

bunyi
 
yang terdapat dalam kata tersebut.
yangmembacakan
 
 
 
membacakan
terdapat dalam satu
Contoh kata kata
satu kemudian
kata
tersebut.
1: Guru kemudian siswa
siswa
mengucapkan memilih
memilih bunyi
bunyi apa
apa
dan saja
saja
siswa
membacakan satu kata kemudian siswa memilih
 apa saja yang
dan   dan
Contoh 1: Guru mengucapkan dan siswa
untuk
yangyang
terdapat dalam
terdapat
Contoh dalamkata tersebut.
kata tersebut.
1:mengucapkan
Guru mengucapkan siswa
terdapat
Contoh 1:dalam
Gurukata tersebut. siswa

 
 
  
mendengarkan kemudian siswa diminta

 
 
memilih

mendengarkan kemudian siswa diminta untuk memilih salah salah
satusatu
Contoh
ContohContoh
mendengarkan 1:1: 1:Guru
Guru
Guru
kemudian mengucapkan
mengucapkan
mengucapkan
siswa diminta  untuksalah memilihdan
dan siswa
siswa
siswa
daridari
mendengarkan
dua dua pilihan
kemudian
pilihan yang yang
siswa
sudahsudah
dimintadisedaikan:
untuk
disedaikan: memilih satu salah satu
mendengarkan
dari duayang
pilihan
mendengarkan kemudian
yang
kemudian sudahsiswa diminta
disedaikan:
siswa untuk
dimintauntuk
untukmemilih memilih salah satu
memilih salah
salah satu
dari dua pilihan
mendengarkan sudah
kemudian disedaikan:
siswa diminta satu
dari dua
dua pilihan
pilihan yang
yang sudah
sudah disedaikan:
   
dari disedaikan:
dari dua pilihan yang sudah disedaikan:
     
 ..
 b
b
. b . b
Contoh 2: Guru menyebutkan  dan.siswa
.
 memilih b
Contoh
Contoh
Contoh 2: Guru
2: Guru
2: Guru
Contoh menyebutkan
menyebutkan
2:  dan
menyebutkan
Guru menyebutkan
siswa
dan


 
danmemilih

siswa


siswa
memilih
dan siswadaribdua
memilih
memilih
dari dua
katakata 2: Guru menyebutkan  dan siswa memilih
berikut:
Contoh
berikut:
2: Guru menyebutkan  dan siswa memilih
dari dua kata berikut:
dari dua kata berikut:
Contoh berikut:
dari
daridua
dua kata
kata berikut:  
  
dari dua kata berikut:
 
bb b
 
d. Bunyi harakat pendek dan panjang, misalnya:  b b
d. Bunyi harakat pendek dan panjang, misalnya:
misalnya:  b
d. Bunyi
d. Bunyi harakat
harakat pendekpendek dan panjang,
dan panjang, misalnya:
misalnya:




d.d.Bunyi
Bunyi harakat
harakat pendek
pendekdan
danpanjang,
panjang,misalnya:
pendek
panjang,
 misalnya:
 

d. Bunyi harakatdan

Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Keterampilan
Keterampilan
Keterampilan
Keterampilan
Menyimak
Menyimak Menyimak
| Menyimak
19|| 19 19| 19
misalnya:Keterampilan Menyimak | 19
Pembelajaran
e. Bunyi huruf-huruf ber-tasydid,
Pembelajaran Keterampilan Menyimak | 19
e. Bunyi huruf-huruf ber-tasydid, misalnya:

f. Bunyi alif-lam syamsiyah dan qamariyah, misalnya:

g. Bunyi huruf bertanwin, misalnya:
Saepudin, M.Pd. 19


e. Bunyi huruf-huruf ber-tasydid, misalnya:

f. huruf-huruf
Bunyi alif-lam ber-tasydid,

syamsiyah danmisalnya:
qamariyah, misalnya:
e. Bunyi

f. Bunyi alif-lam syamsiyah dan qamariyah, misalnya:
ber-tasydid,
e. Bunyi huruf-huruf misalnya:

f. Bunyi alif-lam syamsiyah dan qamariyah, misalnya:
misalnya:


g. Bunyi huruf bertanwin,
alif-lam  dan
g. Bunyi huruf bertanwin, misalnya:
f. Bunyi syamsiyah qamariyah,
 
misalnya:
g. Bunyi huruf bertanwin, misalnya:
h. Bunyi  yang disukunkan
diakhir kataatau
kalimat

 
 
   
              
 
huruf-huruf
untuk meringankan ucapan, misalnya:
g. Bunyi huruf bertanwin, misalnya:
h. Bunyi huruf-huruf yang
 
 
 
 
 
disukunkan
  di kata
akhir
 
 
atau

kalimat 
untukh.meringankan
Bunyi huruf-huruf ucapan,yang misalnya:
disukunkan di akhir kata atau kalimat

yaitu guru menyebutkan kata atau kalimat sederhana


 
 
 
   
  di kata
atau   siswa

Teknik meringankan
lain yang dapat digunakan pada fase pengenalan
h. Bunyi untuk
huruf-huruf yang ucapan,
disukunkan misalnya: akhir kalimat
dan
untuk meringankan ucapan, misalnya:
dimintaTeknik
untuk lain mengulanginya
yang dapat digunakan meskipun pada siswafase tersebut
pengenalan tidak
memahaminya.
yaitu guru menyebutkan Teknik ini oleh
kata atau
Brown
disebut
kalimat sederhana
reactive
 dansiswa

dan
4
intensive.untuk mengulanginya meskipun siswa tersebut tidak
diminta Teknik lain yang dapat digunakan pada fase pengenalan
2. Fase Pemahaman
memahaminya. Teknik Permulaan ini
yaitu guru Teknik lain
menyebutkan yang dapat kataoleh atau Brown
digunakankalimat padadisebut reactive
fase pengenalan
sederhana dan siswa dan
yaitu
intensive.Pada
4 fase ini siswa diajak untuk memahami ungkapan
diminta
guruuntuk mengulanginya
menyebutkan kata atau kalimat meskipun sederhana siswadan tersebut
siswa diminta tidak
sederhana
2. Fase yang disampaikan
Pemahaman Permulaan oleh guru atau temannya yang
memahaminya. Teknik meskipun
untuk mengulanginya ini oleh siswa Brown
5 tersebut disebut reactive dan
tidak memahaminya.
didahuluiPada4 dengan
fase hanya
ini siswa respon diajak fisikuntuk dan kemudianmemahami respon
ungkapan lisan
intensive.
Teknik ini oleh Brown disebut reactive dan intensive.4
sederhana. yang
sederhana Teknikdisampaikan
ini juga direkomendasikan oleh Brown yang
2. Fase Pemahaman Permulaan oleh guru atau temannya yang
disebut
didahului dengan
dengan teknik responsive. 5
2. Pada
Fase fase hanya
Pemahaman ini siswa respon
Permulaan
diajak fisik untuk dan kemudian memahami respon
ungkapan lisan
sederhana.
sederhana Teknikdisampaikan
yang ini juga direkomendasikan guru atauoleh
oleh memahami Brown yang
temannya yang
4 Pada faseBrown.
ini siswa diajak by untuk ungkapan sederhana
Douglas Teaching Principles: An Interactive Approach to
disebut
didahului dengan teknik
dengan (New hanya responsive.
respon 5
fisiktemannya
dan kemudian respon
yangPedagogy.
Language disampaikan oleh
York: guru atau
A Person Education yang
Company,didahului
2001) dengan p.lisan
255
5
sederhana. Lihat dan bandingkan
Teknik ini5 juga dengan teknik Total Pysical
direkomendasikan Response (TPR)
hanya
4 respon fisik dan kemudian respon lisanoleh Brown Teknik
sederhana. yang
pada bukuDouglas
yag ditulis:
Brown. Diane Larsen-Freeman.
Teaching by Principles: Techniques
An Interactive
and Principles
Approach to in
disebut dengan
Language Pedagogy. teknik
Teaching. (Engliand: responsive.
(New York: Oxford
A Person University
Education Press,Company,
1986) h.2001) 109 p. 255
5
Lihat dan bandingkan dengan teknik Total Pysical Response (TPR)
4 4 Douglas Brown. Teaching bybyPrinciples:
Pembelajaran An Interactive
Keterampilan Approach to Language
Menyimak | 20
pada buku yag ditulis:
Douglas Brown.Diane Larsen-Freeman.
Teaching Principles:Techniques and
An Interactive Principles
Approach in
to
Pedagogy.
Language (New York:
Teaching. A PersonOxford
(Engliand: Education Company,Press,
University 2001) 1986)
p. 255 h. 109
Pedagogy. (New York: A Person Education Company, 2001) p. 255
5 5
Lihatdan
Lihat dan bandingkan
bandingkandengan
dengan teknik TotalTotal
teknik PysicalPysical
Response (TPR) pada
Response buku
(TPR)
Pembelajaran Keterampilan
pada buku yag ditulis: Diane Larsen-Freeman. Techniques and Menyimak | 20
Principles in
20 Teaching. (Engliand:
Language Pembelajaran
OxfordKeterampilan
University Berbahasa
Press, Arab
1986) h. 109

Pembelajaran Keterampilan Menyimak | 20


ini juga direkomendasikan oleh Brown yang disebut dengan teknik
responsive.
a.a.
a.
a.a.a.
ResponFisik:
Respon
Respon
Respon
Respon
Respon
Fisik:teknik
Fisik:
Fisik:
Fisik:
Fisik:
teknikini
teknik
teknik
inisama
ini
ini sama
teknik
teknik ini
ini
samadengan
sama
dengan
sama
sama
denganmetode
dengan
metode
dengan
dengan
metodeTotal
metode
Total
TotalPhysical
Total
Physical
metode
metode Response
Total Physical
Physical
Physical
a.a. Respon
Respon Fisik:
Fisik:
Response (TPR)/�arqah
Response teknik
teknik ini
ini sama
sama
(TPR)/�arqah al-istijbah
(TPR)/�arqah dengan
dengan
al-istijbah al-jismiyyahPhysical
metode
metode
al-istijbah al-jismiyyah Total
Total
Total
al-jismiyyah Physical
Physical
yang
yang
Response
Response
Response qah al-istij bah al-jismiyyah
(TPR)/Tar (TPR)/�arqah
Response (TPR)/�arqah
(TPR)/�arqah yang dikembangkan
al-istijbah
al-istijbah
al-istijbah al-jismiyyah
al-jismiyyah
al-jismiyyah oleh yang
yang
yang
yang
Response
dikembangkanoleh
dikembangkan (TPR)/�arqah
olehProf.
oleh Prof.James
Prof. James al-istijbah
JamesAsher
Asherseorang
Asher seorang al-jismiyyah
seorangpsikolog
psikologdari
psikolog yang
dariSan
dari San
San
dikembangkan
dikembangkan
dikembangkan
dikembangkan oleh
Prof. James Asheroleh
oleh Prof.
seorang
Prof.
Prof. James
psikolog
James
James Asher
Asher
Asher seorang
dari seorang
San
seorang psikolog
Jose psikolog
State dari
College,
psikolog dari
dari San
San
San
dikembangkan
JoseState
Jose StateCollege,
State College,oleh Prof.
College,California, James
California,Amerika
California, Asher seorang
Amerikaserikat
Amerika psikolog
serikatpada
serikat dari
padapertengahan
pada pertengahan
pertengahan San
Jose
Jose
Jose
Jose State
State
State College,
California,66Amerika
College,
College, California,
California, Amerika
serikat padaAmerika
pertengahan
Amerika serikat
tahun
serikat pada
60-an
pada pertengahan
6
yaitu
pertengahan
Jose
tahun
tahun
tahun
State
60-an
60-an
60-an yaituCalifornia,
College,
66 yaitu
yaitu
California,
metode yang
metode
metode yangAmerika
yang serikat
melatih
melatih
melatih
serikat pada
pada
pemahaman
pemahaman
pemahaman
pertengahan
pertengahan
terhadap
terhadap
tahun
tahun
tahun
60-an
metode
tahun yang
60-an
60-an
60-an
6 6 yaitu
melatih
6 yaitu metode
pemahaman
yaitu metode
yaitu metode
metode
yang
yang
yang
melatih
yangterhadap
melatih
melatih
melatih kalimat perintah.terhadap
pemahaman
pemahaman
pemahaman
pemahaman
terhadap
terhadap
terhadap
terhadap
kalimatperintah.
kalimat
kalimat
kalimat perintah.
perintah.
perintah.
kalimatperintah.
kalimat perintah.
    
 

kalimat perintah.
(berdirilah!)
(berdirilah!)
(berdirilah!)
(berdirilah!)
(berdirilah!)
(berdirilah!)
(berdirilah!)
(berdirilah!)
 
 (duduklah!)
(duduklah!)
(duduklah!)
  (duduklah!) (duduklah!)
(duduklah!)
(duduklah!)
(duduklah!)

(masuklah!)
(masuklah!)
(masuklah!)
(masuklah!)
(masuklah!)
(masuklah!)
(masuklah!)
(masuklah!)

   (bukalah



 (bukalahbuku!
(bukalah buku!
buku!

     
 


 (bukalah buku!  (bukalah buku!
(bukalah
(bukalah
(bukalah buku!
buku!
buku!








(Tutuplah




(Tutuplahbuku
(Tutuplah
(Tutuplah
(Tutuplah
(Tutuplah
(Tutuplahbuku
(Tutuplah
bukutulis!)
buku
buku
buku
buku
buku tulis!)
tulis!)
tulis!)
tulis!)
tulis!)
tulis!)
tulis!)
  
  
(Tulislah

    (Tulislahpelajaran!)
(Tulislah pelajaran!)
pelajaran!)
   
  (Tulislah (Tulislah
(Tulislah pelajaran!)
(Tulislah
(Tulislah
pelajaran!)
pelajaran!)
pelajaran!)
pelajaran!)
 
 

(letakkanlah

  

(letakkanlahpulpenmu
(letakkanlah pulpenmudi
pulpenmu diatas
di atasmeja!)
atas meja!)
meja!)
  
  (letakkanlah
(letakkanlah
(letakkanlahpulpenmu
(letakkanlah
(letakkanlah
pulpenmu di
pulpenmudi
pulpenmu
pulpenmu di
atas
di meja!)
atasatas
diatas
atas meja!)
meja!)
meja!)
  
meja!) 


 

(gambarlah

  
(gambarlah persegi
(gambarlah persegi empat
persegi empat
empat
 

 

 
(gambarlah
 (gambarlah
(gambarlah
persegi
(gambarlah persegi empat
persegi empat
persegi empat
empat
dandan
dan
dan dan
danpersegi
persegi
persegi
persegitiga
persegi
persegi
tiga
tiga
tiga
tiga
tigadi
didi
didipapan
di
papan
papan
papantulis!)
papan tulis!)
tulis!)
tulis!)
tulis!)
dipapan tulis!)
 
   
  
 

dan persegi tiga papan tulis!)
(berdirilah
 (berdirilah
(berdirilah didepan
di depankelas!)
depan kelas!)
kelas!)
  (berdirilahdi
(berdirilah
(berdirilah
(berdirilah
di
di
di
depan
didepan depankelas!)
depan
kelas!)
kelas!)
kelas!)
yag ditulis: Diane Larsen-Freeman. Techniques and Principles in Language Teaching.
(Engliand: Oxford University Press, 1986) hlm. 109
Mahyuddin,
6
66
Pembelajaran Bahasa Asing: Metode Tradisional dan Kontemporer,
Mahyuddin,
66 Mahyuddin,
(Jakarta: Bania Publishing, Pembelajaran
Pembelajaran
2010), Bahasa Asing:
Bahasa
hlm. 97 Bahasa Asing:Metode
MetodeTradisional
Tradisionaldan
dan
6 6Mahyuddin,
Mahyuddin, Pembelajaran
Pembelajaran Bahasa Asing:
Asing: Metode
Metode Tradisional
Tradisional dan
dan
Mahyuddin,
6 Mahyuddin,
Kontemporer,
Kontemporer, (Jakarta:
Mahyuddin, Pembelajaran
(Jakarta:Pembelajaran
Bania
Bania Publishing,
Pembelajaran Bahasa
Bahasa
Publishing, 2010),
Bahasa Asing:
Asing:
2010),h.h.97
Asing:97 MetodeTradisional
97Metode
Metode Tradisionaldan
Tradisional dan
dan
Kontemporer,
Kontemporer, (Jakarta:
(Jakarta: Bania
Bania Publishing,
Publishing, 2010),
2010), h.
h.h.97
Kontemporer,
Kontemporer,(Jakarta:
Kontemporer, (Jakarta: BaniaSaepudin,
(Jakarta:Bania
Bania M.Pd.
Publishing,
Publishing,
Publishing, 2010),h.
2010),
2010), h.9797
97 21
PembelajaranKeterampilan
Pembelajaran KeterampilanMenyimak
Keterampilan 21
21
Menyimak|| |21
Menyimak
|21
Pembelajaran
Pembelajaran Keterampilan
PembelajaranKeterampilan Menyimak
Menyimak|||21
KeterampilanMenyimak 21
Pembelajaran
Pembelajaran Keterampilan Menyimak 21
  (Tulislah
 (Tulislah pelajaran!)
pelajaran!)

 (letakkanlah
(letakkanlah pulpenmu
pulpenmu di
di atas
atas meja!)
meja!)

 (gambarlah
(gambarlah persegi
(gambarlah persegi empat
persegi empat
empat dan persegi tiga di papan tulis!)
dan
dan persegi
persegi tiga
tiga di
di papan
papan tulis!)
tulis!)
  (berdirilah
(berdirilah didi
(berdirilah depan
didepan kelas!)
depankelas!)
kelas!)


   

 

 
 
 
 
 

 


 
  

 66
 

 

   

Bahasa 


 






 
 



  




Asing: 





  

 







 

  



  
 

 dan

 
Mahyuddin,
Mahyuddin, Pembelajaran
Pembelajaran Bahasa Asing: Metode Metode Tradisional
Tradisional dan
 pulpen

  

(ambillah diBania
kantong bajumu kemudian berikanlah ke
(ambillah pulpen di kantong 97bajumu kemudian
 
Kontemporer, (Jakarta: Publishing, 2010), h.
h. 97

temanmu

 
Kontemporer, (Jakarta: Bania Publishing, 2010),

 
berikanlah yang
(ambillah
(ambillah
(ambillah
(ambillah
(ambillah
(ambillah
(ambillah
(ambillah
duduk di
pulpen
pulpen
pulpen
pulpen
pulpen
pulpen
pulpen
pulpen
samping
di di dikantong
di di
di
di
dijendela!)
kantong
kantongkantong
kantong
kantong
kantong
kantong bajumu
bajumubajumu
bajumu
bajumu
bajumu kemudian
kemudian
bajumu
bajumu Menyimak kemudian
kemudian
kemudian
kemudian kemudian
kemudian
ke temanmu yangPembelajaran
Pembelajaran duduk Keterampilan
di samping
Keterampilan Menyimak || 21
jendela!) 21
berikanlah
berikanlah keke
berikanlah temanmutemanmu yang
yang duduk
duduk di di samping
samping jendela!)
jendela!)
 keke
berikanlah
berikanlah
berikanlah
berikanlah
berikanlah ke
ke temanmu
ketemanmu

ke temanmu
temanmu
temanmu
temanmu yang
yang
yang duduk
yang
yang
yang dididi

duduk
duduk
duduk
duduk
duduk samping
di
di
di
samping
samping
samping
samping jendela!)
jendela!)
samping

jendela!)
jendela!)
jendela!)
jendela!)






 
 

 

 





 




 











 

(Bukalah
(Bukalah jendela
jendela dan pindahkan pindahkan bangku
bangkuyang
yangada
adadidisekitarnya
sekitarnya
(Bukalah
(Bukalah
(Bukalah jendela
jendela
jendela dandan pindahkan
pindahkan
dan pindahkan bangku
bangku
bangku yangyangadaada
yang di
ada di sekitarnya
sekitarnya
keke
(Bukalah samping
samping
(Bukalah
(Bukalah
(Bukalah
(Bukalah meja
jendela
jendela
jendela
jendela
jendela guru
guru
dan dan
dan
dan
dan dan
dan
pindahkanduduklah
duduklah
pindahkan
pindahkan
pindahkan
pindahkan didi
bangku
bangku
bangku
bangku
bangku atasnya
atasnya
yang yang
yang
yang
yang dan
ada didi
dan
ada
ada
ada
ada di sekitarnya
letakkan
letakkan
di
di
di sekitarnya
sekitarnya
sekitarnya
sekitarnya
sekitarnya
keke samping
betismu
ke ke
betismu samping
samping
samping meja
yang
yang meja
satu
meja
meja
satu guru
guru
di
gurudan
atas
guru
diguru
atas dan
dan dan
betis duduklah
duduklah
betis yang
duduklah
duduklah
yang di di
lainnya!)di atasnya
atasnya
lainnya!)
diatasnyadan
atasnya dan
dandanletakkan
letakkan
letakkan
letakkan
keke kesamping
ke
samping samping
samping meja meja
meja
mejaguru guru
gurudan dandan
dan duduklah
duduklah
duduklah
duduklah di di diatasnya
di atasnya
atasnya
atasnya dandandan
dan letakkan
letakkan
letakkan
letakkan
b. betismu
betismuRespon
betismu
b.betismu betismu
betismu
Respon yang
yanglisan
yangsatu
yang
lisan
yang satudi
satu di
satudi
sederhana
satu atas
atas
sederhana atas
di atasbetis
betis
terhadap
betis yang
yang
betis
terhadap yang
yang lainnya!)
lainnya!)
ungkapan
lainnya!)
ungkapan yang
lainnya!) disampaikan
yang disampaikan
betismu
betismu yang yang
yang satu di di
satu
satu diatas
di
atas atas
atas
betisbetis
betis
betis yang
yangyang
yang lainnya!)
lainnya!)
lainnya!)
lainnya!)
b. b.
Respon
b. Respon
b. Responoleh
Respon lisan
lisan
orang
lisan
lisan sederhana
sederhana
lain
sederhana
sederhana terhadap
terhadap
terhadap
terhadap ungkapan
ungkapan
ungkapan
ungkapan yang
yangyang
yang disampaikan
disampaikan
disampaikan
disampaikan
b. b. b.Respon
b.
Responoleh
Respon
Respon orang
lisanlisan
lain
lisan
lisan sederhana
sederhana
sederhana
sederhana terhadap
terhadap
terhadap
terhadap ungkapan
ungkapan
ungkapan
ungkapan yang
yang yang
yang disampaikan
disampaikan
disampaikan
disampaikan
oleh
oleh
oleh
oleh oleh 
orang
orang
oleh
oleh
olehorang lain
orang
orang
orang
orang
orang
lain
lain
(respon lain sederhana terhadap ungkapan: )
lain
lain
lain
lain

 




 (respon
(respon
(respon
(respon
(respon
(respon sederhana
sederhana
sederhana
sederhana
sederhana
sederhana terhadap
terhadap
terhadap
terhadap
terhadap
terhadap ungkapan:
ungkapan:
ungkapan:
ungkapan:
ungkapan:
ungkapan: 





 )) )))))
 (respon terhadap pertanyaan: 
(respon(respon
(respon sederhana
sederhana
sederhana terhadap
terhadap
terhadap ungkapan:
ungkapan:
ungkapan: ) )





 


 )

 

(respon
(respon
(respon
(respon terhadap
terhadap
terhadap
(respon terhadap pertanyaan:
pertanyaan:
pertanyaan:
terhadappertanyaan:
pertanyaan:
 (respon terhadap pertanyaan:  )
(respon
(respon
(respon
(respon terhadap
terhadap
terhadap
terhadap pertanyaan:
pertanyaan:
pertanyaan:
pertanyaan:



  



(respon
(respon(respon
(respon
(respon
(respon
(respon
(respon
(respon
(respon
terhadap
terhadap
terhadap
terhadap pertanyaan:
pertanyaan:
terhadap
terhadap pertanyaan:
terhadap
terhadap
terhadap
terhadap
pertanyaan: 


pertanyaan:
pertanyaan:
pertanyaan:
pertanyaan:
pertanyaan:
ungkapan: 






 

))

) ) )

)))))


  

 
 
 (respon
(respon
(respon
(respon (respon
(respon
(respon
(respon
(respon
(respon
terhadap
terhadap ungkapan:
ungkapan:
terhadap
terhadap
terhadap
terhadap 
ungkapan:
terhadap
terhadap
terhadap
terhadap 
ungkapan:
ungkapan:
ungkapan:
ungkapan:
ungkapan:
ungkapan:
ungkapan:

 


 

 
 



 


 

))))))))))

 
(respon
 (respon

(respon
(respon
(respon
(respon
(respon terhadap
terhadap
(respon
(respon terhadap
terhadap
terhadap
terhadap ungkapan:
ungkapan:
terhadap
terhadap
terhadap
(respon
ungkapan:
ungkapan:
ungkapan:
ungkapan:
ungkapan:
ungkapan:
ungkapan:
terhadap


ungkapan: 








 
  

 )))))))))
)
22   

 

 




 (respon
(respon
(respon
(respon
(respon terhadap
terhadap
(respon
(respon
(respon
(respon terhadap
terhadapungkapan:
ungkapan:
terhadapungkapan:
terhadap
terhadap
terhadap ungkapan:
ungkapan:
ungkapan:
ungkapan:
ungkapan:
terhadap ungkapan: 
 



Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab

 
 
 )))))))
)


  (respon
(respon terhadap
terhadap
(respon ungkapan:
ungkapan:
terhadap ungkapan:
(respon
 (respon
terhadap ungkapan:
terhadap 
ungkapan: 

 ) )
(respon
 (respon
terhadap ungkapan:
terhadap 
ungkapan: 
 ) )


 (respon
(respon
(respon terhadap
terhadap ungkapan:
ungkapan:
terhadap 
ungkapan: 
 
)))


(respon terhadap
(respon
(respon ungkapan:
terhadap
terhadap ungkapan:
ungkapan:


    

    Keterampilan


3. Fase Pemahaman
Kegiatan
3. Fase Pemahaman Pertengahan

Pertengahan 
Pembelajaran
 
Keterampilan
Pembelajaran Menyimak | 22| 22
Menyimak
pembelajaran yang ditekankan pada fase ini
Kegiatan
3. Fase pembelajaran
Pemahaman yang ditekankan pada fase ini
Pertengahan
adalah3.dengan
Fase Pemahaman
memberikan Pertengahan
beberapa pertanyaan baik secara lisan
adalah3.dengan
Fase Kegiatan
Pemahaman
memberikan
Kegiatan Pertengahan
beberapa
pembelajaran
pembelajaran
pertanyaan
yang baikpada
ditekankansecara pada lisanfase ini
maupun tulisan kepada siswa. yang ditekankan
Adapun kegiatan fase ini
tersebut
maupun tulisan
Kegiatan
adalah
adalah dengan
dengan kepada
pembelajaran siswa.
memberikan
memberikan yang Adapun
ditekankan
beberapa
beberapa kegiatan
padabaik
pertanyaan
pertanyaan tersebut
fasesecara
ini
baik adalah
secara
lisan lisan
diantaranya adalah:
diantaranya
dengan
maupun
maupun adalah:
memberikan beberapa
tulisankepada
tulisan kepada pertanyaan
siswa.
siswa. baik
Adapun secara
Adapun lisan
kegiatan
kegiatan maupun
tersebut tersebut
a. Guru membacakan bacaan pendek atau memutar rekaman.
a. Guru membacakan
diantaranya
diantaranya
tulisan kepada adalah: bacaan
adalah: pendek tersebut
atau memutar rekaman.
Setelah itu gurusiswa. Adapun kegiatan
memberikan diantaranya
pertanyaan mengenai adalah:
isi bacaan.
Setelah
a.a. itu
Guru
Guru guru
a. Guruhanya
memberikan
membacakan
membacakan
membacakan bacaan pertanyaan
pendek
bacaan
bacaan pendek pendekmengenai
atau memutar
atau
atau memutar
isi
memutar bacaan.
rekaman.
rekaman. rekaman.
BiasanyaSetelah itu pada
guru aspek-aspek
memberikan penting
pertanyaan saja, isi
mengenai misalnya:
bacaan.
Biasanya hanya pada
Setelahituituguru
guru aspek-aspek
memberikan penting
pertanyaan saja, misalnya:
mengenai isi bacaan.
Setelah
nama,Biasanya
tanggal, memberikan pertanyaan mengenai
ide isi bacaan.
nama, Biasanya
tanggal, hanyatempat,
tempat,
pekerjaan
pada aspek-aspek
pekerjaan
dan
penting
dan saja,
ide
pokok.
misalnya:
pokok.
hanya
Biasanyatanggal,
hanya pada pada aspek-aspek
aspek-aspek penting
penting saja, saja,nama,misalnya:
Contohnya:
nama,
Contohnya: tempat, pekerjaan danmisalnya:
ide pokok.
nama, tempat,
tanggal, tanggal, tempat,
pekerjaan dan ide pekerjaan dan ide pokok.
pokok. Contohnya:

Contohnya:

Contohnya: 



   
 
 
 

 
  
 
       

       
        

     



 




 



   


 



 

 


Kemudian guruguru
Kemudian
Kemudian
Kemudian 
memberikan
guru memberikan
memberikan
guru memberikan
beberapa
pertanyaan.
beberapa
beberapa
beberapa pertanyaan.
pertanyaan.
pertanyaan. Misalnya:
 
Misalnya:
Misalnya:
Misalnya:
Kemudian guru memberikan beberapa 
Misalnya:
pertanyaan.
 




 

Saepudin, M.Pd.  23

Pembelajaran Keterampilan Menyimak | 23


Pembelajaran Keterampilan Menyimak | 23


b. Guru memutar rekaman percakapan. Selanjutnya guru
b. Guru
b. Guru memutarrekaman
memutar rekaman percakapan.
percakapan. Selanjutnya
Selanjutnya guru guru
mem­
memberikan beberapa pertanyaan misalnya tentang; apa isi
berikan beberapa
memberikan beberapapertanyaan misalnya
pertanyaan tentang;tentang;
misalnya apa isi percakapan,
apa isi
percakapan, siapa yang berbicara, di mana mereka berbicara,
siapa yang berbicara,
percakapan, di mana mereka berbicara, bagaimana nada
bagaimanasiapa
nadayang
bicaraberbicara, di mana
mereka (gembira, mereka
sedih, berbicara,
heran, marah,
bicara
bagaimana
dan mereka (gembira,
nada bicara
sebagainya). sedih,
mereka
Contohnya: heran, marah,
(gembira, sedih, dan sebagainya).
heran, marah,
Contohnya:
dan sebagainya). Contohnya: 

   
     
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   

  
   
 
   
   
Pembelajaran Keterampilan Menyimak | 24

Pembelajaran Keterampilan Menyimak | 24


24 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab
 
  

  
 

  
 
 

 

  

 
 


  

 

 

  

 

  
  
 
Kemudian
Kemudian guru
gurumemberikan
Kemudian guru beberapa
memberikan
memberikan pertanyaan
beberapa
beberapa pertanyaansebagai
pertanyaan sebagai
sebagai
berikut:
berikut:berikut:

 



 

c. Guru membacakan
c. c.Guru sebuah percakapan atau memutarrekaman
rekaman
Gurumembacakan
membacakansebuahsebuahpercakapan
percakapanatau
ataumemutar
memutar rekaman
yang pembicara yang satudikosongkan
dikosongkan dan siswasiswa
yang
yangpembicara
pembicara yang
yang satu
satu dikosongkandan dan mengisi jawaban
siswamengisi
mengisi
jawaban tersebut sesuai dengan kemampuannya
jawaban tersebut sesuai dengan kemampuannya atauhanya
tersebut sesuai dengan atau
kemampuannya hanya
atau memilih
hanya
memilih jawaban
jawaban yang
yangsudah
sudahdisediakan. Contohnya:
disediakan. Contohnya:
memilih jawaban yang sudah disediakan. Contohnya:


 


 
Pembelajaran Keterampilan
Pembelajaran Menyimak
Keterampilan | 25
Menyimak | 25

Saepudin, M.Pd. 25
 

 

  

 

..................................: 

 

 

  

 

 

  

4. Fase Pemahaman Lanjutan


Kegiatan yang diberikan kepada siswa pada fase ini adalah
latihan untuk mendengarkan berita, pidato, kuliah umum, berita dari
radio dan TV. Setelah mendengarkan siswa diberikan tugas untuk

26 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


menjawab beberapa pertanyaan baik secara lisan maupun tulisan.
Membuat catatan-catatan selama mendengarkan adalah kegiatan yang
dapat dilakukan untuk dapat memahami poin-poin dari materi yang
didengarkan. Berikut adalah contoh dari kegiatan untuk fase ini:
a. Guru memutar rekaman ceramah umum yang disampaikan oleh
salah satu tokoh tentang tema tertentu. Siswa mendengarkan
dan mencatat hal-hal penting dari ceramah tersebut. Guru dapat
mengulangi rekaman tersebut sampai dengan 2 atau 3 kali. Setelah
itu, beberapa siswa menyampaikan apa yang telah didengarkan
berdasarkan poin-poin yang telah dicatat. Kegiatan terakhir, guru
memberikan umpan balik terhadap apa yang telah didengar dan
disampaikan secara lisan oleh beberapa siswa khususnya aspek
bahasa dan aspek pemahaman.
b. Guru merekam beberapa kegiatan tertentu, seperti diskusi,
debat, atau pidato. Hasil rekaman tersebut diperdengarkan
kepada siswa. Setelah siswa mendengarkan rekaman tersebut,
guru meminta siswa untuk memberikan tanggapan terhadap
rekaman tersebut.
c. Adapun menurut Brown, kegiatan menyimak pada tingkat
lanjutan ini dapat berupa kegiatan menyimak interaktif.
Menyimak interaktif artinya selain siswa mendengarkan juga
siswa memberikan tanggapan secara aktif, misalnya kegiatan
diskusi, debat, percakapan panjang dan kompleks. Maka dalam
hal ini kegiatan menyimak dan bercakap adalah dua keterampilan
berbahasa yang tidak dapat dipisahkan bagaikan dua sisi mata
uang yang berbeda tetapi tidak dapat dipisahkan.

Saepudin, M.Pd. 27
Brown7 menjelaskan bebarapa kegiatan menyimak di dalam
kelas adalah:
a. Reactive; menyimak terhadap bentuk luar dari sebuah
ungkapan atau kalimat yang diperdengarkan untuk diikuti
pengucapannya;
b. Intensive; kegiatan menyimak yang memfokuskan pada komponen-
komponen seperti, bunyi, kata, intonasi, tekanan, dan struktur
kalimat. Contohnya: guru mengulang-ulang dalam mengucapkan
kata atau kalimat yang disertai dengan intonasi, tekanan dan
ritme yang benar dan sesuai dengan konteksnya supaya siswa
terbiasa dengan kata atau kalimat tersebut.
c. Responsive; menyimak pada pembicaraan atau penjelasan guru dan
berlatih untuk bertanya, memberikan komentar, mengklarifikasi,
mengungkapkan setuju atau tidak setuju.
d. Selective; menyimak untuk menemukan informasi penting dari
sebuah pidato, berita, cerita, dialog serta menyimak untuk
mengetahui nama orang atau tokoh, tanggal, tempat, peristiwa,
ide pokok dan kesimpulan.
e. Extensive; menyimak kuliah umum dan dialog panjang dengan
pemahaman yang komprehensif.
f. Interactive; menyimak terhadap semua bentuk kegiatan
termasuk yang sudah disebutkan di atas dan secara aktif dapat
berpartisipasi, seperti partisipasi dalam debat, diskusi, dialog,
bermain peran dan dalam kegiatan lainnya baik dalam bentuk
bepasang-pasangangan maupun kelompok.

7
Douglas Brown. op.cit. h. 255

28 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


D. Teknik Pembelajaran Aktif Menyimak (Al-Istima’)
Teknik pembelajaran aktif pada dasarnya adalah serangkaian
upaya yang dilakukan oleh pengajar bahasa Arab untuk membuat
proses pembelajaran sesuai dengan konsep yang sebenarnya. Sebuah
proses pembelajaran pada dasarnya adalah harus mampu menciptakan
kondisi yang memungkinkan para siswa belajar. Dalam pembelajaran
aktif, peranan pengajar bukanlah satu-satunya narasumber dan
paling banyak menggunakan waktunya di dalam kelas. Guru lebih
berperan sebagai fasilitator, mendampingi, memberikan arahan dan
memotivasi siswa agar dapat belajar dengan baik dan dapat mencapai
tujuan yang diharapkan.8
Dalam tulisan ini dikemukakan tiga strategi pembelajaran aktif:
1. Teknik 1
Teknik ini bertujuan untuk melatih kemampuan men­
dengarkan bacaan dan memahami isinya secara global. Dalam
teknik ini yang dibutuhkan adalah rekaman bacaan dan potongan
teks yang terkait dengan isi bacaan. Langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:
a. Guru membagikan potongan teks yang dilengkapi dengan
alternatif jawaban benar dan salah (B/S).
b. Guru memperdengarkan bacaan melalui kaset atau CD dan
siswa ditugaskan untuk menyimaknya dengan seksama.
c. Setelah bacaan selesai, siswa diminta membaca pernyataan-
pernyataan yang telah dibagikan, kemudian memberikan
jawaban benar atau salah terhadap pernyataan tersebut.
Jika pernyataan tersebut sesuai dengan isi bacaan maka

8
Imam Makruf. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Aktif. () Cet. 1; Semarang:
Need’s Press, 2009), h. 100

Saepudin, M.Pd. 29
jawabannya adalah benar dan sebaliknya jika pernyataannya
tidak sesuai dengan isi bacaan maka jawabannya salah.
d. Guru meminta masing-masing siswa untuk menyampaikan
jawabannya.
2. Teknik 2
Teknik ini lebih menekankan pada aspek kemampuan
memahami bacaan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
mengiringi setiap bacaan tersebut. Langkah-langkahnya sebagai
berikut:
a. Guru memperdengarkan teks yang sudah direkam dalam
kaset atau CD.
b. Guru meminta siswa untuk mendengarkan dan mencatat
hal-hal penting.
c. Guru meminta siswa untuk menjawab soal-soal yang
mengiringi teks bacaan tersebut.
d. Guru meminta siswa untuk menyampaikan jawabannya.
e. Guru memberika klarifikasi atas jawaban siswa.

Variasi lain dapat dilakukan adalah dengan memberikan


tugas pada setiap kelompok kecil untuk mendengarkan dan
mencatat hal-hal penting dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
secara kelompok serta mempresentasikan jawabannya oleh
utusan setiap kelompok. Bagi kelompok yang dapat menjawab
dengan benar maka dianggap pemenangnya. Bentuk kegiatan
seperti ini dapat menumbuhkan sikap kerjasama dan kompetisi
sehingga dapat memotivasi siswa untuk belajar khususnya bagi
siswa yang masing kurang kemampuan bahasanya.

30 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


3. Teknik 3
Teknik ini tidak hanya menekankan pada aspek kemam­
puan memahami isi bacaan, tetapi juga kemampuan untuk
mengungkapkan kembali apa yang sudah didengarkannya dengan
bahasa sendiri. Langkah-lanhkahnya sebagai berikut:
a. Guru memperdengarkan teks bacaan yang sudah direkam.
b. Siswa diberikan tugas untuk mencatat kata-kata kunci sambil
mendengarkan.
c. Setelah selesai, siswa diminta untuk mengungkapkan kembali
isi bacaan tersebut dalam bentuk lisan maupun tulisan.
d. Guru meminta siswa untuk menyampaikan hasilnya di
depan kelas.
e. Memberikan klarifikasi terhadap pemahaman siswa.

Selain dari teknik-teknik yang telah dijelaskan di atas


masih terdapat teknik-teknik lainnya yang dapat dikembangkan
menjadi suatu teknik yang menarik dan efektif. Dari satu metode
dapat dikembangkan menjadi teknik-teknik pembelajaran yang
bervariasi. Oleh karena itu kreatifitas guru sangat dibutuhkan
dalam pengembangan tersebut.

E. Media Pembelajaran Menyimak


Tujuan penggunaan media pembelajaran adalah agar pesan
atau informasi yang disampaikan tersebut dapat diserap semaksimal
mungkin. Dengan demikian informasi akan lebih cepat dan mudah
untuk diproses oleh peserta didik tanpa harus melalui proses yang
panjang yang dapat menimbulkan kejenuhan.

Saepudin, M.Pd. 31
Dalam pembelajaran bahasa Arab khususnya pembelajaran
menyimak (istim ’) terdapat beberapa media yang dapat digunakan, di
antaranya sebagai berikut:9
1. Compact Disk (CD) Interaktif
Satu lagi perkembangan yang begitu pesat dan semakin
modern makin mempermudah bagi seorang pendidik untuk
memanfaatkan berbagai macam media yang ada, di antaranya
adalah CD (Compact Disk) interaktif.
CD juga merupakan media pengajaran bahasa yang cukup
efektif digunakan. Alat ini mirip dengan tape recorder hanya lebih
lengkap. Tape recorder hanya didengar, sementara CD didengar
dan dilihat. Saat ini telah banyak program-program pengajaran
bahasa Arab yang dikemas dalam bentuk CD, namun untuk
mengoperasikannya tidak cukup dengan CD tetapi dengan
komputer yang dilengkapi dengan multimedia.
2. Radio
Radio merupakan bagian dari media audio, disamping ada
media–media lain yang termasuk dalam golongannya, seperti
laboratorium bahasa. Dengan menggunakan media radio,
semua lambang–lambang baik verbal maupun non verbal dapat
dituangkan ke dalam bahasa auditorial. Oleh karena itu, radio
sangat tepat bila digunakan dalam pembelajaran jarak jauh.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa radio dapat
merupakan alat pendidikan yang digunakan secara efektif untuk
seluruh level dan fase pendidikan terutama digunakan sebagai
media pembelajaran bahasa Arab. Beberapa keuntungan radio
sebagai media pendidikan dan pengajaran adalah:

9
Shaleh Abdul Majid., Op. Cit., hlm. 76.

32 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


a. Harganya lebih murah dan dapat dibeli oleh sebagian besar
masyarakat;
b. Dapat dipindahkan dari satu ruangan keruangan lainnya;
c. Kalau radio tersebut memiliki tape recorder maka kita dapat
merekam siaran–siaran yang penting untuk kemudian
dapat didengar kembali, misalnya siaran pelajaran bahasa
Arab, musik atau keterampilan-keterampilan yang dapat
menunjang pendidikan;
d. Radio dapat mengembangkan daya imajinasi anak didik;
e. Merangsang partisipasi aktif pendengar, karena sambil
mendengarkan radio pendengar dapat menulis hal-hal yang
penting dari program yang didengarnya;
f. Radio membantu memusatkan perhatian anak didik pada
kata-kata yang digunakan, pada bunyi dan artinya;
g. Radio dapat memberikan hal-hal yang baik. Hal ini
disebabkan karena pengarah atau pembuat program adalah
orang-orang yang profesional sehingga kualitas akan lebih
terjamin;
h. Radio dapat memberikan pengalaman-pengalaman dari
dunia luar ke kelas.
i. Radio dapat mengatasi ruang dan waktu yaitu mempunyai
jangkauan yang sangat luas dan dapat dihadirkan ke dalam
kelas;
j. Radio dapat memberikan berita yang otentik atau keterangan-
keterangan yang sebenarnya, asli dan dapat dipercaya.
k. Mendorong kreatifitas anak didik misalnya dengan bidang
musik, drama, dan sebagainya. Anak-anak dapat men­dengar­

Saepudin, M.Pd. 33
kan berbagai kreasi orang lain yang dapat mempengaruhi
daya kreatifitasnya sendiri.

Kegiatan yang dapat dilakukan di dalam kelas dalam rangka


pembelajaran menyimak di antaranya: guru dan siswa melakukan
kegiatan mendengarkan siaran dengan seksama. Guru dapat
melakukan kegiatan berupa membuat catatan, menulis kata-
kata yang baru atau kata-kata yang sulit di papan tulis dan
kegiatan-kegiatan lain yang ada hubungannya dengan materi
yang disampaikan. Di samping itu murid juga dapat melakukan
kegiatan seperti membuat pertanyaan-pertanyaan, mengikuti
demonstrasi, mengadakan apresiasi, menulis kata-kata dan
kalimat-kalimat tertentu.
Selain daripada itu, kegiatan lain yang dapat dilakukan
adalah mengadakan diskusi, debat, manarik kesimpulan dari
apa yang didengar dalam siaran radio dengan kata lain radio bisa
dijadikan media pembelajaran empat keterampilan berbahasa
yaitu, istim ’ kal m, qir ’ah dan kit bah serta elemen bahasa
lainnya yaitu mufradat, qawaid dan tahji’ah.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan tersebut nampaknya
radio merupakan alat peragaan auditif yang besar manfaatnya
bagi pendidikan khususnya pembelajaran menyimak. Hal ini
akan lebih efisien bila dihubungkan dengan alat audiovisual
lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan
dan pengajaran di kelas.
3. Satelit/parabola
Satelit juga memberi kemudahan bagi para pendidik dalam
mengajarkan bahasa Arab yakni dalam pengayaan kosa kata

34 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


dan pengenalan. Dengan piringan parabola, motor penggerak
dan Digital Satellite Receiver, kita dapat menikmati siaran TV
Arab, yaitu Saudi Arabia, Mesir, Yaman, Palestina, Abu Dhabi
secara langsung. Satelit ini lebih banyak dimanfaatkan untuk
keterampilan menyimak (maharatul istim ’).
Selain tiga media pembelajaran yang telah dijelaskan di atas,
masih banyak media pembelajaran lainnya yang dapat digunakan
dalam pembelajaran menyimak. Namun demikian, selain media
pembelajaran yang harus menarik juga teknik penggunaannya
pun sangat penting untuk diperhatikan. Karena banyak guru
menggunakan media yang canggih tetapi penggunaannya tidak
menarik maka pembelajaran tersebut menjadi membosankan
dan tidak bisa mencapai tujuan yang diharapkan.
Masih banyak media lainnya yang dapat digunakan dalam
pembelajaran menyimak yaitu: Tape-recorder, televisi, laboratorium
bahasa, dan media-media visual lainnya (kartu, gambar, peta,
chart, realia, flashcard, media cetak) yang dikombinasikan
dengan keterampilan membaca, bercakap dan menulis.
4. Laboratorium Bahasa
Laboratorium bahasa adalah salah satu media yang sangat
penting dalam pembelajaran bahasa asing termasuk bahasa
Arab. Secara umum, laboratorium bahasa terdiri atas alat (tools)
yang dilengkapi dengan earphone dan tape recorder. Meskipun
pembelajaran di laboratorium tetap dilakukan di dalam suatu
ruangan namun keberadaannya tetap memiliki kelebihan
dibanding dengan ruangan kelas lainnya khususnya dalam
pengembangan keterampilan menyimak dan berbicara.

Saepudin, M.Pd. 35
Laboratorium sampai saat ini telah mengalami perkembangan
baik dari aspek peralatan sehingga mempengaruhi kegiatan yang
dapat dilakukan, seperti laboratorium yang hanya dilengkapi
peralatan audio maka kegiatan yang dapat dilakukan adalah
aktivitas audio tetapi laboratorium yang sudah dilengkapi
dengan peralatan audio-visual seperti televisi, LCD, VCD player
maka kegiatan pembelajaran di laboratorium akan semakin
bervariasi yang tidak hanya aktivitas audio tetapi juga visual
secara Secara
bersamaan.umum kegiatan di laboratorium bahasa dapat
Secara
Secara umum
dioperasikan dalam
umum empat kegiatan
kegiatancaradidi
sebagai berikut10
laboratorium
laboratorium : bahasa
bahasa dapat
dapat
10
dioperasikan
Broadcast dalam
a. dioperasikan empat
dalam
(Group empat cara
Study) sebagai
cara
Operation 
sebagaiberikut
berikut: :
1010

a. Broadcast
a. Broadcast (Group (Group Operation 
Study)Operation
Study)
Program
Programdidistribusikan kepada setiap
didistribusikan kepada siswa melaluisiswa
setiap console.melalui
console. Dengan
Program demikian
Dengan siswa dapat
didistribusikan
demikian siswa memilih
dapat sendiri
kepada setiap program
memilih siswa
sendiri yang
melalui
program
yang disenangi.
console. Dengan
disenangi. Guru/instrukturlah
demikian siswa dapat
Guru/instrukturlah yangmemilih
menentukan
yang sendiri
menentukan program
program
program
yang disenangi.
siswa. siswa. Guru/instrukturlah yang menentukan program
siswa.
b.b. Library
Library Operation 
Operation

b. Library Operation 
Laboratorium bahasa sebagai sebuah perpustakaan di mana
siswa dapat memilihbahasa
Laboratorium dan menentukan
sebagai sebuah sendiri perpustakaan
yang ingin di
dipelajari.
mana Laboratorium
siswa dapat Untuk
memilihmengoperasikan
bahasa sebagai semacam
sebuah
dan menentukan ini sebuah
perpustakaan
sendiri di
yang ingin
mana laboratorium
siswa
dipelajari. dapat
Untuk bahasa
memilih harusmenentukan
dan
mengoperasikan memiliki semacam
sejumlah
sendiri program
yang
ini ingin
sebuah
dipelajari. dan Untuk
laboratorium materi yang
bahasa bervariasi
mengoperasikan
harus memiliki baik sejumlah
dalam
semacam bentuk
programinisoftware,
sebuah
dan materi
laboratorium CD, bahasa
yang bervariasikaset dan
baiklain-lain
harus dalam sehingga
memiliki
bentuk siswa
sejumlah dapat
software, menyelesaikan
program
CD, dan materi
kaset dan lain-
yang tugasnyabaik
lainbervariasi
sehingga sendiri-sendiri
siswadalam dan sesuai
dapatbentuk dengan
software,
menyelesaikan kemampuan
CD,
tugasnya kaset danlain-
dan
sendiri-sendiri
laindan
sehingga
sesuai siswa
dengan
kecepatannya dapat menyelesaikan
kemampuan
sendiri tugasnya
dan kecepatannya
tanpa mengganggu sendiri-sendiri
siswa lainnya sendiri
yang tanpa
danmengganggu
sesuai dengan
sedang siswakemampuan
belajar lainnya yang
(mungkin dansedang
dengan kecepatannya
belajar
program sendiri
yang(mungkin
sama atau tanpa
dengan
mengganggu
program yang siswa samalainnya
atau yang
programsedang
yangbelajar (mungkin dengan
berbeda).
program yang
c. 10Dial sama
Access atau program yang berbeda).
Operation
Muhammad Amin Rasyid & Hafsah J Nur, Teaching English as Foreign Language
c.(TEFL):
Dial Theory,
Access Operation
Practice, and Research. (FPBS: Ujung Pandang, 1997), hlm. 180.
Cara ini memungkinkan siswa untuk menggunakan
36 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab
Cara System
Broadcast ini memungkinkan
sesuai dengansiswa pilihanuntuk
mereka,menggunakan
dengan jalan
Broadcast
menekanSystemtombolsesuai pada dengan pilihan (tidak
booth mereka mereka,meminjam
dengan jalan kaset).
program yang berbeda).
c. Dial Access Operation
Cara ini memungkinkan siswa untuk menggunakan Broadcast
System sesuai dengan pilihan mereka, dengan jalan menekan
tombol pada booth mereka (tidak meminjam kaset). Program
Program yang mereka inginkan akan muncul secara otomatis
yang mereka inginkan akan muncul secara otomatis setelah
setelah nomor ditekan melalui tombol.
nomor ditekan melalui tombol.
d. Combination
d. Combination Operation 
Operation
Cara penggunaan laboratorium bahasa seperti ini adalah
Cara
yang penggunaan
paling laboratorium
efektif karena merupakanbahasa sepertiantara
gabungan ini adalah
yang paling efektif
broadcast karenaoperation.
dan library merupakan gabungan
Pengelolaan antara
dengan carabroadcast
ini
dan library operation. Pengelolaan dengan
memungkinkan siswa melakukan lebih banyak kegiatan di cara ini
memungkinkan siswa melakukan lebih banyak kegiatan di
laboratorium bahasa di mana selain guru dapat melakukan
laboratorium bahasa di mana selain guru dapat melakukan
pengajaran juga siswa dapat melakukan berbagai kegiatan
pengajaran juga siswa dapat melakukan berbagai kegiatan belajar
belajar secara mandiri dengan materi yang bervariasi sesuai
secara mandiri dengan materi yang bervariasi sesuai dengan yang
dengan yang mereka minati.
mereka minati.

5. Kegiatan-Kegiatan yang Dapat Dilakukan di Laboratorium Bahasa


5. Kegiatan-Kegiatan yang Dapat Dilakukan di Laboratorium
Terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan di
Bahasa
laboratorium bahasa yang secara umum dikelompokkan ke dalam
dua kategori
Terdapat yaitu, kegiatan kegiatan
beberapa pembelajaran bahasa
yang dan kegiatan
dapat dilakukan di
penelitian bahasa.
laboratorium bahasaYang yangpertama adalah kegiatan
secara umum yang umum
dikelompokkan ke dalam
duadilakukan
kategorinamun
yaitu,yang
kegiatan pembelajaran
kedua masih bahasabaik
jarang dilakukan danoleh
kegiatan
penelitian bahasa.
para peneliti maupun Yang
guru.pertama
Kegiatan adalah kegiatan berikut
yang dikemukakan yang umum
dilakukan namun
ini hanyalah yangdari
sebagian kedua
sekianmasih
banyakjarang
kegiatandilakukan baik oleh
yang mungkin
para peneliti
dapat maupun
dilakukan guru. Kegiatan
di laboratorium bahasa.yang dikemukakan berikut
ini hanyalah sebagian dari sekian banyak kegiatan yang mungkin
dapat dilakukan di laboratorium bahasa.
a. Kegiatan belajar-mengajar bahasa

Secara singkat, Saepudin,


berikut M.Pd.
ini dikemukakan 10 37macam
kegiatan belajar mengajar bahasa yang dapat dilakukan di
laboratorium bahasa, yaitu:
a. Kegiatan belajar-mengajar bahasa
Secara singkat, berikut ini dikemukakan 10 macam
kegiatan belajar mengajar bahasa yang dapat dilakukan di
laboratorium bahasa, yaitu:
1) Mendengarkan
Kegiatan ini dilakukan dengan cara mendengarkan
rekaman bahasa (sasaran) yang dipelajari di laboratorium
bahasa. Kegiatan belajar semacam ini bermanfaat
terutama sekali untuk membedakan/membandingkan
bunyi, kata, frasa, dan kalimat, serta mendengarkan
contoh-contoh percakapan, cerita, puisi atau rekaman
siaran. Rekaman tersebut dapat dalam bentuk monolog,
dialog atau diskusi. Kegiatan tersebut merupakan
latihan yang paling dasar dan sederhana karena siswa
masih berada tahap pengenalan belum melakukan
kegiatan yang responsif dan interaktif.
2) Menirukan
Meniru atau memodel pelafalan penutur asli bahasa
sasaran adalah kegiatan belajar bahasa yang esensial.
Latihan menirukan atau latihan memodel dapat
berupa latihan menirukan bunyi lepas, kata, frasa, dan
kalimat. Pada latihan ini siswa dapat mendengarkan
dan menirukan tekanan suara, intonasi kalimat, ritme,
dan semacamnya.
Kalimat yang panjang dipotong-potong menurut
kelompok pengertian. Pengulangan sebaiknya dimulai
dari potongan yang paling akhir (backward build up)
kemudian disatukan dengan bagian sebelumnya

38 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


secara berturut-turut. Dengan cara semacam ini, siswa
tertolong untuk mendengar dan mengulang semua
bagian-bagian kalimat dengan jelas.
Kegiatan seperti ini menurut Douglas Brown adalah
kegiatan menyimak yang masih merupakan reactive dan
intensive, artinya siswa
komponen bahasahanya
danmendengarkan
menirukannyastruktur
kembali sesuai d
yang telah didengarnya.
luar dari suatu komponen bahasa dan menirukannya
kembali sesuai 3)Latihan
denganpolaapa yang telah didengarnya.
komponen 3) bahasa
Latihandanpola menirukannyaini
Kegiatan hampirsesuai
kembali samadengan
denganapakegiatan sebe
yang telah mana
didengarnya.
Kegiatan siswa sama
ini hampir mendengarkan
dengan kegiatan rekaman bahasa namun
sebelumnya
3)Latihandipola
manadengan latihan pola kalimat
siswa mendengarkan dengannamun
rekaman bahasa model subsitusi
Kegiatan inipattern
hampir drill
sama with
dengan kegiatan sebelumnya
substitution models). di
Dengan kata l
ditambah dengan latihan pola kalimat dengan model
mana siswa mendengarkan
mengulangi rekaman
tuturan bahasa
dari namun
suara ditambah
model dengan substitu
dengan latihansubsitusi
pola (sentence dengan
kalimat pattern drill
model withsubsitusi
substitution models).
(sentence
bagian tertentu kalimat (dapat berupa kata, frasa, atau
pattern drill Dengan kata lain, siswa
with substitution mengulangi
models). Dengantuturan darisiswa
kata lain, suara
kalimat itu sendiri) sesuai dengan petunjuk yang
model dengan
mengulangi tuturan substitusi
dari suara modelbagian-bagian tertentubagian-
dengan substitusi kalimat
Misalnya, jika yang didengarkan adalah kalimat berikut:
(dapat
bagian tertentu berupa
kalimat (dapatkata, frasa,
berupa atau
kata, konstruksi
frasa, kalimat
atau konstruksi
kalimat itu itusendiri)
sendiri)sesuai
sesuaidengan
denganpetunjuk
petunjukyang yang diberikan.
diberikan.
Misalnya, jikaMisalnya,
yang didengarkan adalah kalimat berikut:
jika yang didengarkan adalah kalimat berikut: 


 


 
 









Kemudian Kemudian
siswauntuk
siswa diminta diminta untuk mengulangi
mengulangi dengan dengan
mengubah
Kemudian kata 
kata
siswa diminta diganti
untukdiganti dengandengan
dengan
mengulangi kata-kata
kata-kata berikut: 
berikut:
mengubah
kata  diganti dengan berikut: 
kata-katamenyimak
4) Latihan
Saepudin, M.Pd. 39
4) Latihan menyimak Latihan menyimak ini diberikan melalui wacana
Untuk ini
Latihan menyimak mentes pemahaman
diberikan siswa rekaman.
melalui wacana terhadap isi wacan
 

a untuk mengulangi dengan mengubah


n kata-kata berikut: 
4) Latihan menyimak
Latihan menyimak ini diberikan melalui wacana rekaman.
k ini diberikan melalui wacana rekaman.
Untuk mentes pemahaman siswa terhadap isi wacana
an siswa terhadap isi wacana tersebut
tersebut mereka diberikan sejumlah pertanyaan untuk
h pertanyaan untuk dijawab.
dijawab.
Misalnya,
Pembelajaran Keterampilan jika materi
Menyimak | 40 yang didengarkan adalah sebagai
berikut:

 

  

 

  

 
 

Kemudian diikuti dengan pertanyaan yang berkaitan dengan
perkcakapan di atas:

40 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


Kemudian diikuti dengan pertanyaan yang berkaitan
dengan perkcakapan di atas:

 
 
 
Mereka dapat pula ditugaskan untuk menerangkan materi
Pembelajaran Keterampilan Menyimak | 41
yang telah didengarkannya, atau merangkum isi wacana
tersebut baik berupa rangkuman keseluruhan wacana
maupun rangkuman tiap-tiap bagian yang didengar.
5) Mengarang secara lisan
Latihan mengarang secara lisan jarang dan sulit dilakukan di
kelas biasa, tetapi kegiatan semacam ini mudah dan sangat
bermanfaat dilaksanakan dilaboratorium bahasa. Mengarang
secara lisan ini dapat dilakukan secara perorangan,
berpasangan, berkelompok atau tim, bahkan untuk seluruh
kelas kalau jumlah booth memungkinkan.
Mengarang secara lisan ini dapat berupa karangan bebas
yakni siswa sendiri yang menentukan judul karangannya,
atau dengan pemberian judul dari guru. Kalau mengarang
secara lisan ini dilakukan secara berkelompok, misalnya
dengan kelompok yang terdiri atas 6 orang, setiap kelompok
akan menghasilkan 6 buah karangan lisan yang berbeda
pada waktu yang sama.

Langkah-langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut


(untuk kelompok yang terdiri atas 6 orang siswa):

Saepudin, M.Pd. 41
1) Setiap kelompok diberikan 6 buah kaset kosong dan 6 buah
judul yang berbeda antara satu dengan yang lain;
2) Masing-masing anggota kelompok memulai karangannya
lisannya dengan merekamnya sendiri;
3) Setiap lima menit (boleh setiap 10, 15, atau sesuai kehendak
guru) anggota kelompok mengadakan swap yakni memberikan
rekamannya kepada salah seorang anggota kelompoknya
sesuai dengan urutan yang telah ditentukan sebelumnya.
Sebelum rekaman diberikan kepada yang lainnya, setiap
anggota kepada yang lainnya,
harus menekan setiaprewind
tombol anggota
padaharus menekan
tape-recorder-
tombol rewind pada tape-recorder-nya sehingga
nya sehingga
anggotaanggota
yangyangmenerimanya
menerimanya langsung
langsung dapat
dapat
mendengarkannya, dan seterusnya
mendengarkannya, melanjutkanmelanjutkan
dan seterusnya karangan
tersebut karangan
secara lisan. ini dianggap
Swapsecara
tersebut lisan. Swapselesai sewaktu
ini dianggap
selesai sewaktu masing-masing anggota mendapatkan
masing-masing anggota mendapatkan kembali kasetnya
kembali kasetnya setelah kaset tersebut melalui
setelah kaset tersebut
sejumlah swap;melalui sejumlah swap;
4) Masing-masing anggota anggota
4) Masing-masing menutupmenutup
ceritanya dengandengan
ceritanya kata-
kata-katanya
katanya sendiri. sendiri.
Untuk memudahkan pelaksanakan swap, pengelompokkan
dapat
Untuk memudahkan pelaksanakan swap, pengelompokkan
diatur seperti desain tempat duduk berikut:
dapat diatur seperti desain tempat duduk berikut:

Kel. I Kel. II
1 2 1 2

3 4 3 4

5 6 5 6
Gambar 2. Model kegiatan siswa di dalam laboratorium
Gambar 2. Model
bahasakegiatan siswa di dalam laboratorium
bahasa
Latihan mengarang secara lisan ini mengintegrasikan
istim` dan kalm/listening dengan speaking. Kegiatan
mengarang secara lisan ini melatih siswa untuk menggunakan
42 kemampuanPembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab
convergent dan divergent thinking mereka. Dalam
waktu yang relatif singkat, siswa ditantang untuk menghubungkan
Latihan mengarang secara lisan ini mengintegrasikan istimā`
dan kal m/listening dengan speaking. Kegiatan mengarang
secara lisan ini melatih siswa untuk menggunakan
kemampuan convergent dan divergent thinking mereka.
Dalam waktu yang relatif singkat, siswa ditantang untuk
menghubungkan sejumlah fenomena yang berbeda dari satu
sama lainnya. Karena itulah latihan ini dikelompokkan ke
dalam tingkat advanced.
6) Terjemahan ikutan
Siswa dapat pula dilatih menerjemahkan kalimat-kalimat
yang memiliki pola yang berbeda-beda (terjemahan dapat
pula dilakukan dengan bentuk tertulis). Latihan ini berguna
untuk mengetahui apakah siswa sudah memahami betul arti
pola kalimat yang telah diajarkan, atau belum.
7) Terjemahan spontan
Latihan ini merupakan kegiatan menerjemahkan
percakapan/keterangan yang terdiri atas beberapa kalimat
yang memberikan suatu pengertian bulat. Bentuk yang
lebih tinggi lagi ialah menginterpretasikan langsung
pembicaraan/percakapan dua atau lebih orang yang
melakukan percakapan. Latihan ini memerlukan pengatur
volume yang dapat mematikan suara model agar terdengar
rekaman terjemahan yang dilakukan siswa.
8) Tes lisan
Laboratorium bahasa dapat digunakan untuk mengevaluasi
hasil belajar yang menghendaki jawaban secara lisan. Hal
ini dapat memecahkan masalah ujian lisan yang banyak
menggunakan waktu.

Saepudin, M.Pd. 43
9) Apresiasi sastra
Laboratorium bahasa yang mempunyai koleksi rekaman karya
sastra dapat memungkinkan terlaksananya pembelajaran
apresiasi sastra di LB tersebut. Siswa dapat mendengar,
mengulang karya sastra seperti puisi, dan bagian novel yang
indah, yang telah direkam secara baik. Di samping itu siswa
dapat membuat rekaman drama, komedi dan sebagainya.
10) Dikte
Kegiatan ini adalah gabungan antara kemahiran mendengar­
kan dengan kemahiran menulis imitatif atau sering disebut
kegiatan dikte.
Kegiatan dikte dapat pula dilakukan di LB, baik dikte
kata lepas, frasa, kalimat maupun wacana melalui sistem
broadcast maupun dengan sistem library operation.

b. Kegiatan Penelitian dalam Laboratorium Bahasa


Masalah-masalah penelitian kebahasaan yang dapat dilaku­
kan di laboratorium bahasa adalah masalah fonetik, morfologi,
sintaks, koherensi, fluency, accuracy, pronunciation yang berkaitan
dengan kemahiran menyimak, berbicara dan lain-lain. Di
samping itu penelitian tentang pembelajaran bahasa dengan
memanfaatkan laboratorium bahasa sebagai media pembelajaran,
misalnya peningkatan kemampuan menyimak atau berbicara
melalui kegiatan di laboratorium baik untuk penelitian eks­
perimen maupun penelitian tindakan kelas (PTK).

44 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


F. Anggapan yang Salah
Dalam Pembelajaran Menyimak
Ungkapan “Saya Tidak Punya Tape Recorder atau tidak ada labora­
torium bahasa” sehingga saya tidak mampu mengajarkan keteram­pilan
menyimak bukanlah suatu alasan yang dapat diterima pada saat
ini. Karena inovasi dan kreatifitas guru adalah hal penting dalam
pengembangan pembelajaran.
Banyak guru menganggap bahwa keterampilan menyimak hanya
dapat dilakukan kalau ada tape recorder atau paling tidak radio.
Bagaimanapun juga, guru masih dapat melakukan berbagai kegiatan
menyimak lainnya meskipun sulit mendapatkan media tersebut,
seperti melakukan hal-hal sebagai berikut:1111
a. Guru menjadi model dalam mengucapkan bunyi, tekanan, kata,
dan kalimat;
b. Memberikan instruksi di dalam kelas untuk berbagai aktivitas
dengan menggunakan bahasa asing;
c. Memberikan cerita atau anekdot;
d. Memberikan penjelasan baik tentang bahasa maupun masalah-
masalah lain;
e. Memberikan kuliah pendek;
f. Memberikan pertanyaan;
g. Melakukan kegiatan ‘bermain(games)’ dalam menyimak. Contoh:
duduklah!, Pegang telinga sebelah kiri! dsb;
h. Mendikte kata atau kalimat;
i. Mempersiapkan menulis secara lisan;

11
Naville Grant. Making the Most of Your Textbook. (England: Longman,
1989) Cet.3 h.
Saepudin, M.Pd. 45
j. Siswa saling menyimak satu sama lain dalam situasi percakapan,
dialog, simulasi, dan bermain peran;
k. Menghadiri kuliah umum, drama, film, dsb;
l. Menginterview seseorang.

G. Permainan Bahasa Arab untuk Menyimak


Para praktisi pembelajaran bahasa Arab menganggap bahwa
permainan bahasa adalah kegiatan yang tidak hanya untuk usia anak-
usia
anakanak-anak
saja tetapi saja tetapi dilakukan
juga dapat juga dapatpada dilakukan pada pembelajaran
pembelajaran untuk usia
untuk usia dewasa. Berikut ini permainan
dewasa. Berikut ini permainan bahasa yang dapat digunakan bahasa yang
untukdapat
12
digunakan
pembelajaran untuk pembelajaran
menyimak menyimak (Istim’) .
(Istim ’).1212
1.1. Bisik
BisikBerantai 
Berantai (( ))
Permainan ini bertujuan untuk melatih kemampuan untuk
Permainan ini bertujuan untuk melatih kemampuan untuk
menerima pesan yang dalam prosesnya mungkin terganggu
menerima pesan yang dalam prosesnya mungkin terganggu oleh
oleh suara atau suasana sekitarnya. Permainan tersebut dimulai
suara atau suasana sekitarnya. Permainan tersebut dimulai dengan
dengan membagi kelas ke dalam beberapa kelompok antara 4-
membagi kelas ke dalam beberapa kelompok antara 4-5 yang
5 yang masing-masing kelompok terdiri 4-5 anggota. Setiap
masing-masing kelompok terdiri 4-5 anggota. Setiap kelompok
kelompok berdiri dan berbaris dengan jarak antara 1-1,5 m
berdiri dan berbaris dengan jarak antara 1-1,5 m dan setiap
dan setiap anggota kelompok berjarak 1 m. Setelah setiap
anggota kelompok berjarak 1 m. Setelah setiap kelompok berada
kelompok
pada posisi yang berada pada posisi yangmaka
diinstruksikan, diinstruksikan,
anggota maka anggota
kelompok yang
kelompok yang berdiri paling depan diminta
berdiri paling depan diminta untuk maju ke depan untuk membaca untuk maju ke
tulisandepan
yanguntuk
sudahmembaca
disediakan tulisan
olehyang
gurusudah disediakankelompok
dan anggota oleh
yang gurulaindan anggota
tidak kelompok yang
melihatnya. lain tidak
Setelah melihatnya.
utusan setiap Setelah
kelompok
utusan setiap kelompok membaca teks
membaca teks dan menghafalnya maka mereka membisikkan dan menghafalnya maka apa
yang mereka
sudah membisikkan apa yanganggota
dibacanya kepada sudah dibacanya
kelompokkepada anggota
nomor 2 dan
anggotakelompok
nomor nomor 2 dan anggota
2 membisikkan apa yangnomor 2 membisikkan
didengar dari nomor apa1 ke
nomor yang didengar tersebut
3. Aktifitas dari nomor 1 ke nomor
dilakukan sampai3. akhir
Aktifitas
yaknitersebut
anggota
kelompok terakhir sudah mendengarnya dan menuliskannya di
12
Shaleh Abdul
atas kertas. Majid. op.cit.paling
Anggota h. 73 akhir dari setiap kelompok
membacakan
46 apaPembelajaran
yang ditulis dan bacaan
Keterampilan Berbahasayang
Arab sesuai dengan apa

yang dibaca oleh peserta pertama maka dianggap pemenangnya.


yang lain tidak melihatnya. Setelah utusan setiap kelompok
membaca teks dan menghafalnya maka mereka membisikkan apa
yang sudah dibacanya kepada anggota kelompok nomor 2 dan
anggota nomor 2 membisikkan apa yang didengar dari nomor 1 ke
nomordilakukan
3. Aktifitas tersebut
sampai dilakukan
akhir yakni sampai
anggota akhir
kelompok yakni sudah
terakhir anggota
kelompok terakhir dan
mendengarnya sudah mendengarnya
menuliskannya di atas dan menuliskannya
kertas. Anggota paling di
atas akhir
kertas.
dari Anggota palingmembacakan
setiap kelompok akhir dari apa setiap kelompok
yang ditulis dan
membacakan
bacaan yang sesuai dengan apa yang dibaca oleh peserta pertamaapa
apa yang ditulis dan bacaan yang sesuai dengan
yang dibaca oleh peserta
maka dianggap pertama maka dianggap pemenangnya.
pemenangnya.
2.2.Apa
Apa Pada
Topik
Topik
PadaPadapermainan
Pembicaraan?
Pembicaraan?
permainan
permainan ini,(ini,
ini, 
guru
guruguru menggambarkan
menggambarkan
menggambarkan ) tentang
tentang
tentang sifat-
sifat-
sifat-
Pada
sifat suatu permainan
Pada benda
permainan ini, ini,
atau guru
orang,gurumenggambarkan
karekteristiknya,
menggambarkan tentang
tempat
tentang sifat-
di mana
sifat-sifat
sifat
sifatsuatu
suatubendabendaatau atauorang, orang,karekteristiknya,
karekteristiknya,tempat tempatdi dimana mana
sifat benda
suatusuatubenda
itu benda atau
berada atau orang,
kemudian
orang, karekteristiknya,
siswa diminta
karekteristiknya, tempat
untuk
tempat di di mana
menulis
mana bendabenda
benda
bendaituituberada
beradakemudian
kemudiansiswa siswadiminta
dimintauntuk untukmenulis
menulisbenda benda
bendaitu.ituituberada
berada kemudian
kemudian siswadiminta
siswa diminta untukuntuk
menulismenulis
benda benda
itu.
itu.itu. Shaleh Abdul Majid. op.cit. h. 73
12
itu. Permainan
Permainan tersebut
Permainan
Permainan tersebut
tersebutbisa
tersebut bisa
bisa juga
bisajugajuga
juga dilakukan
dilakukan
dilakukan
dilakukan dengan
dengan
dengan
dengan
Permainan tersebut
memperdengarkan sebuah Pembelajaran
bisa
percakapan Keterampilan
juga dalam dilakukankaset Menyimak
dengan
atau CD 47
| dan
memperdengarkan
memperdengarkan
memperdengarkansebuah sebuah
sebuahpercakapanpercakapan
percakapandalam dalam
dalamkasetkaset atau
kasetatau CD
atauCD CD dandan
memperdengarkan
guru menanyakan sebuah tentang
percakapan topik dalam kaset atau yang
percakapan CD dansudah
guru danmenanyakan
guru guru menanyakan
menanyakan tentang tentang
tentang topiktopik percakapan
topik percakapan
percakapan yang
yang sudah
yang sudah
sudah
guru diperdengarkan.
menanyakan tentang topik percakapan yang sudah
diperdengarkan.
diperdengarkan.
diperdengarkan.
Sesuatu ())
diperdengarkan.
3. Mengenali
3. MengenaliSesuatu
((
 ) 

( 
3. Mengenali
3. Mengenali Sesuatu
Sesuatu ) )
3. Mengenali Pada Sesuatu permainan ini, guru meletakkan beberapa benda
Pada
Pada permainan
permainan ini,
ini, guru
guru meletakkan
meletakkan beberapa
beberapa benda kecil
Pada permainan ini, guru
kecil di atas meja seperti pensil, buku, penghapus, meletakkan beberapatas,benda
benda
kapur kecil
kecil
di Pada
atas permainan
meja ini,
seperti guru
pensil, meletakkan
buku, beberapa
penghapus, benda
tas, kecil
kapur dan
di diatasatasmeja
dan mejaseperti pensil,
sepertiKemudian
sebagainya. pensil,buku, gurupenghapus,
buku, penghapus,
menggambarkan tas,tas,kapur
atau dan
kapur dan
di atas meja
sebagainya. seperti
Kemudian pensil,guru buku, penghapus,
menggambarkan tas,ataukapur dan
menjelaskan
sebagainya.
sebagainya.
menjelaskan Kemudian
Kemudian
sifat-sifat guru
dari guru menggambarkan
salah menggambarkan
satu bendaatau atau
ataumenjelaskan
itu. Kemudian menjelaskan
siswa
sebagainya.
sifat-sifat Kemudian
dari salah guru
satu menggambarkan
benda itu. Kemudian menjelaskan
siswa menebaknya.
sifat-sifat
sifat-sifat dari
darisalah
salah satu
satu bendabenda itu. Kemudian
itu. Kemudian siswa
siswa menebaknya.
menebaknya.
sifat-sifat menebaknya.

dari salah satu benda itu. Kemudian siswa menebaknya.
4. Teka-Teki
4. 4.
Teka-Teki (
 ))) )
4. Teka-Teki 
4. Teka-Teki
Teka-Teki
Permainan ini
)
ini hampir
hampir sama dengan permainan “apa“apatopiktopik
Permainan
Permainan
Permainan iniinihampir
hampir sama
samasama dengan
dengan
dengan permainan
permainan
permainan “apa“apatopik
topik
pembicaraan?”
Permainan
pembicaraan?” initetapitetapi
hampir perbedaannya
sama
perbedaannya dengan pada pada
permainan
tingkattingkat“apa kesulitan
kesulitan topikbahasa
pembicaraan?”
pembicaraan?” tetapi
tetapiperbedaannya
perbedaannya pada
pada tingkat
tingkat kesulitan
kesulitan bahasa
bahasa
pembicaraan?”
yang bahasa yang digunakan
tetapi
digunakan perbedaannya
dan dan ungkapan
ungkapan pada tingkat yang lebih
yang membutuhkan
kesulitan
lebih bahasa
membutuhkan
yangyang digunakan
digunakan dan dan ungkapan ungkapan yang yang lebih lebih membutuhkan
membutuhkan
pemikiran,
yangpemikiran,
digunakan misalnya:
dan
misalnya: ungkapan yang lebih membutuhkan
pemikiran,
pemikiran, misalnya:
misalnya:

pemikiran, misalnya:



Jawabannya adalah: 
adalah:

(  )

Jawabannya adalah: 
Jawabannya
Jawabannya
Jawabannyaadalah:
adalah:



 

 



 
 

 

 

  
  

         
Saepudin, M.Pd. 47






Jawabannya adalah: 
Jawabannya: 
         


Jawabannya:
Jawabannya:
Jawabannya:  
Jawabannya: 
Jawabannya:   
Jawabannya: ()
Jawabannya:

 
 

 
 
 
Jawabannya:



  

 
| 48

Pembelajaran Keterampilan Menyimak
Jawabannya:  
Jawabannya:
Jawabannya:
 

    
Jawabannya:
Jawabannya:
Jawabannya:
(  )
Jawabannya: 

 
 


 
 

  
  

   
 

 
  
Jawabannya:
Jawabannya:
Jawabannya:
Jawabannya:
Jawabannya: ()   
Jawabannya:
Jawabannya:
Jawabannya: 
5. Menaati
5. Menaati
5. Menaati (
Perintah
Perintah
Perintah (( )
(
Pada Perintah
permainan (
ini, guru memberikan perintah dan siswa

 
5. Menaati Perintah
5. Menaati
5. Menaati Pada permainan
Perintah
Pada
5. Menaati (
permainan
Perintah ini,
( 
 
guruguru
ini, memberikan
memberikan perintah dan siswa
perintah dan siswa
(
melaksanakan perintah itu. Perintah tersebut dapat dimulai dari
Pada
melaksanakan
5. Menaati
melaksanakan permainan
perintah
PadaPerintah ini,
permainan
perintah itu. guru memberikan
Perintah tersebut
ini,Perintah
itu. guru memberikanperintah
dapat dan
dimulai
perintah
tersebut dapat siswa
dari
dan siswa
dimulai dari
perintah
Padasederhana
permainan kepada
ini, perintah
guru yang lebih kompleks.
Pada permainan ini, guru memberikan perintah dan siswa
memberikan perintah dan siswa
perintah
melaksanakansederhana
melaksanakan
perintah sederhanakepada
perintah itu. perintah
perintah
kepada Perintah
itu. yang
Perintah
perintah lebih
tersebut
yang kompleks.
dapatkompleks.
tersebut
lebih dimulaidimulai
dapat dari dari
melaksanakan perintah
Pada itu.
permainan Perintah
ini, guru tersebut
memberikandapat dimulai
perintah dari
dan siswa

melaksanakan
perintah sederhana perintah
kepada itu.
perintah Perintah

yang
perintah sederhana kepada perintah yang lebih
perintah sederhana
melaksanakan kepada
perintah perintah
lebih
yang lebih
itu.perintah
Perintah kompleks.
tersebut
kompleks.
kompleks.
tersebut 
dapat
dapat

dimulai

dimulai dari
dari



perintah sederhana kepada yang
   

lebih kompleks.
 

perintah sederhana kepada perintah yang lebih kompleks.

    
  

  


 
 
 


 
     
Berdasarkan
Berdasarkan
Berdasarkan  
penjelasan
penjelasan
penjelasan
di di
atas
diatas
dapat
dapat
atas
disimpulkan
dapatdisimpulkan
disimpulkan
bahwa
bahwabahwa

pembelajaran menyimak
pem­belajaran menyimak dapat dilakukan
dapat dilakukan dengan berbagai teknik
Berdasarkan penjelasan
Berdasarkan
pembelajaran menyimak di atas
penjelasan
dapat atas dengan
didapat
dilakukan dapat
dengan berbagai
disimpulkan
disimpulkan
berbagaiteknikbahwa
bahwa
Berdasarkan
sehingga penjelasan
pembelajaran tersebut di atas
dapat dapat disimpulkan
berjalan dengan baik. bahwateknik
sehingga
pembelajaran
pembelajaran
sehingga pembelajaran
Berdasarkan
menyimak
menyimak
pembelajaran tersebut
penjelasan
dapat dapat
dilakukan
dapat
tersebut di atas
dapat berjalan
dapat
dengan
dilakukan
berjalan dengan
berbagai
dengan
dengan baik.
disimpulkan teknikbahwa
berbagai
baik. teknik
pembelajaran menyimak dapat
Berdasarkan dilakukan
penjelasan di dengan
atas dapat berbagai
disimpulkanteknikbahwa
pembelajaran
sehingga pembelajaran
sehingga menyimak
tersebut
pembelajaran dapat
dapat dilakukan
tersebut berjalan dengan
dengan
dapat berjalan berbagai
baik.
dengan baik. teknik
sehingga pembelajaran
pembelajaran tersebut dapat
dapat berjalan dengan baik.
sehingga pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik. teknik
menyimak dilakukan dengan berbagai
sehingga pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik.
Pembelajaran Keterampilan Menyimak | 49
Pembelajaran Keterampilan Menyimak | 49
Pembelajaran Keterampilan
Pembelajaran Menyimak
Keterampilan | 49 | 49
Menyimak
Pembelajaran Keterampilan Menyimak | 49
48 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab
Pembelajaran Keterampilan Menyimak | 49
Pembelajaran Keterampilan Menyimak | 49
H. Penutup
Kemahiran menyimak dapat dikembangkan melalui berbagai
teknik, strategi serta media yang tepat. Sehingga pembelajaran bahasa
Arab khususnya pembelajaran menyimak menjadi suatu pembelajaran
yang menarik, efektif, kreatif dan menyenagkan. Pada akhirnya bahasa
Arab bukan lagi menjadi bahasa arab yang membosankan dan kolot.
Dengan tulisan ini diharapkan dapat memberikan pencerahan
dalam dunia pembelajaran bahasa Arab yang selama ini menjadi
pembelajaran kelas kedua setelah pembelajaran bahasa asing lainnya
seperti bahasa Inggris, Jerman, Perancis, Mandarin, Jepang dan
sebagainya.

Saepudin, M.Pd. 49
PEMBELAJARAN KETERAMPILAN
BERCAKAP (Al-Kalām)

A. Pendahuluan
Bahasa Arab digunakan secara resmi oleh kurang lebih 20 negara
dan dituturkan oleh lebih dari 300.000.000 umat manusia. Karena ia
merupakan bahasa kitab suci dan tuntunan agama umat Islam sedunia,
maka tentu saja ia merupakan bahasa yang paling besar signifikansinya
bagi ratusan juta muslim sedunia, baik yang berkebangsaan Arab
maupun bukan. Seorang Profesor linguistik, Hilary Wise (1987),2 dari
Universitas of London mengungkapkan, “As the language of the Koran,
the holy book of Islam, it is taught as a second language in Muslim states
throughout the world.” Akhir-akhir ini bahasa Arab merupakan bahasa


Lihat pada www.berbagaihal.com, Bahasa Arab dengan Jumlah Penutur, (http://
www.berbagaihal.com /2011/03/10-bahasa-dengan-jumlah-penutur.html, diakses
pada 1 April 2012)
2
Lihat Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Cet. II; Yogyakarta;
Pustka Pelajar, 2004), hlm. 1.

Saepudin, M.Pd. 51
yang peminatnya cukup besar di barat. Di Amerika, misalnya, hampir
tidak ada suatu perguruan tinggi yang tidak menjadikan bahasa Arab
sebagai salah satu mata kuliah, termasuk perguruan tinggi Katolik
atau Kristen. Sebagai contoh, Harvard University, sebuah perguruan
tinggi swasta paling terpandang di dunia yang didirikan oleh para
‘alim ulama’ protestan, dan Georgetown University, sebuah universitas
swasta Katolik, keduanya mempunyai studi Arab yang kurang lebih
merupakan Center for Contemporary Arab Studies.
Kebanyakan orang yang mempelajari bahasa asing, khususnya
bahasa Arab, ingin mengembangkan kemampuannya dalam berbicara.
Berbicara dengan bahasa kedua (B2) merupakan tugas yang sulit
apabila kita tidak mencoba memahami hal-hal yang berhubungan
dengan bahasa tersebut. Berbicara dilakukan karena mempunyai
beberapa tujuan dan setiap tujuan memerlukan keterampilan
tersendiri. Tujuan-tujuan tersebut di antaranya adalah:
a. Untuk berkomunikasi dengan anggota masyarakat;
b. Untuk berdiskusi (mengungkapkan pendapat, membujuk
seseorang, mengklarifikasi suatu informasi yang belum jelas);
c. Dalam situasi lain, seseorang menggunakan bahasanya untuk
memberikan instruksi, menggambarkan sesuatu, mengeluh tentang
sikap orang lain, memohon, menghibur teman dengan lelucon,
menjawab pertanyaan guru, bertanya dan membaca dengan suara
reading aloud.

Pengajaran berbicara adalah bagian yang sangat penting dalam pem­


belajaran bahasa kedua. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan
bahasa kedua secara jelas dan efesien memberikan kontribusi terhadap
kesuksesan siswa di sekolah dan di setiap tahapan kehidupannya baik

52 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


dalam pembelajaran bahasa kedua. Kemampuan untuk
berkomunikasi dengan bahasa kedua secara jelas dan efesien
memberikan kontribusi terhadap kesuksesan siswa di sekolah dan
di setiap tahapan kehidupannya baik di masyarakat, pemerintahan
dan sebagainya.
di masyarakat, Oleh karena
pemerintahan itu, hal Oleh
dan sebagainya. yang karena
sangatitu,penting
hal bagi
yangguru
sangatuntuk
pentingmemperhatikan
bagi guru untukpembelajaran
memperhatikanberbicara
pembelajaran dibanding
dengan
berbicara keterampilan
dibanding lainnya. Untuk
dengan keterampilan tujuan
lainnya. Untuk ini,tujuan
makaini,aktivitas
makaberbicara
aktivitasdiberbicara
dalam kelas dilakukan
di dalam lebih aktiflebih
kelas dilakukan dan aktif
bermakna.
dan
bermakna. Kegiatan-kegiatan tersebut bisa dikategorikan sebagai
model yang sesuai dengan real-life situation (situasi kehidupan
Kegiatan-kegiatan tersebut bisa dikategorikan sebagai model
nyata) yang dapat dikembangkan di dalam kelas sehingga
yang sesuai dengan real-life situation (situasi kehidupan nyata) yang
pengajaran bahasa Arab menjadi lebih hidup dan menarik bagi
dapat dikembangkan di dalam kelas sehingga pengajaran bahasa Arab
siswa.
menjadi lebih hidup dan menarik bagi siswa.

B. B.
Keterampilan Bercakap (())
KeterampilanBercakap
Seseorang dapat dikatakan
Seseorang mampu bercakap
dapat dikatakan mampuapabila ia dapat
bercakap apabila ia
mengucap­kan bunyi-bunyi bahasa yang dapat dipahami
dapat mengucapkan bunyi-bunyi bahasa yang dapat dipahami oleh si oleh
pendengar (lawan bicara),
si pendengar (lawanmenguasai kaidah-kaidahkaidah-kaidah
bicara), menguasai bahasa (sharaf bahasa
nahwu), dan
dan (sharaf danmampu
nahwu), menggunakan
dan mampukosa kata dengan tepat
menggunakan kosasesuai
kata dengan
dengan
tepatpikiran
sesuaidan situasi pikiran
dengan (konteks) dan
di mana ia berbicara,
situasi (konteks)kapan,
di mana ia
3
kepada siapa, dan
berbicara, tentang
kapan, apa.3siapa,
kepada . dan tentang apa .
Keterampilan bercakap (maharah al-kal m/speaking skill) dapat
3
Lihat Dadang Sunendar dan Iskandarwassid, Strategi Pembelajaran
juga dipahami sebagai kemampuan untuk mengungkapkan bunyi-
Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 239
bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran berupa
ide, pendapat, keinginan, atau perasaan kepada mitra
Pembelajaran bicara. Dalam
Keterampilan Bercakap | 53
makna yang lebih luas, berbicara merupakan suatu sistem tanda-
tanda yang dapat didengar dan dilihat yang memanfaatkan sejumlah
otot dan jaringan otot tubuh manusia untuk menyampaikan pikiran
dalam rangka memenuhi kebutuhannya.

3
Lihat Dadang Sunendar dan Iskandarwassid, Strategi Pembelajaran Bahasa,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 239

Saepudin, M.Pd. 53
mtanda-tanda
tanda-tandayangyangdapat
dapatdidengar
didengardan dandilihat
dilihatyang
yang
an sejumlah
kan sejumlah otot
otot dan
dan jaringan
jaringan otot otot tubuh
tubuh manusia
manusia
yampaikan pikiran dalam
nyampaikan pikiran dalam rangka memenuhi rangka memenuhi
a.
ya.
araumum Secara umum keterampilan berbicara bertujuan agar para pelajar
umumketerampilan
keterampilan berbicara
berbicara bertujuan
bertujuan agar
agarpara
para
mpu berkomunikasi lisan secara baik dan wajar denganwajar dengan bahasa
pu mampu
berkomunikasi berkomunikasi
lisan secara baik lisan
dan secara
wajar baik dan
dengan
gmereka yang mereka
merekapelajari.
pelajari. Namun
Namun pelajari.
tentu
tentusajaNamun
sajauntuk tentu
untuk saja untuk mencapai tahap
mencapai
mencapai
munikasi, berkomunikasi,
munikasi,peserta
peserta didik
didikharus peserta
harus melaluididiktahapan-tahapan
melalui harus melalui tahapan-tahapan aktivitas
tahapan-tahapan
memadai.yang memadai.
g memadai.
ng
ajar berbicaraBelajar
lajar berbicara bahasa
bahasaberbicara bahasa asing/Arab
asing/Arab
asing/Arab membutuhkan
membutuhkanmembutuhkan pengetahuan
nyang tidakyang
yangtidak hanyatidak
hanya hanya menyangkut
menyangkut
menyangkut masalahmasalah
masalah tata tata bahasa (grammar) dan
tatabahasa
bahasa
an makna
dan makna
makna(semantics) (semantics)
(semantics) saja saja
sajatetapi tetapi
tetapi juga juga
juga pengetahuan tentang bagaimana
pengetahuan
pengetahuan
aimana penutur
gaimana penutur
penutur asliasli
asli (nativespeaker)
(native
(native speaker) menggunakan
speaker) menggunakan
menggunakan bahasa tersebut sesuai
but
ebutsesuai dengankonteksnya.
sesuaidengan
dengan konteksnya.
konteksnya.
bicara
rbicaradengan Berbicara
denganbahasa
bahasa asing
asingdengan bahasasulit
dirasakan
dirasakan asing dirasakan
sulitbagi
bagi orang
orangsulit bagi orang dewasa
ena berkomunikasi
arena berkomunikasi secara
secara lisan
karena berkomunikasi secaramembutuhkan
lisan lisan membutuhkan kemampuan
membutuhkan
nmenggunakan
menggunakan bahasa
bahasa sesuai
sesuai dengan
dengan
menggunakan bahasa sesuai dengan kontekkontek
kontek sosial.
sosial.
sosial. Perbedaan dalam
alam interaksi
dalam interaksi meliputi
meliputi komunikasi
komunikasi verbal/lisan
verbal/lisan dan
dan
interaksi meliputi komu­nikasi verbal/lisan dan elemen paralinguistik
seperti,pitch/
inguistik seperti,
alinguistik seperti, pitch/
pitch/ stress/
,, ,stress/
stress/ ,, ,dan
dan
dan intonasi. Selain itu,
elemen non linguistik lainnya seperti gerak tubuh dan ekspresi wajah
ain
lainitu,
itu,elemen
elemennon nonlinguistik
linguistiklainnya
lainnyaseperti
sepertigerak
gerak
selalu mengikuti pembicaraan seseorang.
ekspresi
ekspresi wajah
wajah selalu
selalu mengikuti
mengikuti pembicaraan
pembicaraan
Para ahli bahasa telah membedakan antara mengucap dan
berbicara.4 Mengucap berhubungan dengan unsur alat-alat ucap
yang tidak banyak membutuhkan pikiran. Kegiatan yang termasuk
Pembelajaran
PembelajaranKeterampilan Bercakap| 54
KeterampilanBercakap | 54
mengucap di antaranya:
1. Mengulang-ulang kalimat yang diucapkan oleh guru;
2. Membaca dengan suara keras;
3. Menghafal teks-teks baik yang tertulis maupun yang didengarkan
secara langsung.

4
Shalahuddin Abdulmajid. Ta’allum al-Lugah al-Hayyah wa Ta’l muh baina al-Na
ariyyah wa al-Tatb q. (Lubnan: Maktabah Lubnan, 1981), hlm.138.

54 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


Adapun keterampilan berbicara mengandung unsur sosial.
Percakapan tidak akan terjadi tanpa adanya pembicara dan pendengar
yang saling bergantian. Sebuah percakapan membutuhkan hubungan
antara proses pikiran dengan konteks.
Dalam berbicara terdapat beberapa proses yang harus dilalui
bagi siapa saja yang akan berbicara. Proses tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Seseorang berpikir tentang apa yang akan dibicarakan;
2. Memilih kaidah-kaidah yang sesuai dengan ungkapan yang akan
memberikan makna;
3. Memilih kosa kata yang tepat;
4. Mencari sistem bunyi bahasa untuk merepresentasikan kosa kata
tersebut;
5. Menggerakkan alat-alat ucap sehingga akan keluar bunyi-bunyi
bahasa yang diinginkan.
Keterampilan berbicara harus diikuti dengan keterampilan
menyimak karena seseorang yang berbicara terkadang juga menjadi
menjadi pendengar begitu juga sebaliknya. Contoh: Seseorang
pendengar begitu juga sebaliknya. Contoh: Seseorang yang menanya­
yang menanyakan arah atau jalan menuju ke rumah sakit yang
kan arah atau
5 jalan menuju ke rumah sakit yang terdekat:5:
terdekat :



Penanya tersebut kemudian menjadi pendengar: 
Penanya tersebut kemudian menjadi pendengar:

5

Shalahuddin Abdulmajid, ibid. hlm. 141.

Saepudin,55
M.Pd.



Penanya tersebut kemudian menjadi pendengar:






Di samping mendengarkan apa yang dibicarakan oleh lawan
Di samping mendengarkan apa yang dibicarakan oleh
bicara, siswa/pendengar hendaknya memperhatikan pula gerak tubuh
lawan bicara, siswa/pendengar hendaknya memperhatikan pula
(gesture) yang dapat menambah informasi tentang apa atau maksud
gerak tubuh (gesture) yang dapat menambah informasi tentang
yang dibicarakan.
apa atau maksud yang dibicarakan.
C. Teknik Komunikatif dalam Pembelajaran
C. Berbicara
Teknik Komunikatif
(Kalam) dalam Pembelajaran Berbicara
(Kalam) Pada
Pada Pada latihan
latihan latihan iniiniini peserta
pesertapeserta didik
didik did
1. Teknik prakomunikatif
an
ini pesertainipeserta
peserta
peserta
ini peserta
didik didik
didik
1.didik didik
dibekali
dibekali
dibekali
Teknik dibekali
kemampuan-
kemampuan-
prakomunikatif
dibekali kemampuan-
kemampuan-
kemampuan- kemampuan
kemampuan
kemampuan dasar
dasar dasar dalam
dalam dalam berbicara
berbicara
berbicara yang
yang yans
dalam
berbicara berbicara
yang Pada
yang
sangat latihan
sangat
diperlukan ini peserta
diperlukan
dalam didik dibekali
dalam kemampuan-kemampuan
mlam berbicara
berbicara
berbicara yangyang yang sangat
sangat sangat diperlukan
diperlukan
diperlukan dalam
dalam dalam komunikasi
komunikasi
komunikasi pada
pada pada tingkat
tingkattingkat yang
yang yang lebih
lebih lebih lanl
lanju
tingkat yang dasar
5
lebih dalam
Shalahuddin berbicara
lanjut. Abdulmajid,
Latihan yang sangat
ibid.
yang h. diperlukan
141
dapat dalam komunikasi pada
tyang
atyang
gkat yang lebih
yang lebih
lebih lanjut.
lebih lanjut.
lanjut. Latihan
lanjut. Latihan
LatihanLatihan yang yang
yang dapat
yang dapat
dapat dapat dilakukan
dilakukan
dilakukan pada
pada pada tahap
tahap tahap iniiniadalah
iniadalah
adalah latihan
latihan latih
hap
adalah ini adalah
latihan tingkat yang
latihan
penerapan lebih
penerapan
polalanjut. Latihan
pola
dialog, yang
dialog,
kosa dapat
kata,dilakukan
kalimat, pada tahap
kaidah, dan seba
pini
ni iniadalah
adalahadalah latihan
latihan latihan penerapan
penerapanpenerapan pola
pola pola dialog,
dialog, dialog, kosa kosa kata, kata, kalimat,
kalimat, kaidah, kaidah, dan dansebagase
at,
ah,
aidah,
idah, kaidah,
dan dan
dan ini
dan
sebagainya. adalah
sebagainya.
sebagainya. latihan
sebagainya. Pada Pada
Pada penerapan
Pada
tahap tahap
tahap ini pola
tahap dialog,
iniiniini
keterlibatan
Pembelajarankosa
iniketerlibatan
keterlibatan kata,guru
guru kalimat,
guru cukup
cukup
Keterampilan cukupkaidah,
banyak.
banyak. banyak.
Bercakap | 56
kaidah, dan sebagainya. Pada tahap
ukup
nyak.
up banyak.
banyak. banyak.
banyak. dan sebagainya. Pada tahap ini keterlibatan guru
Latihan
Latihan cukup
Latihan yang
yang banyak.
yang banyak
banyak banyak dilakukan
dilakukan
dilakukan pa
pad
ng
ak nyak
yak
banyak banyak
dilakukan
dilakukan
dilakukan dilakukan
dilakukan pada Latihan
pada
pada tahap
pada pada
tahap yang
tahapawal
tahap banyak
tahap
awal
awal awal awal
iniiniinidilakukan
adalah
ini ini
adalah
adalah adalah pada
adalah
melatih
melatih tahap
melatih danawal
dan dan ini adalah
membekali
membekali
membekali melatih peserta
pesertapeserta didik
didik di
mbekali
alipeserta
li
ekali peserta
peserta
peserta dan
peserta
didik didik
didik membekali
didik
dengan
didik dengan
dengan dengan peserta
dengan
kemampuan- didik
kemampuan-
kemampuan-
kemampuan- dengan
kemampuan- kemampuan-kemampuan
kemampuan
kemampuan
kemampuan dasar,
dasar, dasar,
misalnya dasar,
misalnya
misalnya pengenalan
pengenalu
pengenalan
,ya
lnya
misalnyamisalnya
alnya pengenalan
pengenalan
pengenalan misalnya
pengenalan
pengenalan unsur pengenalan
unsur
unsur unsurunsur
bunyi-bunyi
bunyi-bunyi
bunyi-bunyi unsur
bunyi-bunyi
bunyi-bunyi bunyi-bunyi
kata kata
kata kata kata
(fonem),
(fonem),
(fonem),
kata (fonem),
terutama
terutama
terutama terutama
bunyi-bunyibunyi-
bunyi-bunyi
bunyi-bunyi yang
yang yang ham
hampi ha
bunyi-bunyi
unyi
bunyiyang
i-bunyi
nyi-bunyi yang
yang yang bunyi
hampir yang
hampir
hampir yang
hampir
sama.
hampir ham­pir
sama.
sama. sama. sama.
Misalnya sama.
Misalnya
MisalnyaMisalnya Misalnya
Misalnya
sasa( sa( ((
sa sa
sa (
( ),
), ),tsatsa
), ( tsa
tsa (
(),( ),
),sya sya
sya
), sya
( (
(),(), da
),dada ( ), dza
(),(
), (da ),dza
dza ((),(
), dza ),zaza
),(z(
),
da (),dza
), da
),dza
( (
dza
), ),
(dza dza (),za
(),(),za
( ),(
zaza
(
), ( ( ),ka
),
(
za za),),ka
( ka
(
(
ka(
), (ka
),
(),),(
ka
qaqa ( (
(
(
),qa),
qa ),(
qa), dan
qa
),dan
( sebagainya
(
),dandan
), ), dan yang selanjutnya
sebagainya
sebagainya
sebagainya
dan yang
yang yang diterapkan
selanjutnya
selanjutnya
selanjutnya diterapkan
diterapkd
diterapkan
selanjutnya
nya tnyaditerapkan
jutnya
anjutnya diterapkan
diterapkan dalam
diterapkan
diterapkan dalambentuk
dalam
dalam dalam kata
dalam
bentukbentuk
bentuk dan
kata
bentuk kalimat.
bentukkata
kata dan
kata kata
dandan dan dan
kalimat.
kalimat.
kalimat.
Ada
Ada Ada beberapa
beberapabeberapa teknik
teknik teknik yang
yang yang dapat
dapat dapd
apa
ik
eknik
knik teknik
yang
teknik yang
yang dapat
yang yang
dapat
dapat dapat dapat
dilakukan
dilakukan
dilakukan dilakukan
dilakukan dalam dalam
dalam dalam dalam
latihanlatihan
latihan latihan
latihan prakomunikatif,
prakomunikatif,
prakomunikatif, antara
antara antara lain:
lain:lain: hafalan
hafalan
hafalan dialo
dialog dia
ntara
:lain:
ain:lain: lain:
hafalan
hafalan
hafalan hafalan
dialog
hafalan dialog
dialog dialog
(al-hiwr),
dialog (al-hiwr),
(al-hiwr), (al-hiwr),
(al-hiwr), latihan
latihan
latihan latihan
pola
latihan pola
pola pola
(tadrib
(tadrib
pola (tadrib al-namdzaj),
al-namdzaj),
al-namdzaj), dan
dan dan karangan
karangan
karangan lisan
lisanlisa (a
6 66 6 6
aj),
karangan
nan dan dan
karangan
karangan karangan
karanganlisan lisan
lisan lisan
(al-tarkb
(al-tarkb
(al-tarkb
lisan (al-tarkb
(al-tarkb al-syafawi) al-syafawi)
al-syafawi)
al-syafawi)
al-syafawi) . .. . .
56 Pembelajaran a.a.Dialog
Keterampilan Dialog
a. Dialog
Berbahasa dengan
dengan
Arabdengan gambar
gambar gambar (al-hiwr
(al-hiwr
(al-hiwr bil-su
bil-suw bil-
mbar ambar
al-hiwr
ar (al-hiwr
(al-hiwr (al-hiwr
bil-suwar)
(al-hiwr bil-suwar)
bil-suwar) bil-suwar)
bil-suwar) Teknik
Teknik Teknik ini
ini ini dilakukan
dilakukan
dilakukan dengan
dengandengan mem
kan
ukan dilakukan
kukan
ilakukan dengan
dengan
dengan dengan dengan
menggunakan
menggunakan
menggunakan menggunakan
menggunakan gambar
gambar
gambar gambargambar
dididimana
dimanadimana peserta
pesertapeserta didik
didik didik menjawab
menjawab
menjawab pertanya
pertan
pertanyaa
Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam latihan
prakomunikatif, antara lain: hafalan dialog (al-hiw r), latihan pola
(tadrib al-nam dzaj), dan karangan lisan (al-tark b al-syafawi).6
a. Dialog dengan gambar (al-hiw r bil-suwar)
Teknik ini dilakukan dengan menggunakan gambar di
mana peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyan sederhana
berdasarkan gambar tersebut. Latihan ini akan membuat peserta
didik merasa lebih termotivasi karena mejawab dengan sesuatu
yang nyata dan konkrit. Guru dalam hal ini membawa gambar-
gambar dan menunjukkan satu persatu kepada peserta didik
sambil bertanya dan peserta didik menjawabnya baik secara
klasikal maupun individual.

Gambar Jawaban Pertanyaan


Gambar
Gambar Jawaban
Jawaban Pertanyaan
Pertanyaan
Gambar
Gambar Jawaban
Jawaban Pertanyaan
Pertanyaan

 

  


   
 

 

  


   
 

 




  


    
 

 


 


  


6
Hermawan, Acep.
 
  
Metodologi Pembelajaran
 
Bahasa Arab. (Cet. Pertama;
 
 Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, 2011), hlm. 136-140

Saepudin, M.Pd. 57
  



  


  
  
   
   
 
   
   
 

   
   
 
 
 

  
 


     
   
   
 

      
  
 
  

 
  
 
   

 

 
     

  
 

    
  
 
 


   
 


   

  
    
  
 

     
   
 
 
   

    


  

 
    
    

      
   
 


 
 
 
 

  


   
 

    
  

     
   
 



   
  
 
 

 
 




     
   
  
 


Gambar
Gambar
 Jawaban
Jawaban Pertanyaan
Pertanyaan
Gambar
Gambar Jawaban
Jawaban
Pembelajaran
Pembelajaran Pertanyaan
Pertanyaan
Keterampilan
Keterampilan
Bercakap | 58| 58
Bercakap
Pembelajaran
Pembelajaran Keterampilan
KeterampilanBercakap
Bercakap| 58
| 58

 

 

Pembelajaran

Pembelajaran


Pembelajaran

 

Pembelajaran
Pembelajaran  

Keterampilan
Keterampilan
Keterampilan
Pembelajaran Keterampilan
Bercakap
Bercakap
Keterampilan
Bercakap
 
| ||58
Bercakap

Keterampilan
Bercakap
58
58| 58
| 58| 58
Bercakap
 

 



 

  



 

58  


Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab 
  



 
      


 


 

  

 



   
      


 


  

 



   
      


 



 
  

 







   
      


 

 


 

  


 







   
      


b.b.
b.Hapalan
b.b.Hapalan
Hapalan
Hapalan
Hapalandialog
dialog
dialog
dialog
dialog
b. Hapalanb.
Teknik
Teknik Hapalan
dialog
merupakan dialoglatihan
merupakan latihan meniru
meniru dan
dan menghafalkan
menghafalkan
Teknik
Teknik
Teknik merupakan
merupakan
merupakan latihan
latihan
latihan meniru
meniru
meniru dan
dan
dan menghafalkan
menghafalkan
menghafalkan
dialog-dialog
dialog-dialogTeknik b. Hapalan
mengenaiTeknik
merupakan
mengenai dialog
merupakan
berbagai
berbagai latihan
macam latihan
macam menirumeniru
situasi
situasi dan
dan
dan dan menghafalkan
menghafalkan
kesempatan.
kesempatan.
dialog-dialog
dialog-dialog mengenai
dialog-dialogmengenai berbagai
mengenaiberbagai macam
berbagaimacam situasi
macamsituasi dan
situasidan kesempatan.
dankesempatan.
kesempatan.
dialog-dialog
Melalui
Melalui latihan
latihan ini
ini Teknik
dialog-dialog
mengenai
diharapkan
diharapkanmerupakan
mengenai
berbagai berbagai
macam
peserta
peserta latihan
macam
situasi
didik
didik dapat meniru
situasi
dan
dapat dan dan menghafalkan
kesempatan.
kesempatan.
mencapai
mencapai
Melalui
Melalui
Melalui latihan
latihan
latihan ini
iniini diharapkan
diharapkan
diharapkan peserta
peserta
peserta didik
didik
didik dapat
dapat
dapat mencapai
mencapai
mencapai
Melaluiyang
kemahiran
kemahiran yangdialog-dialog
Melalui
latihan baik
baik latihan
ini
dalam
dalam mengenai
inipercakapan
diharapkan
percakapan berbagai
diharapkan
peserta
yang macam
peserta
didik
yang didik
dapat
dilakukan
dilakukansituasi
dapat
mencapai
secara
secara dan kesempatan.
mencapai
kemahiran
kemahiran
kemahiran yang
yangyang baik
baik
baik dalam
dalam
dalam percakapan
percakapan
percakapan yang
yang
yang dilakukan
dilakukan
dilakukan secara
secara
secara
wajarkemahiran
wajar dan
dan tidak
tidakMelalui
kemahiran
yang baiklatihan
dibuat-buat.yang
dalam
dibuat-buat. ini
baik diharapkan
dalam
percakapan
Meskipun
Meskipun percakapan
pada
pada yangpeserta
awalnya yang didik secara
dilakukan
dilakukan
awalnya dilakukan
dilakukan dapat
secaramencapai
wajar
wajar
wajar dan
dandan tidak
tidak
tidak dibuat-buat.
dibuat-buat.
dibuat-buat. Meskipun
Meskipun
Meskipun pada
pada
pada awalnya
awalnya
awalnya dilakukan
dilakukan
dilakukan
wajar dan tidak kemahiran
wajar dan yang
tidak baik dalam
dibuat-buat.
dibuat-buat. Meskipun percakapan
Meskipun
pada yang
pada awalnya
awalnya dilakukan secara
dilakukan
dilakukan
wajar dan tidak
dengan cara dipola dibuat-buat.
berdasarkan
Pembelajaran
Pembelajaran Meskipun
hapalan,
Keterampilan
Keterampilannamunpada
Bercakap
Bercakap awalnya
jika| 59
|| 59
dilakukan dilakukan
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran Keterampilan
Keterampilan
Keterampilan Bercakap
Bercakap
Bercakap | |59
59 59
latihan secara terusPembelajaran
menerus lama Keterampilan
kelamaanBercakap
akan menjadi| 59
Pembelajaran Keterampilan Bercakap | 59
kemampuan berkomuikasi secara wajar.
c. Dialog terpimpin (al-hiw r al-muwajjah)
Pada latihan ini peserta didik diharapkan agar dapat
melengkapi pembicaraan sesuai dengan situasi tertentu yang
dilatihkan. Dalam hal ini, guru memberikan contoh dialog yang
dilengkapi dengan beberapa alternatif jawaban. Misalnya:

Saepudin, M.Pd. 59
dilatihkan. Pada
Dalamlatihan
hal ini,iniguru
peserta didik diharapkan
memberikan contoh dialogagar yang
dapat
melengkapi
melengkapi
melengkapi pembicaraan
pembicaraan
pembicaraan sesuai
sesuai
sesuai dengan
dengan
dengan situasi
situasi
situasitertentu
tertentu
tertentuyang
yang
yang
melengkapi
dilengkapi dengan pembicaraan sesuai dengan
beberapa alternatif jawaban.situasi tertentu yang
Misalnya:
dilatihkan.
dilatihkan. Dalam hal ini, guru memberikan contoh dialog yang
dilatihkan. Dalam
dilatihkan. Dalamhal
Dalam halini,
hal ini, guru
ini,guru memberikan
gurumemberikan
memberikan contoh
contoh
contoh dialog
dialog
dialog yang
yangyang
dilengkapi
dilengkapi
dilengkapidengan
dengan
dilengkapiJawaban
dengan
beberapa
denganbeberapa alternatif
alternatif
beberapaalternatif
beberapa alternatifjawaban.
jawaban.
jawaban.
jawaban.
Misalnya:
Misalnya:
Misalnya:
Misalnya:
Pertanyaan

Jawaban
Jawaban
Jawaban
Jawaban
Jawaban
Pertanyaan
Pertanyaan
Pertanyaan
Pertanyaan
Pertanyaan
 




  
      
 
  



 



 
 


  




  
 


 


 
d. Dramatisasi tindakan  
 
d. Teknik ini
Dramatisasi
Dramatisasi diberikan
tindakan
tindakan agar peserta didik dapat
d. Dramatisasi
d.d.Dramatisasi
Dramatisasi tindakan
tindakan
tindakan
mengungkapkan Teknik suatu
Teknik iniini aktivitas
diberikan
diberikan secara
agar agar
peserta lisan.
didik Dalam
peserta
dapat hal
didikini dapat
mengungkapkan guru
Teknik
Teknik
Teknik ini
ini
ini diberikan
diberikan
diberikan agar
agar
agar peserta
peserta
peserta didik
didik
didik dapat
dapat
dapat
mengungkapkan
melakukan tindakan
suatu aktivitassuatu
tertentuaktivitas
secara seperti
lisan. secara lisan.
tersenyum,
Dalam hal Dalam
ini hal
tertawa,
guru ini guru
duduk,
melakukan
mengungkapkan
mengungkapkan
mengungkapkan suatu aktivitas
suatutertentu
aktivitas secara
secara lisan.
lisan. Dalam
lisan.Dalam hal
hal ini
ini guru
iniguru
melakukan
berjalan, menulis,
tindakan dansuatu
tindakan aktivitas
sebagainya
tertentu seperti
secara
seperti
sambil
tersenyum,
tersenyum,
bertanya,
tertawa,
Dalam
tertawa,
misalnya:
duduk,
halduduk,
berjalan,
guru
melakukan
melakukan tindakan
tindakan tertentu seperti tersenyum, tertawa, duduk,
melakukan tindakan
berjalan, menulis, dantertentu
tertentuseperti
sebagainya seperti
sambil tersenyum,
tersenyum, tertawa,
tertawa,duduk,
bertanya, misalnya: duduk,
menulis,
berjalan,
berjalan, dan
menulis,
berjalan,menulis, sebagainya
dan
menulis,dan sambil
sebagainya
dansebagainya bertanya,
sambil
sebagainyasambil sambil misalnya:
bertanya,
bertanya, misalnya:
bertanya,misalnya:
misalnya:
Jawaban Pertanyaan
Jawaban Pertanyaan
 
Jawaban
Jawaban  
Pertanyaan
Pertanyaan
 
Jawaban
Jawaban
 
Pertanyaan
Pertanyaan
 

  


 

Pembelajaran Keterampilan Bercakap | 60
Pembelajaran Keterampilan Bercakap | 60

 

 Pembelajaran
PembelajaranKeterampilan
PembelajaranKeterampilanBercakap
KeterampilanBercakap
Bercakap| |60
60
| 60

 



  



e. Latihan pola
e. pola
e. Latihan
Latihan pola
Teknik ini terdiri
Teknik terdiri atas pengungkapan
pengungkapan pola-pola kalimat kalimat
Teknik ini
ini terdiri atasatas pengungkapan pola-polapola-pola kalimat
yang harus diulang-ulang
yang diulang-ulang secara lisan lisan dalam bentuk
bentuk tertentu
yang harus
harus diulang-ulang secara secara lisan dalam dalam bentuk tertentu
tertentu
60
sebagaimana Pembelajaran Keterampilan
yang diperintahkan.
diperintahkan. Dengan Berbahasa Arab
Dengan katakata lain,
lain, praktek
praktek pola
pola
sebagaimana yang
sebagaimana yang diperintahkan. Dengan kata lain, praktek pola
adalah bentuk latihan
adalah latihan praktek penyempurnaan
penyempurnaan kalimat tetentu tetentu
adalah bentuk
bentuk latihan praktek
praktek penyempurnaan kalimat kalimat tetentu
yang
yang didahului
didahului oleh
oleh soal-soal
soal-soal yangyang tidak
tidak lengkap,
lengkap, acak,
acak, atau
atau
 



 
e. Latihan pola

Teknik ini terdiri atas pengungkapan pola-pola kalimat 
e. yang
Latihan
e. Latihan
e. Latihan pola
pola
pola diulang-ulang
e. Latihan
harus pola secara lisan dalam bentuk tertentu
Teknik ini
Teknik ini terdiri
terdiri atasatas pengungkapan
pengungkapan pola-polapola-pola kalimat
kalimat
Teknik
sebagaimana ini
Teknik terdiri
yang ini terdiripengungkapan
atas
diperintahkan. atas Dengan
pengungkapanpola-pola
kata kalimat
lain,pola-pola kalimat
praktek pola
yang harus
yang harus diulang-ulang
diulang-ulang secara secara lisanlisan dalam
dalam bentuk
bentuk tertentu
tertentu
yang
yangharus
adalah harus
bentuk diulang-ulang
diulang-ulang
latihan secarasecara
praktek lisan dalam
lisan bentuk
penyempurnaan dalam tertentu
bentuktetentu
kalimat tertentu
sebagaimana yang
sebagaimana yang diperintahkan.
diperintahkan. Dengan Dengan kata kata lain,
lain, praktek
praktek pola
pola
sebagaimana
yang sebagaimana
didahului yangoleh
diperintahkan.
yang diperintahkan.
soal-soal Dengan kata lain,
yang Dengan
tidak praktek
kata
lengkap, pola
lain,acak,
praktekataupola
adalah bentuk
adalah bentuk latihan
latihan praktek
praktek penyempurnaan
penyempurnaan kalimat kalimat tetentu
tetentu
adalah
adalahbentuk
penambahan bentuklatihan
yang sudahpraktek
latihan penyempurnaan
praktek
lengkap. Kegiatankalimat
penyempurnaan yang tetentu
kalimat tetentu
termasuk ke
yang didahului
yang didahului oleh oleh soal-soal
soal-soal yang yang tidaktidak lengkap,
lengkap, acak,acak, atau
atau
yang
dalam didahului
yanglatihan
didahului oleholeh
pola soal-soal
antara lainyang
soal-soal tidak
adalah lengkap,
yangpenambahan, acak, penyisipan,
tidak lengkap, atauacak, atau
penambahan yang
penambahan yang sudah sudah lengkap.
lengkap. Kegiatan
Kegiatan yang yang termasuk
termasuk ke ke
penambahan
penambahan
substitusi, yang
yang
integrasi, sudah lengkap.
sudah
menyusun, Kegiatan
lengkap.
melengka[i, yang
Kegiatan termasuk ke
yang termasuk
dan lan-lain. ke
dalam latihan pola antara lain adalah
dalam latihan pola antara lain adalah penambahan, penyisipan, penambahan, penyisipan,
dalamlatihan
1) dalam
Penambahan latihan
polapola
antara antara lain adalah
lain adalah penambahan, penambahan,
penyisipan, penyisipan,
substitusi, integrasi,
substitusi, integrasi, menyusun,
menyusun, melengka[i,
melengka[i, dan
dan lan-lain.
lan-lain.
substitusi,
substitusi, integrasi,
integrasi, menyusun,
menyusun, melengka[i,
melengka[i, dan lan-lain.
dan lan-lain.
1) Penambahan
1) Penambahan
1)1)Penambahan
Penambahan
Penambahan Kalimat Dasar
 Penambahan Penambahan

Penambahan Kalimat Dasar
Kalimat
Kalimat
Dasar
Penambahan Kalimat Dasar Dasar
 
 







  
 
  
  


 
  
 

 




2) Penyisipan, contoh:
Penyisipan Kalimat Dasar
2) Penyisipan,
2)

Penyisipan,
2) Penyisipan,
Penyisipan,
contoh:
contoh:
contoh:
 Pembelajaran Keterampilan Bercakap | 61
2) contoh:
Penyisipan Kalimat
Pembelajaran Bercakap || 61
Dasar DasarBercakap
Keterampilan 61
 
Penyisipan
 PembelajaranKalimat
Penyisipan
Penyisipan Pembelajaran Keterampilan
Kalimat
Kalimat Dasar Bercakap
Dasar
Keterampilan | 61
 
 
   

 
 
 
 

 
   
 

 
 
 

 

 
 

3) Substitusi, contoh:


Substitusi Kalimat Dasar
 
 Kalimat
Dasar
 61
3) 3) Substitusi,
3) Substitusi,
Substitusi, contoh: Saepudin, M.Pd.
contoh:
contoh:
 Substitusi


Substitusi
Substitusi Kalimat Dasar
Kalimat Dasar
  
 

 
      


 
 
 


 
  
 

 
 

 


 


 
 

3)
3) Substitusi,
Substitusi, contoh:
contoh:
3) Substitusi, contoh:
3)Substitusi,
Substitusi, contoh:
Substitusi Kalimat Dasar
3) contoh:
3) Substitusi, contoh:
Substitusi Kalimat Dasar Dasar
 
 Substitusi
Substitusi

Substitusi
Substitusi
Kalimat Dasar
Kalimat
Kalimat Dasar
Kalimat Dasar
3)
3) Substitusi,
Substitusi,  
contoh:
contoh:
3) Substitusi, contoh:
 
 
  

  
    Dasar
  

Substitusi
Substitusi Kalimat
Kalimat Dasar
Dasar
Substitusi
  
Kalimat
 
 
  


 
 
   

   

  
 
 
 

  


 


 

 

4) Integrasi, contoh:
4) Integrasi,
4)Integrasi,
Integrasi, contoh:
contoh:
Integrasi Kalimat Dasar
4) Integrasi,
4)
4) contoh:
Integrasi, contoh:
contoh:
Integrasi Kalimat Dasar Dasar
 
 
 
 
 
  

Integrasi
Integrasi
Integrasi  
   
 
 
 
 
   
 
Kalimat
Kalimat
Kalimat Dasar 
Dasar
4)
4) Integrasi,
Integrasi, Integrasi
contoh:
contoh:
 
 
 


 
 
 
 
 
 Dasar
     
 



Integrasi  
4) Integrasi, contoh:

Kalimat

Dasar
 
 
Integrasi
Integrasi Kalimat
Kalimat
Kalimat Dasar
Dasar

  


    



 
 
 
 
 
 
  

 



  

 Pembelajaran 

Pembelajaran 
Keterampilan Bercakap | 62
Keterampilan | 62
BercakapBercakap
Pembelajaran Keterampilan
Pembelajaran
PembelajaranKeterampilan
KeterampilanBercakapBercakap |
 

  


Pembelajaran
Pembelajaran Keterampilan Bercakap || 62
Keterampilan Bercakap 62
Pembelajaran Keterampilan Bercakap | 62




 

 

 

  



5)
5) Menyusun,
5)
5) Menyusun,
Menyusun, contoh:
Menyusun, contoh:
contoh:
contoh:
Kata-Kata
Kata-Kata Tersusun
Kata-Kata
Kata-Kata Tersusun
Tersusun
Tersusun Kata-kata
Kata-kata Tidak
Kata-kata
Kata-kata Tidak
Tidak Tersusun
Tidak Tersusun
Tersusun
Tersusun

 
 





62 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab

 

 






    

    
  



  

  
  

 



 



    
 
 

  
 

 
 

 
 

  


5) Menyusun, contoh:   


     
5)5)5)
Menyusun,
Menyusun,contoh:
Menyusun, contoh:
contoh:
5)5)Menyusun,
Menyusun, contoh:
contoh:
Kata-Kata Tersusun Kata-kata Tidak Tersusun
5) Menyusun, contoh:
Kata-Kata
Kata-Kata Tersusun
Tersusun Kata-kata
Kata-kata Tidak
TidakTersusun
Tersusun
5) Menyusun, Kata-Kata
Kata-Kata
5)Kata-Kata
Menyusun,
contoh:Tersusun
Tersusun
contoh:
Tersusun Kata-kata
Kata-kata
Kata-kata Tidak
Tidak Tersusun
Tersusun
TidakTersusun
Tersusun

Kata-Kata Tersusun

   Tidak

Kata-kata Tidak

 Tidak


 

 
Kata-kata 
Tersusun 



Kata-KataKata-Kata
TersusunTersusun Kata-kata Tersusun


 
 
 
  



 
  
   
   
  


    



 


 

   


     




    
    
 

 

  
 
 
 
 
   


  



 
  
     
   
  

   

  

 

   
  


 
 


 






  

   
    

  
 

 
  
 

   

  

      

6)Melengkapi kalimat, contoh:        

6)Melengkapi kalimat,
6)Melengkapi kalimat, contoh:
contoh:
6)Melengkapi
Pelengkap
6)Melengkapi kalimat,
kalimat,
kalimat, contoh:
contoh:
contoh: Kalimat tidak Lengkap
6) Melengkapi kalimat, contoh:
Pelengkap
Pelengkap Kalimat tidak
Kalimat tidak Lengkap
Lengkap
 
Pelengkap
Pelengkap  
Kalimat
Kalimat
Kalimat 
tidak
tidak
tidak 
Lengkap
Lengkap
Lengkap
6)Melengkapi
 
6)Melengkapi
kalimat, kalimat,
 Pelengkap

contoh: contoh:
Pelengkap  
 
 


Pelengkap 

Kalimat 

Kalimat
tidak
Kalimat tidak 
Lengkap
tidak
Lengkap 
Lengkap

 
   
 
 
 Pembelajaran 

 


| 63
 
Keterampilan Bercakap
  
Pembelajaran
Pembelajaran 
Keterampilan
Keterampilan 
Bercakap| |63
Bercakap 63
 
 
  
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran  63
 
Keterampilan Bercakap| 63
KeterampilanBercakap
Bercakap | 63
  Pembelajaran 
Pembelajaran  Keterampilan

Keterampilan | 63
| 63
Bercakap Bercakap

  
   

  
 
 
 
 


   
katif
  
2 Latihan komunikatif
Saepudin, M.Pd.
Pada tahap ini, siswa mulai dilatih untuk melakukan 63
2 Latihan komunikatif
p ini, siswa mulai dilatih
aktifitas
2 Latihan
Pada tahap untuk
pengembangan
komunikatif
ini, melakukan
siswa berbicara
mulai di mana
dilatih peran
untuk siswa lebih besar
melakukan
2 Latihan komunikatif
Pada tahap ini, siswa mulai dilatih untuk melakukan aktifitas
pengembangan berbicara di mana peran siswa lebih besar daripada
peran pada pra komunikatif dan guru lebih banyak berperan sebagai
fasilitator, organisator, motivator dan lain sebagainya. Kegiatan
komunikatif ini dilakukan karena kemampuan bahasa siswa
mulai meningkat yang ditandai dengan semakin bertambahnya
perbendaharaan kata dan pola-pola kalimat.
Namun demikian, bercakap sebagai kemahiran menggunakan
bahasa untuk menyatakan pikiran dan perasaan secara lisan tidak
hanya menyangkut rangkaian bunyi, nada, dan irama intonasi yang
benar melainkan juga menyangkut pilihan kata (diksi) dan kalimat
yang tepat sesuai dengan situasi yang dikehendaki, kelancaran (fluency),
ketepatan (accuracy), isi pembiracaan (content) dan pemahaman
terhadap apa yang disampaikan oleh lawan bicara.
Terdapat beberapa teknik pembelajaran komunikatif yang dapat
digunakan dalam mengajarkan berbicara pada tahap ini. Teknik-
teknik tersebut antara lain:
a. Discussions (al-mun qasyah)7
Diskusi dapat dilakukan dengan berbagai tujuan, misalnya
untuk mencari kesimpulan, saling tukar pikiran tentang peristiwa
tertentu, atau untuk mencari solusi terhadap permasalahan.
Sebelum diskusi, guru hendaknya menentukan tujuan diskusi.
Hal ini dilakukan supaya siswa tidak menghabiskan waktu
belajarnya untuk sesuatu yang tidak relevan dengan topik yang
ditetapkan. Misalnya, siswa dapat terlibat untuk setuju atau tidak

7
Muhammad Amin Rasyid. Teaching English as a Foreign Language (TEFL) in
Indonesia. Ujung Pandang: FPBS IKIP, 1997), hlm. 121.

64 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


setuju terhadap permasalahan.
Di antara langkah-langkah pembelajaran yang dapat
dilakukan dengan teknik diskusi ini adalah sebagai berikut:
1) Guru membagi kelas ke dalam beberapa kelompok dan
setiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa;
2) Guru menyediakan ungkapan yang mempunyai dua sisi
yang berbeda, misalnya “Orang yang memiliki kecukupan
harta akan sukses dibanding dengan orang yang kekurangan
harta”.
3) Setiap kelompok diberikan kesempatan dengan waktu
yang dibatasi untuk mendiskusikan permasalahan yang
diberikan;
4) Setiap kelompok diberikan kesempatan yang cukup untuk
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas;
5) Di akhir diskusi, guru dan siswa menentukan kelompok
pemenang yang mampu mempertahankan ide-idenya dengan
menggunakan bahasa lisan yang baik.

b. Role Play (al-tamts l)8


Teknik ini dilakukan di mana siswa berperan dalam berbagai
konteks sosial dengan menggunakan bentuk-bentuk bahasa yang
secara alamiah digunakan dalam kehidupan nyata sesuai dengan
situasi dan kondisi tertentu. Langkah-langkah pembelajarannya
sebagai berikut:
1) Guru menjelaskan topik, situasi, dan pelaku yang ada di
dalamnya. Misalnya, situasi di pasar dan sedang terjadi
tawar-meawar antara penjual sayuran dan pembeli;

8
Ibid.

Saepudin, M.Pd. 65
2) Guru menunjuk beberapa siswa yang akan berperan sebagai
penjual dan siswa yang akan berperan sebagai pembeli;
3) Sebelum memulai peran, guru dapat menjelaskan ungkapan-
ungkapan yang sering digunakan pada situasi di pasar
khususnya pada saat menjual dan membeli atau guru dapat
memberikan contoh percakapan antara penjual dan pembeli
di pasar;
4) Setelah siswa memahami pola-pola kalimat yang diinginkan,
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan peran yang telah ditetapkan di depan kelas;
5) Kegiatan ini dilakukan beberapa kali dengan siswa yang
berbeda sampai ungkapan-ungkapan untuk situasi jual beli
dipahami dan dipraktikkan;
6) Guru memberikan umpan balik terhadap kegiatan bermain
peran siswa khususnya aspek bahasanya.

c. Simulations9
Teknik simulasi bertujuan untuk melatih kemampuan
berbicara dalam situasi dan kondisi tertentu dengan peran
tertentu pula. Teknik ini sebenarnya hampir sama dengan teknik
role play tetapi simulasi dibuat lebih realistik artinya guru dan
siswa melengkapi kegiatan tersebut dengan berbagai alat dan
media. Misalnya, jika peran yang ditetapkan adalah pelanggan
di sebuah restoran memesan makanan kepada pelayan maka
situasi dan kondisinya dilengkapi dengan meja dan kursi, gelas,
piring, makanan, minuman, nota, pelengkapan pelayan, dan

9
Jeremy Harmer, The Practice of English Language Teaching, (UK: Longman,
1992), hlm. 132

66 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


sebagainya.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dengan menggunakan
teknik simulasi ini adalah sebagai berikut:

1) Guru menjelaskan topik, situasi, dan pelaku yang ada di


dalamnya. Misalnya, situasi di restoran dan sedang terjadi
pembeli memesan makanan dan minuman kepada pelayan
restoran;
2) Guru dan siswa menyiapkan segala fasilitas yang akan
digunakan dalam percakapan di restoran;
3) Guru menunjuk beberapa siswa yang akan berperan sebagai
pembeli dan pelayan restoran;
4) Sebelum memulai peran, guru dapat menjelaskan ungkapan-
ungkapan yang sering digunakan pada situasi di pasar
khususnya pada saat memesan dan melayani atau guru dapat
memberikan contoh percakapan tersebut;
5) Setelah siswa memahami pola-pola kalimat yang diinginkan,
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan peran yang telah ditetapkan di depan kelas;
6) Kegiatan ini dilakukan beberapa kali dengan siswa yang
berbeda sampai ungkapan-ungkapan untuk situasi di
restoran dapat dipahami dan dipraktikkan;
7) Guru memberikan umpan balik terhadap kegiatan bermain
peran siswa khususnya aspek bahasanya.

d. Information Gap
Aktivitas ini dimulai dengan kegiatan berpasang-pasangan.
Salah satu siswa mempunyai informasi yang tidak diketahui oleh

Saepudin, M.Pd. 67
temannya dan mereka akan saling berbagi informasi. Informasi
yang mereka miliki dapat diperoleh dari pengalaman mereka
masing-masing, pengetahuan yang diperoleh dari bacaan yang
diberikan, pengetahuan yang diperoleh dari hasil interview.
Aktifitas information gap ini memberikan banyak tujuan misalnya
memecahkan masalah atau mengunpulkan informasi. Setiap
siswa memainkan peranan yang penting karena tugas tidak akan
sempurna dan lengkap jika salah satu patnernya/pasangannya
tidak memberikan informasi yang dibutuhkan. Kegiatan ini
sangat efektik karena setiap orang mempunyai kesempatan untuk
berbicara secara maksimal menggunakan bahasa target.
e. Brainstorming
Dalam kegiatan ini, siswa diberikan sebuah topik dan
mereka menyampaikan pendapatnya dalam waktu yang terbatas
secara cepat dan bebas. Ciri dari curah pendapat yang baik
adalah bahwa siswa tidak dikritisi dan dikomentari pendapat-
pendapatnya sehingga siswa akan terbuka untuk menyampaikan
ide-idenya.
f. Storytelling
Dalam kegiatan ini, siswa dapat menjelaskan sebuah
cerita atau dongeng secara singkat yang telah didengar dari
seseorang atau mereka akan membuat cerita sendiri yang
disampaikan kepada temannya. Bercerita dapat membantu
siswa untuk berpikir kreatif. Kegiatan itu juga dapat membantu
siswa untuk mengekspresikan ide-ide mereka dalam memulai,
mengembangkan, dan mengakhiri cerita termasuk karakter serta
situasi dan tempat dalam cerita. Siswa juga dapat melakukan

68 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


lelucon-lelucon dalam cerita tersebut sehingga akan menarik
perhatian siswa-siswa lainnya.
g. Interviews
Dalam aktifitas ini, siswa melakukan interview tentang topik
yang dipilih kepada beberapa orang. Guru dapat memberikan
rubrik kepada siswa sehingga siswa dapat mengetahui bentuk-
bentuk pertanyaan yang akan mereka gunakan. Tetapi siswa
juga harus mempersiapkan pertanyaan yang akan dipakai dalam
interview. Kegiatan interview terhadap orang memberikan siswa
kesempatan untuk mempraktikkan kemampuan berbicara yang
tidak hanya di dalam kelas tetapi juga di luar kelas dan melatih
siswa untuk bersosialisasi. Setelah melakukan interview siswa
dapat mempresentasikan hasil interview di depan kelas.
h. Story Completion
Kegiatan ini sangat menyenangkan karena semua kelas/
siswa secara bebas dapat bercerita dengan duduk membentuk
lingkaran. Guru dapat memulai cerita tersebut tetapi setelah
beberapa kalimat dia berhenti. Kemudian siswa meneruskan cerita
tersebut dengan menambahkan lima sampai sepuluh kalimat.
Siswa dapat menambah karakter, peristiwa dan gambaran baru
dalam cerita tersebut.
i. Reporting
Sebelum masuk kelas, siswa diberikan tugas untuk membaca
surat kabar atau majalah dan di dalam kelas mereka melaporkan
kepada teman-temannya apa yang mereka temukan dari berita yang
paling menarik. Siswa juga dapat berbicara tentang pengalaman
yang menyenangkan, menyedihkan, atau memalukan di depan
kelas.

Saepudin, M.Pd. 69
j. Picture Describing
Teknik lainnya yang dapat digunakan dalam pembelajaran
berbicara adalah memberikan sebuah gambar dan mereka
menggambarkan atau menjelaskan apa yang ada dalam gambar
baik sesuatu, orang maupun aktifitas yang ada dalam gambar
tersebut. Kelas dapat juga dikelompokkan dan setiap kelompok
diberikan gambar yang berbeda. Kemudian siswa melakukan
diskusi dengan temannya dan salah satu siswa pada setiap
kelompok menjelaskan gambar tersebut. Kegiatan ini membantu
kreatifitas dan imajinasi siswa serta kemampuan public speaking.
k. Find the Difference
Kegiatan ini dilakukan dengan membagi siswa berpasang-
pasangan. Satu siswa diberikan gambar yang berbeda dengan
siswa pasangannya. Misalnya, siswa yang satu diberikan gambar
tentang anak-anak yang sedang bermain bola dan siswa yang
lainnya diberikan foto tentang anak-anak yang sedang bermain
basket. Kemudian mereka mendiskusikan tentang persamaan
dan perbedaan gambar tersebut secara lisan.
l. Debat Aktif10
Susunlah sebuah pendapat yang berisi tentang isu
kontroversial yang terkait dengan pelajaran yang diajarkan atau
topik yang menarik. Misalnya, “televisi adalah media elektronik
yang dapat merusak akhlak anak-anak”
1. Bagilah siswa menjadi dua tim debat. Berikan secara acak
posisi “pro” dan “kontra”;

10
Lihat Melvin L Silbermen, Active Learning. 101 Startegies to Teach Any Subject.
Massachusetts: Allyn Bacon, 1996. Diterjemahkan Oleh: Sarjuli. Dkk.. Active
Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. (Cet. 2; Yogyakarta: Yappendis, 2002),
hlm. 121.

70 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


2. Buatlah dua hingga empat sub kelompok dalam masing-
masing tim debat. Misalnya, dalam sebuah kelas yang
berjumlah 24 siswa dapat membuat tiga sub kelompok pro
dan kontra yang masing-masing terdiri atas empat anggota.
Perintahkan setiap sub kelompok untuk menyusun argumen
bagi pendapat yang dipegangnya atau menyediakan daftar
panjang argumen yang mungkin akan mereka diskusikan
dan pilih;
3. Tempatkan dua hingga empat kursi bagi juru bicara dari
pihak yang pro dalam posisi berhadapan dengan jumlah kursi
yang sama bagi juru bicara dari pihak yang kontra. Posisikan
siswa yang lain dibelakang tim debat mereka. Mulailah debat
dengan meminta para juru bicara mengemukakan pendapat
mereka. Sebutlah proses ini sebagai argumen pembuka;
4. Setelah semua siswa mendengarkan argumen pembuka,
hentikan debat dan suruh mereka kembali ke sub kelompok
awal mereka. Perintahkan sub-sub kelompok untuk menyusun
strategi dalam rangka mengkonter argumen pembuka dari
pihak lawan. Sekali lagi, perintah tiap sub kelompok memilih
juru bicara, akan lebih baik bila menggunakan siswa lain;
5. Kembali ke debat. Perintahkan para juru bicara, yang duduk
berhadapan untuk memberikan argumen tandingan;
6. Ketika debat berlanjut (pastikan untuk menyelang-nyeling
antara kedua belah pihak), anjurkan siswa lain untuk
memberikan catatan yang membuat argumen tandingan
atau bantahan terhadap pendapat mereka. Juga anjurkan
mereka untuk memberikan tepuk tangan atas argumen yang
disampaikan oleh perwakilan tim mereka.

Saepudin, M.Pd. 71
7. Bila dirasa perlu akhiri debat tanpa menyebutkan peme­
nang­nya perintahkan siswa untuk kembali berkumpul mem­
bentuk satu lingkaran. Pastikan untuk mengumpulkan siswa
dengan meminta mereka duduk bersebelahan dengan siswa
yang bersal dari pihak lawan debatnya. Lakukan diskusi
dalam satu kelas penuh tentang apa yang diperdebatkan .
Juga perintahkan argumen terbaik yang dikemukakan oleh
kedua belah pihak.
m. Rotating Trio Exchange (Pertukaran Trio Memutar)1111
Prosedur pembelajarannya adalah:
1) Membuat berbagai macam pertanyaan;
2) Membagi kelas ke dalam beberapa kelompok dengan
anggota 3 orang;
3) Memberikan masing-masing trio satu pertanyaan untuk
didiskusikan;
4) Setelah waktu diskusi selesai, meminta anggota trio
untuk menentukan nomor 0, 1, dan 2.;
5) Memindahkan nomor 1 ke kelompok tiga yang lain;
6) Memberikan pertanyaan baru untuk didiskusikan;
7) Setelah mendiskusikan pertanyaan kedua, memindahkan
siswa nomor dua ke kelompok tiga yang lain;
8) Guru bisa memutar trio berkali-kali.

n. Exchanging Viewpoints1212
Prosedur pembelajarannya adalah:
1) Meminta siwa untuk menuliskan nama-nama mereka

11
Ibid., hlm. 83.
12
Ibid., hlm. 89.

72 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


di kartu yang dibagikan dan kemudian memakainya;
2) Meminta siswa untuk saling memperkenalkan diri dan
saling tukar menukar pandangan tentang masalah yang
diberikan;
3) Siswa melanjutkan terus untuk mencari siswa yang lain
dan saling tukar menukar pandangan;
4) Melanjutkan proses tersebut sampai kebanyakan siswa
telah bertemu.

o. Active Knowledge Sharing (Berbagi Pengetahuan Secara Aktif)1313


Prosedur pembelajarannya adalah:
1) Menyiapkan daftar pertanyaan;
2) Meminta siswa untuk menjawabnya;
3) Siswa diminta untuk mengelilingi kelas untuk mencari
jawaban yang tidak bisa dijawab;
4) Mengumpulkan kelas lagi untuk menjawab pertanyaan
yang tidak bisa siswa jawab.

p. The Power of Two1414


Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan belajar
kolaboratif dan mendorong kepentingan dan keuntungan
sinergi karenanya dua kepala tentu lebih baik daripada
satu.
Prosedur:
1) Berilah peserta didik satu atau lebih pertanyaan yang
mem­butuh­kan refleksi dan pikiran. Sebagai contoh:

13
Ibid., hlm. 80.
14
Ibid., hlm. 153.

Saepudin, M.Pd. 73
Bagaimanakah tubuh kita mencerna makanan?
Apakah pengetahuan itu?
Apa proses memperoleh hak?
Bagaimanakah otak manusia seperti komputer?
Mengapa hal buruk kadang terjadi pada orang baik?
2) Mintalah siswa untuk menjawab pertanyaan sendiri-
sendiri;
3) Setelah semuanya melengkapi jawabannya, bentukklah
ke dalam pasangan dan mintalah mereka untuk berbagi
jawaban dengan yang lain;
4) Mintalah pasangan tersebut membuat jawaban baru
untuk masing-masing pertanyaan dengan memperbaiki
respon masing-masing individu;
5) Ketika semua pasangan selesai menulis jawaban baru,
ban­dingkan jawaban dari masing-masing pasangan
pasangan yang lain.

D. Saran untuk Guru dalam Mengajarkan Berbicara


Terdapat beberapa saran bagi guru atau instruktur dalam
meningkatkan kemampuan berbicara siswa:15
1. Guru menyediakan kesempatan maksimal kepada siswa untuk
berbicara dengan menyediakan lingkungan yang mendukung
yang mencakup kegiatan kolaboratif, materi dan tugas otentik,
dan berbagi pengetahuan;
2. Guru mencoba melibatkan setiap siswa dalam setiap aktifitas
berbicara; untuk tujuan ini siswa hendaknya mempraktikkan

15
Lihat juga Abdul Alim Ibrahim, Al-Muajjah al-Fanny li Mudarris al-Lugah al-
Arabiyyah. Kairo: Darul Ma’arif, 1968), hlm. 158.

74 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


3. Guru mengurangi waktu berbicara di dalam kelas dan
cara-cara partisipasi siswa yang berbeda-beda;
meningkatkan waktu berbicara siswa. Guru berada di
3. Guru mengurangi waktu berbicara di dalam kelas dan
belakang kelas sambil mengobservasi siswa;
meningkatkan waktu berbicara siswa. Guru berada di belakang
4. Guru menunjukkan tanda positif ketika mengomentari
kelas sambil mengobservasi siswa;
respon siswa;
4. Guru menunjukkan tanda positif ketika mengomentari respon
5. Guru sering menanyakan “ Apa yang anda maksud? Dan
siswa;
bagaimana anda bisa menyimpulkan hal tersebut? .
5. Guru sering menanyakan “Apa yang anda maksud? Dan
Pertanyaan-pertanyaan seperti itu dapat memancing siswa
bagaimanauntuk anda bisabanyak
lebih menyimpulkan
berbicara;hal tersebut? Pertanyaan-
pertanyaan
6. Guruseperti itu dapat
melakukan memancing
umpan siswa untuk
balik tertulis, lebihjawaban
misalnya,
banyak berbicara;
anda baik sekali. Saya sangat menghargai usaha anda,
6. Guru melakukan
anda sangat umpan balik tertulis, misalnya, jawaban anda
berkesan.
baik7. sekali.
GuruSayatidak sangatmelakukan
menghargai usaha anda, anda
perbaikan sangatterhadap
lansung
berkesan.kesalahan pengucapan siswa;
7. Guru8. tidak
Gurumelakukan
melibatkan perbaikan lansungaktivitas
siswa dalam terhadap berbicara
kesalahan baik di
pengucapan
dalam siswa;
kelas maupun di luar kelas;
8. Guru9. melibatkan siswa dalam ke
Guru berkeliling aktivitas berbicara
seluruh baik di
sudut dalam untuk
ruangan
kelas maupun di luar kelas;
memastikan apakah siswa membutuhkan bantuan atau
9. Guru berkeliling
tidak dalam ke seluruh sudut
kegiatan ruangan untuk memastikan
berpasang-pasangan maupun dalam
apakah kerja kelompok; bantuan atau tidak dalam kegiatan
siswa membutuhkan
10. Guru menyediakan
berpasang-pasangan kosa kata
maupun dalam kerja yang berkaitan dengan topik
kelompok;
10. pembicaraan;kosa kata yang berkaitan dengan topik
Guru menyediakan
11. Guru mendiagnosa masalah yang dihadapi siswa dalam
pembicaraan;
11. berbicara. masalah yang dihadapi siswa dalam berbicara.
Guru mendiagnosa

E. Media Pembelajaran
E. Media Bercakap/
PembelajaranBercakap/
Media/teknologi pengajaran
Media/teknologi dapat membantu
pengajaran guru dalam
dapat membantu guru dalam
memberikan pemahaman
memberikan tentang materi
pemahaman yang diberikan.
tentang materi Sementara
yang diberikan.
siswa dapat mudah memahami materi tersebut dan akan merasa
Pembelajaran Keterampilan Bercakap | 76

Saepudin, M.Pd. 75
Sementara siswa dapat mudah memahami materi tersebut dan
akan tertarik
merasasehingga
tertarikperhatiannya
sehingga perhatiannya tertuju kepada apa
tertuju kepada apa yang dijelaskan
yang dijelaskan atau disampaikan oleh guru. Adapun media yang
atau disampaikan oleh guru. Adapun media yang dapat digunakan
dapat digunakan dalam mengajarkan bercakap/kalam antara lain16:
dalam mengajarkan bercakap/kalam antara lain:1616
1. Papan Etalase
1. Papan Etalase
Hampir tidak ada sekolah yang tidak memilki papan
Hampir tidak ada sekolah yang tidak memilki papan
pengumuman yang digunakan untuk berbagai hal yang berkaitan
pengumuman yang digunakan untuk berbagai hal yang berkaitan
dengan kegiatan sekolah. Ukuran papan etalase tersebut bisa 1 m
dengan kegiatan sekolah. Ukuran papan etalase tersebut bisa 1 m
x 2 m atau lebih.
Prosedur xpenggunaannya
2 m atau lebih.
adalah:
Prosedur penggunaannya
a. Guru menggambar menu makanan, adalah: misalnya di atas papan
a. Guru menggambar menu makanan, misalnya di atas papan
etalase;
etalase;


b. Guru menyuruh siswa untuk memperhatikan gambar


b. Guru menyuruh
tersebutsiswa
denganuntuk
teliti; memperhatikan gambar tersebut
denganc. teliti;
Guru bertanya tentang gambar tersebut dan disesuaikan
c. Guru bertanya tentang
dengan gambar
kehidupan nyatatersebut dan disesuaikan dengan
para siswa;
kehidupan nyata para siswa;

16
Shalahuddin Abdulmajid. op.cit. h.157

Pembelajaran Keterampilan Bercakap | 77


16
Shalahuddin Abdulmajid. Op.Cit., hlm.157.

76 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab







2. Papan
2. Tulis
Papan Tulis
Setiap Setiap
guru sudah
guru sudahterbiasa dengan
terbiasa menggunakan
dengan menggunakanpapan
papan
tulis sebagai media pengajaran. Namun, sedikit dari mereka
tulis sebagai media pengajaran. Namun, sedikit dari mereka yangyang
memanfaatkannya semaksimal
memanfaatkannya mungkin.
semaksimal mungkin.
Guru bahasa Arab dapat menggunakan papan tulis secara
Guru bahasa Arab dapat menggunakan papan tulis secara
efektif dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
efektif dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Guru tidak menggerakkan lengan dan badannya ketika
a. Guru tidak menggerakkan lengan dan badannya ketika
menulis di atas papan tulis;
menulis di atas papan tulis;
b. Tulisan guru harus besar dan jelas sehingga menjadi
b. Tulisan guru harus besar dan jelas sehingga menjadi contoh
contoh bagi siswanya;
bagi siswanya;
c. Ketika menulis, badan tidak menghalangi tulisan sehingga
c. Ketika menulis, badan tidak menghalangi tulisan sehingga
siswa tidak dapat melihatnya;
d. Papan siswatulis tidak
selaludapat
dalammelihatnya;
keadaan bersih baik sebelum atau
d. Papan tulis
sesudah pelajaran; selalu dalam keadaan bersih baik sebelum atau
e. Dalamsesudahlatihan pelajaran;
bercakap guru tidak selalu/sering menulis di
e. Dalam latihan
atas papan tulis kecuali bercakap
kosa guru
kata tidak
yangselalu/sering
sulit saja; menulis di
f. Terkadang atas papan tulis kecualisiswa
guru menyuruh kosa kata yang sulit saja;
menggambar sederhana.
f. Terkadang guru menyuruh siswa menggambar sederhana.
3. Jam Dinding Buatan
3. Jam Dinding Buatan
Jam tersebut bisa dibuat dari kertas tebal maupun dari
triplek. Dari jam tersebut seorang guru bahasa Arab dapat
Pembelajaran Keterampilan Bercakap | 78
Saepudin, M.Pd. 77
Jam tersebut bisa dibuat dari kertas tebal maupun dari
triplek. Dari jam tersebut seorang guru bahasa Arab dapat
menanyakan:
menanyakan:





4. Wisata
Guru bahasa dapat mengajak para siswa untuk berwisata
4. Wisata
ke tempat-tempat seperti pegunungan sehingga mereka dapat
Guru bahasa dapat mengajak para siswa untuk berwisata
melihat sawah, pohon, jalan, sungai, gunung, awan, rumah,
ke tempat-tempat seperti pegunungan sehingga mereka dapat
bunga-bunga dan sebagainya ataupun ke kebun binatang; di sana
melihat sawah, pohon, jalan, sungai, gunung, awan, rumah,
mereka dapat melihat berbagai macam hewan. Kegiatan-kegiatan
bunga-bunga dan sebagainya ataupun ke kebun binatang; di sana
yang dapat dilakukan:
mereka dapat melihat berbagai macam hewan. Kegiatan-kegiatan
a. Guru menyuruh siswa untuk memperhatikan apa saja yang
yang dapat dilakukan:
ada di sekeliling mereka;
b. Guru menyuruh siswa siswa
a. Guru menyuruh untuk
untuk memperhatikan
mencari kosa kata apa sajayang
(apa yang
dilihat)ada di sekeliling
di dalam kamus;mereka;
b. yang
c. Siswa Guru tidak
menyuruh siswa untuk
mendapatkan di mencari kosa menanyakan
kamus bisa kata (apa yang
kepada dilihat)
teman di dalam
atau kamus;
guru;
d. Bagic. siswa
Siswatingkat
yang tidak mendapatkan
menengah di kamusmereka
atau lanjutan, bisa menanyakan
disuruh
kepada teman atau guru;
untuk mulai bercakap-cakap sambil melihat-lihat
d. Bagi siswa tingkat menengah atau lanjutan, mereka
pemandangan.
disuruh untuk mulai bercakap-cakap sambil melihat-lihat
pemandangan.
Pembelajaran Keterampilan Bercakap | 79

78 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


6. Permainan Bahasa1717
17
Terdapat beberapa permainan berbahasa yang dapat
Permainan Bahasa 17
ermainan Bahasa dilakukan dalam pembelajaran berbicara, di antaranya adalah:
17
mainan Bahasa
Terdapat beberapa 17permainan berbahasa yang dapat
6. Terdapat
Permainan Bahasa
beberapa
a. Role-play permainan berbahasa yang dapat
Terdapat
ukan dalambeberapa
pembelajaran permainan
berbicara,berbahasa
di antaranya
antaranyayangadalah:
dapat
Terdapat
ukan dalam beberapa
pembelajaran permainan
Dalam berbicara, di berbahasa yangyang
haladalah: dapat
an dalam pembelajaran berbicara, di antaranya adalah: bisa dimain perankan
ole-play
permainan ini, banyak
dilakukan dalam pembelajaran
ole-play oleh para siswa. berbicara,
Contoh:di antaranya adalah:
playDalam permainan ini, banyak hal yang
yang bisabisa dimain
dimain
a. Role-play
Dalam permainan1) ini, Salah banyak hal
Dalam
nkan oleh
olehpermainan
para siswa.
siswa. ini, banyak hal yang bisa dimainsebagai pelayan/
Contoh:
seorang siswa berperan
nkan Dalam
para permainan Contoh: ini, banyak hal yang bisa dimain
pramusaji.
nSalah
oleh para
)perankan siswa.
seorang Contoh:
siswa berperan sebagai pelayan/pramusaji.
pelayan/pramusaji.
oleh para
Salah seorang siswa siswa.
2) Contoh:
berperan
Pelanggansebagai
(1) memesan makanan/minuman:
)lah seorang (1)
Pelanggan siswa
1) Salah seorang
Pelanggan
berperan
memesan
(1) memesan siswa
sebagai pelayan/pramusaji.
makanan/minuman:
berperan sebagai
makanan/minuman: pelayan/pramusaji.
makanan/minuman:
langgan (1) memesan
 

2) Pelanggan (1) memesan makanan/minuman:
 
 

yang

) Pelayan
Pelayan pergi
pergi ke 3) Pelayan
ke pelanggan
pelanggan pergi
lain ke pelanggan
menanyakan
lain menanyakan apa apalain menanyakan
yang akan
akan apa yang
elayan
merekapergi ke pelangganakan
pesan. lainmereka
menanyakan
pesan. apa yang akan
3) Pelayan
mereka pesan.pergi ke pelanggan lain menanyakan apa yang akan
)ereka pesan.
Pelanggan/tamu
mereka pesan.
Pelanggan/tamu (2) 4) memesan,
misalnya:
Pelanggan/tamu
(2) memesan, misalnya: (2) memesan, misalnya:
langgan/tamu (2) memesan,
4) Pelanggan/tamu (2) 
 
misalnya:
memesan, misalnya: 
 
  
) Pelayan
Pelayan pergi
pergi keke tamu
tamu (1) (1)
dengan
dengan membawa
membawa pesanan
pesanan

dan
dan
elayan pergi ke tamu 5) (1)
Pelayan
dengan pergi ke
membawa tamu (1) dengandan
pesanan membawa pesanan
berkata:
5) Pelayan pergi ke tamu
berkata: (1) dengan membawa pesanan dan
dan berkata:
erkata:
berkata: 
 


 
 
) Pelayan
Pelayan pergi
pergi ke
ke tamu
tamu (2) dengan
(2) dengan membawa
membawa pesanan dan
pesanan dan
elayan pergi ke tamu6) (2)
berkata: dengan
Pelayan membawa
pergi pesanan
ke tamu (2) dengandan
membawa pesanan
6) Pelayan pergi ke tamu (2) dengan membawa pesanan dan
berkata:


erkata: dan berkata:
berkata:


Permainan ini
Permainan ini dilakukan
dilakukan

dengan bergantian
dengan bergantian sehingga
sehingga
Permainan
uh siswa
siswa ini dilakukan
dapat melakukan.
melakukan. dengan bergantian sehingga
uh Permainan
dapat ini dilakukan dengan bergantian sehingga
siswa dapat melakukan.
melakukan.
seluruh siswa dapat Permainan ini dilakukan dengan bergantian sehingga
ekuatan Melihat
ekuatan 
Melihat  siswa dapat melakukan.
seluruh
atan Melihat 
b. Kekuatan Melihat 
17 Shalahuddinibid.
17
Shalahuddin Abdulmajid, Abdulmajid,
h. 165 Ibid. hlm. 165.
17
7
Shalahuddin Abdulmajid, ibid. h. 165
Shalahuddin
17
Abdulmajid, ibid. h. 165 Saepudin, M.Pd. 79
Shalahuddin Abdulmajid, ibid. h. 165
Pembelajaran Keterampilan Bercakap | 80
Pembelajaran Keterampilan Bercakap | 80
Pembelajaran Keterampilan Bercakap | 80
Pembelajaran Keterampilan Bercakap | 80
Permainan ini dilakukan dengan bergantian sehingga
seluruh siswa dapat melakukan.

b. Kekuatan
b. Melihat 
KekuatanMelihat
Prosedur pelaksanaannya adalah:
1) 17pelaksanaannya
Prosedur Salah satu siswa meletakkan
adalah: beberapa benda kecil yang
pelaksanaannya adalah: Shalahuddin Abdulmajid, ibid. h. 165
1) Salah
Prosedur tidak satu
lebihsiswa
pelaksanaannya meletakkan
dari lima belas di atasbeberapa
adalah: meja; benda kecil yang
alah satu siswa meletakkan beberapa benda kecil yang
2) tidak
1) lebih
Seluruh
Salah satu dari
siswa lima belas di atas
Pembelajaran
diperintahkan
siswa meletakkan meja;
untuk Keterampilan
bendaBercakap
memperhatikan
beberapa | 80
kecil yang
dak lebih dari lima belas di atas meja;
2) Seluruh
tidak siswa
lebih
benda-benda diperintahkan
dari lima belas diuntuk
tersebut; memperhatikan benda-
atas meja;
eluruh siswa diperintahkan untuk memperhatikan benda-
enda tersebut; 3) benda
2) Seluruhtersebut;
Kemudian siswa diperintahkan
menutupnya dengan untuk
kain; memperhatikan benda-
3)4) Kemudian
benda
Menyuruh menutupnya
tersebut; dengan kain;
Kemudian menutupnya dengan kain;salah satu siswa menyebutkan benda-benda
4)3) Menyuruh
Kemudian
tersebut salah satu
menutupnya
(dengan siswa
bahasa Arab),menyebutkan
dengan kain; benda-benda
yang paling banyak
Menyuruh salah satu siswa menyebutkan benda-benda
4) tersebut
Menyuruh (dengan
adalah yang salahbahasa
yang paling satu Arab),
siswa yang paling banyak
menyebutkan adalah
benda-benda
ersebut (dengan bahasa Arab), palingbaik.
banyak adalah
yang paling
tersebut baik. bahasa Arab), yang paling banyak adalah
(dengan
ang paling baik.
c.c.Apa yang
yang paling
saya baik. 
lakukan?
ang saya lakukan? 
Apa yang
 saya lakukan?
Apa
c. Permainan
yang saya
Permainan ini lakukan?
lebih
ini lebih pada pada
menekankan
menekankan pertanyaan yang yang
pertanyaan
ermainan ini lebih memerlukan
menekankanjawaban pada Ya pertanyaan yang
memerlukan jawabanini
Permainan dandan
Yalebih Tidak.Contoh:
Tidak. Contoh: pada pertanyaan yang
menekankan
kan jawaban Ya dan Tidak. Contoh:
memerlukan jawaban Ya dan Tidak.
 Contoh:


 


d. Siapa temanku? 
temanku? 
d.
d. Siapa temanku? 
temanku?
Siapapelaksanaannya
Prosedur adalah: 
pelaksanaannya adalah:
1)Prosedur
ProsedurSalah pelaksanaannya
seorang siswa
pelaksanaannya adalah:
adalah: berperan sebagai orang yang
alah seorang siswa berperan sebagai orang yang
1) Salah
1) kehilanganseorang
Salah seorang siswa
temannya berperan
di dalam
siswa sebagai
kerumunan;
berperan orang yang
sebagai orang yang
ehilangan temannya di dalam kerumunan;
2) Dia kehilangan temannya
bertanya temannya
kehilangan di
kepada siapa dalam kerumunan;
saja yang
di dalam ditemuinya;
kerumunan;
Dia bertanya kepada siapa saja yang ditemuinya;
2) Dia
3)2) Dia bertanya
menggambarkankepada siapa saja
temannya yang
baikditemuinya;
fisik
Dia bertanya kepada siapa saja yang ditemuinya; maupun sifatnya.
Dia menggambarkan temannya baik fisik maupun sifatnya.
3) Permainan
3) Dia menggambarkan
Dia menggambarkan temannya
berbahasa temannya
khususnya baikdalam
baik fisik maupun
fisik maupun
pembelajaran
sifatnya.
ermainan berbahasa khususnya dalam pembelajaran
sifatnya.
berbicaraPermainan
sangat penting bagi siswa karena dalam
berbahasa khususnya dalam pembelajaran permainan
a sangat penting bagi siswa karena dalam permainan
tersebut terdapat unsur
berbicara sangat penting kompetisi
bagi siswa sehingga
karenadapatdalammenjadikan
permainan
terdapat unsur kompetisi sehingga dapat menjadikan
siswa terlibat secara maksimal dalam proses pembelajaran
tersebut terdapat unsur kompetisi sehingga dapat menjadikan dengan
libat secara maksimal dalam proses pembelajaran dengan
rasa senang,
siswa percaya
terlibat secara diri, menghilangkan
maksimal dalam proses rasapembelajaran
bosan dan melatih
dengan
ang, percaya diri, menghilangkan rasaKeterampilan
bosan dan melatih
80 rasa senang, percaya diri, menghilangkan rasa bosan dan melatih
Pembelajaran Berbahasa Arab

Pembelajaran Keterampilan Bercakap | 81


Pembelajaran Keterampilan Bercakap | 81
Permainan berbahasa khususnya dalam pembelajaran berbicara
sangat penting bagi siswa karena dalam permainan tersebut terdapat
unsur kompetisi sehingga dapat menjadikan siswa terlibat secara
maksimal dalam proses pembelajaran dengan rasa senang, percaya
diri, menghilangkan rasa bosan dan melatih siswa untuk belajar secara
koperatif. Jika aspek-aspek tersebut tampak dalam proses pembelajaran
maka dapat diyakini bahwa pembelajaran dapat mencapai tujuan
yang diharapkan.
Permaianan berbahasa sangat bervariasi sesuai dengan tingkatan
usia, motivasi, gaya belajar, kemampuan berbahasa, situasi dan
kondisi. Menarik dan bervariasinya permainan berbahasa tergantung
pada kreatifitas guru untuk merangcang dan mengembangkannya
termasuk memepersiapkan media sebagai sarana pelaksanaan
permainan tersebut.

F. Penutup
Bercakap merupakan keterampilan berbahasa yang sangat
dibutuhkan dalam pembelajaran bahasa Arab. Tanpa kemampuan
tersebut seseorang akan mengalami kesulitan untuk berkomunikasi
dengan penutur asli.
Metode, teknik dan media pengajaran yang telah dipaparkan
di atas hanyalah merupakan gambaran kecil dalam pengembangan
bahasa Arab.

Saepudin, M.Pd. 81
BAB
B IVIV

EMBELAJARAN KETERAMPILAN
BELAJARAN KETERAMPILAN
MEMBACA
MBACA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN
Al-Qir’ah)
Qir’ah) MEMBACA (Al-Qirā’ah)

A. Pendahuluan
PENDAHULUAN
NDAHULUAN
Bahasa Bahasaalatadalah
adalah komunikasi alat komunikasi yang empat
meliputi empat
Bahasa adalah alat komunikasi yang yang meliputi
meliputi empat
erampilan, keterampilan, yaitu:bercakap,
menyimak, bercakap,danmembaca, dan menulis.
pilan, yaitu:yaitu:
menyimak,menyimak, bercakap, membaca, membaca,dan menulis. menulis.
terampilan
mpilan Keterampilan
berbahasa
berbahasa tersebut ber­bahasa
tersebut
dapatdapat tersebut dapat diklasifikasikan
diklasifikasikan
diklasifikasikan menjadimenjadimenjadi dua
ategori: (a) kategori:
kategori: (a) receptive
receptive (a) receptive
skillsskills(skills (()
) dan) dan
(b)(b) (b)
dan productive skills
oductive
ive skillsskills
( (
(  )) ..)
1
Bercakap
1
dan menulis
. Bercakap
Bercakap dan dan termasuk
menulismenulis productive skills
masuk karena
productive
k productive dengan
skillsskillskarena keterampilan
karena
dengan dengan tersebut kita
keterampilan
keterampilan memproduksi
tersebut ide dan
tersebut
amproduksi
memproduksi informasi.
ide Sementara
ide informasi.
dan dan informasi. menyimak
SementaraSementara dan membaca
menyimak
menyimak dantermasuk
dan receptive
cambaca
termasuk skills
termasuk karena
receptivereceptivedengan
skills skills ketermpilan
karena karena
dengan tersebut
dengan kita mendapatkan atau
ketermpilan
ketermpilan
sebut menerima
kita mendapatkan
kita mendapatkan atauinformasi.
atau menerima
menerima informasi.
informasi.
SalahSalah
satu satu keterampilan
Salah satuberbahasa
keterampilan berbahasa
keterampilan yang yang
berbahasa
kurangkurang
yang diminati
kurang
diminati diminati oleh
h sebagian
bagian besarbesar
masyarakatmasyarakat Indonesia Indonesia adalah adalah keterampilan
keterampilan
mbaca.
ca. Membaca
Membaca sering
 sering dianggap
dianggap
Shalahuddin kegiatan
Abdulmajid,
kegiatan yang
yangal-Lugah
Ta’allum
menjenuhkan
menjenuhkan
al-Hayyah wa Ta’l muh Baina al-
Na’ariyyah wa al-Tatb q. (Lubnan:Maktabah Lubnan, 1981), hlm. 63
1
 Shalahuddin
 Shalahuddin Abdulmajid,
Abdulmajid, Ta’allum
Ta’allum al-Lugah
al-Lugah al-Hayyah
al-Hayyah wa wa
Saepudin, M.Pd. 83
muh
Baina Baina al-Na�ariyyah
al-Na�ariyyah wa al-Tatbq.
wa al-Tatbq. (Lubnan:Maktabah
(Lubnan:Maktabah Lubnan,Lubnan,
1), h. 63
63
Pembelajaran
Pembelajaran Keterampilan
Keterampilan | 83 | 83
Membaca
Membaca
sebagian besar masyarakat Indonesia adalah keterampilan membaca.
Membaca sering dianggap kegiatan yang menjenuhkan dan
membosankan.
nkan. Mahasiswa, misalnya, Mahasiswa,
sering merasamisalnya, sering merasa bingung, lemas,
bingung,
kurang bergairah
bergairah bahkan jengkel kalaubahkan jengkelditugaskan
mereka kalau mereka ditugaskan membuat
gkasan atau laporan telaah buku
ringkasan atau laporan telaah buku yang yang pasti
pasti melibatkan kegiatan
egiatan membaca rujukan, sumber atau literatur.
membaca rujukan, sumber atau literatur. Kurangnya daya tarik
aya tarik membaca
membacabukan bukan semata-mata disebabkan
semata-mata disebabkan oleh faktor internal siswa
ternal siswaatau
ataumahasiswa
mahasiswa itu sendiri tetapi juga
itu sendiri tetapi juga oleh faktor eksternal. Fenomena
eksternal. ini
Fenomena ini
dapat menyebabkan dapat menyebabkan
terhambatnya proses belajar mengajar.
proses belajar mengajar.
Pengajaran membaca di Indonesia masih menghadapi beberapa
aran membaca di Indonesia masih menghadapi
kendala. Rasyid menyatakan bahwa kendala-kendala tersebut
dala. Rasyid menyatakan bahwa kendala-kendala
2
yaitu:2(a) kurikulum (pengajaran membaca) yang diterapkan belum
u : (a) kurikulum (pengajaran membaca) yang
memberikan peluang yang sebaik-baiknya, implementasi suatu
elum memberikan peluang yang sebaik-baiknya,
kurikulum belum tuntas dilaksanakan, tuntutan masyarakatpun sudah
suatu kurikulum belum tuntas dilaksanakan,
berubah, (b) sarana yang tersedia (perpustakaan dan laboratorium)
arakatpun sudah berubah, (b) sarana yang tersedia
belum memadai, (c) guru belum terampil dalam mengemban tugasnya,
dan laboratorium) belum memadai, (c) guru belum
dan (d) masyarakat dan lingkungan kurang menunjang pengajaran
m mengemban tugasnya, dan (d) masyarakat dan
membaca.
rang menunjang pengajaran membaca.
ena tersebut tidak hanya tersebut
Fenomena berlakutidak bagihanya berlaku bagi buku-buku yang
buku-buku
dengan bahasa tertulis dengantetapi
Indonesia bahasajuga Indonesia tetapi juga bagi buku-buku yang
bagi buku-buku
tertulis asing,
dengan bahasa dengankhususnya
bahasa asing, khususnya
bahasa Arab.bahasa Arab. Meskipun
kebanyakan masyarakat
banyakan masyarakat muslim muslim Indonesia
Indonesia seringsering membaca al-Qur’an
dan al-Hadis
Qur'an dan al-Hadis tetapi
tetapi kegiatantersebut
kegiatan tersebutmasih
masih pada tahap membaca
membaca nyaring ( )) tanpa
nyaring ( tanpame­mahami
memahami maknanya secara mendalam.
cara mendalam.Sehingga lamanyalamanya
Sehingga waktu belajarwaktumembaca
belajar belum memberikan hasil
um memberikan yanghasil
memuaskan.
yang memuaskan.

2
Rasyid, Amin, Muhammad., Teaching English as a Foreign Language (TEFL) in
Indonesia. (Ujung Pandang: FPBS IKIP, 1997), hlm. 170.
d, Amin, Muhammad., Teaching English as a Foreign
) in Indonesia.84 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab
(Ujung Pandang: FPBS IKIP, 1997), h. 170
Pembelajaran Keterampilan Membaca | 84
Hal tersebut disebabkan pula oleh kurangnya pemahaman
tentang metode dan teknik membaca buku/literature bahasa Arab
baik bagi siswa maupun guru itu sendiri. Tulisan ini mudah-mudahan
memberikan sedikit pemahaman tentang bagaimana membaca bahasa
Arab dapat diajarkan secara mudah dan menyenangkan.

B. Latar Belakang Sejarah Metode Membaca


Teori ini dipelopori oleh beberapa pendidik Inggris dan Amerika
pada tahun 1920-an. West (1926), yang mengajar bahasa Inggris di
India, berpendapat bahwa belajar membaca secara lancar jauh lebih
penting bagi orang-orang India yang belajar bahasa Inggris ketimbang
berbicara. West menganjurkan suatu penekanan pada membaca
bukan hanya karena dia menganggap hal itu sebagai keterampilan
yang paling bermanfaat yang harus diperoleh dalam bahasa asing
tetapi juga karena itulah yang paling mudah, suatu keterampilan
dengan nilai tambah yang paling besar bagi siswa pada tahap-tahap
awal pembelajaran bahasa. Mendasarkan dirinya pada karya Thordike
“Teacher’s Word Book” (1921), West menempa para pembaca dengan
sejumlah kosakata terkontrol dan ulangan secara teratur bagi kata-
kata baru. Dengan dasar yang sama, Coleman (1929) menarik hikmah
dan kesimpulan dari Modern Foreign Language Study yang merupakan
satu-satunya bentuk pengajaran bahasa praktis di sekolah-sekolah
menengah Amerika yang memberi perhatian besar pada keterampilan
membaca. Begitu pula, Bond mengembangkan suatu pendekatan
metode membaca pada kursus-kursus bahasa tingkat perguruan tinggi
di Universitas Chicago antara tahun 1920 dan 1940.
Kepada para siswa diberikan instruksi-instruksi yang terperinci
mengenai siasat atau strategi-strategi membaca. Kursus telaah yang

Saepudin, M.Pd. 85
dikembangkan selama satu dasawarsa menyediakan bahan-bahan
bacaan bertingkat dan suatu pendekatan bersistem terhadap pem­
belajaran membaca. Bahasa lisan tidak seluruhnya ditinggalkan, tetapi
tujuan membacalah yang memperoleh penekanan utama.
Metode membaca ini memang mendapat banyak kritikan baik
pada waktu metode itu dianjurkan di Amerika dan begitu pula selama
Perang Dunia II tatkala kemampuan berbicara dalam berbagai bahasa
merupakan prioritas nasional di Amerika Serikat. Akan tetapi, sejak
perang itu terdapat suatu pembaharuan minat dalam pengajaran
bahasa-bahasa untuk tujuan-tujuan tertentu seperti membaca sastra
dan pustaka ilmiah.
Pesatnya kemajuan mesin cetak saat ini telah memungkinkan
penye­baran informasi secara cepat. Hasil-hasil penelitian dan kemajuan
sains dan teknologi begitu cepat dilipatgandakan dan disebar. Satu
judul buku tentang suatu masalah yang menjadi perhatian kita belum
sampai separuhnya kita baca, telah disusul judul baru. Baru saja kita
memesannya, telah disodorkan judul baru oleh penulis lain dan
penerbit lain. Setiap hari bagai berpacu, penerbit mengumumkan
terbitan barunya.
Theodore Rosevelt membaca tiga buku dalam sehari selama di
Gedung Putih. John F. Kennedy mempunyai kecepatan membaca
1.000 kpm (kata per menit). Sementara Jimmy Carter, Indira Gandi,
Marshal Mc. Luhan, dan Burt Lancaster hanyalah sedikit dari nama-
nama terkenal yang mengakui manfaat membaca cepat bagi kemajuan
karier mereka.
Untuk dapat membaca seperti para tokoh di atas kita sebagai
pembaca harus memiliki strategi dan teknik yang benar dan
efektif sehingga pengajaran membaca dapat mencapat tujuan yang

86 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


diharapkan. Tulisan ini menjelaskan secara singkat aspek-aspek yang
berkenaan dengan membaca.

C. Tujuan Membaca
Tujuan membaca bervariasi sehingga teknik membacapun
bervariasi, seperti beberapa tujuan yang dicontohkan berikut:
1. Kalau seseorang membaca buku bertujuan untuk mengetahui
isi buku tersebut secara umum, pembaca cukup membaca judul,
pengantar, daftar isi, atau beberapa subjudul;
2. Kalau ia ingin memperoleh ide-ide pokok suatu bab, subbab,
atau alinea suatu buku, ia cukup membaca kalimat utama atau
kata-kata kunci yang ada dalam kalimat;
3. Kalau ia ingin mendapatkan garis-garis besar suatu argumen,
teori atau gagasan, selain ia harus mencari ide-ide utama ia juga
harus mencari pola-pola pengorganisasian ide yang digunakan
penulis.
4. Kalau ia ingin mendapatkan penjelasan, uraian, atau contoh-
contoh sebagai pendukung ide utama yang dikemukakan, ia
harus membaca penjelasan, uraian atau contoh-contoh yang
biasanya langsung mengi­kuti ide utama dalam suatu alinea.
5. Kalau ia membaca untuk persiapan ujian, ia harus mampu
menyatakan ulang gagasan-gagasan utama.

D. Tujuan Pembelajaran Membaca Bahasa Arab


Adapun tujuan pembelajaran bahasa Arab adalah sebagai
berikut:
1. Siswa dapat mengucapkan dan membaca Al-Qur’an dan Al-Hadits
serta buku-buku keagamaan lainnya secara baik dan benar;

Saepudin, M.Pd. 87
2. Siswa mempunyai keterampilan membaca yang bermacam-macam,
seperti membaca cepat, membaca bebas, mampu memahami arti,
maupun berhenti setelah lengkap maknanya dan sebagainya;
3. Membangun atau menumbuhkan kegemaran membaca;
4. Mendapatkan kemampuan kebahasaan seperti, mengucapkan
kosa kata, struktur-struktur baru dan lain-lain;
5. Melatih siswa agar dapat mengungkapkan dengan arti atau
maksud yang dibaca;
6. Menumbuhkan pemahaman terhadap materi bacaan seperti:
mem­baca buku ilmiah, berita, pidato, pengumuman, daftar
harga, jadwal keberangkatan atau waktu tiba kereta atau pesawat
terbang, jadwal pembelajaran, jadwal ujian, buku cerita, sastra
penelitian dan sebagainya.3
Tujuan yang diuraikan di atas adalah tujuan pembelajaran bahasa
Arab yang bersifat umum. Tentu tujuan tersebut masih harus dikaji
dan disesuaikan dengan tujuan institusional atau lembaga di mana
proses belajar mengajar itu diadakan dan diselaraskan dengan situasi
dan kondisi, sehingga itu dapat tercapai.

3
Abdul Alim Ibrahim, op. cit., h. 59

88 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


E. Tipe Performansi Membaca di Ruangan Kelas:4:

Gambar 3. Tipe performansi membaca di ruangan kelas5

Selain dari tipe-tipe membaca di atas terdapat tipe-tipe membaca


lainnya yang diklasifikasikan ke dalam membaca dalam hati (silent
reading/al-qira’ah al-jahriyyah):
1. SQ3R (Survey, Question, Read, Recite (atau Recall), Review);
2. Menemukan ide pokok (ide pokok buku keseluruhan, ide pokok
bab, sub-bab dan paragraph;
3. Mengenali detail penting. Salah satu cara mengenali detail
penulisan adalah dengan mencari petunjuk yang digunakan oleh

4
Henry Guntur Tarigan, Metodologi Pengajaran Bahasa, (Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1989), hlm. 342.
5
Lihat juga dalam Brown, Douglas. Teaching by Principles: An Interactive Approach
to Language Pedagogy. (New York: A Person Education Company, 2001) hlm. 312.

Saepudin, M.Pd. 89
penulis untuk membantu pembaca, baik berupa visual maupun
kata-kata penunjuk. Kata-kata bantu visual itu misalnya: ditulis
kursif (huruf miring), digarisbawahi, dicetak tebal, dibubuhi
angka-angka, dan ditulis dengan menggunakan huruf-huruf: a,
b, c.
Adapun kunci penuntun:
a. Yang terpenting, terutama, yang perlu dicatat, pada prinsipnya,
hendaknya diingat bahwa, faktor yang mempengaruhi;
b. Tetapi, bagaimanapun juga, sebaliknya, namun, meskipun
demikian;.
c. Misalnya, contohnya, teristimewa, seperti;
d. Juga, lainnya, akhirnya, selanjutnya, berikutnya;
e. Oleh karena itu, akhirnya, ringkasnya, maka daripada itu,
sebagai berikutnya, konsekuensinya.
Contoh dalam bahasa Arab adalah:

Di samping
Di samping
Di samping
itu
itu itu
:
::  
 
Di
Di samping
samping
Di samping itu itu
itu : :
:  
Di samping itu
Di samping itu :
:
 
 
 
Di samping
Di sampingitu itu
Di samping itu :::
 
   
Di samping itu :
Di samping itu
Di samping
Di samping
Di samping itu
itu itu
:
:::   
   
 
Meskipun demikian, :     
Meskipun demikian, :
Meskipun
namun,
Meskipun demikian, ::  
demikian, 
     
 
Meskipun demikian, namun,
namun, :

  
namun,
Dengan demikian,
namun, :
Dengan demikian, :
Dengan
Dengan demikian,
demikian,
Dengan demikian, ::: 
 
  
Oleh karena itu, :
Oleh karena itu,
Oleh
Oleh karena
karena itu,
itu, :
:
:   
  
Oleh karena itu,
Mengingat
Mengingat :
:
 
 
Mengingat
Mengingat ::
:  
 
 
:   
Yang penting
::  
Yang penting
Yang penting
Yang penting 


Berbeda dengan
Berbeda dengan :
:   
   
Arab
90
  

Berbeda Pembelajaran Keterampilan
dengan Berbahasa
Berbeda dengan
Berbeda dengan :::    
Ringkasnya
Ringkasnya :
:  
 
 
 
  
Ringkasnya
Ringkasnya
Ringkasnya :::   
Meskipun demikian,
namun,
Meskipun
namun,
namun,
demikian, ::  

 


namun,
Dengan
Dengan demikian,
namun, demikian, ::  
Dengan
Dengan demikian,
demikian, ::  
Dengan
Oleh demikian,
karena itu, :: 
   
Oleh
Oleh karena
karena itu,
itu, :::   
 
 
 
Oleh karena itu, 
 
  
Oleh karena itu, ::
Mengingat
Mengingat
Mengingat :::  
 
Mengingat
Mengingat  
 

Mengingat ::
::     



Yang
Yang penting
penting
:::  
   
Yang penting
Yang penting
Yang
Yang penting
penting  
Berbeda
Berbeda dengan
dengan ::  
   
Berbeda dengan  
  
 
 
   
 
 
 

Berbeda dengan
Berbeda dengan
:::
Berbeda
Ringkasnya dengan  
  


Ringkasnya :: 
   
 
Ringkasnya
Ringkasnya
Ringkasnya
Ringkasnya :::    
Akhirnya,  


  
Akhirnya,
Akhirnya,  
 
  
Akhirnya,
Akhirnya,
Akhirnya,
Ungkapan-ungkapan
Ungkapan-ungkapan di di atasatas sangat
sangat penting
penting untuk untuk
Ungkapan-ungkapan
Ungkapan-ungkapan di
di atas
atas sangat
sangat penting
penting untuk
untuk
memahami isi bacaan
Ungkapan-ungkapan dengan mudah sebagai kata kunci
memahami
memahami isi bacaan
bacaan dengan
Ungkapan-ungkapan
isi di atasdisangat
dengan ataspenting
mudah
mudah sangat
sebagai
sebagaiuntuk penting
kata
kata kunci untuk
memahami
kunci untuk
isi
untuk
memahami isi
mengetahui
memahami
mengetahui isi bacaankalimat
apakah
bacaan
apakah dengantersebut
dengan
kalimat mudah hanya
mudah
tersebut sebagaikalimat
sebagai
hanya kata kunci
kata
kalimat kunci untuk
tambahan,
untuk
tambahan,
bacaan dengan
mengetahui mudahkalimat
apakah sebagai kata kunci hanya
tersebut untuk mengetahui
kalimat apakah
tambahan,
mengetahui
penjelasan
mengetahui
penjelasan apakah
atau
apakah
atau kalimatkalimat
kalimat
kalimat yang
yang tersebut
menjadi
tersebut
menjadi hanya
hanya kalimatdari
kesimpulan
kalimat
kesimpulan tambahan,
bacaan
tambahan,
dari bacaan
kalimat tersebut
penjelasan
penjelasan atau
atau hanya kalimat
kalimat
kalimat yang
yang tambahan,
menjadi
menjadi penjelasan atau
kesimpulan
kesimpulan dari
darikalimat
bacaan
bacaan
tersebut.
penjelasan
tersebut. atau kalimat yang menjadi kesimpulan dari bacaan
yang
tersebut.
tersebut. menjadi kesimpulan dari bacaan tersebut.
4. Membaca
tersebut.
4. Membaca secara
secara kritis
kritis
4.
4. 4. Membaca
Membacasecara
Membaca secara kritis
secara kritis
kritis kritis:
Langkah-langkah
4. Membaca membaca
secara
Langkah-langkah membaca kritis
membaca kritis:
Langkah-langkah
Langkah-langkah
Langkah-langkah membacamembacakritis:
kritis:
kritis:
a. Mengerti
Langkah-langkah
a. Mengerti isi
membaca
isi bacaan:
kritis:
bacaan: mengerti
mengerti benarbenar ide ide pokoknya,
pokoknya,
a.
a. Mengerti
a. Mengerti
Mengerti isiisi
isi bacaan:
bacaan:
bacaan: mengerti
mengerti
mengerti benar
benar
benar ide
ide
ide pokoknya,
pokoknya,
pokoknya,
mengetahui
a. Mengerti isi
mengetahui fakta fakta
fakta dandan
bacaan: detail
mengerti
dan detail pentingnya,
benar
detail pentingnya, ide
pentingnya, dan dan dapat
pokoknya,
dan dapat
mengetahui
mengetahui
mengetahui fakta
fakta dan
dandetail pentingnya,
detail dan
pentingnya,dapat membuat
dan dapat
dapat
membuat
mengetahui
membuat kesimpulan
fakta
kesimpulan dan
dan
dan interpretasi
detail dari ide-ide
pentingnya,
interpretasi dari dan
ide-ide itu;
itu; dapat
membuat kesimpulan
kesimpulan
membuat dan
dan interpretasi
kesimpulan interpretasi dari
dari ide-idedari
dan interpretasi
interpretasi ide-ide itu;
itu; ide-ide itu;
membuat kesimpulan dan dari ide-ide itu;
b. Menguji sumber penulis: apakah Keterampilan
Pembelajaran dapat dipercaya?
Keterampilan Membacacukup| 91
Pembelajaran Keterampilan Membaca || 91
Pembelajaran Membaca 91
Pembelajaran Keterampilan Membaca | 91
akuratkah? dan kompeten dibidangnya?
Pembelajaran Keterampilan Membaca | 91
c. Ada interaksi antara pembaca dan penulis; tidak hanya
mengerti isinya tetapi juga membandingkan dengan apa
yang sudah dimiliki oleh pembaca;
d. Menerima atau menolak: pembaca boleh mempercayai,
mencurigai, meragukan, mempertanyakan.

Saepudin, M.Pd. 91
5. Aktivitas scanning
a. Mencari padanan kata: siswa diminta untuk menemukan
sinonim atau antonym;
b. Mencari jenis kata: membuat daftar gramatika tertentu,
bentuk lampau, konjungsi, kata jamak;
c. Mencari iklan, mencari butir tertentu di dalam kolom iklam,
acara tertentu dalam sebuah daftar acara TV, dan brosur-
brosur tertentu;
d. Membandingkan (compare detail): Guru meminta siswa
menemukan kereta api atau maskapai penerbangan dalam
satu minggu;
e. Mengecek tanggal: mintalah siswa untuk mencari tangal
lahir tokoh tertentu;
f. Dafar belanja: mintalah siswa membuat daftar sayur-mayur
yang mereka temukan dalam beberapa resep masakan dan
menentukan sayur-mayur mana yang bisa dibeli di pasar
swalayan;
g. Berita utama: kumpulkan sejumlah judul berita utama
dalam surat kabar, susun dalam selembar kertas dan
kmudian difoto kopi. Mintalah siswa menemukan satu atau
lebih judul yang berkenaan dengan topik tertentu.

Contoh aktivitas scanning untuk menemukan bentuk jamak


dari sebuah bacaan berikut:


  
       
92 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab
        

  
       
        
 

 
 
  
       
 
 
       
        

        

       


Saepudin, M.Pd. 93
 

       



6. Aktivitas skimming
 
a. Mencari dan membandingkan: dari bibliografi seseorang,
mintalah siswa menemukan prestasi terbaik yang pernah
diraih selama hidupnya;
b. Memilih judul: siswa memilih sebuah judul terbaik bagi
suatu wacana yang disediakan guru dan disajikan secara
acak;
c. Membuat judul: siswa diminta membuat judul untuk suatu
wacana.
d. Menemukan ide pokok: siswa diminta untuk menemukan
ide pokok dari sebuah wacana.

Contoh dalam bahasa Arab:







94    
Pembelajaran  Berbahasa
Keterampilan  Arab
   



         


        
       
  
 
  


7. Aktivitas membaca intensif


a. Mencocokkan kata benda dan kata kerja: lingkarilah semua
kata benda atau frasa kata benda yang berfungsi sebagai
subyek dan lingkari pula kata kerjanya lalu hubungkan
dengan tanda panah;
b. Memisahkan kalimat (split sentences): mintalah siswa untuk
menyelipkan tanda pemisah (/) di antara satu kalimat
panjang;
c. Merangkum: siswa membuat satu kalimat ringkasan untuk
setiap paragraph;

Saepudin, M.Pd. 95
d. Mengisi kekosongan: siswa diminta membaca sebuah wacana
yang diambil beberapa katanya dan mengisi bagian-bagian
yang kosong tersebut;
e. Memihak (fill the gaps): buatlah daftar argumen yang
mendukung dan menentang suatu gagasan dalam sebuah
wacana;
f. Memilih rangkuman: siswa diminta memilih salah satu
ringkasan terbaik suatu wacana yang disajikan guru;
g. Membandingkan (compare versions): mintalah siswa membuat
perbandingan terhadap dua laporan tentang peristiwa yang
sama dari dua atau lebih surat kabar;
h. Mencari fakta (identify fact):
i. Mencocokkan (matching): siswa diberi sebuah lembar kerja
yang berisikan beberapa gambar dan sejumlah paragraf
wacana. Tugas mereka adalah mencocokkan gambar dengan
paragraf-paragraf.

8. Aktivitas membaca ekstensif


a. Menyimpan catatan (keep records): membuat dan menyimpan
catatan-catatan tentang apa yang telah dibaca siswa;
b. Membuat daftar (wall charts): Guru menempel poster yang
memuat daftar buku yang bisa dipinjam siswa. Siswa yang
telah membaca buku tertentu dapat mencantumkan tanda
dari 1-5 yang menunjukkan tingkat ketertarikan;
c. Merangkum (make summaries): Siswa diminta untuk
membuat ringkasan pendek untuk setiap paragraf;
d. Mencari kesukaran (indicate the difficulty): lekatkan sepotong
kertas pada sampul depan setiap buku. Mintalah siswa

96 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


memberikan nilai (A, B, C dan D) yang menunjukkan
tingkat kesulitan buku.

9. Aktifitas membaca untuk tugas komunikatif


a. Find the story: jumbled text: menyusun kembali sebuah
cerita yang sudak diacak;
b. Student questions: That last cigarette: beberapa siswa
membaca suatu teks agar bisa menjawab pertanyaan-
pertanyaan rekannya. Siswa membahas pertanyaan dengan
pasangan mereka sebelum membahasnya secara klasikal;
c. General comprehension: menjawab pertanyaan-pertanyaan
secara menyeluruh.

Selain membaca tulisan ada pula membaca grafik, tabel, bagan,


dan peta. Maka seorang guru bahasa dapat menggunakan teknik
membaca secara bervariasi dan inovatif dalam mengembangkan
kemampuan berbahasa siswa khususnya keterampilan membaca.
Adapun Harmer mengajukan enam keterampilan membaca6
sebagai berikut:
a. Keterampilan prediktif: memperkirakan apa yang akan
ditemuinya dalam suatu teks. Guru memulai kegiatan
dengan melakukan diskusi dengan siswa tentang hal-hal
yang berkaitan dengan topik teks;
b. Mencari informasi tertentu: menemukan satu atau dua
fakta dalam suatu bacaan. Keterampilan ini sering disebut
scanning;

6
Jeremy Harmer, The Practice of English Language Teaching, (Third Impression;
UK: Longman, 1992), hlm. 183-184

Saepudin, M.Pd. 97
c. Memperoleh gambaran umum: aktivitas yang bertujuan
untuk mengetahui butir-butir utama suatu teks tanpa begitu
mem­pedulikan rinciannya. Keterampilan ini sering disebut
skimming;
d. Memperoleh informasi rinci: biasanya menjawab pertanyaan-
pertanyaan: Apa yang dimaksud penulis?, Berapa banyak?
Berapa kali dan mengapa?;
e. Mengenali fungsi dan pola wacana: mengenal frasa ‘for
example’ berarti akan ada contoh-contoh, ‘in other words’
suatu konsep akan dibicarakan dengan cara yang berbeda;
f. Menarik makna dari teks: menarik makna-makna kata yang
belum dikenali melalui konteks.

F. Strategi membaca
Aktivitas membaca yang baik harus dilakukan dengan strategi
yang baik. Tanpa strategi yang baik maka kegiatan membaca hanya
akan menjadi kegiatan yang sia-sia saja tanpa ada yang didapat. Di
antara strategi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi tujuan membaca;
2. Gunakan aturan grafemiks dan pola kalimat untuk membantu
membaca dengan pola bottom-up;
3. Gunakan teknik membaca tanpa suara untuk membaca cepat;
4. Skimming teks bacaan untuk mendapatkan ide pokok;
5. Scanning teks bacaan untuk mendapatkan informasi tertentu;
6. Gunakan clustering atau mapping makna;
7. Tebak kata-kata yang tidak yakin maknanya;
8. Analisis kosa kata;

98 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


9. Bedakan antara makna literal dan makna pragmatis;
10. Kapitalisasi pemarkah wacana terhadap hubungan proses.

G. Penghambat Membaca Cepat


Berkaitan dengan membaca cepat, terdapat beberapa hal yang
bisa menghambat proses membaca, di antaranya:
1. Vokalisasi
2. Gerakan bibir
3. Gerakan kepala
4. Menunjuk dengan jari
5. Regresi; mata mestinya bergerak ke kanan untuk menangkap
kata-kata yang terletak. Mata sering bergerak kembali ke
belakang untuk membaca ulang suatu kata atau beberapa kata
sebelumnya.
6. Subvokalisasi; membaca dengan menekankan dengan melafalkan
dalam batin/pikiran daripada berusaha memahami ide yang
dikandung dalam kata-kata. Membaca hendaknya dilakukan
bersama-sama oleh mata dan otak.

Untuk mendapatkan kecepatan dan efesiensi membaca dapat


diusahakan hal berikut:
1. Melebarkan jangkauan mata dan lompatan mata, yaitu satu
fiksasi meliputi 2 atau 3 kata.
2. Membaca satu fiksasi untuk suatu unit pengertian. Cara ini lebih
mudah diserap oleh otak.

Saepudin, M.Pd. 99
1.1.Melebarkan
Melebarkan jangkauan
jangkauan mata
mata dandan lompatan
lompatan mata,
mata, yaitu
yaitu satusatu
fiksasi
fiksasi meliputi
meliputi 2 atau
2 atau 3 kata.
3 kata.
2.2.Membaca
Membaca satu
satu fiksasi
fiksasi untuk
untuk suatu
suatu unitunit pengertian.
pengertian. CaraCara
ini ini
Contoh
lebih
lebih mudah
mudah diserap
diserap oleh
oleh otak.
otak.
Saya suka baju lengan panjang
Contoh
Contoh
Saya  suka
Saya suka
bajubaju lengan
lengan panjang
panjang

Lebih
Lebih
Lebih mudah
mudah
mudah daripada:
daripada:
daripada:
Saya
Saya
Saya suka
suka baju
suka
baju bajulengan
lengan panjang
lengan panjang
panjang

 
 
 


3.
3.3.Selalu
Selalumembaca
membaca untuk mendapatkan
untuk mendapatkan isinya, artinya
isinya, bukanbukan
artinya untuk
Selalu membaca untuk mendapatkan isinya, artinya bukan
menghafalkan
untuk kata-katanya.
menghafalkan kata-katanya.
untuk menghafalkan kata-katanya.
4.4. Mempercepat
Mempercepat peralihan
peralihandari fiksasi
dari ke fiksasi
fiksasi ke ke lain, tidak
fiksasi terlalu
lain,lain,
tidaktidak
4. Mempercepat peralihan dari fiksasi fiksasi
lama berhenti dalam satu fiksasi.
terlalu lama berhenti dalam satu fiksasi.
terlalu lama berhenti dalam satu fiksasi.

H. H. Teknik
Teknik Pembelajaran
Pembelajaran Membaca Membaca BahasaBahasa Arab Arab
H. Teknik Pembelajaran Membaca Bahasa Arab
Pada bidang
Pada bidangpengajaran
pengajaran membaca
membaca telah telah muncul
muncul berbagai
berbagai teori
Pada bidang pengajaran membaca telah muncul berbagai
teori dan
dan teknik teknik yang mempunyai
yang mempunyai kelebihan
kelebihankelebihan dan
dan kekurangan. kekurangan.
Teknik-
teori dan teknik yang mempunyai dan kekurangan.
Teknik-teknik/metode-metode
teknik/metode-metode tersebut antara tersebut antara lain:
lain:antara lain:
Teknik-teknik/metode-metode tersebut
1. Metode Hurup
1.1. Metode
Metode Hurup
Hurup
Dalam metode ini, guru memulai dengan mengajarkan
Dalam metode ini,
ini, guru memulai dengan mengajarkan
hurup satu Dalam metode
per satu, misalnya, guru
 memulai
 dandengan mengajarkan
seterusnya. Guru
hurup hurup
satu satu
per per satu,
satu, misalnya,
misalnya,    
  
memulai dengan hurup kemudian suku kata serta kata. Metode ini
  dan
danseterusnya. Guru
seterusnya. Guru
memulaimemulai dengan hurup kemudian suku kata
dengan hurup kemudian suku kata serta kata. Metode ini serta kata. Metode
disebut juga:
disebutini juga:
disebut juga: Pembelajaran Keterampilan Membaca | 100
Pembelajaran Keterampilan Membaca | 100


100 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab
 



 

 



 
 

 


 

 


 

  


 
Metode
2. 2. Metode
Bunyi 2. Metode
2.Metode Bunyi
2.MetodeBunyi
Bunyi
Metode Bunyi
Bunyi
2. Metode Bunyi 2. Metode Bunyi
DariDari segi
Dari pemindahan
segi segi pemindahan
pemindahan dari dari huruphurup ke suku ke ke kata
suku dan kata kata, dan kata,
Dari segi Dari pemindahan
segi Dari
Dari dari
pemindahan segi
segi
hurup
Dari pemindahan
pemindahan
segi
dari kepemindahan hurupsukudari dari
kata
ke dari hurup suku dan hurup
hurup dari kata,
kata hurup kesuku
kedan suku
suku ke katakata, sukukata
kata dan dan
dan kata,
kata kata,
kata,
dan
metode
metode
metode ini
metode
metode inisama
ini sama
sama
ini
ini sama
sama dengan
dengan dengan dengan
dengan metode
metode metode metode
metode hurup.
hurup. hurup. hurup.hurup. Perbedaannya
Perbedaannya
Perbedaannya Perbedaannya
Perbedaannya adalah
adalah adalah adalah
adalah pada pada pada
pada
etode
ke sukuinimetode
samadan
kata dengan
kata,
ini sama metodemetode
dengan ini hurup.
metode samahurup.Perbedaannya denganPerbedaannya metode hurup. adalah pada adalah Perbedaannya pada adalah
ara mengajarkan carapada
cara cara
mengajarkan
cara
cara
hurup. mengajarkan
mengajarkan
mengajarkan
mengajarkan
Teori hurup.
pertama hurup.
hurup. Teori
hurup.
hurup. memberikan TeoriTeori pertama
Teori
Teori pertama
pertama pertama
pertama nama memberikan
memberikan memberikan pada memberikan
memberikan nama
nama nama pada
nama
nama pada pada
pada
bedaannya adalah pada
cara mengajarkancara hurup.mengajarkan
Teori pertama hurup.memberikan Teori pertama nama memberikan pada nama
pada
hurup-hurup hurup-hurup
hurup-hurup tersebut, tersebut,
tersebut, misalnya, misalnya, misalnya, hurup hurup hurup 
dibaca  dibaca
dibaca    ..
 
Pada
urup-hurup
emberikan tersebut,
nama
hurup-hurup hurup-hurup
hurup-hurup
pada misalnya,
hurup-hurup
tersebut, tersebut,
tersebut,
hurup
misalnya, tersebut, hurup misalnya,
misalnya, dibaca hurup
misalnya, hurup . hurup Pada dibaca
dibaca dibaca
. Pada dibaca . Pada . Pada
. Pada
 .
knik 

  Pada
teknik
teknik teknik
bunyi,
teknik
teknik 

bunyi, 
bunyi,
bunyi,
bunyi,  

dibacadibaca 

dibaca
dibaca
dibaca 
 . 
 
 . ...Urutannya sebagai berikut:
bunyi,
dibaca dibaca
teknik bunyi, teknik
. Pada .
dibacabunyi,  .  dibaca  .
berikut:

   




    .
 setiap 
hurup


      .  
     
   .  

 .

berikut:
berikut:
  
  
  Jadi, .Jadi,
berikut: berikut: berikut:
berikut:   Jadi,
  Jadi,  Jadi,
.. Jadi,
Jadi, .
hurup
etiap setiap
 mendapatkan
 mendapatkan
setiap
setiap hurup
setiap
setiap hurup
. Jadi,mendapatkan hurup
hurup 13
13 harkat. harkat.
mendapatkan
mendapatkan
mendapatkan
mendapatkan Sedangkan
Sedangkan 13 13 harkat.
1313 hurup
harkat. harkat.
harkat.
hurup Arab
Sedangkan Sedangkan Arab sebanyak
Sedangkan
Sedangkan hurup 28.
hurup hurup
hurup Arab Arab Arab
Arab
hurup setiap hurup13mendapatkan harkat. Sedangkan 13 harkat. hurup Sedangkan Arab hurup
ebanyak
edangkan 28.hurup
Apabila Apabila
sebanyak
sebanyak
sebanyak
sebanyak
Arab dikalikan
28.
dikalikan Apabila
28.
sebanyak 28. 13
Apabila
28. Apabila
13 x28. x
Apabila 28
dikalikan
28 Apabila =13 =
dikalikan
364 364
dikalikan
dikalikan bunyi.bunyi.
13 13
dikalikan x 28
13 x
13 =
28 x
x 364
28 =
28 364 =
13 x 28 = 364 bunyi. = bunyi.
364
364 bunyi. bunyi.
bunyi.
sebanyak 28. Apabila dikalikan x 28 = 364 bunyi.
64 Metode 3. 3. Metode
3.Metode
3.
3. Suku
MetodeMetode
Metode SukuKata
Suku Kata
Suku
Suku Kata Kata
Kata
bunyi.3. Suku
Metode KataSuku3.Kata Metode Suku Kata
Berdasarkan Berdasarkan
Berdasarkan
Berdasarkan
metode ini
Berdasarkan Berdasarkan
Berdasarkan
metode metode
siswa metode
Berdasarkan metode
ini belajar ini
metode
metode
siswa siswa
ini ini siswa
suku
metode ini
ini
belajar belajar
siswa kata siswa
siswa belajar
inisuku suku
belajar
terlebih
siswa belajar
belajar kata
suku
kata suku
belajar terlebih
kata
suku
suku
terlebih kata terlebih
kata
kata
suku terlebihterlebih
terlebih
kata ter
ahulu kemudian
ajar sukudahulu dahulu
dahulu
kata
kata terlebih kemudian
dahulu
dahulu kemudian
dahulu
yang kemudian
kemudian
kemudian
terdiri
dahulu kata kata
kata
dari
kemudian yangkata
kata yang
yangkata
beberapa terdiri
yangyang terdiri
terdiri terdiri
suku
yang dari
terdiri dari
dariterdiri kata.beberapa
dari beberapa
beberapa
dari beberapa
beberapa
Untuk darikata. suku suku
beberapa suku kata.
suku
suku kata.
kata. suku kata. UUntuk
kata.kata. Untuk Untuk
Untuk
kemudian kata yang terdiri dari beberapa suku Untuk
mengajarkan
mengajarkan suku suku kata kata hendaknya hendaknya diajarkan diajarkan     
hurup  
hurup mad; mad; mad;


engajarkan
erapa suku kata. Untuk
suku
mengajarkan mengajarkan
mengajarkan
kata
Untuksuku mengajarkan
hendaknya
mengajarkan
kata hendaknyasuku
suku
sukusuku
diajarkan kata
kata
kata hendaknya kata hendaknya
hendaknyahurup
diajarkan hendaknya mad; diajarkan diajarkan
diajarkan
hurup diajarkan hurup
mad; hurup
hurup
mad; mad; mad;
hurup
        
sehingga
 sehingga
 berbentuk seperti:
 seperti:
seperti:   
    
    
  
ehingga berbentuk sehingga sehingga
seperti: berbentuk
sehinggaberbentuk
berbentuk berbentuk seperti: seperti:    
kan hurup mad;
sehingga berbentuk sehingga
seperti: 
berbentuk seperti:
 kemudiankemudian kemudian
kemudian 
kemudian 
kemudian
kemudian  
dan 

 
lain  dan
 
sebagainya.
  lain 

dan dan lain
dan
 dan lain sebagainya.
lain
lain sebagainya. sebagainya.
sebagainya.
 kemudian
  dan lain sebagainya.
sebagainya. dan lain sebagainya.
n sebagainya. 4. Metode Kata
Metode Kata 4. 4.Metode
4.
4. Metode
Metode 4.Kata
Metode
Metode Kata
ini
Metode Kata Kata
Kata
berbeda dengan metode sebelumnya karena
4. Metode Kata
Metode ini Metode
berbeda Metode
metode mengajarkan Metode
Metode ini
dengan ini
Metodeberbeda
berbeda
ini
ini
metode
membaca inidengan
berbeda
berbeda dengan
sebelumnya
dimulai
berbeda dengan
dengan metode dengan metode
dengan metode
metode karena kata
sebelumnyasebelumnya
metode kemudian sebelumnya
sebelumnya sebelumnyakarena karena karena
karena k
Metode ini berbeda dengan metode sebelumnya karena
etode
de sebelumnyamengajarkan metode
metode
metodemengajarkan
metode
membaca mengajarkan
mengajarkan
mengajarkan
dimulai membaca membaca membaca
membaca
dengan dimulai dimulai
kata dimulai
dimulai kemudian dengan dengan dengan
dengan kata kata kemudian
kata
kata kemudian kemudian
kemudian
metode karena hurup.
mengajarkan Dalam
metode pelaksanaan
mengajarkan
membaca metode
dimulai ini,dengan
membaca guru menunjukkan dimulai
kata kemudian dengan kata kata kemu
urup.
engan kata Dalam hurup.
hurup. Dalam
hurup.
hurup.
pelaksanaan Dalam Dalampelaksanaan
Dalam
metode pelaksanaan
pelaksanaan
pelaksanaan
ini, guru metode metode metode
metode
menunjukkan ini, ini, guru ini,
ini, guru menunjukkan
guru
guru
kata menunjukkan menunjukkan
menunjukkan kata kata kata
kata
hurup.kemudian
Dalam hurup. Dalam
dengan pelaksanaan
gambar, kemudian metode pelaksanaan guru ini,mengucapkan gurumetode menunjukkan ini, guru
kata tersebut kata menunjukkan
engan
uru gambar,
menunjukkan dengan
dengan
dengan
dengan
kemudian
kata gambar,
gambar,
dengan gambar,
gambar,
guru kemudian
kemudian
mengucapkan kemudian
kemudian guru guru guru
guru mengucapkan
kata mengucapkan mengucapkan
mengucapkan
tersebut kata kata tersebut
kata
kata tersebuttersebut
tersebut
dengan berulang-ulang
gambar, kemudian dangambar, siswa guru kemudian
mengikutinya.
mengucapkan guru Setelah kata mengucapkan itu tersebut guru kata ter
erulang-ulang kata berulang-ulang
capkan berulang-ulang danberulang-ulang
tersebut berulang-ulang
berulang-ulang
siswa
mengucapkan
dandandan
dan mengikutinya.
berulang-ulangsiswa
kata tersebut
siswa
dan siswa dan
mengikutinya.
tanpa
siswa
siswa mengikutinya.
mengikutinya.
Setelah
siswa
dibarengi
mengikutinya.
mengikutinya. itu
mengikutinya.
Setelah
dengan gambar.
guru Setelah SetelahituSetelah Setelah guru
itu ituguru
Setelah ituguru
itu guru
guru
itu
engucapkan
a. Setelah mengucapkan
kata mengucapkan
mengucapkan
mengucapkan
tersebut kata
tanpa kata tersebut
kata
kata
dibarengitersebut tersebut
tersebut tanpa
dengan tanpa dibarengi
tanpa
tanpa dibarengi
gambar. dibarengi
dibarengi dengan dengan dengan
dengan gambar. gambar. gambar.
gambar.
5. itu Metode
mengucapkan gurukata mengucapkan
Kalimat tersebut tanpa kata dibarengi tersebutdengan tanpa dibarengi gambar. dengan gambar.
dengan gambar.
Berdasarkan metode ini guru memulai pengajaran dengan
Metode 5. 5.Metode
5.
5. Metode 5.Kalimat
Metode
Metode Kalimat Kalimat
Kalimat
5. Kalimat
Metode Kalimat
memperlihatkan Metodekalimat Kalimat sederhana dengan menggunakan kartu
atau papan Pembelajaran
tulis. Guru mengucapkannya
Pembelajaran berkali-kali
Pembelajaran
Pembelajaran
Keterampilan Membaca 101 dan
Keterampilan siswa
Membaca
|Keterampilan
Keterampilan
Pembelajaran Membaca
Keterampilan | 101
| 101
Membaca
Membaca || 101
101
Pembelajaran Pembelajaran
Keterampilan Membaca | 101
Keterampilan Membaca
mengikutinya.
erampilan Membaca | 101

Saepudin, M.Pd. 101


ankalimat
an kalimatsederhana
kalimat sederhanadengan
denganmenggunakan
menggunakan
atau papan kartu
tulis. Guru mengucapkannya berk
tode ini gurusederhana dengan
memulai pengajaran menggunakan
dengan kartu
kartu
ulis. Guru atau
s.lis.sederhana
at papan
Gurumengucapkannya
Guru tulis.
mengucapkannya
mengucapkannya Guru mengucapkannya
berkali-kali
berkali-kali
dengan menggunakan dan siswaberkali-kali dan siswa
siswa
mengikutinya.
berkali-kali
kartu dansiswa
dan
mengikutinya.
. mengucapkannya berkali-kali dan siswa Di samping itu Abdul Alim Ibrahim men
mping itu Abdul
pingituituAbdul
ing AbdulAlimDi
Alimsamping
Ibrahim
AlimIbrahim itu Abdul Alim
menawarkan
Ibrahimmenawarkan
menawarkanteknik Ibrahim
beberapa menawarkan
pembelajaran
beberapa
beberapa membaca sebagai berikut7:
beberapa
7 77: 7
lajaran
ajaran
aran
Abdul teknik
membaca
membaca
membaca
Alim pembelajaran
sebagai
sebagai
sebagai
Ibrahim membaca
berikut
berikut
Di berikut
samping
menawarkan : Abdulsebagai
:itu
beberapa berikutmenawarkan
Alim Ibrahim : beberapa
()
7
mbaca sebagai berikut teknik :pembelajaran membaca a. Al-Marhalah sebagai berikut: 7
:
Ibtid’iyyah
ah a.
Ibtid’iyyah
hIbtid’iyyah
Ibtid’iyyah (
Al-Marhalah 
((
a. Al-Marhalah Ibtid
Ibtid’iyyah
) )) ’iyyah ( 
  )
yyah ( 1) Al-Halaqah al- la (Kelas 1 & 2 SD / MI)
)
1) Al-Halaqah al-la (Kelas 1 & 2 SD / MI)
Pada tahap ini anak didik diajarkan membaca dengan
aqah
qahal-la
ah al-la
al-la 1)
(Kelas
(Kelas
(Kelas Al-Halaqah
1 1&1&& 2SD
2 2SD SD/ al-la
MI)(Kelas 1 & Pada
//MI)
MI) 2 SD /tahap MI) ini anak didik diajarkan
aahap
(Kelas 1anak
& 2 SD memakai
/ MI)
Pada tahap beberapa
ini membaca anak metode:didik diajarkan
tahap
hap ini
iniini anak
anak didik didik
didik diajarkan
diajarkan
diajarkan membaca
membaca memakai dengan dengan beberapamembaca
dengan metode : dengan
anak
erapa didik
memakai
metode diajarkan a) Metode
membaca
beberapa metode : Abjad dengan (Al-Tar qah al-Abjadiyyah)
rapa
pa metodemetode : :: a) Metode Abjad (Al-�arqah al-Abjadiyy
ode
ode :
Abjad a) Metode
(Al-�arqah Yaitu metode
Abjad (Al-�arqah al-Abjadiyyah)
al-Abjadiyyah) dengan Yaitu mengajarkan
metode dengan huruf-huruf
mengajarkan huru
deAbjad
Abjad (Al-�arqah
(Al-�arqah al-Abjadiyyah)
al-Abjadiyyah)
(Al-�arqah
metode
metode dengan
dengan
al-Abjadiyyah)
Yaitu metode
mengajarkan
mengajarkan hijaiyah dengan
dengan mengajarkan
huruf-huruf
huruf-huruf isim-isimnya:
hijaiyahisim-isimnya:
dengan
hijaiyah huruf-huruf hijaiyah
etode dengan mengajarkan huruf-huruf hijaiyah
ngan mengajarkan huruf-huruf(1) hijaiyah
Meminta anak siswa untuk menghafal huruf-huruf
isimnya: dengan isim-isimnya:
m-isimnya:
m-isimnya: (1) Meminta anak siswa untuk meng
: kemudian ditambah rumus-rumusnya;
eminta
minta
inta anak anaksiswa
anak siswa
siswa (1) untuk
Meminta
untukmenghafal
untuk anak siswa
menghafal
menghafal untukkemudian
huruf-huruf
huruf-huruf
huruf-huruf menghafal huruf-huruf
ditambah rumus-rumusnya
nak siswa untuk menghafal huruf-huruf
(2) Memberikan kelompok huruf yang berbentuk kata- huruf yang
mudian
mudian
udian ditambah
ditambah
ditambah kemudian
rumus-rumusnya;
rumus-rumusnya;
rumus-rumusnya; ditambah rumus-rumusnya; (2) Memberikan kelompok
tambah rumus-rumusnya;
emberikan
mberikan
berikan kelompok
kelompok
kelompok (2) Memberikan
hurufyang
huruf
huruf kata.
yangberbentuk
yang kelompok berbentukkata-
berbentuk hurufkata-
kata-kata. yang berbentuk kata-
kelompok huruf yang berbentuk kata-
ta.
a. b) Metode Suara (Al-Tar qah
kata. b) Metodeal-Sautiyyah) Suara (Al-�arqah al-�autiyya
ode
deSuaraSuara
Suara
(Al-�arqah b) Metode
(Al-�arqah
(Al-�arqah
(Al-�arqah
al-�autiyyah) al-�autiyyah)
Metode
Suara (Al-�arqah
al-�autiyyah)
al-�autiyyah) ini hampir al-�autiyyah) sama
Metode dengan metode sama
ini hampir abjad,dengan meto
e ini
eini
mpir inihampir
hampir
hampir
sama sama
dengansama Metode
sama dengan
dengan
dengan
metode namun
iniabjad,
hampir
metode
metode kalau
metode namun me­tode
samaabjad,namun
kalau
abjad,
abjad, dengan abjad
namun
metode
namun dimulai
abjaddengan
metode abjad,
dimulai isimnya
namun ( isimnya
dengan
abjad
abjad
bjad
mulai kalauisimnya
dimulai
dimulai
dimulai
dengan metode
dengan dengan
dengan (abjad
isimnya

isimnya
isimnya ( (
dimulai
  
( 
 maka),
 maka

),dengan  metode
 metode
 

isimnya
), ),),suara( ()
suara (   ), dengan (
) memulai
memulai
)
suara
suara
ara maka
()
()
()
memulai metode(dengan
memulai
memulai
memulai
dengan suara
dengan
dengan
),dengan ),(((),((),(),),(guru
(  () ),
), ),
(memulai
bisa (),  ),guru
( ((),),
mengajari dengan
), guru
guru
guru ), (  ), (membaca
bisa (membaca
mengajari  ), gurumetode ini
dengan
ririmembaca
aca membaca
membaca
dengan bisadengan
mengajari
denganmetode
dengan
metode dengan
metode
inimetode membaca
secara metode
ini
iniini secara
bertahap. dengan
secara
secara ini secara
metode
bertahap.
bertahap.
bertahap. bertahap.
ini secaraPertama, guru
bertahap.
memberikan
Pertama, Pertama, guru kata-kata
guru memberikan yang hurufnya yangterpisah
kata-kata yang dan
hurufnya terpis
Pertama, gurumemberikan memberikan kata-kata
kata-kata hurufnya
yang terpisah
hurufnya dan
terpisah
harkatnya
harkatnya harkatnya sama, seperti
sama, seperti:
sama, :7seperti :
harkatnya sama, sepertiAbdul :
Alim(Ibrahim,
Al-Muwajjah
 Arabiyyah,
al-Lugah

 (Mesir:


liMudrris
Ma’arif,
)
Alim Ibrahim, Al-Muwajjah al-Fanny li
78 
im,
Alim
lim Al-Muwajjah
Alim Ibrahim,
Ibrahim,
Ibrahim,
7
Abdullial-Fanny
al-Fanny
Al-Muwajjah
Al-Muwajjah
Al-Muwajjah al-Lugah
al-Fanny
al-Fanny
Mudrris liMudrris al-
liliMudrris
Mudrris al-Lugah
al-Lugah al-Fanny
al-al-al- 
Darul 1978),
al-Lugah al- h.

a’arif,
r:
Darul 1978),
ir:Darul
Darul h. 78
Arabiyyah,
Ma’arif,
Ma’arif,
Ma’arif, (Mesir:
1978),
1978),
1978), h. h.h.78
78 78 Darul kemudian
kemudian Ma’arif, 1978),
menggabungkannya h. 78
menggabungkannya seperti : seperti : Pembelajaran Keteram
Pembelajaran
Keterampilan kemudian
kemudian
Membaca menggabungkannya
| 102
menggabungkannya | |102 102 seperti
seperti :
: Membaca | 102
( (
      ) yang
Pembelajaran
Pembelajaran Keterampilan
Keterampilan Pembelajaran
Membaca
Membaca | 102 Keterampilan
) terakhir
Pembelajaran Keterampilan Membaca merubah m
((     ))yang terakhir
yang terakhir
me­
yang terakhir meru
harakatnya
ru­bah harakatnya
harakatnya :(
 )
harakatnya
c) Metode lihat dan katakan (Undhur Wa Qul)
c) Metode lihat dan katakan (Undhur Wa Qul)
7 c)(1)Metode
Abdul Alim Ibrahim, Guru mengucapkan
(1) lihat
Al-Muwajjah dan
Gurual-Fanny
kata-kata
katakan
li Mudrris
mengucapkan
yangal-Arabiyyah,
(Undhur
al-Lugah
kata-kata
tertulis,
Wa Qul)kemudian
yang tertulis, kem
(Mesir: Darul Ma’arif, 1978),
(1)hlm.
siswa78. mengikutinya,
Guru mengucapkan dan dilakukan
kata-kata dengan
yang berulang
tertulis, kemud
siswa mengikutinya, dan dilakukan dengan be
kali sampai
siswa lancar dan
mengikutinya, benar;
dan dilakukan dengan berul
102 Pembelajaran Keterampilan
kali Berbahasa
sampai Arab
lancar dan benar;
(2) Setelah kata-kata disajikan, guru memberikan kalimat-
kali
(2)sampai
Setelah lancar dan disajikan,
benar; guru memberikan k
kalimat pendek kata-kata
yang sederhana;
(2) Setelah kata-kata
kalimat pendekdisajikan, guru memberikan kalim
yang sederhana;
(     ) yang terakhir merubah

harakatnya
c) Metode lihat dan
c) Metode lihatkatakan (Undhur(Undhur
dan katakan Wa Qul) Wa Qul)
(1) (1)
Guru
Gurumengucapkan
mengucapkankata-kata
kata-katayang
yangtertulis,
tertulis, kemudian
kemudian siswa mengikutinya, dan dilakukan
siswa mengikutinya, dan dilakukan dengan berulang
dengan
kali berulang kali sampai
sampai lancar lancar dan benar;
dan benar;
(2) (2)
Setelah
Setelahkata-kata disajikan,
kata-kata guruguru
disajikan, memberikan
memberikan kalimat
kalimat-kalimat
kalimat pendek pendek
yangyang sederhana;
sederhana;
(3) (3)
Kadang-kadang
Kadang-kadang supaya materimateri
supaya lebih menarik dan
lebih menarik dan tidak
tidak membosankan kalimat
membosankan kalimat tersebut
tersebutditambah
ditambah gamba
seperti:
gambar seperti:
(())

Pembelajaran Keterampilan Membaca | 103

2) Al-Halaqah al-Th niah (Kelas 3 & 4 SD / MI)


Pada tingkat ini guru masih mengajarkan kata-kata dan selalu
melakukan latihan-latihan bahkan mengulangi materi yang

Saepudin, M.Pd. 103


2) Al-Halaqah al-Thniah (Kelas 3 & 4 SD / MI)
2)Pada
Al-Halaqah
tingkat al-Thniah
ini guru masih(Kelasmengajarkan
3 & 4 SD / MI)kata-kata dan
Pada tingkat ini guru masih mengajarkan
selalu melakukan latihan-latihan bahkan mengulangi materi kata-kata
yangdan
selalu melakukan
diajarkan pada tingkatlatihan-latihan
yang lalu.yang bahkan yang
Kata-kata mengulangi materi yang
diajar­kan pada tingkat lalu. Kata-katadikenalkan pada
yang dikenalkan
diajarkan
tingkat pada tingkat yang lalu. Kata-kata yang dikenalkan pada
ini, seperti:
pada tingkat ini, seperti:
tingkat ini, seperti:
(
(
)
)

Al-Halaqah al-Tslisah (Kelas 5 & 6 SD / MI)
3)
3) 3)Al-Halaqah
Al-Halaqah al-Tsal-Tslisah
lisah (Kelas 5(Kelas
& 6 SD 5 /&MI)
6 SD / MI)

Pada Pada tingkatini
tingkat ini materi
materiyang diberikan
yang sudah berupa
diberikan sudah kalimat
berupa
Pada tingkat ini materi yang diberikan sudah berupa
sempurna bahkan
kalimat sempurna bahkanmerupakan cerita pendek
merupakan cerita yang mempunyai
pendek yang
kalimat judul.
mempunyai sempurnaSetelahbahkan
itu gurumerupakan
guru melatih untukceritamembacanya,
untuk pendek yang
judul. Setelah itu melatih membacanya,
mempunyai judul.
mendiskusikan bacaanSetelah
kemudian itu guru melatih untuk kata
menggantikannya membacanya,
mendiskusikan bacaan kemudian menggantikannya demikata
mendiskusikan
kata. Adapun cara bacaan
membaca kemudian
pada menggantikannya
tingkat dasar ini kata(Al-
adalah demi
demi kata. Adapun cara membaca pada tingkat dasar ini
kata. Adapun
qir’ah al-jahriyyah) cara membaca
membaca pada tingkat dasar
keras. membaca keras. ini adalah (Al-
adalah (Al-qir ’ah al-jahriyyah)
qir’ah al-jahriyyah) membaca keras.

b. Marhalah
b. Al- Al- Marhalah I’d diyyah ()
I’ddiyyah
b. Al- Marhalah
Pada Pada
tingkat I’ddiyyah
tingkat ini sama
ini sama (
dengan
dengan )
MadrasahTsanawiyah
Madrasah Tsanawiyah di di
Indonesia.Indonesia.
Siswa Siswa
sudahsudah diberikan
diberikan
Pembelajaran materi
materi bacaanMembaca
bacaan
Keterampilan yang dapat
yang dapat
| 104
menambah menambah
pengetahuanpenge­tahuan
mereka Pembelajaran
mereka Keterampilan
seperti seperti
tentang tentang
akhlak nabi,| 104
Membaca
akhlak
menggunakan waktu luang, waktu
nabi, menggunakan berbakti kepada
luang, kedua
berbakti orangkedua
kepada tua.
Materi bacaan ini disertai
orang tua. pertanyaan
Materi bacaan untuk lebih
ini disertai memahaminya.
pertanyaan untuk lebih
memahaminya.
c. Al-Marhalah
c. Al-Marhalah Ts nawiyyah(())
Tsnawiyyah
Tingkat ini setingkat dengan Madrasah Aliyah di Indonesia.
Tingkat ini pembelajaran membaca tidak jauh beda dengan
Tingkat ini setingkat dengan Madrasah Aliyah di
pembelajaran pada al- marhalah al-i’d diyyah :
Indonesia. Tingkat ini pembelajaran membaca tidak jauh beda
a) Siswa diberi teks bacaan sederhana;
dengan pembelajaran pada al- marhalah al-i’ddiyyah :
b) Siswa disuruh membacanya dan mendiskusikannya;
a) Siswa diberi teks bacaan sederhana;
b) Siswa disuruh membacanya dan mendiskusikannya;
104Guru menjelaskan
c) Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab
aspek kaidahnya seperti kata :
()
Tingkat ini setingkat dengan Madrasah Aliyah di
Indonesia. Tingkat ini pembelajaran membaca tidak jauh beda
dengan pembelajaran pada al- marhalah al-i’ddiyyah :
a) Siswa diberi teks bacaan sederhana;
b) Siswac) disuruh membacanya
Guru menjelaskan dan
aspek mendiskusikannya;
kaidahnya seperti kata:
c) Guru menjelaskan aspek kaidahnya seperti kata :
(())
d) Siswa dilatih untuk mengoreksi sendiri bacaannya.
d) Siswa dilatih untuk mengoreksi sendiri bacaannya.
Teknik membaca (Thariqatul-Qiraah) ini juga dapat
dilakukan dengan cara guru langsung membacakan materi
Teknik membaca (Thariqatul-Qiraah) ini juga dapat dilakukan
pelajaran dan siswa disuruh memperhatikan atau mendengarkan
bacaan-bacaan gurunyaguru
dengan cara langsung
dengan membacakan
baik, setelah itumateri
guru pelajaran
menunjukdan
salah satu siswa disuruhsiswa
di antara memperhatikan atau mendengarkan
untuk membacanya, bacaan-
dengan jalan
bacaan
berganti-ganti.8 gurunya dengan baik, setelah itu guru menunjuk salah
satu di
Setelah antara siswa untuk
masing-masing membacanya,
siswa mendapat dengan
giliranjalan berganti-
membaca
maka guru ganti.
8
mengurangi bacaan itu sekali lagi dengan diikuti oleh
Setelah masing-masing siswa mendapat giliran membaca
8 makaYusuf,
Tayar guru mengurangi
Metodologi bacaan itu sekali
Pengajaran lagi dengan
Agama diikuti
& Bahasa oleh
Arab,
(Jakarta : PT.semua
Raja Grafindo Persada, 1997) Cet 2, h. 163.
siswa hal ini terutama pada tingkat-tingkat pertama, lalu
Pembelajaran Keterampilan Membaca | 105
kemudian guru mencatatkan kata-kata sulit atau baru yang belum
diketahui siswa di papan tulis untuk dicatat di buku catatan
untuk memperkaya perbendaharaan kata-kata dan begitulah
selanjutnya, sehingga selesai topik-topik yang telah ditetapkan/
ditentukan.

I. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Guru


Dalam Mengajar Membaca.
1. Kesalahan-kesalahan dalam membaca.
Kesalahan membaca bahasa Arab akan mempengaruhi atau
merubah arti atau maksud bacaan, apalagi apabila materi bacaannya

8
Tayar Yusuf, Metodologi Pengajaran Agama & Bahasa Arab, (Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 1997) Cet 2, hlm. 163.

Saepudin, M.Pd. 105


Kesalahan membaca bahasa Kesalahan Arab
Kesalahan akanmembacamempengaruhi
Kesalahan
membaca bahasa
bahasa membaca
ArabArabakan bahasa
akanmempme
tau
an aca merubah
Kesalahan
membaca arti
bahasa membaca
bahasa
Arab atau
akan maksud
bahasa
Arab akan bacaan,
Arab
atau
mempengaruhi
atau mempengaruhi
merubah
merubah apalagi
akan arti atau
arti
atauapabila
mempengaruhimerubah
atau materi
maksud
maksud arti atau apalagi
bacaan,
bacaan, maksud baca
apalagiapabi
apa
acaannya
merubah
arti
maksud Al-Qur’an
atau arti atau apalagi
maksud
bacaan, atau
maksudapabila
bacaan, al-hadits
bacaan,
apalagi akan
apalagi
apabila
bacaannya
materi
bacaannya mengakibatkan
bacaannya
apabila
materi
Al-Qur’an
Al-Qur’an atau
atau hal
materi yang
Al-Qur’an
al-hadits
al-hadits akan atau
akan al-hadits ak
mengakibatk
mengakibatkan
atal.
unya
Qur’an Kesalahan
Al-Qur’an
atau akan
al-hadits dalam
atau
al-hadits membaca
al-hadits akan
akan mengakibatkan
mengakibatkan dapat
halmengakibatkan
fatal.
fatal. yang
Kesalahan disebabkan
hal yang
Kesalahan fatal.
dalam
dalam antara
halKesalahan
yang
membaca lain
membacadalam membaca
dapatdisebabkan
dapat disebabkan dap
an
ebagai
Kesalahan
nmembaca Al-Qur’an
berikut:
dalam disebabkan
dalam membaca
dapat atau
membaca al-hadits
dapat
dapat disebabkan akan
sebagai
antara
sebagai mengakibatkan
disebabkan
antara lain
berikut:
lain
berikut: sebagai hal yang
antara berikut:
lain fatal. Kesalahan
a. Kesalahan
i berikut: dalam dalam
membaca mengucapkan
dapat disebabkan
a. a. kata-kata
Kesalahan
Kesalahan antara danlain
dalam huruf-huruf
sebagai
a. Kesalahan
dalam berikut:
mengucapkan
mengucapkan dalam mengucapkan
kata-kata
kata-kata dandanhu
seperti
Kesalahan
mengucapkan a. kesalahan

dalam
n dalam mengucapkan Kesalahan
mengucapkan
kata-kata makhrajnya.
dalam
kata-kata mengucapkan
kata-kata
dan
dan huruf-huruf Misalnya
seperti dan
huruf-huruf
seperti :
kata-kata “Sya”
dan
huruf-huruf
kesalahan
kesalahan (
huruf-huruf
seperti
makhrajnya.
makhrajnya. )
kesalahan seperti makhrajnya.
Misalnya
Misalnya : “S
: “Sya
seperti
kesalahan dibaca “Sa”
kesalahan
makhrajnya. makhrajnya. ( 
kesa­lah­an ),
makhrajnya.
Misalnya “Za” (
:makhrajnya.
“Sya”Misalnya
Misalnya  ),dibaca
Misalnya
: dibaca
( “Sya”
dibaca
) “Sa” : “Sya”
:(“Sa”() ((
“Sya” “a”
(),) “Za” (
),dibaca
dibaca 
) “Za”  ),
( “Sa”
“Sa” ),dibaca
( ),), “Za” ( 
( ( ),dibaca “
dibaca
Sa”
), “Za”lafadz
(  “Sa” “’A”
( ), “Za”  (
( ),dibaca
“Za” ) dibaca
 ),),dibaca
( ),( “Za” dibaca“Ta”
“Ga”
( “a” ()
(( lafadz
),dibaca ),),“a”
lafadz lafadz
“’A” (
(“’A”
“’A” (), “Ga”
() dibaca
),“a”
( ))dibaca
lafadz
dibaca “Ga”
“’A”
“Ga” ( ()()
() ) dibaca “Ga” (
lafadz
A” )“’A”
(“Ga”
baca ( “Ga”
dibaca
() ) dibaca
() “Ga” ()
 
 




  
 

 
 
 

 
  







 


 
 
 

 

 
 

  

  
  
(  (
b. Tidak
 Tidak
b.), tanda
meperdulikan
), tandafathah
(  meperdulikan
fathah
),tanda-tanda
tanda fathah
),tanda
( ( tanda-tanda baca Arab.
), tanda
dhammah
( meperdulikan
dhammah
baca b.Arab.
Seperti
), tanda Tidak
  
( Syaddu
dhammah
(
Seperti Syaddu
( baca
meperdulikan / tanda-tanda
b. b. Tidak Tidak meperdulikan tanda-tanda
tanda-tanda baca Arab. Arab. Sep
Seper
(  ), tanda fathah (  ), tanda dhammah (
Tidak / Syaddah
meperdulikan
eperdulikan
n tanda-tanda),baca Syaddah
tanda-tanda
tanda tanda-tanda
),Arab.
tanda baca
kasrah kasrah
Seperti ( Arab. baca
(   
Seperti
Syaddu Arab.
/ Syaddah Seperti
Syaddu
/ ),Syaddah
tanda), tandaSyaddu
tanwin
(),
/
tanwin Syaddah ( 
( 
(( ),), tanda tanwin
ddah/ Syaddah (((   ), ),tanda ),tanda),(fathah
tanda tanda
fathah
 ), tanda
fathah  ),),),(tanda
( kasrah
( fathah ( ),dhammah
tanda
tanda dhammah
dhammah
tanda ( (( 
dhammah  ),),tanda tanda
tanda tanwin
kasrah
kasrah (
 
) dan )lain-lain.
dan lain-lain.  ), tanda
),),tanwin
tanda ) dan
tanda
tanda ( ),ð lain-lain.
kasrah
kasrah (ò( ñ ) dan
tanda kasrah (
 lain-lain.
),),tanda

 ( )dan
tanwin
tandatanwin
tanwin
 lain-lain.
( (

 ) dan lain-lain. c. Kesalahan dalam tajwidnya.
c. Kesalahan
c. Kesalahan c. c. dalam
Kesalahan
 dalam
tajwidnya.
dalam tajwidnya.
Pembelajaran tajwidnya. Keterampilan Membaca Pembelajaran |segi
106intonasi atau
 ))dan
Kesalahan dan lain-lain.
dalam
c.lain-lain.
Kesalahan dalam tajwidnya.
tajwidnya. d. Kesalahan dari Pembelajaran Keterampilan
tekanan,Pembelajara
Keterampilan Mem
seperti M
ka
d. d. Kesalahan
Kesalahan d. c. dari
Kesalahan
Kesalahan dari
segi segi
intonasi
dari
d. Kesalahan
dalam
Pembelajaran
intonasi
segi atau
intonasi
dari segi
tajwidnya. intonasi
Keterampilan
atau
tekanan,atautekanan,
atau tekanan,
| seperti
tekanan,
106seperti
Membacatanya seperti
kalimat
|kalimat
seperti
106
(istifhm) kalimat
kalimat
atau tanya
(ta’ajjub). 9
Pembelajarand.Keterampilan
c. Kesalahan
Pembelajaran
Kesalahan dalam tanya dari
Keterampilan
tajwidnya.
Membaca segi
(istifhm) atau| intonasi
106 9 atau tekanan, seperti kalimat
Membaca
9(ta’ajjub).
9

tanyatanya(istifhm) (istifhm)
d.d.Kesalahan
Kesalahan
(istifh
dari segi
atau
m) atau
dari atau
(ta’ajjub).
segi (ta’ajjub).
intonasi
(ta’ajjub).
intonasi atau
atau tekanan, seperti
9 tekanan, seperti 9 kalimat
kalimat
tanya
tanya (istifhm)
(istifhm)
2. Cara atau
atau (ta’ajjub).
membetulkan kesalahan.
9(ta’ajjub).
9 2. Cara membetulkan kesalahan.
tanya (istifhm) atau (ta’ajjub).
a. Kesalahan
a. Kesalahan dibetulkan setelah siswa selesai membaca dibetulkan setelah siswa selesai m
2. Cara
Cara 2.
CaraCara
2.membetulkan
membetulkan
2.2.Cara
membetulkan
kesalahan.
membetulkan kesalahan. kesalahan.
satu kalimat, dan meminta dia untuk mengulanginya
kesalahan. satu kalimat, dan meminta dia untuk mengul
Cara membetulkan
membetulkan
a. Kesalahan dibetulkan
kesalahan. kesalahan.
dengan memberikan
setelah
isyarat pada tempat yang ada
siswa selesai dengan memberikan isyarat pada tempat ya
membaca
a. a. Kesalahan
a. Kesalahan a. a. dibetulkan
Kesalahan
Kesalahan dibetulkan
kesalahannya,
dibetulkan
dibetulkan setelah setelah
seperti:
setelah
setelah siswa
anak /
siswa
siswa
siswa siswa
selesai
membaca:
selesai
selesai selesai
membaca
membaca
membaca membaca
satu kalimat,
satuKesalahan
kalimat, dan dibetulkan
meminta dia setelah
untuk mengulanginya siswa
) kesalahannya, selesai
seperti: membaca
anak / siswa membaca:
satu satukalimat,
satu kalimat,
dansatu
dengan dan
kalimat,
meminta
memberikan dan
meminta
dan
Guru dia
meminta
meminta
untuk
isyarat diadia dia
untuk
untuk
mengulanginya
pada tempat untuk
mengulanginya
yang mengulanginya
mengulanginya
dengan
ada memberikan
)
dengan kalimat,
memberikan
menyuruh dan
mengulangi
isyarat meminta
pada
kata ()dia
tempat tempat
karena untuk
kata itu
yang ada yang mengulanginya
dengan dengan memberikan
kesalahannya,
memberikan seperti:
salah anak
isyarat
yang seharusnyaisyarat
/ siswa
(pada pada
membaca:
). 10
tempat yang ada ada
isyarat
denganpada
kesalahannya, tempat
memberikan
seperti:

b. Kesalahan

yangtersebut
anak

bacaan ada dibetulkan
/ siswa

kesalahannya,
isyarat
membaca:
 
Guru seperti:
olehpada
menyuruhanak
temannyatempat / siswa
mengulangi
yang ada() karena
kata
kesalahannya,
kesalahannya, seperti: seperti:
anak anak
/ siswa / siswa
membaca:) membaca:salah yang seharusnya ().10
  b.)siswa
sendiri.
membaca:
kesalahannya, seperti: anak /karena gurumembaca:
Kesalahan dan bacaan tersebut dibetulkan oleh te
kata ()
    
c. Kesalahan tersebut dibetulkan langsung oleh
   10 
Guru menyuruh mengulangi kata itu
  (
( )
itu
katadiitu ))
)
siswa disuruh untuk mengulanginya. sendiri.
Guru
salahmenyuruh
yang Guru mengulangi
d. seharusnya membuat ). kata (
pertanyaan dari)
bacaan karena yang
c. Kesalahan
temannya tersebut dibetulkan langsung oleh gu
b. Kesalahan
salah yang bacaan dalamnyatersebut
seharusnya (). 10
dibetulkan
kata yang betuloleh
)
menunjukan misalnya:
Guru Guru Guru
menyuruh menyuruh
menyuruh mengulangi mengulangi
mengulangi kata 
kata
(kata )
((oleh karena
siswa )disuruh
karena
karena
kata kata
kata
itu
untuk itu
itusalah
mengulanginya.
sendiri.
b. Kesalahan Gurubacaan menyuruh tersebutmengulangi dibetulkan kata 
( )
temannya karena kata dariitubacaan itu y
salahc.salah
yang yang yangseharusnya
seharusnya
Kesalahan seharusnya
tersebut (().
dibetulkan ).).
((
10
10
langsung oleh
10 ) d. Guru
guru dan
membuat pertanyaan
sendiri.
siswasalah
disuruh yang seharusnya ().dalamnya menunjukan kata yang betul misalnya:
untuk mengulanginya.
10
b. Kesalahan
b. Kesalahan c. Kesalahan bacaan bacaan
tersebut
tersebut tersebut
dibetulkan dibetulkan
langsung
dibetulkan oleholehguru oleh dan temannya
temannya
d.b.siswa
9 Kesalahan
Guru membuat
disuruh bacaan
Abdulpertanyaan
untuk
9
Alim Ibrahim, Op.Cit.,
mengulanginya. tersebut
dari bacaan dibetulkan
h. 129 itu yang di oleh temannya
Abdul Alim Ibrahim, Op.Cit., hlm. 129. ()
10

sendiri.sendiri. Ibid., h. 130


dalamnya menunjukan kata yang betul misalnya:
d. Guru 10
sendiri.
membuat pertanyaan Pembelajaran
Ibid., hlm. 130.
dari bacaan Keterampilan Membaca | 107
itu yang di
c. Kesalahan
c. Kesalahan tersebut tersebut dibetulkan dibetulkan betul langsung
langsung oleh oleh guru guru dan dan
c.dalamnya
Kesalahanmenunjukan tersebut
(
kata yang
 dibetulkan )
misalnya: langsung oleh guru dan
siswasiswa
106 disuruh untukuntuk mengulanginya. 9
disuruh mengulanginya.
Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Abdul Arab
Alim Ibrahim, Op.Cit., h. 129
siswa disuruh untuk mengulanginya. 10
Ibid., h. 130
d. Gurud. Guru membuat membuat pertanyaan 
(pertanyaan dari dari )
bacaan bacaan itu yang itu yang di Keterampilan Memba
diPembelajaran
d. Abdul Guru9 membuat pertanyaan dari bacaan itu yang di
Alim Ibrahim, Op.Cit., h. 129
dalamnyadalamnya menunjukan
10 menunjukan
Ibid., h. 130 kata yang kata yang betul betul misalnya: misalnya:
Guru menyuruh mengulangi kata () karena kata itu
salah yang seharusnya ().10
b. Kesalahan bacaan tersebut dibetulkan oleh temannya
b. sendiri.
Kesalahan bacaan tersebut dibetulkan oleh temannya sendiri.
c. c. Kesalahan
Kesalahantersebut
tersebut dibetulkan
dibetulkan langsung
langsungoleh
olehguruguru
dan dan
siswa
disuruh
siswa untuk
disuruh mengulanginya.
untuk mengulanginya.
d. d. Guru
Gurumembuat pertanyaandari
membuat pertanyaan dari bacaan
bacaan itu diyang
itu yang di
dalamnya
dalamnya menunjukan
menun­jukan kata yangkata
betulyang betul misalnya:
misalnya:

(())
3. Cara memilih materi bacaan.
9
Abdul Alim Ibrahim, Op.Cit., h. 129
Dalam menciptakan suasana yang menarik dan menyenangkan
10
Ibid., h. 130
maka materi yang dipilih Pembelajaran
harus : Keterampilan Membaca | 107
a. Sesuai dengan perkembangan anak didik.
b. Sesuai dengan kebutuhan anak didik.
c. Sangat menarik.
d. Mempunyai makna.
e. Baru atau sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi.

Selain dari teknik yang dijelaskan di atas masih banyak teknik-


teknik membaca lainnya baik yang masih menekankan pada aspek luar
saja maupun pada aspek dalamnya serta dari teknik yang tradisional
sampai kepada teknik komunikatif, misalnya:

Saepudin, M.Pd. 107


J. Teknik Komunikatif
dalam Pembelajaran Membaca (Qira’ah)

Teknik 1
Scanning: Teknik ini bertujuan untuk melatih siswa memahami
informasi di dalam teks bacaan secepat mungkin. Prosedur pembela­
jarannya adalah:
1. Kelas dibagi menjadi dua kelompok; kelompok A dan kelompok
B. Kelompok A duduk di salah satu sisi ruang kelas;
2. Teks bacaan ditempel di atas dinding sebelah sisi kelas yang
lain;
3. Siswa kelompok A diberi daftar pertanyaan.
4. Siswa A membaca pertanyaan pertama untuk siswa B yang harus
lari untuk mencari jawabannya di dalam teks dan kembali lagi
untuk menmberitahukan jawabannya ke siswa A. Setelah itu
siswa A membacakan lagi soal berikutnya ke siswa B;
5. Pasangan siswa yang telah menjawab semua pertanyaan adalah
pemenangnya.

Teknik 2
Slashed/Cut up texts (teks bacaan yang dipotong): teknik ini
bertujuan melatih siswa untuk membaca pemahaman pada teks yang
dipotong. Prosedur pembelajarannya adalah:
1. Kelas dibagi ke dalam 4 kelompok;
2. Teks bacaan dipotong menjadi 4 bagian;
3. Siswa duduk, setiap kelompok berempat dan setiap siswa diberi
satu bagian dari bacaan tersebut dan mereka tidak diperkenankan
untuk saling memperlihatkan bacaan masing-masing;

108 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


4. Setiap kelompok mendapatkan beberapa pertanyaan;
5. Setiap kelompok menjawab pertanyaan tersebut secara kerjasama
tetapi dengan tidak memperlihatkan bacaan masing-masing;
6. Setelah selesai menjawab, setiap kelompok saling membandingkan
jawabannya;
7. Guru memberikan umpan balik.

Teknik 3
Jigsaw reading: teknik ini bertujuan untuk membaca pemahaman
secara koperatif. Prosedur pembelajarannya adalah:
1. Teks bacaan dibagi ke dalam 2-3 bagian;
2. Kelompok siswa A yang mendapatkan potongan bacaan1 dengan
beberapa pertanyaan yang harus dijawab;
3. Siswa B mendapatkan potongan bacaan 2 dan bertugas untuk
menjawab beberapa pertanyaan tersebut;
4. Kemudian siswa di kelompok A dipasang-pasangkan dengan
siswa kelompok B dan mereka saling memberikan informasi
tentang jawaban dari kelompok A dan kelompok B.
5. Pada akhirnya, pasangan siswa tadi dapat menjawab secara utuh
dari semua bacaan 1 dan 2.
6. Guru memberikan umpan balik.

Teknik 4
Teknik ini bertujuan untuk melatih kemampuan membaca
pemahaman dengan cara menyusun kalimat yang sudah diacak
serta menjawab pertanyaan berdasarkan bacaan tersebut. Prosedur
pembelajarannya adalah:
1. Kelas dibagi ke dalam 3-4 kelompok;
2. Setiap kelompok diberikan bacaan yang telah diacak susunannya
Saepudin, M.Pd. 109
yang diikuti dengan beberapa pertanyaan;

         o



 o
           o

 o

           o


 

 

 

 

 

 

 

110 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


3. Setelah mendapat bacaan yang telah diacak tersebut, setiap
kelompok mendiskusikan tentang susunan yang benar dan
jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya;
4. Setelah waktu yang diberikan selesai, utusan setiap kelompok
membaca­kan sesuai dengan yang disusun dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan;
5. Kelompok yang susunannya benar dan jawaban benar diberikan
poin (sehingga terjadi rasa kompetisi);
6. Yang terakhir guru memberikan umpan balik.

Teknik 5
Teknik ini bertujuan untuk melatih kemampuan membaca
secara cepat dan membaca untuk pemahaman yang dilakukan secara
kolaboratif dan kompetitif serta menyenangkan. Prosedur pembe­
lajarannya adalah:
1. Kelas dibagi ke dalam 5 kelompok dengan posisi berbaris;
2. Guru menempel bacaan di depan kelas untuk dibaca oleh setiap
ke­lompok, contoh:


        

       
        

Saepudin, M.Pd. 111


       
        


3. Setiap kelompok diberi 5 pertanyaan yang akan dijawab oleh
setiap anggota kelompok 1 pertanyaan;

 

 

 

 

 


4. Jika sudah siap semua kelompok, maka anggota pertama dari
setiap kelompok mulai membaca pertanyaan;
5. Setelah pertanyaan dibaca, anggota pertama tersebut maju ke
depan kelas untuk membaca teks yang ditempel oleh guru;
6. Setelah mendapat jawabannya, dia kembali ke tempat duduknya
dan menulis jawaban tersebut di atas kertas yang sudah
disediakan;
7. Setelah itu, pertanyaan berikutnya diberikan kepada anggota
setiap kelompok yang kedua;
8. Kegiatan yang dilakukan sama dengan anggota yang pertama dan
selanjutnya dilakukan sampai 5 pertanyaan dijawab seluruhnya;

112 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


9. Setiap kelompok diberikan poin sesuai dengan kecepatan dan
9. Setiapketepatan
kelompokmenjawab pertanyaan;
diberikan poin sesuai dengan kecepatan
10. ketepatan
dan Guru memberikan umpan
menjawab balik terhadap jawaban tersebut.
pertanyaan;
10. Guru memberikan umpan balik terhadap jawaban tersebut.
Teknik 6
Teknik 6 Teknik ini bertujuan untuk melatih siswa memahami bacaan
yang didahului
Teknik dengan beberapa
ini bertujuan pertanyaan
untuk melatih pendahuluan
siswa memahamitentang
topik didahului
bacaan yang sehingga siswa akan lebih
dengan mudah
beberapa memahamipendahuluan
pertanyaan yang akan dibaca.
Prosedur
tentang topik pembelajarannya
sehingga adalah
siswa akan sebagai
lebih mudahberikut:
memahami yang
akan dibaca. Prosedur
1. Guru pembelajarannya
memberikan pertanyaan adalah sebagai berikut:
pendahuluan.
1. Guru memberikan pertanyaan pendahuluan.
 

 

 

 

 
Materi Bacaan

Materi Bacaan





Saepudin, Keterampilan
Pembelajaran M.Pd. Membaca | 115 113



 














114 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab




      







2. Siswa diminta untuk menutup buku/materi bacaan di atas.
3. Guru/siswa/kaset membaca bacaan tersebut dan siswa men­
dengarkan.
4. Siswa diminta untuk membuka buku/materi bacaan.
5. Guru/siawa/kaset membaca materi bacaan dan siswa mengikutinya.
6. Memberikan latihan sebagai berikut:


 
 
 
 115
Saepudin, M.Pd.



 

 

 

 


 

 

7. Setelah siswa melakukan latihan di atas, siswa diminta untuk



membaca teks bacaan dalam hati atau tanpa suara.
8. Guru meminta siswa untuk mengerjakan latihan kedua yaitu
menjawab soal-soal untuk pemahaman.


 
 
 
 
9. Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, guru menyuruh

siswa secara bergantian atau siswa yang dianggap bagus bacaannya
untuk membaca teks sebagai contoh bagi yang lainnya.

Teknik 7
Information Search: strategi ini sama dengan ujian open book.
Secara berkelompok siswa atau mahasiswa mencari informasi dengan

116 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


men­jawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada mereka.
Prosedur pembela­jarannya adalah:
1. Buatlah pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab dengan cara
mencari informasi dari sumber belajar;
2. Bagikan pertanyaan tersebut kepada siswa untuk dicarikan
jawaban informasinya lewat sumber belajar;
3. Sumber belajar bisa berupa buku teks, koran, majalah, televisi,
radio, internet, komputer dll);
4. Informasi yang dicari diusahakan yang berhubungan dengan
sikap dan prilaku kehidupan sehari-hari;
5. Guru merespon terhadap jawaban-jawaban siswa.

Teknik 8
Teknik ini bertujuan untuk melatih siswa membaca dan
memahami apa yang dibacakan oleh siswa yang lainnya. Teknik ini
dapat melibatkan siswa secara maksimal dalam proses pembelajaran.
Prosedur pembelajarannya adalah:
1. Kelas dibagi ke dalam dua kelompok A & B;
2. Kelompok A mendapatkan kartu pertanyaan;
3. Kelompok B mendapatkan kartu jawaban;
4. Untuk memulai kegiatan tersebut salah satu anggota kelompok
A mulai membacakan pertanyaannya dengan keras;
5. Anggota kelompok membaca kartunya dan jika kartu yang
dibacanya adalah jawaban dari pertanyaan tersebut dia mengang­
kat tangan sambil membaca dengan suara keras;
6. Siswa yang sudah mendapatkan pasangannya pindah ke tempat
lain (bisa sudut kelas atau di depan kelas, dsb)

Saepudin, M.Pd. 117


7. Guru memberikan tanggapan terhadap pertanyaan dan jawaban
siswa.
Variasi dari teknik ini:
1. Setiap siswa mendapatkan kartu yang berisi pertanyaan dan
dibalik kartu yang lain berisi jawaban untuk kartu yang lainnya;
2. Setiap siswa membacakan pertanyaan dan mencari jawabannya
pada temannya;
3. Kegiatan tersebut dilakukan sampai semua siswa mendapatkan
jawaban dari pertanyaannya dan mendapatkan pertanyaan dari
jawaban yang ada pada kartu;
4. Pertanyaan dan jawaban yang sudah ada pasangannya ditulis di
papan tulis;
5. Siswa diminta untuk membaca pertanyaan dan jawaban yang
sudah ditulis dipapan tulis secara bersama-sama.

Teknik 9
Teknik ini bertujuan untuk melatih siswa memahami membaca
dengan melakukan kegiatan sesuai dengan apa yang diperintahkan
dalam kartu. Prosedur pembelajarannya adalah:
1. Guru mempersiapkan kartu yang berisi perintah yang harus
dikerjakan oleh siswa misalnya:

 
 


118 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


2. 2. Setiap
Setiapsiswa
siswa secara
secara bergantian
bergantianmengambil
mengambil satusatu
kartukartu
dan mem­
dan
bacanya dengan keras;
membacanya dengan keras;
3.
3. Siswa Siswa tersebut
tersebutmelakukan pekerjaan
melakukan sesuai dengan
pekerjaan perintah
sesuai dalam
dengan
kartu; dalam kartu;
perintah
4. 4. Siswa
Siswa yang
yanglain lain
mendengarkan bacaannya dan
mendengarkan memperhatikan
bacaannya dan
apakah dia melakukan
memperhatikan apakah sesuai
diadengan perintah; (untuk
melakukan sesuaimenambah
dengan
suasana (untuk
perintah; yang kompetitif,
menambah siswasuasana
yang melakukan kesalahan
yang kompetitif,
mendapatkan
siswa hukuman)
yang melakukan kesalahan mendapatkan hukuman)
5. 5. Kegiatan
Kegiatan tersebut
tersebutdilakukan
dilakukansecarasecara
bergantian untuk mengambil
bergantian untuk
kartu dan melaksanakan
mengambil perintah. perintah.
kartu dan melaksanakan

TeknikTeknik
10 10
Teknikini
Teknik inibertujuan
bertujuan untuk
untukmelatih kemampuan
melatih kemampuanmembaca dengan
membaca
dengancaracara
mencocokkan kata dan kata
mencocokkan definisinya.
dan Prosedur pembelajarannya
definisinya. Prosedur
adalah:
pembelajarannya adalah:
1. 1. Kelas
Kelasdibagi
dibagike
ke dalam 3-4kelompok;
dalam 3-4 kelompok;
2. Setiap
Setiapkelompok
kelompok diberi
diberi beberapa kartu yang
beberapa kartu yangyang
yangharus
harusdi­
dipasangkan antarakata
pasangkan antara katadan
dandefinisinya,
definisinya, misalnya: 
misalnya:
 
 
 
3. 3. Setelah
Setelahmendapatkan kartu,setiap
mendapatkan kartu, setiapkelompok
kelompok membaca
membaca kartu-
kartu-kartu tersebut untuk dicocokkan atau dipasangkan;
kartu tersebut untuk dicocokkan atau dipasangkan;
4. 4. Kelompok
Kelompokyangyang paling cepatdiberikan
paling cepat diberikanpoinpoinpaling
paling tinggi
tinggi dan
dan jika pasangangan kartunya benar maka mendapatkan
jika pasangangan kartunya benar maka mendapatkan poin dan
poin dan jika salah maka poin dikurangi;
jika salah maka poin dikurangi;

Pembelajaran Keterampilan Membaca | 122


Saepudin, M.Pd. 119
5. Guru memberikan umpan balik di akhir kegiatan.

Selain teknik-teknik di atas masih banyak yang lainnya yang


dapat dikembangkan menjadi sebuah kegiatan pembelajaran yang
aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan seperti meresume
bacaan, mendiskusikan apa yang telah dibaca, mereview isi bacaan,
dan lain sebagainya. Bahkan media otentik lainnya seperti kartu
identitas, formulir, jadwal keberangkatan dan tiba (alat transportasi:
bus, pesawat, kereta api dan lain sebagainya), kemasan (pembungkus)
makanan, tanda-tanda, majalah, koran, brosur, iklan, pengumuman,
dan lain sebagainya, dapat digunakan dalam pembelajaran
membaca.

K. Media Pembelajaran Qira’ah


Fungsi media di dalam proses pembelajaran cukup penting dalam
meningkatkan kualitas proses pembelajaran terutama membantu
siswa untuk belajar. Media pembelajaran yang merupakan salah satu
komponen dari sistem pembelajaran selain tujuan, materi, metode
dan evaluasi memiliki manfaat yang sangat banyak. Di antara manfaat
media pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Media pembelajaran dapat memotivasi siswa untuk belajar;
2. Media pembelajaran membantu siswa untuk memahami lebih
jelas makna yang terkandung dalam materi yang diberikan serta
memung­kinkan siswa untuk menguasai tujuan pembelajaran
lebih baik;
3. Dengan media pembelajaran, guru dapat menggunakan metode
yang lebih bervariasi;
4. Penggunaan media memberikan kesempatan kepada siswa tidak

120 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru tetapi
juga mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain
sebagainya.

Terdapat beberapa jenis media pembelajaran yang dapat di­


gunakan dalam pembelajaran, secara garis besar media pembelajaran
dapat dike­lompokkan menjadi tiga yaitu: (a) media visual, (b) media
audio, dan (c) audio-visual.
Berkaitan dengan pembelajaran membaca (qirā’ah), penulis
menyajikan beberapa media pembelajaran sebagai berikut:
1. Non-fiksi: laporan, editorial, esay, artikel, dan referensi (kamus,
ensiklopedia)
2. Fiksi: novel, cerita pendek, drama, puisi
3. Surat: pribadi dan bisnis
4. Kartu ucapan selamat
5. Diari, jurnal
6. Memo
7. Pesan (pesan di telpon)
8. Pengumuman
9. Koran
10. Tulisan akademik: Jawaban tes, laporan, esay dan makalah,
skripsi dan buku
11. Formulir
12. Kuestioner
13. Arahan
14. Label
15. Tanda
16. Kwitansi

Saepudin, M.Pd. 121


17. Nota
18. Peta
19. Tulisan Tangan
20. Menu
21. Jadwal (transportasi)
22. Iklan
23. Undangan
24. Petunjuk telpon
25. Komik atau kartun

Dengan mengetahui media bacaan di atas, pembelajaran membaca


akan lebih otentik, komunikatif dan pada akhirnya akan memotivasi
siswa untuk melakukan kegiatan membaca dengan berbagai bentuk
tulisan sampai pada tanda yang tidak disertai hurup atau tulisan.

L. Penutup
Pengajaran membaca yang didasarkan pada prinsip-prinsip di
atas akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik dan akan lebih
bermakna. Sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dan diukur.
Lebih dari itu, pembelajaran membaca dengan memperhatikan
berbagai teknik akan lebih menantang siswa membaca materi bacaan
dari yang mudah sampai materi yang dianggap sulit.

122 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


PEMBELAJARAN KETERAMPILAN
MENULIS (Al-Kitābah)

A. Pendahuluan
Kegiatan menulis diibaratkan seperti seorang arsitektur akan
mem­bangun sebuah gedung, biasanya ia membuat rancangan terlebih
dahulu dalam bentuk gambar di atas kertas. Demikian pula seorang
penulis, membuat kerangka tulisan atau outline merupakan kebiasaan
yang perlu dipupuk terus untuk menghasilkan sebuah karya tulis yang
baik. Penulis dalam hal ini dibaratkan sebagai seorang arsitek bahasa,
yang selain mengetahui bagaimana membangun sebuah tulisan secara
utuh, ia tidak boleh mengabaikan dasar-dasar penulisan. Dasar-
dasar penulisan ini menjadi fondasi utama dalam penulisan adalah
pemahaman kita tentang paragraf. Dengan memahami makna dan
ciri-ciri paragraf yang baik, kita akan lebih mampu menuangkan

Saepudin, M.Pd. 123


gagasan dan pikiran kita secara lebih runtut, sistematis, dan teratur.
Pada dasarnya sebuah tulisan mencerminkan cara berpikir seseorang
dan bagaimana ia memandang suatu persoalan.
Kegiatan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, artinya tidak
secara langsung bertatap muka dengan orang lain, melainkan melalui
media tulis. Menulis dapat dikatakan sebagai salah satu keterampilan
berbahasa produktif selain bercakap. Maka untuk dapat pesan
dipahami oleh pembaca, sebuah tulisan harus memenuhi kriteria
yang semestinya.
Keterampilan menulis tidak datang tiba-tiba begitu saja,
melainkan harus melalui proses pelatihan dan praktik yang intensif.
Semakin  banyak pelatihan dan praktik, akan semakin besar pula
kemungkinan siswa mampu dan senang akan kegiatan menulis.

B. Hakikat Menulis
Menulis adalah cara untuk menyampaikan pendapat atau ide
melalui media tulisan. Byrne mengatakan bahwa menulis adalah
memproduksi simbol grafik sementara berbicara adalah memproduksi
bunyi. Adapun definisi yang diberikan oleh ensiklopedia elektronik
Wikipedia, menulis adalah merepresentasikan bahasa dengan teks
melalui penggunaan sepe­rangkat tanda atau simbol.2
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa menulis
adalah kemampuan untuk mengekspresikan ide, perasaan, pendapat,


Don Byrne, Teaching Writing Skill, (London and New York: Longman, 1990),
hlm. 1.
2
Wikipedia, Writing, (on line) (http;/www.en.wikipedia.org. /wiki/writing,
accessed on maret 2011)

124 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


dalam bentuk tulisan.
Selain daripada itu, terdapat tujuan menulis di antaranya
untuk:
1. To inform: untuk menjelaskan atau menggambarkan ide, proses,
peristiwa, keyakinan, seseorang, tempat, atau sesuatu yang
menjelaskan fakta dan menjelaskan sebab;
2. To persuade: untuk mendorong orang lain atau pembaca
melakukan sesuatu atau bersikap seperti yang diinginkan
penulis;
3. To entertain: untuk kesenangan, untuk mengekspresikan apa
yang dirasakan, dialami dan dipikirkan.

C. Masalah Menulis
Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat
produktif di samping berbicara. Produktif artinya melahirkan atau
menghasilkan karya tulis maka untuk melakukannya seorang siswa
harus memiliki kemampuan bahasa yang cukup di antaranya, memiliki
kosa kata yang cukup, memahami tata bahasa, tanda baca, cara
mengorganisasikan pesan atau pikiran serta memiliki pengetahuan
tentang topik yang ingin ditulis. Oleh karena itu, keterampilan menulis
dianggap keterampilan berbahasa yang paling sulit dibanding dengan
yang lainnya. Di antara masalah yang dihadapi oleh penulis adalah:
1. Masalah psikologi:
Yang tergolong faktor psikologis di antaranya faktor
kebiasaan atau pengalaman yang dimiliki. Semakin terbiasa
menulis maka kemampuan dan kualitas tulisan akan semakin
baik. Faktor lain yang tergolong faktor psikologis adalah
faktor kebutuhan. Faktor kebutuhan kadang akan memaksa

Saepudin, M.Pd. 125


seseorang untuk menulis. Seseorang akan mencoba dan terus
mencoba untuk menulis karena didorong oleh kebutuhannya.
Selain daripada itu motivasi untuk menulis juga menentukan
keberhasilan atau kemampuan menulis. seseorang yang sudah
memiliki motivasi maka dia akan melakukan hal apapun yang
berkaitan dengan kegiatan menulis.
2. Masalah linguistik
Konsep yang berkaitan dengan teori-teori menulis yang ter­
batas yang dimiliki seseorang turut berpengaruh. Tata bahasa,
kosa kata, tanda baca, cara mengorganisasikan pesan sangat
menentukan kualitas sebuah tulisan.
3. Masalah kognitif
Kemampuan penerapan konsep dipengaruhi banyak sedikit­
nya bahan yang akan ditulis dan pengetahuan cara menuliskan
bahan yang diperolehnya. Keterampilan menulis banyak kaitan­
nya dengan kemampuan membaca maka seseorang yang ingin
memiliki kemampuan menulis yang lebih baik, dituntut
untuk memiliki kemampuan membaca yang lebih baik pula.
Semakin seseorang banyak membaca maka akan semakin baik
pula kualitas menulisnya. Karena dengan membaca dia akan
bertambah pengetahuan tentang kosa kata, struktur kalimat, dan
gaya bahasa.

D. Pembelajaran Menulis 
Menulis adalah suatu kegiatan yang berencana dan bertujuan.
Pembelajaran menulis merupakan salah satu pembelajaran yang
harus dilakukan disamping pembelajaran keterampilan berbahasa
lainnya yaitu menyimak, berbicara, dan membaca. Keempatnya harus

126 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


diberikan porsi yang sama sehingga siswa dapat menguasai bahasa
dengan baik karena penguasaan terhadap keterampilan yang satu
sangat berpengaruh terhadap penguasaan keterampilan yang lainnya.
Untuk mencapai penguasaan menulis yang baik maka
pembelajaranya harus dilakukan secara intensif karena semakin
banyak laithan maka akan semakin baik pula tulisannya.
Tentu tulisan yang baik bukan hanya dapat menulis panjang
tetapi tulisan yang memenuhi lima kriteria penulisan yang meliputi
isi, pengorganisasian, kosa kata, tata bahasa dan mekanik (tanda baca,
ejaan, kapitalisasi).
Selain daripada itu, hasil tulisan yang baik tidaklah lahir begitu
saja artinya jika seseorang ingin tulisannya baik maka harus melalui
proses aktivitas menulis yang baik pula. Di antara proses itu adalah:
a. Pramenulis (Pre-writing): pada tahap ini penulis mulai me­
rencanakan apa yang akan ditulis, seperti melakukan curah
pendapat, mempetakan konsep, mendaftar poin-poin penting, dan
kegiatan lainnya yang dapat membantu seseorang untuk menulis;
b. Menulis dengan draft pertama (First draft): pada tahap ini seorang
penulis mulai menyusun poin-poin mana saja yang ditulis lebih
dulu dan mana poin yang akan ditulis belakangan serta sudah
memulai menghubungkan antara poin-poin tersebut sehingga
tulisan menjadi koheren dan kohesif;
c. Mengedit (Editing); pada tahap ini penulis mengecek isi, tata
bahasa, kosa kata, arti, tanda baca, ejaan, hurup kapital, dan
menanyakan teman tentang hal-hal tersebut;
d. Menulis untuk draf akhir (Final draft): pada tahap ini penulis
mulai menulis kembali untuk tahap akhir sesuai dengan hasil
koreksian.

Saepudin, M.Pd. 127


Hal yang sama diajukan oleh Richard Nordiques bahwa proses
menulis yang baik dilakukan melalui proses berikut:
a. Discovery (mencari topik, dan strategi yang dapat membantu
penulis untuk melakukan; menulis bebas, memeriksa (probing),
brainstorming;
b. Menulis draft (drafting); menulis ide dengan bentuk kasar;
c. Merevisi (revising): merevisi tulisan berkaitan dengan ide-ide
yang sudah ditulis secara kasar yakni apakah ada ide-ide yang
ditambahkan atau ada yang dihilangkan;
d. Editing dan Proof reading: penulis mengedit dan memastikan
bahwa tulisan tersebut terhindar dari kesalahan tata bahasa, isi,
mekanik (ejaan, tanda baca, hurup kapital)

Berdasarkan proses menulis di atas, maka dapat dipastikan bahwa


penulis akan menghasilkan tulisan yang baik sekalipun bagi penulis
pemula dan penulis yang sudah mahir. Kegiatan ini hendaknya
ditanamkan pada siswa dalam menulis karya tulis ilmiah baik yang
ditulis dengan bahasa Indonesia, Inggris, Arab dan bahasa- bahasa
lainnya.
Selain daripada itu, untuk meningkatkan kualitas tulisan maka
seorang penulis harus banyak meluangkan waktu untuk berlatih
menulis karena semakin sering menulis maka akan semakin mudah
dan baik. Model tulisan yang baik dapat dijadikan contoh untuk
ditiru dan karya tulisan yang baik dapat dihasilkan jika penulis
banyak melibatkan orang lain untuk membaca dan mengoreksi atau
memberikan komentar tentang kelebihan dan kekurangan tulisan.
Bentuk-bentuk tulisan pun harus diperkenalkan kepada siswa

128 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


supaya pengetahuan mereka tentang bentuk-bentuk tulisan semakin
luas karena setiap bentuk tulisan memiliki karakteristik tersendiri.
Bentuk tulisan tersebut bisa dalam bentuk kalimat (kalimat
sederhana, majemuk, dan kompleks), paragraf dan bahkan dalam
bentuk karangan. Lebih khusus lagi terdapat beberapa tipe tulisan
lainnya, yaitu: tulisan naratif, deskriptif, laporan, rikon, penjelasan,
eksposisi, prosedural, review, dan lain sebagainya.
Selanjutnya dalam sebuah tulisan yang baik terdapat beberapa
kom­ponen yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Isi tulisan: salah satu persyaratan yang berkaitan denga isi adalah
adalah kesatuan dalam menjelaskan isi;
b. Pengorganisasian tulisan: adanya keterkaitan bentuk, urutan ide
dije­laskan secara baik, misalnya ide yang paling penting ditulis
diawal tulisan, dari umum ke yang khusus, dan lain sebagainya
yang berkaitan dengan cara mengorganisasikan tulisan;
c. Kosa kata yang tepat dan sesuai dengan konteks;
d. Tata bahasa:
e. Mekanik: tanda baca, ejaan, penggunaan huruf capital.

E. Aktivitas Pembelajaran Menulis Bahasa Arab


Berdasarkan tahapan pembelajaran menulis, terdapat tiga macam
aktivitas pembelajaran menulis, yaitu:

1. Menulis terkontrol
a. Kalimat jigsaw: siswa mencocokkan setengah dari beberapa
kalimat jigsaw di atas kertas terpisah kemudian menuliskannya
kembali secara lengkap.

Saepudin, M.Pd. 129


Contoh:
Contoh:

A A B B
Students
Students and and Get to Get visit to visit
many many
Contoh:
teachers
teachers countries countries
A B
Tourists
Tourists Often Often
go to go the tobeach
the beach
Students and teachers Get to visit many countries
NatureNature
lovers lovers
Tourists resort
Often goresort
to the beach resort
Nature lovers Stay in
Stay inStaythe
theclassroom
classroom
in the classroom

 


 

 

  


b. Wacana berjenjang (gapped passages): wacana yang dihilangkan


beberapa katanya dan siswa diminta untuk mengisinya.
c. Wacana cloze murni: wacana
Pembelajaran ini memiliki
Pembelajaran
Keterampilankata yangMenulis
Keterampilan
Menulis | dihilangkan
129 | 129
secara teratur, misalnya pada setiap kata ke tujuh dan siswa
ditugaskan untuk mengisi secara lengkap.
d. Wacana cloze pilihan ganda: guru dapat membuat lembar kerja,
sebuah paragraf dapat dipecah-pecah menjadi serangkaian frasa
atau kalimat pendek. Setiap kalimat kemudian diberi dua pilihan
atau lebih pada titik titik tertentu dan siswa diberi tugas untuk
mengisi secara lengkap.
e. Mencari dan menyalin: perintahnya dapat diberikan secara lisan.
f. Dikte
g. Menyusun kalimat
h. Menyimpulkan
i. Telegram/pesan singkat: Pesan atau situasinya dapat diberikan
secara lisan.
130 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab
2. Menulis terbimbing
a. Menggunakan gambar
b. Cerita dengan gambar
c. Kegiatan formal
d. Merangkum
e. Menggabungkan beberapa kalimat
f. Mencatat (note writing)
g. Membalas surat
h. Menulis ulang iklan
i. Dialog berpasangan

3. Menulis bebas
Pada tahap ini, siswa sudah diberikan kesempatan untuk mengem­
bangkan tulisannya secara mandiri baik yang berkaitan dengan isi,
struktur bahasa, dan lain sebagainya.
Menulis dianggap keterampilan produktif yang menuntut bagi
siapa saja yang mempelajarinya mengetahui dan menguasai unsur-
unsur bahasa yaitu, tata bahasa, kosa kata serta ide pikiran tentang
apa yang ingin disampaikan. Siswa yang memiliki kemampuan yang
baik dalam menulis dan berbicara dapat dipastikan dia juga dapat
membaca dan menyimak dan tidak sebaliknya.
Pada dasarnya apa yang dijelaskan di atas sama dengan apa yang
dijelaskan oleh Abdul Majid3 bahwa dalam pembelajaran menulis
harus dimulai dari yang paling sederhana (dasar) sampai kepada tahap
yang lebih kompleks (sulit). Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah
sebagai berikut:

3
Shalahuddin Abdulmajid, Taallum al-lugah al-hayyah wa ta’l muha baina al-Na
oriyyah wa al-Tatb q. (Lubnan:Maktabah Lubnan, 1981), hlm.185-188.

Saepudin, M.Pd. 131


1. Menerjemahkan bunyi-bunyi bahasa ke dalam huruf-huruf yang
tertulis. Bentuk pembelajarannya adalah menyalin atau dikte
(imla’);4
2. Guru memberikan sebuah cerita pendek atau kalimat yang
2. Guru memberikan sebuah cerita pendek atau kalimat yang
mengandung konteks yang lengkap kemudian meminta
mengandung
siswa untuk konteks yang lengkap
menuliskan kembalikemudian meminta
sesuai dengan siswa
aslinya.
untuk menuliskan
Setelah menulis, kembali sesuai dengantulisannya
siswa membandingkan aslinya. dengan
Setelah
menulis, siswa membandingkan
teks aslinya tulisannya
dan memperbaikinya daridengan teks tulisan
kesalahan aslinya
5
dan dan
memperbaikinya
tanda baca ; dari kesalahan tulisan dan tanda baca;5
3.



         
           


 

4
Imla menurut Abdul Alim Ibrahim, Al-Muwajjah al-Fanny li Mudarris al-
Lugah al-Arabiyyah, terbagi ke dalam empat macam, yaitu menyalin (al-iml ’ almanq
l),5 mengamati (al-iml ’ al-manq r), dan menyimak (al-iml ’ al-istim ’i) serta ujian imla
(al- iml
Bandingkan dengan konsep imitative writing dalam Brown, Douglas.
’ al-ikhtib ri).
Teaching by Principles: An Interactive Approach to Language Pedagogy. (New
York:5
Bandingkan dengan konsep
A Person Education imitative
Company, 2001)writing dalam Brown, Douglas. Teaching
h. 234
by Principles: An Interactive Approach Pembelajaran
to Language Pedagogy. (New York:
Keterampilan A Person
Menulis | 132
Education Company, 2001), hlm. 234.

132 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


4. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk menulis
3. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk menulis kembali
kembali sebuah cerita atau teks bacaan dengan mengubah
sebuah cerita aspeknya
beberapa atau teks bacaan
seperti dengan
semua mengubah
fi’il mi beberapa
diubah
aspeknya
menjadi seperti
fi’il semua fi’ilatau
muri diubahlilmenjadi
m diamr ri atau
fi’il mudmenjadi
g’ib diubah
damamr
r lil g ’ib diubah menjadi
lil-g’ibah. dam r lil-g
Teknik ini’ibah. Teknik ini
termasuk termasuk
mengarang
mengarang terbimbing (al-insy ’ al-muwajjah)
terbimbing (al-insy’ al-muwajjah)

 


          
        
        





        
         


Pembelajaran 
Keterampilan Menulis | 
133

          



   Saepudin,
 M.Pd.
   
133



          

        

4. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dari sebuah bacaan atau

cerita pendek;
 

5. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dari sebuah

bacaan atau cerita pendek;

 






 
Pembelajaran

Keterampilan Menulis | 134













134 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab

Pembelajaran Keterampilan Menulis | 135


Pembelajaran Keterampilan Menulis | 135
6. Guru memberikan beberapa kalimat yang berkaitan
5. Guru
dengan memberikan beberapa
topik tertentu kalimat secara
yang disusun yang berkaitan dengan
acak. Kemudian
topik tertentu
meminta yang siswa
kepada disusun secara
untuk acak. Kemudian
menuliskan meminta
dan menyusun
kepada siswa untuktadi
kalimat-kalimat menuliskan dan menyusun
secara beraturan kalimat-kalimat
sehingga menjadi
tadi secara beraturan sehingga menjadi cerita yang baik;
cerita yang baik;









 

6. 7. Siswa
Siswa menjawab
menjawab beberapa
beberapa pertanyaan
pertanyaan dan jawabandan jawaban
tersebut akan
tersebut akan membentuk sebuah cerita
membentuk sebuah cerita atau karangan; atau karangan;

 Pembelajaran

 Menulis | 136
Keterampilan

 
 
Saepudin, M.Pd. 135

 
 
 
 
 
 
 
 
 
7. Guru membacakan sebuah cerita atau teks bacaan dan siswa
8. Guru membacakan sebuah cerita atau teks bacaan dan
membuat resume tertulis;
siswa membuat resume tertulis;
8. Guru dan siswa mendiskusikan topik menarik untuk dijadikan
9. Guru dan siswa mendiskusikan topik menarik untuk
sebuah topik karangan bebas.
dijadikan sebuah topik karangan bebas.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa
belum siswa sampaiBerdasarkanpadapenjelasan di atas dapat dipahami
tahap mengarang secara bebasbahwa sebelum
siswa sampai
rdapat beberapa padayang
teknik tahap mengarang secara bebas
harus dilalui, terdapat beberapa
diantaranya
teknik yang
eringkas bacaan harus(al-talkhi),
terpilih dilalui, diantaranya meringkas bacaan
menceritakan gambarterpilih (al-
cara tertulis ), menceritakan
talkhi (waful gambar secara tertulis
qia/describing (wakful dan
picture), qira’/describing
dan menjelaskan
picture), tertentu
enjelaskan atifitas (al-)atifitas tertentu
kemudian siswa(al-diberikan
l l) kemudian siswa
diberikan tugas
gas untuk mengarang bebasuntuk mengarang
(al-insy’) bebas (al-insy ’) al-nurr).
al-urr).
Pembelajaran Keterampilan Menulis | 137

136 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


Adapun tahapan pembelajaran kit bah menurut buku al-arabiayah
Adapun
Adapun baina tahapan
tahapan
yadaik: pembelajaran
6 pembelajaran kitbah
kitbah menurut
menurut buku
buku al-al-
Adapun
Adapun tahapan
tahapan pembelajarankitbah
6 6 pembelajaran menurutbuku
kitbahmenurut bukual-al-
arabiayah
arabiayah baina
baina yadaik
yadaik : 6: 6
arabiayah
arabiayah baina
baina yadaik
yadaik : :
1. Tingkat
1. Tingkat 1. Dasar
Tingkat Dasar
Dasar
1.1. Tingkat
Tingkat Dasar
Dasar
a. a.Menulis
Menulis
a. huruf
huruf
Menulis tunggal
tunggal
huruf atau
atau
tunggal dalam
dalam
atau dalam kata;
a. a. Menulis
Menulis huruf
huruf tunggal
tunggal atau
atau dalam
dalam
kata;
kata;  
 

 
 



kata;
kata;
ò
 
 

  
 
 
  


   
  

  


b. Membuat dan melengkapi
melengkapikata atau kalimat dengan harakat;
b. b.Membuat
Membuat dandanmelengkapi
melengkapi kataatau
kata atau kalimat
kalimat dengan
dengan
b.b.Membuat
Membuatdan danmelengkapi kata
kata ataukalimat
atau kalimat dengan
dengan

 


harakat; 
harakat;
harakat;
harakat;
 Menghubungkan
Menghubungkan
c. Menghubungkan
 Menghubungkan
Menghubungkan
hurup
hurup hurup
hurup
hurup
  kata;
menjadi
menjadi
menjadi
menjadi
menjadi

kata;
kata;
kata;
kata;


 
 

 


      
       
    
   
6Lihat
Lihat
6 6
buku
6 buku Abdurrahman
Abdurrahman Ibrahim
Ibrahim Al-Fauzan,
Al-Fauzan, dkk.dkk. Silsilah
Silsilah fi Ta’lm
fi Ta’lm
al-Lugah
al-Lugah
al-Lugah

Lihat
Lihat
al-Arabiyah
Menyusun
al-Arabiyah
al-Lugah
buku
buku
al-Arabiyah
ligairi
al-Arabiyah
Abdurrahman
Abdurrahman
ligairi
kata menjadi
al-Ntiqna
ligairi
ligairi
Ibrahim
Ibrahim
al-Ntiqna kalimat;
Biha:
al-Ntiqna
al-Ntiqna

Al-Fauzan,
Al-Fauzan,
Biha:
al-arabiyyah
Biha:
Biha:
dkk.
al-arabiyyah dkk.
Baina
al-arabiyyah
al-arabiyyah
Silsilah
Silsilah
Baina Yadaika.
Baina
Baina
fi Ta’lm
fi Ta’lm
Yadaika.
Yadaika.
Yadaika.
(Cet.
(Cet. 2; Kitab
2; Kitab Thalib
Thalib
6 1;buku
al-Mamlakah
1; al-Mamlakah
Lihat al-Arabiyyah
al-Arabiyyah
Abdurrahman al-Suudiyah:
al-Suudiyah:
Ibrahim Al-Fauzan, Al-Arabiyyah
dkk.Al-Arabiyyah
Silsilah fi Ta’l m al-Lugah
lil (Cet.
(Cet.
Jami’,
lil Jami’,
lil lil
2;
2;2003) Kitab
Kitab
2003) Thalib
Thalib 1; 1; al-Mamlakah
al-Mamlakah al-Arabiyyah
 
al-Arabiyyah al-Suudiyah:
al-Suudiyah: Al-Arabiyyah
Al-Arabiyyah
al-Arabiyah ligairi al-N tiq na Biha: al-arabiyyah Baina Yadaika. (Cet. 2; Kitab Thalib 1;
Jami’,2003)
Jami’, 2003)
al-Mamlakah al-ArabiyyahPembelajaran
al-Suudiyah:
PembelajaranAl-Arabiyyah lil Jami’,
Keterampilan
Keterampilan 2003).| 138
Menulis
Menulis | 138
Pembelajaran
Pembelajaran Keterampilan
Keterampilan Menulis
Menulis | 138
| 138
 
Saepudin, M.Pd. 137

 
 
   

d. 
Menyusun katakata
Menyusun menjadi kalimat;
kalimat;
menjadi
 
 
 
   
   
   

   

     
   
Pembelajaran Keterampilan Menulis | 139
     
 
   

 Menyusun dua kata menjadi sebuah ungkapan; 

138 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


e. Menyusun dua kata menjadi sebuah ungkapan;
 

  
 
   

     
    

   
   
     


    
    

     
     

     
    

     
       

yang kosong; 


 kosong; 
f. Mengisi
 Mengisi
Mengisi yang
yang kosong;
 Mengisi yang kosong; 
 
 
 

 
 
   
 
 

    
 
 
 
     
   
  
g. g. Menulis
Menulis kata;
kata;
g. Menulis
g.h. Menulis kata;
h. Menulis
Menulis imla.
kata;
imla.
h. Menulis imla.
h. Menulis imla.
Pembelajaran Keterampilan Menulis | 141
Pembelajaran Keterampilan Menulis | 141
Pembelajaran Keterampilan Menulis | 141
Saepudin, M.Pd. 139
2. Tingkat Menengah
a. Menghubungkan dua ungkapan menjadi satu kalimat;
b. Melengkapi paragraph;
c. Menyusun kalimat-kalimat menjadi sebuah paragraph;
d. Menulis beberapa kalimat tentang topik tertentu;
e. Menulis beberapa paragraph tentang topik tertentu;
f. Mendiskusikan beberapa topik kemudian menyuruh siswa untuk
menulis dengan topik yang dipilih.

3. Tingkat Lanjutan
a. Meresume apa yang didengar tentang cerita tertentu atau topik
tertentu;
b. Menulis tentang tema tertentu yang jumlah katanya tidak kurang
dari 150 kata dengan bantuan beberapa pertanyaan;
c. Menjawab beberapa pertanyaan secara ringkas;
d. Menulis tentang tema tertentu berdasarkan poin-poin yang
disediakan;

F. Teknik Pembelajaran Aktif dalam Menulis

Teknik 1
Tujuan teknik ini adalah untuk melatih keterampilan siswa
mengem­bangkan ide. Prosesnya dimulai dari sebuah topik, kemudian
dijabarkan dalam beberapa kalimat yang akhirnya menjadi beberapa
paragraf. Teknik ini sangat membantu untuk melatih siswa dalam
menulis karya tulis ilmiah. Prosedur pembelajarannya adalah:
1. Berikanlah pendahuluan yang menjelaskan secara umum
tentang sesuatu yang terkait dengan bentuk -bentuk kalimat dan
paragraph;
140 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab
2. Menentukan sebuah topik, kemudian dari topik tersebut dibuat
sebuah kalimat yang disepakati seluruh siswa;
3. Meminta masing-masing siswa untuk membuat kalimat tentang
topik tersebut sebanyak tujuh kalimat;
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi tulisan
masing-masing;
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling
mengoreksi;
6. Meminta siswa untuk menambah setiap kalimat dengan kalimat
pen­dukung lainnya;
7. Beberapa siswa diminta untuk membacakan tulisannya dan siswa
lain memperhatikan;
8. Siswa yang lain diminta untuk menanggapi khususnya hal-hal
yang masih dianggap kurang atau salah;
9. Memberikan klarifikasi atas tulisan siswa.

Teknik 2
Teknik ini hampir sama dengan teknik di atas yaitu bertujuan
melatih siswa mengembangkan dua atau tiga kalimat dengan menam­
bah informasi lain dari kalimat tersebut. Prosedur pem­belajarannya
adalah:
1. Meminta siswa untuk menulis dua atau tiga kalimat sederhana;
2. Meminta siswa untuk menambah kalimat baik sesudahnya atau
sebelumnya;
3. Setelah siswa melakukannya, guru meminta tulisan siswa untuk
mem­berikan tulisannya kepada teman di sampingnya untuk
dievaluasi;

Saepudin, M.Pd. 141


4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-
hal yang berkaitan dengan tulisan yang sedang dikoreksi;

Teknik 3
The Power of Two:7 kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan
belajar kolaboratif dan mendorong kegiatan kerjasama karenanya dua
kepala tentu lebih baik dari pada satu. Prosedur pembelajarannya
adalah:
1. Memberikan peserta didik satu atau lebih pertanyaan yang
membutuh­kan refleksi dan pikiran.
2. Mintalah siswa untuk menjawab pertanyaan sendiri-sendiri;
3. Setelah semuanya melengkapi jawabannya, bentuklah ke dalam
pasangan dan mintalah mereka untuk berbagi jawaban dengan
yang lain;
4. Mintalah pasangan tersebut membuat jawaban baru untuk
masing-masing pertanyaan dengan memperbaiki respon masing-
masing individu secara tertulis pula;
5. Ketika semua pasangan selesai menulis jawaban baru, bandingkan
jawaban dari masing-masing pasangan pasangan yang lain.
Variasi lain dari teknik ini adalah:
1. Setiap siswa menulis sebuah karangan pendek;
2. Siswa dipasang-pasangkan untuk mendiskusikan karangan masing-
masing kemudian membuat karangan baru yang ditulis berdua
sebagai pengembangan dari tulisan secara individu tersebut.

7
Lihat Silbermen, Melvin, L. Active Learning. 101 Startegies to Teach Any Subject.
Massachusetts: Allyn Bacon, 1996. Diterjemahkan Oleh: Sarjuli. dkk. Active Learning:
101 Strategi Pembelajaran Aktif. (Cet. 2; Yogyakarta: Yappendis, 2002), hlm. 153.

142 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


Teknik 4
Brainstorming (curah pendapat): strategi curah pendapat diguna­
kan guru dengan maksud mengajak siswa untuk mencurahkan
pendapatnya atau memunculkan ide-ide, gagasan mereka secara lisan.
Curah pendapat dapat menjadi pembuka dari kegiatan menulis.
Kegiatan ini perlu dikendalikan oleh guru, tetapi tidak membatasi
semua gagasan atau pendapat yang muncul dari mahasiswa. Prosedur
pembelajarannya adalah:
1. Guru memulai dengan mengajukan pendapat atau gagasan;
2. Siswa diminta menuangkan pendapatnya dengan cara menuliskan
beberapa kata atau kalimat yang penting;
3. Siswa memilih poin-poin yang telah ditulis kemudian dikem­
bangkan menjadi sebuah tulisan yang lengkap;
4. Guru memberikan umpan balik dari tulisan siswa.

Teknik 5
Mind Maps (Peta Pikiran/Ingatan): teknik ini bertujuan untuk
melatih siswa menulis yang diawali dengan melakukan pemetaan
tentang topik yang akan ditulis sehingga akan lebih mudah dan
sistematis. Prosedur pembelajarannya adalah:
1. Memilih topik untuk pemetaan pikiran; misalnya tentang hutan,
kalau dipetakan akan muncul segala yang berkaitan dengan
hutan; pohon, binatang, air, tanah dan kata-kata tersebut masih
bisa dipetakan lagi;
2. Mendorong siswa untuk menambah informasi tentang konsep
yang telah dipetakan tersebut bahkan siswa bisa saling membagi
peta pikiran tersebut;

Saepudin, M.Pd. 143


3. Memilih kalimat mana yang akan didahulukan dan kalimat
mana yang akan ditulis kemudian;
4. Setelah tersusun, siswa menambahkan kata atau frase untuk
menjadikan kalimat-kalimat yang telah disusun saling berkaitan
bentuk bahkan makna;
5. Untuk lebih baik lagi, siswa mengecek tulisannya dari kesalahan-
kelasahan dalam tata bahasa, pemilihan kosa kata, makna,
bahkan tanda bacanya sebelum diserahkan kepada guru;
6. Suruhlah siswa untuk saling membagi peta pikirannya.

Teknik 6
Topic interest: pada teknik ini siswa dilatih untuk menulis
tentang hal-hal yang dianggap menarik dengan demikian mereka akan
lebih mudah mengembangkan tulisannya. Prosedur pembelajarannya
adalah:
1. Setiap siswa mengajukan topik yang dianggap menarik;
2. Guru menulis di papan tulis topik-topik tersebut jika terlalu
banyak maka hanya topik yang diajukan oleh kelompok siswa;
3. Setelah ditulis di papan tulis, guru dan siswa mendiskusikan
tentang topik mana yang paling diminati dan memilih tiga
terbanyak terlebih dahulu kemudian dipilih satu;
4. Setelah mendapatkan satu topik yang paling diminati, guru
menyuruh siswa untuk memulai menulis;
5. Untuk mengoreksi tulisan siswa bisa dilakukan dengan cara peer
correction (koreksi oleh teman) dengan hanya memberikan kode
kesalahan, misalnya huruf M untuk mufradat, huruf Q untuk
kesalahan qawaid;

144 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


6. Jika tidak memungkinkan maka dapat dikumpulkan langsung
untuk dikoreksi oleh guru di rumah.

Teknik 7
Describing picture: tujuan teknik adalah melatih siswa mengem­
bangkan tulisan berdasarkan situasi yang ada dalam gambar. Prosedur
pembelajarannya adalah:
1. Kelas dibagi ke dalam 3-4 kelompok dan setiap kelompok diberi
gambar yang berbeda (untuk variasi kegiatan, gambar bisa diambil
dari gambar yang mereka bawa);
2. Setiap kelompok mendiskusikan terlebih dahulu poin-poin yang
akan ditulis berdasarkan gambar;
3. Setelah setiap kelompok menyusun poin-poin yang akan dituang­
kan dalam sebuah karangan, masing-masing anggota menulis
berdasarkan poin tersebut dengan bahasa masing-masing;
4. Setiap kelompok mendiskusikan kembali sebuah karangan yang
disusun secara kelompok (setiap kelompok dapat menunjuk
salah satu anggota untuk menulis);
5. Setiap kelompok mendiskusikan tentang isi karangan berdasarkan
situasi dalam gambar, kosa kata, tata bahasa, organisasi, dan
mekanik;
6. Setiap kelompok memilih satu anggota untuk membacakan
karangannya dan satu anggota yang lain menunjukkan gambar
kepada kelompok lainnya;
7. Guru memberikan umpan balik terhadap karangan mereka.

Teknik 8
Chaining question: teknik ini bertujuan untuk melatih kemam­
puan menulis berdasarkan rangkaian pertanyaan. Teknik ini sama
Saepudin, M.Pd. 145
dengan teknik menulis terbimbing. Prosedur pembelajarannya adalah:
1. Guru menulis beberapa pertanyaan yang berurutan sesuai dengan
peristiwa tertentu di papan tulis;
2. Sebelum siswa disuruh memulai untuk menulis, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang tidak
dipahami dari rangkaian pertanyaan tersebut;
3. Setelah dipastikan siswa memahami semua rangkaian pertanyaan,
kegiatan menulis atau mengarang dapat dimulai;
4. Tulisan siswa dikumpulkan untuk dikoreksi;
5. Jika masih ada waktu yang tersisa, guru dapat menjelaskan dan
mengoreksi salah satu karangan siswa dan menulis beberapa
kesalahan di papan tulis serta memberikan contoh yang benar
dan baik;

Teknik 9
Correspondece: teknik ini bertujuan untuk melatih siswa menulis
surat baik dalam bentuk surat menyurat sebagai latihan semata
maupun latihan dalam situasi otentik seperti menyurat ke keduta­
an untuk meminta buku, majalah atau melalui email untuk konsul­
tasi atau bertanya berkaitan dengan bidang ilmu yang dipelajari dan
sebagainya. Prosedur pembelajarannya adalah:
1. Kelas dibagi ke dalam 5-6 kelompok yang beranggotakan 3-4
siswa;
2. Setiap kelompok diberikan tugas untuk menulis surat ke kedutaan,
sahabat pena di negara lain, seorang tokoh, artis, dan lain se­
bagainya;
3. Bentuk surat bisa dalam bentuk tulisan tangan, melalui email,
twitter, facebook, dan lain sebagainya;

146 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


4. Kelompok yang dapat melalukan surat menyurat beberapa kali
dan mendapatkan tanggapan dari si penerima surat menjadi
kelompok pemenang;
5. Guru memberikan tanggapan mengenai surat-surat yang ditulis
oleh kelompok siswa.

Teknik 10
Menulis pengalaman: teknik ini bertujuan untuk melatih
siswa menulis tentang pengalamannya (pengalaman yang paling
menyenangkan, menyedihkan, tidak terlupakan, memalukan dan
lain sebagainya). Biasanya struktur yang digunakan untuk kegiatan
menulis tersebut adalah bentuk lampau (past atau fi’il madi). Prosedur
pembelajarannya adalah:
1. Siswa diberikan kesempatan untuk mengingat pengalamannya
yang paling bisa diingat. Apakah karena menyenangkan,
memalukan, atau menakutkan;
2. Setelah semua siswa dapat mengingat salah satu pengalamannya,
guru meminta siswa untuk menuliskannya dalam sebuah tulisan
yang terdiri dari beberapa paragraf;
3. Evaluasi terhadap tulisan mereka dapat dilakukan oleh teman
atau kolega siswa atau dilakukan oleh guru sendiri;
4. Evaluasi yang baik adalah tidak hanya memberikan nilai saja
tetapi juga memberikan komentar.

Selain dari teknik yang dijelaskan di atas masih banyak teknik-


teknik lainnya yang membuat siswa terlibat lebih aktif, menyenangkan,
dan terlibat secara maksimal baik kognitif, afektif dan psikomotornya.
Terlebih lagi, jika pembelajaran tersebut menggunakan materi

Saepudin, M.Pd. 147


pembelajaran yang otentik artinya materi apa saja yang sesuai dengan
kehidupan nyata siswa.

G. Penilaian Pembelajaran Menulis


Secara yuridis berdasarkan PP No, 20 tahun 2007 tentang Standar
Penilaian pendidikan terdapat beberapa istilah standar penilaian
pendidikan, penilaian pendidikan, ulangan, ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikkan kelas,
ujian sekolah dan ujian nasional, peserta didik. Pengertian penilaian
yang dimaksud dalam penilaian pendidikan adalah penilaian proses
dan penilaian hasil. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil
belajar peserta didik. Penilaian terhadap hasil pembelajaran menulis
mempunyai kelemahan, yaitu rendahnya kadar objektivitas. Unsur
subjektivitas penilai pasti berpengaruh dalam menilai karangan jenis
ini. Sebuah karangan yang dinilai oleh dua orang atau lebih biasanya
tidak akan sama skornya. Bahkan sebuah karangan dinilai oleh hanya
satu orang penilai pun jika kondisinya berlainan ada kemungkinan
berbeda skor yang diberikan. Masalah yang perlu dipikirkan adalah
bagaimana kita mendapatkan atau memilih model teknik penilaian
yang memungkinkan penilai untuk memperkecil kadar subjektivitas
dirinya. Penilaian yang dilakukan terhadap karangan siswa biasanya
bersifat holistis, impresif, dan selintas. Jadi, penilaian yang bersifat
menyeluruh berdasarkan kesan yang diperoleh dari membaca
karangan secara selintas. Penilaian yang demikian jika dilakukan
oleh orang yang ahli dan berpengalaman sedikit banyak dapat
dipertanggungjawabkan. Namun keahlian demikian tidak semua
guru memiliknya.

148 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


Penilaian yang bersifat holistis memang diperlukan. Akan tetapi,
agar guru dapat menilai secara lebih objektif dan memperoleh informasi
yang lebih rinci tentang kemampuan siswa untuk keperluan diagnostik-
edukatif, penilai hendaknya disertai dengan penilaian yang bersifat
analitis. Penilaian dengan pendekatan analitis merinci karangan ke
dalam aspek-aspek atau kategori-kategori tertentu. Perincian kategori
dalam setiap karangan dapat berbeda-beda variasinya.
Kategori-kategori yang pokok hendaknya meliputi:
1) Kualitas dan ruang lingkup isi;
2) Organisasi dan penyajian isi
3) Gaya dan bentuk bahasa;
4) Mekanik: tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapihan dan
kebersihan tulisan;
5) Respons efektif guru terhadap karya tulis. Karangan yang ditulis
berdasarkan rangsangan buku, baik fiksi maupun nonfiksi,
kategori ke-1 tersebut dapat diganti, atau kriterianya berisi
kesesuaiannya dengan isi buku. Respon efektif guru juga penting
karena jenis-jenis karangan, misalnya yang bersifat argumentatif
atau persuasif, dapat dinilai baik jika pembaca merasa tertarik.
Dalam kaitan ini, guru adalah pembaca.

Di bawah ini dicantumkan beberapa model penilaian menulis.


a. Model penilaian tugas menulis dengan skala 1-10

No. Aspek yang dinilai Tingkatan skala


1 Kulitas dan ruang lingkup isi 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Organisasi dan penyajian isi 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3 Gaya dan bentuk bahasa 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Saepudin, M.Pd. 149


4 Mekanik tata bahasa, ejaan, kerapian 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
tulisan
5 Respon efektif guru terhadap karangan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumalah skor

b. Model penilaian tugas menulis dengan pembobotan masing-


masing unsur 

No. Aspek yang dinilai Tingkatan skala


1 Isi gagasan yang dikemukakan 35
2 Organisasi isi 23
3 Tata bahasa dan 20
4 Gaya pilihan struktur dan kosa kata 15
5 Ejaan 5
Jumlah skor
Jumlah skor

c. c.Model
Model profil
profilpenilaian
penilaian karangan
8
karangan 8
NamaNamaSiswaSiswa: :
Judul
Judul: :
ISI ISI :
SKOR KRITERIA DESKRIPSI
SKOR KRITERIA DESKRIPSI
padat informasi, subtantif,
Sangat Baik - padat pengembangan
informasi, subtantif,tesis
pengembangan
tuntas,
27 - 27
30 - 30SangatSempurna
Baik - Sempurna tesis tuntas, relevandengan
relevan dengan permasalahan
permasalahandan-
tuntas
dantuntas
informasi cukup, subtansi cukup,
pengembangantesis terbatas,
22 – 26 Cukup – Baik
relevan dengan masalah tetapi tak
8
J. B. Heaton, Writing English Languagelengkap.
Test, (Edisi IV; England: Longman,
1991), hlm. 146. informasi terbatas, subtansi
150 17 – 21 kurang,
Pembelajaran Keterampilan Berbahasapengembangan
Arab tesis tak
Sedang – Cukup
cukup, relevan permasalahan
takcukup.
informasi cukup, subtansi cukup, pengem-
22 – 26 Cukup – Baik bangantesis terbatas, relevan dengan masalah
tetapi tak lengkap.

Sedang–
bangan tesis tak cukup, relevanpermasalahan
informasi terbatas, subtansi kurang, pengem-
ORGANISASI:
17 – 21 Cukup
takcukup.
SKOR KRITERIA DESKRIPSI
tak berisi, tak ada subtansi, tak ada pengem-
13 - 16 Kurang
ekspresi
bangan tesis, lancar,
tak ada permasalahan. gagasan
Sangat
Jumlah Baik - diungkapkan dengan jelas,
18 - 20
Sempurna padat, tertata dengan baik,
ORGANISASI: 
ORGANISASI: urutan logis, kohesif. 
ekspresi kurang lancer, gagasan
SKORSKOR KRITERIA
KRITERIA DESKRIPSI
DESKRIPSI
kurang , tetapi ide utama terlihat
18 - 20 ekspresi
Sangat Baik - Sempurna ekspresi lancar, lancar, den-gagasan
gagasan diungkapkan
bahan tertatapendukung terbatas,
14 - 17 Cukup – Baik
Sangat Baik - gan jelas, padat,
diungkapkan dengan baik, urutan jelas,
dengan
18 - 20 tertata dengan baik, urutan
logis, kohesif.
Sempurna padat, tertata dengan baik,
14 - 17 Cukup – Baik ekspresilogis tatapigagasan
kurang lancer, takkurang
lengkap,
,
urutan logis, kohesif.
tetapi ide utama
cukup terlihat
kohesif. bahan pendukung
ekspresi
terbatas, tertata dengankurang
baik, lancer, gagasan
urutan lo-
taktak
gis tatapi lancer,
lengkap,
kurang cukup
, tetapi gagasan utamakacau,
kohesif.
ide terlihat
1010- - 13
13 Sedang –
Sedang – Cukup Cukup terpotong-potong,
bahankacau,
tak lancer, gagasan pendukung urutan
terbatas,
terpotong-potong,
14 - 17 Cukup – Baik urutan pengembangan
pengembangan tak logis.
tak logis.
tertata dengan baik, urutan
7-9 Kurang tak
tak komunikatif,
logis tak komunikatif,
terorganissasi,
tatapi tak tak tak
lengkap,
7-9 Kurang layak nilai.
terorganissasi,
cukup kohesif. tak layak nilai.
Jumlah
Jumlah tak lancer, gagasan kacau,


10 - 13 Sedang – Cukup terpotong-potong, urutan
KOSAKATA:
KOSA KATA:
pengembangan tak logis.
tak komunikatif, tak
SKOR
SKOR7-9 KRITERIA
KRITERIA
Kurang DESKRIPSI
DESKRIPSI
terorganissasi, tak layak nilai.
18 - 20 pemanfaatan
Sangat Baik - Sempurna pemanfaatan potensi
potensi kata canggih, pilihan kata
Jumlah kata dan ungkapan tepat, menguasai pem-
Sangat Baik - canggih, pilihan kata dan

18 - 20 bentukan kata.
KOSA KATA:
Sempurna ungkapan tepat, menguasai
pembentukan kata.
SKOR KRITERIA DESKRIPSI
14 - 17 Cukup – Baik pemanfaatan potensi kata
pemanfaatan potensi kata
Saepudin, M.Pd. 151
Sangat Baik - canggih, pilihan kata dan
18 - 20 Pembelajaran Keterampilan Menulis | 154
Sempurna ungkapan tepat, menguasai
agak canggih, pilihan kata
dan ungkapan kadang-kadang
kurang tepat tetapi tak
mengganggu.
14 - 17 Cukup – Baik pemanfaatanpemanfaatan
potensi kata agakpotensi
canggih, kata
pilihan kata dan ungkapan
terbatas, kadang-kadang
sering terjadi
10 - 13 Sedang – Cukup kurang tepat tetapi tak mengganggu.
kesalahan penggunaan kosa
10 - 13 Sedang – Cukup pemanfaatan potensi kata terbatas, sering
kata dan
terjadi kesalahan dapat kosa
penggunaan merusak
kata danmakna.
dapat merusak makna.
pemanfaatan potensi kata asal-
7-9 Kurang pemanfaatan potensi
asalan, kata asal-asalan,tentang
pengegtahuan
7-9 Kurang pengegtahuan tentang kosa kata rendah,
tak layak kosa
nilai. kata rendah, tak layak
Jumlah nilai.
Jumlah
PENGUNAAN
PENGUNAAN 
BAHASA
BAHASA :
SKOR
SKOR KRITERIA
KRITERIA DESKRIPSI
DESKRIPSI
konstruksi
22 - 25 Sangat Baik - Sempurna konstruksi komplek tetapi komplek
efektif, hanya tetapi
Sangat Baik - terjadi sedikit kesalahanhanya
efektif, penggunaan bentuk sedikit
terjadi
22 - 25 kebahasaan
Sempurna kesalahan penggunaan bentuk
18 - 21 Cukup – Baik konstruksi sederhana tetapi efektif, kes-
kebahasaan
alahan kecil pada konstruksi kompleks,
konstruksi
terjadi banyak sederhana
kesalahan tetapi makna tak tetapi
kabur. efektif, kesalahan kecil pada
18
11 --17
21 Sedang
Cukup
– Cukup– Baik terjadi kesalahan
konstruksi kompleks,
serius dalam konstruksi terjadi
kalimat, makna membingungkan atau
banyak kesalahan tetapi makna
kabur.
tak kabur.
5 - 10 Kurang tak menguasai aturan sintaksis, terdapat ban-
terjadi
yak kesalahan, kesalahan tak
tak komunikatif, serius
layak dalam
11 - 17 Sedang – Cukupnilai.
konstruksi kalimat, makna
Jumlah
Pembelajaran Keterampilan Menulis | 155

152 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


komunikatif, tak layak nilai.
Jumlah

MEKANIK:
MEKANIK: 
SKOR
SKOR KRITERIA
KRITERIA DESKRIPSI
DESKRIPSI
menguasai aturan
terdapatpenulisan,
5 Sangat
Sangat Baik Baik - menguasai
- Sempurna
beberapa
aturan
kesalahan.
penulisan, hanya
5 hanya terdapat beberapa
Sempurna
4 Cukup – Baik
kadang-kadang kesalahan.
terjadi kesalahan ejaan tetapi
tidak mengaburkan makna.
kadang-kadang terjadi kesalahan
sering terjadi kesalahan ejaan, makna
tidakmemb-
34 Sedang –Cukup
Cukup – Baik ejaan tetapi mengaburkan
ingungkan atau kabur.
makna.
tak menguasai aturan penulisan, terdapat
2 Kurang banyak kesalahan sering
ejaan,terjadi
tulisan takkesalahan
terbaca, ejaan,
3 Sedang – Cukup tak layak nilaimakna membingungkan atau
Jumlah kabur.
tak menguasai aturan penulisan,
Jumlah : ........ terdapat banyak kesalahan ejaan,
2 Kurang
Penilai : ........ tulisan tak terbaca, tak layak
Komentar : .....................................................................................
nilai
.......... Jumlah

Pembobotan
Jumlah : ........ di atas tidak bersifat mutlak artinya guru dapat
memodifikasinya
Penilai : ........sesuai dengan yang diinginkan tetapi yang terpenting
adalah setiap kegiatan evaluasi harus lebih detail dan konkrit serta
tidak menduga-duga. Penilaian yangPembelajaran
didasarkan Keterampilan yang | 156
pada kriteriaMenulis
jelas merupakan usaha untuk menghindari subjektifitas.

H. Penutup
Menulis merupakan keterampilan bahasa yang dianggap paling
sulit dibanding dengan keterampilan bahasa lainnya karena menulis
merupakan keterampilan produktif yang membutuhkan pengetahuan

Saepudin, M.Pd. 153


dan kemampuan dalam tata bahasa, ppenguasaan kosa kata, mekanik,
bahkan pengetahuan tentang ide dan cara pengorganisasiannya.
Keterampilan menulis biasanya dilakukan setelah keterampilan
lainnya dikuasai atau paling tidak sudah dipelajari.
Oleh karena itu dalam pembelajarannya di dalam kelas harus
dilakukan dengan berbagai teknik yang aktif, inovatif, kreatif,
efektif dan menyenangkan sehingga siswa dapat merasakan bahwa
pembelajaran menulis itu mudah.
Teknik evaluasi dengan kriteria penilaian yang jelas adalah sesuatu
yang harus dilakukan dalam rangka peningkatan pembelajaran
menulis. Tanpa itu, pembelajaran menulis sulit dievaluasi dan
subjektifitas akan selalui menghantui proses evaluasi.

154 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


DAFTAR PUSTAKA

Abdulmajid, Shalahuddin. 1981. Taallumul-lughah al-hayyah wa ta’limuha


bainanndhoriyyah wat-tatbiq. Lubnan:Maktabah Lubnan.

Al-Fauzan, Ibrahim, Abdurrahman, dkk. 2003. Silsilah fi Ta’lim al-


Lugah al-arabiyah ligairi al-Natiqina Biha: al-arabiyyah Baina Yadaika.
Cet. 2; Kitab Thalib 1; al-Mamlakah al-Arabiyyah al-suudiyah: Al-
arabiyyah lil Jami’

Al-Khuli, Ali, Muhammad. Asalib Tadris al-Lugah al-Arabiyyah. Maliz:


Farzdaq Tijary.

Asmani, Ma’mur, Jamal.2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM:Pembelajaran


Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Cet 1; Jogjakarta: DIVA
Press.

Brown, Douglas. 2001. Teaching by Principles: An Interactive Approach to


Language Pedagogy. New York: A Person Education Company.

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguitik: Perkenalan

Saepudin, M.Pd. 155


Awal. Cet. Kedua; Jakarta: PT Rineka Cipta.

Don Byrne. 1990. Teaching Writing Skill, London and New York:
Longman.

Fahmi, Akrom, AH.1999. Ilmu Nahwu dan Sharaf (Tata Bhasa Arab),
Praktis dan Aplikastif Cet.;Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Gazali, A. Syukur.2010.Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan


Pendekatan Komunikatif Integratif. Cet. 1; Bandung: PT Refika
Aditama.

Ginis, Paul. 2007. Teacher’s, Toolkit Raise Classroom Achievement with


Strategies for Every Learner. California: Corwin Press. Diterjemahkan
oleh: Wasi Dewanto. 2008. Trik dan Taktik Mengajar Strategi
Meningkatkan Pengajaran di Kelas. Cet.1; Indonesia: PT Macanan
Jaya Cemerlang.

Grant, Naville. 1989. Making the Most of Your Textbook. Cet. Ketiga;
England: Longman.

Harmer, Jeremy. 1992. The Practice of English Language Teaching, Third


Impression; UK: Longman.

Hermawan, Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Cet.


Pertma; Bandung: PT. Remaja RosdaKarya.

Ibrahim, Abdul Alim. 1968. Al-Muajjah al-Fanny li Mudarris al-Lugah


al-Arabiyyah. Kairo: Darul Ma’arif.

Ibrahim, Alim, Abdul. 1978 Al-Muwajjah al-Fanny li Mudrris al-Lugah


al-Arabiyyah, Mesir: Darul Ma’arif.

156 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


Kamil, AG. 1982. Teknik Membaca Textbook dan Penterjemahan.
Yogyakarta: Kanisius.

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan


Aplikasi. Cet. 1; Bandung: PT Refika Aditama.

Larsen, Diane-Freeman. 1986. Techniques and Principles in Language


Teaching. Engliand: Oxford University Press.

Mahmudah, Umi dan Abdul Wahab Rasyidi, 2008. Active Learning


dalam Belajar Bahasa Arab. Cet. 1; Malang: UIN Malang

Mahyuddin.2010. Pembelajaran Bahasa Asing: Metode Tradisional


dan Kontemporer, Jakarta: Bania Publishing.

Makhruf, Imam. 2009.Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Aktif. Cet.


1; Semarang: Need’s Press.

Makruf , Imam. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Aktif. Cet.


Pertama; Semarang: Need’s Press.

Mujies, Daniel, dan David Reybolds. Effective Teaching: Evidance adan


Practice. London: Sage Publications Ltd. Diterjemahlan oleh:
Soetjipto, Helly Prajitno dan Sri Mulyantini Soetjipto. 2008.
Efective Teaching: Teori dan Aplikasi. Cet. 1; Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Rasyid, Amin, Muhammad.1997. Teaching English as a Foreign Language


(TEFL) in Indonesia. Ujung Pandang: FPBS IKIP.

Richard, C., Jack. 2002. Methodology In Language Teaching. USA:


Cambridge University press.

Rosyidi, Wahab, Abdul. 2009. Media Pembelajaran Bahasa Arab. Cet. I;


Malang: UIN Malang Press.

Saepudin, M.Pd. 157


Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Cet. 2; Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Silbermen, Melvin, L. Active Learning. 101 Startegies to Teach Any


Subject. Massachusetts: Allyn Bacon, 1996. Diterjemahkan Oleh:
Sarjuli. Dkk. 2002. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran
Aktif. Cet. 2; Yogyakarta: Yappendis.

Sudjana, Nana. 1991. Media Pembelajaran. Cet. II. Bandung : CV.


Sinar Baru

Suparman, S. 2010. Gaya Mengajar Yang Menyenagkan Siswa. Cet. 1;


Yogyakarta: Pinus Book Publisher.

Tarigan, Guntur, Henry, Metodologi Pengajaran Bahasa, Jakarta:


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989

Tarigan, Guntur, Henry,. 1989. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta:


Departemen Pendidikan dan kebudayaan.

Wikipedia, Writing, (on line) (http;/www.en.wikipedia.org./wiki/


writing, accessed on maret 2011)

Yusuf, Tayar , 1997. Metodologi Pengajaran Agama & Bahasa Arab,


Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

158 Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab


BIODATA PENULIS

Saepudin dilahirkan di Sukabumi Jawa Barat,


tepatnya di Desa Nagrak, Kecamatan Cisaat,
16 Desember 1972. Lulus Program Sarjana (S1)
Jurusan Bahasa Arab IAIN Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tahun 1997. Lulus Program Magister
di (S2) pada Program Studi Pendidikan Bahasa
Universitas Negeri Makassar (UNM) pada tahun
2007. Pada saat penyususnan buku ini, penulis tercatat sebagai
mahasiswa Program Doktor (S3) konsentrasi Pendidikan Bahasa
Arab di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Sejak tahun 1999, penulis bertugas sebagai pengajar di Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare pada mata kuliah
Metode Pembelajaran Bahasa Arab 1 (istima’ dan kalam) dan Metode
Pembelajaran Bahasa Arab 2 (qiraah dan kitabah), Sociolinguistics,
Perencanaan Desain Pembelajaran Bahasa Arab dan Metode Penelitian
Bahasa.

Saepudin, M.Pd. 159

Anda mungkin juga menyukai