Anda di halaman 1dari 29

A.

Judul

Efektivitas Penggunaan kitab madarij al-durus al- arabiyah dalam meningkatkan

kemamampuan berbicara bagi santri kelas 1 Pondok Pesantren Nahdlatus syubban Tahun

Ajaran 2020/2021)

B. Latar Belakang

Bahasa Arab di Indonesia mulai masuk dan bersamaan dengan masuknya Islam di

Nusantara. Mayoritas masyarakat Indonesia yang notabennya beragama Islam,

menjadikan bahasa arab sebagai bahasa yang harus dipelajari, hal ini dikarnakan kitab

agama Islam yakni al-Qur’an mengunakan bahasa Arab dan segala macam bentuk ibadah

dalam Islam banyak menggunakan bahasa Arab seperti sholat. Banyak dalil-dalil naqli

baik itu hadist maupun al-Qur’an yang menjelaskan tentang pentingnyamempelajari

Bahasa Arab. Salah satunya Allah swt., berfirman dalam surah yusuf ayat 2 :

)2( ‫انا انزلناه قرآنا عرابيا لعلكم تعقلون‬

artinya “sesungguhnya kami menurunkannya berupa al-qur’an yang berbahasa Arab,

agar kamu memahaminya”. Dalam kitab tafsir al quran yang diterbitkan oleh daperetman

agama Republik indonesia menjelaskan bahwa al qur’an di tutunan dalam bahasa arab

yang fasih kepada seluruh manusia untuk dipahami isi dan maknanya. Dan untuk

memahami isi alqquran dengan benar maka mempelajri bahasa arab menjadi sebuah

keharusan.

Dalam Perturan Mentri Agama No.912 Tahun 2008 Tentang kurkulum 13 Pendidikan

Agama Islam dan Bahasa Arab menyebutkan bahawa tujuan mata pelajaran Bahasa Arab

adalah untuk mengembangkan kemampuan komunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan

maupun tulis, yang mencangkup empat kecakapan berbahasa, yakni menyimak (istima’),
berbicara (kalam), membaca (qira’ah ), dan menulis (kitabah). Dan untuk menumbuhkan

kesadaran tentang pentingnya bahasa arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi

alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaan islam.

Penelitian ini dilakukan atas dasar rasa ketertarikan peneliti terhadap Pondok

Nahdlatus syubban, yang mana pondok ini memiliki kelebihan dalam hal pengajaran

bahasa arab serta para santrinya mampu berbicara bahasa arab secara baik. Dan yang

mendasari semuanya adalah pondok ini memiliki program tambahan atau semacam darsul

idhofi yang mana dalam program tersebut materi pembelajarannya menggunakan kitab

kitab madarij al-durus al- arabiyah Adapun tujuan daripada penelitian ini adalah

mengetahui apakah terdapat hubungan atau pengaruh antara penggunaan kitab kitab

madarij al-durus al- arabiyah dan kemampuan berbicara santri baru di Pondok Nahdlatus

syubban. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kuantitatif agar di peroleh

hasil yang akurat. Hasil dari penelitian ini adalah adanya pengaruh yang kuat dalam

penggunaan kitab kitab madarij al-durus al- arabiyah terhadap kemampuan berbicara para

santri baru, dimana proses analisis data menggunakan rumus product moment, variabel X

berasal dari angket dan Variabel Y berasal dari test lisan yang di lakukan oleh peneliti,

dan kesimpulan akhir dari penelitian ini adalah Ho ditolak dan Ha di terima. 

Dengan hasil tersebut diketahui bahwa kitab kitab madarij al-durus al- arabiyah

mempunyai pengaruh yang kuat dalam kemampuan berbicara santri baru di Pondok

Nahdlatus syubban dan bisa digunakan di pondok-pondok yang lain untuk pembelajaran

maharoh kalam
Di pondok pesantren Nahdlatus syubbsn pembelajaran bahasa arab dengan mengunakan

Kitab madarij al-durus al- arabiyah dimulai dari kelas 1 diniyah hingga kelas 4 diniyyah.

Pada kelas diniyyah santri di ajarakan Kitab madarij al-durus al- arabiyah jilid 1. Pada

kelas jilid 2 diniyya santri diajarkan Kitab madarij al-durus al- arabiyah jilid 2. pada kelas

3 diniyyah diajarkan Kitab madarij al-durus al- arabiyah jilid 3. Sedangkan kelas 4

diniyyah diajarkan Kitab madarij al-durus al- arabiyah jilid 4.

Dalam proses pembelajaran Kitab madarij al-durus al- arabiyah guru menggunakan

metode bandongan. Dalam sistem ini santri mendengarkan seorang guru yang membaca,

menerjemahkan,dan menerangkan tentang materi. Sebelum menerangkan guru meminta

salah satu santri untuk membacakan kembali materi yang dibacakan dan diterjemahkan.

Berdasarkan pengamatan, peneliti tertarik untuk membahas tentang pengaruh

Kitab madarij al-durus al- arabiyah untuk meningkatkan kemampuan berbicara santri

dengan judul “Efektivitas Penggunaan kitab madarij al-durus al- arabiyah dalam

meningkatkan kemamampuan berbicara bagi santri kelas 1 Pondok Pesantren Nahdlatus

syubban Tahun Ajaran 2020/2021)

C. Rumusan masalah

1. Bagaimana efektivitas pengunaan kitab madarij al-durus al- arabiyah dalam

meningkatkan kemamampuan berbicara bagi santri kelas 1 Pondok Pesantren

Nahdlatus syubban Tahun Ajaran 2020/2021)

2. Problematika apa yang ada pada pembelajaran bahasa arab dengan mengunakan kitab

madarij al-durus al- arabiyah dalam meningkatkan kemamampuan berbicara bagi

santri kelas 1 Pondok Pesantren Nahdlatus syubban Tahun Ajaran 2020/2021)

D. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian dari pada rumusan masalah tersebut adalah sebagai :

1. Untuk mengetahui efektivitas pengunaan kitab madarij al-durus al- arabiyah dalam

meningkatkan kemamampuan berbicara bagi santri kelas 1 Pondok Pesantren

Nahdlatus syubban Tahun Ajaran 2020/2021)

2. Untuk mengetahui problematika yang ada dalam pembelajaran kitab madarij al-durus

al- arabiyah dalam meningkatkan kemamampuan berbicara bagi santri kelas 1 Pondok

Pesantren Nahdlatus syubban Tahun Ajaran 2020/2021)


BAB II

Kajian teori

1. Pembelajaran bahasa arab


Bahasa Arab Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk
membelajarkan siswa dalam belajar bagimana memperoleh dan memproses pengetahuan,
ketrampilan dan sikap (Dimyati, 2002:157).
Bahasa Arab yaitu bahasa orang-orang Arab dalam mengekspresikan pikiran-
pikirannya (Mustofa al-Ghulayaini, 1912: 7). Jadi bahasa Arab dalam penelitian ini
adalah bahasa yang dipelajari oleh umat Islam terutama non-Arab sebagai alat
komunikasi dan ilmu pengetahuan, lebih khusus lagi adalah bahasa yang diajarkan di
sekolah ataupun pesantren. Sedangkan yang penulis maksud dari pembelajaran bahasa
Arab dalam skripsi ini adalah Efektivitas Penggunaan kitab madarij al-durus al- arabiyah
dalam meningkatkan kemamampuan berbicara bagi santri kelas 1 Pondok Pesantren
Nahdlatus syubban.
Menurut Abdul Mu’in bahasa Arab dipelajari karena dua alasan. Pertama, karena
ia bahasa komunikasi yang harus dipelajari bila kita ingin bergaul dengan pemakai
bahasa tersebut. Kedua, karena ia bahasa agama yang mengharuskan para pemeluknya
mempelajarinya minimal untuk kesempurnaan amal ibadahnya, sebab kitab sucinya
berbahasa Arab. ( Abdulm Mu’in 2004; 23) Dari sini dibutuhkan seorang pendidik
yang profesional sekiranya mampu memberi suatu kepahaman terhadap peserta
didik. Aspek-aspek yang menjadi nilai lebih pada bahasa Arab adalah taraf
kerumitan yang mendorong munculnya kesulitan-kesulitan dalam proses belajar dan
pembelajaran.
Tujuan merupakan langkah pertama yang ditempuh dalam suatu pembelajaran.
Begitu juga dalam pembelajaran bahasa Arab. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal
dalam mempelajarinya maka perlu adanya suatu tujuan, seperti telah di jelaskan
oleh Ahmad Izzan bahwa tujuan mempelajari bahasa Arab adalah agar dapat
menghasilkan ahli bahasa dan sastra Arab, sehingga dalam proses pembelajaran yang
sedemikian ketat dapat menghasilkan anak didik yang mampu menggunakan bahkan
mengajarkannya. (Ahmad Izzanh 2007; 87)
Pengajaran bahasa Arab diarahkan kepada pencapaian tujuan, yaitu meliputi

tujuan umum dan tujuan khusus. Dalam tujuan khusus adalah merupakan
penjabaran dari pada tujuan umum, karena tujuan umum sulit dicapai tanpa
dijabarkan secara operasional dan spesifik. Pada tujuan umum bahasa Arab
ditujukan dalam pencapaian tujuan: a) Agar siswa dapat memahami al-Qur’an dan al-
Hadits sebagai sumber Islam dan ajaran; b) Dapat memahami dan mengerti buku-
buku Agama dan kebudayaan Islam yang ditulis dalam bahasa Arab; c) Supaya
pandai berbicara dan mengarang dalam bahasa Arab; d) Untuk digunakan sebagai
alat pembantu keahlian lain; e) Untuk membina ahli bahasa Arab, yakni agar benar-
benar profesional. (Abdul Hamid 2008; 37)
2. Maharah Kalam
Keterampilan berbicara (Maharah Al-Kalam/speaking skill) adalah kemampuan
mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran
berupa ide, pendapat, keinginan atau perasaan kepada mitra bicara. Dalam pengertian
luas, berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar dan dilihat yang
memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia untuk menyampaikan pikiran dalam rangka
memenuhi kebutuhannya. ( Acep Hermawan 2009; 135)
Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan
seseorang yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, pada masa tersebut
kemampuan berbicara atau berujar dipelajari. Berbicara tentu saja berhubungan erat
dengan perkembangan kosa kata yang diperoleh seseorang melalui kegiatan menyimak
sebelumnya ( Heri Guntur Taringan 2008; 3 )
Keterampilan berbicara adalah keterampilan yang paling penting dalam
berbahasa. Keterampilan berbicara dianggap sebagai bagian yang sangat mendasar dalam
pelajaran bahasa asing. (Abd wahab Rosyidi & Mamlu’atul Ni’mah 2011; 88)
berbicara dianggap sebagai keterampilan yang sangat penting dalam pembelajaran
bahasa asing, karena berbicara merupakan suatu hal yang aplikatif dalam bahasa dan
merupakan tujuan awal seseorang belajar suatu bahasa. Untuk memperoleh hasil yang
maksimal dalam pembelajaran berbicara yaitu kemampuan dari seorang guru dan metode
yang digunakannya. Karena dua faktor tersebut memiliki dominasi keberhasilan
pembelajaran berbicara. (Ahmad Abd Allah al Bashir 2001; 2)
3. Kitab Madarij Al-Durus Al Arabiyah
Penulis Kitab ‚Madarij al-Durus al-‘Arabiyah‛ adalah Kiai Basori Alwi. Lahir di
Singosari, 15 April1927. Sejak kecil, belajar Alquran pada ayahnya, Kiai Murtadlo.
Guru-gurunya di masa kecil antara lain: Kiai Abdus Salam (kakak kandung), Kiai Yasin
Thoyyib (Singosari), Kiai Dasuqi (Singosari) dan Kiai Abdul Rosyid (Palembang).
Sekitar tahun 1940-1943, Basori muda mondok di Ponpes Sidogiri dan Ponpes Legi di
Pasuruan. Sewaktu tinggal di Solo, tahun 1946-1949, beliau belajar di Madrasah Aliyah
dan mondok di Ponpes Salafiyah Solo. Dari Solo beliau menikah dan hijrah ke Gresik,
di kota inilah beliau belajar al-Qur'an kepada Kiai Abdul Karim. Lagu-lagu Alquran
dipelajari dari Kiai Damanhuri (Malang) dan Kiai Raden Salimin (Yogya).
Selanjutnya, memperdalam lagu qiraah melalui kaset rekaman para qari’ Mesir,
khususnya Syaikh Shiddiq Al-Minsyawi (Taufiqurrochman, 2007).
Selain belajar Alquran, ilmu agama dan kitab-kitab klasik khas pesantren salaf,
sejak muda sudah tekun belajar Bahasa Arab.Beliau pernah berguru kepada Syaikh
Mahmud Al-Ayyubi dari Iraq, Sayyid Abdur Rahman bin Syihab Al-Habsyi
(sewaktu di Solo), Syaikh Ismail dari Banda Aceh, dan Ustadz Abdullah bin Nuh
dari Bogor (sewaktu di Yogyakarta), pengasuh Ponpes Al-Ghozali dan redaktur
siaran berbahasa Arab di RRI Yogyakarta ketika masih menjadi ibukota darurat RI.
Kiai Basori Alwi merupakan sosok praktisi pendidikan yang profesional dan
berpengalaman. Beliau mengajar di lembaga-lembaga pendidikan, baik umum
maupun agama, formal maupun informal. Pernah menjadi guru di SMI Surabaya, PGA
Negeri Surabaya (1950-1953), dan di PGAA Negeri Surabaya (1953-1958). Ketika hijrah
ke Gresik setelah mempersunting gadis di sana, beliau masih mengajar di Surabaya. Pada
masa inilah, beliau mulai menyusun kitab ‚Madarij al-Durus al-‘Arabiyah‛.
Setelah lama merantau, pada tahun 1958, beliau kembali ke Singosari. Di
sini beliau meneruskan tradisi mengajarnya dengan menjadi guru di PGAA Negeri
Malang (1958-1960), dosen Bahasa Arab di IAIN Malang (1960-1961, sekarang UIN
Malang). Di samping mengajar di lembaga formal, beliau aktif mengajar bacaan dan
lagu Al-Qur'an di berbagai tempat. Sampai akhirnya, pada 1978, beliau mendirikan
Pesantren yang dinamainya Pesantren Ilmu Al-Qur'an (PIQ) di Singosari, Malang.
Kiprah Kiai Basori Alwi di bidang pendidikan Alquran sungguh luar biasa.
Bersama dua qari’ nasional lainnya, Ustadz Abdul Aziz Muslim dan (alm.) Fuad Zain,
beliau pernah diundang untuk membaca Al-Qur'an di 11 negara Asia Afrika (Arab
Saudi, Pakistan, Irak, Iran, Siria, Lebanon, Mesir, Palestina, Aljazair dan Libya). Kiai
Basori Alwi tercatat sebagai tokoh nasional dan internasional di bidang Tilawah al-
Qur'an. Beliau salah satu pendiri Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffadh, sekaligus salah satu
pencetus ide Musabaqah Tilawatil Qur’an tingkat internasional pada Konferensi Islam
Asia Afrika (KIAA) tahun 1964. Ustadz Basori juga termasuk penggagas MTQ tingkat
nasional. Sampai sekarang, beliau tidak pernah absen menjadi juri, baik pada
MTQ dan STQ Nasional, maupun MTQ tingkat provinsi. Beliau dipercaya menjadi
juri MTQ tingkat internasional di Brunei Darussalam (1985), Mesir (1998) dan Jakarta
(2003)
Materi kitab”madarij al-durus al-arabiyah”

Pelajara Pembahasan materi ajar Halaman


n
1 Kata tanya dan kata isyarat : ‫ما – هذا‬ 5
2 Kata tanya: ‫ نعم‬- ‫هل‬ 6
3 Kata tanya: ‫ ال‬- ‫هل‬ 7
4 Kata tanya dan huruf jar: ‫ على‬- ‫اين‬ 8
5 Kata tanya dan huruf jar: ‫اين – تحت‬ 9 - 10
6 Percakapan: ‫محادثة‬ 11-12
7 Kata tanya dan kata isyarat: ‫ما – هذه‬ 13-14
8 Kata tanya ‫ اين‬dan isim ma’rifat ‫ال‬ 15 -16
9 Percakapan: ‫محادثة‬ 17 – 18
10 Warna merah – putih `19
11 Warna hijau - kuning 20
12 Warna biru – hitam 21
13 Warna coklat – abu-abu 22
14 Kata benda ma’rifat ‫ ال‬dan nakirah 23-25
15 Dhomir (kata ganti) : ‫ انت – انا‬kata kerja 26-27
16 Kata tanya dan kata kerja : ‫ماذا تعمل ؟‬ 27-29
17 Isim dhorof ( keterangan ) : ‫امام – وراء‬ 30-31
18 Kata tanya ‫ من‬dhamr ‫هو‬ 32-35
19 Kata tanya ‫ بماذا‬isim istidrak ‫بل‬ 36-38
20 Percakapan: ‫محادثة‬ 39-40
21 Isim dzaraf dan dhomir muttashi (‫)عنده‬ 41-42
22 Percakapan: ‫محادثة‬ 43-44
23 Isim dzaraf ‫جانب‬ 45-48
24 Percakapan: ‫محادثة‬ 49-50
25 Huruf jar ‫الى – من‬ 51-55
26 Percakapan: ‫محادثة‬ 56-58
27 Fi’il-fa’il-Maf’ul Bih 59-61
28 Percakapan: ‫محادثة‬ 62-63
29 Dzaraf zaman ( ‫)هذا الصباح‬ 64-66
30 Percakapan: ‫محادثة‬ 67-69
31 Fi’il-fa’il-Maf’ul Bih-dzaraf 70-72
32 Kata perintah ( fiil amar) 73-74
33 Kata perintah- obyek( maf’ul bih) 75-77
34 Dhamir ( (‫ نحن‬dan kata kerja 78-80

Biografi Kiai Basori Alwi Nama lengkapnya adalah Basori Alwi Murtadlo,
dilahirkan di Singosari, 15 April 1927, dari dua pasangan yang bernama Kiai Alwi
Murtadlo dan Nyai Riawati. Sejak kecil beliau belajar ilmu al Quran pertama dari
ayahnya sendiri, kemudian belajar kepada kakak kandungnya yang bernama kiai Abdul
Salam, kemudian dari kiai Yasin Thoyyib (Singosari), kiai Dasuqi (Singosari) kiai Abd.
Rosyid (Palembang) ketika beliau masih sekolah Madrasah Aliyah dan mondok di
Pondok Pesantren Salafiyah Solo (1946-1949).
Sebelum belajar di Salafiyah, beliau sudah mondok di Sidogiri dan Legi di
Pasuruan sekitar tahun 1940–1943. Selain belajar di pondok-pondok salaf, beliau juga
banyak meluangkan waktu untuk belajar Bahasa Arab, belajar pada Ustadz Mahmud al
Ayyubi dari Iraq, Sayyid Abd.Rahman bin Syahab al Habsyi (Solo), belajar pada Ustadz
Isma’il (Yogyakarta), Ustadz Abd. Nuh (Yogyakarta), kiai Muhammad Yusuf
(Surabaya), kiai Ridwan Abdullah (Surabaya), serta Ustadz Sayyid al Idrus (Malang),
selain belajar kitab-kitab agama pada mereka, beliau juga banyak belajar ilmu-ilmu
umum seperti Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (Majalah Insan, 2000: 18).
Banyaknya ilmu yang dikuasai oleh beliau membuat beliau banyak dibutuhkan
oleh lembaga-lembaga pendidikan baik umum maupun agama, baik formal maupun
informal. Mulai tahun 1950 beliau sudah mengajar di SMI Surabaya sampai tahun 1953,
pada tahun yang sama juga beliau mengajar di PGA Negeri Surabaya, setelah itu beliau
mengajar di PGAA Negeri Surabaya (1953-1958). Pada organisasi non formal, beliau
juga banyak berkiprah di GP. Anshor (1955-1958), bahkan pada saat itu beliau ditunjuk
menjadi pemimpin oragnisasi itu.
Sekitar tahun 1955 beliau menjadi salah satu pendiri Jam’iyyatul Qurra’ Wal
Huffadh Jatim sekaligus menjadi salah satu pencetus ide MTQ Nasional dan International
di Konfrensi Islam Asia Afrika di Bandung. Setelah lama malang melintang di
perantauan, beliau mulai mengabdikan dirinya ke daerah kelahirannya yaitu di Malang, di
sana beliau mengajar di PGAA Negeri Malang (1958-1960), juga menjadi dosen Bahasa
Arab di IAIN Malang (1960-1961). Pada tahun 1964 beliau menjadi anggota misi
kebudayaan Indoensia ke Pakistan, juga menjadi anggota misi ke sebelas negara Islam di
Timur Tengah selama 4 bulan. Menjadi salah satu pencetus ide MTQ Nasional dan
Internasional, beliau langsung ditunjuk sebagai dewan hakim dalam MTQ/STQ, baik
tingkat propinsi, nasional, dan internasional di Brunei Darussalam (1985), Mesir (1998).
Dan akhirnya sekitar tahun 1978 beliau mendirikan pondok pesantren ilmu al Quran
hingga sekarang.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Untuk memecahkan masalah ini diperlukan suatu metode yang tepat. Metode

merupakan alat untuk membantu mencapai tujuan penelitian. Metode digunakan peneliti

agar penelitain lebih terarah dan teratur dalam mencapai setiap tujuanya. Menurut

Suaharsimi Ari Kunto (1986) metode adalah cara berfikir, berbuat yang dipersiapkan

dengan baik untuk memgadakan penelitian dan untuk mencapai tujuan penelitian.

Selain metode, dalam sebuah peneltain juga membutuhkan pendekatan Adapun

pendekatan penelitianini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitif erat

kaittanya dengan data yang menghasilkan angka. Dengan kata lain pendekatan

kuantitatif adalah penelitian yang melibatkan diri dalam perhitungan atau angka (Lexy,

2005: 3). Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif peneliti dapat memperoh sebuah

kuantitas peelitian. Para ilmuwan sering mengistilahkan metode kuantitatif sebagai

scientific paradigm dan sering pula membedakan secara tajam dengan metode kualitatif

(M. Hikmat Mahi, 2011:41).

Alasan peneliti memilih pendekatan kuantitatif dimaksudkan agar kegiatan penelitian

lebih jelas, terarah,mudah dipahami dan mendapatkan informasi berupa angka yang dapat

diukur. Sesuai dengan judul penelitian, peneliti ingin mengetahui Efektivitas pembelajaran

kitab madarij al-durus al- arabiyah dalam upaya meningkatkan kemampuan berbicara pada

kelas satu Diniyyah di Pondok Pesantren Nahdlas syuban tahun ajaran 2018/2019.
Maka Jenis penelitian ini adalah penelitian ex post facto. Sesuai dengan namanya

jenis penelitian ini merupakan penelitian yang variabel-variabel bebasnya telah terjadi

perlakuan atau treatment tidak dilakukan saat penelitian berlangsung (Syamsudin, 2009:

164). Penelitian Expost Facto adalah Penelitian expost facto merupakan penelitian

yang bertujuan menemukan penyebab yang memungkinkan perubahan perilaku,

gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang

menyebabkan perubahan pada variable bebas yang secara keseluruhan sudah terjadi

(Emzir, 2011: 119).

Fakta fakta dikumpulkan secara lengkap untuk dianalisis kemudian ditarik

kesimpulan. Jenis datanya, penelitian ini termasuk kuantitatif, digunakan untuk meneliti

pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan angket, wawancara

langsung, observasi, dan analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan

untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

B. Variabel Penelitian

Setiap penelitian pasti memiliki objek yang ingin dikaji secara khusus. Dalam

penelitian objek tersebut disebut dengan variabel. Menurut Hatch dan Farhadi (1981)

Variabel adalah atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antar satu orang

dengan lainynya, atau antara objek satu dengan objek lainnya (sugiono,2012:38).

Variabel dalam kuantitatif akan menentukan variabel mana yang berperan atau yang

disebut variabel bebas dan variabel mana yang bersifat mengikat atau disebut variabel

terikat.

Sesuai dengan judul penelitian, penelitian ini menggunakan dua variabel utama yang

menjadi objek yaitu variabel bebas dan variabel terikat :


a. Variabel bebas atau variabel dependent (X), yaitu variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahan variabel terikat (independent).

Variabel bebas (X) : Penerapan simbol Qawaid Bahsa Arab. Efektivitas

Penggunaan kitab madarij al-durus al- arabiyah

b. Variabel terikat atau variabel independent (Y), yaitu variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Variabel terikat (Y) : Kemampuan membaca kitab kuning. Kemampuan

berbicara

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

diambil kesimpulannya (sugiono, 2012:80). Populasi yang peneliti gunakan adalah

keseluruhan santri kelas satu. Menurut Hadari Nawawi ( 2003: 141 ) Populasi adalah

keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda benda, hewan, tumbuh-

tumbuhan, gejala gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai sumber daya yang memiliki

karakteristik tertentu didalam suatu penelitian. Sedangkan menurut Djarwanto Ps

( 1995: 105 ) adalah jumlah keseluruhan objek ( satuan- satuan/individu-individuan )

yang karakteristiknya hendak diduga.

Dari pendapat di atas maka, populasi penelittian ini adalah seluruh santri di kelas 1

pondok pesantren Nahdlatussyubban tahun ajaran 2021/2022.

Karakteristik yang ditentukan adalah :

a. Santri Pondok pesantren Nahdlatussyubban.


b. Belajar kitab madarij al-durus al- arabiyah

c. Kelas 1 diniyyah

2. Sampel

Sampel adalah data yang digunakan oleh peneliti yag diambil dari populasi.Sampel

juga sering disebut contoh atau himpuanan bagian dari populasi. Menurut suharsimi

Sampel adalah seagaian atau wakil dari populasi (suharsimi, 2002: 104). Dari poulasi

yang ada peneliti kalau menentukan sampel yang digunakan,.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik sampling

jenuh .sampling jenuh adalah jenis sampel yang diambil dari seluruh populasi.

Pengambilan sampel dari populasi disebut sampling atau penariakan sampel (Gulo,

2005: 78).. Sampel jenuh digunakan apabila jumlah populasi kurang dari 100

Menurut sugiyono (2009:124) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Dari pendapat tersebut maka yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah seluruh

bagian populasi yaitu seluruh santri kelas 1 diniyyah di pondok pesantren

Nahdlatussyubban. Jadi yang menajdi sumber data primer dalam penelitian ini

adalah santri Pondok Pesantren Nahdlatussyubban yang mencapai kelas 1 diniyyah

yang mengunakan kitab madarij al-durus al- arabiyah tahun ajaran 2021/2022. Dan

guru yang mengajar sebagai data sekunder.

D. Lokasi Subjek Penelitian

`Penelitian ini akan dilaksanakan di Pondok Pesantren Nahdlatus syubban sungai

jawi dalam Pontianak Barat Tahun Ajaran 2021/2022. Jumlah santri di Pondok Pesantren

Nahdlatusyyubban Tahun Ajaran 2021/2022 sebanyak 198 orang santri.namum sampel


yang digunakan oleh peneliti hanya fokus pada santri kelas 1 diniyyah pondok pesantren

nahdatusyubban yan berjumlah

E. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan pengumpulan data, peneliti menggunakan Field Research

(Penelitian Lapangan). Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Tes,

dokumentasi, Wawancara, dan observasi.

a. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan, integelensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki individu atau kelompok (Suharsimi, 2006: 223). Sedangkan menurut

Nurgiyanto, tes merupakan sebuah instrument atau prosedur yang sistematis untuk

mengukur sampel (Sugiono, 2009: 348). Jadi, tujuan tes adalah untuk sebagai

tolak ukur sejauh mana tujuan yang sudah ditetapkan tercapai.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua jenis tes, yaitu pretes dan post

test. tes sebelum peneliti memberikan sebuah teks bacaan berbahasa arab tanpa

menggunakan simbol didalamya. Sedangkan post test peneliti memberikan

sebuah teks berbahasa arab yang sama dengan tes sebelumnya namun dalam ts

ini terdapat simbol kowaid sesuai dg kedudukan kalimat dan tata bahasa

arab.

Tes ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana Efektivitas Penggunaan kitab

madarij al-durus al- arabiyah dalam meningkatkan kemampuan membaca teks

berbahasa arab bagi santri Nahdlatsus syubbn tahun Ajaran 2021/2022

b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dengan yang diwawancarai ( interviewee ) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu. ( Moleong, 2002 : 135 ). Tujuan peneliti

menggunakan wawancara dalam pengambilan data adalah untuk memperoleh

informasi mengenai proses Penggunaan kitab madarij al-durus al- arabiyah dalam

setiap pembelajaran.

Dalam hal ini peneliti akan mewawancara hanya beberapa sumber yakni guru

yang mengajar mata pelajaran kitab madarij al-durus al- arabiyah dan beberapa

SANTRI. Maksud dari mewawancarai guru adalah agar peneliti mendapatkan

informasi tenteng bagaiman Efektivitas Penggunaan kitab madarij al-durus al-

arabiyah dalam pembelajaran. Sedang dengan mewawancari santri adalah agar

peneliti mendapatkan informasi mengenai kemamampuan berbicara

menggunakan kitab madarij al-durus al- arabiyah setiap pembelajaranya.

a. Dokumentasi

Menurut Harun Rasyid ( 2000 : 57 )Dokumentasi adalah teks tertulis dan artefak

(benda/barang hasil karya manusia) yang merupakan sesuatu bukti yang dapat

digunakan sebagai data dalam ilmu sosial. Dokumen adalah kumpulan data yang

berbentuk tulisan, catatan, surat pribadi, arsip dan sejenisnya. Dalam teknik

dokumentasi sumber informasinya adalah bahan-bahan tertulis sebagai bahan

pelengkap yaitu arsip Pondok Pesantren yang berhubungan dengan penelitian.

Dalam teknik pengumpulan ini, peneliti mendapatkan dokumen dokumen, seperti

kegiatan santri dalam pemebelajan di dalam kelas, jumlah santri keseluruhan,


daftar sarana dan prasarana serta jumlah guru/asatidz, struktur organisasi Pondok

Pesantren Nahdlatusyyubban.

b. Observasi

Menurut Spradly dalam Harun Rasyid ( 2000 : 19 ) observasi merupakan metode

ilmiah dengan cara mengamati, berfikir, membaca dan menulis. Teknik ini

digunakan untuk mengamati lokasi penelitian, Pondok Pesantren

Nahdlatussyubban. Observasi ini guna untuk mendapatkan data yang berkaitan

dengan kegiatan pembelajaran kitab madarij al-durus al- arabiyah yang diberikan

kepada santri. Hasil observasi yang peneliti lakukan diatas terdapat pada

lampiran yang peneliti observasi adalah kegiatan pembelajaran kitab madarij al-

durus al- arabiyah yang diberikan kepada santri di Pondok Pesantren

Nahdlatussyubban.

K. Teknik Analisis Data

Teknik analisi data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden

terkumpul. Menurut sugiono (2013: 147) kegiatan dalam Analisis data adalah

mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data

berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti,

melakuakan perhitungan untuk menguji hipoteses yang telah diajukan. Menganalisis data

merupakan kegiatan inti dalam penelitian. Salah satunya untuk memberikan gambaran

secara universal tentang kitab madarij al-durus al- arabiyah dalam meningkatkan

kemampun berbicara (studi pada santri kelas 1 di pondok pesantren Nahdlatysuban

Tahun Ajaran 2021/2022).


Terdapat dua Kompetensi dasar Dalam penelitian ini. Yang pertama

menjabarkan secara sederhana unsur kebahasaan dan struktur kalimat sesuai

dengan tata bahasa arab. Dengan indikator santri diharapkan dapat menguraikan

makba runus Qawaid sesuai dengan tata bahasa arab dengan benar. Jenis tes yang

disajiakan berbebruk tes tertuis dengan jumlah soal 8.

Kompetensi dasar kedua adalah membaca frasa arau kaliamt berbahasa

arab secaar sederhana sesuai dengan kaidah bahasa arab. Dengan inikator santri

membaca kalmat berbahasa arab sesuai dengan tata bahasa arab dengan baik dan

benar. Jenis ttes yang disajikan berbentuk tes lisan yakni membaca kalmat

berbahsa arab dengan jumlah soal 15.

Dalam setiap tes dibutuhkan rubrik penilian. Rubrik terdiri dari komponen-

komponen atau aspek-aspek yang akan dinilai disertai tingkatan mutu untuk setiap aspek

penilaian tersebut mulai dari tingkat yang paling sempurna sampai tingkat yang paling

buruk disertai dengan skor untuk setiap tingkat mutu tersebut (Eko Putro Widoyoko,

2016). Secara singkat rubrik terdiri dari beberapa komponen, yaitu:

1. Dimensi kinerja/aspek penilaian.

2. Indikator mutu beserta capaian indikator yang menunjukkan tingkatan mutu aspek

penilaian mulai dari yang paling sempurna sampai yang paling buruk.

3. Skor untuk tiap-tiap tingkatan mutu dari aspek/subaspek penilaian. d. Skala yang

akan digunakan untuk menilai dimensi kinerja/aspek penilaian, mulai dari skala 3, 4

atau skala 5 . Indikator Mutu yang digunkan sebagai berikut:

a) Skor Sangat Baik (SB) dengan skor nilai 4

b) Baik (B) dengan skor nilai 3


c) Cukup (C) dengan skor nilai 2

d) Kurang (K) dengan skor nilai 1

1. Analisis Data dalam Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren Nahdlatusyubban dengan

mengunaakan kitab madarij al-durus al- arabiyah dalam meningkatkan

kemamampuan berbicara yang diperoleh dengan cara melakukan tahap observasi

dikumpulkan serta dianalisis, dan diberikan penilaian dengan mengggunakan tes.

Dengan demikian peneliti dapat melihat, apakah dengan penggunaan madarij al-

durus al- arabiyah dapat meninkatakn kemampuan berbicara bahasa arab pada

santri Sedangkan untuk Pengaruh pengunaan kitab tersebut dalam meningkatkan

kemampuan berbicara santri akan di tes kembali dengan soal yang sama namun

dengan mengunakan didalmnya.

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis tes yaitu tes tertulis dan tes lisan. Tes lisan

merupakan tes yang pertanyaan dan jawaban disampaian secara tertulis

(Ngalim,2004:37). Salah tujuan tes tertulis adalah agar responden tidak diberi

kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan. Tes tertulis dalam penelitian ini

berjulah delapan soal.. setiap soal mendapat skor lima jika jawaan benar dan 0 jik salah.

Maka diperoleh jumlah nilai sebesar 40.

N= jawaban x 5
100

Menurut Subino (1987 : 72) dalam Menentukan skor jawaban responden dengan

ketentuan skor yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut :

1) Jawaban SS (sangat sesuai) diberi skor 5


2) Jawaban S (sesuai) diberi skor 4

3) Jawaban CS (cukup sesuai)3

4) Jawaban TS (tidak sesuai) diberi skor 2

5) Jawaban STS (sangat tidak sesuai) diberi skor 1

6) Tidak menjawab sama sekali diberi skor 0

Tes yang kedua berupa tes lisan. Tes lisan adalah suatu bentuk tes yang menuntut

respon dari peserta didik dalam bentuk mengemukakan ide-ide dan pendapat-pendapat

secara lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-kata sendiri sesuai

dengan pertanyaan ataupun perintah yang diberikan (Ngalim Purwanto, 2004 :37).

Tujuan peneliti menggunakan tes lisan adalah agar dapat Dapat mengetahui langsung

kemampuan peserta didik dalam mengemukakan pendapat.

Jumlah soal dari tes lisan berjumlah 15 butir soal dengan entuk penyajian teks

bacaan berbahasa arab. Jumlah skor yang akan diperloeh jika menjawab semua soal

dengan benar. Rubrik menurut Brookhart (2013:4) adalah seperangkat kriteria yang

koheren untuk pekerjaan peserta didik yang mencakup deskripsi tingkat kualitas kinerja

berdasarkan kriteria. Dalam bentuk aslinya, rubrik lebih bersifat deskriptif dan bukan

evaluatif. Tentu saja rubrik bisa digunakan untuk mengevaluasi, tapi prinsip operasinya

adalah kesesuaian dengan deskripsi dan bukan menilainya.

Table 1. Format Rubrik Penilaian

NO
ASPEK YANG DINILAI SKOR
.

1 Sangat Lancar 4

2 Cukup Lancar 3

3 Lancar 2
4 Tidak Lancar 1

5 Sangat tidak lancar 0

keterangan :
Sangat Lancar = santri dapat memmbaca seluruh kalimat
Cukup Lancar = santri dapat membaca ½ kalimat.
Lancar = santri dapat membaca membaca 1/3 kalimat.
Tidak Lancar = santri dapat membaca ¼ kalimat.
Sangat tidak lancar = santtri tidak dapat membaca seluruh kalimat

2. Langkah-langkah Pelaksanaan Analisis Data

Secara kualitatif data yang berasal dari lembar observas itentang kegiatan belajar

mengajar yang diamati didalam kelas. Sedangkan teknik analisis data dilakukan secara

kuantitatif, diperlukan untuk melihat pencapaian tujuan pembelajaran berupa: (a) Santri

dapat menjelaskan mana-mana symbol yang digunakan. , (b) santri dapat membaca teks

arab tanpa harakat dengan benar, (c) Santri dapat menjelaskan tentang i’rab.

Sehubungan analisis dalam penelitian ini perlu diungkapkan bahwa hasil

akumulasi penilaian setiap pengaruh simbol qawaid terhadap kemampuan membaca teks

arab , sebagai berikut :

a. Mengenai rumus untuk menganalisis nilai rata-rata hasilsetiap individu pada Pre-test

(X0) maupun hasilpra-test santri sebagai hasil observasi pada pre-test (X0) serta pra-

test (X2), adalah:

A= x 100

N
Keterangan:

S = Nilai yang diperoleh santri.

N = Jumlah keseluruhan komponen penilaian tes.

b. Mengenai rumus untuk menganalisis nilai rata-rata hasiltes dari setiap santri (X0),

adalah:

∑ X0

X0 = x 100

Keterangan:

X0 = Rata-rata nilai belajar dari observasi pada pra test

∑X0 = Jumlah nilai setiap santri

N = Jumlah keseluruhan santri

c. Mengenai rumus untuk menganalisis nilai hasites santri dari Pra penguaan atau X 0

dan nilai santri dari observasi penunaan symbol qawaidatau X1 adalah:

D = X0 – X1

Keterangan:

D = Rata-rata nilai tessantri.

X0 = Jumlah nilai keseluruhan santri, observasi pada Pra penggunaan symbol

X1 = Jumlah nilai keseluruhan santri, hasil observasi setelah penggunaan symbol .

d. Mengenai rumus untuk menganalisis hasil pembelajaranberupa nilai tessantri pada Pra

penggunaan symbol qawaidatau X0 dan setelah penggunaan symbol qawaid X1 adalah:

D
t =
(∑D)2
∑D -2
√ N
N (N – 1)

e. Mengenai rumus untuk menganalisis peningkatan efektivitas atau “Effect Size (ES)”

adalah:

Xo - Xe - Xc

ES =

Sp

∑(X0 – X1)2
So = √
N

Sc = √ ∑(X1 – X1)2
N

(No – 1) So2 + (Nc – 1)Sc2

Sp = √ No + Nc - 3

Keterangan:

ES = Effect Size dari variabel bebas dan variabel terikat

Xo = Rata-rata nilai siswa pada Pra penggunaan symbol

Xc = Rata-rata nilai siswa pada setelah penggunaansimbol

Sp = Standar deviasi

N = Jumlah siswa

No = Jumlah siswa yang ikut pada Pra penggunaan symbol qawaid

Nc = Jumlah siswa yang ikut pada setelah penggunaan symbol qawaid


So2 = Standar deviasi dari nilai penggunaan symbol qawaid

Sc2 = Standar deviasi dari nilai setelah penggunaansymbolqawaid

∑(X – X0)2 = Jumlah dikurang nilai rata-rata pada Prapenggunaan symbol qawaid
∑(X – X1)2
= Jumlah dikurang nilai rata-rata setelah hukuman

Kategori Penilaian:

ES ≤ 0.2 adalah rendah

0.2 ≤ ES ≤ 0.8 adalah sedang

ES ≥ 0.8 adalah tinggi

Kriteria uji :

- Terima H0 jika t hitung <t ( df = n-1 1 ∞ )


n
- Terima Ha jika t hitung >t ( df = n-1 1 ∞ )
n
Upaya mengetahui interprestasi dari observasiberdasarkan skor yang ditetapkan

untuk setiap indikator motivasi belajar santri ditetapkan kategori nilai perolehan santri,

berupa: (1) Kualifikasi sangat kurang dengan nilai 0 – 49; (2) Kualifikasi kurang dengan nilai 50

– 59; (3) Kualifikasi baik dengan nilai 60 – 79; dan (4) Skor 4, kualifikasi sangat baik dengan

nilai 80 – 100. Ketetapan tersebut sebagaimana kiteria menurut Harris (1969:70), sebagaimana

tabel 3 berikut:

Tabel 3:
KATEGORI PEROLEHAN NILAI SANTRI HASIL OBSERVASI
TERHADAP HASIL TES DI PONDOK PESANTREN NADKATUSYUBBAN TAHUN AJARAN
2018/2019
Range Kualifikasi

80 – 100 Sangat memuaskan

60 – 79 Memuaskan

50 – 59 Kurang memuaskan
0 – 49 Sangat Kurang memuaskan

Hipotesis

Hipotesis yang dimaksud adalah dugaan sementara terhadap permasalahan.

Menurut Sekaran (2005:79) hipotesis sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis

diantara dua atau lebih variabel yang diungkap dalam bentuk pernyataan yang dapat

diuji.

Hipotesis terbagi menjadi dua jenis, yakni nol yang menyatakan tidak ada pengaruh/

tidak ada hubungan / tidak ada perbedaan, dan hipotesis alternatif yang menunjukan ada

pengaruh / ada hubungan/ ada perbedaan. Bedasarkan pembagian tersebut , maka

hipotesis penelitian ini adalah :

1. Hipotesis Nol (Ho)\

Tidak ada pengaruh positif signifikan dari Antara penggunaanSimbol Qawaid Dengan

Kemampuan Membaca (Studi Pada Santri Pondok Pesantren Nahdlatussyubban) tahun

ajaran 2018/2019.

2. Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada pengaruh positif signifikan dari Antara Penggunaan Simbol Qawaid Dengan
Kemampuan Membaca (Studi Pada Santri Pondok Pesantren Nahdlatussyubban tahun
ajaran 2018/2019
Dimyati, 2002. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Reneka Ciptra.
Al Ghulayaini, Mustofa. 1992. Jumiud durus Arobiyah. Beirut: Maktabah Ariyah.
Abdul Mu’in, Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia (Telaah
terhadap Fonetik dan Marfologi),(Jakarta: Pustaka Al Husna Baru, 2004),
Ahmad, Izzan. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. (Bandung: Humaniora,
2007),
Abdul Hamid, M.dkk.Pembelajaran Bahasa Arab(Pendekatan, Metode,
Srategi, Materi ,dan Media), (Malang: UIN Malang Press, 2008),
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2009).
Heri Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,
(Bandung Angkasa,2008
Abd wahab Rosyidi & Mamlu’atul Ni’mah, Memahami Konsep Dasar
Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang : UIN Maliki Press,2011)
Ahmad Abd Allah al Bashir, mudhakirah ta’lim al – kalam, (Jakarta, Ma’had al
Ulum al islamiyah wa al Arabiyah bi Indunisiya,tt)
Taufiqurrochman, R. 2007. Biografi KHM. Basori Alwi: Sang Guru Quran. Jakarta: Yayasan
Alwi Murtadho. Retrieved from http://repository.uin-malang.ac.id/295
Taufiqurrochman, R. 2007. Biografi KHM. Basori Alwi: Sang Guru Quran. Jakarta: Yayasan
Alwi Murtadho. Retrieved from httpaaaa://repository.uin-malang.ac.id/295

Syamsuddin, dan Vismaia. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT.
Rosdakarya.

Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kuantatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: RINEKA
CIPTA
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan,Bandung: Alfabeta.

Ngalim, Purwanto. 2004. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Moleong LJ. 2005. Metode Penelitian Kuantiitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda karya.

Sugiono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan kualitatif, kuantitatif dan R&D,Bandung: Alfabeta
Eko Putro Widoyoko, S. 2016. Penilaian hasil pembalajaran di sekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Raho, Bernard. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prestasi Pusaka.


Ngalim, Purwanto. 2004. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Brookhart, Susan M. 2013. How to Create and Use Rubrics for Formative Assesment and
Grading. USA: Ascd.

Penelitian terdahulu merupakan acuan dalam melaksanakan penelitian. Selama melakukan

pencarian tentang judul penelitian yang dilakukan peneliti yaitu “Efektivitas Penggunaan

kitab madarij al-durus al- arabiyah dalam meningkatkan kemamampuan berbicara bagi

santri kelas 1 Pondok Pesantren Nahdlatus syubban Tahun Ajaran 2020/2021)”, peneliti

menemukan tiga penelitian terdahulu yang relevan diantaranya adalah :

Anda mungkin juga menyukai