Judul
kemamampuan berbicara bagi santri kelas 1 Pondok Pesantren Nahdlatus syubban Tahun
Ajaran 2020/2021)
B. Latar Belakang
Bahasa Arab di Indonesia mulai masuk dan bersamaan dengan masuknya Islam di
menjadikan bahasa arab sebagai bahasa yang harus dipelajari, hal ini dikarnakan kitab
agama Islam yakni al-Qur’an mengunakan bahasa Arab dan segala macam bentuk ibadah
dalam Islam banyak menggunakan bahasa Arab seperti sholat. Banyak dalil-dalil naqli
Bahasa Arab. Salah satunya Allah swt., berfirman dalam surah yusuf ayat 2 :
agar kamu memahaminya”. Dalam kitab tafsir al quran yang diterbitkan oleh daperetman
agama Republik indonesia menjelaskan bahwa al qur’an di tutunan dalam bahasa arab
yang fasih kepada seluruh manusia untuk dipahami isi dan maknanya. Dan untuk
memahami isi alqquran dengan benar maka mempelajri bahasa arab menjadi sebuah
keharusan.
Dalam Perturan Mentri Agama No.912 Tahun 2008 Tentang kurkulum 13 Pendidikan
Agama Islam dan Bahasa Arab menyebutkan bahawa tujuan mata pelajaran Bahasa Arab
adalah untuk mengembangkan kemampuan komunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan
maupun tulis, yang mencangkup empat kecakapan berbahasa, yakni menyimak (istima’),
berbicara (kalam), membaca (qira’ah ), dan menulis (kitabah). Dan untuk menumbuhkan
kesadaran tentang pentingnya bahasa arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi
Penelitian ini dilakukan atas dasar rasa ketertarikan peneliti terhadap Pondok
Nahdlatus syubban, yang mana pondok ini memiliki kelebihan dalam hal pengajaran
bahasa arab serta para santrinya mampu berbicara bahasa arab secara baik. Dan yang
mendasari semuanya adalah pondok ini memiliki program tambahan atau semacam darsul
idhofi yang mana dalam program tersebut materi pembelajarannya menggunakan kitab
kitab madarij al-durus al- arabiyah Adapun tujuan daripada penelitian ini adalah
mengetahui apakah terdapat hubungan atau pengaruh antara penggunaan kitab kitab
madarij al-durus al- arabiyah dan kemampuan berbicara santri baru di Pondok Nahdlatus
syubban. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kuantitatif agar di peroleh
hasil yang akurat. Hasil dari penelitian ini adalah adanya pengaruh yang kuat dalam
penggunaan kitab kitab madarij al-durus al- arabiyah terhadap kemampuan berbicara para
santri baru, dimana proses analisis data menggunakan rumus product moment, variabel X
berasal dari angket dan Variabel Y berasal dari test lisan yang di lakukan oleh peneliti,
dan kesimpulan akhir dari penelitian ini adalah Ho ditolak dan Ha di terima.
Dengan hasil tersebut diketahui bahwa kitab kitab madarij al-durus al- arabiyah
mempunyai pengaruh yang kuat dalam kemampuan berbicara santri baru di Pondok
Nahdlatus syubban dan bisa digunakan di pondok-pondok yang lain untuk pembelajaran
maharoh kalam
Di pondok pesantren Nahdlatus syubbsn pembelajaran bahasa arab dengan mengunakan
Kitab madarij al-durus al- arabiyah dimulai dari kelas 1 diniyah hingga kelas 4 diniyyah.
Pada kelas diniyyah santri di ajarakan Kitab madarij al-durus al- arabiyah jilid 1. Pada
kelas jilid 2 diniyya santri diajarkan Kitab madarij al-durus al- arabiyah jilid 2. pada kelas
3 diniyyah diajarkan Kitab madarij al-durus al- arabiyah jilid 3. Sedangkan kelas 4
Dalam proses pembelajaran Kitab madarij al-durus al- arabiyah guru menggunakan
metode bandongan. Dalam sistem ini santri mendengarkan seorang guru yang membaca,
salah satu santri untuk membacakan kembali materi yang dibacakan dan diterjemahkan.
Kitab madarij al-durus al- arabiyah untuk meningkatkan kemampuan berbicara santri
dengan judul “Efektivitas Penggunaan kitab madarij al-durus al- arabiyah dalam
C. Rumusan masalah
2. Problematika apa yang ada pada pembelajaran bahasa arab dengan mengunakan kitab
D. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian dari pada rumusan masalah tersebut adalah sebagai :
1. Untuk mengetahui efektivitas pengunaan kitab madarij al-durus al- arabiyah dalam
2. Untuk mengetahui problematika yang ada dalam pembelajaran kitab madarij al-durus
al- arabiyah dalam meningkatkan kemamampuan berbicara bagi santri kelas 1 Pondok
Kajian teori
tujuan umum dan tujuan khusus. Dalam tujuan khusus adalah merupakan
penjabaran dari pada tujuan umum, karena tujuan umum sulit dicapai tanpa
dijabarkan secara operasional dan spesifik. Pada tujuan umum bahasa Arab
ditujukan dalam pencapaian tujuan: a) Agar siswa dapat memahami al-Qur’an dan al-
Hadits sebagai sumber Islam dan ajaran; b) Dapat memahami dan mengerti buku-
buku Agama dan kebudayaan Islam yang ditulis dalam bahasa Arab; c) Supaya
pandai berbicara dan mengarang dalam bahasa Arab; d) Untuk digunakan sebagai
alat pembantu keahlian lain; e) Untuk membina ahli bahasa Arab, yakni agar benar-
benar profesional. (Abdul Hamid 2008; 37)
2. Maharah Kalam
Keterampilan berbicara (Maharah Al-Kalam/speaking skill) adalah kemampuan
mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran
berupa ide, pendapat, keinginan atau perasaan kepada mitra bicara. Dalam pengertian
luas, berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar dan dilihat yang
memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia untuk menyampaikan pikiran dalam rangka
memenuhi kebutuhannya. ( Acep Hermawan 2009; 135)
Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan
seseorang yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, pada masa tersebut
kemampuan berbicara atau berujar dipelajari. Berbicara tentu saja berhubungan erat
dengan perkembangan kosa kata yang diperoleh seseorang melalui kegiatan menyimak
sebelumnya ( Heri Guntur Taringan 2008; 3 )
Keterampilan berbicara adalah keterampilan yang paling penting dalam
berbahasa. Keterampilan berbicara dianggap sebagai bagian yang sangat mendasar dalam
pelajaran bahasa asing. (Abd wahab Rosyidi & Mamlu’atul Ni’mah 2011; 88)
berbicara dianggap sebagai keterampilan yang sangat penting dalam pembelajaran
bahasa asing, karena berbicara merupakan suatu hal yang aplikatif dalam bahasa dan
merupakan tujuan awal seseorang belajar suatu bahasa. Untuk memperoleh hasil yang
maksimal dalam pembelajaran berbicara yaitu kemampuan dari seorang guru dan metode
yang digunakannya. Karena dua faktor tersebut memiliki dominasi keberhasilan
pembelajaran berbicara. (Ahmad Abd Allah al Bashir 2001; 2)
3. Kitab Madarij Al-Durus Al Arabiyah
Penulis Kitab ‚Madarij al-Durus al-‘Arabiyah‛ adalah Kiai Basori Alwi. Lahir di
Singosari, 15 April1927. Sejak kecil, belajar Alquran pada ayahnya, Kiai Murtadlo.
Guru-gurunya di masa kecil antara lain: Kiai Abdus Salam (kakak kandung), Kiai Yasin
Thoyyib (Singosari), Kiai Dasuqi (Singosari) dan Kiai Abdul Rosyid (Palembang).
Sekitar tahun 1940-1943, Basori muda mondok di Ponpes Sidogiri dan Ponpes Legi di
Pasuruan. Sewaktu tinggal di Solo, tahun 1946-1949, beliau belajar di Madrasah Aliyah
dan mondok di Ponpes Salafiyah Solo. Dari Solo beliau menikah dan hijrah ke Gresik,
di kota inilah beliau belajar al-Qur'an kepada Kiai Abdul Karim. Lagu-lagu Alquran
dipelajari dari Kiai Damanhuri (Malang) dan Kiai Raden Salimin (Yogya).
Selanjutnya, memperdalam lagu qiraah melalui kaset rekaman para qari’ Mesir,
khususnya Syaikh Shiddiq Al-Minsyawi (Taufiqurrochman, 2007).
Selain belajar Alquran, ilmu agama dan kitab-kitab klasik khas pesantren salaf,
sejak muda sudah tekun belajar Bahasa Arab.Beliau pernah berguru kepada Syaikh
Mahmud Al-Ayyubi dari Iraq, Sayyid Abdur Rahman bin Syihab Al-Habsyi
(sewaktu di Solo), Syaikh Ismail dari Banda Aceh, dan Ustadz Abdullah bin Nuh
dari Bogor (sewaktu di Yogyakarta), pengasuh Ponpes Al-Ghozali dan redaktur
siaran berbahasa Arab di RRI Yogyakarta ketika masih menjadi ibukota darurat RI.
Kiai Basori Alwi merupakan sosok praktisi pendidikan yang profesional dan
berpengalaman. Beliau mengajar di lembaga-lembaga pendidikan, baik umum
maupun agama, formal maupun informal. Pernah menjadi guru di SMI Surabaya, PGA
Negeri Surabaya (1950-1953), dan di PGAA Negeri Surabaya (1953-1958). Ketika hijrah
ke Gresik setelah mempersunting gadis di sana, beliau masih mengajar di Surabaya. Pada
masa inilah, beliau mulai menyusun kitab ‚Madarij al-Durus al-‘Arabiyah‛.
Setelah lama merantau, pada tahun 1958, beliau kembali ke Singosari. Di
sini beliau meneruskan tradisi mengajarnya dengan menjadi guru di PGAA Negeri
Malang (1958-1960), dosen Bahasa Arab di IAIN Malang (1960-1961, sekarang UIN
Malang). Di samping mengajar di lembaga formal, beliau aktif mengajar bacaan dan
lagu Al-Qur'an di berbagai tempat. Sampai akhirnya, pada 1978, beliau mendirikan
Pesantren yang dinamainya Pesantren Ilmu Al-Qur'an (PIQ) di Singosari, Malang.
Kiprah Kiai Basori Alwi di bidang pendidikan Alquran sungguh luar biasa.
Bersama dua qari’ nasional lainnya, Ustadz Abdul Aziz Muslim dan (alm.) Fuad Zain,
beliau pernah diundang untuk membaca Al-Qur'an di 11 negara Asia Afrika (Arab
Saudi, Pakistan, Irak, Iran, Siria, Lebanon, Mesir, Palestina, Aljazair dan Libya). Kiai
Basori Alwi tercatat sebagai tokoh nasional dan internasional di bidang Tilawah al-
Qur'an. Beliau salah satu pendiri Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffadh, sekaligus salah satu
pencetus ide Musabaqah Tilawatil Qur’an tingkat internasional pada Konferensi Islam
Asia Afrika (KIAA) tahun 1964. Ustadz Basori juga termasuk penggagas MTQ tingkat
nasional. Sampai sekarang, beliau tidak pernah absen menjadi juri, baik pada
MTQ dan STQ Nasional, maupun MTQ tingkat provinsi. Beliau dipercaya menjadi
juri MTQ tingkat internasional di Brunei Darussalam (1985), Mesir (1998) dan Jakarta
(2003)
Materi kitab”madarij al-durus al-arabiyah”
Biografi Kiai Basori Alwi Nama lengkapnya adalah Basori Alwi Murtadlo,
dilahirkan di Singosari, 15 April 1927, dari dua pasangan yang bernama Kiai Alwi
Murtadlo dan Nyai Riawati. Sejak kecil beliau belajar ilmu al Quran pertama dari
ayahnya sendiri, kemudian belajar kepada kakak kandungnya yang bernama kiai Abdul
Salam, kemudian dari kiai Yasin Thoyyib (Singosari), kiai Dasuqi (Singosari) kiai Abd.
Rosyid (Palembang) ketika beliau masih sekolah Madrasah Aliyah dan mondok di
Pondok Pesantren Salafiyah Solo (1946-1949).
Sebelum belajar di Salafiyah, beliau sudah mondok di Sidogiri dan Legi di
Pasuruan sekitar tahun 1940–1943. Selain belajar di pondok-pondok salaf, beliau juga
banyak meluangkan waktu untuk belajar Bahasa Arab, belajar pada Ustadz Mahmud al
Ayyubi dari Iraq, Sayyid Abd.Rahman bin Syahab al Habsyi (Solo), belajar pada Ustadz
Isma’il (Yogyakarta), Ustadz Abd. Nuh (Yogyakarta), kiai Muhammad Yusuf
(Surabaya), kiai Ridwan Abdullah (Surabaya), serta Ustadz Sayyid al Idrus (Malang),
selain belajar kitab-kitab agama pada mereka, beliau juga banyak belajar ilmu-ilmu
umum seperti Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (Majalah Insan, 2000: 18).
Banyaknya ilmu yang dikuasai oleh beliau membuat beliau banyak dibutuhkan
oleh lembaga-lembaga pendidikan baik umum maupun agama, baik formal maupun
informal. Mulai tahun 1950 beliau sudah mengajar di SMI Surabaya sampai tahun 1953,
pada tahun yang sama juga beliau mengajar di PGA Negeri Surabaya, setelah itu beliau
mengajar di PGAA Negeri Surabaya (1953-1958). Pada organisasi non formal, beliau
juga banyak berkiprah di GP. Anshor (1955-1958), bahkan pada saat itu beliau ditunjuk
menjadi pemimpin oragnisasi itu.
Sekitar tahun 1955 beliau menjadi salah satu pendiri Jam’iyyatul Qurra’ Wal
Huffadh Jatim sekaligus menjadi salah satu pencetus ide MTQ Nasional dan International
di Konfrensi Islam Asia Afrika di Bandung. Setelah lama malang melintang di
perantauan, beliau mulai mengabdikan dirinya ke daerah kelahirannya yaitu di Malang, di
sana beliau mengajar di PGAA Negeri Malang (1958-1960), juga menjadi dosen Bahasa
Arab di IAIN Malang (1960-1961). Pada tahun 1964 beliau menjadi anggota misi
kebudayaan Indoensia ke Pakistan, juga menjadi anggota misi ke sebelas negara Islam di
Timur Tengah selama 4 bulan. Menjadi salah satu pencetus ide MTQ Nasional dan
Internasional, beliau langsung ditunjuk sebagai dewan hakim dalam MTQ/STQ, baik
tingkat propinsi, nasional, dan internasional di Brunei Darussalam (1985), Mesir (1998).
Dan akhirnya sekitar tahun 1978 beliau mendirikan pondok pesantren ilmu al Quran
hingga sekarang.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Untuk memecahkan masalah ini diperlukan suatu metode yang tepat. Metode
merupakan alat untuk membantu mencapai tujuan penelitian. Metode digunakan peneliti
agar penelitain lebih terarah dan teratur dalam mencapai setiap tujuanya. Menurut
Suaharsimi Ari Kunto (1986) metode adalah cara berfikir, berbuat yang dipersiapkan
dengan baik untuk memgadakan penelitian dan untuk mencapai tujuan penelitian.
kaittanya dengan data yang menghasilkan angka. Dengan kata lain pendekatan
kuantitatif adalah penelitian yang melibatkan diri dalam perhitungan atau angka (Lexy,
2005: 3). Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif peneliti dapat memperoh sebuah
scientific paradigm dan sering pula membedakan secara tajam dengan metode kualitatif
lebih jelas, terarah,mudah dipahami dan mendapatkan informasi berupa angka yang dapat
diukur. Sesuai dengan judul penelitian, peneliti ingin mengetahui Efektivitas pembelajaran
kitab madarij al-durus al- arabiyah dalam upaya meningkatkan kemampuan berbicara pada
kelas satu Diniyyah di Pondok Pesantren Nahdlas syuban tahun ajaran 2018/2019.
Maka Jenis penelitian ini adalah penelitian ex post facto. Sesuai dengan namanya
jenis penelitian ini merupakan penelitian yang variabel-variabel bebasnya telah terjadi
perlakuan atau treatment tidak dilakukan saat penelitian berlangsung (Syamsudin, 2009:
164). Penelitian Expost Facto adalah Penelitian expost facto merupakan penelitian
gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang
menyebabkan perubahan pada variable bebas yang secara keseluruhan sudah terjadi
kesimpulan. Jenis datanya, penelitian ini termasuk kuantitatif, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan angket, wawancara
langsung, observasi, dan analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan
B. Variabel Penelitian
Setiap penelitian pasti memiliki objek yang ingin dikaji secara khusus. Dalam
penelitian objek tersebut disebut dengan variabel. Menurut Hatch dan Farhadi (1981)
Variabel adalah atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antar satu orang
dengan lainynya, atau antara objek satu dengan objek lainnya (sugiono,2012:38).
Variabel dalam kuantitatif akan menentukan variabel mana yang berperan atau yang
disebut variabel bebas dan variabel mana yang bersifat mengikat atau disebut variabel
terikat.
Sesuai dengan judul penelitian, penelitian ini menggunakan dua variabel utama yang
b. Variabel terikat atau variabel independent (Y), yaitu variabel yang dipengaruhi
berbicara
1. Populasi
Populasi adalah wilayah yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
keseluruhan santri kelas satu. Menurut Hadari Nawawi ( 2003: 141 ) Populasi adalah
keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda benda, hewan, tumbuh-
tumbuhan, gejala gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai sumber daya yang memiliki
Dari pendapat di atas maka, populasi penelittian ini adalah seluruh santri di kelas 1
c. Kelas 1 diniyyah
2. Sampel
Sampel adalah data yang digunakan oleh peneliti yag diambil dari populasi.Sampel
juga sering disebut contoh atau himpuanan bagian dari populasi. Menurut suharsimi
Sampel adalah seagaian atau wakil dari populasi (suharsimi, 2002: 104). Dari poulasi
jenuh .sampling jenuh adalah jenis sampel yang diambil dari seluruh populasi.
Pengambilan sampel dari populasi disebut sampling atau penariakan sampel (Gulo,
2005: 78).. Sampel jenuh digunakan apabila jumlah populasi kurang dari 100
Menurut sugiyono (2009:124) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila
Dari pendapat tersebut maka yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah seluruh
Nahdlatussyubban. Jadi yang menajdi sumber data primer dalam penelitian ini
yang mengunakan kitab madarij al-durus al- arabiyah tahun ajaran 2021/2022. Dan
jawi dalam Pontianak Barat Tahun Ajaran 2021/2022. Jumlah santri di Pondok Pesantren
a. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk
Nurgiyanto, tes merupakan sebuah instrument atau prosedur yang sistematis untuk
mengukur sampel (Sugiono, 2009: 348). Jadi, tujuan tes adalah untuk sebagai
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua jenis tes, yaitu pretes dan post
test. tes sebelum peneliti memberikan sebuah teks bacaan berbahasa arab tanpa
sebuah teks berbahasa arab yang sama dengan tes sebelumnya namun dalam ts
ini terdapat simbol kowaid sesuai dg kedudukan kalimat dan tata bahasa
arab.
Tes ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana Efektivitas Penggunaan kitab
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
informasi mengenai proses Penggunaan kitab madarij al-durus al- arabiyah dalam
setiap pembelajaran.
Dalam hal ini peneliti akan mewawancara hanya beberapa sumber yakni guru
yang mengajar mata pelajaran kitab madarij al-durus al- arabiyah dan beberapa
a. Dokumentasi
Menurut Harun Rasyid ( 2000 : 57 )Dokumentasi adalah teks tertulis dan artefak
(benda/barang hasil karya manusia) yang merupakan sesuatu bukti yang dapat
digunakan sebagai data dalam ilmu sosial. Dokumen adalah kumpulan data yang
berbentuk tulisan, catatan, surat pribadi, arsip dan sejenisnya. Dalam teknik
Pesantren Nahdlatusyyubban.
b. Observasi
ilmiah dengan cara mengamati, berfikir, membaca dan menulis. Teknik ini
dengan kegiatan pembelajaran kitab madarij al-durus al- arabiyah yang diberikan
kepada santri. Hasil observasi yang peneliti lakukan diatas terdapat pada
lampiran yang peneliti observasi adalah kegiatan pembelajaran kitab madarij al-
Nahdlatussyubban.
Teknik analisi data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden
terkumpul. Menurut sugiono (2013: 147) kegiatan dalam Analisis data adalah
berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti,
melakuakan perhitungan untuk menguji hipoteses yang telah diajukan. Menganalisis data
merupakan kegiatan inti dalam penelitian. Salah satunya untuk memberikan gambaran
secara universal tentang kitab madarij al-durus al- arabiyah dalam meningkatkan
dengan tata bahasa arab. Dengan indikator santri diharapkan dapat menguraikan
makba runus Qawaid sesuai dengan tata bahasa arab dengan benar. Jenis tes yang
arab secaar sederhana sesuai dengan kaidah bahasa arab. Dengan inikator santri
membaca kalmat berbahasa arab sesuai dengan tata bahasa arab dengan baik dan
benar. Jenis ttes yang disajikan berbentuk tes lisan yakni membaca kalmat
Dalam setiap tes dibutuhkan rubrik penilian. Rubrik terdiri dari komponen-
komponen atau aspek-aspek yang akan dinilai disertai tingkatan mutu untuk setiap aspek
penilaian tersebut mulai dari tingkat yang paling sempurna sampai tingkat yang paling
buruk disertai dengan skor untuk setiap tingkat mutu tersebut (Eko Putro Widoyoko,
2. Indikator mutu beserta capaian indikator yang menunjukkan tingkatan mutu aspek
penilaian mulai dari yang paling sempurna sampai yang paling buruk.
3. Skor untuk tiap-tiap tingkatan mutu dari aspek/subaspek penilaian. d. Skala yang
akan digunakan untuk menilai dimensi kinerja/aspek penilaian, mulai dari skala 3, 4
Dengan demikian peneliti dapat melihat, apakah dengan penggunaan madarij al-
durus al- arabiyah dapat meninkatakn kemampuan berbicara bahasa arab pada
kemampuan berbicara santri akan di tes kembali dengan soal yang sama namun
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis tes yaitu tes tertulis dan tes lisan. Tes lisan
(Ngalim,2004:37). Salah tujuan tes tertulis adalah agar responden tidak diberi
kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan. Tes tertulis dalam penelitian ini
berjulah delapan soal.. setiap soal mendapat skor lima jika jawaan benar dan 0 jik salah.
N= jawaban x 5
100
Menurut Subino (1987 : 72) dalam Menentukan skor jawaban responden dengan
Tes yang kedua berupa tes lisan. Tes lisan adalah suatu bentuk tes yang menuntut
respon dari peserta didik dalam bentuk mengemukakan ide-ide dan pendapat-pendapat
secara lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-kata sendiri sesuai
dengan pertanyaan ataupun perintah yang diberikan (Ngalim Purwanto, 2004 :37).
Tujuan peneliti menggunakan tes lisan adalah agar dapat Dapat mengetahui langsung
Jumlah soal dari tes lisan berjumlah 15 butir soal dengan entuk penyajian teks
bacaan berbahasa arab. Jumlah skor yang akan diperloeh jika menjawab semua soal
dengan benar. Rubrik menurut Brookhart (2013:4) adalah seperangkat kriteria yang
koheren untuk pekerjaan peserta didik yang mencakup deskripsi tingkat kualitas kinerja
berdasarkan kriteria. Dalam bentuk aslinya, rubrik lebih bersifat deskriptif dan bukan
evaluatif. Tentu saja rubrik bisa digunakan untuk mengevaluasi, tapi prinsip operasinya
NO
ASPEK YANG DINILAI SKOR
.
1 Sangat Lancar 4
2 Cukup Lancar 3
3 Lancar 2
4 Tidak Lancar 1
keterangan :
Sangat Lancar = santri dapat memmbaca seluruh kalimat
Cukup Lancar = santri dapat membaca ½ kalimat.
Lancar = santri dapat membaca membaca 1/3 kalimat.
Tidak Lancar = santri dapat membaca ¼ kalimat.
Sangat tidak lancar = santtri tidak dapat membaca seluruh kalimat
Secara kualitatif data yang berasal dari lembar observas itentang kegiatan belajar
mengajar yang diamati didalam kelas. Sedangkan teknik analisis data dilakukan secara
kuantitatif, diperlukan untuk melihat pencapaian tujuan pembelajaran berupa: (a) Santri
dapat menjelaskan mana-mana symbol yang digunakan. , (b) santri dapat membaca teks
arab tanpa harakat dengan benar, (c) Santri dapat menjelaskan tentang i’rab.
akumulasi penilaian setiap pengaruh simbol qawaid terhadap kemampuan membaca teks
a. Mengenai rumus untuk menganalisis nilai rata-rata hasilsetiap individu pada Pre-test
(X0) maupun hasilpra-test santri sebagai hasil observasi pada pre-test (X0) serta pra-
A= x 100
N
Keterangan:
b. Mengenai rumus untuk menganalisis nilai rata-rata hasiltes dari setiap santri (X0),
adalah:
∑ X0
X0 = x 100
Keterangan:
c. Mengenai rumus untuk menganalisis nilai hasites santri dari Pra penguaan atau X 0
D = X0 – X1
Keterangan:
d. Mengenai rumus untuk menganalisis hasil pembelajaranberupa nilai tessantri pada Pra
D
t =
(∑D)2
∑D -2
√ N
N (N – 1)
e. Mengenai rumus untuk menganalisis peningkatan efektivitas atau “Effect Size (ES)”
adalah:
Xo - Xe - Xc
ES =
Sp
∑(X0 – X1)2
So = √
N
Sc = √ ∑(X1 – X1)2
N
Sp = √ No + Nc - 3
Keterangan:
Sp = Standar deviasi
N = Jumlah siswa
∑(X – X0)2 = Jumlah dikurang nilai rata-rata pada Prapenggunaan symbol qawaid
∑(X – X1)2
= Jumlah dikurang nilai rata-rata setelah hukuman
Kategori Penilaian:
Kriteria uji :
untuk setiap indikator motivasi belajar santri ditetapkan kategori nilai perolehan santri,
berupa: (1) Kualifikasi sangat kurang dengan nilai 0 – 49; (2) Kualifikasi kurang dengan nilai 50
– 59; (3) Kualifikasi baik dengan nilai 60 – 79; dan (4) Skor 4, kualifikasi sangat baik dengan
nilai 80 – 100. Ketetapan tersebut sebagaimana kiteria menurut Harris (1969:70), sebagaimana
tabel 3 berikut:
Tabel 3:
KATEGORI PEROLEHAN NILAI SANTRI HASIL OBSERVASI
TERHADAP HASIL TES DI PONDOK PESANTREN NADKATUSYUBBAN TAHUN AJARAN
2018/2019
Range Kualifikasi
60 – 79 Memuaskan
50 – 59 Kurang memuaskan
0 – 49 Sangat Kurang memuaskan
Hipotesis
Menurut Sekaran (2005:79) hipotesis sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis
diantara dua atau lebih variabel yang diungkap dalam bentuk pernyataan yang dapat
diuji.
Hipotesis terbagi menjadi dua jenis, yakni nol yang menyatakan tidak ada pengaruh/
tidak ada hubungan / tidak ada perbedaan, dan hipotesis alternatif yang menunjukan ada
Tidak ada pengaruh positif signifikan dari Antara penggunaanSimbol Qawaid Dengan
ajaran 2018/2019.
Ada pengaruh positif signifikan dari Antara Penggunaan Simbol Qawaid Dengan
Kemampuan Membaca (Studi Pada Santri Pondok Pesantren Nahdlatussyubban tahun
ajaran 2018/2019
Dimyati, 2002. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Reneka Ciptra.
Al Ghulayaini, Mustofa. 1992. Jumiud durus Arobiyah. Beirut: Maktabah Ariyah.
Abdul Mu’in, Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia (Telaah
terhadap Fonetik dan Marfologi),(Jakarta: Pustaka Al Husna Baru, 2004),
Ahmad, Izzan. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. (Bandung: Humaniora,
2007),
Abdul Hamid, M.dkk.Pembelajaran Bahasa Arab(Pendekatan, Metode,
Srategi, Materi ,dan Media), (Malang: UIN Malang Press, 2008),
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2009).
Heri Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,
(Bandung Angkasa,2008
Abd wahab Rosyidi & Mamlu’atul Ni’mah, Memahami Konsep Dasar
Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang : UIN Maliki Press,2011)
Ahmad Abd Allah al Bashir, mudhakirah ta’lim al – kalam, (Jakarta, Ma’had al
Ulum al islamiyah wa al Arabiyah bi Indunisiya,tt)
Taufiqurrochman, R. 2007. Biografi KHM. Basori Alwi: Sang Guru Quran. Jakarta: Yayasan
Alwi Murtadho. Retrieved from http://repository.uin-malang.ac.id/295
Taufiqurrochman, R. 2007. Biografi KHM. Basori Alwi: Sang Guru Quran. Jakarta: Yayasan
Alwi Murtadho. Retrieved from httpaaaa://repository.uin-malang.ac.id/295
Syamsuddin, dan Vismaia. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT.
Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: RINEKA
CIPTA
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan,Bandung: Alfabeta.
Ngalim, Purwanto. 2004. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Moleong LJ. 2005. Metode Penelitian Kuantiitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda karya.
Sugiono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan kualitatif, kuantitatif dan R&D,Bandung: Alfabeta
Eko Putro Widoyoko, S. 2016. Penilaian hasil pembalajaran di sekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
pencarian tentang judul penelitian yang dilakukan peneliti yaitu “Efektivitas Penggunaan
kitab madarij al-durus al- arabiyah dalam meningkatkan kemamampuan berbicara bagi
santri kelas 1 Pondok Pesantren Nahdlatus syubban Tahun Ajaran 2020/2021)”, peneliti