DENGAN KITAB MADARID AL-DURUS AL-AROBIYYAH DI PONDOK PESANTREN ILMU AL-QUR'AN SINGOSARI MALANG
SKRIPSI Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu Ilmu Tarbiyah
Oleh: Much. Machrus Salim NIM: D02302079
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
SURABAYA 2008
2
ABSTRAKSI
Moch. Machrus Salim, mengadakan penelitian tentang Efektivitas Pembelajaran bahasa Arab dengan Kitab Madarid al-Durus al-Arobiyyah Di Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an Singosari Malang.
Ada tiga persoalan yang dikaji dalam skripsi ini, yakni tentang: Bagaimana penggunaan kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah dalam pembelajaran bahasa Arab di Pondok Pesantren Ilmu Al-Quran Singosari Malang, Bagaimana kesulitan dan solusi terhadap pembelajaran dengan menggunakan kitab Madarij al-Durus al- Arabiyyah pada santri di Pondok Pesantren Ilmu Al-Quran Singosari Malang serta Bagaimana efektifitas pembelajaran bahasa Arab dengan kitab Madarij al-Durus al- Arabiyyah dalam pembelajaran bahasa Arab di Pondok Pesantren Ilmu Al-Quran Singosari Malang? Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui penggunaan kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah dalam pembelajaran bahasa Arab di Pondok Pesantren Ilmu Al-Quran Singosari Malang, Untuk mengetahui tingkat kesulitan dan solusi dalam pembelajaran dengan kitab Madarij al-Durus al- Arabiyyah pada santri di Pondok Pesantren Ilmu Al-Quran Singosari Malang serta Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran bahasa Arab dengan kitab Madarij al- Durus al-Arabiyyah di Pondok pesantren ilmu Al-Quran Singosari Malang. Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut secara mendalam dan menyeluruh, penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Selanjutnya untuk pengumpulan data penulis menggunakan metode observasi, interview, angket dan dokumentasi, kemudian untuk menjawab permasalahan pertama, kedua dan ketiga penulis menggunakan teknik propulsive sampling. Hasil dari penelitian ditemukan bahwa: Dalam Kitab Madarid al- Durus al- Arabiyyah, tentang istima qiroah, kalam, dan kitabah, Adapun yang melatarbelakangi penggunaan kitab Madarij Al-Durus al-Arabiyyah di Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an Singosari Malang dikarenakan kitab ini mudah dipelajari oleh para santri pemula yang baru mengenal tentang bahasa Arab, yang mana pembelajaran Bahasa Arab dengan menggunakan kitab Madarij Al-Durus Al- Arabiyyah bertahap mulai jilid 1 sampai 4 dari mulai yang mudah sampai yang sulit, sehingga kitab ini sangat efisien.
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi dan pendukung dalam pergaulan manusia dalam sehari-hari baik antara individu dengan individu, individu dengan masyarakat, maupun dengan bangsa tertentu. Adapun bahasa Arab merupakan bahasa yang istimewa di dunia ini seperti yang kita ketahui, bahwasannya bahasa Arab tidak hanya merupakan bahasa peradaban, melainkan juga sebagai bahasa persatuan umat Islam di dunia. Bahasa Arab adalah selain merupakan bahasa Al-Quran (firman Allah atau kitab pedoman umat Islam) yang memiliki uslub yang bermutu juga memiliki sastra yang sangat mengagungkan manusia dan manusia tidak mampu untuk menandingi. Menurut Abdul Alim Ibrahim (1978;48) bahwa bahasa Arab merupakan bahasa orang Arab dan sekaligus juga merupakan bahasa Islam. 1
Bahasa-bahasa lain termasuk bahasa Indonesia, tidak dapat diandalkan untuk memberikan kepastian arti yang tersurat dan tersirat yang terkandung dalam Al- Quran (Ash Shidiqi,1975;2007) karena Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab, maka kaidah-kaidah yang diperlukan dalam memahami Al-Quran bersendi
1 .Azhar Arsad, Bahasa Arab dan Beberapa Metode Pengajarannya, (Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003), hal. 7 4
atas kaidah-kaidah bahasa Arab, memahami asas-asasnya, merupakan uslub- uslubnya dan mengetahui rahasia-rahasianya (Ash Shidgi, 1972;284) 2
Pengajaran bahasa Arab adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan serta membina kemampuan bahasa Arab, baik secara aktif maupun pasif serta menumbuhkan sikap positif. Adapun yang dimaksud dengan berbahasa Arab aktif yaitu kemampuan berkomunikasi dengan baik dan benar secara lisan, yaitu dalam berkomunikasi atau berbicara dengan orang lain maupun secara tertulis seperti membuat karangan. Sedangkan kemampuan berbahasa pasif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain dan kemampuan memahami isi bacaan. Kemampuan berbahasa Arab serta sikap positif terhadap bahasa tersebut sangat penting karena dapat membantu dalam memahami sumber ajaran Islam yaitu Al- Quran dan hadits, dan kitab bahasa Arab yang berkenaan dengan Islam. Oleh karena itu, bahasa Arab merupakan bahasa Al-Quran dan menjadi salah satu alat komunikasi internasional. Dengan demikian itu mempelajari bahasa Arab menjadi sesuatu kebutuhan bagi setiap orang khususnya bagi umat Islam.itu dikarenakan bahasa Arab merupakan bahasa istimewa dan juga menjadi bahasa pilihan karena telah menjadi bahasa Al-Quran. Meskipun bahasa Arab merupakan bahasa Al- Quran bukan berarti Al-Quran tersebut diturunkan untuk bangsa Arab saja, melainkan untuk seluruh bangsa di seluruh dunia. Dikarenakan bahasa tersebut
2 Ibid 9 5
disesuaikan dengan tingkat kemampuan bangsa di seluruh dunia guna untuk memahaminya sebagai mana dalam firman Allah SWT. $ $=& ) $=/ % 7`9 ; ` !# '$ '$ '9# `3s9# Artinya: Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki. dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.. (QS.Ibrahim ayat 4). Jadi alQuran dengan bahasanya tersebut telah diukur atau didesain oleh Allah untuk dapat dipahami dan diamalkan oleh bangsa manapun. Tatkala kita merasa kesulitan dengan hal apapun yang menyangkut bahasa Arab, bukan berarti alasan dari kesulitan kita adalah bahasa Arab yang nota bena merupakan bahasa asing bagi kita sebagai orang Indonesia. Pada dasarnya yang kita butuhkan adalah kemauan yang besar untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan bahasa Arab sehingga memperoleh hasil yang kita harapkan. Sebagai salah satu contoh, siswa yang sedang mengikuti pelajaran bahasa Arab, hendaknya menghilangkan kesan pertama kali bahasa Arab itu sulit, karena bahasa adalah merupakan kebiasaan yang terus dilatih akan mudah memahaminya. Begitu juga dengan guru hendaknya guru pengajar bahasa Arab haruslah memberi motivasi terhadap anak didiknya, bahwa bahasa Arab itu mudah asalkan ada kemauan yang besar untuk mempelajarinya . 6
Dalam suatu sistem mempelajari bahasa Arab yang ideal diharapkan siswa mempunyai ketrampilan atau melewati fase-fase bahasa Arab antara lain: 1. Ketrampilan mendengar. 2. Ketrampilan berbicara. 3. Ketrampilan membaca. 4. Ketrampilan menulis. 3
Agar tujuan pembelajaran tercapai, guru hendaknya pandai-pandai mengelola kelasnya dengan memperhatikan efektifitas dan efisien dari kegiatan belajar mengajar yang telah direncanakan. Untuk tuntutan itu, guru harus membantu para siswa untuk mencapai pembelajaran yang efektif dan efisien. Adapun pembelajaran yang efektif adalah suatu upaya mengetahui berhasil tidaknya pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab khususnya baik dari segi proses maupun hasil. Maka guru peran guru tidak cukup sebagai pengajar saja. Disamping para pengajar juga diharapkan pakar bahasa Arab sangat membantu perkembangan pembelajaran bahasa Arab itu sendiri. Upaya yang dapat dilakukan berupa pengadaan pusat latihan, laboratorium bahasa, media-media yang menyajikan bahasa Arab yang praktis dan buku-buku karya ilmiah yang menyajikan bahasa Arab yang mudah atau gamblang dan metodologis 4 . Sebagai contoh penggunaan kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah yang dipandang efektif
3 Maluddin Sukamto dan Akhmad Munawwir, Tata Bahasa Arab Sistematis, (Yogyakarta: Norma Media Idea, 2004), hal. 5 4 Tayas Yusuf dan Syaiful Anwar. Metodologi Pengajaran dan Bahasa Arab, (Jakarta: Grafindo Persada 1995), hal. 188-189 7
bagi pembelajaran para peserta didik. Sehingga siswa dapat merasakan hasil (prestasi) yang memuaskan, disamping tersedianya sarana dan prasarana yang lain. Adapun yang dimaksud buku adalah sumber ilmu oleh karenanya membaca buku merupakan suatu kebutuhan dan keharusan bagi setiap siswa. Kebiasaan membaca buku harus dibudayakan oleh setiap siswa. Dengan membaca buku akan banyak mengetahui dan memahami bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Bahkan tidak mustahil jika anak didik lebih dulu mengetahui sebelum bahan tersebut diberikan oleh guru. Adapun beberapa petunjuk bagaimana caranya mempelajari bahan atau materi dari sebuah buku: 1. Tentukan dahulu masalah atau materi yang ingin diketahui dari buku tersebut. Tentunya disesuaikan dengan keperluan, bahan apa yang dipelajari 2. Lihat daftar isi yang dipelajari, untuk menentukan bab berapa dalam buku tersebut yang memuat bahan yang dipelajari. 3. Bukalah halaman bab yang dikehendaki, lalu periksa butir-butir yang dimuat dalam bab tersebut. Seandainya bahan yang diperlukan ada dalam butir tertentu dari bab tersebut. Bacalah butir tersebut dan tidaklah terlalu penting membaca butir lain. Catat pokok-pokok untuk kemudian digunakan dengan catatan sendiri. 4. Hampir sebagian besar buku tulis dengan bahasa asing biasanya dibagian belakangnya disertakan dengan indeks. Indeks dapat memudahkan kita 8
mempelajari atau menemukan bagian yang kita inginkan. Indeks disusun menurut alphabetic dan disertai nomor halaman. 5. Kesulitan bahasa asing akan dapat diatasi apabila kita rajin mempelajarinya dan tidak bosan membuka kamus 5 . Sebuah buku disebut efektif bukan berarti buku tersebut banyak digunakan oleh lembaga-lembaga pendidikan. Tetapi justru dikatakan efektif jika buku tersebut membawa hasil (prestasi) yang memuaskan dan tidak jauh dari tujuan yang telah direncanakan sebelumnya, serta membawa manfaat yang besar bagi penggunaanya. Begitu pula dengan kitab pelajaran bahasa, khususnya bahasa Arab hendaknya membawa manfaat bagi anak didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Maka dari itu para pendidik hendaknya jeli dalam memilihkan buku pedoman bagi anak didiknya. Diharapkan para pengajar paling tidak, perlu melakukan tiga kegiatan. Apabila dikehendaki mengajar yang efisien, yaitu membuat persiapan atau perencanaan yang baik, melaksanakan yang baik pula dan membuat evaluasi. Melakukan persiapan atau perencanaan pengajaran. Itu semuanya adalah tahapan yang sangat penting karena pada kegiatan persiapan dan perencanaan inilah pelaksanaan pengajaran akan berjalan dengan efisien dan efektif. Maka tidak berlebihan jika pengajaran bahasa Arab perlu mendapat penekanan perhatian seksama.Ini dikarenakan bahasa Arab menjadi bahasa resmi dunia internasional dan bahasa Arab dipilih menjadi bahasa Al-Quran.
Adapun penulis skripsi sebelumnya yaitu Dhoumi Amalian DO2301120- pada tahun 2005, Pengaruh penggunaan kitab Madarij Al-Durus Alara Biyyah dalam pembelajaran bahasa arab terhadap prestasi belajar bahasa arab di SMU khadijah Surabaya. Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis yang terdahulu telah membahas permasalah ini, akan tetapi dalam pembahasannya berbeda dengan yang penulis angkat dalam skripsi saat ini. Adapun hasil dari penelitian terdahulu sebagai berikut : 1. Bahwa kitab Madarij al-Durus al-Arobiyyah ini baik atau bagus jika digunakan dalam kegiatan belajar mengajar karena kitab tersebut sesuai dengan kemampuan siswa. Hal ini terbukti tingkat prosentase dari masing- masing item pertanyaan yang kebanyakan menunjukkan tingkat prosentase 76% - 100 % yang mana hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan kitab Madarij al-Durus al-Arobbiyyah dalam pembelajaran bahasa Arab tergolong baik 2. Bahwa hasil yang dicapai oleh siswa setelah melalui pembelajaran dengan menggunakan kitab Madarij al-Durus al-Arobiyyah diatas rata-rata. Hal tersebut terbukti dari data nilai raport siswa antara 70-79 (kriteria baik) dan beberapa ada yang bernilai 80 100 (sangat baik) pada mata pelajaran bahasa Arab 3. Bahwa terdapat pengaruh yang sedang atau cukup antara pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan kitab Madarij al-Durus al-Arobiyyah terhadap 10
prestasi belajar bahasa Arab siswa. Hal tersebut terbukti dengan hasil ro > rt signifikan 1% adalah 0,345 < 0,550 Adapun dalam penelitian ini penulis ingin mengkonsentrasikan diri pada Efektifitas Pembelajaran Bahasa Arab dengan Kitab Madarij al-Durus al- Arabiyyah di Pondok Pesantren Ilmu Al-Quran Singosari Malang.
B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang penulis angkat adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penggunaan kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah dalam pembelajaran bahasa Arab di Pondok Pesantren Ilmu Al-Quran Singosari Malang? 2. Problematika apa yang ada pada pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah pada santri di Pondok Pesantren Ilmu Al-Quran Singosari Malang? 3. Apa solusi terhadap problematika dalam pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah pada santri di Pondok Pesantren Ilmu Al-Quran Singosari Malang? 4. Bagaimana efektifitas pembelajaran bahasa Arab dengan kitab Madarij al- Durus al-Arabiyyah di Pondok Pesantren Ilmu Al-Quran Singosari Malang?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian dari pada rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut: 11
1. Untuk mengetahui penggunaan kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah dalam pembelajaran bahasa Arab di Pondok Pesantren Ilmu Al-Quran Singosari Malang? 2. Untuk mengetahui problematika yang ada dalam pembelajaran dengan kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah pada santri di Pondok Pesantren Ilmu Al- Quran Singosari Malang 3. Untuk mengetahui solusi terhadap problematika dalam pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah pada santri di Pondok Pesantren Ilmu Al-Quran Singosari Malang? 4. Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran bahasa Arab dengan kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah di Pondok pesantren ilmu Al-Quran Singosari Malang?
D. Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penulisan skripsi ini diharapkan sebagai sumbangan pemikiran bagi para praktisi dunia pendidikan dan bagi tenaga pengajar khususnya agar lebih memperhatikan peranannya sebagi pengajar dalam kegiatan belajar mengajar di kelas seta dalam memperhatikan penggunaan metode yang variatif demi tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan 12
2. Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi guru atau yang berkecimpung dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikanya.
E. Defenisi Oprasional Untuk menghindarkan kesalahpahaman serta menjaga terjadinya bermacam-macam penafsiran dari judul bahasan Efektifitas Pembelajaran Bahasa Arab dengan kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah di Pondok Pesantren Ilmu Al- Quran Singosari Malang. penulis perlu memaparkan pengertian beberapa istilah sebagai berikut: 1. Efektifitas: Berhubungan dengan suatu kegiatan. Efektifitas dapat juga diartikan sejauh mana hal-hal yang direncanakan dapat terlaksana.dalam arti bahwa apabila hasilnya menunjukan presentase yang besar atau tidak jauh dari perencanan maka dapat dikatakan bahwa hal tersebut cukup efekif dan sebaliknya apabila hasilnya jauh dari perencanaan yang ada maka dapat dikatakan hal tersebut tidak efektif. 6
2. Pembelajaran bahasa Arab: Pembelajaran adalah suatu upaya membelajarkan siswa untuk belajar, 7 yang dalam hal ini tentang belajar bahasa Arab yang mana guru bertindak sebagai fasilator dengan menggunakan kitab Madarij al- Durus al-Arabiyyah untuk membelajarkan siswa.
6 Henyat Soetomo Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara 1993), hal. 50 7 Muhaimin. Strategi Belajar Mengajar (Penerapan dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ), Surabaya, 1996, hal. 99 13
3. Kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah adalah sebuah kitab yng digunakan kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran bahasa Arab yang terdiri dari 4 jilid yang mencakup muhadatsah, qiraah dan insya yang dikarang oleh KH. Basori Alwy.
1. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data Data dibagi menjadi dua data primer dan data sekunder. 1) Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung data sumber data yang diteliti dalam penelitian ini, adapun datanya bersumber dari kitab Madarij al-Durus al-Arobiyyah dan santri Pesantren Ilmu Al- Quran. 2) Data sekunder adalah data yang sudah ada (tersedia) dalam hal ini data yang telah didokumentasikan oleh lembaga tersebut baik berupa angka atau jumlah maupun mengenai fakta-fakta yang ada. Sedangkan bentuknya bisa berupa sejarah berdirinya Pesantren Ilmu Al-Quran, struktur organisasi, serta jumlah guru dan santri yang ada. b. Sumber Data Untuk memperoleh sesuatu data, kita harus mengetahui dari mana sumber data tersebut akan diambil, sedangkan pengertian sumber data itu 14
sendiri adalah subyek dimana data itu diperoleh. 8 Yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah: 1) Kepustakaan, yaitu sumber data yang berupa buku-buku literatur yang berkaitan dengan topic pembahasan. 2) Lapangan, yaitu sumber data yang diperoleh dari penelitian baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini terdiri dari: a) Dewan pengurus, guru serta tata usaha (TU) Pondok Pesantren Ilmu Al-Quran Singosari Malang. b) Santri Pondok Pesantren Ilmu Al-Quran Singosari Malang. 3) Dokumentasi dalam hal ini berupa; nilai raport dan dokumen yang lainnya. Sumber data manusia yaitu semua personil yang berada di tempat penelitian. Adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah para pengajar bahasa Arab, para santri dan pengurus pondok pesantren ilmu Al-Quran Singosari Malang. Sedangkan sumber data non manusia yaitu berupa dokumen-dokumen yang didapat di lapangan yaitu nilai raport dan dokumen lainnya. 2. Teknik Pengumpulan Data a. Metode Observasi Observasi sebagai alat pengumpul data, banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu, ataupun proses terjadinya sesuatu yang
dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan 9 . Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran umum pembelajaran di Pondok Pesantren Ilmu Al-Quran dan untuk mengetahui kondisi fisik sarana dan prasarana dari obyek penelitian, maka penulis menggunakan metode observasi secara langsung di pondok pesantren ilmu Al-Quran guna mengamati dan mencatat secara sistematis fenomena-fenomena yang diteliti. 10
b. Metode Dokumentasi Metode ini digunakan untuk mencari jumlah santri yang ada pada pondok pesantren ilmu Al-Quran secara keseluruhan dan data-data yang berhubungan dengan penelitian. c. Metode Interview Dalam mengumpulkan data penelitian penulis melakukannya dengan metode interview guna mengetahui data tentang alasan menggunakan kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah dalam proses belajar mengajar dan kendala-kendala dalam pembelajaran bahasa Arab. Metode ini digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya jawab 11 dan suatu komunikasi verbal semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.
9 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan (Bandung: Sinar Baru, 1989), hal. 109 10 Sutrisno Hadii, Metodologi Reseach, (Jakarta; Andi Offset, 1990), hal. 136 11 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, hal. 27 16
d. Metode Angket Metode ini digunakan untuk menjaring data yang akan dianalisis dalam penelitian dan berkaitan dengan efektifitas pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan kitab Madarij al-Durus al-Arabiyah tersebut serta pemahaman mereka terhadap apa yang mereka pelajari.
3. Instrumen Penelitian Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa instrumen penelitian sebagai berikut: a. Daftar pedoman interview dalam hal ini penulis hanya memuat atau mencantumkan pokok-pokok pertanyaan saja. Selebihnya penulis mengembangkan sendiri pertanyaan-pertanyaan itu dalam wawancara untuk mendapatkan data-data sesuai dengan kepentingan penelitian. b. Yang memuat pokok-pokok masalah yang hendak diobservasikan dengan melakukan pengamatan dan pencatatan sendiri sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. c. Dokumentasi pondok pesantren ilmu Al-Quran yang ada digunakan untuk kepentingan penelitian
4. Teknik Analisis Data Setelah pengumpulan data, langkah selanjutnya adalah proses analisis data. Pada penelitian ini menggunakan data kualitatif yang mana penelitian 17
kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari lapangan, yakni fakta empiris atau induktif. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari suatu proses atau penemuan yang terjadi secara alami, mencatat, menganalisis, menafsirkan, dan melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan dari proses tersebut. Data yang sudah masuk pada penulis akan dikumpulkan sesuai dengan kelompok-kelompok data tertentu. Data tertentu kemudian dilakukan analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif ini dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan. Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitian tidak perlu merumuskan hipotesis, peneliti menggunakan deskriptif kualitatif. Adapun langkah- langkahnya sebagai berikut: a. Kata-Kata dan Tindakan Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai sebagai sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekam video dan pengambilan photo. b. Sumber Tertulis Walaupun dikatakan bahwa sumber tertulis merupakan sumber kedua setelah kata-kata dan tindakan merupakan sumber kedua. Jelas hal itu tidak bisa diabaikan dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan 18
yang berasal dari sumber tertulis dibagi atas buku dan majalah ilmiah sumber dan arsip-arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi. c. Photo Photo adalah sebagai alat yang dipakai untuk keperluan penelitian kualitatif, karena dapat dipakai dalam berbagai keperluan. Photo menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah segi-segi subyektif dan hasilnya sering dianalisis secara induktif 12
F. Sistematika Pembahasan Bab I : Merupakan pendahuluan yang memberikan gambaran secara umum kepada pembaca mengenai isi skripsi ini. Di dalamnya membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, penegasan judul, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab II : Merupakan landasan teori yang menguraikan tentang pengertian pembelajaran bahasa Arab, tujuan pembelajaran bahasa Arab, buku sebagai sumber pembelajaran dan efektifitas buku terhadap pembelajaran Bab III : Merupakan penyajian dan analisis data yang terdiri atas: profil pondok pesantren ilmu Al-Quran, letak geografis struktur organisasi, sarana dan prasarana, pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan kitab
12 Lexy J. Moloen, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung; Remaja Rosda Karya 2002), hal. 112-114 19
Madarij al-Durus al-Arabiyyah, problem dan solusinya dalam penggunaan kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah dan efektifitas pembelajaran bahasa Arab dengan kitab Madarij al-Durus al- Arabiyyah. Bab IV : Akhir dari bab ini merupakan kesimpulan dan saran sebagai akhir dari pembahasan skripsi ini.
20
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran Bahasa Arab 1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab Pengertian Pembelajaran adalah upaya untuk belajar. Kegiatan ini akan mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien. 13 Sebagaimana hal yang disebutkan oleh Nababan bahwasannya arti pembelajaran adalah nominalisasi proses untuk membelajarkan 14 . Seharusnya pembelajaran bermakna proses membuat atau menyebabkan orang lain belajar. Adapun menurut Oemar Hamalik, Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran, dalam hal ini manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya, materi meliputi; buku-buku, papan tulis dan lain-lainnya. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas dan audiovisual. prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktek belajar, ujian dan sebagainya. 15 Pembelajaran disebut juga sebagai proses perilaku dengan arah positif untuk memecahkan masalah personal,
13 Muhaimin M.A. Dkk. Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: CV. Citra Media, 1996), h. 99. 14 Jos D Parera, Lingustik Edukasional, (Jakarta: Erlangga 1997), h. 24-25. 15 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 57 21
ekonomi, sosial dan politik yang ditemui oleh individu, kelompok dan komunitas. Dalam hal ini perilaku diartikan sebagai sikap, ide, nilai ,keahlian dan minat individu. Sedangkan arah positif merujuk kepada apa yang meningkatkan diri, orang lain dan komunitas. Pembelajaran memungkinkan individu, kelompok, atau komunitas menjadi entities yang berfungsi, efektif dan produktif di dalam masyarakat. 16
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran (proses belajar mengajar) adalah suatu aktifitas (upaya) seorang pendidik yang disengaja untuk memodifikasi (mengorganisasikan) berbagai komponen belajar mengajar yang diarahkan tercapainya tujuan yang ditentukan. Dari istilah proses belajar dan mengajar terdapat hubungan yang sangat erat. Bahkan terjadi kaitan dan interaksi saling pengaruh-mempengaruhi dan saling menunjang satu sama yang lain adapun tujuan belajar merupakan kriteria untuk mencapai derajat mutu dan efisiensi pembelajaran itu sendiri. Perbuatan belajar adalah proses yang komplek. Proses itu sendiri sulit diamati, namun perbuatan atau tindakan belajar dapat diamati berdasarkan perubahan tingkah laku yang dihasilkan oleh tindakan belajar tersebut. Karena itu, untuk memahami suatu perbuatan belajar diperlukan kajian terhadap perbuatan itu secara unsuriyah. Dengan kata lain, setiap perbuatan belajar mengandung beberapa unsur, yang sifatnya dinamis. Unsur-unsur tersebut dikatakan
16 Agus Suryana, Panduan Praktis Mengelola Pelatihan, (Jakarta: Edsa Mahkota, 2006), h. 29 22
dinamis karena dapat berubah-ubah, dalam arti dapat menjadi lebih kuat atau menjadi lebih lemah. Kedinamisan ini dipengaruhi oleh kondisi-kondisi yang ada dalam diri siswa dan yang ada di luar siswa bersangkutan. Perubahan unsur-unsur tersebut sudah tentu ada pengaruhnya terhadap kegiatan belajar dan hasil yang diperoleh. Unsur-unsur yang terkait dalam proses belajar mengajar terdiri dari: a. Motivasi belajar siswa Dalam pembelajaran harus ada upaya-upaya agar motivasi yang sudah ada pada diri pembelajaran tetap terpelihara dan ditingkatkan karena motivasi berguna untuk menghubungkan pengalaman yang lama dengan bahan pelajaran yang baru, sebab setiap siswa datang ke kelas dengan latar belakang yang berbeda-beda. Dengan motivasi, siswa tidak mengalami dalam belajar dan merasa terdorong untuk mempelajari bahan-bahan baru, b. Bahan ajar Bahan belajar yang tersedia harus mendukung bagi pencapaian tujuan belajar siswa karena itu penggunaan bahan belajar harus selektif dan disesuaikan dengan komponen-komponen lainnya. c. Alat bantu ajar Suasana belajar perlu dikembangkan agar masing-masing siswa biasa kompetitif. Sebab dengan kompetitif yang sehat akan memungkinkan setiap siswa dapat berprestasi secara maksimal dan dapat mencapai prestasi yang setinggi mungkin 23
d. Suasana belajar Suasana belajar penting artinya bagi kegiatan belajar. Suasana yang menyenangkan dapat menumbuhkan kegairahan belajar, sedangkan suasana yang kacau, ramai, tak tenang dan banyak gangguan, sudah tentu tidak menunjang kegiatan belajar yang efektif. Karena itu, guru dan siswa senantiasa dituntut agar menciptakan suasana lingkungan belajar yang baik dan menyenangkan, menantang dan menggairahkan. Hal ini berarti bahwa suasana belajar turut menentukan motivasi, kegiatan, keberhasilan belajar siswa. e. Kondisi subyek yang belajar Kondisi subyek dapat dibedakan atas kondisi fisik ataupun psikis, kondisi fisik meliputi ukuran tubuh, kekuatan tubuhnya, kesehatannya, aspirasinya dan harapannya oleh karena itu kondisi siswa perlu diperhatikan. Dari kelima unsur inilah yang bersifat dinamis itu, yang sering berubah, menguat atau melemah dan yang mempengaruhi proses belajar tersebut. 17
Sedangkan unsur-unsur dinamis pada guru meliputi: a. Motivasi membelajarkan Siswa Guru harus memiliki motivasi untuk membelajarkan siswa. motivasi itu timbul dari kesadaran yang tinggi untuk mendidik para peserta didik agar
17 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta; Bumi Aksara, 1994) hal 50 24
lebih baik, jadi guru harus memiliki hasrat untuk menyiapkan siswa menjadi pribadi yang memiliki pengetahuan dan kemampuan. b. Kondisi Guru Siap Membelajarkan Siswa Guru perlu memiliki kemampuan dalam proses pengajaran selain kemampuan dalam proses pengajaran selain kemampuan kepribadian dan kemampuan kemasyarakatan. Maka guru perlu berupaya meningkatkan kemampuannya agar senantiasa berada dalam kondisi siap membelajarkan siswa. 2. Faktor-Faktor Penunjang Pembelajaran Berbahasa Arab Pada hakekatnya suatu keberhasilan tidak akan tercapai dengan baik tanpa ada faktor-faktor yang mempengaruhinya, begitu pula dengan keberhasilan pengajaran, khususnya dalam pengajaran bahasa Arab. Adapun faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu ketrampilan berbahasa bagi siswa antara lain yaitu: a. Untuk mendapatkan ketrampilan berbahasa yang berhasil ada peran guru dan peran siswa tidak mungkin cara siswa aktif tidak terpengaruh dan dikendalikan oleh guru, jadi peran guru masih besar dalam pembelajaran bahasa. b. Metode yang berhasil adalah metode langsung dengan teknik monitoring atas kesalahan tata bahasa dan kosa kata. 25
c. Keberhasilan belajar bahasa dimulai dengan belajar kosa kata dan tata bahasa, baru kemudian membaca teks dengan konteks yang menarik dan berguna. d. Pelatihan yang digunakan setiap hari untuk komponen-komponen kebahasaan dan penugasan diberikan untuk melakukan kegiatan kebahasaan secara terpadu. e. Mengingat, juga merupakan hal yang utama dalam pembelajaran bahasa. f. Sering dilakukannya praktek berbicara dengan bahasa yang digunakan. g. Pemakaian kamus sangat diperlukan. 18
3. Ketrampilan Berbahasa Arab a. Pengertian ketrampilan berbahasa Arab. Sebelum diketahui apa pengertian ketrampilan berbahasa Arab seutuhnya terlebih dahulu penulis akan menguraikan apa yang dimaksud dengan ketrampilan dan bahasa Ketrampilan adalah kecekatan, kecakapan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat. Sedangkan berbahasa adalah sebagaimana ciri prefeks -ber pada bahasa Indonesia, menyatakan makna kebiasaan melakukan sesuatu. Bahasa suatu sistem komunikasi, dialaminya dan hakekat bahasa sebenarnya adalah makna. 19
18 Jos Daniael Parera, Linguistik Edukasional (Jakarta: Erlangga,1997), h. 32 19 Jos Daniel Parera, Linguistik, Edukasional, (Jakarta: Airlangga, 1997), h. 26-27 26
b. Indikator ketrampilan berbahasa Arab. Tercapainya suatu keberhasilan dalam ketrampilan berbahasa Arab ditandai beberapa kemahiran diantaranya yaitu; 1) Kemahiran menyimak (istima) Kemahiran menyimak (listening) skill dapat dicapai dengan latihan-latihan mendengar perbedaan satu phoneme dengan phoneme yang lainnya antara satu ungkapan dengan ungkapan lainnya, baik langsung dari native speaker atau melalui rekaman tape untuk memahami bentuk dan arti dari apa yang didengar diperlukan latihan- latihan berupa mendengarkan materi yang direkam dan pada waktu yang bersamaan melihat rangkaian gambar yang mencerminkan arti dari isi apa yang didengarkan tersebut. 2) Kemahiran berbicara (kalam) Kemahiran berbicara atau speaking skill merupakan kemahiran linguistic yang paling rumit, karena ini menyangkut masalah berfikir atau memikirkan apa yang harus dikatakan sementara menyatakan apa yang telah dipikirkan. Semua ini memerlukan persediaan kata dan kalimat tertentu yang cocok dengan situasi yang dikehendaki dan memerlukan banyak latihan ucapan dan ekspresi atau menyatakan pikiran dan perasaan secara lisan system leksikal, gramatikal dan semantic digunakan simultan dengan intonasi tertentu.
27
3) Kemahiran membaca (Qiroah) Kemahiran membaca mencakup dua hal yaitu mengenali simbul-simbul tertulis dan memahami isinya dengan beberapa cara. Diantaranya dengan membekali murid dengan perbendaharaan kata yang cukup. Aktifitas membaca, menyediakan input bahasa sama seperti menyimak. Namun demikian membaca memiliki kelebihan dari menyimak dalam hal pemberian butir linguistic yang lebih akurat. Disamping itu pembaca yang baik bersifat otonom dan bisa berhubungan dengan melalui majalah, buku atau surat kabar berbahasa Arab 20 dengan cara seperti itu pembelajaran akan memperoleh kosa- kata dan bentuk-bentuk bahasa dalam jumlah banyak yang sangat bermanfaat dalam interaksi komunikatif, faktor tersebut jelas menunjukkan bahwa pengajaran membaca perlu memperoleh perhatian serius dan wacana membaca tidak boleh hanya dipandang sebagai batu loncatan bagi aktivitas berbicara dan menulis semata, tujuan pengajaran bahasa sebagaimana kita ketahui adalah mengembangkan kemampuan bagi siswa, dengan demikian guru bertugas untuk meyakinkan bahwa proses belajar mengajar akan menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan bagi para siswa.
20 Furqonul Aziz dan Chaidar Al-Wasilah, Pengajaran Bahasa Komunikatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000, Cet. II), h. 108 28
4) Kemahiran menulis (Kitabah) Kemahiran menulis menyangkut 3 hal yaitu: a) Kemahiran membuat alphabet Kemahiran membuat alphabet dimaksud untuk menyatakan bunyi berbeda-beda antara bahasa yang lain b) Kemahiran mengeja Kemahiran mengeja ini akan berkembang menjadi modifikasi kalimat yaitu mengubah kalimat yang ada dengan unsur yang lain, menyempurnakan kalimat yang belum selesai atau mengubah kalimat aktif menjadi pasif, begitu sebaliknya. c) Kemahiran menyatakan perasaan dan pikiran melalui tulisan atau yang lazimnya disebut komposisi. Kemahiran ini dapat dicapai melalui latihan-latihan yang berupa: (1) Merangkum bacaan terpilih dan menceritakan kembali dalam bentuk tulisan, tetapi menggunakan kata-kata siswa itu sendiri. (2) Menceritakan gambaran yang dilihat atau pekerjaan yang dilakukan siswa sehari-hari. (3) Membuat diskripsi suatu gambaran atau peristiwa sampai masalah sekecil-kecilnya. (4) Menceritakan perbuatan yang biasanya dilakukan oleh siswa, seperti mengendarai sepeda dan lain-lainnya.
29
4. Problematika dan Solusi dalam pembelajaran bahasa Dalam proses pembelajaran, tidak terlepas dari adanya problematika dihadapi oleh para pengajar, para peserta didik dan alat pembelajaran yang meliputi; buku pedoman belajar. Problem sangat beragam sehingga problem dari kelas yang lain tidak sama, begitu juga dengan problem pembelajaran bahasa Arab Berikut ini paparan singkat tentang problem pembelajaran bahasa Arab secara umum yang tentunya perlu diketahui oleh para guru dan para siswa dalam pembelajaran bahasa Arab. Dengan demikian guru dapat mempersiapkan solusi-solusi alternatif untuk mencapai pembelajaran yang efektif dan efisien. a. Dari pihak guru 1. Guru tidak memahami metodologi pembelajaran yang terus berkembang sehingga guru kurang memahami materi yang diajarkan. Untuk mengatasi masalah itu guru harus menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan. 2. Guru kurang konsisten dalam penerapan tahapan-tahapan metode yang ada dalam sebuah kitab Madarij al-Durus al- Arabiyyh, sehingga ia membuat improfisasi sendi yang terkadang menyimpang dari tujuan pembelajaran itu sendiri. untuk solusi dari problem diatas para guru diharapkan menjalankan tahapan- 30
tahapan metode-metode yang ada dalam kitab Madarij al-Durus al-Arbiyyah 3. Guru tidak memahami psikologi peserta anak didiknya sehingga proses pembelajaran berjalan kaku dan tidak menarik bagi siswa. Untuk mengatasi masalah psikologi anak didik diharapkan seorang guru mengenal watak atau karakter siswa sehingga membantu aspek-aspek pribadi para siswa untuk meningkatkan kreatifitas pembelajaran dikelas. b. Dari pihak siswa 1. Siswa tidak memiliki kemauan yang kuat untuk belajar, karena kurangnya dukungan yang kuat dari orang-orang terdekat. Untuk mengatasi hal tersebut siswa hendaknya dijelaskan tentang tujuan atau manfaat dari pembelajaran tersebut 2. Latar belakang lingkungan yang kurang mendukung kemajuan prestasi belajar, untuk mengatasi problem tersebut siswa harus mempunyai prasyarat dalam hal ini siswa harus mempunyai motivasi belajar dengan upaya pembelajaran. 21
3. Siswa tidak memiliki rasa percaya diri terutama dalam pembelajaran bahasa, ini dikarenakan orang yang belajar bahasa yang utama harus memiliki rasa percaya diri untuk berkomunikasi tanpa hal itu siswa akan sulit berkembang dalam
21 Oemar Hamalik Kurikulum dan Pembelajaran..67 31
mengatasi hal ini para siswa diperbolehkan untuk berbicara meskipun mengabaikan grammar atau Qawaid. B. Tujuan Mempelajari Bahasa Arab Tujuan dalam mempelajari bahasa Arab adalah sebagai berikut: 1. Tujuan penting dalam rangka system pembelajaran yakni merupakan suatu komponen system pembelajaran yang menjadi titik tolak dalam merancang sistem yang efektif, 22 yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran dan guru itu sendiri. Berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai, dikembangkan dan diapresiasikan untuk dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang di inginkan. Guru itu sendiri adalah sumber utama bagi para siswa dan dia harus mampu menulis dan memilih tujuan-tujuan pendidik yang bermakna dan dapat diukur 23 .Adapun tujuan umum dalam mempelajari bahasa Arab yaitu; agar siswa dapat memahami Al-Qur'an dan Hadits sebagai sumber hukum agama Islam dan ajaran-ajarannya. 2. Dapat memahami dan mengerti buku-buku agama dan kebudayaan Islam yang tertulis dalam bahasa Arab 3. Sebagai alat bantu sebagai alat pembantu keahlian lainnya. 4. Untuk membina ahli bahasa yang benar-benar profesional 24 .
22 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 75 23 Ibid. h, 76 24 Departemen Agama, Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi Agama Islam\IAIN, (Jakarta: Proyek Pembinaan System Pendidikan Agama Islam, 1997), h. 117 32
33
C. Buku Sebagai Sumber Pembelajaran 1. Pengertian Buku Beberapa helai kertas yang terjilid (berisi tulisan untuk dibaca atau halaman kosong untuk ditulis). 25
Sedangkan sumber yaitu asal (dalam berbagai arti) 26 . Begitu pun arti pembelajaran berasal dari kata ajar yang mendapat beberapa imbuhan pe- dan akhiran an sehingga terbentuklah kata pembelajaran yang artinya suatu upaya membelajarkan siswa untuk belajar. 27 Jadi sumber pembelajaran adalah asal atau rujukan dari cara mengajar dalam skripsi ini. Penulis mengkonsentrasikan pada materi atau bahan pengajaran sebagai isi dari sebuah buku atau kitab. Dalam proses belajar mengajar, guru maupun siswa tidak dapat hanya menggunakan suatu buku pegangan saja, lebih-lebih di zaman kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti sekarang ini. Sangat menuntut guru dan siswa untuk membaca berbagai buku yang relevan dengan apa yang akan diajarkan atau yang akan dipelajari. Hal ini bukan suatu hal yang luar biasa, sebab siswa membutuhkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang seluas-luasnya.
25 WJS. Poerdarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1982), h. 161 26 Ibid. h. 974 27 Drs. Muhaimin, strategi belajar mengajar, h. 133-134 34
Lembaga pendidikan dewasa ini mengenai bermacam-macam sumber pengajaran yaitu: a. Human as resources, bahan yang bersumber dari manusia itu sendiri. b. Printer as resources, bahan semua sumber yang diterbitkan. c. Institutional as resources, bahan atau lembaga sebagai sumber. d. Material as resources, bahan atau materi sebagai sumber. Dari keempat sumber pengajaran di atas sudah digunakan sejak zaman dahulu sebagai buku pegangan. Hal ini dikarenakan: a. Buku memberikan ilmu pengetahuan yang sistematis, sehingga dari buku ini anak tidak hanya memperoleh pengetahuan yang sebanyak-banyaknya, tetapi telah dipikirkan sistematisnya ilmu pengetahuan tersebut secara logis. Dengan demikian, memungkinkan anak lebih menginventarisir pengetahuan tersebut. b. Buku tidak disusun dengan cara-cara yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Dalam hal ini pengarang berfikir cukup matang, baik tentang materi, kegunaan metode yang diselenggarakan dengan secara metodis dan deduktif. c. Pada umumnya buku-buku pegangan di karang oleh orang-orang yang terkenal, maka pengarang tersebut telah memberikan suatu garansi tentang ilmu pengetahuan yang bergantung dalam buku yang di karangnya. d. Dari buku tersimpul ilmu pengetahuan sejak perkembangan zaman, sehingga murid-murid dapat mengetahui perkembangannya dengan jalan 35
menganalisa dan memberikan komentarnya, dengan demikian dengan buku ini ilmu pengetahuan dapat diwariskan kepada generasi penerus. 28
2. Cara Menyeleksi Buku Dalam memilih dan menentukan buku pegangan terdapat beberapa hal yang harus diketahui dan perlu diperhatikan lebih dahulu, yaitu: a. Harus memiliki pengarang yang sudah terkenal. b. Mencari tahun terbitan yang sudah dikenal. c. Melihat daftar isi, sesuai atau tidak dengan program sekolah. d. Mengetahui buku itu dari dunia barat atau dari dunia timur. Buku-buku dari dunia barat umumnya menitikberatkan tentang kehidupan nyata dan uraiannya lebih mendetail. Sedangkan buku dari dunia timur lebih menekankan pada ilmu pengetahuan yang bersifat filosofis dan uraiannya lebih bersifat prinsip. e. Memilih buku yang di dalamnya, daftar isi, bab-bab yang cukup mendetail, lampiran-lampiran dari hasil riset, pertanyaan-pertanyaan, latihan-latihan, tugas-tugas untuk dikerjakan, skema-skema dari apa yang telah diuraikan. f. Memilih buku-buku yang diperkenalkan oleh hukum negara (setelah di perguruan tinggi baru diberi kebebasan untuk membaca apapun), yang
28 Subari, Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h. 43-44 36
pokok di sini harus dimiliki adalah sikap mental sebagai seorang scientific. 29
3. Cara Membaca Buku Masih terdengar suara-suara dari pelajar dalam hal kesulitan menangkap isi buku, hal itu bisa terjadi karena merek tidak pernah menerima petunjuk itu untuk memungkinkan si guru itu sendiri masih kurang memahami teknis membaca. Oleh karena itu petunjuk-petunjuk cara membaca buku dengan senantiasa mengiakan apa yang tercantum dalam isi buku, bukan tujuan yang sebenarnya membaca buku. Agar tujuan membaca buku tercapai, petunjuk berikut sangat membantu, diantaranya adalah: a. Sebelum membaca dari bab ke bab, terlebih dahulu harus dibaca kerangka pembahasan buku itu yang umumnya tercantum dalam daftar isi. b. Gunakan buku catatan untuk mencatat hal-hal yang penting dari buku yang dibaca itu. c. Bacalah buku itu secara keseluruhan, lalu bacalah dengan mencatat bagian-bagian yang penting dalam buku catatan. d. Simpan buku catatan baik-baik. e. Untuk membaca buku berbahasa asing banyak kemauan yang luar biasa, sedikit demi sedikit, dari hari ke hari dapat menangkap apa yang terkandung di dalamnya.
29 Ibid., h. 44-45 37
f. Jika menterjemahkan, jangan terjemahkan kata demi kata, kalimat per kalimat, tetapi harus diusahakan membuat rangkuman. Pengertian dari paragraf membaca diktat-diktat bahasa asing hanya merupakan faktor penghambat kemajuan sendiri. Selain itu juga diragukan kebenaran terjemahannya. g. Catatlah istilah-istilah yang mempunyai pengertian umum. h. Buatlah ringkasan-ringkasan dan review tentang buku tersebut. 30
4. Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Arab Setiap mata pelajaran mempunyai karakteristik yang khas, demikian pula dengan mata pelajaran bahasa Arab. Adapun karakteristik mata pelajaran bahasa Arab adalah sebagai berikut: a. Bahasa Arab mempunyai dua fungsi yakni sebagai alat komunikasi antar manusia dan bahasa agama (Islam) b. Bahasa Arab memiliki struktur ilmu yang sama dengan bahasa-bahasa lainnya untuk mengenal bunyi dan alat ucap yang menghasilkannya, melahirkan ilmu Makhorijul Huruf (fonologi) untuk mengenal perbedaan makna, melahirkan ilmu shorof (morfologi) untuk mengenal struktur kalimat, melahirkan ilmu nahwu (sintaksis) dan untuk memahami makna, melahirkan ilmu maani (simantik).
30 Syaiful Bahri Djamaroh, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: PT Usaha Nasional, 1994), h. 19 38
c. Disamping ilmu-ilmu tersebut (yang memang selalu ada dalam semua bahasa) bahasa Arab memiliki ilmu-ilmu lain rasam (grafologi) bayan (gaya bahasa) badi (keindahan kata dan makna) arun (pola syair) qawafi (bunyi-bunyi atau huruf-huruf pada kesastraan) matnu al-luquh (asal bahasa). d. Sesuai dengan karakteristik keilmuan bahasa Arab mempunyai keilmuan spiral, artinya bahwa dalam suatu ujaran itu telah mengandung unsur- unsur rasam (grafologi) bayan (gaya bahasa) badi (keindahan kata dan makna) arun (pola syair) qawafi (bunyi-bunyi atau huruf-huruf pada kesastraan) matnu al-luquh (asal bahasa) rasam (grafologi) bayan (gaya bahasa) badi (keindahan kata dan makna) arun (pola syair) qawafi (bunyi-bunyi atau huruf-huruf pada kesastraan) matnu al-luquh (asal bahasa). Maka strategi pengembangan materi pembelajaran bahasa Arab berdasarkan atas lingkup lingkungan yang paling dekat dengan lingkungan yaitu dengan lingkungan-lingkungan yang paling dekat dengan siswa menuju dengan lingkungan yang jauh. Pertama para siswa berkenalan dengan dirinya sendiri, keluarga dan seterusnya ke lingkungan sekolah. Adapun yang terkait dengan tema materi pembelajaran bahasa Arab hanya dimaksud untuk efektifitas yang diperlukan untuk menjalin komunikasi. 31
31 Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Dikjen, Dikdasmen, Dekdinas, Pengembangan Silabus dan System Penilaian Mata Pelajaran Bahasa Arab 39
D. Efektifitas Buku terhadap Pembelajaran 1. Pengertian Efektifitas Ketika kita berbicara tentang efektif, kita akan mengalami kesulitan dalam memberikan makna. Di mana efektifitas tidak memiliki patokan makna yang pasti dalam pengukurannya berikut ini akan saya berikan definisi efektifitas dari beberapa pakar. Menurut CES, di dalam ensiklopedia Indonesia adalah tujuan, suatu usaha. Menurut Burhani MS dan Hasbi Lawrence, yang dimaksud efektifitas adalah ketepatgunaan, hasil guna, menunjang tujuan. Menurut T. Hani Handoko, efektifitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. 32
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwasannya efektifitas adalah suatu upaya untuk mengetahui berhasil tidaknya pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab, khususnya baik dari segi proses maupun hasil. 2. Keterkaitan buku dengan keefektifan dalam pembelajaran Belajar akan lebih efektif apabila siswa dalam keadaan siap untuk belajar. Dengan adanya persiapan, maka yang bersangkutan akan melakukan kegiatan belajar dengan sepenuh hati, sehingga akan memperlancar proses dan meningkatkan hasil belajarnya.
Kesiapan kesiagaan ini mencakup kesiapan mental, kesiapan bahan atau materi, kesiapan pengetahuan yang terkait, dan kesiapan instrumen (peralatan) yang dibutuhkan untuk belajar. Bagi pelaku kegiatan ini (belajar) hendaknya menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki atau mencoba mengenal materi yang akan dipelajari (dengan membaca lebih dahulu sebelum mengikuti pembelajaran). 33
Bagi seorang pengajar yang baik hendaknya mengetahui dan memahami tujuan-tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran bahasa Arab. Sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga dapat menentukan metode yang tepat dalam pengetahuan bahasa Arab. Menetapkan materi atau bahan pengajaran dalam perencanaan mengajar tidak akan menemui banyaknya kesulitan, asal tujuan pembelajaran dirumuskan secara jelas dan terdapatnya sumber yang berkenaan dengan bahan tersebut. 34
Materi atau bahan pembelajaran yang dipelajari siswa tidak terlepas dari syarat-syarat memilih atau menetapkan materi pelajaran, yaitu: a. Tujuan pengajaran Materi pelajaran hendaknya ditetapkan dengan mengacu pada tujuan-tujuan instruksional yang ingin dicapainya.
33 Depdikbud, Institut Perguruan dan Ilmu Pengetahuan Surabaya, Belajar dan Pembelajaran I, (Surabaya: University Press Ikip, 1995), h. 56 34 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algasindo, 1987), h. 67-70 41
b. Pentingnya bahan Materi yang diberikan hendaknya merupakan bahan yang betul- betul penting baik dilihat dari tujuan yang ingin dicapai maupun fungsinya untuk mempelajari bahan berikutnya. c. Nilai praktis Materi yang dipilih hendaknya bermakna bagi siswa, dalam arti mengandung nilai praktis atau bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. d. Tingkat perkembangan peserta didik Kedalaman dan keluasan materi dipertimbangkan dengan jenjang sekolah dan perkembangan psikologi siswa. e. Tata urutan Materi yang diberikan hendaknya ditata dalam urutan yang memudahkan untuk mempelajari keseluruhan materi pelajaran (sistematis). 35
Buku adalah sumber ilmu. Oleh karenanya membaca buku adalah suatu keharusan bagi siswa dengan membaca buku, siswa akan lebih banyak mengetahui bahan pelajaran yang akan diberikan guru, bahkan tidak mustahil siswa terlebih dahulu mengetahui materi sebelum diberitahukan oleh guru.
35 Depdikbud, Institut Perguruan dan Ilmu Pengetahuan Surabaya, Belajar dan Pembelajaran I, h. 96 42
Pendidik hendaknya jeli dalam memilih buku pedoman dalam mendidik anak didiknya, karena sebuah kitab atau buku disebut efektif apabila kitab tersebut membawa hasil atau prestasi yang memuaskan dan tidak jauh dari tujuan yang direncanakan sebelumnya, serta membawa manfaat terbesar bagi penggunaannya. Begitu juga dengan kitab pelajaran bahasa Arab, hendaknya membawa manfaat bagi anak didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar.
43
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Al-Qur'an 1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Qur'an Malang Kegiatan mengajar dan membina Al-Qur'an dengan berkeliling daerah telah ditekuni oleh sosok K.H M. Basori Alwi sejak muda. Sekitar tahun 1967 beliau merintis pengajian menetap di kediaman beliau sendiri yang diikuti oleh segelintir santri dan masyarakat sekitar yang datang dengan niat yang tulus untuk belajar agama dan berkhidmat. Namun majelis tersebut maju demi setapak hadir di tengah-tengah masyarakat untuk tujuan yang suci da'wah ilallah dan menyebarluaskan ulumuddin. Pada tanggal 1 Mei1978 berdirilah sebuah pesantren yang masih sederhana namun tetap memiliki spirit untuk mengembangkan dan menyiarkan agama Islam. Pesantren ilmu Al-Qur'an. Sesuai dengan namanya, yaitu PIQ (pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an) Malang mempunyai spesialisasi dan prioritas pengajaran pada Al-Qur'an. Hal ini erat kaitannya dengan figur K.H. M. Basori Alwi sebagai seorang intelektual Al-Qur'an dan notaben pendirinya jamiyatul Qurro wal Hufadz- suatu lembaga yang banyak melahirkan intelektual Al-Qur'an Indonesia. Juga tidak lepas dari faktor demografi masyarakat Singosari yang rata-rata pesantrennya bernuansakan Al-Qur'an. Sebagai pesantren yang nuansanya lebih konsentrasi pada pelajaran Al-Qur'an, dengan metode pembelajarannya 41 44
disebut Jibril, PIQ sering menjadi obyek studi komparatif dan riset penelitian untuk pengembangan proses belajar-mengajar Al-Qur'an dari berbagai delegasi lembaga maupun perorangan, bahasa Arab juga memperoleh perhatian yang besar, sebagai media mengembangkan wawasan berpikir dan alat menganalisa keilmuan Islam klasik dan modern. Dengan kurun usia yang tergolong muda, telah banyak hasil yang dicapai oleh PIQ. Diantaranya, sistem pendidikan yang semula hanya berupa majelis-majelis ta'lim ala kadarnya, berkembang menjadi sistem madrasah diniyah klasikal dengan manajemen pendidikan modern namun tetap kental nilai-nilai kesalafannya. Tentunya bukanlah suatu hal yang mudah untuk merealisasikan itu semua, dibutuhkan suatu usaha yang sungguh-sungguh, kesabaran, keuletan dan manajemen yang optimal. Dan bukan suatu hal yang ringan pula mempertahankan dan bahkan meningkatkan hasil yang telah dicapai tersebut untuk dapat mewujudkan pesantren yang ideal, salafi namun tetap mengikuti perkembangan zaman, yang nantinya diharapkan dapat mencetak kader-kader dai muslim, generasi Qur'ani yang mandiri, berguna bagaimana bangsa dan negaranya. 2. Letak Geografis Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an Malang Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an berada di Singosari Malang, Dengan alamat kota Jl. Kota Singosari no 107 Singosari Malang Jawa Timur. 45
Pelindung Pengasuh Penasehat Organisasi Majelis Pertimbangan litbang Ketua Umum Sekretaris Umum Pelindung Pengasuh Ketua Umum Sekretaris Umum Ketua TU Wakil Ketua TU Ketua I Wakil Ketua Ketua II Wakil Ketua II Staf-Staf Bidang Madrasah Diniyah 1. Bidang kurikulum dan pengajaran 2. Bidang Administrasi 3. Bidang Kesantrian Seksi-Seksi Bidang Pendidikan 1. Pembinaan dan pengawasan Al- Qur'an 2. Pembinaan dan pengawasan bahasa Arab 3. Peribadatan 4. Perpustakaan 5. Absensi 6. Kesenian 7. Penerbitan Seksi-Seksi Bidang Tata Usaha 1. Adm. Umum 2. Adm. Personalia 3. Adm. Keuangan 4. Konsumsi 5. Humas 6. Usaha Seksi-Seksi Bidang Non Pendidikan 1. Perlengkapan 2. Keamanan 3. Kesehatan 4. Kebersihan 5. Listrik dan sound sistem 6. Olah raga 7. Perairan 8. Ketertiban piring Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an sangat strategis karena terletak di tepi jalan raya yang mana untuk menjangkau lokasi tersebut dilalui beberapa angkutan umum, bus dan tidak jauh dengan Stasiun Singosari Malang. Wilayah Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an pondok tersebut menempati area seluas + 1.950 persegi dengan batas-batas sebagai berikut: - Sebelah barat perbatasan dengan jalan raya Singosari malang - Sebelah utara berbatasan dengan pasar Singosari malang dan rumah penduduk - Sebelah timur berbatasan dengan desa Kristalan dan perumahan - Sebelah selatan berbatasan dengan ruko Singosari 3. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an Malang
46
Keterangan : : Hubungan Instruktif : Hubungan Koordinatif : Hubungan Inklusif
4. Kondisi Umum Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an a. Keadaan guru pengajar Berdasarkan dokumen tentang laporan data guru tahun 2008 disebutkan bahwa jumlah guru di Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an ini sebanyak 36 tenaga. Kondisi dan jumlah ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.1 Daftar pengajar PIQ No Nama Pendidikan Jabatan 1 H. Lutfi Basori Abuya Asyyid Muhammad Maliki Ketua Umum 2 H. Shodiqin Jaiz Abuya Asyyid Muhammad Maliki Guru 3 M. Ali Fikri SI IAIN Malang Guru Muharrik Qur'an 4 H. Nurul Huda Ma'sum MA Qudayya Guru 5 H. Maskur Guru 6 H. Ali Sulton Rofi'i Guru 7 Drs. Ghoziyuddin D, Spd Stain Malang Guru, majelis Pertimbangan 8 Ahmad Syikhu, A. MA ma'arif Singosari Guru 9 Nasihun Guru 0 Abd. Ghofur MA Ma'arif Singosari Guru 11 Abdul Qodir MA Ma'arif Singosari Guru, Ketua II 12 Ahmad Muklisin A MA Ma'arif Singosari Guru, Ketua I 13 M. Syofitullah MA Ma'arif Singosari Guru, Litbang 14 Hasan bil Qosir Lipiya Jakarta Guru 47
15 Ulil Absor SI STT Stikmna Malang Guru, Adm. Keuangan 16 M. Yazin Wasiyat SMKN I Malang Guru, Waka I 17 Ibnu Rahmad SMKN I Malang Guru 18 H. Farid Nuria SMAI Al-Ma'arif Malang Guru 19 Aris Dzikrullah MTs. Bundar Guru 20 M. Ikhsan MA Ma'arif Singosari Guru 21 Khirul Anwar SMK I Negeri Malang Guru 22 Lutfi Hakim MA Ma'arif Singosari Guru 23 Fahi Akbar MA Ma'arif Malang Guru 24 Abdul Hamid MA Ma'arif Malang Guru 25 M. Lutfilla. ST SI Unisma Malang Guru, Muharrik qur'an 26 Ahmad Mutqin Mts Ma'arif Singosari Guru 27 Ahmad Shohib Al-Marbit MA Ma'arif Singosari Guru 28 Maman Sulaiman SMAN I Lawang Guru 29 M. Ridho SMAN 10 Surabaya Guru 30 M. Irfan Afandi SMAN I Singosari Guru, Sekretaris Diniyah 31 Robbi Rudiana MA Ma'arif Singosari Guru 32 Abdullah Abdun SMA Kediri Guru 33 Saiful Khumaidi SMAN I Siongosari Guru 34 Abdul Faiz SMA al-Ma'arif Guru 35 Ahmad Ali Faza SMKN I SIngosari Guru 36 Heri Auliya MA al-Ma'arif Guru
b. Keadaan siswa Pada tahu ajaran baru, kebanyakan siswa yang masuk di Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an ini berasal dari SLTP dan SLTA dari berbagai daerah yang ada di Jawa Timur, hal ini bisa dilihat dari jumlah santri yang mencapai 243 anak. Sehingga jumlah keseluruhan santri yang ada di Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an mencapai lebih dari 500 anak. 48
c. Program pendidikan 1) Diniyah Madrasah diniyah terbagi menjadi beberapa tahap : a) Tahap dasar Tahap ini ditempuh oleh para santri pada tahun pertama masuk pesantren. Pada tahap ini santri diberikan kajian dasar keislaman dengan alokasi waktu 1 jam perhari atau 20% dari waktu belajar yang harus dijalani dalam sehari. Tahap ini ditempuh dalam jangka waktu setahun. b) Tahap lanjutan Tahap ini ditempuh selama 5 tahun masa belajar sebagai lanjutan dari tahap dasar dari tahap dasar dengan materi yang lebih lengkap dan luas. Sesuai dengan tingkat kelasnya. Pada tahap ini alokasi waktu yang diberikan adalah tiga jam perhari: dua jam pada malam hari dan satu jam pada pagi hari (bagi siswa sekolah sore). Dan sore (bagi yang sekolah pagi) atau 60% dari total waktu yang disediakan dalam satu hari 2) Program al-Qur'an Tahap pengajaran a) Tingkat dasar ditempuh pada tahun pertama santri masuk pesantren dengan alokasi waktu dua jam per hari atau 40% dari total waktu belajar reguler santri. Pada tahap ini santri ditargetkan 49
(bagi yang mampu) menghatamkan Al-Qur'an 30 juz dengan bacaan murottal dan mujawwat dalam satu tahun bagi yang mampu. b) Tingkat lanjutan. Pada tahap ini alokasi waktu yang diberikan adalah satu jam perhari atau 20% dari total waktu belajar santri. 3) Program bahasa Arab Program ini mendapatkan tempat penting sebagaimana pembelajaran Al-Qur'an. Hal ini bertujuan untuk mendukung kemampuan santri di dalam mendalami pelajaran-pelajaran yang notabenya 90% menggunakan bahasa Arab. Maka keberhasilan santri mengikuti program ini sangat mempengaruhi prestasi akademik pada pelajaran yang lain. Tahap pelajaran dalam program ini dibagi menjadi dua tahap: a) Tahap dasar Tahap ini di tempuh pada tahun pertama santri masuk pesantren. Disini santri mendapatkan alokasi waktu 2 jam perhari atau 40% dari total waktu belajar reguler. Dengan harapan santri pada tahap ini telah menguasai kemampuan dasar memahami teks-teks Arab dan mampu menuntaskan materi kitab Madarid ad-Durus Al- Arobiyah. 50
b) Tahap lanjutan Tahap ini merupakan tahap lanjutan dari tahap sebelumnya. Perbedaannya santri hanya memperoleh alokasi waktu satu jam perhari atau 20% dari total waktu reguler. 5. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Al-Qur'an Malang Pesantren ilmu Al-Qur'an mempunyai sarana dan prasarana yang lengkap untuk mendukung pendidikan di pondok tersebut diantaranya adalah: Tabel 3.2 Daftar Sarana PIQ No Nama Fasilitas Keadaan 1 Kantor pusat Baik 2 Aula Belajar Baik 3 Aula serba guna Baik 4 Asrama pemondokan Baik 5 Ruang kelas Baik 6 Kamar guru Baik 7 Perumahan guru Baik 8 Ruang tamu Baik 9 Perpustakaan Baik 10 Studio Baik 11 Toko PIQ Baik 12 Kantin Baik 13 Percetakan Baik 14 Dapur Baik 15 Jemuran Baik 16 WC dan kamar kecil Baik 17 UKS (Unit Kesehatan Santri) Baik 18 Lab Bahasa Baik
51
B. Gambaran Tentang Buku Madarid al-Durus al-Arobiyah 1. Pengertian Buku Buku -- -' --' dimana kemudian oleh penulis ditulis dengan bahasa Indonesia Madarij al-Durus al-Arabiyyah memiliki arti sebagai berikut: Para ahli mengemukakan definisi belajar yang berbeda-beda antara lain: -- yang berasal dari bahasa Arab dengan kata dasar yang berarti tingkatan, -' yang berasal dari kata yang berarti belajar. Para ahli mengemukakan definisi belajar yang berbeda-beda antara lain: Whitenington mendefinisikan belajar sebagai upaya perubahan sebagai upaya perubahan dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, kepandaian atau suatu pengertian. 36
Slameto mengatakan diri sebagai belajar adalah suatu proses usaha yang dilaksanakan untuk memperoleh tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 37
James O Wittaker berpendapat mirip dengan yang dikatakan Slameto, bahwa belajar merupakan suatu proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman. 38
36 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung :Remaja Rosda Karya,2008),81 37 Slameto, Belajar dan Faktor Faktor yang Mempengaruhinya 38 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta; Rineka Cipta. 1998) h 104 52
Sedangkan al-Arabiyyah berarti bahasa yang dipakai oleh orang-orang Arab. Jadi buku Madarij al-Durus al-Arabiyyah adalah buku yang mengupayakan dan membantu seseorang untuk belajar bahasa Arab. 2. Sepintas Tentang Buku Atau Kitab Sebelum penulis mengemukakan latar belakang penggunaan kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah ada baiknya penulis akan memberikan gambaran sekilas tentang kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah. Kitab ini adalah sebuah kitab mata pelajaran bahasa Arab yang terdiri dari 4 jilid, materi dalam kita ini mencakup tentang Qiroah (bacaan), meskipun dalam kegiatan belajar mengajarnya terpisah dengan materi Qowaidnya dan dalam kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah sudah mengikut sertakan tentang tata bahasa (qowaid) dalam penyusunan kosa katanya, sehingga sedikit demi sedikit siswa terbiasa dengan lahjah dan grammar bahasa Arab. Adapun yang melatarbelakangi penggunaan kitab Madarij al-Durus al- Arabiyyah ini adalah dahulu kitab ini ditulis oleh K. H. Basori Alwi dan disahkan oleh menteri Agama untuk dipergunakan pada pendidikan MIN setingkat dengan sekolah dasar. Namun oleh K.H. Basori Alwi digunakan untuk PGAA (Pendidikan Guru Agama dan Bahasa Arab). Sampai sekarang digunakan santri pondok pesantren Ilmu Al-Quran mulai kelas satu sampai kelas dua. Adapun beberapa alasan digunakannya kitab Madarij al-Durus al- Arabiyyah sebagai berikut: 53
a) Sebagai contoh muhadasah yaumiyah b) Untuk menambah bahan kosakata, karena dianggap bahasanya mudah, berhubungan dengan bahasa keseharian siswa baik di lingkungan sekolah atau di rumah. c) Penyusunan struktur sesuai dengan materi kurikulum Adapun contoh dalam pembelajaran dari kitab Madarid Al-Durus Al- Arobiyah adalah sebagai berikut: a) ` '--'`' -' - ''`' -' - - Masing-masing dengan maudu '- I, '- II, dan '- III dengan pola kalimat: '- I: Penyusunan subyek fail '- I: Contoh: '- . -- . -- '= . ''- '- Kata tunjuk/isim isyaroh '- II: Kata tanya '- II: Contoh: '= -- - . ''- - Contoh: - '- . -- '- . -- .- .- Pengenalan kata ganti orang ketiga (dhomir) '- III: Kata tanya dan jawab '- III: Contoh: . - . --= . ..... - ` . '= .- --= . '= .- --= - b) Pada kitab Madarid al-Durus Al-Arobiyah --- dengan pola kalimat yang meliputi : Kata tunjuk isim isyaroh
-- - -- - -- '- . =--- -- -- -- Kata yang menggunakan - '- . -- '- . -- '- - '-
54
3. Pembelajaran Dengan Menggunakan Kitab Madarij Al-Durus Al-Arabiyyah a) Latar Belakang Penggunaan Kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah Sebelum penulis mengemukakan latar belakang penggunaan kitab Madarid al- Durus al-Arabiyyah, ada baiknya penulis akan memberi gambaran sekilas tentang kitab Madarid al Durus al-Arabiyyah. Materi dalam kitab ini berisi tentang istima qiroah, kalam, dan kitabah 39
Adapun dalam pengajaran yaitu bagi santri ditekankan pada lahjah Bahasa Arabnya, serta pemahaman qiroahnya (bacaanya) meskipun dalam kegiatan belajar mengajar nya dipisah dengan Qowaidnya .Dalam kitab Madarid al-Durus al-Arabiyyah ini sudah mengikutsertakan tentang tata bahasa (Qowaid) dalam penyusunan kosa katanya sehingga sedikit demi sedikit para santri akan terbiasa dengan lahjah dan grammar bahasa Arabnya. Adapun yang melatarbelakangi penggunaan kitab Madarij Al- Durus al-Arabiyyah ini dikarenakan kitab ini mudah dipelajari oleh para santri pemula yang baru mengenal tentang bahasa Arab, yang mana pembelajaran Bahasa Arab dengan menggunakan kitab Madarij Al-Durus Al-Arabiyyah bertahap mulai jilid 1 sampai 4 dari mulai yang mudah sampai yang sulit, sehingga kitab ini sangat efisien dengan beberapa alasan antara lain:
39 M. Said Budary, Biografi KH. M. Basori Alwi, Cet. I (Jakarta: Yayasan Alwi Murtadlo, 2007), h. 59. 55
1) Terdapat Muhadatsah Yaumiyyah. 2) Untuk menambah kosa kata karena dianggap bahasanya muda karena berhubungan dengan bahasa keseharian para santri baik di lingkungan pesantren dan di luar pesantren. 3) Dilengkapi beberapa gambar. 4) Terdapat latihan-latihan soal (tamrinat) Dalam konsep besar dari metode ini, orang belajar bahasa yang utama harus memiliki rasa percaya diri, tanpa itu orang akan sulit berkembang Maka, konsep yang mendasar dalam kitab Madarij Al-Durus Al- Arabiyyah adalah penggunaan bahasa yang sederhana, umum ('amiyyah), dan sangat mudah dikuasai. Tak usah bicara grammatical dulu yang penting, terbiasa dengan bahasa sehari-hari dengan bahasa asing. Jika sudah terbiasa, seorang akan mempunyai sense of achievement. Setelah itu menggunakan grammar atau tata bahasa. Jadi, ilmu grammatical didapat setelah seseorang sudah lancar berbicara. Berbicara dulu, baru menata bahasa. Para ilmuwan telah sepakat, bahasa adalah skill: ketrampilan Dan cara mendapatkan skill berbeda dengan knowledge (pengetahuan). Yang disebut terakhir, membutuhkan induksi, deduksi, verifikasi data, analisis dan sebagainya. Sedangkan skill sama halnya dengan orang belajar naik sepeda. Semakin sering mencoba lama-lama akan mahir karena terbiasa. 56
Kitab ini dikarang oleh KH. Basori Alwi. Beliau juga pengasuh Pondok Pesantren Ilmu al-Quran Singosari Malang. Beliau menegaskan bahwa metode itu terlahir dari akumulasi pembelajaran bahasa selama bertahun-tahun. Beragam metode diramu sedemikian rupa hingga tercipta metode baru. Seperti seorang juru masak yang meracik beragam resep kuno menjadi menu baru. Setelah mempelajari berbagai metode yang ada dan melihat kesulitan para santri dan pelajar Indonesia, maka tercetuslah metode ini. 40 Pada tahun 1970 Menteri Agama pada saat itu KH. Ilyas merekomendasikan buku Madarij ad-Durus al-Arabiyah disebarluaskan dan digunakan di madrasah-madrasah. Melewati empat dasawarsa, tak terhitung lagi berapa banyak buku itu dicetak ulang dengan penyempurnaan kemasan. 4. Konsep Dasar Kitab Madarij ad-Durus al-Arabiyah Sebagaimana yang telah penulis kemukakan pada bab sebelumnya tentang penyusunan istima', kalam, Qiroah khitobah. Bahwa kitab ini terdiri dari empat jilid: 1) Jilid 1: Dalam kitab Madarij al-Durus al-Arabiyah ini juga banyak terdapat kosa kata yang dapat dimanfaatkan untuk menambah perbendaharaan kosa kata santri, juga banyak terdapat contoh-contoh muhadatsah.
40 Ibid. h, 125 57
2) Jilid 2: Dalam kitab Madarij al-Durusal-Arabiyah ini terdapat kosa kata yang lebih banyak lagi dan disertai latihan qiroah menuju muhadatsah. 3) Jilid 3: Dalam kitab Madarij al-Durus al-Arabiyah ini santri mulai diperkenalkan dengan tarkib seperti adad madud, khobar mukodam dan mu'akhkhar. 4) Jilid 4: Dalam kitab Madarij al-Durus al-Arabiyah ini santri mulai memasuki materi kitabah dalam penyusunannya mencakup nahwunya.
C. Penyajian dan Analisis Data 1. Data hasil dokumentasi Data yang diperoleh dengan dokumentasi ini digunakan untuk melengkapi hasil penelitian tentang keadaan PIQ Malang, letak geografis PIQ, buku pedoman PIQ yang terdiri dari sejarah PIQ, keadaan siswa dan guru, keadaan sarana dan prasarana di PIQ Malang, dan nilai siswa yang menjadi acuan tingkat keefektifan pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan kitab Madarid Al-Durus Al-Arobiyah. 2. Data hasil interview Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini memperoleh hasil data yang diperoleh melalui salah satu pengajar atau ustadz pada mata pelajaran bahasa Arab yang akrab disapa dengan Ustadz Marbait tentang pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab kelebihan dan kekurangan kitab Madarij al-Durus al-Arobiyah, serta konsep dasar kitab, Madarij al-Durs al-Arobiyah. 58
Setelah penulis melakukan interview dengan Ustadz Marbait guru pengajar bahasa Arab di kelas 1A, beliau mengatakan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam belajar bahasa Arab berbeda-beda, artinya ada siswa yang pandai dan mudah faham terhadap pelajaran bahasa Arab, namun ada juga yang agak lambat tehadap pelajaran bahasa Arab. Begitu juga prestasi belajarnya pun tergantung pada kemampuan yang mereka miliki. Dalam proses pengajarannya, beliau menggunakan metode pengajaran yang selalu bervariasi, artinya ia menyesuaikan dengan rencana pengajaran. Ini dilakukan sebagai upaya untuk proses pembelajaran yang enak. Misalkan metode iqro, beliau membacakan bahan bacaan yang ada dengan benar, lalu semua siswa mengikutinya sampai benar. Beliau juga memberikan kesempatan untuk dua anak yang memiliki kemampuan berbahasa Arab yang berbeda. Ini dilakukan supaya siswa saling memotivasi untuk maju. Selain itu, untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa, beliau juga menambahkan materi muhadasah (percakapan), karena menurut beliau bahasa tidak hanya diujikan lewat tulis, tapi bagaimana anak tersebut mampu untuk berkomunikasi secara aktif, karena bahasa merupakan kebiasaan yang diulang-ulang. Apabila ditemukan siswa yang tertinggal dalam prestasinya, beliau memberikan kesempatan untuk mengulang di minggu yang akan datang sampai anak tersebut faham. Dalam menerima pelajaran, siswa yang lulusan dari Tsanawiyah cenderung mudah memahami apa yang diberikannya. Sedangkan siswa yang 59
dari SMP, biasanya tingkat pemahamannya pun lemah dan mudah tertinggal. Untuk menyiasati hal semacam ini, dalam hal ini kitab Madarid Al-Durus Al- Arobiyah sangat membantu para siswa yang tingkat pemahamannya lemah, karena kitab Madarid Al-Durus Al-Arobiyah terdapat 4 jilid yang mana jilid pertama sangat mendukung bagi pemula dan faktor sistem pengajaran para guru. Beliau memberikan kesempatan yang sama antara siswa yang mempunyai kemampuan rendah dengan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dalam belajar agar tidak terjadi kesenjangan diantara keduanya. Sedangkan bapak M. Lutfillah, S.Pd mengatakan bahwa tingkat kemampaun siswa dalam bahasa arab juga diperngaruhi oleh sejak kapan ia belajar bahasa Arab, apakah dari Tsanawiyah atau SMP. Karena hal ini sangat berpengaruh dengan proses pembelajaran dalam kelas. Biasanya beliau memisahkan antara lulusan SMP dengan Tsanawiyah, karena terdapat perbedaan yang signifkan dalam penguasaan materi. Dari proses pengajaran yang diberikan beliau membenarkan tentang adanya pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan kitab Madarid Al- Durus Al-Arobiyah terhadap keefektifan pembelajarannya bahasa Arab. 3. Data hasil observasi Penggunaan metode observasi dilakukan dengan cara terjun langsung ke lapangan yaitu dengan mengamati guru yang sedang mengajar serta siswa yang sedang belajar. Adapun hasil observasi adalah: 60
1) Guru bahasa Arab dalam mengajar menggunakan beberapa metode diantaranya metode ceramah, diskusi kelompok, penugasan dan juga dengan permainan-permainan yang berhubungan dengan materi pelajaran. 2) Dalam mengajar guru sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan baik itu menyangkut materi sebelumnya atau materi yang sedang dibahas dan siswa pun diberi kesempatan bertanya dan berfikir. 3) Guru selalu memperhatikan siswanya, jika pada saat pelajaran berlangsung dan terdapat siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru maka guru akan menegurnya. 4) Pada saat pelajaran bahasa Arab, siswa memegang atau memiliki buku Madarid al-Durus al-Arobiyah sehingga dapat membantu meningkatkan kemampuan berbahasa Arab. 5) Guru selalu memberikan motivasi dan dorongan kepada siswanya untuk selalu semangat dalam belajarnya agar menghasilkan prestasi yang diinginkannya. 4. Data hasil angket Angket yang diberikan kepada responden terdiri dari 13 item soal yang diberikan kepada 43 siswa. Setiap item mempunyai 3 alternatif jawaban sebagai berikut: a. Senang b. Biasa saja c. Tidak senang 61
Table 3.3 Tentang sikap terhadap pelajaran bahasa Arab. No Kriteria nilai N F Prosentase 1 2 3 a. Senang b. Biasa saja c. Tidak senang 43 38 5 - 90% 10% -
Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab senang yaitu dengan prosentase 90% dan dapat dikonsultasikan dengan standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 76%-100% adalah tergolong baik dalam hal sikap siswa terhadap pelajaran bahasa Arab. Pertanyaan diatas digunakan peneliti untuk mengetahui tingkat kesukaan siswa terhadap pelajaran bahasa Arab dengan menggunakan kitab Madarid Al-Durus Al-Arobiyah. Table 3.4 Tentang belajar bahasa Arab dengan menggunakan kitab Madarid ad-Durus al- Robiyah
No Kriteria nilai N F Prosentase 2
a. Senang b. Biasa saja c. Tidak senang 43 35 8 - 85% 15% -
Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab senang yaitu dengan prosentase 85% dan dapat dikonsultasikan dengan standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 76%-100% adalah 62
tergolong baik dalam hal belajar bahasa Arab menggunakan kitab Madarid ad- Durus al-Arobiyah. Pertanyaan diatas digunakan peneliti untuk mengetahui tentang keefektifan pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan kitab Madarid Al-Durus Al-Arobiyah Tabel 3.5 Tentang qiroah dan muhadasah yang terdapat dalam kitab Madarid ad-Durus al-Arobiyah
No Kriteria nilai N F prosentase 1
a. Sangat sulit b. Cukup sulit c. Kadang kadang 43 37 16 - 70% 30% -
Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab sangat sulit yaitu dengan prosentase 70% dan dapat dikonsultasikan dengan standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 56%-75% adalah tergolong cukup dalam hal penguasaan qiroaah dan muhadasah dalam kitab Madarid ad-Durus al-Arobiyah. Pertanyaan diatas digunakan peneliti untuk mengetahui tingkat kelancaran siswa dalam membaca teks Arab dengan menggunakan kitab Madarid Al-Durus Al-Arobiyah. 63
Table 3.6 Tentang insya' dan kitabah No Kriteria Nilai N F prosentase 1 2 3 a. Tidak sulit b. Cukup sulit c. Sangat sulit 43 14 29 - 36% 64% -
Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab cukup sulit yaitu dengan prosentase 64% dan dapat dikonsultasikan dengan standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 56%-75% adalah tergolong cukup dalam hal penguasaan insya'. Pertanyaan diatas digunakan peneliti untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menulis Arab dan mengarang dengan menggunakan bahasa Arab. Table 3.7 Tentang Bahasa yang terdapat dalam kitab No Kriteria nilai N F prosentase 1 2 3 a. Tidak sulit b. Cukup sulit c. Sangat sulit 43 13 30 - 34% 66% -
Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab cukup sulit yaitu dengan prosentase 66% dan dapat dikonsultasikan dengan standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 56%-75% adalah tergolong cukup dalam hal bahasa dalam kitab. 64
Pertanyaan diatas digunakan peneliti untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap bahasan-bahasan yang ada dalam kitab Madarid Al-Durus Al- Arobiyah Table 3.8 Tentang latihan soal yang terdapat dalam kitab No Kriteria nilai N F prosentase 1 2 3 a. Tidak sulit b. Cukup sulit c. Sangat sulit 43 12 31 - 32% 68% - Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab cukup sulit yaitu dengan prosentase 68% dan dapat dikonsultasikan dengan standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 56%-75% adalah tergolong cukup dalam hal penguasaan latihan soal dalam kitab. Pertanyaan diatas digunakan peneliti untuk mengevaluasi pemahaman siswa tentang materi yang telah diajarkan oleh guru dalam pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan kitab Madarid Al-Durus Al-Arobiyah. Table 3.9 Tentang pelajaran yang diberikan guru No Kriteria nilai N F Prosentase 1 2 3 a. Selalu mengingat b. Kadang-kadang c. tidak mengingat 43 36 7 - 83% 17% -
65
Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab selalu mengingat yaitu dengan prosentase 83% dan dapat dikonsultasikan dengan standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 76%-100% adalah tergolong baik dalam hal pelajaran yang diberikan guru. Pertanyaan diatas digunakan peneliti untuk mengetahui apakah siswa menyukai pembelajaran yang diberikan guru dalam pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan kitab Madarid Al-Durus Al-Arobiyah. Table 3.10 Tentang materi yang diajarkan oleh guru No Kriteria nilai N F prosentase 1 2 3 a. Tidak sulit b. Cukup sulit c. Sangat sulit 43 31 12 - 66% 34% -
Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab tidak sulit yaitu dengan prosentase 66% dan dapat dikonsultasikan dengan standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 56%-75% adalah tergolong cukup dalam hal materi yang digunakan guru. Pertanyaan diatas digunakan peneliti untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman siswa dalam memahami materi pelajaran yang diajarkan oleh guru dengan menggunakan kitab Madarid Al-Durus Al-Arobiyah. 66
Table 3.11 Tentang perasaan anda setelah belajar menggunakan kitab Madarid Al-Durus Al-Arobiyah No Kriteria nilai N F prosentase 1 2 3 a. Sangat menyukai b. Biasa saja c. Tidak menyukai 43 34 9 - 69% 31% -
Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab sangat menyukai yaitu dengan prosentase 69% dan dapat dikonsultasikan dengan standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 56%-75% adalah tergolong cukup dalam hal perasaan siswa terhadap pelajaran bahasa Arab dengan menggunakan kitab Madarid Al-Durus Al-Arobiyah. Pertanyaan diatas digunakan peneliti untuk mengetahui perasaan anak didik dalam menyikapi pelajaran bahasa Arab dengan menggunakan kitab Madarid Al-Durus Al-Arobiyah. Table 3.12 Tentang metode mengajar No Kriteria nilai N F prosentase 1 2 3 a. Selalu variatif b. Kadang-kadang c. Tidak variatif 43 37 5 - 80% 20% -
Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab selalu variatif yaitu dengan prosentase 80% dan dapat dikonsultasikan dengan standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 56%-75% adalah 67
tergolong baik dalam hal penyampaian guru dengan menggunakan metodenya. Pertanyaan diatas digunakan peneliti untuk mengetahui apakah siswa menyukai metode yang digunakan guru dalam pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan kitab Madarid Al-Durus Al-Arobiyah. Table 3.13 Tentang alat peraga yang digunakan guru No Kriteria nilai N F prosentase 1 2 3 a. Selalu menggunakan b. Kadang-kadang c. Tidak menggunakan 43 35 4 4 80% 10% 10%
Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab selalu menggunakan yaitu dengan prosentase 80% dan dapat dikonsultasikan dengan standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 56%-75% adalah tergolong baik dalam hal alat peraga yang digunakan oleh guru. Pertanyaan diatas digunakan peneliti untuk mengetahui perangkat- perangkat yang dipakai guru dalam pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan kitab Madarid Al-Durus Al-Arobiyah. Table 3.14 Tentang evaluasi yang diberikan guru No Kriteria nilai N F prosentase 1 2 3 a. Tidak sulit b. Cukup sulit c. Tidak sulit 43 35 8 - 70% 30% - 68
Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab tidak sulit yaitu dengan prosentase 70% dan dapat dikonsultasikan dengan standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 56%-75% adalah tergolong cukup dalam hal evaluasi yang diberikan guru. Pertanyaan diatas digunakan peneliti untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang diajarkan oleh guru dengan menggunakan kitab Madarid Al-Durus Al-Arobiyah selalain latiahan soal yang adalam kitab. Table 3.15 Tentang tugas yang diberikan guru No Kriteria nilai N F prosentase 1 2 3 a. Selalu mengerjakan b. Kadang-kadang c. Tidak mengerjakan 43 31 8 4 70% 20% 10%
Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab selalu mengerjakan yaitu dengan prosentase 70% dan dapat dikonsultasikan dengan standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 56%-75% adalah tergolong cukup dalam hal tugas yang diberikan oleh guru. Rekapitulasi Prosentase PROSENTASE NO PERTANYAAN A B C 1 Sikap siswa terhadap pelajaran bahasa Arab 90% 10% - 2 senang belajar dengan menggunakan kitab 85% 15% - 69
Madarid Al-Durus Al-Arobiyah 3 menyukai bacaan Qiro'ah dan muhadasah yang disertai dengan contoh gambar yang terdapat dalam kitab Madarid Al-Durus Al-Arobiyah 70% 30% - 4 kesulitan memahami insya dan kitabah yang terdapat dalam kitab Madarid Al-Durus Al- Arobiyah? 64% 36% - 5 kesulitan dengan bahasa yang terdapat dalam kitab Madarid Al-Durus Al-Arobiyah 34% 66% - 6 Latihan soal pelajaran yang diberikan oleh guru 68% 32% 7 Mengingat pelajaran yang diberikan oleh guru 83% 17% 8 Tentang materi yang diajarkan oleh guru 66% 34% 9 Apakah metode yang digunakan guru selalu variatif dalam menyampaikan materi pelajaran 80% 20% 10 Setiap pembelajaran guru menggunakan alat peraga 80% 10% 10% 11 Kesulitan, saat evaluasi dilaksanakan 70% 30% 12 Apakah anda selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 70% 20% 10% Jumlah Presentase total 71.6% 26.6% 1.8%
Pertanyaan diatas digunakan peneliti untuk mengetahui apakah murid mampu menyelesaikan tugas yang diberikan guru pada setiap akhir pelajaran bahasa Arab dengan menggunakan kitab Madarid Al-Durus Al-Arobiyah. Setelah diketahui prosentase dari masing-masing item pertanyaan tentang kegiatan belajar mengajar bahasa Arab dengan menggunakan kitab 70
Madarid ad-Durus al-Arobiyah maka dapat diketahui bahwa tingkat efektifitas pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan kitab Madarid ad-Durus al- Arobiyah sangat efektif. 5. Data hasil nilai rapor. Untuk mengetahui penerapan sebuah kitab dapat dikatakan efektif apabila hasil yang diperoleh siswa juga baik. Karena hal itu merupakan tolak ukur terakhir dalam menentukan keefesienan tersebut. Disini penulis juga akan menyajikan data hasil belajar yang diperoleh siswa kelas 1A, 1B dan 1C selama setahun, untuk mengetahui tingkat efektifitas penggunaan kita Madarij al-Durs al-Arobiyah di PIQ malang. Nilai kemudian dikonsultasikan dengan data interpretasi nilai yaitu. 80-100 sangat baik, 70-79 baik, 60-69 cukup dan jelek 0-59, untuk memperkuat data dan penelitian ini maka peneliti sajikan data nilai kelas 1A, 1B dan 1C. Table 3.16 Daftar nilai kelas 1A, 1B dan 1C No Kelas 1A Pagi Nilai Kelas 1B Pagi nilai Kelas 1C Pagi nilai 1 M. Amirullah 9 Rijalul Furqon 9 Safirul Ithar 8 2 Iftahul 9 M. Salman Faris 9 Abdullah Amin 7 3 Abdul Karim 9 M. Rifa'i 8 Minanurrahman 7 4 M. Nasrullah 9 A. Rizqi Akbar 9 M. Ramdan 8 5 Abdullah 9 Anas Ibrahim 8 M. Husni 6 6 A. Zulfi 9 Cahyo Wiwanto 9 M. Husni 8 7 A. Musfin 9 Ismail Hasan 8 M. Samsudian 8 8 M. Imam 8 Haikalussomadani 8 Zainur Rohman 9 9 Wahyu 6 Ja'far Rafa 8 M. Tholhah 6 10 Rizki 9 Farid Wajdi 7 M. Haikal 7 11 Faiz Fattayani 6 Saiful Badri 8 Maudiyo Malih 6 12 Fajri Ramadan 6 Husnul Marom 8 Hapsara Dwi 7 13 Yusuf Indra 6 M. Farid 8 Faruqi Satya 8 71
14 Rizqi Basofi 6 A. Muzakki 8 15 M. Rizal 8 Mitahul Ulumil 6
D. Analisa Buku Madarij Al-Durus Al-Arabiyyah Pada umumnya penelitian deskriptif bukanlah angka-angka, tetapi berupa kata-kata atau gambaran yang dijelaskan dari data hasil penelitian atau buku yang menjadi obyek penelitian. 1. Kelebihan dan Kekurangan Kitab Madarid al-Durus al-Arabiyyah i. Struktur penyusunan terdapat pada kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah ini disusun dengan sistematis dari yang mudah sampai menuju tersulit dari yang sederhana sampai menuju yang komplit ii. Dalam buku ini banyak disertakan gambar dan contoh untuk membantu siswa dalam memahami maksud dari bacaan, juga terdapat kamus yang disusun sistematis iii. Terdapat latihan atau terjemahan bahasa Arab ke bahasa Indonesia begitu juga sebaliknya dari bahasa Indonesia ke bahasa Arab iv. Terdapat pelaksanaan belajar mengajar diskusi dengan kelompok dan penugasan bagi yang mampu (pandai) akan cepat memahaminya. v. Terdapat latihan penyusunan kaidah tasrifiyah, sehingga lama kelamaan siswa terbiasa seperti dari muanas ke mudakkar. 2. Kekurangan pada kitab Madarid al-Durus al-Arabiyyah. a) Dijilid 3 pada kitab madarij al-Durus al-Arabiyah tidak lagi tekankan lagi pada muhadats. 72
b) Bagi para siswa yang belum benar-benar memahami tentang qowaid akan merasa kesulitan untuk memahaminya khususnya pada jilid 3 dikarenakan terlalu banyaknya istilah-istilah qowaid pada jilid tersebut. 3. Efektifitas pembelajaran Bahasa Arab dengan Kitab Madarij al-Durus al- Arabiyyah di Singosari Malang. Salah satu keberhasilan dalam proses pembelajaran di pondok pesantren ilmu Al-Quran Singosari Malang, selain terletak pada perencanaan dan pelaksanaan, juga terletak pada kondisi proses belajar-mengajar yang efektif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Disini juga perlu perhatian pada keefektifan seorang guru dalam mencapai materi dan pengolahan proses pembelajaran dikelas. Diharapkan materi yang diberikan kepada siswa sudah sesuai dengan tingkat pemahamannya. Dirasakan efektif jika menggunakan kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah dalam pembelajaran bahasa Arab siswa. Sehingga dapat dikatakan bahwa untuk mengetahui tingkat keefektifan sebuah kitab maka dapat dilihat dari segi proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas. Dalam pembelajaran kitab Madarij Al-Durus Al-Arabiyyah di pondok pesantren ilmu al-Quran ditargetkan para santri diharapkan satu tahun selesai mempelajari kitab Madarij Al-Durus Al-Durus Al-Arabiyyah mulai jilid 1 sampai jilid 4. a. Pengertian Efektifitas Ketika kita berbicara tentang efektif, kita akan mengalami kesulitan dalam memberikan makna. Di mana efektifitas tidak memiliki 73
patokan makna yang pasti dalam pengukurannya berikut ini akan saya berikan definisi efektifitas dari beberapa pakar. Menurut Much. Dahlan Ya'cub Al-Barry, di dalam Kamus Ilmiah Populer efektifitas adalah ketepatgunaan, hasil guna, menunjang tujuan. 41
Menurut Burhani MS dan Hasbi Lawrence, yang dimaksud efektifitas adalah ketepatgunaan, hasil guna, menunjang tujuan. Menurut T. Hani Handoko, efektifitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. 42
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwasannya efektifitas adalah tercapainya tujuan pembelajaran bahasa Arab. b. Keterkaitan buku dengan keefektifan dalam pembelajaran Belajar akan lebih efektif apabila siswa dalam keadaan siap untuk belajar. Dengan adanya persiapan, maka yang bersangkutan akan melakukan kegiatan belajar dengan sepenuh hati, sehingga akan memperlancar proses dan meningkatkan hasil belajarnya. Kesiapan kesiagaan ini mencakup kesiapan mental, kesiapan bahan atau materi, kesiapan pengetahuan yang terkait, dan kesiapan instrumen (peralatan) yang dibutuhkan untuk belajar. Bagi pelaku kegiatan ini (belajar) hendaknya menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki atau
mencoba mengenal materi yang akan dipelajari (dengan membaca lebih dahulu sebelum mengikuti pembelajaran). 43
Bagi seorang pengajar yang baik hendaknya mengetahui dan memahami tujuan-tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran bahasa Arab. Sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga dapat menentukan metode yang tepat dalam pengetahuan bahasa Arab. Menetapkan materi atau bahan pengajaran dalam perencanaan mengajar tidak akan menemui banyaknya kesulitan, asal tujuan pembelajaran dirumuskan secara jelas dan terdapatnya sumber yang berkenaan dengan bahan tersebut. 44
Ditambah juga mengenai tujuan yang ada dalam bentuk pembelajaran yang efektif adalah: a. Belajar mengajar memiliki tujuan untuk membentuk anak didik sesuai dengan tahap pematangan b. Ada sebuah interaksi prosedur yang direncanakan dengan desain mencapai tujuan c. Ada penggarapan materi yang disusun secara khusus d. Ada anak didik yang beraktifitas secara aktif e. Ada guru sebagai pembimbing
43 Depdikbud, Institut Perguruan dan Ilmu Pengetahuan Surabaya, Belajar dan Pembelajaran I, (Surabaya: University Press Ikip, 1995), h. 56 44 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algasindo, 1987), h. 67-70 75
f. Adanya sebuah disiplin yang lahir dari sebuah kesadaran g. Adanya batas waktu sebagai batas pencapaian tertentu h. Evaluasi. Untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif sebagaimana tersebut diatas tidaklah semudah itu, akan tetapi juga bergantung pada kompetensi dan kemampuan yang memadai dari segenap komponen. Guru sebagai sosok yang subyektif dalam pengajaran harus memiliki kompetensi yang handal dalam memberikan pengajaran di sekolah. beberapa kemampuan kompetensi seorang guru yang harus miliki adalah sebagai berikut yang meliputi: a. Menguasai bahan pelajaran yang diajarkan. b. Mampu melakukan pengolahan program belajar mengajar. c. Mampu mengelola kelas yang baik. d. Mampu mengelola penggunaan media atau sumber ajar. e. Memiliki dan menguasai landasan-landasan pendidikan. f. Mampu mengelola hubungan baik interaksi-interaksi belajar mengajar. g. Mampu menilai prestasi siswa untuk kepentingan mengajar. 45
45 Surya Brata, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, Cet.I, 1997), h. 4-5 76
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah penulis menganalisis dari keseluruhan pembahasan yang telah dipaparkan di atas, sekaligus jawaban atas rumusan masalah pada bab pertama, maka penulis simpulkan sebagai berikut: 1. Kitab Madarid Al-Durus Al-Arabiyah digunakan sebagai literatur pembelajaran bahasa Arab bagi kelas 1A, 1B, 1C, 1D, 1E dan 11D.Pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan kitab Madarid al- Durus al-Arabiyah dilakukan secara bertahap mulai jilid 1 sampai 4,mulai yang termudah hingga yang sulit dengan hasil yang baik 2. Dalam proses pembelajaran bahasa Arab secara umum tentu diketemukan problematika atau kesulitankesulitan yang biasa dihadapi diantara problematika itu antara lain: ada beberapa siswa yang berlatar belakang belum mengenal bahasa Arab sama sekali, sehingga ketika dalam pondok pesantren diperkenalkan pelajaran bahasa Arab ada sebagian yang kesulitan dalam hal qiroah dan insya. 3. Untuk menyiasati problematika di atas maka para guru di pondok pesantren ilmu al-Quran menggunakan kitab Madarid al-Durus al-Arabiyah sebagai buku pedoman tingkat dasar, dengan alasan bahasa mudah dimengerti oleh para santri langkah ini ditempuh untuk menyiasati kesulitan mendasar yaitu 77
tentang qiroah dan insya dalam hal pembelajar para guru memperbanyak alat peraga dalam pembelajaran. Disamping itu para guru tidak menekankan qowaid dulu sehingga para santri tidak takut untuk qiroah dan kitabah. 4. Pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan kitab Madarid Al-Durus Al- Arabiyah sangat efektif. Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ada di Pondok Pesantren Ilmu al-Quran Singosari Malang yaitu agar para santri bisa memahami al-Quran, dan Hadits, serta dapat dilihat dari tingginya nilai bahasa Arab mereka.
B. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan, maka peneliti mengemukakan saran-saran yang diharapkan oleh peneliti dan bermanfaat bagi peningkatan kualitas belajar siswa. Beberapa saran terebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Bagi guru-guru atau pengajar, hendaknya dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar harus lebih banyak memberikan pengalaman belajar yang telah disesuaikan dengan kemampuan siswa. Sehingga siswa dapat mengetahui corak belajar yang sesuai dan efektif, yang kemudian dapat dirasakan dengan tercapainya prestasi yang lebih baik lagi. 2. Bagi siswa hendaknya dapat mengikuti tahapan-tahapan yang ada sehingga ia dapat memahami bahasa Arab dengan baik, baik dalam kosa kata maupun percakapan dalam kehidupan sehari-hari.
78
DAFTAR PUSTAKA
Al-Barry, Ya'cub Much. Dahlan, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 1994 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta: Rineka Cipta, 2002 Arsad, Azhar, Bahasa Arab dan Beberapa Metode Pengajarannya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003 Ary, Donal, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Diterj. Arif Furchan. Surabaya: Usaha Nasional, 1982 Aziz, Furqonul dan Chaidar Al-Wasilah, Pengajaran Bahasa Komunikatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000, Cet. II Budary, M. Said, Biografi KH. M. Basori Alwi, Cet. I Jakarta: Yayasan Alwi Murtadlo, 2007 Brata, Surya Sumadi, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, Cet.I, 1997 Departemen Agama, Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi Agama Islam\IAIN, Jakarta: Proyek Pembinaan System Pendidikan Agama Islam, 1997 Depdikbud, Institut Perguruan dan Ilmu Pengetahuan Surabaya, Belajar dan Pembelajaran I, Surabaya: University Press Ikip, 1995 Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Dikjen, Dikdasmen, Dekdinas, Pengembangan Silabus dan System Penilaian Mata Pelajaran Bahasa Arab Djamaroh, Bahri Syaiful, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya: PT Usaha Nasional, 1994 Hadi, Sutrisno, Metodologi Reseach, Jakarta; Andi Offset, 1990 Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta; Bumi Aksara, 1994 Handoko, Hani, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: BPFE, 1987 Moloen, J Lexy., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung; Remaja Rosda Karya 2002 Muhaimin, M.A. Dkk. Strategi Belajar Mengajar, Surabaya: CV. Citra Media, 1996 Parera, Daniael Jos, Linguistik Edukasional Jakarta: Erlangga,1997 79
Poerdarminto, WJS., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1982 Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung :Remaja Rosda karya,2008 Soemanto, Wasty, psikologi Pendidikan, Jakarta; Rieneka Cipta. 1998 Soetomo, Henyat Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara 1993 Subari, Supervisi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1994 Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan Bandung: Sinar Baru, 1989 Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algasindo, 1987 Sukamto, Maluddin dan Akhmad Munawwir, Tata Bahasa Arab Sistematis, Yogyakarta: Norma Media Idea, 2004 Surya, Brata Sumadi, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, Cet.I, 1997 Suryana, Agus, Panduan Praktis Mengelola Pelatihan, Jakarta: Edsa Mahkota, 2006 Yusuf, Tayar dan Syaiful Anwar. Metologi Pengajaran dan Bahasa Arab, Jakarta: Grafindo Persada 1995