Anda di halaman 1dari 79

1

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BAHASA ARAB


DENGAN KITAB MADARID AL-DURUS
AL-AROBIYYAH DI PONDOK PESANTREN ILMU
AL-QUR'AN SINGOSARI MALANG




SKRIPSI
Diajukan kepada
Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu
Ilmu Tarbiyah





Oleh:
Much. Machrus Salim
NIM: D02302079







INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

SURABAYA
2008

2

ABSTRAKSI

Moch. Machrus Salim, mengadakan penelitian tentang Efektivitas Pembelajaran
bahasa Arab dengan Kitab Madarid al-Durus al-Arobiyyah Di
Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an Singosari Malang.

Ada tiga persoalan yang dikaji dalam skripsi ini, yakni tentang: Bagaimana
penggunaan kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah dalam pembelajaran bahasa Arab
di Pondok Pesantren Ilmu Al-Quran Singosari Malang, Bagaimana kesulitan dan
solusi terhadap pembelajaran dengan menggunakan kitab Madarij al-Durus al-
Arabiyyah pada santri di Pondok Pesantren Ilmu Al-Quran Singosari Malang serta
Bagaimana efektifitas pembelajaran bahasa Arab dengan kitab Madarij al-Durus al-
Arabiyyah dalam pembelajaran bahasa Arab di Pondok Pesantren Ilmu Al-Quran
Singosari Malang?
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui
penggunaan kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah dalam pembelajaran bahasa Arab
di Pondok Pesantren Ilmu Al-Quran Singosari Malang, Untuk mengetahui tingkat
kesulitan dan solusi dalam pembelajaran dengan kitab Madarij al-Durus al-
Arabiyyah pada santri di Pondok Pesantren Ilmu Al-Quran Singosari Malang serta
Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran bahasa Arab dengan kitab Madarij al-
Durus al-Arabiyyah di Pondok pesantren ilmu Al-Quran Singosari Malang.
Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut secara mendalam dan
menyeluruh, penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Selanjutnya untuk
pengumpulan data penulis menggunakan metode observasi, interview, angket dan
dokumentasi, kemudian untuk menjawab permasalahan pertama, kedua dan ketiga
penulis menggunakan teknik propulsive sampling.
Hasil dari penelitian ditemukan bahwa: Dalam Kitab Madarid al- Durus al-
Arabiyyah, tentang istima qiroah, kalam, dan kitabah, Adapun yang
melatarbelakangi penggunaan kitab Madarij Al-Durus al-Arabiyyah di Pondok
Pesantren Ilmu Al-Qur'an Singosari Malang dikarenakan kitab ini mudah dipelajari
oleh para santri pemula yang baru mengenal tentang bahasa Arab, yang mana
pembelajaran Bahasa Arab dengan menggunakan kitab Madarij Al-Durus Al-
Arabiyyah bertahap mulai jilid 1 sampai 4 dari mulai yang mudah sampai yang sulit,
sehingga kitab ini sangat efisien.





3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi dan pendukung dalam pergaulan
manusia dalam sehari-hari baik antara individu dengan individu, individu dengan
masyarakat, maupun dengan bangsa tertentu.
Adapun bahasa Arab merupakan bahasa yang istimewa di dunia ini seperti
yang kita ketahui, bahwasannya bahasa Arab tidak hanya merupakan bahasa
peradaban, melainkan juga sebagai bahasa persatuan umat Islam di dunia. Bahasa
Arab adalah selain merupakan bahasa Al-Quran (firman Allah atau kitab
pedoman umat Islam) yang memiliki uslub yang bermutu juga memiliki sastra
yang sangat mengagungkan manusia dan manusia tidak mampu untuk
menandingi. Menurut Abdul Alim Ibrahim (1978;48) bahwa bahasa Arab
merupakan bahasa orang Arab dan sekaligus juga merupakan bahasa Islam.
1

Bahasa-bahasa lain termasuk bahasa Indonesia, tidak dapat diandalkan untuk
memberikan kepastian arti yang tersurat dan tersirat yang terkandung dalam Al-
Quran (Ash Shidiqi,1975;2007) karena Al-Quran diturunkan dalam bahasa
Arab, maka kaidah-kaidah yang diperlukan dalam memahami Al-Quran bersendi

1
.Azhar Arsad, Bahasa Arab dan Beberapa Metode Pengajarannya, (Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2003), hal. 7
4

atas kaidah-kaidah bahasa Arab, memahami asas-asasnya, merupakan uslub-
uslubnya dan mengetahui rahasia-rahasianya (Ash Shidgi, 1972;284)
2

Pengajaran bahasa Arab adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan
untuk mendorong, membimbing, mengembangkan serta membina kemampuan
bahasa Arab, baik secara aktif maupun pasif serta menumbuhkan sikap positif.
Adapun yang dimaksud dengan berbahasa Arab aktif yaitu kemampuan
berkomunikasi dengan baik dan benar secara lisan, yaitu dalam berkomunikasi
atau berbicara dengan orang lain maupun secara tertulis seperti membuat
karangan. Sedangkan kemampuan berbahasa pasif yaitu kemampuan untuk
memahami pembicaraan orang lain dan kemampuan memahami isi bacaan.
Kemampuan berbahasa Arab serta sikap positif terhadap bahasa tersebut sangat
penting karena dapat membantu dalam memahami sumber ajaran Islam yaitu Al-
Quran dan hadits, dan kitab bahasa Arab yang berkenaan dengan Islam. Oleh
karena itu, bahasa Arab merupakan bahasa Al-Quran dan menjadi salah satu alat
komunikasi internasional. Dengan demikian itu mempelajari bahasa Arab menjadi
sesuatu kebutuhan bagi setiap orang khususnya bagi umat Islam.itu dikarenakan
bahasa Arab merupakan bahasa istimewa dan juga menjadi bahasa pilihan karena
telah menjadi bahasa Al-Quran. Meskipun bahasa Arab merupakan bahasa Al-
Quran bukan berarti Al-Quran tersebut diturunkan untuk bangsa Arab saja,
melainkan untuk seluruh bangsa di seluruh dunia. Dikarenakan bahasa tersebut

2
Ibid 9
5

disesuaikan dengan tingkat kemampuan bangsa di seluruh dunia guna untuk
memahaminya sebagai mana dalam firman Allah SWT.
$ $=& ) $=/ % 7`9 ; ` !# '$
'$ '9# `3s9#
Artinya: Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa
kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada
mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang dia kehendaki, dan
memberi petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki. dan Dia-lah
Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.. (QS.Ibrahim ayat 4).
Jadi alQuran dengan bahasanya tersebut telah diukur atau didesain oleh
Allah untuk dapat dipahami dan diamalkan oleh bangsa manapun.
Tatkala kita merasa kesulitan dengan hal apapun yang menyangkut bahasa
Arab, bukan berarti alasan dari kesulitan kita adalah bahasa Arab yang nota bena
merupakan bahasa asing bagi kita sebagai orang Indonesia. Pada dasarnya yang
kita butuhkan adalah kemauan yang besar untuk mempelajari hal-hal yang
berhubungan dengan bahasa Arab sehingga memperoleh hasil yang kita harapkan.
Sebagai salah satu contoh, siswa yang sedang mengikuti pelajaran bahasa Arab,
hendaknya menghilangkan kesan pertama kali bahasa Arab itu sulit, karena
bahasa adalah merupakan kebiasaan yang terus dilatih akan mudah
memahaminya. Begitu juga dengan guru hendaknya guru pengajar bahasa Arab
haruslah memberi motivasi terhadap anak didiknya, bahwa bahasa Arab itu
mudah asalkan ada kemauan yang besar untuk mempelajarinya .
6

Dalam suatu sistem mempelajari bahasa Arab yang ideal diharapkan siswa
mempunyai ketrampilan atau melewati fase-fase bahasa Arab antara lain:
1. Ketrampilan mendengar.
2. Ketrampilan berbicara.
3. Ketrampilan membaca.
4. Ketrampilan menulis.
3

Agar tujuan pembelajaran tercapai, guru hendaknya pandai-pandai
mengelola kelasnya dengan memperhatikan efektifitas dan efisien dari kegiatan
belajar mengajar yang telah direncanakan. Untuk tuntutan itu, guru harus
membantu para siswa untuk mencapai pembelajaran yang efektif dan efisien.
Adapun pembelajaran yang efektif adalah suatu upaya mengetahui berhasil
tidaknya pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab khususnya baik dari segi proses
maupun hasil. Maka guru peran guru tidak cukup sebagai pengajar saja.
Disamping para pengajar juga diharapkan pakar bahasa Arab sangat membantu
perkembangan pembelajaran bahasa Arab itu sendiri. Upaya yang dapat dilakukan
berupa pengadaan pusat latihan, laboratorium bahasa, media-media yang
menyajikan bahasa Arab yang praktis dan buku-buku karya ilmiah yang
menyajikan bahasa Arab yang mudah atau gamblang dan metodologis
4
. Sebagai
contoh penggunaan kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah yang dipandang efektif

3
Maluddin Sukamto dan Akhmad Munawwir, Tata Bahasa Arab Sistematis, (Yogyakarta:
Norma Media Idea, 2004), hal. 5
4
Tayas Yusuf dan Syaiful Anwar. Metodologi Pengajaran dan Bahasa Arab, (Jakarta:
Grafindo Persada 1995), hal. 188-189
7

bagi pembelajaran para peserta didik. Sehingga siswa dapat merasakan hasil
(prestasi) yang memuaskan, disamping tersedianya sarana dan prasarana yang
lain.
Adapun yang dimaksud buku adalah sumber ilmu oleh karenanya
membaca buku merupakan suatu kebutuhan dan keharusan bagi setiap siswa.
Kebiasaan membaca buku harus dibudayakan oleh setiap siswa. Dengan
membaca buku akan banyak mengetahui dan memahami bahan pelajaran yang
diberikan oleh guru. Bahkan tidak mustahil jika anak didik lebih dulu mengetahui
sebelum bahan tersebut diberikan oleh guru. Adapun beberapa petunjuk
bagaimana caranya mempelajari bahan atau materi dari sebuah buku:
1. Tentukan dahulu masalah atau materi yang ingin diketahui dari buku tersebut.
Tentunya disesuaikan dengan keperluan, bahan apa yang dipelajari
2. Lihat daftar isi yang dipelajari, untuk menentukan bab berapa dalam buku
tersebut yang memuat bahan yang dipelajari.
3. Bukalah halaman bab yang dikehendaki, lalu periksa butir-butir yang dimuat
dalam bab tersebut. Seandainya bahan yang diperlukan ada dalam butir
tertentu dari bab tersebut. Bacalah butir tersebut dan tidaklah terlalu penting
membaca butir lain. Catat pokok-pokok untuk kemudian digunakan dengan
catatan sendiri.
4. Hampir sebagian besar buku tulis dengan bahasa asing biasanya dibagian
belakangnya disertakan dengan indeks. Indeks dapat memudahkan kita
8

mempelajari atau menemukan bagian yang kita inginkan. Indeks disusun
menurut alphabetic dan disertai nomor halaman.
5. Kesulitan bahasa asing akan dapat diatasi apabila kita rajin mempelajarinya
dan tidak bosan membuka kamus
5
.
Sebuah buku disebut efektif bukan berarti buku tersebut banyak digunakan
oleh lembaga-lembaga pendidikan. Tetapi justru dikatakan efektif jika buku
tersebut membawa hasil (prestasi) yang memuaskan dan tidak jauh dari tujuan
yang telah direncanakan sebelumnya, serta membawa manfaat yang besar bagi
penggunaanya. Begitu pula dengan kitab pelajaran bahasa, khususnya bahasa
Arab hendaknya membawa manfaat bagi anak didik setelah mengikuti kegiatan
belajar mengajar. Maka dari itu para pendidik hendaknya jeli dalam memilihkan
buku pedoman bagi anak didiknya. Diharapkan para pengajar paling tidak, perlu
melakukan tiga kegiatan. Apabila dikehendaki mengajar yang efisien, yaitu
membuat persiapan atau perencanaan yang baik, melaksanakan yang baik pula
dan membuat evaluasi. Melakukan persiapan atau perencanaan pengajaran. Itu
semuanya adalah tahapan yang sangat penting karena pada kegiatan persiapan dan
perencanaan inilah pelaksanaan pengajaran akan berjalan dengan efisien dan
efektif. Maka tidak berlebihan jika pengajaran bahasa Arab perlu mendapat
penekanan perhatian seksama.Ini dikarenakan bahasa Arab menjadi bahasa resmi
dunia internasional dan bahasa Arab dipilih menjadi bahasa Al-Quran.

5
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Mengajar (Bandung: Sinar El-Sindo 1987), hal. 170-
171
9

Adapun penulis skripsi sebelumnya yaitu Dhoumi Amalian DO2301120-
pada tahun 2005, Pengaruh penggunaan kitab Madarij Al-Durus Alara Biyyah
dalam pembelajaran bahasa arab terhadap prestasi belajar bahasa arab di SMU
khadijah Surabaya. Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis yang terdahulu telah
membahas permasalah ini, akan tetapi dalam pembahasannya berbeda dengan
yang penulis angkat dalam skripsi saat ini. Adapun hasil dari penelitian terdahulu
sebagai berikut :
1. Bahwa kitab Madarij al-Durus al-Arobiyyah ini baik atau bagus jika
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar karena kitab tersebut sesuai
dengan kemampuan siswa. Hal ini terbukti tingkat prosentase dari masing-
masing item pertanyaan yang kebanyakan menunjukkan tingkat prosentase
76% - 100 % yang mana hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan kitab
Madarij al-Durus al-Arobbiyyah dalam pembelajaran bahasa Arab tergolong
baik
2. Bahwa hasil yang dicapai oleh siswa setelah melalui pembelajaran dengan
menggunakan kitab Madarij al-Durus al-Arobiyyah diatas rata-rata. Hal
tersebut terbukti dari data nilai raport siswa antara 70-79 (kriteria baik) dan
beberapa ada yang bernilai 80 100 (sangat baik) pada mata pelajaran bahasa
Arab
3. Bahwa terdapat pengaruh yang sedang atau cukup antara pembelajaran bahasa
Arab dengan menggunakan kitab Madarij al-Durus al-Arobiyyah terhadap
10

prestasi belajar bahasa Arab siswa. Hal tersebut terbukti dengan hasil ro > rt
signifikan 1% adalah 0,345 < 0,550
Adapun dalam penelitian ini penulis ingin mengkonsentrasikan diri pada
Efektifitas Pembelajaran Bahasa Arab dengan Kitab Madarij al-Durus al-
Arabiyyah di Pondok Pesantren Ilmu Al-Quran Singosari Malang.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis angkat adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah dalam
pembelajaran bahasa Arab di Pondok Pesantren Ilmu Al-Quran Singosari
Malang?
2. Problematika apa yang ada pada pembelajaran bahasa Arab dengan
menggunakan kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah pada santri di Pondok
Pesantren Ilmu Al-Quran Singosari Malang?
3. Apa solusi terhadap problematika dalam pembelajaran bahasa Arab dengan
menggunakan kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah pada santri di Pondok
Pesantren Ilmu Al-Quran Singosari Malang?
4. Bagaimana efektifitas pembelajaran bahasa Arab dengan kitab Madarij al-
Durus al-Arabiyyah di Pondok Pesantren Ilmu Al-Quran Singosari Malang?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dari pada rumusan masalah tersebut adalah
sebagai berikut:
11

1. Untuk mengetahui penggunaan kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah dalam
pembelajaran bahasa Arab di Pondok Pesantren Ilmu Al-Quran Singosari
Malang?
2. Untuk mengetahui problematika yang ada dalam pembelajaran dengan kitab
Madarij al-Durus al-Arabiyyah pada santri di Pondok Pesantren Ilmu Al-
Quran Singosari Malang
3. Untuk mengetahui solusi terhadap problematika dalam pembelajaran bahasa
Arab dengan menggunakan kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah pada santri
di Pondok Pesantren Ilmu Al-Quran Singosari Malang?
4. Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran bahasa Arab dengan kitab
Madarij al-Durus al-Arabiyyah di Pondok pesantren ilmu Al-Quran
Singosari Malang?

D. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka manfaat dari hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Penulisan skripsi ini diharapkan sebagai sumbangan pemikiran bagi para
praktisi dunia pendidikan dan bagi tenaga pengajar khususnya agar lebih
memperhatikan peranannya sebagi pengajar dalam kegiatan belajar mengajar
di kelas seta dalam memperhatikan penggunaan metode yang variatif demi
tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan
12

2. Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi guru
atau yang berkecimpung dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan
kualitas pendidikanya.

E. Defenisi Oprasional
Untuk menghindarkan kesalahpahaman serta menjaga terjadinya
bermacam-macam penafsiran dari judul bahasan Efektifitas Pembelajaran Bahasa
Arab dengan kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah di Pondok Pesantren Ilmu Al-
Quran Singosari Malang. penulis perlu memaparkan pengertian beberapa
istilah sebagai berikut:
1. Efektifitas: Berhubungan dengan suatu kegiatan. Efektifitas dapat juga
diartikan sejauh mana hal-hal yang direncanakan dapat terlaksana.dalam arti
bahwa apabila hasilnya menunjukan presentase yang besar atau tidak jauh dari
perencanan maka dapat dikatakan bahwa hal tersebut cukup efekif dan
sebaliknya apabila hasilnya jauh dari perencanaan yang ada maka dapat
dikatakan hal tersebut tidak efektif.
6

2. Pembelajaran bahasa Arab: Pembelajaran adalah suatu upaya membelajarkan
siswa untuk belajar,
7
yang dalam hal ini tentang belajar bahasa Arab yang
mana guru bertindak sebagai fasilator dengan menggunakan kitab Madarij al-
Durus al-Arabiyyah untuk membelajarkan siswa.

6
Henyat Soetomo Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara 1993),
hal. 50
7
Muhaimin. Strategi Belajar Mengajar (Penerapan dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam ), Surabaya, 1996, hal. 99
13

3. Kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah adalah sebuah kitab yng digunakan
kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran bahasa Arab yang terdiri dari 4
jilid yang mencakup muhadatsah, qiraah dan insya yang dikarang oleh KH.
Basori Alwy.

1. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Data dibagi menjadi dua data primer dan data sekunder.
1) Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung data sumber
data yang diteliti dalam penelitian ini, adapun datanya bersumber dari
kitab Madarij al-Durus al-Arobiyyah dan santri Pesantren Ilmu Al-
Quran.
2) Data sekunder adalah data yang sudah ada (tersedia) dalam hal ini data
yang telah didokumentasikan oleh lembaga tersebut baik berupa angka
atau jumlah maupun mengenai fakta-fakta yang ada. Sedangkan
bentuknya bisa berupa sejarah berdirinya Pesantren Ilmu Al-Quran,
struktur organisasi, serta jumlah guru dan santri yang ada.
b. Sumber Data
Untuk memperoleh sesuatu data, kita harus mengetahui dari mana
sumber data tersebut akan diambil, sedangkan pengertian sumber data itu
14

sendiri adalah subyek dimana data itu diperoleh.
8
Yang menjadi sumber
data dalam penelitian ini adalah:
1) Kepustakaan, yaitu sumber data yang berupa buku-buku literatur yang
berkaitan dengan topic pembahasan.
2) Lapangan, yaitu sumber data yang diperoleh dari penelitian baik
secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini terdiri dari:
a) Dewan pengurus, guru serta tata usaha (TU) Pondok Pesantren
Ilmu Al-Quran Singosari Malang.
b) Santri Pondok Pesantren Ilmu Al-Quran Singosari Malang.
3) Dokumentasi dalam hal ini berupa; nilai raport dan dokumen yang
lainnya.
Sumber data manusia yaitu semua personil yang berada di tempat
penelitian. Adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah
para pengajar bahasa Arab, para santri dan pengurus pondok pesantren
ilmu Al-Quran Singosari Malang. Sedangkan sumber data non manusia
yaitu berupa dokumen-dokumen yang didapat di lapangan yaitu nilai
raport dan dokumen lainnya.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Observasi
Observasi sebagai alat pengumpul data, banyak digunakan untuk
mengukur tingkah laku individu, ataupun proses terjadinya sesuatu yang

8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek hal. 102
15

dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi
buatan
9
. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran
umum pembelajaran di Pondok Pesantren Ilmu Al-Quran dan untuk
mengetahui kondisi fisik sarana dan prasarana dari obyek penelitian, maka
penulis menggunakan metode observasi secara langsung di pondok
pesantren ilmu Al-Quran guna mengamati dan mencatat secara sistematis
fenomena-fenomena yang diteliti.
10

b. Metode Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mencari jumlah santri yang ada pada
pondok pesantren ilmu Al-Quran secara keseluruhan dan data-data yang
berhubungan dengan penelitian.
c. Metode Interview
Dalam mengumpulkan data penelitian penulis melakukannya
dengan metode interview guna mengetahui data tentang alasan
menggunakan kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah dalam proses belajar
mengajar dan kendala-kendala dalam pembelajaran bahasa Arab. Metode
ini digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara
tanya jawab
11
dan suatu komunikasi verbal semacam percakapan yang
bertujuan memperoleh informasi.

9
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan (Bandung: Sinar Baru,
1989), hal. 109
10
Sutrisno Hadii, Metodologi Reseach, (Jakarta; Andi Offset, 1990), hal. 136
11
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, hal. 27
16

d. Metode Angket
Metode ini digunakan untuk menjaring data yang akan dianalisis
dalam penelitian dan berkaitan dengan efektifitas pembelajaran bahasa
Arab dengan menggunakan kitab Madarij al-Durus al-Arabiyah tersebut
serta pemahaman mereka terhadap apa yang mereka pelajari.

3. Instrumen Penelitian
Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini,
penulis menggunakan beberapa instrumen penelitian sebagai berikut:
a. Daftar pedoman interview dalam hal ini penulis hanya memuat atau
mencantumkan pokok-pokok pertanyaan saja. Selebihnya penulis
mengembangkan sendiri pertanyaan-pertanyaan itu dalam wawancara
untuk mendapatkan data-data sesuai dengan kepentingan penelitian.
b. Yang memuat pokok-pokok masalah yang hendak diobservasikan dengan
melakukan pengamatan dan pencatatan sendiri sesuai dengan kenyataan
yang ada di lapangan.
c. Dokumentasi pondok pesantren ilmu Al-Quran yang ada digunakan
untuk kepentingan penelitian

4. Teknik Analisis Data
Setelah pengumpulan data, langkah selanjutnya adalah proses analisis
data. Pada penelitian ini menggunakan data kualitatif yang mana penelitian
17

kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari lapangan, yakni
fakta empiris atau induktif. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari suatu
proses atau penemuan yang terjadi secara alami, mencatat, menganalisis,
menafsirkan, dan melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan dari
proses tersebut. Data yang sudah masuk pada penulis akan dikumpulkan
sesuai dengan kelompok-kelompok data tertentu. Data tertentu kemudian
dilakukan analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis
deskriptif kualitatif ini dirancang untuk memperoleh informasi tentang status
gejala pada saat penelitian dilakukan.
Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non
hipotesis sehingga dalam langkah penelitian tidak perlu merumuskan
hipotesis, peneliti menggunakan deskriptif kualitatif. Adapun langkah-
langkahnya sebagai berikut:
a. Kata-Kata dan Tindakan
Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau
diwawancarai sebagai sumber data utama. Sumber data utama dicatat
melalui catatan tertulis atau melalui perekam video dan pengambilan
photo.
b. Sumber Tertulis
Walaupun dikatakan bahwa sumber tertulis merupakan sumber
kedua setelah kata-kata dan tindakan merupakan sumber kedua. Jelas hal
itu tidak bisa diabaikan dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan
18

yang berasal dari sumber tertulis dibagi atas buku dan majalah ilmiah
sumber dan arsip-arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi.
c. Photo
Photo adalah sebagai alat yang dipakai untuk keperluan penelitian
kualitatif, karena dapat dipakai dalam berbagai keperluan. Photo
menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan
untuk menelaah segi-segi subyektif dan hasilnya sering dianalisis secara
induktif
12


F. Sistematika Pembahasan
Bab I : Merupakan pendahuluan yang memberikan gambaran secara umum
kepada pembaca mengenai isi skripsi ini. Di dalamnya membahas
tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, penegasan judul,
tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian dan sistematika
pembahasan.
Bab II : Merupakan landasan teori yang menguraikan tentang pengertian
pembelajaran bahasa Arab, tujuan pembelajaran bahasa Arab, buku
sebagai sumber pembelajaran dan efektifitas buku terhadap
pembelajaran
Bab III : Merupakan penyajian dan analisis data yang terdiri atas: profil pondok
pesantren ilmu Al-Quran, letak geografis struktur organisasi, sarana
dan prasarana, pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan kitab

12
Lexy J. Moloen, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung; Remaja Rosda Karya 2002),
hal. 112-114
19

Madarij al-Durus al-Arabiyyah, problem dan solusinya dalam
penggunaan kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah dan efektifitas
pembelajaran bahasa Arab dengan kitab Madarij al-Durus al-
Arabiyyah.
Bab IV : Akhir dari bab ini merupakan kesimpulan dan saran sebagai akhir dari
pembahasan skripsi ini.

















20

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran Bahasa Arab
1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab
Pengertian Pembelajaran adalah upaya untuk belajar. Kegiatan ini
akan mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan
efisien.
13
Sebagaimana hal yang disebutkan oleh Nababan bahwasannya arti
pembelajaran adalah nominalisasi proses untuk membelajarkan
14
. Seharusnya
pembelajaran bermakna proses membuat atau menyebabkan orang lain
belajar.
Adapun menurut Oemar Hamalik, Pembelajaran adalah suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai
tujuan pembelajaran, dalam hal ini manusia terlibat dalam sistem pengajaran
terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya, materi meliputi; buku-buku, papan
tulis dan lain-lainnya. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas dan
audiovisual. prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi,
praktek belajar, ujian dan sebagainya.
15
Pembelajaran disebut juga sebagai
proses perilaku dengan arah positif untuk memecahkan masalah personal,

13
Muhaimin M.A. Dkk. Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: CV. Citra Media, 1996), h.
99.
14
Jos D Parera, Lingustik Edukasional, (Jakarta: Erlangga 1997), h. 24-25.
15
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 57
21

ekonomi, sosial dan politik yang ditemui oleh individu, kelompok dan
komunitas.
Dalam hal ini perilaku diartikan sebagai sikap, ide, nilai ,keahlian dan
minat individu. Sedangkan arah positif merujuk kepada apa yang
meningkatkan diri, orang lain dan komunitas. Pembelajaran memungkinkan
individu, kelompok, atau komunitas menjadi entities yang berfungsi, efektif
dan produktif di dalam masyarakat.
16

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran (proses
belajar mengajar) adalah suatu aktifitas (upaya) seorang pendidik yang
disengaja untuk memodifikasi (mengorganisasikan) berbagai komponen
belajar mengajar yang diarahkan tercapainya tujuan yang ditentukan. Dari
istilah proses belajar dan mengajar terdapat hubungan yang sangat erat.
Bahkan terjadi kaitan dan interaksi saling pengaruh-mempengaruhi dan saling
menunjang satu sama yang lain adapun tujuan belajar merupakan kriteria
untuk mencapai derajat mutu dan efisiensi pembelajaran itu sendiri. Perbuatan
belajar adalah proses yang komplek. Proses itu sendiri sulit diamati, namun
perbuatan atau tindakan belajar dapat diamati berdasarkan perubahan tingkah
laku yang dihasilkan oleh tindakan belajar tersebut. Karena itu, untuk
memahami suatu perbuatan belajar diperlukan kajian terhadap perbuatan itu
secara unsuriyah. Dengan kata lain, setiap perbuatan belajar mengandung
beberapa unsur, yang sifatnya dinamis. Unsur-unsur tersebut dikatakan

16
Agus Suryana, Panduan Praktis Mengelola Pelatihan, (Jakarta: Edsa Mahkota, 2006), h. 29
22

dinamis karena dapat berubah-ubah, dalam arti dapat menjadi lebih kuat atau
menjadi lebih lemah. Kedinamisan ini dipengaruhi oleh kondisi-kondisi yang
ada dalam diri siswa dan yang ada di luar siswa bersangkutan. Perubahan
unsur-unsur tersebut sudah tentu ada pengaruhnya terhadap kegiatan belajar
dan hasil yang diperoleh.
Unsur-unsur yang terkait dalam proses belajar mengajar terdiri dari:
a. Motivasi belajar siswa
Dalam pembelajaran harus ada upaya-upaya agar motivasi yang
sudah ada pada diri pembelajaran tetap terpelihara dan ditingkatkan karena
motivasi berguna untuk menghubungkan pengalaman yang lama dengan
bahan pelajaran yang baru, sebab setiap siswa datang ke kelas dengan latar
belakang yang berbeda-beda. Dengan motivasi, siswa tidak mengalami
dalam belajar dan merasa terdorong untuk mempelajari bahan-bahan baru,
b. Bahan ajar
Bahan belajar yang tersedia harus mendukung bagi pencapaian
tujuan belajar siswa karena itu penggunaan bahan belajar harus selektif
dan disesuaikan dengan komponen-komponen lainnya.
c. Alat bantu ajar
Suasana belajar perlu dikembangkan agar masing-masing siswa
biasa kompetitif. Sebab dengan kompetitif yang sehat akan
memungkinkan setiap siswa dapat berprestasi secara maksimal dan dapat
mencapai prestasi yang setinggi mungkin
23

d. Suasana belajar
Suasana belajar penting artinya bagi kegiatan belajar. Suasana
yang menyenangkan dapat menumbuhkan kegairahan belajar, sedangkan
suasana yang kacau, ramai, tak tenang dan banyak gangguan, sudah tentu
tidak menunjang kegiatan belajar yang efektif. Karena itu, guru dan siswa
senantiasa dituntut agar menciptakan suasana lingkungan belajar yang
baik dan menyenangkan, menantang dan menggairahkan. Hal ini berarti
bahwa suasana belajar turut menentukan motivasi, kegiatan, keberhasilan
belajar siswa.
e. Kondisi subyek yang belajar
Kondisi subyek dapat dibedakan atas kondisi fisik ataupun psikis,
kondisi fisik meliputi ukuran tubuh, kekuatan tubuhnya, kesehatannya,
aspirasinya dan harapannya oleh karena itu kondisi siswa perlu
diperhatikan.
Dari kelima unsur inilah yang bersifat dinamis itu, yang sering
berubah, menguat atau melemah dan yang mempengaruhi proses belajar
tersebut.
17

Sedangkan unsur-unsur dinamis pada guru meliputi:
a. Motivasi membelajarkan Siswa
Guru harus memiliki motivasi untuk membelajarkan siswa. motivasi itu
timbul dari kesadaran yang tinggi untuk mendidik para peserta didik agar

17
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta; Bumi Aksara, 1994) hal 50
24

lebih baik, jadi guru harus memiliki hasrat untuk menyiapkan siswa
menjadi pribadi yang memiliki pengetahuan dan kemampuan.
b. Kondisi Guru Siap Membelajarkan Siswa
Guru perlu memiliki kemampuan dalam proses pengajaran selain
kemampuan dalam proses pengajaran selain kemampuan kepribadian dan
kemampuan kemasyarakatan. Maka guru perlu berupaya meningkatkan
kemampuannya agar senantiasa berada dalam kondisi siap membelajarkan
siswa.
2. Faktor-Faktor Penunjang Pembelajaran Berbahasa Arab
Pada hakekatnya suatu keberhasilan tidak akan tercapai dengan baik
tanpa ada faktor-faktor yang mempengaruhinya, begitu pula dengan
keberhasilan pengajaran, khususnya dalam pengajaran bahasa Arab.
Adapun faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu ketrampilan
berbahasa bagi siswa antara lain yaitu:
a. Untuk mendapatkan ketrampilan berbahasa yang berhasil ada peran guru
dan peran siswa tidak mungkin cara siswa aktif tidak terpengaruh dan
dikendalikan oleh guru, jadi peran guru masih besar dalam pembelajaran
bahasa.
b. Metode yang berhasil adalah metode langsung dengan teknik monitoring
atas kesalahan tata bahasa dan kosa kata.
25

c. Keberhasilan belajar bahasa dimulai dengan belajar kosa kata dan tata
bahasa, baru kemudian membaca teks dengan konteks yang menarik dan
berguna.
d. Pelatihan yang digunakan setiap hari untuk komponen-komponen
kebahasaan dan penugasan diberikan untuk melakukan kegiatan
kebahasaan secara terpadu.
e. Mengingat, juga merupakan hal yang utama dalam pembelajaran bahasa.
f. Sering dilakukannya praktek berbicara dengan bahasa yang digunakan.
g. Pemakaian kamus sangat diperlukan.
18

3. Ketrampilan Berbahasa Arab
a. Pengertian ketrampilan berbahasa Arab.
Sebelum diketahui apa pengertian ketrampilan berbahasa Arab
seutuhnya terlebih dahulu penulis akan menguraikan apa yang dimaksud
dengan ketrampilan dan bahasa
Ketrampilan adalah kecekatan, kecakapan atau kemampuan untuk
melakukan sesuatu dengan baik dan cermat. Sedangkan berbahasa adalah
sebagaimana ciri prefeks -ber pada bahasa Indonesia, menyatakan makna
kebiasaan melakukan sesuatu. Bahasa suatu sistem komunikasi,
dialaminya dan hakekat bahasa sebenarnya adalah makna.
19


18
Jos Daniael Parera, Linguistik Edukasional (Jakarta: Erlangga,1997), h. 32
19
Jos Daniel Parera, Linguistik, Edukasional, (Jakarta: Airlangga, 1997), h. 26-27
26

b. Indikator ketrampilan berbahasa Arab.
Tercapainya suatu keberhasilan dalam ketrampilan berbahasa Arab
ditandai beberapa kemahiran diantaranya yaitu;
1) Kemahiran menyimak (istima)
Kemahiran menyimak (listening) skill dapat dicapai dengan
latihan-latihan mendengar perbedaan satu phoneme dengan phoneme
yang lainnya antara satu ungkapan dengan ungkapan lainnya, baik
langsung dari native speaker atau melalui rekaman tape untuk
memahami bentuk dan arti dari apa yang didengar diperlukan latihan-
latihan berupa mendengarkan materi yang direkam dan pada waktu
yang bersamaan melihat rangkaian gambar yang mencerminkan arti
dari isi apa yang didengarkan tersebut.
2) Kemahiran berbicara (kalam)
Kemahiran berbicara atau speaking skill merupakan kemahiran
linguistic yang paling rumit, karena ini menyangkut masalah berfikir
atau memikirkan apa yang harus dikatakan sementara menyatakan apa
yang telah dipikirkan. Semua ini memerlukan persediaan kata dan
kalimat tertentu yang cocok dengan situasi yang dikehendaki dan
memerlukan banyak latihan ucapan dan ekspresi atau menyatakan
pikiran dan perasaan secara lisan system leksikal, gramatikal dan
semantic digunakan simultan dengan intonasi tertentu.

27

3) Kemahiran membaca (Qiroah)
Kemahiran membaca mencakup dua hal yaitu mengenali
simbul-simbul tertulis dan memahami isinya dengan beberapa cara.
Diantaranya dengan membekali murid dengan perbendaharaan kata
yang cukup.
Aktifitas membaca, menyediakan input bahasa sama seperti
menyimak. Namun demikian membaca memiliki kelebihan dari
menyimak dalam hal pemberian butir linguistic yang lebih akurat.
Disamping itu pembaca yang baik bersifat otonom dan bisa
berhubungan dengan melalui majalah, buku atau surat kabar berbahasa
Arab
20
dengan cara seperti itu pembelajaran akan memperoleh kosa-
kata dan bentuk-bentuk bahasa dalam jumlah banyak yang sangat
bermanfaat dalam interaksi komunikatif, faktor tersebut jelas
menunjukkan bahwa pengajaran membaca perlu memperoleh
perhatian serius dan wacana membaca tidak boleh hanya dipandang
sebagai batu loncatan bagi aktivitas berbicara dan menulis semata,
tujuan pengajaran bahasa sebagaimana kita ketahui adalah
mengembangkan kemampuan bagi siswa, dengan demikian guru
bertugas untuk meyakinkan bahwa proses belajar mengajar akan
menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan bagi para siswa.

20
Furqonul Aziz dan Chaidar Al-Wasilah, Pengajaran Bahasa Komunikatif, (Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2000, Cet. II), h. 108
28

4) Kemahiran menulis (Kitabah)
Kemahiran menulis menyangkut 3 hal yaitu:
a) Kemahiran membuat alphabet
Kemahiran membuat alphabet dimaksud untuk menyatakan
bunyi berbeda-beda antara bahasa yang lain
b) Kemahiran mengeja
Kemahiran mengeja ini akan berkembang menjadi
modifikasi kalimat yaitu mengubah kalimat yang ada dengan unsur
yang lain, menyempurnakan kalimat yang belum selesai atau
mengubah kalimat aktif menjadi pasif, begitu sebaliknya.
c) Kemahiran menyatakan perasaan dan pikiran melalui tulisan atau
yang lazimnya disebut komposisi. Kemahiran ini dapat dicapai
melalui latihan-latihan yang berupa:
(1) Merangkum bacaan terpilih dan menceritakan kembali dalam
bentuk tulisan, tetapi menggunakan kata-kata siswa itu sendiri.
(2) Menceritakan gambaran yang dilihat atau pekerjaan yang
dilakukan siswa sehari-hari.
(3) Membuat diskripsi suatu gambaran atau peristiwa sampai
masalah sekecil-kecilnya.
(4) Menceritakan perbuatan yang biasanya dilakukan oleh siswa,
seperti mengendarai sepeda dan lain-lainnya.

29

4. Problematika dan Solusi dalam pembelajaran bahasa
Dalam proses pembelajaran, tidak terlepas dari adanya
problematika dihadapi oleh para pengajar, para peserta didik dan alat
pembelajaran yang meliputi; buku pedoman belajar. Problem sangat
beragam sehingga problem dari kelas yang lain tidak sama, begitu juga
dengan problem pembelajaran bahasa Arab
Berikut ini paparan singkat tentang problem pembelajaran
bahasa Arab secara umum yang tentunya perlu diketahui oleh para guru
dan para siswa dalam pembelajaran bahasa Arab. Dengan demikian
guru dapat mempersiapkan solusi-solusi alternatif untuk mencapai
pembelajaran yang efektif dan efisien.
a. Dari pihak guru
1. Guru tidak memahami metodologi pembelajaran yang terus
berkembang sehingga guru kurang memahami materi yang
diajarkan. Untuk mengatasi masalah itu guru harus menguasai
bahan pelajaran yang akan diajarkan.
2. Guru kurang konsisten dalam penerapan tahapan-tahapan
metode yang ada dalam sebuah kitab Madarij al-Durus al-
Arabiyyh, sehingga ia membuat improfisasi sendi yang terkadang
menyimpang dari tujuan pembelajaran itu sendiri. untuk solusi
dari problem diatas para guru diharapkan menjalankan tahapan-
30

tahapan metode-metode yang ada dalam kitab Madarij al-Durus
al-Arbiyyah
3. Guru tidak memahami psikologi peserta anak didiknya sehingga
proses pembelajaran berjalan kaku dan tidak menarik bagi siswa.
Untuk mengatasi masalah psikologi anak didik diharapkan
seorang guru mengenal watak atau karakter siswa sehingga
membantu aspek-aspek pribadi para siswa untuk meningkatkan
kreatifitas pembelajaran dikelas.
b. Dari pihak siswa
1. Siswa tidak memiliki kemauan yang kuat untuk belajar, karena
kurangnya dukungan yang kuat dari orang-orang terdekat. Untuk
mengatasi hal tersebut siswa hendaknya dijelaskan tentang tujuan
atau manfaat dari pembelajaran tersebut
2. Latar belakang lingkungan yang kurang mendukung kemajuan
prestasi belajar, untuk mengatasi problem tersebut siswa harus
mempunyai prasyarat dalam hal ini siswa harus mempunyai
motivasi belajar dengan upaya pembelajaran.
21

3. Siswa tidak memiliki rasa percaya diri terutama dalam
pembelajaran bahasa, ini dikarenakan orang yang belajar bahasa
yang utama harus memiliki rasa percaya diri untuk
berkomunikasi tanpa hal itu siswa akan sulit berkembang dalam

21
Oemar Hamalik Kurikulum dan Pembelajaran..67
31

mengatasi hal ini para siswa diperbolehkan untuk berbicara
meskipun mengabaikan grammar atau Qawaid.
B. Tujuan Mempelajari Bahasa Arab
Tujuan dalam mempelajari bahasa Arab adalah sebagai berikut:
1. Tujuan penting dalam rangka system pembelajaran yakni merupakan suatu
komponen system pembelajaran yang menjadi titik tolak dalam merancang
sistem yang efektif,
22
yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan
pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran dan guru itu sendiri.
Berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai,
dikembangkan dan diapresiasikan untuk dapat ditentukan hasil-hasil
pendidikan yang di inginkan. Guru itu sendiri adalah sumber utama bagi para
siswa dan dia harus mampu menulis dan memilih tujuan-tujuan pendidik yang
bermakna dan dapat diukur
23
.Adapun tujuan umum dalam mempelajari bahasa
Arab yaitu; agar siswa dapat memahami Al-Qur'an dan Hadits sebagai sumber
hukum agama Islam dan ajaran-ajarannya.
2. Dapat memahami dan mengerti buku-buku agama dan kebudayaan Islam yang
tertulis dalam bahasa Arab
3. Sebagai alat bantu sebagai alat pembantu keahlian lainnya.
4. Untuk membina ahli bahasa yang benar-benar profesional
24
.

22
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 75
23
Ibid. h, 76
24
Departemen Agama, Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi Agama Islam\IAIN,
(Jakarta: Proyek Pembinaan System Pendidikan Agama Islam, 1997), h. 117
32


33

C. Buku Sebagai Sumber Pembelajaran
1. Pengertian Buku
Beberapa helai kertas yang terjilid (berisi tulisan untuk dibaca atau
halaman kosong untuk ditulis).
25

Sedangkan sumber yaitu asal (dalam berbagai arti)
26
. Begitu pun arti
pembelajaran berasal dari kata ajar yang mendapat beberapa imbuhan pe-
dan akhiran an sehingga terbentuklah kata pembelajaran yang artinya suatu
upaya membelajarkan siswa untuk belajar.
27
Jadi sumber pembelajaran adalah
asal atau rujukan dari cara mengajar dalam skripsi ini. Penulis
mengkonsentrasikan pada materi atau bahan pengajaran sebagai isi dari
sebuah buku atau kitab.
Dalam proses belajar mengajar, guru maupun siswa tidak dapat hanya
menggunakan suatu buku pegangan saja, lebih-lebih di zaman kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi seperti sekarang ini. Sangat menuntut guru dan
siswa untuk membaca berbagai buku yang relevan dengan apa yang akan
diajarkan atau yang akan dipelajari.
Hal ini bukan suatu hal yang luar biasa, sebab siswa membutuhkan
pengetahuan dan pengalaman belajar yang seluas-luasnya.

25
WJS. Poerdarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1982), h.
161
26
Ibid. h. 974
27
Drs. Muhaimin, strategi belajar mengajar, h. 133-134
34

Lembaga pendidikan dewasa ini mengenai bermacam-macam sumber
pengajaran yaitu:
a. Human as resources, bahan yang bersumber dari manusia itu sendiri.
b. Printer as resources, bahan semua sumber yang diterbitkan.
c. Institutional as resources, bahan atau lembaga sebagai sumber.
d. Material as resources, bahan atau materi sebagai sumber.
Dari keempat sumber pengajaran di atas sudah digunakan sejak zaman
dahulu sebagai buku pegangan. Hal ini dikarenakan:
a. Buku memberikan ilmu pengetahuan yang sistematis, sehingga dari buku
ini anak tidak hanya memperoleh pengetahuan yang sebanyak-banyaknya,
tetapi telah dipikirkan sistematisnya ilmu pengetahuan tersebut secara
logis. Dengan demikian, memungkinkan anak lebih menginventarisir
pengetahuan tersebut.
b. Buku tidak disusun dengan cara-cara yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Dalam hal ini pengarang berfikir cukup matang,
baik tentang materi, kegunaan metode yang diselenggarakan dengan
secara metodis dan deduktif.
c. Pada umumnya buku-buku pegangan di karang oleh orang-orang yang
terkenal, maka pengarang tersebut telah memberikan suatu garansi tentang
ilmu pengetahuan yang bergantung dalam buku yang di karangnya.
d. Dari buku tersimpul ilmu pengetahuan sejak perkembangan zaman,
sehingga murid-murid dapat mengetahui perkembangannya dengan jalan
35

menganalisa dan memberikan komentarnya, dengan demikian dengan
buku ini ilmu pengetahuan dapat diwariskan kepada generasi penerus.
28

2. Cara Menyeleksi Buku
Dalam memilih dan menentukan buku pegangan terdapat beberapa hal
yang harus diketahui dan perlu diperhatikan lebih dahulu, yaitu:
a. Harus memiliki pengarang yang sudah terkenal.
b. Mencari tahun terbitan yang sudah dikenal.
c. Melihat daftar isi, sesuai atau tidak dengan program sekolah.
d. Mengetahui buku itu dari dunia barat atau dari dunia timur. Buku-buku
dari dunia barat umumnya menitikberatkan tentang kehidupan nyata dan
uraiannya lebih mendetail. Sedangkan buku dari dunia timur lebih
menekankan pada ilmu pengetahuan yang bersifat filosofis dan uraiannya
lebih bersifat prinsip.
e. Memilih buku yang di dalamnya, daftar isi, bab-bab yang cukup
mendetail, lampiran-lampiran dari hasil riset, pertanyaan-pertanyaan,
latihan-latihan, tugas-tugas untuk dikerjakan, skema-skema dari apa yang
telah diuraikan.
f. Memilih buku-buku yang diperkenalkan oleh hukum negara (setelah di
perguruan tinggi baru diberi kebebasan untuk membaca apapun), yang

28
Subari, Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h. 43-44
36

pokok di sini harus dimiliki adalah sikap mental sebagai seorang
scientific.
29

3. Cara Membaca Buku
Masih terdengar suara-suara dari pelajar dalam hal kesulitan
menangkap isi buku, hal itu bisa terjadi karena merek tidak pernah menerima
petunjuk itu untuk memungkinkan si guru itu sendiri masih kurang memahami
teknis membaca. Oleh karena itu petunjuk-petunjuk cara membaca buku
dengan senantiasa mengiakan apa yang tercantum dalam isi buku, bukan
tujuan yang sebenarnya membaca buku.
Agar tujuan membaca buku tercapai, petunjuk berikut sangat membantu,
diantaranya adalah:
a. Sebelum membaca dari bab ke bab, terlebih dahulu harus dibaca kerangka
pembahasan buku itu yang umumnya tercantum dalam daftar isi.
b. Gunakan buku catatan untuk mencatat hal-hal yang penting dari buku
yang dibaca itu.
c. Bacalah buku itu secara keseluruhan, lalu bacalah dengan mencatat
bagian-bagian yang penting dalam buku catatan.
d. Simpan buku catatan baik-baik.
e. Untuk membaca buku berbahasa asing banyak kemauan yang luar biasa,
sedikit demi sedikit, dari hari ke hari dapat menangkap apa yang
terkandung di dalamnya.

29
Ibid., h. 44-45
37

f. Jika menterjemahkan, jangan terjemahkan kata demi kata, kalimat per
kalimat, tetapi harus diusahakan membuat rangkuman. Pengertian dari
paragraf membaca diktat-diktat bahasa asing hanya merupakan faktor
penghambat kemajuan sendiri. Selain itu juga diragukan kebenaran
terjemahannya.
g. Catatlah istilah-istilah yang mempunyai pengertian umum.
h. Buatlah ringkasan-ringkasan dan review tentang buku tersebut.
30

4. Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Arab
Setiap mata pelajaran mempunyai karakteristik yang khas, demikian
pula dengan mata pelajaran bahasa Arab. Adapun karakteristik mata pelajaran
bahasa Arab adalah sebagai berikut:
a. Bahasa Arab mempunyai dua fungsi yakni sebagai alat komunikasi antar
manusia dan bahasa agama (Islam)
b. Bahasa Arab memiliki struktur ilmu yang sama dengan bahasa-bahasa
lainnya untuk mengenal bunyi dan alat ucap yang menghasilkannya,
melahirkan ilmu Makhorijul Huruf (fonologi) untuk mengenal perbedaan
makna, melahirkan ilmu shorof (morfologi) untuk mengenal struktur
kalimat, melahirkan ilmu nahwu (sintaksis) dan untuk memahami makna,
melahirkan ilmu maani (simantik).

30
Syaiful Bahri Djamaroh, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: PT Usaha
Nasional, 1994), h. 19
38

c. Disamping ilmu-ilmu tersebut (yang memang selalu ada dalam semua
bahasa) bahasa Arab memiliki ilmu-ilmu lain rasam (grafologi) bayan
(gaya bahasa) badi (keindahan kata dan makna) arun (pola syair) qawafi
(bunyi-bunyi atau huruf-huruf pada kesastraan) matnu al-luquh (asal
bahasa).
d. Sesuai dengan karakteristik keilmuan bahasa Arab mempunyai keilmuan
spiral, artinya bahwa dalam suatu ujaran itu telah mengandung unsur-
unsur rasam (grafologi) bayan (gaya bahasa) badi (keindahan kata dan
makna) arun (pola syair) qawafi (bunyi-bunyi atau huruf-huruf pada
kesastraan) matnu al-luquh (asal bahasa) rasam (grafologi) bayan (gaya
bahasa) badi (keindahan kata dan makna) arun (pola syair) qawafi
(bunyi-bunyi atau huruf-huruf pada kesastraan) matnu al-luquh (asal
bahasa).
Maka strategi pengembangan materi pembelajaran bahasa Arab
berdasarkan atas lingkup lingkungan yang paling dekat dengan lingkungan
yaitu dengan lingkungan-lingkungan yang paling dekat dengan siswa menuju
dengan lingkungan yang jauh. Pertama para siswa berkenalan dengan dirinya
sendiri, keluarga dan seterusnya ke lingkungan sekolah. Adapun yang terkait
dengan tema materi pembelajaran bahasa Arab hanya dimaksud untuk
efektifitas yang diperlukan untuk menjalin komunikasi.
31


31
Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Dikjen, Dikdasmen, Dekdinas, Pengembangan
Silabus dan System Penilaian Mata Pelajaran Bahasa Arab
39

D. Efektifitas Buku terhadap Pembelajaran
1. Pengertian Efektifitas
Ketika kita berbicara tentang efektif, kita akan mengalami kesulitan
dalam memberikan makna. Di mana efektifitas tidak memiliki patokan makna
yang pasti dalam pengukurannya berikut ini akan saya berikan definisi
efektifitas dari beberapa pakar. Menurut CES, di dalam ensiklopedia
Indonesia adalah tujuan, suatu usaha.
Menurut Burhani MS dan Hasbi Lawrence, yang dimaksud efektifitas
adalah ketepatgunaan, hasil guna, menunjang tujuan.
Menurut T. Hani Handoko, efektifitas adalah kemampuan untuk
memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan.
32

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwasannya efektifitas adalah
suatu upaya untuk mengetahui berhasil tidaknya pelaksanaan pembelajaran
bahasa Arab, khususnya baik dari segi proses maupun hasil.
2. Keterkaitan buku dengan keefektifan dalam pembelajaran
Belajar akan lebih efektif apabila siswa dalam keadaan siap untuk
belajar. Dengan adanya persiapan, maka yang bersangkutan akan melakukan
kegiatan belajar dengan sepenuh hati, sehingga akan memperlancar proses dan
meningkatkan hasil belajarnya.

32
Hani Handoko, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: BPFE, 1987), h. 30
40

Kesiapan kesiagaan ini mencakup kesiapan mental, kesiapan bahan
atau materi, kesiapan pengetahuan yang terkait, dan kesiapan instrumen
(peralatan) yang dibutuhkan untuk belajar. Bagi pelaku kegiatan ini (belajar)
hendaknya menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki atau mencoba
mengenal materi yang akan dipelajari (dengan membaca lebih dahulu sebelum
mengikuti pembelajaran).
33

Bagi seorang pengajar yang baik hendaknya mengetahui dan
memahami tujuan-tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran bahasa Arab.
Sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga dapat menentukan metode yang
tepat dalam pengetahuan bahasa Arab.
Menetapkan materi atau bahan pengajaran dalam perencanaan
mengajar tidak akan menemui banyaknya kesulitan, asal tujuan pembelajaran
dirumuskan secara jelas dan terdapatnya sumber yang berkenaan dengan
bahan tersebut.
34

Materi atau bahan pembelajaran yang dipelajari siswa tidak terlepas
dari syarat-syarat memilih atau menetapkan materi pelajaran, yaitu:
a. Tujuan pengajaran
Materi pelajaran hendaknya ditetapkan dengan mengacu pada
tujuan-tujuan instruksional yang ingin dicapainya.

33
Depdikbud, Institut Perguruan dan Ilmu Pengetahuan Surabaya, Belajar dan Pembelajaran
I, (Surabaya: University Press Ikip, 1995), h. 56
34
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algasindo,
1987), h. 67-70
41

b. Pentingnya bahan
Materi yang diberikan hendaknya merupakan bahan yang betul-
betul penting baik dilihat dari tujuan yang ingin dicapai maupun fungsinya
untuk mempelajari bahan berikutnya.
c. Nilai praktis
Materi yang dipilih hendaknya bermakna bagi siswa, dalam arti
mengandung nilai praktis atau bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
d. Tingkat perkembangan peserta didik
Kedalaman dan keluasan materi dipertimbangkan dengan jenjang
sekolah dan perkembangan psikologi siswa.
e. Tata urutan
Materi yang diberikan hendaknya ditata dalam urutan yang
memudahkan untuk mempelajari keseluruhan materi pelajaran
(sistematis).
35

Buku adalah sumber ilmu. Oleh karenanya membaca buku adalah
suatu keharusan bagi siswa dengan membaca buku, siswa akan lebih
banyak mengetahui bahan pelajaran yang akan diberikan guru, bahkan
tidak mustahil siswa terlebih dahulu mengetahui materi sebelum
diberitahukan oleh guru.

35
Depdikbud, Institut Perguruan dan Ilmu Pengetahuan Surabaya, Belajar dan Pembelajaran
I, h. 96
42

Pendidik hendaknya jeli dalam memilih buku pedoman dalam
mendidik anak didiknya, karena sebuah kitab atau buku disebut efektif
apabila kitab tersebut membawa hasil atau prestasi yang memuaskan dan
tidak jauh dari tujuan yang direncanakan sebelumnya, serta membawa
manfaat terbesar bagi penggunaannya. Begitu juga dengan kitab pelajaran
bahasa Arab, hendaknya membawa manfaat bagi anak didik setelah
mengikuti kegiatan belajar mengajar.
















43

BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Al-Qur'an
1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Qur'an Malang
Kegiatan mengajar dan membina Al-Qur'an dengan berkeliling daerah
telah ditekuni oleh sosok K.H M. Basori Alwi sejak muda. Sekitar tahun 1967
beliau merintis pengajian menetap di kediaman beliau sendiri yang diikuti
oleh segelintir santri dan masyarakat sekitar yang datang dengan niat yang
tulus untuk belajar agama dan berkhidmat. Namun majelis tersebut maju demi
setapak hadir di tengah-tengah masyarakat untuk tujuan yang suci da'wah
ilallah dan menyebarluaskan ulumuddin. Pada tanggal 1 Mei1978 berdirilah
sebuah pesantren yang masih sederhana namun tetap memiliki spirit untuk
mengembangkan dan menyiarkan agama Islam. Pesantren ilmu Al-Qur'an.
Sesuai dengan namanya, yaitu PIQ (pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an)
Malang mempunyai spesialisasi dan prioritas pengajaran pada Al-Qur'an. Hal
ini erat kaitannya dengan figur K.H. M. Basori Alwi sebagai seorang
intelektual Al-Qur'an dan notaben pendirinya jamiyatul Qurro wal Hufadz-
suatu lembaga yang banyak melahirkan intelektual Al-Qur'an Indonesia. Juga
tidak lepas dari faktor demografi masyarakat Singosari yang rata-rata
pesantrennya bernuansakan Al-Qur'an. Sebagai pesantren yang nuansanya
lebih konsentrasi pada pelajaran Al-Qur'an, dengan metode pembelajarannya
41
44

disebut Jibril, PIQ sering menjadi obyek studi komparatif dan riset penelitian
untuk pengembangan proses belajar-mengajar Al-Qur'an dari berbagai
delegasi lembaga maupun perorangan, bahasa Arab juga memperoleh
perhatian yang besar, sebagai media mengembangkan wawasan berpikir dan
alat menganalisa keilmuan Islam klasik dan modern.
Dengan kurun usia yang tergolong muda, telah banyak hasil yang
dicapai oleh PIQ. Diantaranya, sistem pendidikan yang semula hanya berupa
majelis-majelis ta'lim ala kadarnya, berkembang menjadi sistem madrasah
diniyah klasikal dengan manajemen pendidikan modern namun tetap kental
nilai-nilai kesalafannya.
Tentunya bukanlah suatu hal yang mudah untuk merealisasikan itu
semua, dibutuhkan suatu usaha yang sungguh-sungguh, kesabaran, keuletan
dan manajemen yang optimal. Dan bukan suatu hal yang ringan pula
mempertahankan dan bahkan meningkatkan hasil yang telah dicapai tersebut
untuk dapat mewujudkan pesantren yang ideal, salafi namun tetap mengikuti
perkembangan zaman, yang nantinya diharapkan dapat mencetak kader-kader
dai muslim, generasi Qur'ani yang mandiri, berguna bagaimana bangsa dan
negaranya.
2. Letak Geografis Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an Malang
Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an berada di Singosari Malang,
Dengan alamat kota Jl. Kota Singosari no 107 Singosari Malang Jawa Timur.
45

Pelindung
Pengasuh
Penasehat
Organisasi
Majelis
Pertimbangan
litbang
Ketua Umum
Sekretaris Umum
Pelindung
Pengasuh
Ketua Umum
Sekretaris Umum
Ketua TU
Wakil Ketua TU
Ketua I
Wakil
Ketua
Ketua II
Wakil Ketua II
Staf-Staf Bidang
Madrasah Diniyah
1. Bidang kurikulum
dan pengajaran
2. Bidang Administrasi
3. Bidang Kesantrian
Seksi-Seksi
Bidang Pendidikan
1. Pembinaan dan
pengawasan Al-
Qur'an
2. Pembinaan dan
pengawasan bahasa
Arab
3. Peribadatan
4. Perpustakaan
5. Absensi
6. Kesenian
7. Penerbitan
Seksi-Seksi Bidang Tata
Usaha
1. Adm. Umum
2. Adm. Personalia
3. Adm. Keuangan
4. Konsumsi
5. Humas
6. Usaha
Seksi-Seksi Bidang
Non Pendidikan
1. Perlengkapan
2. Keamanan
3. Kesehatan
4. Kebersihan
5. Listrik dan sound
sistem
6. Olah raga
7. Perairan
8. Ketertiban piring
Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an sangat strategis karena terletak di
tepi jalan raya yang mana untuk menjangkau lokasi tersebut dilalui beberapa
angkutan umum, bus dan tidak jauh dengan Stasiun Singosari Malang.
Wilayah Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an pondok tersebut
menempati area seluas + 1.950 persegi dengan batas-batas sebagai berikut:
- Sebelah barat perbatasan dengan jalan raya Singosari malang
- Sebelah utara berbatasan dengan pasar Singosari malang dan rumah
penduduk
- Sebelah timur berbatasan dengan desa Kristalan dan perumahan
- Sebelah selatan berbatasan dengan ruko Singosari
3. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an Malang











46

Keterangan :
: Hubungan Instruktif
: Hubungan Koordinatif
: Hubungan Inklusif

4. Kondisi Umum Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an
a. Keadaan guru pengajar
Berdasarkan dokumen tentang laporan data guru tahun 2008
disebutkan bahwa jumlah guru di Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an ini
sebanyak 36 tenaga. Kondisi dan jumlah ini dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Daftar pengajar PIQ
No Nama Pendidikan Jabatan
1 H. Lutfi Basori Abuya Asyyid Muhammad Maliki Ketua Umum
2 H. Shodiqin Jaiz Abuya Asyyid Muhammad Maliki Guru
3 M. Ali Fikri SI IAIN Malang Guru Muharrik Qur'an
4 H. Nurul Huda Ma'sum MA Qudayya Guru
5 H. Maskur Guru
6 H. Ali Sulton Rofi'i Guru
7 Drs. Ghoziyuddin D, Spd Stain Malang Guru, majelis Pertimbangan
8 Ahmad Syikhu, A. MA ma'arif Singosari Guru
9 Nasihun Guru
0 Abd. Ghofur MA Ma'arif Singosari Guru
11 Abdul Qodir MA Ma'arif Singosari Guru, Ketua II
12 Ahmad Muklisin A MA Ma'arif Singosari Guru, Ketua I
13 M. Syofitullah MA Ma'arif Singosari Guru, Litbang
14 Hasan bil Qosir Lipiya Jakarta Guru
47

15 Ulil Absor SI STT Stikmna Malang Guru, Adm. Keuangan
16 M. Yazin Wasiyat SMKN I Malang Guru, Waka I
17 Ibnu Rahmad SMKN I Malang Guru
18 H. Farid Nuria SMAI Al-Ma'arif Malang Guru
19 Aris Dzikrullah MTs. Bundar Guru
20 M. Ikhsan MA Ma'arif Singosari Guru
21 Khirul Anwar SMK I Negeri Malang Guru
22 Lutfi Hakim MA Ma'arif Singosari Guru
23 Fahi Akbar MA Ma'arif Malang Guru
24 Abdul Hamid MA Ma'arif Malang Guru
25 M. Lutfilla. ST SI Unisma Malang Guru, Muharrik qur'an
26 Ahmad Mutqin Mts Ma'arif Singosari Guru
27 Ahmad Shohib Al-Marbit MA Ma'arif Singosari Guru
28 Maman Sulaiman SMAN I Lawang Guru
29 M. Ridho SMAN 10 Surabaya Guru
30 M. Irfan Afandi SMAN I Singosari Guru, Sekretaris Diniyah
31 Robbi Rudiana MA Ma'arif Singosari Guru
32 Abdullah Abdun SMA Kediri Guru
33 Saiful Khumaidi SMAN I Siongosari Guru
34 Abdul Faiz SMA al-Ma'arif Guru
35 Ahmad Ali Faza SMKN I SIngosari Guru
36 Heri Auliya MA al-Ma'arif Guru

b. Keadaan siswa
Pada tahu ajaran baru, kebanyakan siswa yang masuk di Pondok
Pesantren Ilmu Al-Qur'an ini berasal dari SLTP dan SLTA dari berbagai
daerah yang ada di Jawa Timur, hal ini bisa dilihat dari jumlah santri yang
mencapai 243 anak. Sehingga jumlah keseluruhan santri yang ada di
Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an mencapai lebih dari 500 anak.
48

c. Program pendidikan
1) Diniyah
Madrasah diniyah terbagi menjadi beberapa tahap :
a) Tahap dasar
Tahap ini ditempuh oleh para santri pada tahun pertama masuk
pesantren. Pada tahap ini santri diberikan kajian dasar keislaman
dengan alokasi waktu 1 jam perhari atau 20% dari waktu belajar
yang harus dijalani dalam sehari. Tahap ini ditempuh dalam
jangka waktu setahun.
b) Tahap lanjutan
Tahap ini ditempuh selama 5 tahun masa belajar sebagai lanjutan
dari tahap dasar dari tahap dasar dengan materi yang lebih lengkap
dan luas. Sesuai dengan tingkat kelasnya. Pada tahap ini alokasi
waktu yang diberikan adalah tiga jam perhari: dua jam pada
malam hari dan satu jam pada pagi hari (bagi siswa sekolah sore).
Dan sore (bagi yang sekolah pagi) atau 60% dari total waktu yang
disediakan dalam satu hari
2) Program al-Qur'an
Tahap pengajaran
a) Tingkat dasar ditempuh pada tahun pertama santri masuk
pesantren dengan alokasi waktu dua jam per hari atau 40% dari
total waktu belajar reguler santri. Pada tahap ini santri ditargetkan
49

(bagi yang mampu) menghatamkan Al-Qur'an 30 juz dengan
bacaan murottal dan mujawwat dalam satu tahun bagi yang
mampu.
b) Tingkat lanjutan. Pada tahap ini alokasi waktu yang diberikan
adalah satu jam perhari atau 20% dari total waktu belajar santri.
3) Program bahasa Arab
Program ini mendapatkan tempat penting sebagaimana pembelajaran
Al-Qur'an. Hal ini bertujuan untuk mendukung kemampuan santri di
dalam mendalami pelajaran-pelajaran yang notabenya 90%
menggunakan bahasa Arab. Maka keberhasilan santri mengikuti
program ini sangat mempengaruhi prestasi akademik pada pelajaran
yang lain.
Tahap pelajaran dalam program ini dibagi menjadi dua tahap:
a) Tahap dasar
Tahap ini di tempuh pada tahun pertama santri masuk pesantren.
Disini santri mendapatkan alokasi waktu 2 jam perhari atau 40%
dari total waktu belajar reguler. Dengan harapan santri pada tahap
ini telah menguasai kemampuan dasar memahami teks-teks Arab
dan mampu menuntaskan materi kitab Madarid ad-Durus Al-
Arobiyah.
50

b) Tahap lanjutan
Tahap ini merupakan tahap lanjutan dari tahap sebelumnya.
Perbedaannya santri hanya memperoleh alokasi waktu satu jam
perhari atau 20% dari total waktu reguler.
5. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Al-Qur'an Malang
Pesantren ilmu Al-Qur'an mempunyai sarana dan prasarana yang
lengkap untuk mendukung pendidikan di pondok tersebut diantaranya adalah:
Tabel 3.2
Daftar Sarana PIQ
No Nama Fasilitas Keadaan
1 Kantor pusat Baik
2 Aula Belajar Baik
3 Aula serba guna Baik
4 Asrama pemondokan Baik
5 Ruang kelas Baik
6 Kamar guru Baik
7 Perumahan guru Baik
8 Ruang tamu Baik
9 Perpustakaan Baik
10 Studio Baik
11 Toko PIQ Baik
12 Kantin Baik
13 Percetakan Baik
14 Dapur Baik
15 Jemuran Baik
16 WC dan kamar kecil Baik
17 UKS (Unit Kesehatan Santri) Baik
18 Lab Bahasa Baik

51

B. Gambaran Tentang Buku Madarid al-Durus al-Arobiyah
1. Pengertian Buku
Buku -- -' --' dimana kemudian oleh penulis ditulis
dengan bahasa Indonesia Madarij al-Durus al-Arabiyyah memiliki arti sebagai
berikut:
Para ahli mengemukakan definisi belajar yang berbeda-beda antara
lain: -- yang berasal dari bahasa Arab dengan kata dasar yang berarti
tingkatan, -' yang berasal dari kata yang berarti belajar. Para ahli
mengemukakan definisi belajar yang berbeda-beda antara lain:
Whitenington mendefinisikan belajar sebagai upaya perubahan sebagai
upaya perubahan dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai pola baru
dari pada reaksi yang berupa kecakapan, kepandaian atau suatu pengertian.
36

Slameto mengatakan diri sebagai belajar adalah suatu proses usaha
yang dilaksanakan untuk memperoleh tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
37

James O Wittaker berpendapat mirip dengan yang dikatakan Slameto,
bahwa belajar merupakan suatu proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau
diubah melalui latihan dan pengalaman.
38


36
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung :Remaja Rosda Karya,2008),81
37
Slameto, Belajar dan Faktor Faktor yang Mempengaruhinya
38
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta; Rineka Cipta. 1998) h 104
52

Sedangkan al-Arabiyyah berarti bahasa yang dipakai oleh orang-orang
Arab.
Jadi buku Madarij al-Durus al-Arabiyyah adalah buku yang
mengupayakan dan membantu seseorang untuk belajar bahasa Arab.
2. Sepintas Tentang Buku Atau Kitab
Sebelum penulis mengemukakan latar belakang penggunaan kitab
Madarij al-Durus al-Arabiyyah ada baiknya penulis akan memberikan
gambaran sekilas tentang kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah. Kitab ini
adalah sebuah kitab mata pelajaran bahasa Arab yang terdiri dari 4 jilid,
materi dalam kita ini mencakup tentang Qiroah (bacaan), meskipun dalam
kegiatan belajar mengajarnya terpisah dengan materi Qowaidnya dan dalam
kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah sudah mengikut sertakan tentang tata
bahasa (qowaid) dalam penyusunan kosa katanya, sehingga sedikit demi
sedikit siswa terbiasa dengan lahjah dan grammar bahasa Arab.
Adapun yang melatarbelakangi penggunaan kitab Madarij al-Durus al-
Arabiyyah ini adalah dahulu kitab ini ditulis oleh K. H. Basori Alwi dan
disahkan oleh menteri Agama untuk dipergunakan pada pendidikan MIN
setingkat dengan sekolah dasar. Namun oleh K.H. Basori Alwi digunakan
untuk PGAA (Pendidikan Guru Agama dan Bahasa Arab). Sampai sekarang
digunakan santri pondok pesantren Ilmu Al-Quran mulai kelas satu sampai
kelas dua. Adapun beberapa alasan digunakannya kitab Madarij al-Durus al-
Arabiyyah sebagai berikut:
53

a) Sebagai contoh muhadasah yaumiyah
b) Untuk menambah bahan kosakata, karena dianggap bahasanya mudah,
berhubungan dengan bahasa keseharian siswa baik di lingkungan sekolah
atau di rumah.
c) Penyusunan struktur sesuai dengan materi kurikulum
Adapun contoh dalam pembelajaran dari kitab Madarid Al-Durus Al-
Arobiyah adalah sebagai berikut:
a) ` '--'`' -' - ''`' -' - - Masing-masing dengan maudu '- I,
'- II, dan '- III dengan pola kalimat:
'- I:
Penyusunan subyek fail '- I: Contoh: '- . -- . -- '= . ''- '-
Kata tunjuk/isim isyaroh '- II:
Kata tanya '- II:
Contoh: '= -- - . ''- -
Contoh: - '- . -- '- . -- .- .-
Pengenalan kata ganti orang
ketiga (dhomir) '- III:
Kata tanya dan jawab '- III:
Contoh: . - . --=
. ..... - ` .
'= .- --= .
'= .- --= -
b) Pada kitab Madarid al-Durus Al-Arobiyah --- dengan pola kalimat
yang meliputi :
Kata tunjuk isim isyaroh

-- - -- -
-- '- . =--- -- -- --
Kata yang menggunakan - '- . -- '- .
-- '- - '-

54

3. Pembelajaran Dengan Menggunakan Kitab Madarij Al-Durus Al-Arabiyyah
a) Latar Belakang Penggunaan Kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah
Sebelum penulis mengemukakan latar belakang penggunaan kitab
Madarid al- Durus al-Arabiyyah, ada baiknya penulis akan memberi
gambaran sekilas tentang kitab Madarid al Durus al-Arabiyyah. Materi
dalam kitab ini berisi tentang istima qiroah, kalam, dan kitabah
39

Adapun dalam pengajaran yaitu bagi santri ditekankan pada lahjah Bahasa
Arabnya, serta pemahaman qiroahnya (bacaanya) meskipun dalam
kegiatan belajar mengajar nya dipisah dengan Qowaidnya .Dalam kitab
Madarid al-Durus al-Arabiyyah ini sudah mengikutsertakan tentang tata
bahasa (Qowaid) dalam penyusunan kosa katanya sehingga sedikit demi
sedikit para santri akan terbiasa dengan lahjah dan grammar bahasa
Arabnya.
Adapun yang melatarbelakangi penggunaan kitab Madarij Al-
Durus al-Arabiyyah ini dikarenakan kitab ini mudah dipelajari oleh para
santri pemula yang baru mengenal tentang bahasa Arab, yang mana
pembelajaran Bahasa Arab dengan menggunakan kitab Madarij Al-Durus
Al-Arabiyyah bertahap mulai jilid 1 sampai 4 dari mulai yang mudah
sampai yang sulit, sehingga kitab ini sangat efisien dengan beberapa
alasan antara lain:

39
M. Said Budary, Biografi KH. M. Basori Alwi, Cet. I (Jakarta: Yayasan Alwi Murtadlo,
2007), h. 59.
55

1) Terdapat Muhadatsah Yaumiyyah.
2) Untuk menambah kosa kata karena dianggap bahasanya muda karena
berhubungan dengan bahasa keseharian para santri baik di lingkungan
pesantren dan di luar pesantren.
3) Dilengkapi beberapa gambar.
4) Terdapat latihan-latihan soal (tamrinat)
Dalam konsep besar dari metode ini, orang belajar bahasa yang
utama harus memiliki rasa percaya diri, tanpa itu orang akan sulit
berkembang
Maka, konsep yang mendasar dalam kitab Madarij Al-Durus Al-
Arabiyyah adalah penggunaan bahasa yang sederhana, umum ('amiyyah),
dan sangat mudah dikuasai. Tak usah bicara grammatical dulu yang
penting, terbiasa dengan bahasa sehari-hari dengan bahasa asing. Jika
sudah terbiasa, seorang akan mempunyai sense of achievement. Setelah itu
menggunakan grammar atau tata bahasa. Jadi, ilmu grammatical didapat
setelah seseorang sudah lancar berbicara. Berbicara dulu, baru menata
bahasa.
Para ilmuwan telah sepakat, bahasa adalah skill: ketrampilan Dan
cara mendapatkan skill berbeda dengan knowledge (pengetahuan). Yang
disebut terakhir, membutuhkan induksi, deduksi, verifikasi data, analisis
dan sebagainya. Sedangkan skill sama halnya dengan orang belajar naik
sepeda. Semakin sering mencoba lama-lama akan mahir karena terbiasa.
56

Kitab ini dikarang oleh KH. Basori Alwi. Beliau juga pengasuh
Pondok Pesantren Ilmu al-Quran Singosari Malang. Beliau menegaskan
bahwa metode itu terlahir dari akumulasi pembelajaran bahasa selama
bertahun-tahun. Beragam metode diramu sedemikian rupa hingga tercipta
metode baru. Seperti seorang juru masak yang meracik beragam resep
kuno menjadi menu baru. Setelah mempelajari berbagai metode yang
ada dan melihat kesulitan para santri dan pelajar Indonesia, maka
tercetuslah metode ini.
40
Pada tahun 1970 Menteri Agama pada saat itu
KH. Ilyas merekomendasikan buku Madarij ad-Durus al-Arabiyah
disebarluaskan dan digunakan di madrasah-madrasah. Melewati empat
dasawarsa, tak terhitung lagi berapa banyak buku itu dicetak ulang dengan
penyempurnaan kemasan.
4. Konsep Dasar Kitab Madarij ad-Durus al-Arabiyah
Sebagaimana yang telah penulis kemukakan pada bab sebelumnya
tentang penyusunan istima', kalam, Qiroah khitobah. Bahwa kitab ini terdiri
dari empat jilid:
1) Jilid 1: Dalam kitab Madarij al-Durus al-Arabiyah ini juga banyak
terdapat kosa kata yang dapat dimanfaatkan untuk menambah
perbendaharaan kosa kata santri, juga banyak terdapat contoh-contoh
muhadatsah.

40
Ibid. h, 125
57

2) Jilid 2: Dalam kitab Madarij al-Durusal-Arabiyah ini terdapat kosa kata
yang lebih banyak lagi dan disertai latihan qiroah menuju muhadatsah.
3) Jilid 3: Dalam kitab Madarij al-Durus al-Arabiyah ini santri mulai
diperkenalkan dengan tarkib seperti adad madud, khobar mukodam dan
mu'akhkhar.
4) Jilid 4: Dalam kitab Madarij al-Durus al-Arabiyah ini santri mulai
memasuki materi kitabah dalam penyusunannya mencakup nahwunya.

C. Penyajian dan Analisis Data
1. Data hasil dokumentasi
Data yang diperoleh dengan dokumentasi ini digunakan untuk
melengkapi hasil penelitian tentang keadaan PIQ Malang, letak geografis PIQ,
buku pedoman PIQ yang terdiri dari sejarah PIQ, keadaan siswa dan guru,
keadaan sarana dan prasarana di PIQ Malang, dan nilai siswa yang menjadi
acuan tingkat keefektifan pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan
kitab Madarid Al-Durus Al-Arobiyah.
2. Data hasil interview
Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini memperoleh hasil data
yang diperoleh melalui salah satu pengajar atau ustadz pada mata pelajaran
bahasa Arab yang akrab disapa dengan Ustadz Marbait tentang pelaksanaan
pembelajaran bahasa Arab kelebihan dan kekurangan kitab Madarij al-Durus
al-Arobiyah, serta konsep dasar kitab, Madarij al-Durs al-Arobiyah.
58

Setelah penulis melakukan interview dengan Ustadz Marbait guru
pengajar bahasa Arab di kelas 1A, beliau mengatakan bahwa tingkat
kemampuan siswa dalam belajar bahasa Arab berbeda-beda, artinya ada siswa
yang pandai dan mudah faham terhadap pelajaran bahasa Arab, namun ada
juga yang agak lambat tehadap pelajaran bahasa Arab. Begitu juga prestasi
belajarnya pun tergantung pada kemampuan yang mereka miliki.
Dalam proses pengajarannya, beliau menggunakan metode pengajaran
yang selalu bervariasi, artinya ia menyesuaikan dengan rencana pengajaran.
Ini dilakukan sebagai upaya untuk proses pembelajaran yang enak. Misalkan
metode iqro, beliau membacakan bahan bacaan yang ada dengan benar, lalu
semua siswa mengikutinya sampai benar. Beliau juga memberikan
kesempatan untuk dua anak yang memiliki kemampuan berbahasa Arab yang
berbeda. Ini dilakukan supaya siswa saling memotivasi untuk maju.
Selain itu, untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa, beliau juga
menambahkan materi muhadasah (percakapan), karena menurut beliau bahasa
tidak hanya diujikan lewat tulis, tapi bagaimana anak tersebut mampu untuk
berkomunikasi secara aktif, karena bahasa merupakan kebiasaan yang
diulang-ulang. Apabila ditemukan siswa yang tertinggal dalam prestasinya,
beliau memberikan kesempatan untuk mengulang di minggu yang akan
datang sampai anak tersebut faham.
Dalam menerima pelajaran, siswa yang lulusan dari Tsanawiyah
cenderung mudah memahami apa yang diberikannya. Sedangkan siswa yang
59

dari SMP, biasanya tingkat pemahamannya pun lemah dan mudah tertinggal.
Untuk menyiasati hal semacam ini, dalam hal ini kitab Madarid Al-Durus Al-
Arobiyah sangat membantu para siswa yang tingkat pemahamannya lemah,
karena kitab Madarid Al-Durus Al-Arobiyah terdapat 4 jilid yang mana jilid
pertama sangat mendukung bagi pemula dan faktor sistem pengajaran para
guru. Beliau memberikan kesempatan yang sama antara siswa yang
mempunyai kemampuan rendah dengan siswa yang mempunyai kemampuan
tinggi dalam belajar agar tidak terjadi kesenjangan diantara keduanya.
Sedangkan bapak M. Lutfillah, S.Pd mengatakan bahwa tingkat
kemampaun siswa dalam bahasa arab juga diperngaruhi oleh sejak kapan ia
belajar bahasa Arab, apakah dari Tsanawiyah atau SMP. Karena hal ini sangat
berpengaruh dengan proses pembelajaran dalam kelas. Biasanya beliau
memisahkan antara lulusan SMP dengan Tsanawiyah, karena terdapat
perbedaan yang signifkan dalam penguasaan materi.
Dari proses pengajaran yang diberikan beliau membenarkan tentang
adanya pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan kitab Madarid Al-
Durus Al-Arobiyah terhadap keefektifan pembelajarannya bahasa Arab.
3. Data hasil observasi
Penggunaan metode observasi dilakukan dengan cara terjun langsung
ke lapangan yaitu dengan mengamati guru yang sedang mengajar serta siswa
yang sedang belajar. Adapun hasil observasi adalah:
60

1) Guru bahasa Arab dalam mengajar menggunakan beberapa metode
diantaranya metode ceramah, diskusi kelompok, penugasan dan juga
dengan permainan-permainan yang berhubungan dengan materi pelajaran.
2) Dalam mengajar guru sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan baik itu
menyangkut materi sebelumnya atau materi yang sedang dibahas dan
siswa pun diberi kesempatan bertanya dan berfikir.
3) Guru selalu memperhatikan siswanya, jika pada saat pelajaran
berlangsung dan terdapat siswa yang tidak memperhatikan penjelasan
guru maka guru akan menegurnya.
4) Pada saat pelajaran bahasa Arab, siswa memegang atau memiliki buku
Madarid al-Durus al-Arobiyah sehingga dapat membantu meningkatkan
kemampuan berbahasa Arab.
5) Guru selalu memberikan motivasi dan dorongan kepada siswanya untuk
selalu semangat dalam belajarnya agar menghasilkan prestasi yang
diinginkannya.
4. Data hasil angket
Angket yang diberikan kepada responden terdiri dari 13 item soal yang
diberikan kepada 43 siswa. Setiap item mempunyai 3 alternatif jawaban
sebagai berikut:
a. Senang
b. Biasa saja
c. Tidak senang
61

Table 3.3
Tentang sikap terhadap pelajaran bahasa Arab.
No Kriteria nilai N F Prosentase
1
2
3
a. Senang
b. Biasa saja
c. Tidak senang
43 38
5
-
90%
10%
-

Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab
senang yaitu dengan prosentase 90% dan dapat dikonsultasikan dengan
standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 76%-100% adalah
tergolong baik dalam hal sikap siswa terhadap pelajaran bahasa Arab.
Pertanyaan diatas digunakan peneliti untuk mengetahui tingkat
kesukaan siswa terhadap pelajaran bahasa Arab dengan menggunakan kitab
Madarid Al-Durus Al-Arobiyah.
Table 3.4
Tentang belajar bahasa Arab dengan menggunakan kitab Madarid ad-Durus al-
Robiyah

No Kriteria nilai N F Prosentase
2

a. Senang
b. Biasa saja
c. Tidak senang
43 35
8
-
85%
15%
-

Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab
senang yaitu dengan prosentase 85% dan dapat dikonsultasikan dengan
standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 76%-100% adalah
62

tergolong baik dalam hal belajar bahasa Arab menggunakan kitab Madarid ad-
Durus al-Arobiyah.
Pertanyaan diatas digunakan peneliti untuk mengetahui tentang
keefektifan pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan kitab Madarid
Al-Durus Al-Arobiyah
Tabel 3.5
Tentang qiroah dan muhadasah yang terdapat dalam
kitab Madarid ad-Durus al-Arobiyah

No Kriteria nilai N F prosentase
1

a. Sangat sulit
b. Cukup sulit
c. Kadang kadang
43 37
16
-
70%
30%
-

Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab
sangat sulit yaitu dengan prosentase 70% dan dapat dikonsultasikan dengan
standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 56%-75% adalah
tergolong cukup dalam hal penguasaan qiroaah dan muhadasah dalam kitab
Madarid ad-Durus al-Arobiyah.
Pertanyaan diatas digunakan peneliti untuk mengetahui tingkat
kelancaran siswa dalam membaca teks Arab dengan menggunakan kitab
Madarid Al-Durus Al-Arobiyah.
63

Table 3.6
Tentang insya' dan kitabah
No Kriteria Nilai N F prosentase
1
2
3
a. Tidak sulit
b. Cukup sulit
c. Sangat sulit
43 14
29
-
36%
64%
-

Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab
cukup sulit yaitu dengan prosentase 64% dan dapat dikonsultasikan dengan
standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 56%-75% adalah
tergolong cukup dalam hal penguasaan insya'.
Pertanyaan diatas digunakan peneliti untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa dalam menulis Arab dan mengarang dengan menggunakan
bahasa Arab.
Table 3.7
Tentang Bahasa yang terdapat dalam kitab
No Kriteria nilai N F prosentase
1
2
3
a. Tidak sulit
b. Cukup sulit
c. Sangat sulit
43 13
30
-
34%
66%
-

Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab
cukup sulit yaitu dengan prosentase 66% dan dapat dikonsultasikan dengan
standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 56%-75% adalah
tergolong cukup dalam hal bahasa dalam kitab.
64

Pertanyaan diatas digunakan peneliti untuk mengetahui pemahaman
siswa terhadap bahasan-bahasan yang ada dalam kitab Madarid Al-Durus Al-
Arobiyah
Table 3.8
Tentang latihan soal yang terdapat dalam kitab
No Kriteria nilai N F prosentase
1
2
3
a. Tidak sulit
b. Cukup sulit
c. Sangat sulit
43 12
31
-
32%
68%
-
Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab
cukup sulit yaitu dengan prosentase 68% dan dapat dikonsultasikan dengan
standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 56%-75% adalah
tergolong cukup dalam hal penguasaan latihan soal dalam kitab.
Pertanyaan diatas digunakan peneliti untuk mengevaluasi pemahaman
siswa tentang materi yang telah diajarkan oleh guru dalam pembelajaran
bahasa Arab dengan menggunakan kitab Madarid Al-Durus Al-Arobiyah.
Table 3.9
Tentang pelajaran yang diberikan guru
No Kriteria nilai N F Prosentase
1
2
3
a. Selalu mengingat
b. Kadang-kadang
c. tidak mengingat
43 36
7
-
83%
17%
-

65

Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab
selalu mengingat yaitu dengan prosentase 83% dan dapat dikonsultasikan
dengan standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 76%-100%
adalah tergolong baik dalam hal pelajaran yang diberikan guru.
Pertanyaan diatas digunakan peneliti untuk mengetahui apakah siswa
menyukai pembelajaran yang diberikan guru dalam pembelajaran bahasa Arab
dengan menggunakan kitab Madarid Al-Durus Al-Arobiyah.
Table 3.10
Tentang materi yang diajarkan oleh guru
No Kriteria nilai N F prosentase
1
2
3
a. Tidak sulit
b. Cukup sulit
c. Sangat sulit
43 31
12
-
66%
34%
-

Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab
tidak sulit yaitu dengan prosentase 66% dan dapat dikonsultasikan dengan
standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 56%-75% adalah
tergolong cukup dalam hal materi yang digunakan guru.
Pertanyaan diatas digunakan peneliti untuk mengetahui seberapa jauh
tingkat pemahaman siswa dalam memahami materi pelajaran yang diajarkan
oleh guru dengan menggunakan kitab Madarid Al-Durus Al-Arobiyah.
66

Table 3.11
Tentang perasaan anda setelah belajar menggunakan kitab Madarid Al-Durus
Al-Arobiyah
No Kriteria nilai N F prosentase
1
2
3
a. Sangat menyukai
b. Biasa saja
c. Tidak menyukai
43 34
9
-
69%
31%
-

Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab
sangat menyukai yaitu dengan prosentase 69% dan dapat dikonsultasikan
dengan standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 56%-75%
adalah tergolong cukup dalam hal perasaan siswa terhadap pelajaran bahasa
Arab dengan menggunakan kitab Madarid Al-Durus Al-Arobiyah.
Pertanyaan diatas digunakan peneliti untuk mengetahui perasaan anak
didik dalam menyikapi pelajaran bahasa Arab dengan menggunakan kitab
Madarid Al-Durus Al-Arobiyah.
Table 3.12
Tentang metode mengajar
No Kriteria nilai N F prosentase
1
2
3
a. Selalu variatif
b. Kadang-kadang
c. Tidak variatif
43 37
5
-
80%
20%
-

Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab
selalu variatif yaitu dengan prosentase 80% dan dapat dikonsultasikan dengan
standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 56%-75% adalah
67

tergolong baik dalam hal penyampaian guru dengan menggunakan
metodenya.
Pertanyaan diatas digunakan peneliti untuk mengetahui apakah siswa
menyukai metode yang digunakan guru dalam pembelajaran bahasa Arab
dengan menggunakan kitab Madarid Al-Durus Al-Arobiyah.
Table 3.13
Tentang alat peraga yang digunakan guru
No Kriteria nilai N F prosentase
1
2
3
a. Selalu menggunakan
b. Kadang-kadang
c. Tidak menggunakan
43 35
4
4
80%
10%
10%

Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab
selalu menggunakan yaitu dengan prosentase 80% dan dapat dikonsultasikan
dengan standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 56%-75%
adalah tergolong baik dalam hal alat peraga yang digunakan oleh guru.
Pertanyaan diatas digunakan peneliti untuk mengetahui perangkat-
perangkat yang dipakai guru dalam pembelajaran bahasa Arab dengan
menggunakan kitab Madarid Al-Durus Al-Arobiyah.
Table 3.14
Tentang evaluasi yang diberikan guru
No Kriteria nilai N F prosentase
1
2
3
a. Tidak sulit
b. Cukup sulit
c. Tidak sulit
43 35
8
-
70%
30%
-
68


Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab
tidak sulit yaitu dengan prosentase 70% dan dapat dikonsultasikan dengan
standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 56%-75% adalah
tergolong cukup dalam hal evaluasi yang diberikan guru.
Pertanyaan diatas digunakan peneliti untuk mengetahui kemampuan
siswa dalam memahami pelajaran yang diajarkan oleh guru dengan
menggunakan kitab Madarid Al-Durus Al-Arobiyah selalain latiahan soal
yang adalam kitab.
Table 3.15
Tentang tugas yang diberikan guru
No Kriteria nilai N F prosentase
1
2
3
a. Selalu mengerjakan
b. Kadang-kadang
c. Tidak mengerjakan
43 31
8
4
70%
20%
10%

Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab
selalu mengerjakan yaitu dengan prosentase 70% dan dapat dikonsultasikan
dengan standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 56%-75%
adalah tergolong cukup dalam hal tugas yang diberikan oleh guru.
Rekapitulasi Prosentase
PROSENTASE
NO PERTANYAAN
A B C
1 Sikap siswa terhadap pelajaran bahasa Arab
90% 10% -
2 senang belajar dengan menggunakan kitab
85% 15% -
69

Madarid Al-Durus Al-Arobiyah
3 menyukai bacaan Qiro'ah dan muhadasah yang
disertai dengan contoh gambar yang terdapat
dalam kitab Madarid Al-Durus Al-Arobiyah
70% 30% -
4 kesulitan memahami insya dan kitabah yang
terdapat dalam kitab Madarid Al-Durus Al-
Arobiyah?
64% 36% -
5 kesulitan dengan bahasa yang terdapat dalam
kitab Madarid Al-Durus Al-Arobiyah
34% 66% -
6 Latihan soal pelajaran yang diberikan oleh guru 68% 32%
7 Mengingat pelajaran yang diberikan oleh guru
83% 17%
8 Tentang materi yang diajarkan oleh guru
66% 34%
9 Apakah metode yang digunakan guru selalu
variatif dalam menyampaikan materi pelajaran
80% 20%
10 Setiap pembelajaran guru menggunakan alat
peraga
80% 10% 10%
11 Kesulitan, saat evaluasi dilaksanakan
70% 30%
12 Apakah anda selalu mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru
70% 20% 10%
Jumlah Presentase total
71.6% 26.6% 1.8%

Pertanyaan diatas digunakan peneliti untuk mengetahui apakah murid
mampu menyelesaikan tugas yang diberikan guru pada setiap akhir pelajaran
bahasa Arab dengan menggunakan kitab Madarid Al-Durus Al-Arobiyah.
Setelah diketahui prosentase dari masing-masing item pertanyaan
tentang kegiatan belajar mengajar bahasa Arab dengan menggunakan kitab
70

Madarid ad-Durus al-Arobiyah maka dapat diketahui bahwa tingkat efektifitas
pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan kitab Madarid ad-Durus al-
Arobiyah sangat efektif.
5. Data hasil nilai rapor.
Untuk mengetahui penerapan sebuah kitab dapat dikatakan efektif
apabila hasil yang diperoleh siswa juga baik. Karena hal itu merupakan tolak
ukur terakhir dalam menentukan keefesienan tersebut. Disini penulis juga
akan menyajikan data hasil belajar yang diperoleh siswa kelas 1A, 1B dan 1C
selama setahun, untuk mengetahui tingkat efektifitas penggunaan kita Madarij
al-Durs al-Arobiyah di PIQ malang. Nilai kemudian dikonsultasikan dengan
data interpretasi nilai yaitu. 80-100 sangat baik, 70-79 baik, 60-69 cukup dan
jelek 0-59, untuk memperkuat data dan penelitian ini maka peneliti sajikan
data nilai kelas 1A, 1B dan 1C.
Table 3.16
Daftar nilai kelas 1A, 1B dan 1C
No Kelas 1A Pagi Nilai Kelas 1B Pagi nilai Kelas 1C Pagi nilai
1 M. Amirullah 9 Rijalul Furqon 9 Safirul Ithar 8
2 Iftahul 9 M. Salman Faris 9 Abdullah Amin 7
3 Abdul Karim 9 M. Rifa'i 8 Minanurrahman 7
4 M. Nasrullah 9 A. Rizqi Akbar 9 M. Ramdan 8
5 Abdullah 9 Anas Ibrahim 8 M. Husni 6
6 A. Zulfi 9 Cahyo Wiwanto 9 M. Husni 8
7 A. Musfin 9 Ismail Hasan 8 M. Samsudian 8
8 M. Imam 8 Haikalussomadani 8 Zainur Rohman 9
9 Wahyu 6 Ja'far Rafa 8 M. Tholhah 6
10 Rizki 9 Farid Wajdi 7 M. Haikal 7
11 Faiz Fattayani 6 Saiful Badri 8 Maudiyo Malih 6
12 Fajri Ramadan 6 Husnul Marom 8 Hapsara Dwi 7
13
Yusuf Indra 6 M. Farid 8
Faruqi Satya 8
71

14 Rizqi Basofi 6 A. Muzakki 8
15 M. Rizal 8 Mitahul Ulumil 6

D. Analisa Buku Madarij Al-Durus Al-Arabiyyah
Pada umumnya penelitian deskriptif bukanlah angka-angka, tetapi berupa
kata-kata atau gambaran yang dijelaskan dari data hasil penelitian atau buku yang
menjadi obyek penelitian.
1. Kelebihan dan Kekurangan Kitab Madarid al-Durus al-Arabiyyah
i. Struktur penyusunan terdapat pada kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah
ini disusun dengan sistematis dari yang mudah sampai menuju tersulit
dari yang sederhana sampai menuju yang komplit
ii. Dalam buku ini banyak disertakan gambar dan contoh untuk membantu
siswa dalam memahami maksud dari bacaan, juga terdapat kamus yang
disusun sistematis
iii. Terdapat latihan atau terjemahan bahasa Arab ke bahasa Indonesia begitu
juga sebaliknya dari bahasa Indonesia ke bahasa Arab
iv. Terdapat pelaksanaan belajar mengajar diskusi dengan kelompok dan
penugasan bagi yang mampu (pandai) akan cepat memahaminya.
v. Terdapat latihan penyusunan kaidah tasrifiyah, sehingga lama kelamaan
siswa terbiasa seperti dari muanas ke mudakkar.
2. Kekurangan pada kitab Madarid al-Durus al-Arabiyyah.
a) Dijilid 3 pada kitab madarij al-Durus al-Arabiyah tidak lagi tekankan lagi
pada muhadats.
72

b) Bagi para siswa yang belum benar-benar memahami tentang qowaid akan
merasa kesulitan untuk memahaminya khususnya pada jilid 3 dikarenakan
terlalu banyaknya istilah-istilah qowaid pada jilid tersebut.
3. Efektifitas pembelajaran Bahasa Arab dengan Kitab Madarij al-Durus al-
Arabiyyah di Singosari Malang.
Salah satu keberhasilan dalam proses pembelajaran di pondok
pesantren ilmu Al-Quran Singosari Malang, selain terletak pada perencanaan
dan pelaksanaan, juga terletak pada kondisi proses belajar-mengajar yang
efektif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Disini juga perlu perhatian
pada keefektifan seorang guru dalam mencapai materi dan pengolahan proses
pembelajaran dikelas. Diharapkan materi yang diberikan kepada siswa sudah
sesuai dengan tingkat pemahamannya. Dirasakan efektif jika menggunakan
kitab Madarij al-Durus al-Arabiyyah dalam pembelajaran bahasa Arab siswa.
Sehingga dapat dikatakan bahwa untuk mengetahui tingkat keefektifan sebuah
kitab maka dapat dilihat dari segi proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran
di kelas. Dalam pembelajaran kitab Madarij Al-Durus Al-Arabiyyah di
pondok pesantren ilmu al-Quran ditargetkan para santri diharapkan satu tahun
selesai mempelajari kitab Madarij Al-Durus Al-Durus Al-Arabiyyah mulai
jilid 1 sampai jilid 4.
a. Pengertian Efektifitas
Ketika kita berbicara tentang efektif, kita akan mengalami
kesulitan dalam memberikan makna. Di mana efektifitas tidak memiliki
73

patokan makna yang pasti dalam pengukurannya berikut ini akan saya
berikan definisi efektifitas dari beberapa pakar. Menurut Much. Dahlan
Ya'cub Al-Barry, di dalam Kamus Ilmiah Populer efektifitas adalah
ketepatgunaan, hasil guna, menunjang tujuan.
41

Menurut Burhani MS dan Hasbi Lawrence, yang dimaksud
efektifitas adalah ketepatgunaan, hasil guna, menunjang tujuan.
Menurut T. Hani Handoko, efektifitas adalah kemampuan untuk
memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan.
42

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwasannya efektifitas
adalah tercapainya tujuan pembelajaran bahasa Arab.
b. Keterkaitan buku dengan keefektifan dalam pembelajaran
Belajar akan lebih efektif apabila siswa dalam keadaan siap untuk
belajar. Dengan adanya persiapan, maka yang bersangkutan akan
melakukan kegiatan belajar dengan sepenuh hati, sehingga akan
memperlancar proses dan meningkatkan hasil belajarnya.
Kesiapan kesiagaan ini mencakup kesiapan mental, kesiapan bahan
atau materi, kesiapan pengetahuan yang terkait, dan kesiapan instrumen
(peralatan) yang dibutuhkan untuk belajar. Bagi pelaku kegiatan ini
(belajar) hendaknya menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki atau

41
Much. Dahlan Ya'cub Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), hal. 128
42
Hani Handoko, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: BPFE, 1987), h. 30
74

mencoba mengenal materi yang akan dipelajari (dengan membaca lebih
dahulu sebelum mengikuti pembelajaran).
43

Bagi seorang pengajar yang baik hendaknya mengetahui dan
memahami tujuan-tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran bahasa
Arab. Sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga dapat menentukan
metode yang tepat dalam pengetahuan bahasa Arab.
Menetapkan materi atau bahan pengajaran dalam perencanaan
mengajar tidak akan menemui banyaknya kesulitan, asal tujuan
pembelajaran dirumuskan secara jelas dan terdapatnya sumber yang
berkenaan dengan bahan tersebut.
44

Ditambah juga mengenai tujuan yang ada dalam bentuk pembelajaran
yang efektif adalah:
a. Belajar mengajar memiliki tujuan untuk membentuk anak didik sesuai
dengan tahap pematangan
b. Ada sebuah interaksi prosedur yang direncanakan dengan desain mencapai
tujuan
c. Ada penggarapan materi yang disusun secara khusus
d. Ada anak didik yang beraktifitas secara aktif
e. Ada guru sebagai pembimbing

43
Depdikbud, Institut Perguruan dan Ilmu Pengetahuan Surabaya, Belajar dan Pembelajaran
I, (Surabaya: University Press Ikip, 1995), h. 56
44
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algasindo,
1987), h. 67-70
75

f. Adanya sebuah disiplin yang lahir dari sebuah kesadaran
g. Adanya batas waktu sebagai batas pencapaian tertentu
h. Evaluasi.
Untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif sebagaimana tersebut
diatas tidaklah semudah itu, akan tetapi juga bergantung pada kompetensi dan
kemampuan yang memadai dari segenap komponen.
Guru sebagai sosok yang subyektif dalam pengajaran harus memiliki
kompetensi yang handal dalam memberikan pengajaran di sekolah. beberapa
kemampuan kompetensi seorang guru yang harus miliki adalah sebagai
berikut yang meliputi:
a. Menguasai bahan pelajaran yang diajarkan.
b. Mampu melakukan pengolahan program belajar mengajar.
c. Mampu mengelola kelas yang baik.
d. Mampu mengelola penggunaan media atau sumber ajar.
e. Memiliki dan menguasai landasan-landasan pendidikan.
f. Mampu mengelola hubungan baik interaksi-interaksi belajar mengajar.
g. Mampu menilai prestasi siswa untuk kepentingan mengajar.
45





45
Surya Brata, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, Cet.I, 1997), h.
4-5
76

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis menganalisis dari keseluruhan pembahasan yang telah
dipaparkan di atas, sekaligus jawaban atas rumusan masalah pada bab pertama,
maka penulis simpulkan sebagai berikut:
1. Kitab Madarid Al-Durus Al-Arabiyah digunakan sebagai literatur
pembelajaran bahasa Arab bagi kelas 1A, 1B, 1C, 1D, 1E dan
11D.Pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan kitab Madarid al-
Durus al-Arabiyah dilakukan secara bertahap mulai jilid 1 sampai 4,mulai
yang termudah hingga yang sulit dengan hasil yang baik
2. Dalam proses pembelajaran bahasa Arab secara umum tentu diketemukan
problematika atau kesulitankesulitan yang biasa dihadapi diantara
problematika itu antara lain: ada beberapa siswa yang berlatar belakang belum
mengenal bahasa Arab sama sekali, sehingga ketika dalam pondok pesantren
diperkenalkan pelajaran bahasa Arab ada sebagian yang kesulitan dalam hal
qiroah dan insya.
3. Untuk menyiasati problematika di atas maka para guru di pondok pesantren
ilmu al-Quran menggunakan kitab Madarid al-Durus al-Arabiyah sebagai
buku pedoman tingkat dasar, dengan alasan bahasa mudah dimengerti oleh
para santri langkah ini ditempuh untuk menyiasati kesulitan mendasar yaitu
77

tentang qiroah dan insya dalam hal pembelajar para guru memperbanyak alat
peraga dalam pembelajaran. Disamping itu para guru tidak menekankan
qowaid dulu sehingga para santri tidak takut untuk qiroah dan kitabah.
4. Pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan kitab Madarid Al-Durus Al-
Arabiyah sangat efektif. Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ada
di Pondok Pesantren Ilmu al-Quran Singosari Malang yaitu agar para santri
bisa memahami al-Quran, dan Hadits, serta dapat dilihat dari tingginya nilai
bahasa Arab mereka.

B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan, maka peneliti mengemukakan saran-saran
yang diharapkan oleh peneliti dan bermanfaat bagi peningkatan kualitas belajar
siswa. Beberapa saran terebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bagi guru-guru atau pengajar, hendaknya dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar harus lebih banyak memberikan pengalaman belajar yang telah
disesuaikan dengan kemampuan siswa. Sehingga siswa dapat mengetahui
corak belajar yang sesuai dan efektif, yang kemudian dapat dirasakan dengan
tercapainya prestasi yang lebih baik lagi.
2. Bagi siswa hendaknya dapat mengikuti tahapan-tahapan yang ada sehingga ia
dapat memahami bahasa Arab dengan baik, baik dalam kosa kata maupun
percakapan dalam kehidupan sehari-hari.

78

DAFTAR PUSTAKA

Al-Barry, Ya'cub Much. Dahlan, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 1994
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta:
Rineka Cipta, 2002
Arsad, Azhar, Bahasa Arab dan Beberapa Metode Pengajarannya, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2003
Ary, Donal, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Diterj. Arif Furchan. Surabaya:
Usaha Nasional, 1982
Aziz, Furqonul dan Chaidar Al-Wasilah, Pengajaran Bahasa Komunikatif, Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2000, Cet. II
Budary, M. Said, Biografi KH. M. Basori Alwi, Cet. I Jakarta: Yayasan Alwi
Murtadlo, 2007
Brata, Surya Sumadi, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta,
Cet.I, 1997
Departemen Agama, Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi Agama
Islam\IAIN, Jakarta: Proyek Pembinaan System Pendidikan Agama Islam,
1997
Depdikbud, Institut Perguruan dan Ilmu Pengetahuan Surabaya, Belajar dan
Pembelajaran I, Surabaya: University Press Ikip, 1995
Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Dikjen, Dikdasmen, Dekdinas,
Pengembangan Silabus dan System Penilaian Mata Pelajaran Bahasa Arab
Djamaroh, Bahri Syaiful, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya: PT
Usaha Nasional, 1994
Hadi, Sutrisno, Metodologi Reseach, Jakarta; Andi Offset, 1990
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta; Bumi Aksara, 1994
Handoko, Hani, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: BPFE, 1987
Moloen, J Lexy., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung; Remaja Rosda Karya
2002
Muhaimin, M.A. Dkk. Strategi Belajar Mengajar, Surabaya: CV. Citra Media, 1996
Parera, Daniael Jos, Linguistik Edukasional Jakarta: Erlangga,1997
79

Poerdarminto, WJS., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1982
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung :Remaja Rosda karya,2008
Soemanto, Wasty, psikologi Pendidikan, Jakarta; Rieneka Cipta. 1998
Soetomo, Henyat Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara
1993
Subari, Supervisi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1994
Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan Bandung: Sinar
Baru, 1989
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algasindo, 1987
Sukamto, Maluddin dan Akhmad Munawwir, Tata Bahasa Arab Sistematis,
Yogyakarta: Norma Media Idea, 2004
Surya, Brata Sumadi, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta,
Cet.I, 1997
Suryana, Agus, Panduan Praktis Mengelola Pelatihan, Jakarta: Edsa Mahkota, 2006
Yusuf, Tayar dan Syaiful Anwar. Metologi Pengajaran dan Bahasa Arab, Jakarta:
Grafindo Persada 1995

Anda mungkin juga menyukai