Anda di halaman 1dari 36

HUBUNGAN KEMAMPUAN BAHASA ARAB TERHADAP PRESTASI MENGHAFAL AL-QUR’AN

SANTRI (Di Yayasan Al-Amrainilan Thadillu Abadan

Ciparay Kabupaten Jawa Barat)


A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan


manusia. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas kehidupan manusia
membutuhkan ilmu dan salah satu cara untuk mendapatkan ilmu yaitu
dengan cara atau melalui proses pendidikan, pendidikan juga hal yang
sangat diperhatiakan di dalam agama Islam, hal ini di tunjukkan di dalam
hadis Rosulullah sebagai berikut:

‫ بن هشام حدثنا‬. ‫سليمان بن حفص حدثنا عمار‬.‫حدثنا‬

‫بن نسعن سيرين بن محمد عن شنظير بن كثير أ له‬

‫قا‬: ‫ مالك‬ ‫سلم و عليه صلى هللا رسول قال‬

‫العلم طلب‬ ‫العلم وواضع مسلم كل على فريضة‬ )

(‫والذهب واللؤلؤ الجوهر الخنازير كمقلد أهله غير عند‬

Artinya : Hisyam bin „Ammar menceritakan kepada kami, Hafs bin


Sulaiman menceritakan kepada kami, Katsir bin Syindzir menceritakan
kepada kami dari Muhammad bin Syirin, dari Anas bin Malik berkata,
Rasulullah SAW. bersabda : “Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim,
dan orang yang pada selain ahlinya bagaikan menggantungkan permata
mutiara dan emas pada babi hutan”. (HR. Ibnu Majjah).

Pembahasan pendidikan Islam tidak terlepas dari bahasa Arab, karena


sumber agama Islam yaitu Al-Qur‟an dan hadis menggunakan bahasa
Arab. Dalam posisinya bahasa Arab sangat penting untuk dikaji dan
dipelajari agar lebih mempermudah umat Islam dalam memper dalam
agama Islam.
Bahasa Arab merupakan bahasa yang wajib dimiliki setiap santri di
pondok pesantren, karena bahasa Arab adalah bahasa pertama yang di
gunakan dalam memahami Al-Qur‟an dan hadist yaitu dua kitab yang di
jadikan pedoman bagi umat muslim. Al-Qur‟an di turunkan dengan
menggunakan bahasa Arab.
Bahasa juga merupakan salah satu media menyampaikan maksud dan
tujuan seseorang yang satu kepada yang lain. Dengan bahasa sebuah
gagasan atau pikiran bisa tersampaikan dengan jelas. Setiap bangsa
memiliki bahasa masing-masing, bahkan satu bangsa bisa memiliki lebih
dari satu bahasa, setiap bahasa juga memiliki keunikan dan keistimewaan
tersendiri. Seperti bahasa Arab, bahasa Arab adalah bahasa yang
digunakan oleh masyarakat Arab, ia memiliki keistimewaan tersendiri
yaitu sebagai bahasa yang digunakan dalam Al-Qur‟an, kitab suci umat
muslim sebagai mana dalam firman Allah dalam surat yusuf ayat 2 yang
berbunyi:

ۤ‫تَ ۡعِقلُ ۡوَن َتلَّ َعلَّ ُك مۡ َعَربِيًّا قُ ۡ ٰرءنًا اَ ۡنَز ۡلنٰهُ اِنَّا‬

Artinya : “sesungguhnya kami menurunkannya berupa al qur’an dengan


bahasa arab agar kamu sekalian kamu menjadi orang yang berakal “(QS
Yusuf:2)

Bahasa Arab merupakan bahasa ilmu pengetahuan sebagaimana telah


banyak kitab-kitab pengetahuan yang di karang oleh ulama‟-ulama‟ Arab
terdahulu yang ditulis mengunakan bahasa Arab. Kitab-kitab ini pun masih
banyak kita jumpai sebagaimana yang sering kita kenal dengan sebutan
kitab kuning. Dalam kitab-kitab ini tidak hanya membahas tentang
fiqih,aqidah, dan ilmu-ilmu agama yang lain melainkan juga membahas
tentang filsafat dan ilmu pengetahuan lainnya. Dengan hal ini maka
terlihat sangat jelas bahwa bahasa Arab merupakan bahasa yang penting
dalam ilmu pengetahuan.
Bahasa Arab juga merupakan bahasa internasional yang telah di
gunakan oleh lebih dari 20 negara di Asia – Afrika. Di beberapa daerah di
Afrika bahasa Arab di jadikan sebagai bahasa resmi.
Bahasa Arab mulai di kenal di Indonesia sejak Islam masuk dan di
anut oleh bangsa Indonesia. Pendidikan bahasa Arab telah di pelajari lebih
dari 7 abad. Bahasa Arab telah lebih lama di pelajari dan di kenal di
Indonesia di bandingkan dengan negara lainnya. Namun meskipun bahasa
Arab telah lama di pelajari di Indonesia pada kenyataannya pembelajaran
bahasa Arab masih jauh tertinggal. Hal ini terjadi karena minimnya
motivasi untuk lebih mempelajari bahas Arab. Dengan adanya berbagai
keistimewaan yang salah satunya untuk memahami Al - Qur‟an
maka bahasa arab dapat memotivasi umat islam untuk mempelajarinya.
Di indonesia bahasa Arab selain di pelajari untuk memahami sumber-
sumber ajaran Islam, juga lebih banyak di gunakan masyarakat untuk
kebutuhan-kebutuhan tertentu seperti hafalan doa, bacaan-bacaan yang
digunakan dalam aktivitas mistik, ritual adat istiadat, serta pendidikan.
Bahasa Arab telah menjadi sarana identifikasi sosial serta transmisi
pengetahuan budaya. Hampir di seluruh lembaga-lembaga pendidikan
Islam seperti pesantren dan masyarakat umum, bahasa Arab dipelajari

untuk mempermudah siswa membaca kitab kuning, memahami kitab-kitab


klasik hingga moderen dalam mendalami agama Islam.(Mujib 2010:48).
Kemampuan berbahasa Arab serta sikap positif terhadap bahasa
tersebut sangat penting karena dapat membantu dalam memahami dan
mempelajari sumber ajaran Islam yaitu Al-Qur‟an dan hadist. Oleh karena
itu bahasa Arab menjadi bahasa Al-Qur‟an dan merupakan bahasa yang
digunakan dalam percakapan internasional maka, mempelajari bahasa
Arab menjadi kebutuhan bagi setiap orang khususnya bagi umat muslim.
Pembelajaran di tujukan untuk mencapai dan memperoleh kemampuan
berbahasa )istima‟, kalam, qiroah, dan kithabah) pada ranah kongnitif,
efektif dsn psikomotorik secara utuh. Hal ini karena kemampuan
berbahasa Arab secara reseptif (menyimak dan membaca) atau pun
kemampuan bahasa Arab secara produktif (membaca dan menulis) pasti
akan saling terlibat.
Selain mempermudah dalam memahami Al-Quran pengetahuan dan
pembiasaan dalam mengunakan, bahasa Arab juga akan mempermudah
dalam menghafal Al-Qur‟an dan menguasai Al-Qur‟an terutama
kandungan-kandungan ayat dan makna-makna yang terkandung di dalam
Al-Qur‟an, oleh karena itu kita sebagai seorang muslim alangkah baiknya
jika kita bisa memahami kandungan ayat-ayat Al-Qur‟an yang menjadi
pedoman hidup kita di dunia maupun di akhira dan yang menentukan baik
dan benar.
Adapun salah satu cara untuk bisa memahami dan mengerti makna Al-
Qur‟an yaitu dengan cara mempelajari bahasa Arab terlebih dahulu
khususnya santri pondok pesantren dan masyarakat secara umumnya kita

bisa perumpamakan seorang yang akan menyembelih hewan maka dia


butuh alat untuk menyembelih yaitu berupa pisau begitu juga jika ingin
menguasai hafalan Al-Qur‟an maka kita butuh alatnya terlebih dahulu
yaitu berupa bahasa Arab.
Pembelajaran merupakan aktivitas yang memiliki keterukuran secara
jelas. Keberhasilan pembelajaran adalah ketercapaian atau penguasaan
terhadap bahan atau materi pembelajaran yang ditandai dengan
penguasaan tujuan pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut untuk mencapai hasil prestasi menghafal Al-
Qur‟an maka, diharapkan siswa setidaknya memiliki kemampuan
berbahasa Arab agar mudah dalam memahami dan mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari. Semakin baik kemampuan bahasa Arab
santri maka akan semakin mempermudah proses menghafal Al-Qur'an.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengangkat
judul sebagai barikut “HUBUNGAN KEMAMPUAN BAHASA ARAB
TERHADAP PRESTASI MENGHAFAL AL-QUR‟AN SANTRI Di
(Yayasan Al-Amrainilan Thadillu Abadan Ciparay Kabupaten
Bandung).

B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah


1. Rumusan Masalah
Setiap apapun pasti ada kendala yang dihadapi begitu begitu pula
dengan kemampuan bahasa arab terhadap prestasi menhafal, sehingga
dibutuhkan solusi pemecahannya. Salah satu upaya dalam mengatasi
permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran, tidak lepas dari
model pembelajaran yang digunakan. Secara umum rumusan masalah
adalah huungan kemampuan bahasa arab terhadap prestasi menghafal Al-
Qur’an maka sepatutnya diciptakan suasana belajar yang baik, hendaknya
mengukur sampai sejauh mana kegunaan dan manfaat dari berbahasa arab
terhadap kemampuan prestasi meng hafal Al-Qur’an di Yayasan Al-
Amrainilan Thadillu Abadan Ciparay Kabupaten Bandung.

Selanjutnya perumusan masalah secara khusus yaitu :


a. Bagaimana kemampuan bahasa Arab pada santri Yayasan Al-Am
rainilan Thadillu Abadan Ciparay Kabupaten bandung.
b. Bagaimana prestasi menghafal Al-Qur‟an pada santri di Yayasan
Al-Amrainilan Thadillu Abadan Ciparay Kabupaten bandung
c. Bagaimana hubungan kemampuan bahasa Arab terhadap prestasi
menghafal Al-Qur‟an pada santri Yayasan Al-Amrainilan
Thadillu Abadan Ciparay Kabupaten Bandung
2. Pembatasan Masalah
Untuk menjaga agar tidak meluas masalah yang akan diteliti, maka
dari rumusan diatas penulis batasi ruang lingkup objek yang akan diteliti
yaitu : Hubungan bahasa arab terhadap prestasi menghafal alquran, yang
meliputi ; hubungan bahasa arab terhadap prestasi menghafal alquran ,
Pelaksanaan dan Hasilnya serta kendala.

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan bahasa Arab santri


Yayasan Al-Amrainilan Thadillu Abadan Ciparay Kabupaten
Bandung.
b. Untuk mengetahui bagaimana prestasi menghafal Al-Qur‟an santri
Yayasan Al-Amrainilan Thadillu Abadan Ciparay Kabupaten
Bandung.
c. Untuk mengetahui hubungan kemampuan bahasa Arab dan
kemampuan menghafal Al-Qur‟an santri Yayasan Al-Amrainilan
Thadillu Abadan Ciparay Kabupaten Bandung.
2. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi yang


jelas dan dapat memberi manfaat secara praktis maupun teoritis, antara
lain :
a. Manfaat teoritis
Dapat memberikaan sumbangsih pemikiran dalam wacana ilmu
pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan Tahfidzul Quran
serta memberikan pengertian tentang pengaruh kemampuan bahasa
Arab terhadap prestasi menghafal Al-Quran bagi santri santri Yayasan Al-
Amrainilan Thadillu Abadan Ciparay Kabupaten Bandung.

b. Manfaat praktis
1). Sebagai landasan dan masukan bagi Rois yayasan dalam
melaksanakan ProsesBelajar Mengajar Tahfidzul Quran.
2). Sumbangan pemikiran bagi kelangsungan proses belajar mengajar
Tahfidzul Quran di Ma’had-ma’had atau pondok pesantren dan LPTQ.
3). Memberi masukan kepada pengelola pembelajaran Tahfidzul
Quran untuk mengambil keputusan dan tindakan guna peningkatan
mutu pembelajaran tahfidznya.
4).Dari penelitian ini penulis berharap dapat menambah khazanah keilmuan,
wawasan dan pengalaman serta mengetahui pengaruh kemampuan bahasa
Arab terhadap prestasi menghafal Al-Quran bagi santri-santri Yayasan Al-
Amrainilan Thadillu Abadan Ciparay Kabupaten Bandung.

D. Asumsi Dasar Dan Pertanyaan Penelitian


a. Asumsi Dasar

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya perbedaan penafsiran


dengan maksud utama penulis maka, diperlukan adanya penjelasan dari
judul penelitian. Adapun penjelasannya mencangkup istilah pokok
maupun kata yang menjadi variabel dalam penelitian.
1) .Kemampuan bahasa Arab Kemampuan secara bahasa
memilikikesamaan arti dengan kesanggupan atau kecakapan.
Kemampuan berbahasa adalah kemampuan seseorang yang
memadai dilihat dari sistem bahasa. Kemampuan berbahasa adalah
kemampuan individu dalam memahami bahasa yang digunakan
secara lisan, mengungkapkan gagasan secara lisan,
mengungkapkan bahasa yang di sampaikan secara tertulis dan
mengungkapkan diri secara tertulis.
Kemampuan bahasa Arab bagi orang asing adalah bagaimana
seseorang dapat memahami bahasa tersebut dan dapat
mengungkapkannya secara lisan dan tertulis. Serta dapat
menangkap makna dalam bahasa Arab tersebut.bahasa yang
digunakan secara lisan, mengungkapkan gagasan secara lisan,
mengungkapkan bahasa yang di sampaikan secara tertulis dan
mengungkapkan diri secara tertulis.
Kemampuan bahasa Arab bagi orang asing adalah bagaimana
seseorang dapat memahami bahasa tersebut dan dapat
mengungkapkannya secara lisan dan tertulis. Serta dapat
menangkap makna dalam bahasa Arab tersebut.
2). Prestasi belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari aktifitas yang
menghasilkan perubahasn pada individu, baik aktual maupun
potensial.
3). Menghafal Al Quran

Istilah menghafal mempunyai arti sebagai, tindakan yang berusaha


meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat. Menghafal adalah
suatu aktifitas menanamkan suatu materi di dalam ingatan, sehingga
nantinya dapat diingat kembali secara harfiah, sesuai dengan materi
yang asli. Menghafal merupakan proses mental untuk mencamkan dan
menyimpan kesan-kesan, yang suatu waktu dapat diingat kembali ke
alam sadar.

Menghafal Al-Quran atau Tahfidzul Quran yang di maksud penulis


pada penelitian ini yaitu menghafalkan semua surat dan ayat yang
terdapat di dalamnya, untuk dapat mengucapkan dan
mengungkapkannya kembali secara lisan pada semua surat dan ayat
tersebut, sebagai aplikasi menghafal Al-Quran.
b. Pertanyaan Penelitian

1). Bagaimana kemampuan bahasa Arab pada santri Yayasan Al-


Amrainilan Thadillu Abadan Ciparay Kabupaten bandung.
2). Bagaimana prestasi menghafal Al-Qur‟an pada santri di
YayasanAl-Amrainilan Thadillu Abadan Ciparay Kabupaten
bandung?
3) .Bagaimana hubungan kemampuan bahasa Arab terhadap
prestasi menghafal Al-Qur‟an pada santri Yayasan Al-Amrainilan
Thadillu Abadan Ciparay Kabupaten Bandung?

E. Tinjauan Pustaka/ Landasan Teori


1. Pengertian Bahasa
a. Pengertian Bahasa Arab

Menurut kamus besar bahasa indonesia, (1999:77) bahasa

secara Etimologi, Bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi

yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu

masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan

mengidentifikasikan diri.

Menurut para ahli mengenai pengertian bahasa Arab antara

lain: Menurut Jurji Zaidah, (1987:35): Bahasa Arab adalah salah

satu bahasa Smith, yang mereka maksud bahasa Smith adalah

bahasa yang dipakai anak cucu syam dan menurut istilah mereka

yaitu bahasa penduduk yang berada diantara dua sungai dan jazirah

Arab dan negara Syam.

Menurut Mustafa Al-Ghulayani, (1987:7): Bahasa Arab adalah

kata-kata yang diungkapkan oleh bangsa Arab untuk menyatakan

keinginanya.

b. Asal-Usul Bahasa
Diantara pendapat mengenai sejarah asal mula bahasa Arab dan

perkembangan bahasa Arab yang paling global adalah sebagai berikut:

1) Pendapat bahwa bahasa Arab telah ada sejak zaman

adam, sehingga perintis tulisan bahasa arab dan pola

kalimat bahasa Arab adalah Adam. Pendapat ini

merupakan pendapat yang paling klasik dan merupakan

interpretasi secara langsung dalam firman Allah

‫ُكلَّهَا ااۡل َ ۡس َمٓا َء َد َم ٰا َوعَلَّ َم‬

Yang artinnya: Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-

nama (Q.S. al-Baqarah:31)

Dari dalil ini, mereka berpendapat bahwa nama-nama

benda dan berbagai hal atau sifat di dunia ini telah di ajarkan

oleh Allah kepada Adam dalam bahasa Arab. Bahkan

pengikut pendapat ini lebih tegas menyatakan bahwa huruf

Arab telah dikuasi oleh Adam tanpa belajar dan langsung dari

Allah seketika, atau disebut sebagai mukjizat atau paling

tidak sebagai karunia (nadzariyah at-taufiq).

2) Pendapat dari ahli-ahli tulisan kaligrafi Arab bahwa Arab

memang ada sejak zaman Adam. Pendapat ini

menyatakan, bahwa bahasa Arab merupakan bahasa

pertama yang menciptapkan manusia dan kemudian

berkembang menjadi berbagai bahasa baru. Baik bahasa

utamnnya ataupun berbagai cabang yang tumbuh darinya

tersebut pada akhirnya mengalami berbagai perubahan

dan perkembangan sesuai dengan peradaban manusia.


Pendapat ini menggunakan bukti-bukti sejarah dan

sebagainnya untuk mendukung teorinnya. Disebutkan

bahwa dari berbagai penemuan yang ada di ketahui

bahwa sejak 4000 tahun sebelum masehi, baru ada

manusia yang bisa membuat abjad.

Banyak teori yang mempersoalkan asal usul bahasa,

ada yang lucu, ada yang aneh, sampai ke yang berbau ilmiah.

Setidaknya ada dua pendekatan untuk melihat toeri-teori

tersebut yaitu pendekatan tradisional dan modern.

Dalam pendekatan tradisional, sampai pertengahan

abad ke-18 teori- teori asal bahasa dapat dikatagorikan

sebagai divini origin (berdasarkan kedewaan atau

kepercayaan). Pada masa ini kemunculan bahasa dianggap

memiliki keterlibatan tuhan, bahkan tuhanlah yang

mengajarkan langsung kepada manusia. Pada bagian akhir

abad ke-18 spekulasi asal usul bahasa berpindah dari

wawasan keagamaan, mistik, dan tahayul ke alam baru yang

dusebut dengan organic phase (fase organis).

Pada pendekatan moderen dapat disimpulkan bahwa

ujaran seperti halnya bahasa, adalah hasil kemampuan

manusia untuk melihat gejala- gejala sebagai simbol-simbol

dan keinginanya untuk mengungkapkan simbol-simbol itu.

Kini para ahli antropologi menyimpulkan bahwa manusia dan

bahasa berkembang bersama. Manusia ada di bumi ini kurang

lebih satu juta tahun lamannya. Faktor –faktor yang

mempengaruhi perkembanggannya menjadi Homo Sapiens

juga mempengaruhi perkembangan bahasannya.


Berikut ini beberapa dalil Al-Qur‟an yang

menjelaskan tentang hakikat bahasa (lughoh, qoul, dan

kalam). Ayat berikut ini menjelaskan tentang bahasa: Yang

artinnya:

ٰۤ ْ
‫ض خَ لِ ْيفَةً ۗ قَالُ ْٓوا‬
ِ ْ‫ر‬َ ‫اْل‬ ‫ا‬ ‫ى‬ِ ‫ف‬ ‫ل‬
ٌ ‫اع‬
ِ ‫ج‬
َ ‫ي‬
ْ ِّ ‫ن‬ِ ‫ا‬ ‫ة‬
ِ َ
‫ك‬ x
ِ ‫ٕى‬
ِٕ ‫ل‬ ‫ك لِل َم‬ َ َ‫َواِ ْذ ق‬
َ ُّ‫ال َرب‬

َ ‫ك ال ِّد َم ۤا ۚ َء َونَحْ ُن نُ َسبِّ ُح بِ َح ْم ِد‬


ُ‫ك َونُقَ ِّدس‬ ُ ِ‫اَتَجْ َع ُل فِ ْيهَا َم ْن يُّ ْف ِس ُد فِ ْيهَا َويَ ْسف‬

‫ال اِنِّ ْٓي اَ ْع‬


َ َ‫ُم َما اَل تَ ْعلَ ُموْ نَلَكَ ۗ ق‬

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:

"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka

bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan

(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan

padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa

bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?"

Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak

kamu ketahui.Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama

(benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada

para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama

benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang

benar.” (Q.S. al-Baqarah 30-31)


c. Fungsi Bahasa

Dalam tataran kiprah manusiawi bahasa memiliki

fungsi yang tak ternilai. Segala kegiatan yang di lakukan

oleh manusia tak terlepas dari fungsi-fungsi bahasa. Pada

awalnya bahasa tidak begitu berperan dalam membangun

kehidupan karena bahasa masih dianggap sebagai

pelengkap hidup. Namun sejalan dengan perkembangan

dan kemajuan peradapan manusian, bahasa menjadi salah

satu penentu arah kehidupan.

Bahasa dapat digunakan untuk berbagain kepentingan,

mulai dari hal-hal yang bersifat sederhana dan pribadi

sampai kepada hal-hal yang kompleks dan menyangkut

hajat hidup orang banyak.

Diantaranya bahasa dalam kehidupan manusia

berfungsi sebagai alat berfikir, bahasa berfungsi sebagai

alat untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia baik

individu maupun sosial. Manusia mengekspresikan

perasaan, emosi, harapan, keinginan, cita-cita, dan pikiran

dengan menggunakan bahasa. Bahasa juga dapat

mempererat hubungan antara masyarakat suatu bangsa

dengan bangsa lainnya. bahas juga di jadikan sebagai

salah satu simbol agama dan pendukung utama

pengetahuan dan tak kalah penting bahasa juga dijadikan

sebagai alat politik.

d. Kemampuan Bahasa Arab


Tujuan utama pembelajaran bahasa Arab adalah

pengembangan kemampuan pelajar dalam menggunakan

bahasa itu baik lisan maupun tulisan. Kemampuan

menggunakan bahasa dalam dunia pengajaran bahasa

disebut keterampilan berbahasa (maharot al-lughoh).

Keterampilan tersebut ada empat, yaitu : keterampilan

menyimak (mahaarot al-istimaa’/ listening skill),

berbicara (maharah al-kalam/speaking skill), membaca

(maharah al-qiroah/ reading skill), menulis (maharoh al-

kitabah/ writing skill). Keterampilan menyimak dan

membaca dikategorikan ke dalam keterampian reseptif

(al –maharat al-istiqbalyah/ receptive skills) sedangkan

keterampilan berbicara dan menulis dikategorikan ke

dalam keterampilan produktif (al-maharat al-intajiyah /

productive skills).

Setiap keterampilan itu erat kaitannya satu sama lain,

sebab dalam memperoleh keterampilan berbahasa,

biasanya ditempuh melalui hubungan urutan yang

teraatur. Mula-mula pada masa kecil seorang anak belajar

menyimak bahasa, kemudian berbicara, setelah itu dia

belajar membaca dan menulis. Keempat keterampilan

tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan atau

catur tunggal (al-arba’ al- mutahid). Keteramilan ini

hanya diperoleh dan dikuasai dengan jalan pratek dan

banyak latihan.

1) Ketermpilan Menyimak (mahaarot al-istimaa’/


listening skill) Keterampilan menyimak

(mahaarot al-istimaa’/ listening skill)adalah

kemampuan seseorang dalam mencerna atau

memahami kata atau kalimat yang di ujarkan oleh

mitra bicara atau media tertentu. Kemampuan ini

dapat dicapai dengan latihan terus menerus untuk

mendengarkan perbedaan-perbedaan bunyi unsur-

unsur kata (fonem) dengan unsur-unsur lainya

menurut makhraj huruf yang betul baik langsug

dari penutur aslinya maupun melalui rekaman.

Menyimak adalah suatu keterampilan yang

hingga sekarang agak diabaikan dan belum

mendapat tempat yang sewajarnya dalam

pengajaran bahasa. Masih kurag sekali materi

berupa buku teks dan sarana lain seperti rekaman

yang digunakan untuk menunjang tugas guru

dalam pengajaran menyimak untuk digunakan di

Indonesia.

Sebagai salah satu keterampilan reseptif,

keterampilan menyimak menjadi unsur yang harus

lebih dahulu dikuasai oleh pelajar.

2) Keterampilan berbicara (maharah al-kalam/

speaking skill) Keterampilan bebicara adalah

kemampuan mengungkapka bunyi-bunyi

artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan

pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, atau


perasaan kepada mitra bicara. Dalam makna yang

lebih luas, berbicara merupakan suatu sistem

tanda-tanda yang dapat didengar dan dilihat yang

memanfaatkan otot dan jaringan tubuh manusia

untuk menyampaikan pikiran dalam rangka

memenuhi kebutuhannya.

Menurut Tarigan,(1994/II: 15) berbicara

merupkan kombinasi faktor-faktor fisik,

psikologis, neorologis, semantik, dan linguistik

secara luas sehingga daapat dianggap sebagai alat

manusia yang paling penting bagi kontrol sosial.

Secara umum keterampilan berbahasa menjadi

modal utama bagi para siswa untuk dapat

berkomunikasi menggungkapkan ide atau gagasan

kepada orang lain secara baik dan benar.

Keterampilan berbicar tidak semata-mata mampu

dikuasai tanpa melewati banyak proses dn latihan.

Selain aktivitas-aktifitas latihan tentu lingkungan

juga sangat berpengaruh dalam mencapai

keterampilan berbahasa secara baik dan

sewajarnya.

3) Keterampilan membaca (maharah al-qiroah/ reading skill)


Keterampilan membaca (maharah al-qiroah/

reading skill) adalah kemampuan mengenali dan

memahami isi sesuatu yang tertulis (lambang-

lambang tertulis) dengn melafalkan atau


mencernanya dalam hati. Mmbaca hakekatnya

adalah proses komunikasi antara pembaca dengan

penulis melalui teks yang ditulisnya, maka secara

langsung didalamnya ada hubungan kongnitif

antara bahasa lisan dengan bahasa tulisan.

Tarigan (1994/III:7) berpendapat bahwa membaca

adalah proses yang dilakukan serta dipergunakan

oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang

hendak di sampaikan oleh penulis melalui media

kata- kata/bahasa tulis. Dengan demikian

melibatkan tiga unsur yaitu : makna sebaga unsur

isi bacaan, kata sebagai unsur yang membawa

makna, dan simbol tertulis sebagai unsur visual.

4) Keterampilan menulis (maharoh al-kitabah/

writing skill)

Keterampilan menulis (maharoh al-kitabah/

writing skill) adalah kemampuan dalam

mendiskripsikan atau mengungkapkan isi pikiran,

mulai dari aspek yang sederhana seperti menulis

kata-kata sampai kepada aspek yang kompleks

yaitu mengarang. Keterampilan menulis dalam

pelajaran bahasa Arab secara garis besar dapat

dibagi kedalam tiga kategori yang tidak

terpisahkan, yaitu : imla‟, kaligrafi, dan

mengarang.
2. Menghafal Al-Qur’an

a. Pengertian Menghafal Al-Qur’an

Dalam kamus bahasa Indonesia menghafal berasal dari kata

dasar hafal yang berarti telah masuk dalam ingatan, dapat

mengucapkan di luar kepala (tanpa melihat buku atau catatan lain).

Menghafal berarti meresapkan kedalam pikiran agar selalu ingat.

Menurut Imam Rosidi lafal kata Al-Qur‟an berasal dari kata ‫قشأ‬

artinya menghimpun atau mengumpulkan. Jadi secara bahasa Al-

Qur‟an mempunyai arti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata ke

dalam suatu ucapan yang tersusun rapi. Adapun secara istilah, Al-

Qur‟an adalah kalam Allah yang di turunkan kepada nabi

Muhammad melalui perantara malaikat jibril dalam bentuk bahasa

Arab yang membacnya adalah ibadah. Pembelajaran hafalan Al-

Qur‟an adalah penyajian bahan oleh seorang pembimbing kepada

murid dengan menggunakan berbagai setrategi yang bertujuan agar

murid mampu membaca, memahami, dan menghafal dengan

mengucap kembali tanpa harus melihat buku teks atau mushaf Al-

Qur‟an )diluar kepala).

b. Keutamaan Membaca Dan Menghafal Al-Qur‟an Allah Ta‟ala

berfirman :

‫ب هّٰللا ِ َواَ َقامُوا الص َّٰلو َة َواَ ْن َفقُ ْوا ِممَّا َر َز ْق ٰن ُه ْم سِ ًّرا‬
َ ‫اِنَّ الَّ ِذي َْن َي ْتلُ ْو َن ك ِٰت‬

َ ‫وَّ َعاَل ِن َي ًة يَّرْ ج ُْو َن ت َِج‬


‫ار ًة لَّنْ َتب ُْو َر‬

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu

membaca Kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan

sebahagian dari rezki yang kami anuge- rahkan kepada mereka


dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu

mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, Agar Allah

menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah

kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha

Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (al fathir 29-30).

Sementara dalil tentang keutaman menghafal Al Qur‟an

sebagai mana sabda Rosulallah yang diriwayatkan muslim dari

sahabat Abu Umamah Al-Bahily: yang artinya:aku mendengar

Rosulallah saw bersabda bacalah Al Qur‟an sesungguhnya pada

hari kiamat nanti akan memberikan syafaat bagi orang-orang

yang membacanya (HR.Muslim)

c. Bekal Dasar Menghafal Al-Quran

Orang yang menghafal Al-Qur‟an adalah para penjaga agama.


Mereka menjaga Al-Qur‟an yang menjadi dasar agama. Dan
demikianlah adanya, Al-Qur‟an diwariskan melalui hafaan.
Kiat-kiat yang harus dimiliki oleh penghafal Al-Qur‟an adalah :

1) Sediakan waktu khusus untuk hafalan Al-Qur‟an dan menguangi )


muraja‟ah). Misal, setiap selesai Tahajud, atau setelah Subuh,
setelah Magrib, atau setelah Ashar
2) Iri dengan orang-orang yang bisa menghafal.
3) Melatih hafalan dengan sholat Tahajud.
4) Banyak mengkhatamkan Al-Qur‟an.
5) Berusaha selalu bersama Al-Qur‟an, di mana pun kita berada.
6) Tertib dan disiplin dalam menghafal.

F. Langkah – Langkah Penelitian


1. Analisis Data
Langkah ini dilakukan untuk mengkaji data yang diperoleh,
menilai apakah data tersebut berbasis kenyataan, teliti, ajeg dan
benar.Analisis juga diperlukan untuk memberikan jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Analisis data dalam penelitian
ini maksudnya adalah menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber, yakni dari hasil observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi mengenai kebijakan program pembelajaran kemampuan
bahasa aran dalam meningkatkan prestasi menghafal Al-Qur’an , dan
upaya mengatasi problem pembelajarannya.Hasil analisis akhirnya
digunakan untuk menarik kesimpulan dan memberikan masukan bagi
pembelajaran kemampuan bahasa aran dalam meningkatkan prestasi
menghafal Al-Qur’an.
Data-data tersebut dianalisis dengan mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut:
1.Pemprosesan satuan unityzing); pada langkah ini data-data yang `
penulis peroleh dikelompokkan berdasarkan kerangka pemikiran.
2. Kategorisasi; kemudian data-data yang telah dikelompokkan tadi,
dikategorisasikan dan selanjutnya disusun sesuai dengan rumusan
masalah dan tujuan penelitian.
3. Penafsiran data; pada langkah ini data-data yang telah disusun
sesuai dengan rumusan masalah atau tujuan penelitian tadi, selanjutnya
diinterpretasikan atau ditafsirkan berdasarkan teori-teori yang ada yang
erat kaitannya dengan permasalahan yang penulis teliti.
4. Menarik kesimpulan; pada langkah terakhir ini adalah menarik
kesimpulan, yang didalamnya memuat jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Kesimpulan yang
dihasilkan berdasarkan data yang terkumpul, tidak keluar dari batas-
batas data tersebut dan didasarkan pula kepada hasil penelitian.

2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini berupa dokumen.Dokumen
ini berupa satuan pembelajaran yang dibuat oleh subjek
penelitian.Informasi dalam penelitian ini adalah siswa/santri di
Yayasan Al-Amrainilan Thadillu Abadan.
Disamping siswa/santri tersebut, yang menjadi informan dalam
penelitian ini adalah:
1. Pimpinan Yayasan Al-Amrainilan Thadillu Abadan
2. Ketua Pelaksana Program
3.Guru/Muhafidz
4.Santri/siswa
Alasan pengambilan Pimpinan yayasan atau Waka, sebagai
responden karena mereka adalah pemimpin tertinggi di Yayasan Al-
Amrainilan Thadillu Abadan, sedangkan Guru/Muhafidz diambil
sebagai responden karena Guru/Muhafidz adalah yang melakukan
proses belajar mengajar. Dan siswa/santri karena mereka adalah pihak
yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran, juga dari
siswa/santri akan diketahui hasil dari penerapan hubungan kemampuan
bahasa arab terhadap prestasi menghafal Al-Qur’an.
G. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif
digunakan karena penelitian ini menggambarkan keadaan saat ini, seperti
dikemukakan Sukmadinata dan Trisnamansyah (2004:2008) bahwa
“penelitian yang menggambarkan keadaan saat ini dikelompokkan sebagai
penelitian deskriptif”.
Pada bagian lain Hadari dan Mimi dalam Rohiyat (2003, 75)
mengemukakan: “Metode penelitian deskriftif merupakan penelitian yang
bertujuan memberikan uraian atau gambaran mengenaifenomena atau
gejala sosial yang diteliti dengan mendeskriftifkan variabel mandiri, baik
satu variabel atau lebih (independen) berdasarkan indikator-indikator dari
variabel yang diteliti guna untuk eksplorasi atau klarifikasi dengan
mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan variabel yang
diteliti”.
Metode penelitian deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian deskriptif analitik karena selain mendeskripsikan
keadaan sekarang, penelitian ini juga menganalisis variable-variabel yang
menyertainya. Sukmadinata dan Trisnamansyah (2004,29) menjelaskan
mengenai metode deskriptif analitik sebagai berikut:
“…….Penelitian ini bersifat deskriptif karena mendeskripsikan keadaan
yang ada, tetapi juga analisis karena menganalisis fokus masalah atau
aspek atau variable-variabel, dan aspek atau variable-variabel tersebut
dicari hubungannya.”
Pendekatan kualitatif digunakan karena penelitian ini bersifat
menyeluruh dan tidak dimaksudkan untuk melakukan generalisasi yang
terikat pada konteks.Pendekatan ini berusaha memahami dan menaksirkan
suatu makna interaksi perilaku manusia dalam situasi tertentu.
Bodgan dan Birklen dalam Siregar (2003:40) menjelaskan bahwa
penelitian kualitatif memiliki karakteristik antara lain: Qualitstive
research has the normal setting as the direct source of data and in the
research researcher is the key instrument, Qualitative research is
descriptive, Qualitative researchers are concerned with process rather
than simpl with outcomes or products, Qualitative researchers tend to
analyze their data induvtively, Meaning is of essensial concern to the
qualitative approach.
Karakteristik pertam a menjelaskan bahwa penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang dilakukan langsung di lapangan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data dari sumber data tanpa melakukan intervensi
apapun.
Karakteristik kedua menguraikan bahwa penelitian kualitatif adalah
merupakan suatu deskripsi, artinya hasil dari wawancara, observasi dan
dokumentasi dianalisis dalam bentuk uraian naratif mengenai situasi yang
diteliti. Menurut Meleong dalam Siregar (2003:41) “laporan penelitian
kualitatif akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran
penyajian laporan tersebut dalam usaha menjawab pertanyaan penelitian”.
Karakteristik ketiga, dalam penelitian kualitatif peranan proses sangat
dominan sekali dibandingkan hasil.
Karakteristik keempat adalah melakukan langkah induktif, artinya
dalam penelitian kualitatif menganalisis data secara induktif sehingga
dalam proses pelaksanaan penelitian masalah yang diteliti tidak akan
digeneralisasikan.
Karakteristik kelima, karakteristik ini menyebut bahwa hal yang
paling utama dalam penelitian naturalistic kualitatif adalah pemahaman
(understanding) dan penarikan makna dari fenomena yang terjadi
dilakukan melalui penyajian deskriptif analitik.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini sesuai dengan data yang diperlukan, yaitu pengumpulan data dari
sumber data, dalam hal ini adalah Rois Ma’had, Muhafidz, bagian tata
usaha, santri/peserta didik, akan dilakukan dengan menggunakan beberapa
teknik, yaitu studi kepustakaan, observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi.
Maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan untuk mecari data tertulis dari buku-
buku (literature) sebagai kerangka teori dalam mengembangkan pemikiran
dan gagasan yang berkaitan dengan problematika pembelajaran
hafalan.Studi kepustakaan diawali dengan membaca literature, kemudian
melakukan analisis dengan memanfaatkan pendekatan korelasioner,
komparatif, dan kooperatife, sehingga membentuk kerangka teori yang
utuh, dalam hal ini adalah buku-buku yang berkaitan dengan hafalan dan
buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini.
2. Observasi
Observasi menjadi instrument pengumpul data yang penting
dalam penelitian ini, karena pendekatan penelitian kualitatif yang
menekankan pada proses, hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan
Ridwan (2002:30);
“Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke
objek penelitian untuk melihat lebih dekat kegiatan yang dilakukan.
Apabila objek penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia,
fenomena alam (kejadian-kejadian yang ada di alam sekitar), proses
kerja, dan penggunaan responden kecil.”
a) Observasi atau pengamatan yaitu salah satu teknik pengumpulan
data yang lebih menekankan pada ketajaman pandangan mata.
Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk melihat kondisi
objektif lokasi penelitian yakni di ponpes nur syipay ciparay
yang menyangkut sarana dan prasarana pembelajaran serta
pelaksanaan pembelajaran Menghafal Cepat Al-Qur’an 30 Juz di
Ma’had tersebut. Guna mendukung observasi dibuat pedoman
observasi, sehingga dalam pelaksanaannya peneliti memiliki
acuan yang jelas tentang data yang harus dikumpulkan melalui
observasi.
3. Wawancara
Menurut Ridwan (2002:29) wawancara adalah cara
pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi
langsung dari sumbernya, teknik ini dilakukan bila ingin mengetahui
hal-hal dari responden secara lebih dalam serta jumlah responden
sedikit.
Wawancara digunakan untuk memperoleh data melalui
pengajuan pertanyaan-pertanyaan kepada sumber data.Dalam hal ini
wawancara dilakukan dengan Rois Pimpinan Yayasan, Waka Bidang
Kurikulum, guru/Muhafidz, siswa/santri, dan staf tata usaha. Pokok
masalah yang diwawancarakan berhubungan dengan kebijakan
program pembelajaran kemampuan bahasa Arab terhadap prestasi
menghafal Al-Qur‟an pada santri dan sistem pembelajarannya, serta
problem pembelajaran dan upaya mengatasi problem pembelajaran
hubungan kemampuan bahasa Arab terhadap prestasi menghafal Al-
Qur‟an pada santri di Yayasan Al-Amrainilan Thadillu Abadan
Ciparay Kabupaten Bandung
4. Studi Dokumentasi
Teknik ini adalah dengan cara mengumpulkan data dari
peninggalan tertulis seperti arsip-arsip, buku-buku, teori, dalil, hukum,
undang-undang dan sebagainya.
Arikunto (1999:149) mengemukakan mengenai dokumentasi
sebagai berikut:
“Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya
barang-arang tertulis. Di dalam melaksanakan metode-metode
dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-
buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan
harian dan sebagainya”.
Data-data yang berupa dokumen dikumpulkan dengan
menggunakan studi dokumentasi, sehingga dengan studi ini diperoleh
informasi yang benar tentang hal yang diteliti, seperti administrasi
pembelajaran, arsip hasil belajar, publikasi, informasi, dan foto-foto
yang berkaitan dengan pembelajaran kemampuan bahasa Arab
terhadap prestasi menghafal Al-Qur‟an pada santri.
H. Sistematika Penulisan
JUDUL
LEMBARAN PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR MOTO DAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK
DAFTAR TABEL
TALKHIS
KATA PENGANAR
UCAPAN TERIMAKASIH
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
GAFTR GAMBAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUANLATAR BELAKANG MASALAH
A. RUMUSAN MASALAH
B. BATASAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
E. ASUMSI PENELITIAN
F. PERTANYAAN PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PSTAKA
A. . LANDASAN PUSTAKA
1. LANDASAN TEORI
TEORI YANG MELANDASI
a. PENGERTIAN BAHASA

2. PRESTASI MENGHAFAL AL-QUR’AN

a.PENGERTIAN MENGHAFAL QUR’AN

BAB III METODE PENELITIAN


A. GAMBARAN TENTANG OBJEK PENELITIAN YAYASAN AL AMRAINILAN THADILUN ABADAN
1.SEJARANG SINGKAT
2.STRUKTUR ORGANISASI
3.LETAK GEOGRAFIS
4.VISI DAN MISI
5.PROGRAM KEAGAMAAN
a. BENTUK PROGRAM
b. MUHAFIDZ /GURU
c. MADRASAH
d. SARANA DAN FASILITAS
B. HASIL PENELITIAN
1. HASIL PENELITIAN
2. MASALAH DAN KELEMAHAN

C. PEMBAHASAN HASIL MATERI


1. POTENSI ,KEKUATAN DAN KEUNGGUL
2. MASALAH DAN KELEMAHAN
BAB VI SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN
B. IMPLIKASI
C. REKOMENDASI

I.
Daftar Pustaka

Abdul, Ro‟uf Abdul Aziz. 2002. Mushaf Al Qur’an Terjemah. Jakarta: Al Huda.

Al-Bukhari, Imam Ibnu Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim. 2013.
Shohih Bukhari, Bairut: Darl al-Kutub al-Alamiyah.

Al-Ghulayani, Mustofa. 1987. Jami’u Ad-dururusu Al-Arabiyah. Beirut : Maida,


Beirut, 1987

Abdur, Ro‟uf Abdul Aziz. 2010. Pedoman Dauroh Al Qur’an Kajian Ilmu Tajwid
Disusun Secara Aplikatif. Jakarta: Markas Al Qur‟an.

Arikunto, Suharmi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.


Jakarta: Renika Cipta.

Al-Faruq, Umar. 2014. 10 Jurus Dahsyat Hafal Al- Qur’an. Banyu Anyar
Surakarta: Ziyad Book.

Al-Qosim, Abu Hurri. 2010. Cara Cerdas Hafal Al Qur’an Metode Al Qosim.
Sukoharjo: Al Hurri.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia,


Jakarta: Balai Pustaka.

Ghony, Djunaidi. 2009. Petunjuk Praktis Penelitian Pendidikan. Malang: UIN-


Malang Pres.

Hermawan, Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Mujib, Fathul. 2010. Rekonstruksi Pendidikan Bahasa Arab. Yogyakarta: PT


Bintang Pustaka Abadi.

Rofiq, Aunur. 2007. Ringkasan Kaidah-Kaidah Bahasa Arab. Gresik: pustaka Al-
Furqon.
Sayyidatul Hauro, Umniyyati. 2017. Adab Penghafal Al-Qur’an. Sukoharjo: Al
Qowam.

Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA.

Tholib, Muhammad. 2009. Sistem Cepat Belajar Bahasa Arab. Jogjakarta: Media
Hidayah.
Zaidah, Jurji.1987. Adabi A l-Luqhoti Al-Arabiyah, Jakarta: Darul Hilal.

Anda mungkin juga menyukai