Anda di halaman 1dari 7

Nama : Putri Afifah Karimah

NPM : 1911020270
Kelas : 6F/PBA
Matkul : Publikasi Ilmiah

1. PEMBELAJARAN MUFRADAT PADA MATA PELAJARAN BAHASA ARAB


DI MI MA’ARIF NU 1 PAGERAJI KECAMATAN CILONGOK KABUPATEN
BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa memiliki fungsi sebagai alat komunikasi. Komunikasi dapat berwujud
langsung atau lisan, menyimak dan berbicara. Komunikasipun bisa berwujud tak
langsung atau lisan, misalnya membaca dan menulis.1 Komunikasi dapat
berlangsung dimana saja, dalam keluarga anggota-anggotanya berkomunikasi satu
sama lain, di lingkungan tetangga, masyarakat, komunikasi juga bisa berlangsung,
dalam kelas, di tempat keramaian dan dimana saja komunikasi bisa berlangsung.2
Komunikasi bisa berlangsug karena alat utama komunikasi adalah bahasa. Dalam
hal ini „Abd al-Majid sebagaimana dikutip oleh Acep Hermawan3 menjelaskan
bahwa:
“Bahasa adalah kumpukan isyarat yang digunakan oleh orang-orang untuk
mengungkapkan pikiran, perasaan, emosi, dan keinginan. Dengn definisi lain,
bahasa adalah alat yang digunakan untuk mendeskripsikan ide, pikiran, atau
tujuan melalui struktur kalimat yang dapat dipahami oleh orang lain.”
Bahasa Arab mempunyai peranan yang sangat penting bagi umat Islam di
seluruh dunia.4 Hal ini disebabkan karena bahasa Arab adalah bahasa Al qur‟an
dan sudah sepantasnya kita sebagai umat muslim menguasainya. Dengan
menguasai bahasa Arab, akan memudahkan kita untuk mempelajari ajaran-ajaran.
Tidaklah mungkin bagi seorang muslim untuk dapat melaksanakan kewajiban-
kewajiban agama secara benar selama ia tidak memiliki pengetahuan yang benar
terhadap ajaran agamanya (Islam), sedangkan ajaran-ajaran Islam terkandung di
dalam Al-Qur‟an dan As-sunnah yang keduanya menggunakan bahasa
Arab.Sehingga dengan demikian bahasa Arab menjadi kunci bagi pemahaman
ajaran secara benar.5 Al-Qur‟an diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad
dengan menggunakan bahasa Arab sebagaimana firman-Nya dalam surat yusuf
ayat 2 yang artinya: “Sesungguhnya kami menurunkan berupa Alqur’an dalam
bahasa Arab agar kamu memahaminya.” 6
Dengan demikian untuk memahami dan menelaah apa yang terkandung dalam
Al-Qur‟an dan As-sunnah kita sebagai umat muslim harus mempelajari bahasa
Arab. Apalagi sekarang banyak sekali sumber bacaan seperti buku-buku tafsir,
fiqh, akhlak, bahkan buku-buku tentang ilmu pengetahuan, sejarah, ekonomi, dan
ilmu pilitikpun juga ada yang menggunakan bahasa Arab.Mungkin dari hal itu
menjadi alasan setiap lembaga pendidikan, terutama pendidikan berbasis Islam,
mengajarkan pendidikan bahasa Arab. Mulai dari tingkatan sekolah dasar sampai
dengan tingkatan perguruan tinggi. Apalagi ditingkatan sekolah dasar atau
setaranya (Madrasah Ibtidaiyah) bahasa Arab mulai diajarkan kepada mereka
yang umumnya masih berusia dini, hal ini diharapkan agar mereka bisa
mendalami ajaran Islam dengan lebih baik kerena sangat tidak mungkin seseorang
dapat menguasai ilmu-ilmu keIslaman tanpa memiliki kemampuan yang utuh
dalam bahasa Arab. 5 Ahmad Muhtadi Ansor. Pengajaran Bahasa Arab ..., hlm. 2
6 Ahmad Muhtadi Ansor. Pengajaran Bahasa Arab
Mengingat betapa pentingnya fungsi bahasa Arab di sekolah dasar (Madrasah
Ibtidaiyah) tersebut, maka penting kiranya untuk meneliti tentang bagaimana
proses pembelajaran bahasa Arab di sekolah dasar (Madrasah Ibtidaiyah) yang
dalam hal ini sebagai salah satu mata pelajaran agama. MI(Madrasah Ibtidaiyah)
Ma‟arif NU 1 Pageraji adalah salah satu sekolah tingkatan dasar yang
mengajarkan bayak mata pelajaran agama termasuk pelajaran bahasa
Arab.Namun dalam penelitian ini penulis akan lebih menfokuskan pada
pembelajaran mufradatnya saja karena alasan waktu, tenaga dan biaya yang
terbatas. Adapun alasan peneliti mengapa memilih mufradat sebagai fokus
penelitian adalah karena mufradat merupakan salah satu kemampuan yang mutlak
harus dikuasai oleh orang yang sedang belajar bahasa Arab. Sebagaimana yang
dikatakan Ahmad Fuad Effendy dalam bukunya bahwa kosa kata merupakan
salah satu unsur bahasa yang harus dikuasai oleh pembelajar bahasa asing untuk
dapat memperoleh kemahiran berkomunikasi dengan bahasa Arab tersebut.
Mustahil orang mampu berbahasa Arab tanpa perbendaharaan kosa kata mufradat.
Tapi mempelajari bahasa tidak identik dengan mempelajari kosa kata.7 Karena
memiliki kemahiran berbahasa tidak cukup hanya dengan menghafal kosa kata
saja.8 Pembelajaranmufradat pada mata pelajaran bahasa Arab di MI Ma‟arif NU
1 Pageraji siswa diharuskan untuk hafalan mufradat disetiap awal materi baru.
Selain itu menurut BapakAfifudin selaku guru mata pelajaran bahasa Arab di MI
7 Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang: Misykat,
2009), hlm. 120 8Ahmad Fuad Effendy.
Ma‟arif Nu 1 Pageraji, mengatakan bahwa pembelajaran mufradat ada disetiap
bab dalam mata pelajaran bahasa Arab, karena dengan adanya pembelajaran
mufradat siswa akan lebih mudah dalam memahami, menerjemah, dan
mempelajari pelajaran bahasa Arab dan ini akan menunjang siswa dalam
mengerjakan ulanganulangan pada mata pelajaran bahasa Arab.Menurut penulis
hal tersebut menjadi sebuah ketertarikan tersendiri untuk melakukan penelitian
tentang bagaimana pembelajaran mufradat pada mata pelajaran di MI Ma‟arif NU
1 Pageraji. Dan penulis lebih tertarik untuk mengambil penelitian di kelas IV MI
Ma‟arif NU 1 Pageraji Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas, karena
bahasa Arab merupakan mata pelajaran yang baru diajarkan di kelas IV,
Dan penulis merasa ingin tahu bagaimana proses pembelajaran mufradat yang
diterapkan pada siswa kelas IV yang baru menjumpai mata pelajaran bahasa
Arab, yang pada kelas sebelumnya,yaitu dari kelas 1 sampai kelas 3 mereka
hanya mempelajari bahasa Arab sebagai muatan lokal yang materinya masih
sangat dasar karena kurikulum dan materi dibuat oleh sekolah itu sendiri. Selain
itu saesuai dengan wawancara penulis dengan bapak Afifudin, alasan kenapa
penulis tertarik meneliti pembelajaran mufradat di kelas IV adalah dengan adanya
pembelajaran mufradat, siswa akan menguasai pembendaharaan kosa kata yang
banyak dan itu akan sangat mendukung siswa dalam berkomunikasi baik dari
aspek mendengar, berbicara, membaca, dan menulis dengan bahasa Arab. Selain
itu pembelajaran mufradat yang dilakukan di setiap kelas berbeda, hal itu
dikarenakan masing-masing kelas mempunyai guru mata pelajaran bahasa 9
Sumber: Wawancara dengan guru bahasa Arab. Bapak Afifudin . Diambil hari
jum‟at, 8 Januari 2014 5 Arab yang berbeda pula, dari hal itu pastinya setiap guru
kelas IV A, IV B, dan IV C masing-masing mempunyai perbedaan dalam
menyampaikan materi dan perbedaan dalam menggunakan strategi, metode,
teknik maupun media pada pembelajaran mufradat. Selain kesulitan siswa dalam
memahami mata pelajaran bahasa Arab ada juga beberapa siswa yang belum bisa
bahasa Arab, karena mata pelajaran bahasa Arab sendiri baru diajarkan di kelas
IV. Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan diatas, penulis tertarik
untuk meneliti “Bagaimana pembelajaran mufradatpada mata pelajaran bahasa
Arabdi MI Ma‟arif NU 1 Pageraji Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas?”

2. . STIMULUS GURU DAN RESPON SISWA DALAM PEMBELAJARAN


BAHASA ARAB KELAS VIII SMP UNISMUH MAKASSAR

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Proses pendidikan, adanya suatu pembelajaran yang dilakukan dalam sekolah-
sekolah, dimana pembelajaran merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik
kedalam proses belajar. Dalam proses pembelajaran, berlangsung antara dua
pihak yaitu antara pendidik dan peserta didik. Pendidik dalam Islam adalah setiap
individu yang bertanggung jawab terhadap perkembangan subjek. Sedangkan
peserta didik merupakan orang yang belajar untuk proses pendewasaan baik pola
pikir, moral maupun tingkah laku.
Belajar sendiri merupakan hasil sentral dalam mempelajari tingkah laku,
tingkah laku dikontrol oleh stimulasi dan respon yang diberikan siswa. Adapun
pengertian dari respon siswa adalah perilaku yang lahir sebagai hasil masuknya
stimulus yang diberikan guru kepadanya atau tanggapan untuk mempelajari
sesuatu dengan perasaan senang. Oleh kerena itu respon siswa merupakan salah
satu faktor penting yang ikut menentukan keberhasilan belajar bahasa Arab.
Pembelajaran bahasa Arab khususnya tidak lepas dari bahasa dimana bahasa
Arab merupakan bahasa internasional yang dipergunakan sebagai bahasa
komunikasi, tidak hanya dipergunakanoleh orang Arab saja, tetapi bahasa Arab
sudah mendunia dimana sudah dipakai sebagai alat komunikasi diberbagai
negara. Disamping itu, bahasa Arab merupakan mata pelajaran yang harus
dipelajari oleh siswa-siswa maupun santri-santri yang berada dalam lembaga
agama, baik itu formal maupun non formal khususnya di negara Indonesia. Dalam
kenyataannya bahasa Arab sudah menduduki mata pelajaran yang wajib dipelajari
di setiap jenjangnya mulai dari madrasah sampai dengan perguruan tinggi yang
berlandaskan dengan agama.
Kenyataannya di setiap jenjang pendidikan masih banyak siswa menganggap
bahwa mata pelajaran bahasa Arab menjadi momok mata pelajaran yang
menakutkan. Masih banyak siswa merasa mata pelajaran bahasa Arab tidak
penting sehingga anak enggan untuk mempelajarinya. Salah satu penyebabnya
adalah pengalaman mengikuti mata pelajaran bahasa Arab yang tidak menarik
dan membosankan. Psikologi belajar diklasifikasikan tiga jenis rumusan yang
dikemukakan oleh tiga aliran psikologi belajar, yakni psikologi daya, psikologi
asosiasi, dan psikologi Gestalt. Psikologi daya menekankan daya-daya pada diri
manusia; belajar berarti melatih daya-daya tersebut agar dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Psikologi asosiasi menekankan hubugan antara stimulus
dan respon.
Psikologi Gestalt menekankan pada kesatuan antara pikiran, motivasi,
perasaan dan ingatan. 1 Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada
diri seseorang berkat pengalaman dan pelatihan. pelatihan itu terjadi melalui
interaksi antara individu dan lingkungannya, respon siswa merupakan faktor
penting yang ikut menentukan keberhasilan belajar bahasa Arab.
Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan belajar adalah minat. Dengan
adanya minat, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat lagi karena merasa
bahwa sesuatu yang di pelajari bermakna bagi dirinya. Kurangnya respon siswa
dan minat belajar siswa terhadap pelajaran bahasa Arab akan menghambat proses
pembelajaran.
Cara belajar yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar. Oleh karena itu,
guru harus pandai-pandai dalam menggunakan pendekatan metode maupun
strategi yang sesuai dengan faktor psikologis siswa sehingga siswa merasa
tertarik untuk belajar bahasa Arab dan pada akhirnya siswa akan berespon dan
minat terhadap mata pelajaran bahasa Arab.
Rendahnya respon siswa belum tentu sumber kesalahan bahan materi ajar pada
diri siswa. Kemampuan guru dalam menyampaikan materi kurang memadai
sehingga, dapat menjadikan suasana kelas cenderung membosankan. Disamping
itu, metode yang digunakan kurang bervariasi dan kurang tepat dapat membawa
suasana yang tidak menarik sehingga membuat siswa tidak senang akibatnya
berdampak menurunnya respon.
Metode belajar yang baik adalah metode yang mampu menghantarkan siswa
mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Di samping itu guru harus melihat
faktor perkembangan intelektual peserta didik. Begitu pula dengan pemilihan
metode pembelajarannya. Metode pembelajaran yang dipilih pun harus sesuai
dengan siswa, sebagaimana disebutkan oleh Ahmad Fuad Effendy, bahwa
pengembangan metode pembelajaran dibangun atas landasan teori-teori
psikologis dan linguistik. 2
Berdasarkan observasi di lokasi yang akan dilakukan penelitian, dalam proses
pembelajaran bahasa Arab bahwa menyatakan contoh dari pemberian stimulus
yaitu ketika guru memulai proses pembelajaran, guru memberikan pancingan
langsung menggunakan bahasa Arab, apabila siswa merespon dan paham dengan
apa yang dijelaskan maka guru langsung melanjutkan pembelajaran tersebut,
tetapi apabila siswa tidak merespon atau tanggap dengan materi yang diberikan
maka guru mengulang kembali dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Tentunya hal tersebut belum bisa menjadi tolak ukur untuk semua siswa
bahwa semua siswa itu memahami materi yang disampaikan atau tidak ini
disebabkan bahwa karakter siswa di dalam ruang kelas beragam ada yang
berkarakter aktif dan juga berkarakter pasif.
Berdasarkan uraian tersebut, stimulus yang diberikan oleh guru dalam proses
pembelajaran bahasa Arab di kelas VIII SMP Unismuh Makassar masih belum
maksimal untuk memunculkan respon siswa dalam menanggapi pertanyaan dasar
yang diberikan oleh guru.
Hal tersebut dikarenakan perbedaan kemampuan siswa dalam memahami dan
menanggapi cara guru menyampaikan materi pembelajaran bahasa Arab. Maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Stimulus Guru dan Respon
Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Arab Kelas VIII SMP UNISMUH Makassar.

3. STRATEGI GURU BAHASA ARAB DALAM MENGATASI SISWA YANG


MENGALAMI KESULITAN MEMBACA ARAB DI KELAS VII MTS
NEGERI MAGUWOHARJO

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mempelajari bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’ān dan literatur Islam sangat
dianjurkan khususnya bagi orang-orang Muslim dan umumnya bagi orang-orang
non Muslim karena bahasa Arab bukanlah satu-satunya bahasa Islam. Sebagai
pendukung ada beberapa ayat Al-Qur’ān yang menekankan pentingnya
mempelajari bahasa Arab, seperti firman Allah SWT berikut: ‫انا انزلنه قرانا عربيا لعلكم‬
‫تعقلون‬

Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur'ān yang berbahasa Arab


semoga kalian berpikir. (Q.S. Yusuf: 2).
Pembelajaran bahasa Arab saat ini sangat memerlukan upaya nyata dalam
aplikasi pengajarannya di dalam kelas, sejarah menuturkan bahwa pembelajaran
bahasa Arab yang selama ini berjalan diberbagai sekolah bahkan di perguruan
tinggi masih seringkali menekankan pada materi pokok dan lebih bersifat
memaksakan target bahan ajar, sehingga kemampuan dan keterampilan peserta
didik menjadi terabaikan. Akhirnya para pengajar terkondisikan untuk sekedar
memindahkan isi buku (content transmission), tapi kurang mampu mengapresiasi
strategi pembelajaran yang produktif, aktif, kreatif dan menyenangkan.1
Para pengajar seharusnya tidak boleh lupa bahwa mereka mengajar insan
secara keseluruhan, dan sudah sepantasnyalah setiap proses pengajaran membuat
baik para pembelajar maupun para pengajar itu sendiri sehingga lebih kaya secara
emosional dan memiliki pengertian yang lebih banyak. Pengajar yang baik akan
selalu menambah ilmu pengetahuan dalam bidang mereka. Para pengajar haruslah
berpacu dengan waktu, bila mereka tidak ingin ketinggalan zaman, demikian pula
halnya dalam bidang strategi pengajaran bahasa.2
Mengajar bukan sekedar usaha untuk menyampaikan ilmu pengetahuan atau
transfer ilmu, tetapi lebih dari itu adalah usaha menciptakan lingkungan yang
membelajarkan siswa agar tujuan pengajaran dapat tercapai secara optimal.
Mengajar dalam pemahaman seperti ini memerlukan suatu strategi belajar
mengajar yang sesuai.
Kenyataan sekarang bahwa bahasa Arab dalam fase perkembangannya telah
dijadikan sebagai bahasa resmi dunia internasional. Maka tidak berlebihan jika
pengajaran bahasa Arab perlu ditekankan dan diperhatikan seksama, mulai dari
tingkat SD sampai pada lembaga-lembaga pendidikan tertinggi, baik negeri
maupun swasta, umum maupun agama, untuk digalakkan dan diajarkan. Hal ini
tentu disesuaikan dengan taraf kemampuan dan perkembangan siswa, demikian
halnya di MTs Negeri Maguwoharjo yang telah menjadikan bahasa Arab sebagai
komponen pilihan pokok pembelajaran bahasa asing disamping bahasa Inggris.
Akan tetapi, masalahnya sekarang adalah masih banyak siswa MTs yang
belum bisa membaca Arab.3 Akan lebih mudah sebelum siswa mempelajari
bahasa Arab, hendaknya siswa mempelajari terlebih dahulu tentang huruf-huruf
Arab. Begitu juga pengajar harus mempunyai strategistrategi yang bisa
mempermudah siswa dalam mempelajari huruf-huruf Arab sehingga
mempermudah siswa dalam membaca Arab baik dalam huruf maupun sudah
menjadi suatu kalimat dalam pelajaran bahasa Arab. Perlu ditekankan yang
dimaksud membaca Arab disini adalah membaca huruf Arab bukan membaca
sekaligus memahami maknanya.
Sebenarnya dalam pembelajaran bahasa Arab guru menghendaki siswanya
agar menguasai keempat keterampilan dalam bahasa Arab yaitu keterampilan
mendengar, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan
menulis namun masih banyak dari siswa yang memiliki hambatan dan kesulitan
dalam memahami keempat keterampilam (maharah) tersebut. Jika siswa sudah
mengalami kesulitan membaca Arab maka hal ini akan berdampak pada kesulitan
siswa dalam memahami materi yang di berikan guru. Oleh karena itu peneliti
ingin mengetahui bagaimana strategi guru bahasa Arab MTs Negeri Maguwoharjo
dalam mengatasi masalah tersebut. Dari hasil pengamatan (observasi) pra riset
tentang kondisi yang terjadi di kelas VII MTs Negeri Maguwoharjo, bahwa
pengajaran bahasa Arab masih banyak hambatan yang dihadapi, hal ini
disebabkan diantaranya:
1) Latar belakang siswa yang berbeda-beda ada yang berasal dari SD/ MI.
2) Kurangnya semangat siswa yang belajar bahasa Arab seperti ketika
guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya, siswa
mayoritas diam.
3) Adanya kesulitan belajar bahasa Arab yang disebabkan karena masih
banyak siswa yang belum bisa membaca Arab.
4) Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung dalam proses
belajar mengajar.
Peneliti mengambil obyek penelitian di MTs Negeri Maguwoharjo karena
setelah mengadakan observasi pra riset dan wawancara baik dengan kepala
sekolah dengan guru mata pelajaran bahasa Arab maupun dengan mahasiswa
PPL-KKN Integratif di MTs Negeri Maguwoharjo, peneliti menemukan
banyaknya siswa MTs Negeri Maguwoharjo yang belum bisa membaca Arab.
Nilai bahasa Arab yang dicapai oleh siswa juga masih sangat jauh dari Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM).
Dengan ini peneliti bermaksud mengadakan penelitian di kelas VII MTs
Negeri Maguwoharjo karena siswa kelas VII ini merupakan tingkatan pemula
dalam belajar bahasa Arab, terlebih lagi bagi siswa yang berasal dari SD.
Sebagian besar siswa kelas VII belum bisa membaca arab padahal hal ini
merupakan kunci dasar untuk belajar bahasa Arab. Karena itulah, strategistrategi
yang digunakan guru dalam mengajarkan bahasa Arab kepada siswa yang belum
bisa membaca Arab ini menjadi menarik untuk diteliti sebagai upaya membina
siswa menjadi mahir dan pandai dalam membaca Arab untuk mencapai tujuan
pembelajaran bahasa Arab. Selain alasan yang bersifat akademik tersebut, alasan
peneliti memilih MTs Negeri Maguwoharjo sebagai tempat penelitian karena
tempat yang terjangkau, tidak jauh dari kampus peneliti sehingga ketika ada
keperluan mendesak dapat ditempuh dalam waktu yang cepat, juga perijinan yang
mudah dari kepala Madrasah. Berangkat dari hal tersebut di atas, maka peneliti
akan melakukan penelitian terhadap strategi guru dalam mengatasi siswa yang
mengalami kesulitan membaca Arab di kelas VII MTs Negeri Maguwoharjo baik
intrinsik maupun ekstrinsik.

Anda mungkin juga menyukai