Anda di halaman 1dari 15

Pembelajaran Bahasa Arab Di Pesantren

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Bahasa Arab.
Dosen Pembimbing, Iftirohatul Adhima M.Pd

Di susun Oleh:
Durrotun Navisah Alwy (51423062)

Pendidikan Guru Madrsah Ibtidaiyah


Fakultas Agama Islam
Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo
Tahun Ajaran 2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pembelajaran Bahasa Arab Di
Pesantren” dengan baik dan selesai tepat pada waktunya.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Bahasa Arab.
Terimakasih saya ucapkan kepada ibu Iftirohah Adhima M.Pd selaku dosen pengampu mata
kuliah Pembelajaran Bahasa Arab terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya
dalam penyelesaian makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...i
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………….1
1. Latar Belakang……………………………………………………………………….1
2. Rumusan Masalah………………………………………………………………........1
3. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………..1
BAB II
PEMBAHASAN……………………………………………………………………...............2
1. Pengertian Pembelajaran……………………………………………………………2
2. Pengertian Pesantren…………………………………………………………….......2
3. Proses Pembelajaran di Pesantren………………………………………………….3
4. Strategi Pembelajaran di Pesantren…………………………………………….......5
BAB III
PENUTUP…………………………………………………………………………………….9
1. Kesimpulan…………………………………………………………………………...9
2. Saran…………………………………………………………………………………..9
DAFTAR RUJUKAN……………………………………………………………………….10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pembelajaran bahasa Arab pada zaman sekarang sudah banyak mengalami
perkembangan terbukti dengan pembelajaran bahasa Arab di Indonesia yang sudah
dimulai dari pendidikan anak usia dini, sampai perguruan tinggi. Adanya
pembelajaran bahasa Arab di sekolah, perguruan tinggi dan lembaga-lembaga
pendidikan Islam lainnya menunjukkan keseriusan untuk memajukan sistem dan
mutunya.

Pembelajaran bahasa arab bertujuan untuk memahami ilmu-ilmu yang ditulis


menggunakan bahasa Arab atau memahami dan menguasai keterampilan berbahasa,
yang terdiri dari keterampilan mendengar (istima’), membaca (qira’ah), berbicara
(kalam), dan menulis (kitabah). Di dalam pesantren, kita mempelajari banyak ilmu
dan bahasa arab sering kali digunakan dalam pembelajaran di pesantren.

Pembelajaran bahasa Arab senantiasa dihadapkan pada berbagai situasi yang


kompleks. Pada satu sisi, pembelajaran ini membutuhkan perhatian pada bagian
bagian secara kasuistik, tetapi disisi lain juga harus dilihat secara keseluruhan. Situasi
kompleks yang dimaksud adalah adanya berbagai aspek dalam pembelajaran bahasa
Arab yang harus disoroti secara bersama-sama. Diantara aspek yang mempengaruhi
keberhasilan pembelajaran bahasa arab adalah aspek problematika metodologis.

2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pembelajaran?
2. Apa Pengertian dari pesantren?
3. Bagaimana proses pembelajaran bahasa arab yang di gunakan di pesantren?
4. Bagaimana strategi yang di gunakan dalam pembelajaran bahasa arab di
pesantren?

3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud pembelajaran.
2. Untuk mengetahui arti dari pesantren.
3. Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran Bahasa Arab.
4. Untuk mengetahui bagaimana strategi pembelajaran bahasa arab di pesantren.
1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada
peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta
didik agar dapat belajar dengan baik.

Santri di pesantren-pesantren modern diwajibkan untuk berkomunikasi langsung


dengan bahasa Arab sebagai bahasa sasaran, walaupun masih banyak kesalahan dalam
penerapan gramatika. Demikian halnya dengan penguatan pendidikan bahasa Arab di
Pondok Pesantren Modern Tarbiyah Auladil Muslimin harus ditingkatkan dengan
berbagai upaya salah satunya dengan kegiatan ekstrakurikuler. Untuk penguatan
berbahasa Arab pun tidak hanya di dalam di kelas tetapi juga di luar kelas, kegiatan
ekstrakurikuler sangat berpengaruh untuk melihat bagaimana praktek dan
perkembangan bahasa Arab yang di ajarkan dalam kelas.

2. Pengertian Pesantren
Pesantren adalah asrama tempat santri belajar mengaji pesantren sering disebut juga
sebagai “Pondok Pesantren” berasal dari kata “santri” menurut kamus bahasa
Indonesia, kata ini mempunyai 2 pengertian yaitu; Orang yang beribadah dengan
sungguh-sungguh orang saleh, dan Orang yang mendalami pengajiannya dalam
Agama Islam dengan berguru ketempat yang jauh.

Pada umumunya pondok memang merupakan tempat penampungan sederhana bagi


para pelajar yang jauh dari tempat asalnya. Nurchalish Madjid pernah menegaskan
pesantren ialah artefak peradaban Indonesia yang dibangun sebagai institusi
pendidikan keagamaan bercorak tradisional, unik dan indigenous. Lembaga pesantren
ini sebagai lembaga Islam tertua dalam sejarah Indonesia yang memiliki peran besar
dalam proses keberlanjutan pendidikan nasional. KH. Abdurrahman Wahid,
mendefinisikan pesantren secara teknis, pesantren adalah tempat di mana santri
tinggal.

Definisi di atas menunjukkan betapa pentingnya pesantren sebagai sebuah totalitas


lingkungan pendidikan dalam makna dan nuansanya secara menyeluruh.
2
3. Proses Pembelajaran Bahasa Arab di Pesantren
Dalam usaha mempelajari bahasa asing sekurang-kurangnya seseorang harus
berusaha keras untuk menguasai apa yang terdapat di dalam bahasa tersebut
termasuk penguasaan unsur kebudayaan baru, cara berfikir yang baru, serta cara
bertindak yang baru pulaSebagaimana di ketahui bahwa teknik pembelajaran bahasa
itu ada dua yaitu teknik pembelajaran unsur bahasa (Language Material) dan Teknik
pembelajaran kemahiran berbahasa (Language Skill).

Pondok Pesantren juga mengembangkan pendidikan terpadu dengan maksud agar


kekurangan sistem yang satu akan terpenuhi oleh sistem yang Iain. Lembaga ini lebih
mengutamakan pendidikan dari pengajaran, karena pendidikan tidak hanya
mewujudkan daya nalar santri namun akan membentuk sikap pribadi dalam seluruh
kehidupannya. Keunggulan atau ciri khas yang dimiliki kebanyakan pondok
pesantren antara lain ialah: (1) Kegiatan santri selama 24 jam disesuaikan dengan
waktu shalat; (2) Adanya disiplin dan tata tertib yang ketat.

Secara garis besar, pembelajaran bahasa Arab di pesantren dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu pembelajaran yang bersifat formal berupa pembelajaran bahasa Arab
di sekolah dan non formal berupa kegiatan-kegiatan pondok di luar jam sekolah.

1. Pembelajaran bahasa Arab melalui mata pelajaran bahasa Arab dan


penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar mata pelajaran agama
Sejak pertama masuk ke Pondok Pesantren Darunnajah, para santri langsung
diperkenalkan dengan bahasa Arab, berupa kegiatan pembelajaran pada jam
sekolah maupun di luar kegiatan sekolah. Jam sekolah biasanya di laksanakan
pada pagi hari dan ada juga yang di malam hari.

Mata pelajaran Bahasa Arab yang diberikan kepada santri mempertimbangkan


keterampilan berbahasa yaitu kemampuan menyimak, berbicara, membaca dan
menulis. Mata Pelajaran yang bertujuan mengembangkan kemampuan
menyimak dan berbicara seperti Istima’, Imla’, Nahwu lisan, Muthala'ah,
Muhadatsah dan Sharaf lisan. Secara umum, komposisi mata pelajaran di TMI
adalah 28% merupakan mata pelajaran bahasa Arab, 25% merupakan mata
pelajaran agama dengan pengantar berbahasa Arab, 47% mata pelajaran umum
yang menggunakan bahasa Indonesia dan Inggris sebagai bahasa pengantar.
Hal tersebut melatih kemampuan bahasa santri sehingga rasa kebahasaan
(dzauq) bahasa Arab dapat muncul, tumbuh dan berkembang dalam diri para
santri Pondok Pesantren.

3
2. Kegiatan-kegiatan Pondok Pesantren yang berbasis pada Bahasa Arab
Hampir kebanyakan kegiatan santri di Pondok Pesantren menggunakan bahasa
Arab, namun dari hasil observasi berpartisipasi yang dilakukan, terdapat
beberapa kegiatan yang dianggap sangat berperan penting dalam proses
pembelajaran bahasa Arab, kegiatan tersebut antara lain:

1. Latihan Berpidato (Muhadharah)


Muhadarah adalah kegiatan yang menampilkan beberapa santri untuk
berpidato dengan menggunakan bahasa Arab dan Inggris. Kegiatan
tersebut biasanya dilaksanakan setiap hari kamis setelah shalat Isya’
dengan tujuan untuk melatih santri agar berani tampil di depan santri lain
dengan menggunakan tiga bahasa yaitu bahasa Arab, Inggris dan
Indonesia.

Ketika santri yang mendapat giliran berpidato menyampaikan isi


pidatonya di atas mimbar, santri yang Iain wajib menyimaknya karena
pada akhir pidato tersebut pembawa acara akan menunjuk secara acak
dan spontan para anggota kelompok yang pada hari itu tidak mendapat
mendapat kesempatan berpidato untuk naik ke mimbar memberikan
istimbat atau ulasan dari isi pidato serta pesan yang telah disampaikan
tadi.

Bagi pembicara, pembawa acara dan pemberi istimbat yang tidak


mempersiapkan diri sehingga tidak berani atau tidak dapat berbicara di
depan kawan-kawannya dengan baik, biasanya dikenakan sangsi atau
hukuman sesuai ketentuan pondok pesantren masing masing.

2. Pemberian Kosakata (Taqdimu Mufradat)


Taqdimu mufradat ialah kegiatan pemberian kosa kata berupa kata kerja
(fi'il) etau kata benda (isim) kepada santri, kegiatan tersebut merupakan
kegiatan rutin. Kegiatan ini umumnya di pelajari pada sekolah formal dan
Diniyah.

3. Percakapan (Muhadatsah)
Pada kegiatan ini bagian bahasa arab sangat berperan penting dalam
membimbing para santri. Para santri dipasang-pasangkan kemudian
secara bergantian mereka saling bercakap-cakap dengan menggunakan
bahasa Arab. Ustadz ustadzah atau pengawas akan membenarkan jika
ada kendala.

4
4. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
1. Strategi Pembelajaran Mufradat
Pembelajaran kosakata bahasa Arab dapatdilakukan dengan berbagai strategi
permainan bahasa misalnya dengan perbandingan, memperhatikan susunan
huruf, penggunaan kamus dan lainnya. Pembelajaran ini bisa digunakan dengan
berbagai metode yang antara lain yaitu metode secara langsung, metode meniru
dan menghafal, metode Aural-Oral Approach, metode membaca, metode
Gramatika-Translation, metode pembelajaran dengan menggunakan media kartu
bergambar dan alat peraga serta pembelajaran dengan nyanyian.

Selain itu, pembelajaran kosakata bahasa Arab ini dimulai dengan kosakata dasar
yang tidak mudah berubah, seperti halnya istilah kekerabatan, nama-nama
bagian anggota tubuh, kata ganti, kata kerja pokok serta beberapa kosakata lain
yang mudah untuk dipelajari.

Adapun prinsip-prinsip yang digunakan dalam pembelajaran kosakata bahasa


Arab adalah sebagai berikut:
a) Tatawur (Frequency) artinya memilih mufradat (kosakata) yang sering
digunakan.
b) Tawazzu’ (Range) artinya memilih koskata yang banyak digunakan di negara-
negara Arab, yakni tidak hanya banyak digunakan di sebagian negara Arab.
c) Mataahiyyah (Avalability) artinya memilih kata tertentu dan bermakna
tertentu pula, yakni kata-kata yang digunakan dalam bidang-bidang tertentu.
d) Ulfa(Familiarity), artinya memilih kata-kata yang familiyar dan terkenal serta
meninggalkan kata-kata yang jarang terdengar penggunaannya.
e) Syumul (Coverege), artinya memilih kata-kata yang dapat digunakan dalam
berbagai bidang tidak terbatas pada bidang tertentu.
f) Ahammiyah, artinya memilih kata-kata yang sering dibutuhkan
penggunaannya oleh siswa dari pada kata-kata yang terkadang tidak
dibutuhkan atau jarang dibutuhkan.
g) ‘Uruubah, artinya memilih kata-kata Arab, yakni memilih kata Arab walapun
ada bandinganya dalam bahasa lain.

Strategi pembelajaran Mufradat dibagi menjadai tiga tingkatan, yaitu:


1. Strategi Pembelajaran Mufradat Tingkat Dasar (Mubtadi’)
Strategi pembelajaran mufradat pada tingkat ini dapat menggunakan
beberapa strategi, diantaranya:

5
1) Menggunakan nyanyian/lagu.
2) Menunjukkan benda yang dimaksud seperti mendatangkan sampelnya
atau benda aslinya.
3) Meminta peserta didik membaca berulang kali.
4) Mendengarkan dan menirukan bacaan.
2. Strategi Pembelajaran Mufradat Tingkat Menengah (Mutawassith)
Strategi pembelajaran mufradat pada tingkat menengah dapat menggunakan
beberapa strategi, antara lain:
1) Menggunakan peragaan tubuh.
2) Menulis katakata dengan bermain peran.
3) Memberikan padanan kata (sinonim),
4) Memberi lawan kata (antonim).
5) Memberikan asosiasi makna.
6) Guru menyebutkan akar kata dan derivasinya (kata yang mengalami
perubahan).
3. Strategi Pembelajaran Mufradat Tingkat Lanjut (Mutaqaddim)
Strategi pembelajaran mufradat pada tingkat lanjut menggunakan beberapa
strategi, antara lain:
1) Menjelaskan makna kata dengan menjelaskan maksudnya.
2) Mencari makna kata dalam kamus.
3) Mengacak mufradat agar menjadi susunan kata yang benar.
4) Meletakkan kata pada kalimat.
5) Memilih contoh mufradat yang baik untuk peserta didik.
6) Menyusun kalimat yang benar dari beberapa mufradat yang telah
disediakan.
7) Memberikan harakat pada kata.
8) Menerjemahkan kosakata kedalam bahasa arab.

2. Strategi pembelajaran Tarkib


Tarkib adalah aturan-aturan yang mengatur penggunaan bahasa Arab yang
digunakan sebagai media untuk memahami kalimat. Fungsi pembelajaran tarkib
adalah untuk memperbaiki uslub-uslub dari kesalahan-kesalahan secara
nahwiyah, membantu peserta didik dalam mencetuskan apa yang diinginkan
oleh uslub-uslub yang mempunyai perbedaan yang sangat tipis.
Strategi pembelajaran tarkib sama halnya dengan strategi mufradat, yang mana
disesuaikan dengan masing-masing tingkatan. Pada tingkat dasar strategi
pembelajaran ini menggunakan pendekatan kerjasama antara dua orang yang
biasa disebut dengan the power of two.

6
Pada strategi pembelajaran tarkibtingkat menengah bisa menggunakan small
group presentation, strategi ini dapat digunakan untuk mengajarkan qawa’id,
misalnya untuk latihan menyusun kalimat dengan bentuk yang sudah ditentukan,
seperti membuat jumlah ismiyah atau jumlah fi’liyah. Sedangkan untuk tingkat
lanjut dapat menggunakan strategi yang di sebut dengan chart short. Strategi ini
menggunakan media kartu.

3. Strategi Pembelajaran Istima’


Maharah istima’ dimaksudkan sebagai kemampuan peserta didik untuk
memahami bunyi atau ujaran dalam bahasa Arab dengan baik dan benar. Tujuan
dari pembelajaran istima’ adalah menirukan, menghafalkan, merangkum pokok-
pokok pikirannya, dan memahami isi nya.

Ada tiga macam strategi pembelajaran istima’ dengan menggunakan media tape
recorder atau compact disk, yaitu:
a) Strategi menggunakan potongan teks.
b) Strategi merekam.
c) Strategi mengungkapkan kembali (presentasi).

4. Strategi pembelajaran Kalam


Tujuan pembelajaran kalam mencakup beberapa hal antara lain kemudahan
berbicara, kejelasan, bertanggung jawab, membentuk pendengaran yang kritis,
dan membentuk kebiasaan. Strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran
kalam antara lain:
a) Strategi langsung.
b) Strategi jigsaw.
c) Strategi group kecil.
d) Strategi melihat gambar.
A. Strategi Langsung
Strategi ini bertujuan untuk melatih peserta didik menceritakan apa yang
dilihat dalam bahasa Arab baik lisan maupun tulisan. Media yang
digunakan dapat berupa gambar baik yang diproyeksikan untuk
pembelajaran maupun yang tidak diproyeksikan.

B. Strategi Jigsaw
Strategi ini biasanya digunakan dengan tujuan untuk memahami isi
sebuah bacaan secara utuh dengan cara mambagi-baginya menjadi
beberapa bagian kecil.

7
Masing-masing peserta didik memiliki tugas untuk memahami sebagian isi
bacaan tersebut, kemudian digabungkan menjadi satu. Dengan cara
seperti ini diharapkan isi bacaan yang cukup panjang dapat dipahami
secara cepat dan juga proses pemahaman akan semakin mendalam
karena diulang berkali-kali.

C. Strategi melihat gambar.


Penggunaan strategi ini diantaranya ditujukan untuk melatih kemampuan
peserta didik dalam memahami isi sebuah bacaan, kemudian mampu
memvisualisasikannya dalam bentuk gambar.

5. Strategi pembelajaran Qira’ah


Target pembelajaran qira’ah adalah mampu membaca teks bahasa Arab dengan
fasih, mampu menerjemahkan dan mampu memahaminya dengan baik dan
lancar. Strategi pembelajaran qira’ah dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:
a) Tingkat pemula (mubtadi’).
b) Tingkat menengah (mutawassith).
c) Tingkat lanjut (mutaqaddim).

A) Tingkat Pemula (Mubtadi’)


Pada tingkat ini biasanya menggunakan strategi denan empty outline,
yaitu strategi yang digunakan untuk melatih kemampuan peserta didik
dalam menuangkan isi dari yang dibaca ke dalam bentuk tabel. Misalnya
peserta didik mampu membedakan antara isim dan fi’il.

B) Tingkat Menengah (Mutawassith)


Pada tingkat ini biasanya menggunakan strategi index card match, yaitu
sebuah strategi yang digunakan untuk mengajarkan kata-kata atau
kalimat dengan pasangannya.

C) Tingkat Lanjut (Mutaqaddim)


Pada tingkat ini biasanya menggunakan strategi index card match, yaitu
sebuah strategi yang digunakan untuk mengajarkan kata-kata atau
kalimat dengan pasangannya.
8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran bahasa arab merupakan suatu upaya pendidik terhadap peserta didik
dalam interaksi belajar bahasa Arab supaya siswa dapat mempelajari sesuatu dengan
efektif dan efisien.

B. Saran
Demikian makalah ini kami susun dengan sebaik mungkin. kami berharap semoga
pembaca dapat bermanfaat, juga berguna bagi para pembaca.
9
DAFTAR RUJUKAN

BUKU:

Zaenuri Muhammad, 2018, Pembelajaran Bahasa Arab di Pesantren Mahasiswa,


Malang.

https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/846/4/Mursid_Tesis_Bab2.pdf
10
16

Anda mungkin juga menyukai