Anda di halaman 1dari 25

KONSEP DASAR PEMEBELAJARAN BAHASA ARAB MI

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Matakuliah

“Pembelajaran Bahasa Arab MI ”

Dosen Pengampu

“Muhammad Fatoni, M. Pd. I.”

Disusun oleh :

1. Dwi Salbiyah (12205173029)

2. Puja Puspita Arum (12205173136)

3. Calvin Kresna Afandi (12205173150)

4. Linda Wahyu Ariani (12205173156)

5. Tanti Umayah (12205173171)

6. Asna Alfinnisa (12205173212)

7. Fina Renita (12205173214)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

FEBRUARI 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, atas anugerah hidup dan kesehatan, serta petunjuk-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tepat waktu.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas individu mata kuliah


Pembelajaran Bahasa Arab MI dengan judul konsep dasar pemebelajaran bahasa
Arab MI. Di mana dalam makalah ini memaparkan materi yang dapat menambah
pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.

Dengan terselesaikannya penulisan makalah ini, tentunya penulis tidak lupa


mengucapkan terima kasih kepada:

1. Muhammad Fatoni, M. Pd. I. . (selaku dosen pengampu) yang telah


memberikan pengajaran dan pengarahan kepada penulis.
2. Teman-teman yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa isi makalah ini masih belum


sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari sejawat atau para pembaca mengenai isi makalah ini, agar
penulisan makalah selanjutnya menjadi lebih baik.

Tulungagung, Februari 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I

A. LATAR BELAKANG...........................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................5
C. TUJUAN MASALAH..........................................................................5

BAB II

A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB........................6


B. METODE PEMBELAJARAN BAHASA ARAB................................7
C. MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB....................................18

BAB III

A. KESIMPULAN....................................................................................

B. SARAN.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

3
A. Latar Belakang

Bahasa Arab merupakan salah satubahasa asing yang belakangan


ini banyak ditekuni oleh masyarakat untuk dipelajari dan di telaah, baik
yang berorientasi pada pendekatan normatif dan spiritualis dengan
berkeyakinan bahwa bahasa arab merupakan bahasa agama karena al-
quran diturunkan dengan bahasa arab, maupun melaui pendekatan
edukatif dan konsumtif, yang beranggapan bahwa bahasa arab
merupakan bahasa yang patut dikaji secara mendalam untuk
mengetahui kajianhistories dan estetikannya.

Bahasa pada prinsipnya digunakan oleh para pemakainya sebagai


pembawa pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain. Kebutuhan
pemakai bahasa adalah agar mampu merujuk objek ke dunia nyata,
misalnya mampu menyebutkan nama, keadaan, peristiwa dan ciri-ciri
benda dengan kata-kata tersebut ke dalam kalimat-kalimat sehingga ia
mampu menyusun proposisi yaitu rangkaian kata yang membentuk
prediksi tentang benda, orang atau peristiwa.

Mengingat pentingnya belajar itulah yang membuat para pakar


bahasa senantiasa berpikir untuk menemukan metode-metode
pembelajaran bahasa yang variatif antara satu dengan yang lainnya,
walaupun pada prinsipnya perbedaan pandangan selalu ada

Rendahnya keterampilan berbicara siswa menggunakan bahasa


arab dalam belajar rata-rata dihadapi oleh sejumlah siswa yang belum
hafal mufrodad dan kurang aktif dalam pembelajaran. Sehingga siswa
kurang mampu berbicara menggunakan bahasa arab. Hal ini disebabkan
karena guru dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode
ceramah dan hanya terpaku dengan adanya buku panduan serta lembar
kerja siswa (LKS) tanpa menggunakan alat peraga atau media
pembelajaran yang dapat meningkatkan keerampilan berbicara bahasa
arab siswa

4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab ?
2. Bagaimana Metode Dalam Pembelajaran Bahasa Arab ?
3. Bagaimana Media Apa Yang Digunakan Dalam Pemebelajaran
Bahasa Arab ?

C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan Pengertian Pembelajaran Bahasa
2. Menjelaskan Metode Dalam Pembelajaran Bahasa Arab ?
3. Menjelaskan Media Yang Digunakan Dalam Pemebelajaran Bahasa
Arab ?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab


Pembelajaran substansinya adalah kegiatan mengajar yang
dilakukan secara maksimal oleh seorang guru agar anak didik yang ia ajari
materi tertentu melakukan kegiatan belajar dengan baik. Dengan kata lain
pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan
kegiatan belajar materi tertentu yang kondusif untuk mencapai tujuan.
Dengan demikian, pembelajaran bahasa asing adalah kegiatan mengajar
yang dilakukan secara maksimal oleh seorang guru agar anak didik yang ia
ajari bahasa asing tertentu melakukan kegiatan belajar dengan baik,
sehingga kondusif untuk mencapai tujuan belajar bahasa asing.1
Sementara itu, bahasa Arab merupakan salah satu bahasa dunia
yang telah mengalami perkembangan sosial masyarakat dan ilmu
pengetahuan. Bahasa Arab dalam kajian sejarah termasuk rumpun bahasa
Semit yaitu rumpun rumpun bahasa yang dipakai bangsa-bangsa yang
tinggal di sekitar sungai Tigris dan Furat, dataran Syria dan Jazirah
Arabia.2
Dari definisi di atas dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran
Bahasa Arab adalah kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru untuk
mengajarkan Bahasa Arab kepada peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajaran pembelajaran yaitu pembelajaran bahasa asing.
B. Metode Pembelajaran Bahasa Arab
a. Pengertian Metode Pembelajaran

1
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2011), 32.
2
Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Surabaya: Pustaka Pelajar, 2003), 27

6
Metode ( al thariqah ) adalah langkah-langkah umum
tentang penerapan teori-teori yang ada pada pendekatan
tertentu.3 Menurut Azhar Arsyad, metode adalah rencana
menyeluruh yang berkenaan dengan penyajian materi bahasa
secara teratur, tidak ada satu bagian yang bertentangan dengan
yang lain dan semuanya berdasarkan atas approach yang telah
dipilih.4 Selain itu metode dapat didefinisikan sebagai seperangkat
cara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan ilmu atau
transfer ilmu kepada anakdidiknya yang berlangsung dalam proses
belajar dan mengajar atau proses pembelajaran.5 Adapun metode
pembelajaran adalah suatu model dan cara yang dapat dilakukan
untuk menggelar aktivitas belajar-mengajar agar berjalan dengan
baik.6
Ada lima prinsip dasar dalam pengajaran bahasa Arab
asing, yaitu prinsip prioritas dalam proses penyajian, prinsip
koreksitas dan umpan balik, prinsip bertahap, prinsip penghayatan,
serta korelasi dan isi:

1. Prinsip prioritas
Dalam pembelajaran Bahasa Arab, ada prinsipprinsip
prioritas dalam penyampaian materi pengajaran, yaitu; pertama,
mengajarkan, mendengarkan, dan bercakap sebelum menulis.
Kedua, mengakarkan kalimat sebelum mengajarkan kata.
Ketiga, menggunakan kata-kata yang lebih akrab dengan
kehidupan sehari-hari sebelum mengajarkan bahasa sesuai
dengan penutur Bahasa Arab.
 Mendengar dan berbicara terlebih dahulu daripada menulis.

3
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011) hlm. 168
4
Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Pustaka Pelajar: Yogyakarta, 2010)
hlm,19
5
Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, (Jogjakarta:DIVA Press, 2012)
hlm. 157
6
Heri Rahyubi, Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembeljaran Motorik, hlm. 236

7
Prinsip ini berangkat dari asumsi bahwa pengajaran
bahasa yang baik adalah pengajaran yang sesuai dengan
perkembangan bahasa yang alami pada manusia2, yaitu setiap
anak akan mengawali perkembangan bahasanya dari
mendengar dan memperhatikan kemudian menirukan.

Hal itu menunjukkan bahwa kemampuan


mendengar/menyimak harus lebih dulu dibina, kemudian
kemampuan menirukan ucapan, lalu aspek lainnya seperti
membaca dan menulis.

a) Guru bahasa asing (Arab) hendaknya mengucapkan


katakata yang beragam, baik dalam bentuk huruf maupun
dalam kata. Sementara peserta didik menirukannya di
dalam hati secara kolektif.
b) Guru bahasa asing kemudian melanjutkan materinya
tentang bunyi huruf yang hampir sama sifatnya. Misalnya:
‫ ش – ز – ذ‬-‫ ء – س – ع‬, ‫ ح – ه‬dan seterusnya.
c) Mengajarkan kalimat sebelum mengajarkan bahasa Dalam
mengajarkan struktur kalimat, sebaiknya mendahulukan
mengajarkan struktur kalimat atau nahwu, baru kemudian
masalah struktur kata atau sharaf. Dalam mengajarkan
kalimat atau jumlah sebaiknya seorang guru memberikan
hafalan teks atau bacaan yang mengandung kalimat
sederhana dan susunannya benar.
b. Macam-macam Metode Pembelajaran Bahasa arab

Mengingat pentingnya belajar bahasa itulah yang mebuat


para pakar bahasa senantiasa berfikir untuk menemukan metode-
metode pembelajaran yang fariatif antara satu dengan yang lainnya,
walaupun pada prinsipnya perbedaan pandangan antara satu
dengan yang lainnya dapat disebabkan oleh 3 hal:

1. Perbedaan teori bahasa yang melandasinya.


2. Perbedaan pemberian deskripsi bahasa.

8
3. Perbedaan persepsi tentang bagaimana seseorang memperoleh
kemahiran bahasa.

Akan tetapi, jika diamati dengan seksama sejarah


perkembangan metode-metode mengajar bahasa sebagai bahasa
asing sejak zaman Yunani Kuno hingga sekarang, kita kenal hanya
ada dua aliran besar dalam bidang ini, pertama adalah metode yang
mengutamakan bahasa tulisan dan kedua metode yang
mengutamakan penguasaan bahasa lisan. Kedua metode tersebut
tentu saja di kembangkan atas dasar prinsip-prinsip toritis tertentu.
Metode gramatika-tarjamah di dasarkan pada prinisip cognitive-
code learning theory mengutamakan penguasaan kaidah-kaidah
tata bahasa dan pengetahuan tentang bahasa, sedangkan metode
audio-lingual atas dasar audio lingual habit learning theory,
mengutamakan kemampuan berbahasa khususnya kemapuan
berbicara dengan melalui latihan-latihan intensif.

Oleh karena itu, sangat penting sekali untuk memahami


dengan baik dan benar tentang karakteristik suatu metode. Secara
sederhana, metode pembelajaran bahasa Arab dapat digolongkan
menjadi dua macam, yaitu; pertama, metode tradisional/klasikal
dan kedua, metode modern.

Metode Pembelajaran bahasa Arab tradisional adalah


metode Pembelajaran bahasa Arab yang terfokus pada “bahasa
sebagai budaya ilmu” sehingga belajar bahasa Arab berarti belajar
secara mendalam tentang seluk-beluk ilmu bahasa Arab.

Metode yang berkembang dan masyhur digunakan untuk


tujuan tersebut adalah metode qawaid dan tarjamah. Metode
tersebut mampu bertahan beberapa abad, bahkan sampai sekarang
pesantren-pesantren di Indonesia, khususnya pesantren salafiah
masih menerapkan metode tersebut. Hal ini didasarkan pada hal-

9
hal sebagai berikut : Pertama, tujuan Pembelajaran bahasa arab
tampaknya pada aspek budaya/ilmu, terutama nahwu dan ilmu
sharaf. Kedua, kemampuan ilmu nahwu dianggap sebagai syarat
mutlak sebagai alat untuk memahami teks/kata bahasa Arab klasik
yang tidak memakai harakat, dan tanda baca lainnya. Ketiga,
bidang tersebut merupakan tradisi turun temurun, sehingga
kemampuan di bidang itu memberikan “rasa percaya diri (gengsi)
tersendiri di kalangan mereka”.

Metode Pembelajaran bahasa Arab modern adalah metode


Pembelajaran yang berorientasi pada tujuan bahasa sebagai alat.
Artinya, bahasa Arab dipandang sebagai alat komunikasi dalam
kehidupan modern, sehingga inti belajar bahasa Arab adalah
kemampuan untuk menggunakan bahasa tersebut secara aktif dan
mampu memahami ucapan atau ungkapan dalam bahasa Arab.
Metode yang lazim digunakan dalam Pembelajarannya adalah
metode langsung (tariiqah al - mubasysyarah). Munculnya metode
ini didasari pada asumsi bahwa bahasa adalah sesuatu yang hidup,
oleh karena itu harus dikomunikasikan dan dilatih terus
sebagaimana anak kecil belajar bahasa.
Dikarenakan metode merupakan rencana terkait penyajian
materi maka ada berbagai metode dalam pembelajaran bahasa
Arab, diantaranya:
Beberapa metode yang cukup besar pengaruhnya dalam
dunia pembelajaran bahasa Arab, diantaranya :
a) Metode Gramatika-Terjemah
Adalah metode yang berasumsikan bahwa semua
bahasa di dunia dasarnya sama, dan tata bahasa adalah cabang
dari logika. Metode ini didasari oleh pendekatan teori
tradisional. Teori ini melihat bahasa secara preskriptif, artinya
bahasa yang baik dan benar adalah menurut para ahli bahasa,
bukan yang digunakan oleh penutur asli di lapangan. Sehingga

10
metode kaidah dan terjemah melihat bahasa secara preskriptif,
dengan demikian kebenaran bahasa brpedoman pada petunjuk
tertulis, yaitu aturan-aturan gramatikal yang ditulis oleh ahli
bahasa, bukan menurut ukuran guru.
b) Metode Langsung
Metode ini berasumsi bahwa belajar bahasa asing sama
dengan belajar bahasa ibu, yakni penggunaan bahasa secara
langsung dan intensif dalam komunikasi.7 Selain itu, metode ini
juga didasarkan atas asumsi yang brsumber dari hasil-hasil
kajian psikologi asosiatif. Berdasarkan kedua asumsi tersebut,
pengajaran bahasa khususnya pengajaran kata dan kalimat
harus dihubungkan langsung dengan benda, sampl atau
gambarnya, atau melalui peragaan, permainan peran dan lain
sebagainya.8 Metode ini mempunyai tujuan agar para pelajar
mampu berkomunikasi dengan bahasa asing yang dipelajarinya
seperti pemilik bahasa ini.metode ini dinamakan metode
langsung, sebab guru langsung menggunakan bahasa asing
(bahasa Arab) yang sedang diajarkan selama pelajaran,
sedangkan bahasa murid tidak boleh digunakannya. 9
c) Metode Audiolingual (Sam’iyyah Syafahiyyah)
Metode ini lebih populer diterapkan karena sebab
kepentingan perang. Dalam sejarah Perang Dunia II, Amerika
memerlukan personil tentara yang mahir berbahasa asing untuk
kepentingan ekspansinya. Oleh karena itu, metode ini dikenal
juga dengan army method. Bahasa yang dipelajari lebih
dicurahkan pada perhatian dalam pelafalan kata, tubian (drills)
berkali-kali secara intensif. Mirip dengan metode sebelumnya,
tubian (drill) inilah yang menjadi tehnik dasar dalam
7
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab,,, hlm. 176-177
8
Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, ( Malang: Misykat, 2012 ) hlm.
47
9
Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Teras,
2011) hlm. 85

11
pembelajaran. Hanya saja konsentrasi tujuan lebih pada
penguasaan keterampilan mendengar dan berbicara. Istilah
audio-lingualisme pertama-tama dikemukakan oleh Prof.
Nelson Brooks pada tahun 1964. Metode ini dinyatakan
sebagai metode yang paling efektif dan efisien dalam
pembelajaran bahasa asing dan mengklaim sebagai metode
yang telah mengubah pengajaran bahasa dari hanya sebuah kiat
ke sebuah ilmu. Audio-Lingual Method (ALM) merupakan
hasil kombinasi pandangan dan prinsip-prinsip Linguistik
Struktural, Analisis Kontrastif, pendekatan Aural-Oral, dan
psikologi Behavioristik. Dasar pemikiran ALM mengenai
bahasa, pengajaran, dan pembelajaran bahasa adalah sebagai
berikut:

1) Bahasa adalah lisan, bukan tulisan


2) Bahasa adalah seperangkat kebiasaan
3) Ajarkan bahasa dan bukan tentang bahasa
4) Bahasa adalah seperti yang diucapkan oleh penutur asli
5) Bahasa satu dengan yang lainnya itu berbeda

Richards & Rodgers (1986;51 dalam Prayogo, 1998:9)


menambahkan beberapa prinsip pembelajaran yang telah menjadi dasar
psikologi audio-lingualisme dan penerapannya sebagai berikut:

a. Pembelajaran bahasa asing pada dasarnya adalah suatu proses


pembentukan kebiasaan yang mekanistik
b. Ketrampilan berbahasa dipelajari lebih efektif jika aspek-aspek
yang harus dipelajari pada bahasa sasaran disajikan dalam bentuk
lisan sebelumdilihat dalam bentuk tulis.
c. Bentuk-bentuk analogi memberikan dasar yang lebih baik bagi
pembelajar bahasa daripada bentuk analisis, generalisasi, dan
pembedaan-pembedaan lebih baik daripada penjelasan tentang
kaidah-kaidah.

12
d. Makna kata-kata yang dimiliki oleh penutur asli dapat dipelajari
hanya dalam konteks bahasa dan kebudayaan dan tidak berdiri
sendiri.

Richards & Rogers juga mengatakan bahwa ketrampilan bahasa


diajarkan dengan urutan: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Bentuk kegiatan pengajaran dan pembelajaran ALM pada dasarnya adalah
percakapan dan latihan-latihan (drills) dan latihan pola (pattern
practice). Percakapan berfungsi sebagai alat untuk meletakkan struktur-
struktur kunci pada konteksnya dan sekaligus memberikan ilustrasi situasi
dimana struktur-struktur tersebut digunakan oleh penutur asli, jadi juga
sebagai penerapan aspek kultural bahasa sasaran. Pengulangan dan
penghafalan menjadi kegiatan yang dominan pada metode ini. Pola-pola
gramatika tertentu pada percakapan dipilih untuk dijadikan kegiatan
latihan pola. Kegiatan-kegiatan pembelajaran berdasarkan ALM adalah:
repetition, inflection, relplacement, restatement, completion, transposition,
expansion, contraction, transformation, integration, rejoinders, dan
restoration.

2. Pendekatan Komunikatif (madkhal ittishaly)

Ada dua prinsip dasar yang paling penting dalam


pendekatan ini, yaitu (1) kebermaknaan (meaningfull) dalam
setiap bentuk bahasa yang dipelajari. Lalu yang ke (2), bahwa
bentuk, ragam dan makna bahasa sangat terkait dengan situasi
dan konteks berbahasa. Pendekatan komunikatif tidak terikat
pada satu aliran linguistik atau disiplin ilmu tertentu saja,
melainkan juga memanfaatkan apa yang menjadi kelebihan
dalam aneka ragam aliran atau disiplin ilmu lain. Hal ini sangat
berbeda dengan metode Audiolingual yang hanya merujuk pada
landasan dasar aliran linguistik struktural dan paham
behaviorisme. Pendekatan ini bertujuan agar peserta didik
memiliki kompetensi komunikatif, yaitu kemampuan

13
menggunakan sistem bahasa secara efektif dan benar.
Kelancaran menggunakan bahasa yang acceptable menjadi
tujuan utama yang ingin di capai. Dalam pembelajaran bahasa
Arab dengan pendekatan komunikatif, penguasaan makna
(nosi/fikrah) sangat penting, sehingga isi pelajaran disajikan
dalam konteks. Sementara struktur bahasa diajarkan
terintegrasi dalam pengejaran keterampilan berbahasa Arabnya.
Kemampuan yang diharapkan tidak hanya keterampilan
berbahasa, tetapi juga unsure-unsur kebahasaannya, seperti
sharf dan nahwu. Bahan pelajaran berupa dialog, pengalaman
peserta didik, latihan ungkapan, namun tubian tidak diberikan
hanya bila dianggap perlu. Sedangkan bahasa Ibu dan
terjemahan bisa digunakan sekali-kali.

Communicative Aproach bertujuan untuk menjadikan


kompetensi komunikatif (communicative competence) sebagai
tujuan pengajaran bahasa dan untuk mengembangkan teknik-
teknik dan prosedur pengajaran ketrampilan bahasa yang
didasarkan atas aspek saling bergantung antara bahasa dan
komunikasi. Kompetensi Komunikatif mencakup kompetensi
gramatika, sosiolinguistik, dan strategi. Kemampuan
komunikatif berbahasa (communicative language ability)
meliputi pengetahuan atau kompetensi dan kecakapan dalam
penerapan kompetensi tersebut dalam penggunaan bahasa yang
komunikatif, kontekstual, dan sesuai.

3. Al-Tariqah al-Sikulujiyah (Psychological Method)


a. Metode ini ada kaitanya dengan metode langsung (direct
method). Metode ini juga berdasarkan visualisasi mental
dan asosiasi fikiran. Beberapa ciri lain dari metode ini
adalah :

14
Dalam membentuk gambaran mental (mental image)
dihubungkan dengan benda, diagram, gambar dan chart.
b. Kosa kata dikeompokkan ke dalam ungkapan-unngkapan
pendek yang berhubungan dengan suatu masalah dan
merupakan satu pelajaran; Beberapa pelajaran dilumpulkan
dalam satu bab sehingga kumpulan dari beberapa bab akan
membentuk satu seri.
c. Pembelajaran diajarkan secara lisan, kemudian sebagian
diajarkan berdasarkan materi ari buku
d. Bahasa Murid (bahasa ibu) dapat digunakan dengan jarana
e. Pengajaran mengarang baru diajarkan setelah diberikan
beberapa pengantar pelajaran terlebih dahulu
f. Gramtika di ajarkan pada tahap awal kemudian membaca.10
4. Al-Tariqah Al-Sautiyah (Phonetic Method)

Metode ini dikenal dengan Reform Method atau Oral


Method dan erat kaitannya dengan Direct Method. Dalam
metode ini, pelajaran awal diberikan dengan bentuk latihan-
latihan mendengarkan atau hear training, kemudian diikuti
dengan latihan mengucapkan bunyi lebih dahulu, setelah itu
kata-kata pendek dan akhirnya kalimat yang yang panjang.
Kalimat-kalimat tersebut kemudian dirangkaikan menjadi suatu
percakapan atau cerita. Materi pelajaran ditulis dalam nitasi
fonetik, bukan ejaan sebagaimana lazimnya. Gramtika
diajarkan secara induktif sedangkan pelajaran mengarang
terdiri dari reproduksi dari yang telah di dengar dan dibaca.11

5. Al-Tariqah al-Tabi’iyah
Metode ini merupakan kelanjutan dari tariqog sikulujiyah
dan tariqoh samitah yang juga melarang menggunakan bahasa
ibu dalam pembelajarannya karena berprinsip bahwa seorang
anak kecil akan mampu belajar suatu bahasa Asing jika ia
menggunakan metode yang sama ketika ia belajar bahasa

10
Juwairiyah Dahlan, Metode Belajar, (Surabaya : Penerbit al-Ikhlas), hal. 112
11
Ibid., hal. 112-113

15
sendiri.12 Dalam mengaplikasikan metode ini dalam
pembelajaran bahasa biasanya banyak menggunakan pola
drama pasif (pantonim), latihan meniri dan Tanya jawab. Kosa
kata yang diberikan adalah kosa kata yang berhubungan dengan
kegiatan sehari-hari dengan senantiasa memperhatikan pola
susunan percakapan yang digunakannya.
6. Tariqat al-Qira’ah (The Reading Method)

Metode ini digunakan bagi sekolah-sekolah yang


bertujuan mengajarkan dan melatih kemahiran membaca dalam
bahasa Asing. Materi pelajaran dibagi menjadi seksi-seksi
pendek yang setiap seksi diberikan daftar katakata yang artinya
diajarkan secara konstektual, dan melalui gambar.13 Metode
memmbaca ini lebih memfokuskan siswa dalam memahami
teks yang dibacanya tanpa harus diterjemahkan dan kemudian
diungkapkannya dengan hati-hati.14

7. Al-Tariqah al-Sam’iyah al-Shafawiyah (The AudioLingual


Method)

Metode ini pertama kali dikenalkan di Amerika Serikat


setelah perang dunia ke-dua yang dilandasi oleh kebutuhan
tentara terhadap kemampuan yang cepat dalam memahami
uslub (susunan kalimat) dalam bahasa Asing.15 Metode ini lebih
memprioritaskan keterampilan menyimak dan berbicara abru
kemudian keterampilan membaca dan menulis, karena tujuan
awal dalam metode ini adalah kemampuan mengungkapkan
dan mengkomunikasikan bahasa Asing secara langsung yang ia

12
Mahmud Kamil al-Naqoh, Ta’lim al-Lughoh al-‘Arobiyah, (Makkah al-Mukarromah, Jami’ah
Umm alQuro), hal. 77
13
Juwairiyah Dahlan, Metode Belajar …, hal. 113
14
Mahmud Kamil al-Naqoh, Ta’lim Lughoh al-Arobiyah …, hal. 84
15
‘Aishah Musa al-Said, Asalib wa Mabadi’ fi Tadris al-Lughoh, ter (Riyad :
Matabi’ Jami’ah al-Malik al-Sa’ud, 1997), hal. 37.

16
dengar sebelumnya.16 Metode ini senantiasa berpijak pada
prinsip pembelajaran bahasa sebagai berikut :

a. Bahasa adalah bahasa ungkapan bukan tulisan


b. Bahasa suatu diperoleh karena kebiasaan
c. Yang harus diajarkan adalah bahasa itu sendiri bukan hal-
hal lain yang berhubungan dengan bahasa
d. Bahasa adalah yang sesuai dengnan penutur asli dari bahasa
itu sendiri
e. Terdapat perbedaan antara suatu bahasa dengan bahasa
lainnya.17
8. Al-Tariqah al-Taulifiyah (al-Intiqaiyah)

Pada dasarnya, metode pembelajaran bahasa Arab ini


merupakan metode memadukan beberapa metode sebelumnya
yang dianggap efektif, yang disesuaikan dengan kemampuan
seorang guru mengaplikasikan suatu metode pembelajaran
bahasa Arab agar terhindar dari kejenuhan belajar,
mengefektifkan serta mengefisiensikan hasil yang harus
dicapai. Dalam perkembangannya, metode ini berkembang
dengan dua macam metode baru yang masyhur dipakai dalam
pembelajaran bahasa, antara lain :

a. al-Tariqah al-Safawiyah al-Mukaththafah (IntensiveOral-


Scientific-Method)

Metode ini merupakan salah satu metode pembelajaran


bahasa Arab yang diambil dari unsurunsur metode
pembelajaran bahasa Arab yang lain yang memprioritaskan
kemampuan berbicara dipadukan dengan menggunakan latihan
membaca dan menulis setelah diyakini pembelajar sudah
mampu mengungkapkan bahasa tersebut dengan baik dan
benar.18

16
Mahmud Kamil al-Naqoh, Ta’lim al-Lughoh al-‘Arobiyah …, hal. 88
17
Ibid., hal. 89
18
Ibid., hal. 108

17
b. Tariqah al-Madkhal al-Wadzifiy

Metode ini dipergunakan karena semata-mata untuk


lebih memprioritaskan pembelajar yang disesuaikan dengan
kemampuan dan kecendrungan dalam belajar bahasa Arab,
kemudian dicarilah metode yang sesuai dengannya. Secara
berurutan, tujuan pembelajaran bahasa Arab dengan
menggunakan metode ini, antara lain agar pembelajar mampu :
mendengar, berbicara, membaca dan menulis.19

C. Media Pembelajaran Bahasa Arab MI


1. Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk
jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara”
atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan
kepada penerima pesan.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan
kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya
proses belajar pada diri peserta didik.
Media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas
pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya
berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang
digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad
Ke–20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan
digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-
visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini
penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi
semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan
internet.20

19
Ibid., hal.89

18
Sehinga media pembelajaran merupakan alat atau bahan
yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, serta untuk
menyapaikan informasi kepada audien agar audien cepat
menerima informasi tersebut.
2. Fungsi dan Kegunaan Media Pembelajaran
Kehadiran media pembelajaran sebagai media antara guru
sebagai pengirim informasi dan penerima informasi harus
komunikatif, khususnya untuk obyek secara visualisasi.
Adapun fungsi media pembelajaran yaitu:
a. Media pembelajaran dapat mengatasi
keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para
peserta didik.
b. Membangkitkan motivasi belajar.
c. Mengulang apa yang telah terjadi.
d. Menyediakan stimulus belajar.
e. Mengaktifkan respon peserta didik.
f. Memberikan timbal balik segera.
g. Mengaktifkan respon peserta didik

Sedangkan manfaat media pembelajaran yaitu:


a. Pembelajaran akan lebih menarik siswa sehingga
menumbuhkan motivasi belajar.
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas, sehingga
mudah dipahami.
c. Metode pembelajaran akan bervariasi, tidak
semata-mata komunikasi verbal lewat kata-kata
guru yang terkadang membosankan.
d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar,
karena tidak hanya mendengarkan melainkan
juga mengamati, melakukan, mendemonstrasikan
dan lain-lain.21
3. Jenis – Jenis Media Pembelajaran Bahasa arab MI
Berikut ini media pembelajaran yang dapat digunakan
dalam empat kemahiran berbahasa arab antara lain:
a. Media Pembelajaran Istima’
20
Taufik. Pembelajaran Bahasa Arab MI. ( Surabaya: UIN Sunam Ampel Press, 2016). Hlm 129 –
130.
21
Nana Sudjana, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru, 1990). Hlm 2

19
Istima’ adalah proses menerima sekumpulan fitur
bunyi yang terkandung dalam kosakata atau kalimat yang
memiliki makna terkait dengan kata sebelumnya, dalam
sebuah topik tertentu. Istima’ meskipun di kalangan tertentu
hanya dipahami sebatas “dengar (hearing). Akan lebih
tepat, kalau istima’ lebih diarahkan pada “menyimak
(auding) dengan tidak lepas konteks. Contohnya seperti
radio, alat perekam pita magnetik atau kaset, Film, TV,
VCD dan lainnya.
b. Media pembelajaran kalam
Kalam merupakan keterampilan dasar yang menjadi
bagian penting dalam Pembelajaran bajasa kedua.
Keterampilan ini tergolong sebagai maharat
istintajiyyah(productive skill). Sebab ia menuntut adanya
peran aktif peserta didik agar dapat berkomunikasi secara
lisan (syafahiyyah) dengan pihak atau komunitas yang lain.
Aspek keterampilan ini malah seakan paling dominan di
antara keterampialn-keterampilan berbahasa yang lain
setelah istima’. Sementara media yang bisa digunakan
dalam pembelajaran kalam yaitu poster, gambar dan
lainnya.22
c. Media pembelajaran kitabah
Kitabah (menulis) merupakan keterampilan
berbahasa yang rumit, karenanya keterampilan ini harus
diurutkan setelah periode pelajaran yang menekankan pada
bunyi(marhalah shawtiyyah). Marhalah tersebut lebih
terfokus pada aspek menyimak dan bicara.Kitabah sering
difahami hanya sebatas mengkopi (naskh) dan
mengeja (tahajju’ah), namun kitabah sebenarnya juga
mencakup beragam proses kognitif untuk mengungkap apa
yang diinginkan seseorang. Dengan demikian keterampilan
22
Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, (Jogyakarta: DIVA
Press, 2012), Hlm 271-273.

20
ini merupakan latihan mengatur ide-ide dan pengetahuan
lalu menyampaikan dalam bentuk simbol-simbol huruf.
Akan tetapi bagaimana pelajaran kitabah itu sebenarnya
adalah tergantung pada bagaimana pula situasi dan kondisi
belajar atau peserta didiknya.
Adapun media pembelajaran yang dapat
dimanfaatkan untuk pembelajaran keterampilan menulis
yaitu:
1) Kaset rekaman
2) Teka-teki silang
3) Kartu
4) Foto dan gambar
5) Internet
6) Permainan.
d. Media pembelajaran qira’ah
Membaca (qira’ah) merupakan keterampilan
menangkap makna dalam simbol-simbol bunyi tertulis yang
terorganisir menurut sistem tertentu. Alat indera
penglihatan (mata) sangat memiliki peran penting dalam
proses tersebut. Namun qira’ah (membaca) bukanlah
sekedar proses kerja dari indra mata dan alat ujar saja.
Tetapi ia juga merupakan aktivitas aqliyah, meliputi: pola
berpikir, menganalisis, menilai, problem-solving, dsb.
Adapun media pembelajaran yang dapat
dimanfaatkan untuk pembelajaran keterampilan membaca
yaitu:
1) Laboratorium baca
2) Slide
3) Internet
4) Dan lainnya.23

23
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2011),Hlm 47 -48.

21
22
23
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pembelajaran Bahasa Arab adalah kegiatan mengajar yang
dilakukan oleh guru untuk mengajarkan Bahasa Arab kepada peserta didik
untuk mencapai tujuan pembelajaran pembelajaran yaitu pembelajaran
bahasa asing.
Metode pembelajaran adalah suatu model dan cara yang dapat
dilakukan untuk menggelar aktivitas belajar-mengajar agar berjalan
dengan baik.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan
peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada
diri peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Hermawan Acep, 201. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,
Arsyad Azhar, 2003. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. Surabaya: Pustaka Pelajar,
Nuha Ulin, 2012. Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab. Jogjakarta:DIVA Press.

24
Heri Rahyubi, Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembeljaran Motorik

Muna Wa, 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Teras.
Dahlan Juwairiyah, Metode Belajar, Surabaya : Penerbit al-Ikhlas

25

Anda mungkin juga menyukai