Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEMBELAJARAN BAHASA ARAB MI/SD


TENTANG
PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN
BAHASA ARAB MI/SD

Dosen Pengampu: Selvia Nelis, M.A

Disusun oleh:
Kelompok 2
1. Elvi Novaria PM ( 02.221.1025)
2. Hilal Hamdi PM ( 02.221.1037)
3. Khairunnisa Ananda Putri. D PM ( 02.221.1046)

YAYASAN NURUL ISLAM (YASNI)


INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH (PGMI)
MUARA BUNGO
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dan terimakasih kami ucapkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Pembelajaran Bahasa Arab MI/SD. Shalawat serta salam semoga senantiasa
terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW Allahumma Shalli
‘ala Sayyiidina Muhammad wa ‘ala Ali Sayyidina Muhammad.

Kami selaku pemakalah mengucapkan terimakasih kepada Ibu Selvia Nelis,


M.A selaku dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran Bahasa Arab MI/SD atas
bimbingannya dalam menyelesaikan makalah yang berjudul “Pendekatan Dalam
Pembelajaran Bahasa Arab MI/SD” sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada
waktunya. Kami berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah
membaca makalah ini.

Kami pemakalah menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih


jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun guna penyempurnaan makalah ini. Apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Akhir kata, kami ucapkan


terimakasih. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Muara Bungo, 06 Oktober 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ii


DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Bahasa Arab.....................................3
B. Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran Bahasa Arab MI/SD................4
BAB III PENUTUP.............................................................................................11
A. Kesimpulan .................................................................................................11
B. Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran bahasa Arab yang ideal adalah pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik menguasai empat keterampilan berbahasa (maharat
al-istima, al-kalam, al-qira’ah dan al-kitabah) secara proporsional. Hal ini
disebabkan bahasa Arab bukan hanya sekadar berfungsi pasif, yaitu sebagai media
untuk memahami (al fahm) apa yang dapat didengar, berita, teks, bacaan dan
wacana, melainkan juga berfungsi aktif, yaitu memahamkan (al ifham) orang lain
melalui komunikasi lisan dan tulisan.
Kemampuan menggunakan bahasa sebagai media komunikasi merupakan
salah satu kunci dasar keberhasilan manusia dalam hidupnya. Hanya saja hal yang
ideal tersebut tidaklah selalu mudah untuk direalisasikan karena berbagai alasan;
(1) sebagian besar waktu guru tersita untuk kegiatan pembelajaran dan keluarga
sehingga sedikit sekali tersedia kesempatan untuk ‘lebih kreatif’ dalam
mengembangkan materi pembelajaran bahasa Arab; (2) fasilitas dan lingkungan
(perpustakaan dan media) kurang mendukung; dan (3) kemauan untuk meng-
upgrade kualitas diri ada, tetapi kesempatan dan sarana yang dibutuhkan kurang
tersedia.
Meskipun dengan fasilitas yang sangat terbatas, guru bahasa Arab sejati
tetap berupaya meningkatkan kualitas dan efektivitas pembelajaran dengan
melalui berbagai langkah alternatif, khususnya terkait dengan pendekatan,
landasan dan model pembelajaran yang dapat mendorong motivasi belajar peserta
didik.

1
2

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas dapat kita ketahui bahwa rumusan masalah
yang akan di bahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran bahasa arab?
2. Apa saja pendekatan dalam pembelajaran bahasa arab di MI/SD?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Agar dapat mengetahui dan memahami definisi pendekatan pembelajaran
bahasa arab.
2. Agar dapat mengetahui apa saja pendekatan dalam pembelajaran bahasa arab di
MI/SD.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Bahasa Arab MI/SD


Istilah pendekatan dapat dipahami sebagai suatu jalan, cara atau
kebijaksanaan yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan
pengajaran dilihat dari sudut bagaimana proses pengajaran atau materi pengajaran
itu, umum atau khusus dikelola. Menurut Huda, pendekatan pembelajaran bisa
dipahami sebagai cara-cara yang ditempuh oleh seorang pembelajar untuk bisa
belajar dengan efektif.
Dalam hal ini guru juga berperan penting dalam menyediakan perangkat-
perangkat metodis yang memungkinkan siswa untuk mencapai kebutuhan
tersebut. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan
bahwa pendekatan dalam pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang akan
ditempuh siswa ataupun guru untuk bisa bersama-sama mencapai tujuan dalam
pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran menurut rianto, merupakan cara memandang
kegiatan pembelajaran sehingga memudahkan bagi siswa dalam menerima
pengetahuannya dalam proses pembelajaran dan mampu menemukan
pengalaman-pengalaman membantu dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.1
Sedangkan Pendekatan pembelajaran bahasa Arab di MI/SD adalah suatu
cara pengajaran yang digunakan untuk mengajarkan bahasa Arab kepada siswa-
siswa pada tingkat sekolah dasar di Indonesia. Pendekatan ini didesain khusus
untuk memenuhi kebutuhan pendidikan bahasa Arab yang sesuai dengan
karakteristik siswa-sekolah dasar.

B. Macam-Macam Pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa Arab MI/SD

1
Hasbullah, “Dasar-dasar Ilmu Pendidikan”, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hal.6.

3
4

Harus disadari bahwa bahasa Arab memang memiliki karakteristik dan


tingkat kesulitan yang berbeda dengan bahasa yang lain. Kenyataan ini menuntut
adanya guru yang memiliki kualifikasi dengan tingkat keuletan, ketelatenan dan
kesabaran yang tinggi.
Melihat karakter tersebut, guru hendaknya menggunakan pendekatan yang
lebih kontekstual, dan dapat menjadi acuan dalam menentukan langkah
pembelajaran yang sesuai dengan karakter materi maupun kondisi peserta didik.
Sesulit apapun, sebenarnya materi dapat disampaikan dengan baik jika ditopang
oleh pendekatan dan strategi yang tepat.
Terkait dengan hal itu, terdapat beberapa pendekatan dalam pembelajaran
bahasa Arab yang dapat meningkatkan efektivitas guru dalam melakukan
transformasi, di antaranya sebagai berikut:
1. Pendekatan Kemanusiaan (Humanistic Approach)
Pendekatan kemanusiaan yang dalam bahasa Arab disebut dengan Al-
Madkhal Al-Insani. Pendekatan ini sangat memfokuskan pada peserta didik.
Peserta didik dipandang sebagai manusia yang harus diperlakukan secara
manusiawi, bukan alat atau benda mati yang menerima rangsangan-rangsangan
dan meresponnya.
Perskpektif ini menurut sebagian ahli pengajaran bahasa asing merupakan
orientasi baru yang biasanya menganggap peserta didik sebagai obyek yang dpat
dibentuk semaunya, tanpa melihat minat, dan bakat mereka. Dengan pola pandang
ini setidaknya dapat mempercepat interelasi antara pengajar dan siswa dalam
hubungannya dengan proses tranfering knowledge, karena kebutuhan psikologis
siswa dapat terpenuhi, serta minat dan motivasinya dapat dikembangkan.
Tiga teknik yang direkomendasikan beberapa pakar pendekantan
kemanusiaan khususnya dalam pembelajaran bahasa Arab sebagai berikut:
a. memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk
berlatih menggunakan bahasa arab dalam berbagai situasi
b. Bermain Peran (role playing) Siswa diajak untuk berperan sebagai orang
Arab dalam situasi-situasi komunikatif tertentu, seperti berbelanja di
pasar atau memesan makanan di restoran.
5

c. Guru memberikan contoh yang mudah yang memungkinkan siswa dapat


mengikutinya.2
2. Pendekatan Berbasis Media (Al-Madkhal Al-Taqanni)
Media memiliki peranan yang besar dalam upaya membentuk keahlian
peserta didik dan mengubahnya dari keahlian yang bersifat abstrak ke yang
bersifat konkret. Pendekatan ini bertujuan melengkapi konteks yang menjelaskan
makna kata-kata, struktur, dan istilah-istilah kebudayaan baru melalui gambar,
peta, foto, contoh model yang hidup, kartu, dan segala sesuatu yang dapat
membantu menjelaskan makna kata yang asing pada peserta didik.
Di zaman teknologi saat ini, jenis dan bentuk media sangat bervariasi,
misalnya kaset, video, laboratorium, slide, LCD, dan komputer sebagai
multimedia pembelajaran. Tujuan dari penggunaan media ini sangat jelas, yaitu
agar penyajian materi lebih hidup dan menarik peserta didik sehingga dapat
menyampaikan contoh dan informasi kebahasaan yang benar dan melatihnya
berjalan secara efektif. Penelitian menunjukkan bahwa gambar memberikan
dampak tiga kali lebih kuat dan mendalam dibandingkan dengan kata-kata.
Sementara itu, jika gambar digabungkan dengan kata-kata, maka dampaknya
enam kali lebih kuat daripada kata-kata saja.
Sesungguhnya pendekatan ini memang baik, tetapi terdapat beberapa
kendala dalam pendekatan ini, diantaranya adalah kurangnya materi pembelajaran
yang baik serta cukup bagi guru dalam segala situasi dan kondisi kebahasaan,
guru yang tidak menguasai penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi,
kemudian tingginya biaya yang dikeluarkan oleh guru untuk menyiapkan media
yang memenuhi standar, juga perangkat komputer untuk multimedia biayanya
mahal. Keterbatasan dana inilah yang menjadi hambatan serius dalam penyediaan
media ini.
3. Pendekatan Aural-Oral (Al-Madkhal Al-Sam’I Al-Syafahi)
Pendekatan ini memiliki asumsi bahwa bahasa adalah yang didengar dan
apa yang diucapkan, sedangkan tulisan hanyalah representasi dari ujaran.

2
Rusydi Ahmad Thu’aimah, “Ta’lim al- Arabiyah Li Ghairi al-Nathiqina biha Manahijuhu wa
Asalibuhu”, (ISESCO, 1989), hal.115.
6

Berangkat dari asumsi ini, maka bahasa yang pertama adalah ujaran. Untuk itu
pengajaran bahasa harus dimulai dengan memperdengarkan bunyi-bunyi bahasa
dalam bentuk kata atau kalimat secara klasikal kemudian meminya siswa
menirukannya. Untuk kemudian dihafalkan, sebelum pembelajaran membaca dan
menulis diajarkan.
Berkembangnya komunikasi yang mendekatkan jarak antara individu yang
lain serta kebutuhan kepada bahasa untuk dipergunakannya dalam komunikasi
lisan merupakan motivasi lahirnya pendekatan ini. Asumsi ini diperkuat dengan
adanya faktor kebiasaan. Karena suatu prilaku akan menjadi kebiasaan apabila
diulang berkali-kali. Begitupula dengan pengajaran bahasa harus dilakukan
dengan teknik pengulangan atau repetisi.3
Keunggulan pendekatan ini mampu memberikan stimulus maupun motivasi
bagi peserta didik yang kemampuan berbahasanya pas-pasan. Memberikan ruang
seluas-luasnya bagi mereka yang memiliki kemampuan berbahasa di atas rata-
rata. Pendekatan ini digambarkan seperti seorang bayi yang baru memperoleh
bahasa pertama yang dimulai dari mendengar dan berbicara.
Tujuan pendekatan ini bisa dicapai dengan baik apabila menggunakan
teknik yang paling ideal, yaitu latihan audio-lingual (audio lingual drill) atau
latihan pola kalimat, yaitu latihan-latihan mendengarkan berbagai bentuk pola
kalimat secara sistematis. Latihan ini bisa dipraktekan di dalam kelas atau
laboratorium bahasa.
4. Pendekatan Komunikatif (Al-Madkhal Al-Ittishali)
Tujuan pendekatan ini untuk mengembangkan kemampuan komunikatif dari
empat keterampilan berbahasa yaitu: mendengar, berbicara, membaca serta
menulis. Dengan pendekatan komunikasi ini berarti telah melakukan terobosan
baru dan strategis di bidang pengajaran bahasa kedua, dan dianggap sebagai
pendekatan integral yang memiliki ciri-ciri yang pasti. Seseorang dapat dikatakan
memiliki kompetensi komunikatif apabila ia dapat menggunakan bahasa dengan

3
Abd. Wahab Rosyidi, Mamlu’atul Ni’mah, “Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa
Arab”, (Malang:Uin-Maliki Press, 2012), hal.36-37.
7

ragam yang tepat menurut situasi dalam hubungannya antara pembicara dan
pendengar.
Menurut Hymes, terdapat empat faktor yang menjadi pembangun dan
menjadi ciri penanda kompetensi komunikatif ini, yaitu kegramatikalan
(penguasaan tata bahasa secara baik), keberterimaan (saling dapat dipahami dan
memahami), ketepatan (konteks dengan situasi yang berkembang), dan
keterlaksanaan (praktik yang dilakukan secara terus-menerus).
Seseorang yang hanya menguasai struktur atau pola-pola kalimat yang
terlepas dari konteks belum bisa disebut sebagai orang yang mampu berbahasa.
Kemampuan berbahasa yang sebenarnya haruslah mencakup penguasaan kaidah-
kaidah gramatika sekaligus penguasaan norma-norma sosial yang terkait dengan
penggunaan bahasa.
Tujuan utama pembelajaran bahasa bukanlah penguasaan tatabahasa, tetapi
bagaimana supaya siswa memiliki kemampuan dan keberanian berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa secara baik dan benar serta efektif dan wajar. Oleh
karena itu pendekatan komunikatif ini seyogyanya mempersedikit bahasa ibu serta
memperbanyak penggunaan bahasa yang dipelajari (Arab) sebagai bahasa
komunikasi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, tidak hanya ketika
menyampaikan materi pelajaran saja.
5. Pendekatan Pembelajaran Aktual
Dari perubahan proses pembelajaran yang berpusat pada guru menuju
pembelajaran yang berpusat pada siswa melahirkan berbagai pendekatan
pembelajaran yang bertujuan untuk membelajarkan siswa. Diantaranya adalah;
pendekatan konstruktivisme, Pendekatan kontekstual, Quantum Pembelajaran dan
pengajaran, pembelajaran kooperatif, dan PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan) atau PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,
efektif dan menyenangkan). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pendekatan
PAKEM adalah sebagai berikut:4
1. Memahami sifat yang dimiliki anak.

4
Umi Machmudah dan Abdul Wahab Rosyidi, ”Active Learning Dalam Pembelajaran Bahasa
Arab”, (UIN Malang Press. 2008), hal.90-94.
8

2. Mengenal anak secara perorangan.


3. Memanfaatkan prilaku anak dan pengorganisasian belajar.
4. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan kemampuan
memcahkan masalah.
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan
belajar.
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental.
Karakteristik PAIKEM dikemukakan Ahmad Fuad Effendy dalam bukunya
“Metodologi Pengajaran Bahasa Arab” sebagai berikut:5
a. Pembelajaran aktif menuntut guru dan siswa.
Guru:
1. Memantau kegiatan belajar siswa.
2. Memberi umpan balik sesuai kebutuhan.
3. Mengajukan pertanyaan yang menantang dan membuat siswa berfikir.
4. Mempertanyakan gagasan siswa dengan menggunakan alasan.
Siswa:
1. Membangun konsep dari apa yang sudah diketahui.
2. Bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui.
3. Mengemukakan gagasan sendiri/kelompok.
4. Mempertanyakan gagasan baru.
5. Melakukan kegiatan yang ada hubunganya dengan pokok bahasa yang
ada.

b. Pembelajaran inovatif menuntut guru dan siswa


Guru:
1. Menggunakan bahan/materi yang baru bermanfaat.

5
Ahmad Fuad Effendy, “Metodologi Pengajaran Bahasa Arab”, (Malang:Misykat, 2017)
hal.210-212.
9

2. Menerapkan metode, model atau strategi pembelajaran mutakhir atau


menciptakan pembaruan-pembaruan.
3. Memodifikasi pendekatan pembelajaran konvensional menjadi
pendekatan inovatif yang sesuai dengan keadaan siswa, sekolah dan
lingkungan.
4. Melibatkan perangkat teknologi pendidikan.
Siswa:
1. Mengikuti pembelajaran inovatif sesuai dengan aturan yang berlaku.
2. Berupaya mengvariasi bahan/materi sendiri dari sumber-sumber yang
relevan.
3. Menciptakan strategi belajar baru yang efektif.
4. Menggunakan perangkat teknologi maju dalam proses belajar.
c. Pembelajaran kreatif menuntut guru dan siswa
Guru:
1. Mengembangkan kegiatan yang menarik dan bervariasi.
2. Membuat alat bantu belajar disamping alat yang sudah ada.
3. Memanfaatkan lingkungan untuk dikaitakan dengan bahan ajar/ilmu yang
didapat dalam kelas.
Siswa:
1. Merancang atau membuat sesuatu secara mandiri atau kelompok.
2. Menulis atau mengarang atau melaporkan apa yang dihasilkan sebagai
pemeroleh belajar yang dikembangkan.
d. Pembelajaran efektif menuntut guru dan siswa
Guru:
1. Mengusai materi yang diajarkan.
2. Mengajar dan mengarahkan dengan memberi contoh.
3. Menghargai siswa dan memotivasi siswa.
4. Memahami tujuan pembelajaran.
5. Mengajarkan keterampilan pemecahkan masalah.
6. Menggunakan metode bervariasi.
10

7. Mengembangkan pengetahuan pribadi dengan banyak membaca.


Mengajarkan belajar dengan sesuatu.
8. Melaksanakan penilaian yang tepat dan benar.
Siswa:
1. Menguasai pengetahuan dan keterampilan atau kompetensi yang
diperlukan
2. Mendapatkan pengalaman yang baru yang berharga.
e. Pembelajaran yang menyenangkan ditandai dengan ciri-ciri pokok sebagai
berikut:
1. Suasana yang rileks, dan lingkungan yang menyenangkan, yang
membuat siswa merasa aman, tidak tegang, dan tidak tertekan.
2. Bahan ajar bervariasi, kontektual otentik, dan sejauh mungkin memenuhi
minat siswa.
3. Metode yang digunakan relevan.
4. Terlibatnya semua indra dan aktivitas otak kiri dan kanan;
5. Situasi belajar yang menantang siswa untuk mengksplorasi materi yang
sedang dipelajari.
6. Situasi belajar emosional dalam arti positif yang ditandai dengan
kebersamaan, humor, saling menghargai, motivasi dan antusiasme yang
tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan mengetahui beberapa
pendekatan tersebut diharapkan seorang guru bisa memastikan langkah berikutnya
yaitu dengan memilih metode pempelajaran bahasa Arab. Seorang guru bahasa
Arab harus bisa memilah dan memilih pendekatan yang inovatif dalam srtategi
pembelajaran bahasa Arab.
Hal ini agar peserta didik mampu terlibat secara aktif dan mandiri dalam
proses pembelajaran melalui kegiatan pembelajaran yang berorentasi pada proses
penemuan dan pencarian. Tentunya kegiatan pembelajraan seperti ini, memiliki
dampak yang positif pada hasil yang dihasilkan baik yang bersifat pemahaman,
sikap, atau berbagai keterampilan yang mesti dikuasai oleh peserta didik.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga dapat memberikan manfaat
serta menambahkan sedikit banyak nya wawasan pengetahuan bagi para pembaca.
Dalam penulisan kami sangatlah sadar akan banyaknya kekurangan. Oleh sebab
itu segala kritik dan saran yang membangun dari para pembaca akan sangat kami
harapkan untuk membantu menyempurnakan makalah kami.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abd. Wahab Rosyidi, Mamlu’atul Ni’mah, “Memahami Konsep Dasar


Pembelajaran Bahasa Arab”, Malang:Uin-Maliki Press, 2012.
Ahmad Fuad Effendy, “Metodologi Pengajaran Bahasa Arab”, Malang:Misykat,
2017.
Hasbullah, “Dasar-dasar Ilmu Pendidikan”, Jakarta: Rajawali Pers, 2013.
Umi Machmudah dan Abdul Wahab Rosyidi, ”Active Learning Dalam
Pembelajaran Bahasa Arab”, UIN Malang Press. 2008.
Rusydi Ahmad Thu’aimah, “Ta’lim al- Arabiyah Li Ghairi al-Nathiqina biha
Manahijuhu wa Asalibuhu”, ISESCO, 1989.

12

Anda mungkin juga menyukai