Anda di halaman 1dari 18

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Ilmu lughoh Muspika Hendri, S.Pd.I., M.A.

PENGERTIAN METODOLOGI, METODOLOGI PENGAJARAN BAHASA


ARAB, MACAM-MACAM METODE PENGAJARAN BAHASA
ARAB

DISUSUN OLEH :

ANISSA NURUL HABIBAH 12010225020

RAHMA WATI 12010224929

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbil'alamin puji syukur yang yang tidak terhingga atas segala nikmat
yang telah Allah berikan kepada penulis sehingga telah selesai menulis makalah ini. Sholawat
dan salam juga tidak lupa kita kirimkan untuk baginda nabiyuna Muhammad Saw.

Ucapan terimakasih teruntuk kepada dosen pengampu sehingga dengan bimbingan beliau
telah selesai makalah ini ditulis, dan terimakasih kepada segenap orang-orang yang telah
membantu kelancaran penulisan makalah ini, khususnya kepada anggota kelompok yang
berusaha dan berjuang bersama. Berikut kami penulis mempersembahkan makalah dengan judul
“ Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Pengertian Metodologi, Macam-macam Metode
Pengajaran Bahasa Arab”. Diharapkan sebagai salah satu media untuk memperoleh ilmu dan
nilai dalam memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Ilmu Lugho. Semoga dapat menambah
pengetahuan kita yang membaca. Amin

Pekanbaru, Selasa 7 Desember 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2
A. Latar Belakang.................................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................3
C. Tujuan..............................................................................................................................................3
D. Pengertian Metodologi.....................................................................................................................4
E. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab...............................................................................................4
F. Macam-Macam Metode Pengajaran Bahasa Arab...........................................................................6
a. Metode Qawaid dan Terjemah (Thariqah al-Qawaid wa Tarjamah)............................................6
b. Metode langsung (Tharīqah al-Mubasyirah)................................................................................7
c. Metode Membaca (Tharīqah al-Qiraah).......................................................................................9
d. Metode audiolingual (Tharīqah as-sam’iyah al-Syafawiyah).....................................................10
e. Metode komunikatif (Tharīqah al-istiqra’iyyah)........................................................................11
f. Metode Eklektik (Tharīqah al-intiqaiyyah)................................................................................12
KESIMPULAN.........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14

2
A. Latar Belakang
Pengajaran bahasa pada hakekatnya adalah proses pengembangan pengetahuan
yang mendalam dan mendasar pada siswa untuk menggunakan bahasa di masyarakat.
Tanpa bersandar pada teori-teori linguistik, seorang guru tidak akan mampu memberikan
deskripsi yang cermat tentang bahasa dan situasi penggunaannya. Dalam proses
pengajaran tersebut, semua faktor bergerak secara dinamis dalam suatu rangkaian yang
terarah dalam rangka membawa para siswa/peserta didik untuk mencapai tujuan
pengajaran. Pengajaran merupakan suatu pola yang didalamnya tersusun suatu prosedur
yang direncanakan dan terarah serta bertujuan.

Sedangkan bahasa merupakan alat komunikasi, begitu pula dengan bahasa Arab.
Bahasa Arab adalah kata yang disampaikan oleh orang arab untuk menyampaikan tujuan
mereka.1 Dilihat dari fungsinya bahasa Arab adalah alat komunikasi dan penghubung
pergaulan bangsa Arab sehari-hari baik antar individu dengan individu, individu dengan
masyarakat, maupan masyarakat dengan bangsa tertentudan mencurahkan suatu perasaan
dengan rasa senang, sedih, gembira pada orang lain agar dapat difahami, dimengerti, dan
merasakan yang ia alami.2 Dengan demikian, sangatlah perlu bagi kita untuk mempelajari
kaidah-kaidah bahasa Arab, sebagaimana dalam makalah ini akan menjelaskan mengenai
pendekatan dan metode pembelajaran bahasa Arab.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian metodologi ?

2. Apakah yang dimaksud dengan metodologi pengajaran bahasa arab?

1
Musthofa gholayaini, jami’uddurus al-arabiyah, (Kairo: Makhtabatu as-Syuruqi Daulati,1994), hlm.3
2
H.Tayar Yusuf dan Saiful Anwar, Metodologi pengajaran agama dan bahasa Arab,(Jakarta, Grafindo
Persada,1995), hlm.187

3
3. Apa saja macam-macam metode pengajaran bahasa arab?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian metodologi.

2. Mengetahui metodologi pengajaran bahasa Arab.

3. Mengetahui macam-macam metode pengajaran bahasa Arab.

D. Pengertian Metodologi

Metodologi berasal dari bahasa yunani yaitu “methodos” berarti cara atau jalan
dan “logos” bearti ilmu atau bersifat ilmiah. Sedangkan menurut istilah Metodologi
adalah ilmu atau cara yang digunakan untuk memperoleh suatu kebenaran dengan
menggunakan penelusuran dengan urutan atau tata cara tertentu sesuai dengan apa yang
akan dikaji atau teliti secara ilmiah. Sedangkan secara simantik, metodologi adalah ilmu
pegetahuan yang mempelajari tentang cara-cara atau jalan yang ditempuh untuk
mencapai suatu tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien.3 Sedangkan secara makna
disampaikan oleh iskandar wassid dan sunendar mengatakan bahwa metode adalah cara
kerja yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan berbagai kegiatan pembelajaraan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan atau ditentukan.4

Sementara hamalik dalam bukunya mengatakan bahwa metoe adalah cara atau
seperangkat cara, jalan dan teknik yang digunakan oleh pendidik dalam proses
pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi
tertentu yang dirumuskan dalam silabus mata pelajaran5. Jadi dapat disimpulkan bahwa
metode adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dalam
proses pembelajaran yang dilaksanakan, yang terdiri dari tahapan dan langkah-langkah
yang dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3
Hermawan, 2011, Metodologi pengajaran bahasa Arab, Surabaya:hlm.35
4
Iskandar wasid dan sunendar,Metodologi penelitian pendidikan dan sosial(kualitataif dan kuantitatif ). Jakarta: GP
Press,hlm.56
5
Hamalik, Oemar. 2013. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosdakarya..hlm. 57

4
E. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

Pengajaran bahasa Arab adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk
mendorong, membimbing, mengembangkan serta membina kemampuan bahasa Arab,
baik secara aktif maupun pasif serta menumbuhkan sikap positif. Adapun yang dimaksud
dengan berbahasa Arab aktif yaitu kemampuan bekomunikasi dengan baik dan benar
secara lisan, yaitu dalam berkomunikasi atau berbicara dengan orang lain maupun secara
tertulis seperti membuat karangan dan lain sebagainya, sedangkan kemampuan berbahasa
pasif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain dan kemampuan
memahami isi bacaan.

Pengajaran merupakan suatu sistem yang luas, yang mengandung dan dilandasi
oleh berbagai dimensi, yakni : (a)Profesi guru, (b)Perkembangan dan pertumbuhan
siswa/peserta didik, (c)Tujuan pendidikan dan pengajaran, (d)Program pendidikan dan
kurikulum, (e)Perencanaan pengajaran, (f)Strategi belajar mengajar, (g) Media
pengajaran, (h)Bimbingan belajar, (i) Hubungan antara sekolah dan masyarakat, dan (j)
Manajemen pendidikan / kelas. Selain itu, pengajaran bahasa (sebagai usaha guru untuk
memindahkan pengetahuan atau keterampilan berbahasa kepada anak didik) haruslah
berurusan dengan ilmu mengenai bahasa yakni linguistik. Oleh karena itu guru bahasa
seharusnya mempelajari linguistik agar tahu sifat serta hakekat bahasa.

Sementara untuk metode pembelajaran Wina Sanjaya dalam bukunya menyatakan


bahwa metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal6. juga disampaikan di dalam buku karya Abu Ahmadi yang mengatakan
bahwa metode pembelajaran adalah teknik yang dikuasai pendidik atau guru untuk
menyajikan materi pelajaran kepada peserta didik di kelas, baik secara individu maupun

6
Wina Sanjaya,2016.Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana prenada
media.hlm.147

5
kelompok agar materi pelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh peserta
didik dengan baik.

Dalam metode pembelajaran bahasa Arab ada banya sekali metode yang bisa
diterapkan dalam proses belajar dan mengajar. Secara umum ada enam metode yang
sering disampaikan oleh Effendy dalam bukunya metodologi pembelajaran bahasa Arab
yaitu : Metode qawaid dan terjemah (Thariqah al-Qawaid wa Tarjamah) , metode
langsung (Tharīqah al-Mubasyirah), Metode membaca (Tharīqah al-Qiraah) Metode
audiolingual (Tharīqah as-sam’iyah al-Syafawiyah) Metode komunikatif (Tharīqah al-
istiqra’iyyah) dan Metode Eklektik (Tharīqah al-intiqaiyyah)7

F. Macam-Macam Metode Pengajaran Bahasa Arab

Metode pembelajaran sangat berperan sebagai alat untuk menciptakan proses


mengajar dan belajar agar materi yang diajarkan dapat diketahui oleh peserta didik. Dan
metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar
siswa8. Metode dalam pembelajaran bahasa Arab sangat bervariasi, sebagian metode
menekankan pada pengajaran kemahiran berbahasa dan sebagian yang lain menekankan
pada pengajaran materi bahasa. Sehingga dalam pemberian nama suatu metode pun
berdasarkan penekanan-penekanan tersebut berdasarkan seperti apa yang telah disebutkan
sebelumnya, yaitu: Metode qawaid dan terjemah (Thariqah al-Qawaid wa Tarjamah) ,
metode langsung (Tharīqah al-Mubasyirah), Metode membaca (Tharīqah al-Qiraah),
Metode audiolingual (Tharīqah as-sam’iyah al-Syafawiyah), Metode komunikatif
(Tharīqah al-istiqra’iyyah) dan Metode Eklektik (Tharīqah al-intiqaiyyah)9

a. Metode Qawaid dan Terjemah (Thariqah al-Qawaid wa Tarjamah)

Metode Qawaid dan Tarjamah (Gramatical Translation Method) adalah


metode mempelajari bahasa asing yang menekankan pemahaman qawa'id atau

7
Effendy, Ahmad Fuad. 2012,Metodologi pengajaran bahasa Arab,Malang:Misykat,hlm.41
8
Sudjana,2007. Sejarah pendidikan islam : menelusuri jejak sejarah era rasulullah sampai indonesi. Jakarta:
kencana prenada group,hlm.82
9
Effendy, Ahmad Fuad. 2012,Metodologi pengajaran bahasa Arab,Malang:Misykat,hlm.41

6
kaidah-kaidah bahasa untuk mencapai keterampilan membaca, menulis dan
menterjemahkan. Metode ini dianggap metode yang tertua pada pembelajaran
bahasa kedua yaitu ketika adanya Renaissance di negara-negara Eropa, di mana
adanya pengalihan bahasa Yunani ke dalam bahasa Latin dalam rangka
meningkatkan hubungan antara berbagai negara di Eropa. Pembelajaran bahasa
asing ini digunakan mereka untuk mentransfer dari karya-karya sastra dan artistik
bahasa baru yang kemudian diterjemahkan dan diterbitkan (pada abad ke-15 dan
ke-16 M)10

Metode ini adalah metode gabungan antara metode gramatika dan metode
terjemah. Dengan ciri-ciri sebagai berikut:11

1. Gramatika yang diajarkan ialah gramatika formil

2. Kosakata tergantung pada bacaan yang telah disajikan

3. Pelajaran terdiri dari hafalan kaidah-kaidah tatabahasa,

4. Latihan ucapan dan latihan menggunakan bahasa tidak diberikan,


jika diberikan hanya jarang-jarang saja.

5. Penghayatan yang mendalam dan rinci terhadap bacaan sehingga


peserta didik memiliki perasaan koneksitas terhadap nilai sastra yang
terkandung di dalam bacaan.

6. Menitikberatkan perhatian pada kaidah gramatika (Qowa'id


Nahwu/Sharaf) untuk menghafal dan memahami isi bacaan.

7. Metode ini menggunakan bahasa ibu dalam proses pembelajaran


bahasa asing.

10
Drs. Zulkifli. 2011, Metodologi pengajaran bahasa arab. Pekanbaru: Zanafa publishing,hlm. 9-14
11
Ibid

7
8. Metode qawaid dan terjemah adalah cara belajar bahasa, bahasa
pertama dipertahankan sebagai system acuan dalam perolehan
bahasa kedua)

9. Membaca dan menulis merupakan fokus utama)

10. Kosakata berdasarkan membaca diajarkan melalui melalui daftar


kata dua bahasa, kamus belajar dan menghafal).

b. Metode langsung (Tharīqah al-Mubasyirah)

Metode ini muncul akibat ketidakpuasan terhadap hasil penga- jaran


Bahasa dengan metode Gramatika Terjemah dikaitkan dengan tuntutan kebutuhan
nyata di masyarakat. Menjelang abad ke-19. hubungan antar Negara di Eropa
mulai terbuka sehingga menyebab kan adanya kebutuhan untuk bisa saling
berkomunikasi aktif diantara mereka. Untuk itu mereka membutuhkan cara baru
belajar bahasa kedua karena metode yang ada dirasa tidak praktis dan efektif.
Maka pendekatan pendekatan baru mulai dicetuskan oleh para ahli di Jerman,
Inggris, Prancis dan lain-lain. Metode ini dikembangkan atas dasar asumsi bahwa
proses belajar kedua atau bahasa asing sama dengan belajar bahasa ibu, yaitu
dengan penggunaan bahasa secara langsung dan inisiatif dalam komunikasi, dan
dengan menyimak dan berbicara, sedangkan menga rang dan membaca
dikembangkan kemudian. Oleh karena itu, pelajar harus dibiasakan berpikir
dalam BT dan penggunaan bahasa ibu pelajar dihindari sama sekali. Adapun ciri-
ciri metode Mubasyiroh dalam buku Ahmad Fuad Efenndi “Metodologi
pengajaran Bahasa Arab” adalah:

1. Tujuan utamanya ialah penguasaan BT (Bahasa Target) secara lisan agar


pelajar bisa berkomunikasi dalam BT

2. Materi pelajaran berupa : buku teks yang berisi daftar kosa kata dan
penggunaanya dalam kalimat. Kosa kata itu ummumnya konkret dan ada di

8
lingkungan siswa didik cirri buku teksnya adalah "ma...hadza...ma dzalika".
Serta pada umumnya bisa diperagakan

3. Kaidah-kaidah bahasa diajarkan secara induktif, yaitu berangkat dari contoh-


contoh kemudian diambil kesimpulan.

4. Kata-kata konkrit diajarkan melalui demonstrasi, peragaan, benda langsung


dan gambar, sedangkan kata-kata abstrak melalui asosiasa, konteks dan
definisi.

5. Kemampuan komunikasi lisan dilatihkan secara cepat melalui

6. Tanya jawab yang terencana dalam pola interaksi yang bervariasi.

7. Kemampuan berbicara dan menyimak kedua-duanya dilatihkan.

8. Guru dan pelajar sama-sama aktif, tapi guru berperan membe- rikan stimulus
berupa contoh, ucapan, peragaan, dan pertanyaan, sedangkan siswa hanya
merespon dalam bentuk menirukan, menjawab pertanyaan, memeragakan dan
sebagainya.

9. Ketepatan pelafalan dan tatabahasa ditekankan.

10. BT digunakan sebagai bahasa pengantar secara ketat, dan peng- gunaan
bahasa ibu pelajar sama sekali dielakkan.

c. Metode Membaca (Tharīqah al-Qiraah)

Metode qira'ah (Reading Method) yaitu sebuah metode yang dlakukan


dengan menyajikan materi pelajaran dengan cara lebih Alu mengutamakan

9
membaca, yakni guru mula-mula membacakan topik-topik hacaan, kemudian di
ikuti oleh siswa. (Drs. H. Tayar Yod 1997). Tetapi guru juga bisa menunjuk
langsung kepada anak didik untuk membacakan pelajaran tertentu lebih dulu, dan
siswa lainnya memperhatikan.

Tehnik membaca ini juga dapat dilakukan dengan cara guru langsung
membacakan materi pelajaran dan anak didik diperintah- kan untuk
memperhatikan/mendengarkan bacaan-bacaan gurunys dengan baik, setelah itu
guru menunjuk salah satu di antara siswa untuk membacakannya, dengan cara
bergiliran Menurut Des Juwairiyah Dahlan dalam bukunya yang berjudul Metode
Belajar Mengajar Bahasa Arah beliau mengatakan bahwa metode qira'ah ini
diajarkan hagi sekolah-sekolah yang bertujuan mengajarkan dan melatih
kemahiran membaca dalam bahasa asing Maten pelajaran dibagi menjadi seksi-
seksi pendek, tiap seksi atau bagian ini didahului dengan daftar kata-kata yang
maknanya akan diajarkan melalui konteks, terjemahan atau gambar-gambar.
Berikut beberapa karakteristik metode Qira’ah:

1. Dilakukan di kelas bersama pengajar.

2. Tujuannya untuk meningkatkan keterampilan utama dalam membaca


dan memperkaya perbendaharaan kata serta menguasai qawaid yang
dibutuhkan dalam membaca.

3. Pengajar mengawasi dan membimbing kegiatan itu serta memantau


kemajuan peserta didik.

d. Metode audiolingual (Tharīqah as-sam’iyah al-Syafawiyah)

Thariqah As-sam'iyyah as-syafawiyah atau pendekatan Aural-oral atau


metode Audiolingual adalah suatu metode yang mengutamakan latihan
pendengaran dan ucapan, kemudian baru latihan ba-caan dan tulisan, didasarkan

10
atas beberapa asumsi, antara lain bahwa bahasa itu pertama-tama adalah ujaran.
Oleh karena itu pengajaran bahasa harus dimulai dengan memperdengarkan
bunyi-bunyi bahasa dalam bentuk kata atau kalimat kemudian mengucapkannya,
sebelum pelajaran membaca dan menulis. Asumsi lain dari pendekatan ialah
bahwa bahasa adalah kebiasaan. Suatu perilaku akan menjadi kebiasaan apabila
diulangberkali-kali. Oleh karena itu, pengajaran bahasa harus dilakukan dengan
teknik pengulangan atau repetisi. Adapun karakteristik metode Audiolingual (as-
sam'iyyah as- syafaawiyyah) di antaranya sebagai berikut:

1. Tujuan pengajarannya adalah penguasaan empat ketrampil- an berbahasa


secara seimbang.

2. Urutan penyajiannya adalah menyimak dan berbicara banyak kemudian


membaca dan menulis.

3. Model kalimat bahasa asing diberikan dalam bentuk percakapan untuk dihafal.
. pola kalimat dilakukan dengan latihan-larihan, (pattern-practice). Latihan
atau drill mengikuti urutan st. mulus, response, kemudian reinforcemen.

4. Kosakata dibatasi secara ketat dan selalu dihubungkan dengan konteks


kalimat atau ungkapan, bukan sebagai kata- kata yang berdiri sendiri.

5. Pengajaran sisitem bunyi secara sistematis (berstruktur) agar dapat


digunakan/dipraktekkan oleh pelajar, dengan teknik demonstrative, peniruan,
komparasi, kontras, dan lain-lain.

6. Pelajaran menulis merupakan representasi dari pelajaran berbicara, dalam arti


pelajaraan menulis terdiri dari pola kalimat dan kosa kata yang sudah
dipelajari secara lisan.

11
7. Penerjemahan dihindari. Pemakaian bahasa ibu apabila sangat diperlukan
untuk penjelasan, diperbolehkan secara terbatas.

8. Gramatika (arti dalam ilmu) tidak diajarkan pada tahap permulaan. Apabila
diperlukan pengajaran gramatika pada tahap tertentu hendaknya diajarkan
secara induktif, dan secara bertahap dari yang mudah ke yang sulit.

9. Pemilihan materi ditekankan pada unit dan pola yang menunjukkan adanya
perbedaan structural antara bahasa asing yang diajarkan dan bahasa ibu
pelajar.

10. Kemungkinan-kemungkinan terjadinya kesalahan siswa dalam memberikan


response harus sungguh-sungguh dihindarkan.

e. Metode komunikatif (Tharīqah al-istiqra’iyyah)

Munculnya metode ini dilatarbelakangi oleh lima langkah pengajaran


yang dikemukakan oleh filosof Jerman Frederick Herbart (1776-1844), yaitu:
appersepsi, penyajian materi, korelasi materi, konklusi dan aplikasi. Metode
ini disusun berdasarkan pola pikir induktif, berpikir dari khusus ke umum,
dari penerapan-penerapan khusus menuju ketentuan umum, dari contoh
kepada konsep. Metode ini membiasakan siswa untuk menarik kesimpulan
sendiri. Walaupun membutuhkan waktu pembelajaran yang agak lama, tapi
metode ini mendidik anak untuk menganalisa contoh-contoh yang ada sampai
menemukan sendiri kaidah-kaidah yang ada di dalamnya. Pengajaran seperti
ini relatif lebih berkesan bagi anak didik. Kelahiran PK merupakan hasil dari
sejumlah kajian tentang pemerolehan bahasa. Karakteristik dari pendekatan
komunikatif adalah:

12
1. Tujuan pengajarannya adalah mengembangkan kompetensi pelajar
berkomunikasi dengan bahasa target dalam konteks komunikatif yang
sesungguhnya atau dalam situasi kehidupan yang nyata.

2. Salah satu konsep yang mendasari Pendektan Komunikatif adalah


kebermaknaan dari setiap bentuk bahasa yang dipelajari.

3. Dalam proses belajar mengajar, siswa berperan sebagai kom nikator yang
berperan aktif dalam aktifitas komunikatif yang sesungguhnya Sedangkan
pengajar adalah seorang fasilitator

4. Aktivitas dalam kelas diwarnai secara nyata dan dominan oleh kegiatan-
kegiatan komunikatif.

5. Materi yang disajikan bervariasi, tidak hanya mengandalkan buku teks 6.


Penggunaan bahasa ibu tidak dilarang, namun diminimalkan

6. Kesalahan siswa ditoleransi untuk mendorong keberaruan si dalam


berkomunikasi

7. Evaluasi ditekankan pada kemampuan menggunakan hahasa dalam


kehidupan nyata, bukan pada penguasaan struktur bahasa atau gramatika.

f. Metode Eklektik (Tharīqah al-intiqaiyyah)

Intiqaiyyah atau lebih dikenal dengan Electic dapat diartikan campuran,


kombinasi atau gado-gado dalam bahasa Indonesia (metode-metode pilihan).
Metode Electic yaitu cara menyajikan bahan pelajaran Bahasa Asing di depan
kelas dengan melalui bermacam-macam beberapa metode. (Drs. H. Ahmad Imran,
M. Ag, 2009) Misalnya Metode Direct (Mubaryanok) dengan Metode Grammar-
Translation bahkan dengan Metode Reading sekaligus dipakai (diterapkan) dalam

13
suatu kombinasi pengajaran. Dalam prakteknya metode Intiqaiyah ini dapat
diterapkan oleh seorang gurudalam situasi pengajaran di depan kelas, dengan
persiapan yang baik dan kesungguhan dalam menggunakan metode ini.

Adapun ciri-ciri dari pengajaran bahasa dengan menggunakan metode Intiqaiyah


(Eclectic) adalah:

4. Kemahiran berbahasa diajarkan dengan urutan bercakap. menulis,


memahami dan membaca.

5. Kegiatan belajar di kelas berupa latihan (oral practice). membaca


keras (reading aloud) dan Tanya jawab.

6. Dalam metode ini juga terdapat latihan menterjemahkan pelajaran


gramatika secara dedukatif.

7. Digunakan alat-alat atau audio visual.

KESIMPULAN

Dari penjelasan yang penulis paparkan diatas, dapat simpulkan bahwa metode
pengajaran merupakan cara yang sistematis dalam menyampaikan materi kepada siswa
guna mencapai tujuan yang diinginkan, Memberi jalan untuk mencapai suatu tujuan
pengajaran yang ditempuh oleh guru dan siswa dalam belajar bahasa arab. Adapun
faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam metode pengajaran adalah sebagai berikut :

14
1. Tujuan yang hendak dicapai

2. Kemampuan guru

3. Anak didik

4. Situasi dan kondisi pengajaran

5. Fasilitas yang tersedia

6. Waktu yang tersedia

7. Kebaikan dan kekurangan suatu metode

Macam-macam metode pembelajaran dalam bahasa Arab yang dapat digunakan yaitu:

1. Metode Qawaid (tata bahasa) dan Terjemah

2. Metode Langsung (Mubâsyaraḥ)

3. Metode Membaca (Tharīqah al-Qiraah)

4. Metode audiolingual (Tharīqah as-sam’iyah al-Syafawiyah)

5. Metode komunikatif (Tharīqah al-istiqra’iyyah)

6. Metode Eklektik (Tharīqah al-intiqaiyyah)

15
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad fuad effendy.2004, Metodologi pengajaran bahasa Arab. Malang: Misykat


malang

Drs.Zulkifli.2011.Metodologi pengajaran bahasa Arab,Pekanbaru: Zanafa publishing

Gholayainii, Musthofa. 1994. Jami’u ad-Durusu al-‘Arabiyah, (Kairo: Maktabatu as-


Syuruqi ad-Daulati.

Hamalik, Oemar. 2013. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Remaja

Iskandar.2018.Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (kualitaif dan kuantitatif).


Jakarta: GP Press

Juwairiyah Dahlan.1992.Metode belajar mengajar bahasa Arab,Surabaya: Usaha


nasional

Remaja Rosdakarya. Efendy, Ahmad Fuad. 2009. Metode Pengajaran Bahasa Arab.
Malang: Misyikat.

Rosdakarya. Hermawan, Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung:

16
Sanjaya, Wina. 2016. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media.

Sudjana, N. 2007. Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Sejarah Era Rasulullah
Sampai Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Group.

Tayar Yusuf, Drs. Syaiful Anwar,1997, Metodologi pengajaran agama dan bahasa Arab,
Jakarta: Raja Grafindo Persada

17

Anda mungkin juga menyukai