Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

TAFSIR DAN HADIST TARBAWI

AYAT DAN HADIST TENTANG METODE PENDIDIKAN (CERAMAH,


DIALOG, DISKUSI, USWAH, TARGHIB DAN TARHIB)

OLEH: KELOMPOK 10

1. CICI BETRALIZA : 2130111023


2. DEWI GUSTINI LUBIS : 2130111029

DOSEN PENGAMPU:

1. ISMIATI, MA
2. INONG SATRIADI, S.Ag, MA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAHMUD YUNUS BATUSANGKAR

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang
berjudul tentang " Ayat dan Hadis Tentang Metode pendidikan (Ceramah, Dialog,
Diskusi, Uswah, Targhib dan Tarhib ".

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Tafsir dan
Hadist Tarbawi. Dalam upaya penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.

Alhamdulillah makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Kami menyadari


bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari berbagai pihak yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Semoga dengan
adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca dan khususnya
bagi penulis.

Batusangkar, 16 Maret 2023

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................1

C. Tujuan.................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Metode Pendidikan.............................................................................................3

B. Metode Pendidikan Ceramah..............................................................................4

C. Metode Dialog dan Diskusi................................................................................8

D. Metode Uswah..................................................................................................12

E. Metode Targhib dan Tarhib..............................................................................14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................................20

B. Saran.................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam proses belajar mengajar merupakan proses yang komplek.
Dalam mengajar harus diusahakan agar siswa terlibat secara mental, sehingga
konsentrasi dalam menyerap pelajaran dapat diupayakan semaksimal
mungkin. Guru bisa menggunakan metode metode pembelajaran agar
pembelajaran lebih menarik dan bisa efektif. Sehingga siswa tidak akan
menjadi bosan, dan mengantuk dalam proses pembelajaran.

Metode adalah Langkah-langkah strategis yang telah dipersiapkan


untuk suatu pekerjaan. Bila berkaitan dengan pendidikan maka metode
tersebut harus diwujudkan dalam proses pendidikan untuk mengembangkan
sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima pelajaran dengan
mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik. Pendidik bisa menggunakan
berbagai metode dalam proses belajar mengajar yaitu, metode ceramah,
metode dialog, metode diskusi, metode uswah, dan metode targhib dan tarhib.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada
makalah ini adalah:

A. Apa Metode Pendidikan Itu?


B. Bagaimana Metode Ceramah itu?
C. Bagaimana Metode Dialog dan Diskusi itu?
D. Bagaimana Metode Uswah itu?
E. Bagaimana Metode Targhib Dan Tarhib itu?

1
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah:

A. Untuk Mengetahui Metode Pendidikan


B. Untuk Mengetahui Metode Dialog
C. Untuk Mengetahui Metode Diskusi
D. Untuk Mengetahui Metode Uswah
E. Untuk Mengetahui Metode Targhib Dan Tarhib

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Pendidikan
Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai macam metode mengajar,
yang dalam penggunaannya harus disesuaikan dengan berbagai hal, seperti
situasi dan kondisi kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung, fasilitas
yang tersedia, dan sebagainya harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan
yang hendak dicapai.

(Hidayat, 2018) Mengemukakan bahwa metode adalah seperangkat


jalan atau cara atau teknik yang dimiliki oleh pendidik dalam upaya
menyampaikan dan memberikan pengajaran agar tercapainya tujuan

pembelajaran. Menurut (Asy’ari, 2014) dalam pendidikan Islam, metode


mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan,
karena ia menjadi sarana yang membermaknakan materi pelajaran yang
tersusun dalam kurikulum pendidikan, sehingga dapat dipahami atau diserap
oleh peserta didik menjadi pengertian yang fungsional terhadap tingkah
lakunya. ( Pristiwanti et., 2022) Pendidikan ialah upaya dalam humanisme
pendidikan yang bertujuan menyokong manusia untuk meningkatkan potensi-
potensi kemanusiaannya.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Metode


pendidikan adalah prosedur umum dalam penyampaian materi untuk
mencapai tujuan Pendidikan. Diharapkan dengan adanya metode
pembelajaran lebih memudahkan pendidik dan peserta didik dalam proses
pembelajaran, sehingga apa yang direncanakan dapat diraih secara efektif dan
efisien.

3
B. Metode Pendidikan Ceramah
1. Defenisi Metode Ceramah
Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang disebut
dengan metode ceramah adalah salah satu cara belajar mengajar yang
menekankan pada pemberitahuan satu arah dari seorang pengajar kepada
para pelajar. (Wirabumi, 2020) Menjelaskan bahwa metode ceramah
adalah penyampaian materi pelajaran secara langsung melalui penuturan
lisan atau komunikasi verbal yang menggunakan bahasa dan disebut juga
dengan pidato. Menurut (Ahyat, 2017) Metode ceramah adalah metode
yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini
telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak
didik dalam proses belajar mengajar.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode ceramah
adalah salah satu metode dalam pembelajaran yang digunakan oleh guru
dalam penyampaian materi pembelajaran secara lisan kepada peserta didik
dalam proses belajar mengajar.
2. Ayat yang berhubungan dengan Metode Ceramah, yaitu:
(Q.S Al-Maidah: 67)

ُ ‫ك َۗواِ ْن لَّ ْم تَ ْف َعلْ فَ َما بَلَّ ْغتَ ِر ٰسلَتَهٗ َۗوهّٰللا‬ َ ِّ‫ك ِم ْن َّرب‬َ ‫ٰيٓاَيُّهَا ال َّرسُوْ ُل بَلِّ ْغ َمٓا اُ ْن ِز َل اِلَ ْي‬
َ‫اس اِ َّن هّٰللا َ اَل يَ ْه ِدى ْالقَوْ َم ْال ٰكفِ ِر ْين‬ ِ ۗ َّ‫ك ِمنَ الن‬ ِ ‫يَ ْع‬
َ ‫ص ُم‬
Terjemahannya:
Wahai Rasul, sampaikan lah apa yang diturunkan Tuhanmu
kepadamu. Jika engkau tidak melakukan (apa yang diperintahkan itu),
berarti engkau tidak menyampaikan risalah-Nya. Allah menjaga
engkau dari (gangguan) manusia Sesungguhnya Allah tidak memberi
petunjuk kepada kaum yang kafir.

4
Asbabun Nuzul Ayat:
Aisyah berkata, pernah suatu ketika semalam Rasulullah saw.
terjaga indak tidur), lalu aku bertanya. "Wahai Rasulullah, kenapa
engkau apa yang terjadi denganmu?" Beliau bersabda. "Adakah orang
salih yang menjugaku pada malam ini?" Aisyah berkata, "Ketika kami
sedang begitu, tiba-tiba saya mendengar suara pedang, beliau bertanya,
"Siapa?" "Sa d dan Khudzaifah, kami datang untuk menjagamu."
Jawabnya. Rasulullah (V saw tidur, hingga terdengar desah nafasnya
(tidur nyenyak). Lalu turun ayat "Allah memelihara kamu dari
(gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang kafir." (QS. turunkan Al-Maidah: 67).
Kemudian Rasulullah saw. keluar dan bersabda:

َ ‫ص ِرفُوا يَا َأيُّهَا النَّاسُ فَقَ ْد َع‬


ُ‫ص َمنِي هللا‬ َ ‫ا ْن‬
“wahai sahabatku, pergilah, sungguh Allah telah menjagaku”

Penafsiran Ayat:
a) Dalam buku tafsir Al-Aisar jilid 2 yang ditulis oleh Syaikh
Abu Bakar Jabar Al-Jazairi
Allah Ta'ala memanggil Rasul-Nya dengan sebuah
penghargaan dengan firman-Nya, "Hai Rasul" Allah Yang
Maha Mulia memerintahkan Nabi Muhammad Shallallahu
Alaihi wa Sallam agar menyampaikan apa yang diwahyukan
kepadanya yang terdiri dari akidah, syariat dan hukum, maka
Dia pun berfirman, "Hai Rasul, sampaikan apa yang diturunkan
kepadamu dari Rabbmu."karena" Jika tidak kamu kerjakan
(apa yang diperintahkan itu)" Maksudnya, jika engkau lalai
dalam satu hal pun maka berarti engkau belum
menyampaikannya. (Berarti) kamu tidak menyampaikan

5
amanat-Nya." Maksudnya, seolah-olah engkau belum
menyampaikan sedikitpun. Firman Allah Ta'ala,
‫هّٰللا‬
ِ ۗ َّ‫ْص ُمكَ ِمنَ الن‬
‫اس‬ ِ ‫َو ُ يَع‬
“Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia."
Maksudnya, Dia menjagamu dari suatu musibah yang
direncanakan oleh mereka atasmu. Oleh karena itu, tidak ada
udzur atau alasan bagimu untuk meninggal-kan tugas
menyampaikan suatu masalah (dari risalah yang engkau
bawa), baik itu yang berkaitan dengan Ahli Kitab atau dengan
selain mereka. Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi
wa Sallam tidak menyembunyikan sedikitpun dari apa yang
telah diperintahkan untuk disampaikan. Firman Allah Ta'ala,

َ‫اِ َّن هّٰللا َ اَل يَ ْه ِدى ْالقَوْ َم ْال ٰكفِ ِر ْين‬


“Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang kafir.”
Adalah penegasan bagi janji Allah Ta'ala untuk menjaga
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, karena Dia tidak
mengabulkan orang- orang kafir terhadap apa yang mereka
kehendaki dan inginkan untuk menyakiti Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam, dan tatkala ayat ini turun
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata,

َ ‫اَل تَحْ ِرسُوْ نِي فَِإ َّن هَّللا َ قَ ْد ع‬


‫َص َمنِي‬
"Janganlah kalian menjagaku karena Allah telah
menjaga."
b) Al-Mishbah yang ditulis oleh M. Quraish Shihab
Thahir Ibn 'Asyûr menilai penempatan ayat ini di sini
merupakan sesuatu yang musykil karena, tulisnya, surah al-

6
Ma'idah merupakan salah satu surah terakhir yang turun,
sedangkan ketika itu Rasul saw. telah menyampaikan seluruh
ajaran agama yang turun hingga ketika itu. Seandainya ayat ini
turun pada awal masa kenabian, apa yang diperintahkan di sini
dapat dimengerti dan dipahami sebagai mengukuhkan Nabi
saw dan meringankan beban mental beliau. Tetapi, karena
surah ini merupakan salah satu surah terakhir yang turun, dan
beliau sendiri telah melaksanakan tugas penyampaian risalah.
agama pun telah disempurnakan, sebenarnya pada saat
turunnya tidak ada lagi yang diperintahkan untuk disampaikan.
Karena itu, hanya ada dua kemungkinan yang dapat
dikemukakan menyangkut penempatan ayat ini dalam surah ini
dan sesudah uraian ayat-ayat sebelumnya.
Pertama, ayat ini turun untuk satu sebab tertentu yang
adanya ayar yang mengukuhkan beliau agar menyampaikan
sesuatu yang berat untuk beliau sampaikan. Kedua, ayat ini
turun sebelum turunnya surah ini. Dan ini didukung oleh
banyak riwayat.
3. Analisa Penulis
Dalam surat al-maidah ayat 67, potongan ayat yang menjelaskan
tentang metode ceramah yaitu :

‫بَلِّ ْغ‬

“ Sampaikanlah ”
Dalam potangan ayat ini dijelaskan bahwa Allah memerintahkan
Rasulullah untuk menyampaikan apa yang diperintahkan-Nya. Allah
memerintahkan Nabi Muhammad untuk menyampaikan risalah
kenabiannya kepada umatnya. Jika Nabi tidak menyampaikan risalah

7
tersebut maka termasuk orang yang tidak menyampaikan amanat.
Disitu jelas bahwasanya Allah sudah mengatur semuanya didalam Al-
Qur’an termasuk mengenai metode pendidikan ceramah. Pendidik
melakukan proses belajar mengajar secara lisan dan jika tidak
disampaikan dengan baik maka tujuan pembelejaran tidak akan bisa
tercapai.
4. Hadist
،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ِ ‫ت ُغالَ ًما فِي َحجْ ِر َرسُو ِ‡ل هَّللا‬ ُ ‫ ُك ْن‬:ُ‫ يَقُول‬،َ‫ُع َم َر ْبنَ َأبِي َسلَ َمة‬
‫ «يَا‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬َ ِ ‫ فَقَا َل لِي َرسُو ُل هَّللا‬،‫َت يَ ِدي ت َِطيشُ فِي الصَّحْ فَ ِة‬ ْ ‫َو َكان‬
‫ت تِ ْلكَ ِط ْع َمتِي بَ ْع ُد‬ َ ِ‫ َو ُكلْ بِيَ ِمين‬،َ ‫ َس ِّم هَّللا‬،‫ُغالَ ُم‬
ْ َ‫ َو ُكلْ ِم َّما يَلِيكَ » فَ َما زَ ال‬،‫ك‬
[‡‫]رواه البخاري ومسلم‬
Dari Umar Bin Abi Salamah Radhiyallahu ‘Anhu berkata: Wahai
anak, sebutlah nama Allah dan makanlah dengan tangan kananmu dan
makanlah dari apa yang dihadapanmu, maka begitulah cara makanku
sesudah itu (HR Bukhori dan Muslim)

C. Metode Dialog dan Diskusi


1. Defenisi metode dialog dan diskusi
Metode Dialog adalah metode yang berdasarkan pada dialog,
perbincangan melalui tanya jawab untuk sampai kepada fakta yang tidak
dapat diragukan, dikritik dan dibantah lagi. Ahli-ahli pendidikan Islam
telah mengenal metode dialog yang dianggap oleh pendidik-pendidik
modern berasal dari filosof Yunani Socrates, kemudian mereka
kembangkan sesuai dengan tabiat agama dan ahlaknya. Dan atas itulah
didasarkan metode perdebatan yang betul-betul merupakan salah satu ciri-
ciri khas pendidikan Islam.
Sedangkan Metode diskusi adalah cara memecahkan masalah yang
dipelajari melalui pendapat dalam diskusi kelompok. Dalam pembelajaran
dengan metode diskusi ini makin lebih memberi peluang pada siswa untuk

8
terlibat secara aktif dalam pembelajaran walaupun guru masih menjadi
kendali utama. Metode diskusi merupakan salah satu cara mendidik yang
berupaya memecahkan masalah yang dihadapi.
2. Ayat yang bersangkutan dari metode ini, yaitu:
Q.S An-Nahl: 125
‫ع اِ ٰلى َسبِ ْي ِل َربِّكَ بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة َو َجا ِد ْلهُ ْم بِالَّتِ ْي ِه َي اَحْ َس ۗنُ اِ َّن‬ُ ‫اُ ْد‬
َ‫ض َّل ع َْن َسبِ ْيلِ ٖه َوهُ َو اَ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِد ْين‬
َ ‫ك ه َُو اَ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬
َ َّ‫َرب‬
Terjemahannya:
“Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang
mendapat petunjuk.”
Penafsiran Ayat
a) Tafsir Muyassar jilid 2 yang ditulis oleh Dr. ‘Aidh al-Qarni
Wahai Nabi dan para pengikut beliau, serulah manusia
untuk memeluk agama Islam dan menjalankan hukum-hukum
Islam serta akhlak Islam, dengan cara yang baik serta metode
yang baik. Lembutlah dalam menyeru mereka dan sopanlah
ketika berbincang dengan mereka sesuai dengan aturan al-
Quran dan sunnah. Jangan marah, bersikap kasar ataupun
mengucapkan kata-kata yang menyakitkan. Berikanlah mereka
kemudahan dan jangan mempersulit mereka. Sampaikanlah
kabar gembira kepada mereka dan jangan buat mereka lari
ketakutan darimu. Doronglah mereka untuk berbuat kebaikan
dan wanti-wantilah mereka dari berbuat keburukan. Nasihatilah
mereka dengan lemah lembut dan debatlah mereka dengan cara
yang baik, sopan, dan lemah lembut.

9
Berdiskusilah dengan mereka dengan memberikan ide
dan tanggapan, dengan menjauhi celaan, dan segala hal yang
bisa menyakiti mereka serta menghindari sikap bangga diri dan
sombong. Sebab yang diwajibkan bagimu hanyalah
menyampaikan dengan jelas dan menasihati dengan benar.
Kamu yang menyampaikan dan Allah yang memberi hidayah.
Allah mengetahui siapa orang yang menyimpang dari jalan
yang lurus dan siapa yang meniti jalan yang lurus. Keduanya
akan dibalas sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.
b) Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nur jilid 2 yang ditulis oleh Prof.
Dr. Teungku Muhammad Hasbi ash-shiddieqy
Serulah (sampaikan) dakwah kepada semua orang
kepada jalan Tuhanmu, karena dakwah Islam adalah dakwah
yang lengkap dan kamu (Muhammad) diutus kepada semua
manusia. Tetapi serulah mereka dengan hikmah, dengan tutur
kata yang bisa mempengaruhi jiwanya, dan dengan pelajaran-
pelajaran yang baik, yang disambut oleh akal yang sehat dan
diterima oleh tabiat manusia. Jika kamu mendapati kesukaran-
kesukaran dalam perjalananmu, maka debatlah mereka dengan
cara yang terbaik. Janganlah kamu mencaci-maki tuhan-tuhan
mereka yang menyebabkan mereka memaki Allah. Jangan pula
kamu menantang kepercayaan mereka, sebelum kamu
menyiapkan jiwa mereka untuk menerima
kepercayaanmu.Ketahuilah, ada di antara kamu yang
jiwanya tidak bisa dilunakkan oleh pelajaran dan tidak mau
memperkenankan suatu seruan (ajakan). Merekalah orang-
orang yang disesatkan oleh Allah.
Tuhanmu mengetahui orang menyimpang dari jalan
yang lurus, baik di yang antara mereka orang yang berselisih

10
tentang hari Sabtu maupun yang selain itu. Allah. mengetahui
orang yang menempuh jalan yang lurus di antara mereka. Dia
akan memberi pembalasan kepada mereka semua di hari akhir,
masing-masing sesuai dengan haknya.
3. Analisis Penulis
Dalam surah An-Nahl ayat 125, potongan ayat yang menjelaskan tentang
metode dialog dan diskusi yaitu:
‫َو َجا ِد ْلهُْ‡م‬
“Dan debatlah mereka”
Pada potongan ayat ini dijelaskan bahwa kita sebagai manusia
diperintahkan agar berdiskusi dan berdialog lah dengan baik.. Nah jika
dilihat dalam dunia Pendidikan, adanya metode dialog dan diskusi ini
bertujuan agar peserta didik dapat mengemukakan pendapatnya dimuka
umum, serta mampu menerima pendapat orang lain dengan baik. Sehingga
setelah berdiskusi mereka menemukan hasil belajar yang baik.
4. Hadist

ِ َ‫ "‌ِإ َذا‌ َم َررْ تُْ‡م‌بِ ِري‬:‫ال‬


‫اض‬ َ ِ‫ َأ َّن َرسُو َل هللا‬،‫ك‬
َ َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َ‡م ق‬ ِ ‫ع َْن َأن‬
ٍ ِ‫َس ب ِْن َمال‬
)‫ق ال ِّذ ْك ِر " (رواه أحمد‬ ُ َ‫ " ِحل‬:‫ال‬ َ َ‫ َو َما ِريَاضُ ْال َجنَّ ِة؟ ق‬:‫ قَالُوا‬،" ‡‫ فَارْ تَعُوا‬،‫‌ال َجنَّ ِة‬
ْ
“Atas otoritas Anas bin Malik, pada Rasulullah Saw, berkata: ketika Anda
melewati taman syurga, naiklah, mereka berkata, apakah taman surga itu?
Dia berkata: "cincin dzikir" (HR.Ahmad)”
ً‫ «‌ َم ْن‌ َس َّن‌ ُسنَّة‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ِ ‫ قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬:‫ال‬
َ َ‫ ق‬،ُ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنه‬ ‡ٍ ‫ع َْن َج ِر‬
ِ ‫ير َر‬
‫ص ِم ْن َأجْ ِر ِه‬ َ َ‫ ِم ْن َغي ِْر َأ ْن يُ ْنق‬،‫ َكانَ لَهُ ِم ْث ُل َأجْ ِر َم ْن َع ِم َل بِهَا‬،ُ‫‌ح َسنَةً ُع ِم َل بِهَا بَ ْع َده‬ َ
‫ص ِم ْن‬ َ َ‫ ِم ْن َغي ِْر َأ ْن يُ ْنق‬،‫ َكانَ َعلَ ْي ِه ِم ْث ُل ِو ْز ِر َم ْن ي َع ِم َل بِهَا‬،ً‫ َو َم ْن َس َّن ُسنَّةً َسيَِّئة‬،‫َش ْي ٌء‬
ِ ‫»َأوْ ز‬
‫َار ِهم‡ َش ْي ٌء‬
“Atas otoritas jarir, semoga Tuhan meridhoi dia, dia berkata: nabi saw
bersabda: dia yang memperkenalkan praktik yang baik setelah dia, dia

11
akan mendapatkan upah yang sama seperti dia yang bekerja menurut itu,
tanpa dikurangi upahnya, dan dari usia tahun yang buruk, atasnya beban
orang yang mengerjakannya, tanpa mengurangi beban mereka sedikitpun.”

D. Metode Uswah
1. Definisi Metode Uswah
(Al Mubarok, 2020) Mengemukakan bahwa metode uswah adalah
metode pendidikan yang diterapkan dengan cara memberi contoh-contoh
(teladan) yang baik yang berupa prilaku nyata, khusunya ibadah dan
akhlak.
2. Ayat yang berhubungan dengan metode uswah
(Q.S Al-Ahzab: 21)
۟ ‫لَّقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِى َرسُو ِل ٱهَّلل ِ ُأس َْوةٌ َح َسنَةٌ لِّمن َكانَ يَرْ ج‬
ِ ‫ُوا ٱهَّلل َ َو ْٱليَوْ َم ٱلْ َء‬
‫اخ َر َو َذ َك َ‡ر‬ َ
‫ٱهَّلل َ َكثِيرًا‬
Terjemahannya:
Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan
yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah.
Penafsiran Ayat:
a) Tafsir Al-Aisar jilid 5 yang ditulis oleh Syaikh Abu Bakar Jabir
Al-Jazairi
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah." Yakni sungguh telah ada bagi kalian wahai
kaum muslimin, yaitu orang-orang yang beriman dengan benar
dan orang-orang munafik yang pendusta, pada diri Muhammad
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam suri tauladan yang
baik. Maka ikutilah dia dalam jihad, sabar, dan keteguhannya.

12
Sungguh dia pernah merasakan lapar hingga mengikat
perutnya dengan batu, berperang hingga terluka wajahnya,
pecah gigi gerahamnya, pamannya wafat, menngali parit
dengan kedua tangannya, dan bertahan disebelah gunung
dihaddapan musuh hamper satu bulan. maka ikutilah beliau
dalam hal kesabaran, jihad dan keteguhannya jika kalian benar
benar orang yang mengharap Allah. Yaitu menunggu balasan
dari-Nya pada hari-hari yang akan datang baik didunia maupun
diakhirat, serta mengharap hari akhir, yaitu kalian menunggu
sesuatu yang ada didalamnya berupa kebahagiaan dan
kecelakaan, kenikmatan yang selamanya atau neraka dan siksa
yang pedih. Dan kalian banyak mengingat Allah Ta’ala dalam
setiap keadaan dan waktu kalian. Maka ikutilah Nabi kalian,
karena mengikutinya adalah hal yang wajib. Kewajiban itu
tidak gugur kecuali bagi orang yang tidak mampu. Dan hanya
Allah-lah tempat mencari pertolongan.
b) Tafsir An-Nur jilid 2 yang ditulis oleh Prof. Dr. Teungku
Muhammad Hasbi ash-shiddieqy
Hai orang-orang yang tidak mau berperang. Kamu
memperoleh teladan yang baik pada diri Nabi. Maka,
seharusnya kamu meneladani Rasulullah dalam segala
perilakumu. Rasulullah adalah contoh yang baik dalam segi
keberanian, kesabaran, dan ketabahan menghadapi bencana.
Orang yang mengharap pahala Allah dan takut kepada siksa-
Nya, serta banyak mengingat Allah, akan memperoleh teladan
yang baik pada diri Rasulullah Saw. Demikianlah keadaan atau
perilaku orang-orang munafik.

13
3. Analisis Penulis
Dalam surah Al-Ahzab ayat 21, potongan ayat yang menjelaskan tentang
metode uswah yaitu:
ٌ‫ُأ ْس َوةٌ َح َسنَة‬
“suri tauladan yang baik”
Pada potongan ayat tersebut, dijelaskan bahwa Rasulullah adalah suri
tauladan yang baik bagi seluruh umatnya.
Dalam dunia Pendidikan, sebagai seorang pendidik kita harus
mencontohkan sikap dan prilaku yang baik kepada peserta didik, oleh
sebab itu dengan adanya metode uswah dalam pembelajaran diharapkan
dapat membentuk akhlak mahmudah dalam diri peserta didik.
4. Hadist

َ‫اس بِ َشفَا َعتِك‬ ِ َّ‫ُول هللاِ َم ْن َأ ْس َع ُد الن‬


َ ‫ت يَا َرس‬ ُ ‫ قُ ْل‬:‫ال‬
َ َ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َأنَّهُ ق‬
ِ ‫ع َْن َأبِي هُ َر ْي َرةَ َر‬
َ‫ث َأ َح ٌد َأ َّو ُل ِم ْنك‬
ِ ‫ت يَا َأبَا هُ َر ْي َرةَ َأ ْن الَ يَ ْسَألَنِي ع َْن هَ َذا ْال َح ِدي‬ َ َ‫يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة فَق‬
ُ ‫ال لَقَ ْد ظَنَ ْن‬
َ َ‫اس بِ َشفَا َعتِي يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َم ْن ق‬
َ‫ الَ ِإلَه‬:‫ال‬ ِ َّ‫ث َأ ْس َع ُد الن‬
ِ ‫ك َعلَى ْال َح ِدي‬ ُ ‫لِ َما َرَأي‬
ِ ْ‫ْت ِم ْن ِحر‬
َ ‫ص‬
]‫ [رواه البخاري‬.‫ِإالَّ هَّللا ُ خَالِصًا ِم ْن قِبَ ِل نَ ْف ِس ِه‬
Atas otoritas abu Hurairah ra, dia berkata: aku berkata wahai Rasulullah,
siapa yang akan menjadi orang yang paling bahagia dengan syafaatmu di
hari kiamat? Dia berkata saya pikir, wahai abu Hurairah untuk tidak
bertanya padaku tentang hadist ini apakah ada yang lebih baik dari Anda
ketika saya melihat dari keprihatinan anda orang-orang yang paling
bahagia dengan syafaat saya di hari kiamat, dia berkata tiada Tuhan selain
Allah semata-mata dengan sendirinya (HR. Bhukari)

E. Metode Targhib dan Tarhib


1. Definisi Metode Terghib dan Tarhib
(Rianie, 2015) Metode Targhib adalah penyajian pembelajaran dalam
konteks kebahagian hidup akhirat. Targhib berarti janji Allah terhadap

14
kesenangan, kenikmatan akhirat yang disertai bujukan. Sedangkan, Tarhib
adalah penyajian bahan pembelajaran dalam konteks hukuman akibat
perbuatan dosa yang dilakukan. Atau ancaman Allah karena dosa yang
dilakukan
2. Ayat yang berhubungan dengan Metode Terghib dan Tarhib
Ayat 1 (Q.S An-Nahl: 97)
‫صالِحًا ِّم ْن َذ َك ٍر اَوْ اُ ْن ٰثى َوهُ َو ُمْؤ ِم ٌن فَلَنُحْ يِيَنَّهٗ َح ٰيوةً طَيِّبَ ۚةً َولَنَجْ ِزيَنَّهُ ْم‬َ ‫َم ْن َع ِم َل‬
َ‫اَجْ َرهُ ْم بِاَحْ َس ِن َما َكانُوْ ا يَ ْع َملُوْ ن‬
Terjemahannya:
Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun
perempuan, sedangkan dia seorang mukmin, sungguh, Kami pasti
akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri
balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu
mereka kerjakan.
Penafsiran Ayat:
a) Tafsir Muyassar jilid 2 yang ditulis oleh Dr. ‘Aidh al-Qarni
Barangsiapa di antara hamba mengerjakan amal saleh,
baik pria maupun wanita, dengan ikhlas dan sesuai dengan
sunnah serta beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, juga
mengimani balasan dan siksaan di akhirat maka Allah akan
memberinya kehidupan dunia yang bahagia, aman, sejahtera,
tententram, meskipun harta yang dimilikinya hanya sedikit,
dan ia bukan orang terpandang. Sedangkan di akhirat kelak,
Allah akan memberinya balasan yang berlipat ganda dan
pahala yang melimpah, keuntungan yang besar, dan
kemenangan yang agung, yakni bersama Rabb Yang Maha
mulia di surga-Nya.

15
b) Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nur jilid 2 yang ditulis oleh Prof.
Dr. Teungku Muhammad Hasbi ash-shiddieqy
Siapa yang mengerjakan amal saleh dan menunaikan
ibadat fardhu yang telah diwajibkan oleh Allah, beriman
kepada-Nya, beriman kepada hari akhir dan membenarkan
semua apa yang diterangkan oleh Rasul, baik yang berupa
pahala ataupun yang berupa siksa, maka Kami akan
memberikan kepadanya hidup yang baik, hidup yang penuh
kebahagiaan, yaitu hidup yang diselubungi oleh rasa qana'ah
(ketenangan) dan penuh dengan taufik. Di akhirat nanti mereka
akan diberi pembalasan yang paling baik.
Analisis Penulis:
Dalam potongan surah An-Nahl ayat 97, potongan ayat yang menjelaskan
tentang metode targhib yaitu:

َ ٰ ‫َع ِم َل‬
‫صلِحًا‬
“mengerjakan kebajikan”

Potongan ayat ini menjelaskan bahwa siapapun yang mengerjakan


kebaikan maka allah akan memberikan balasan yang baik pula, begitupun
sebaliknya Allah akan membalas perbuatannya sesuai yang ia kerjakan.
Nah dalam metode targhib ini, guru memberikan arahan serta aturan
kepada peserta didiknya dan jika ia melanggar maka peserta didik itu
diberi hukuman. Namun sebelum itu pendidik hanya memberikan
peringatan terlebih dahulu. Dengan menggunakan metode ini akan dapat
melatih kedisiplinan peserta didik.

Ayat 2 (Q.S Al-Anfal: 25)


‫صةً ۚ َوا ْعلَ ُم ْٓوا اَ َّن هّٰللا َ َش ِد ْي ُد‬ ۤ ‫ص ْيبَ َّن الَّ ِذ ْينَ ظَلَ ُموْ ا ِم ْن ُك ْم‬
َّ ‫خَا‬ ِ ُ‫َواتَّقُوْ ا فِ ْتنَةً اَّل ت‬
ِ ‫ْال ِعقَا‬
‫ب‬

16
Terjemahannya:
Peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa
orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah
Maha Keras hukuman-Nya.
Penafsiran Ayat:
a) Tafsir Muyassar jilid 2 yang ditulis oleh Dr. ‘Aidh al-Qarni
Wahai orang-orang yang beriman, waspadailah
terhadap siksaan yang kadangkala terjadi akibat kekurangan
kalian dalam beragama dan kelalaian kalian untuk saling
nasihat menasihati, lantas merata siksaan itu kepada semua dan
bahaya mencakup semua orang. Siksaan ini terjadi karena
buruknya perbuatan orang yang bermaksiat dan diamnya orang
yang tidak berdosa, seperti orang yang menyaksikan
kemungkaran namun dia tidak menyalahkannya padahal dia
mampu untuk menyalahkannya. Akibatnya, semua orang-tanpa
pandang bulu-menerima siksa lantaran dosa sebagian orang
saja. Yakinlah bahwa Allah swt. sangat keras azab- Nya dan
kuat siksaan- Nya. Apabila menyiksa suatu negeri maka Dia
membinasakannya. Apabila menghukum suatu bangsa maka
Dia memusnahkannya. Apabila murka maka Dia
membinasakan, dan apabila menghantam Dia mematikan.
Wahai orang-orang yang menyaksikan kapal umat ini tengah
tenggelam dalam maksiat, cegahlah pelaku maksiat. Jika tidak,
niscaya kalian tenggelam bersama orang yang tenggelam tanpa
ada yang bisa selamat-ketika itu-dan siksa Allah swt. kecuali
yang dirahmati oleh-Nya.
b) Tafsir An-Nur jilid 2 yang ditulis oleh Prof. Dr. Teungku
Muhammad Hasbi ash-shiddieqy

17
Peliharalah dirimu dari fitnah yang tidak saja menimpa
orang-orang yang membuat fitnah, tetapi juga menimpa
seluruh anggota masyarakat. Akibat dari fitnah-fitnah itu tidak
hanya menimpa orang-orang yang menyebarkan fitnah, tetapi
juga menghancurkan semua umat. Orang yang menggerakkan
dosa dan yang berdiam diri saja tidak mencegah perbuatan
dosa, dipandang sama saja. lihatlah fitnah yang sudah terjadi
pada permulaan kelahiran Islam, seperti fitnah yang menimpa
sahabat Utsman, peristiwa Al- Jamal, pembunuhan Husain, dan
sebagainya.
Analisis Penulis:
Dalam potongan surah Al-anfal ayat 25, potongan ayat yang menjelaskan
tentang metode tarhib yaitu:

ِ ‫ْال ِعقَا‬
‫ب‬

“hukuman-Nya”

Pada potongan ayat ini dijelaskan bahwa Allah akan memberikan


hukuman yang keras kepada orang yang zalim. Maka dari itu kita sebagai
manusia dilarang untuk mendakati atau bahkan melakukan larangannya.
Disini sesuai dengan metode tarhib, dalam dunia Pendidikan seorang
pendidik yang menggunakan metode ini maka ia akan memberikan
hukuman kepada peserta didiknya yang melanggar aturannya, tidak lagi
dengan peringatan tetapi langsung memberikan hukuman sesuai yang
sudah di tetapkan.

18
3. Hadist
‫ي بِ ِه ال ُّسفَهَا َء‬ ِ ‫ب ْال ِع ْل َم لِيُ َم‬
‡َ ‫ار‬ َ َ‫ َم ْن طَل‬:‫ال‬ َ َ‫صلَّى هللا عَل ْي ِه و َسلَّ َم ق‬
َ ‫َع ِن ا ْب ِن ُع َم َر َع ِن النَّبِ ِّي‬
]‫ [رواه إبن ماجه‬.‫ار‬ ِ َّ‫اس ِإلَ ْي ِه فَهُ َو فِي الن‬
ِ َّ‫ف ُوجُوهَ الن‬ ‡َ ‫َأوْ لِيُبَا ِه َي بِ ِه ْال ُعلَ َما َء َأوْ لِيَصْ ِر‬
Atas otoritas Ibnu Umar atas otoritas nabi saw semoga Tuhan memberkatinya
dan memberinya kedamaian, dia berkata, barang siapa mencari ilmu untuk
membuktikannya kepada orang bodoh, atau untuk pamer kepada para ulama, atau
untuk membandingkan wajah orang kepadanya, maka dia masuk neraka. (HR
Ibnu Majah)

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
metode Pendidikan adalah cara-cara yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan
efesien. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat berupa metode
ceramah, metode dialog, metode diskusi, metode uswah, dan metode targhib
dan tarhib. Semua metode memiliki tujuan dan ciri khasnya masing masing
agar tujuan pembelajaran itu tercapai jadi, semua bisa digunakan asalkan
dijalankan dengan baik dan maksimal.

Bukan hanya itu, didalam Al-Qur’an juga dijelaskan mengenai metode


metode Pendidikan, jadi kita sebagai umat muslim harus berpedoman dengan
kitab suci Al-Qur’an agar tidak tersesat.

B. Saran
Saran mengenai materi ini, sebaiknya pembaca dan penulis bisa
memahami lebih lanjut mengenai metode metode Pendidikan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ahyat, N. (2017). Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Edusiana: Jurnal

Manajemen dan Pendidikan Islam, 4(1), 24–31.

Al-Jazairi, S.A.B.J. (2017). Tafsir Al-Qur'an Al-Aisar. Darus Sunnah Press: Jakarta
Timur

Al Mubarok, A. A. S. A. (2020). Metode Keteladanan dalam Pendidikan Islam

Terhadap Anak di Pondok Pesantren. Al-Ta'dib, 12(2), 306.

Al- Qarni. 'Aidh. (2008). Tafsir Muyassar. Qisthi press: Jakarta Timur.

An-Nisaburi, Al-Wahidi. (2014). Asbabun Nuzul. Ameliya: Surabaya

Ash-Shiddieqy, T.M.H. (2011). Tafsir An-Nur. Cakrawala Publishing: Jakarta.

Asy’ari, M. K. (2014). Metode Pendidikan Islam. Jurnal Qathruna, 1(1), 193-205

Hidayat, A. (2018). Metode Pendidikan Islam untuk Generasi Millennial. Fenomena,

10(1).

Pristiwanti, Desi, et al,. (2022) Pengertian Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan


Konseling. 4(6), 7911-7915

Rianie, N. (2015). Pendekatan Dan Metode Pendidikan Islam. Management of

Education, 1(2), 105–117.

Shihab, M. Quraish. 2012. Tafsir Al-Mishbah. Lentera Hati: Ciputat

Wirabumi, R. (2020). Metode Pembelajaran Ceramah. Annual Conference on Islamic

Education and Thought, 1(1), 105–113.

21
22

Anda mungkin juga menyukai