Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

METODE PEMBELAJARAN BERCERITA

Makalah ini Kami Buat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Model & Strategi
Pembelajaran

Dosen Pengampu :

Izza Muttaqin M.Pd.

Di susun Oleh :
1. Rizki Jamalul Laili Ag. (2020390101287)
2. Mahfuat (2020390101273)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY
GENTENG-BANYUWANGI
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT serta


sholawat dan salam kita aturkan kepada junjungan kita nabi
muhammad SAW, atas rahmat allah swt. kami dapat menyelesaikan
penyusunan Makalah yang berjudul “Model Pembelajaran
Bercerita”. Penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tuga
mata kuliah “Pembelajaran SKI di Madarasah/sekolah” di Institut
Agama Islam Ibrahimy yang di ampu oleh selaku Dosen Izza
Muttaqin M.Pd

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat
akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari
semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan


terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada
Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Banyuwangi, 10 Desember 2022

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. ii

A. Latar Belakang ................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2

A. Pengertian Metode pembelajaran Bercerita ..................................... 2


B. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Bercerita .......................... 5
C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Bercerita ......... 8
D. Analisis Metode dan Materi ............................................................... 9

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 11

A. Kesimpualan ..................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 12

RPP PEMBELAJARAN BERCERITA ...................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Nabi Muhammad SAW dalam memberikan pelajaran
kepada para sahabat seringkali menggunakan metode cerita tentang
hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan dan kejadian-kajadian masa lalu.
Penggunaan metode itu dianggap akan lebih membekas dalam jiwa
orang-orang yang mendengarkannya serta menarik perhatian mereka.
Bercerita adalah kegiatan yang dilakukan olehseorang guru
pendidikan agama Islam secara lisan kepada peserta didik dengan alat atau
tanpa alat tentang materi pendidikan 2 agama Islam yang diajarkan dalam
bentuk pesan,informasi, atau dongeng untuk diperdengarkan denganrasa
menyenangkan.
Di sini peran seorang guru pendidikan agama Islam dalam
menggunakan metode berserita sungguh urgen. Peserta didik tertarik atau
tidak bergantung pada proses penyampaian yang dilakukan oleh guru
pendidikan agama Islam. Oleh karena itu di dalam penulisan ini akan di
paparkan tentang bagaimana pengertian langkah-langkah dari metode
bercerita.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari metode pembelajaran bercerita ?
2. Bagaimana langkah-langkah dari metode pembelajaran bercerita ?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari metode pembelajaran
bercerita ?
4. Bagaimana analisis metode dan materi ?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian metode bercerita
2. Mengetahui langkah-langkah metode bercerita
3. Mengtahui kelebihan dan kekurangan metode bercerita
4. Mengtahui analisis metode dan materi

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al – qura’an adalah kitab yang menjadi landasan di dalamnya
terdapat banyak sekali tentang pedoman hidup, syariat islam, dan sejarah
yang di wahyukan kepada nabi. Isi kandungan al-quran ini sendiri di
dominasi oleh sejarah. Banyak sekali sejarah yang terkandung dalam al –
quran meneganai nabi dan orang terdahulu menegnai pedoman hidup yang
sangat penting untuk pengajaran islam dalam segi sejarah, tidak hanya
dalam al-quran juga terdapat dalam riwayat – riwayat hadis banyak sekali
yang membahas tentang sejarah tentang nabi dan nabi-nabi terdahulu.
Nabi saw. Di dalam sejarah sering sekali ketika menjelaskan atau
mengajarkan kepada sahabatnya dengan bercerita. Cara bercerita ini sudah
di kenal kan di dalam al - quran yaitu dalam surah al-Hud ayat 120 yang
artinya “Dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah
kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini
telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi
orang-orang yang beriman”. Oleh karena itu perlu seoarang pendidik agama
islam melakukan pembelejaran dengan cara bercerita terutama pada materi
SKI di madrasah atau sekolah.
Dalam metode bercerita ada cara dan langakah-langkah yang harus
di ketahui oleh seoramg pendidik agama islam terutama pada mata pelajara
SKI. Pada makalah ini akan kami jelaskan bagaiamana metode bercerita dan
analisis metode dengan materi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari metode Bercerita ?
2. Bagaimana langkah-langakah dari metode Bercerita ?
3. Apa kelebihan dan kekurangan dari metode Bercerita ?
4. Bagaimana analisis dari Metode dengan Materi ?

2
C. Tujuan Masalah
1. Memahami pengertian metode ercerita
2. Mengetahui langkah-langkah metode bercerita
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan metode bercerita
4. Mengetahui analisis dari metode dan materi

3
BAB II

PEMBEHASAN

A. Pengertian Metode Bercerita


Metode bercerita adalah metode pembelajaran penyampaian atau
penyajian materi secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak
didik. Kegiatan pembelajaran metode bercerita dilaksanakan dalam upaya
memperkenalkan, memberikan keterangan, atau penjelasan tentang hal-hal
baru dengan tujuan menyampaikan pembelajaran yang dapat
mengembangkan berbagai kompetensi dasar (Dhieni, 2008: 66). Menurut
Hartono, (2006) Bercerita adalah menyampaikan serangkaian peristiwa
yang dialami oleh sang tokoh. Tokoh dalam cerita dapat berupa manusia,
binatang, dan makhluk-makhluk lain, baik tokoh nyata maupun tokoh-tokoh
rekaan.
Adapun dari segi istilah sebagaimana menurut Gorden dan Brown
dan di kutip oleh Otib Satibit Hidayat Bercerita adalah cara menerusakan
warisan budaya dari satu generasi ke generasi selanjutnya (Hidayat,
2006:417). Bercerita dapat juga di artikan sebagai sarana untuk
menyampaikan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat. Seseoarang
yang bisa mendongeng dapat memberikan ketertarikan bagi di pendengar
sebagai sesuatu yang menarik dalam hidup.
Sementara Samsul Nizar dan Zaenal Efendi Hasibuan menyebutkan
metode bercerita ini dengan metode kisah yang digambarkan sebagai
metode dengan menggunakan cerita-cerita yang dapat menghubungkan
materi pelajaran dengan kajian masa lampau agar lebih dapat dan mudah
dipahami oleh peserta didik dalam alam lebih nyata (Nizar & Hasibuan,
2011: 78).
Menurut Poerwadarminta, seperti dikutip Samsul Nizar dan Zaenal
Efendi Hasibuan (2011: 78), metode bercerita mengandung arti suatu cara
dalam menyampaikan materi pelajaran dengan menuturkan secara
kronologis tentang bagaimana terjadinya sesuatu hal baik yang sebenarnya

4
terjadi ataupun hanya rekaan saja. Metode bercerita sangat dianjurkan
dalam upaya pembinaan akhlak peserta didik. Melalui cerita -cerita tersebut
peserta didik diharapkan memiliki akhlak mulia sesuai dengan akhlak dan
sikap teladan -cerita tersebut peserta didik diharapkan memiliki akhlak
mulia sesuai dengan akhlak dan sikap teladan yang terdapat pada suatu kisah
yang dikisahkan.
Dengan demikian guru yang menggunakan metode bercerita dalam
pembelajaran SKI yang bersumber dari al-Qur’an maupun Hadis akan
menjadi semacam kilas balik di mana murid-murid dapat bercermin tentang
kejadian masa lalu sambil melihat pada masa sekarang. Peserta didik dapat
mengambil pelajaran dari kisah - kisah tersebut sekaligus memetik hikmah
untuk perbaikan dirinya di masa depan. Metode bercerita ini tampaknya
efektif dipergunakan dalam pengajaran sejarah Isalam karena dapat
merangsang perasaan peserta didik dengan bercermin pada sejarah sehingga
mereka dapat memposisikan siapa dirinya dan apa yang telah diperbuat.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat ditegaskan di sini
bahwa metode bercerita dalam pembelajaran PAI adalah cara penyajian
materi pembelajaran secara lisan dengan menceritakan peristiwa sejarah
hidup manusia di masa lampau yang menyangkut ketaatan untuk diteladani
atau kemungkaran untuk ditinggalkan yang bersumber dari al-Qur’an dan
al-Hadits menggunakan alat peraga pendidikan untuk meningkatkan
pemahaman dan pembinaan kepribadian peserta didik.
B. Langakah – Langkah Metode Bericerita
Menurut Dhien (2009), berdasarkan jenis media yang digunakan,
metode bercerita dibagi menjadi beberapa bentuk, diantaranya yaitu:
Pertama: Bercerita tanpa alat peraga yaitu kegiatan bercerita yang
dilakukan oleh guru atau orang tua tanpa menggunakan media atau alat
peraga yang diperlihatkan pada anak. Bercerita tanpa alat peraga adalah
bentuk cerita yang mengandalkan kemampuan pencerita dengan
menggunakan mimik (ekspresi muka), pantomim (gerak tubuh), dan vokal
pencerita sehingga yang mendengarkan dapat menghidupkan kembali

5
dalam fantasi dan imajinasinya. Guru harus memperhatikan ekspresi wajah,
gerak-gerik tubuh, dan suara guru harus dapat membantu fantasi anak untuk
mengkhayalkan hal-hal yang diceritakan guru.
Ke dua: Metode bercerita dengan alat peraga adalah metode
bercerita menggunakan media atau alat pendukung untuk memperjelas
penuturan cerita yang akan disampaikan. Bercerita dengan menggunakan
alat peraga merupakan bentuk bercerita yang mempergunakan alat peraga
bantu untuk menghidupkan cerita. Fungsi alat peraga tersebut yaitu untuk
menghidupkan fantasi dan imajinasi sehingga terarah sesuai dengan yang
diharapkan si pencerita. Bentuk bercerita dengan alat peraga terbagi
menjadi dua, yaitu alat peraga langsung dan alat peraga tidak langsung
1. Alat peraga langsung, yaitu menggunakan benda asli atau benda
sebenarnya, seperti bunga,
2. Alat peraga tak langsung, yaitu menggunakan benda-benda yang bukan
alat sebenarnya, seperti benda tiruan, gambar, papan flanel,
membacakan cerita, sandirwara boneka.
Metode pembelajaran bercerita memiliki langkah – langkah dengan
banyak versi, pada umumnya hampir sama. Pada langakah – langkah
metode bercerita ini Menurut Tarigan (2008), terdapat beberapa langkah
yang harus dilakukan dalam pelaksanaan metode bercerita yaitu sebagai
berikut:
1. Menentukan Topik Cerita yang Menarik
Topik merupakan pokok pikiran atau pokok pembicaraan. Pokok
pikiran dalam cerita harus menarik agar pendengar tertarik dan senang
dalam mendengarkan cerita. Contoh topik cerita: pendidikan, sumber
daya alam, kejujuran, persahabatan dan sebagainya.
2. Menyusun Cerita Dengan Mengumpulakan Bahan – Bahan
Kerangka cerita merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis
besar dari suatu cerita. Dalam menyusun kerangka cerita, harus
mengumpulkan bahan-bahan seperti dari buku, majalah, koran,
makalah dan sebagainya, untuk memudahkan dalam merangkai suatu

6
cerita. Contoh kerangka cerita dengan topik persahabatan: 1) Ada dua
orang bersahabat, 2) Dua orang sahabat berselisih paham, dan 3)
Penyelesaian masalah & kembali bersahabat.
3. Mengembangkan Kerangka Cerita
Kerangka cerita yang sudah dibuat kemudian dikembangkan sesuai
dengan pokok-pokok cerita. Contoh pengembangan kerangka cerita ada
2 orang bersahabat sejak lama. Namanya Dina dan Ely. Mereka saling
membantu satu sama lain. Saat Dina sedang mengalami kesulitan, Ely
selalu membantu dan menghibur Dina. Begitupun sebaliknya, saat Ely
sedang mengalami kesulitan, Dina selalu membantu & menghibur Ely.
4. Menyusun Teks Cerita
Penyusunan teks cerita dilakukan dengan menggabungkan poin-poin
dari kerangka cerita yang telah dikembangkan dengan memperhatikan
keterkaitan antar poin. Contohnya yaitu menggabungkan
pengembangan kerangka cerita poin 1 sd 3 yang telah dijelaskan di atas
sehingga menjadi sebuah teks cerita yang baik.
Adapun beberapa pendapat lain menganai pelaksanaan metode
Bercerita menurut Syahraini Tambak di dalam jurnalnya (At-Thariqoh)
tentang metode Bercerita, yang mendesain metode Bercerita sebasgai
berikut :
1. Menetapkan tujuan
2. Memilih jenis cerita
3. Menyiapkan Alat Peraga
4. Memperhatikan posisi duduk
5. Menarik Perhatian Siswa
6. Menceritakan isi cerita
7. Menyimpulkan hasil cerita
8. Evaluasi
9. Tindak Lanjut

Adapun langkah-langkah menurut syamsidah di dalam bukunya


yang bernama “100 metode pembelajaran”yaitu ada enam (6) :

7
1. Mengkomunikasikan tema dan tujuan
2. Mengatur tempat duduk
3. Sebagai pembukaan guru menggali pengalaman pengalaman peserta
didik dalam kegiatan yang berkaitaan dengan peristiwa cerita.
4. Mengembangkan cerita yang dituturkan guru
5. Menetapkan cara bertutur agar dapat menggetarkan perasaan peserta
didik
6. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan isi
cerita.(syamsidah, 2017:131)

Jadi dalam kegiatan bercerita perlu adanya persiapan serta langkah-


langkah yang matang sebelum memulai bercerita agar metode bercerita
dapat berlangsung dengan baik.

C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Bercerita


Metode bercerita ini juga memiliki kelebihan kekurangan dan
setiap metode pembelajaran pasti memiliki kelebhihan dan kekurangan nya
masing - masing Metode bercerita memiliki beberapa kelebihan atau
keunggulan, yaitu sebagai berikut:
1. Kisah dapat mengaktifkan dan membangkitkan semangat anak didik.
Karena anak didik akan senantiasa merenungkan makna dan mengikuti
berbagai situasi kisah, sehingga anak didik terpengaruh oleh tokoh dan
topik kisah tersebut.
2. Mengarahkan semua emosi sehingga menyatu pada satu kesimpulan
yang terjadi pada akhir cerita.
3. Kisah selalu memikat, karena mengundang untuk mengikuti
peristiwanya dan merenungkan maknanya.
4. Dapat mempengaruhi emosi. Seperti takut, perasaan diawasi, rela,
senang, sungkan, atau benci sehingga bergelora dalam lipatan cerita.

Metode bercerita memiliki beberapa kekurangan atau kelemahan,


yaitu sebagai berikut:

8
1. Pemahaman anak didik akan menjadi sulit ketika kisah itu telah
terakumulasi oleh masalah lain.
2. Bersifat monolong dan dapat menjenuhkan anak didik.
3. Sering terjadi ketidak selarasan isi cerita dengan konteks yang
dimaksud sehingga pencapaian tujuan sulit diwujudkan
4. Pemahaman peserta didik menjadi sulit ketika cerita itu telah
terakumulasi oleh masalah lain
5. Waktu terbuang apabila isi cerita kurang tepat
Dapat di simpulkan bahwa Metode bercerita memiliki kelebihan
yang memengaruhi emosi peserta didik dalam memhami pelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran bercerita, karena peserta didik bisa
memahami situasi alur cerita yang di sampaikan oleh guru tergantung
bagaiamana mengimplementasiakannya metode ini dengan baik.
D. Analisis Metode dengan Meteri
Implementasi metode pembelajaran metode bercerita perlu ada
analisis dengan materi yang digunakan untuk metode ini, agar mengetahui
bagaimana kecocokan dan efektifitas metode dengan materi yang di pakai,
oleh karena itu perlu pemilihan yang tepat pelajaran atau bab apa yang
cocok dengan metode bercerta ini.
Materi yang akan di gunakan dengan metode ini yaitu salah satu
materi dari pelajaran SKI dalam praktek metode ini sangat cocok di gunakan
dengan materi ski karena pelajarannya yang meliputi sejarah, sehingga perlu
seorang guru mengetahui metode bercerita dalam penerapanyya
menyampaikan pelajaran SKI.
Dalam implementasinya metode ini dengan pelajaran SKI sangat
berpangaruh salah satunya adalah siswa menjadi lebih tertarik dengan
pembawaan bercerita sehingga siswa dapat menjiwa dari sejarah yang di
ceritakan, tapi harus dengan persiapan yang matang seperti pengadaan alat
peraga atau alat pendukung lainnya, jadi perlu seorang guru mempersiapkan
alat peraga yang sesuai dengan cerita yang di sampaiakan atau
penggunanaan media yang tepat.

9
Cerita atau pelajaran harus di kuasi benar oleh sang guru karena agar
mendapatkan penjiwaan, tata bahasa yang tepat sehingga siswa dapat
mendengarkan atau memperhatikan dengan baik karena dalam metode ini
tujuannya adalah perkembanagan sosial, aspek perkembangan emosi, aspek
perkembangan kognitif, aspek perkembangan moral dan bahasa.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode bercerita dalam pembelajaran PAI adalah cara penyajian
materi pembelajaran secara lisan dengan menceritakan peristiwa sejarah
hidup manusia di masa lampau yang menyangkut ketaatan untuk diteladani
atau kemungkaran untuk ditinggalkan. dalam kegiatan bercerita perlu
adanya persiapan serta langkah-langkah yang matang sebelum memulai
bercerita agar metode bercerita dapat berlangsung dengan baik.
Metode bercerita memiliki kelebihan yang memengaruhi emosi
peserta didik dalam memhami pelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran bercerita, karena peserta didik bisa memahami situasi alur
cerita yang di sampaikan oleh guru tergantung bagaiamana
mengimplementasiakannya metode ini dengan baik.
B. Saran
Dari makalah ini di harapklan calon pendidik bisa memahami
metode bercerita ini mengtahui prinsip dan tujuan dari pembelajaran dan
sebagai pelajar berharap untuk menekuni pemebelajaran yang harus di capai
semoga penulisan mendapatkan komentar dan arahan dari mahasiswa lain
terutama terhadap dosen sebagai perbaikan bersama karena kami sadar
bahwa dalam penulisan pasti ada ketidak kesempurnaan.

11
DAFTAR PUSTAKA
Dhieni, Nurbiana, et. al., 2008.Materi Pokok Metode Pengembangan
Bahasa,cet. 8.Jakarta: Universitas Terbuka.
Hartono. 2005. Pelatihan Pelatihan Penulisan Cerita atau Dongeng dan
Teknik Penyajiannya sebagai Media Pembelajaran Budi Pekerti bagi Guru Taman
Kanak-kanak Kodya Yogyakarta. Yogyakarta: UNY Press.
Hidayat, Otib Satibi. 2006. Materi Pokok Metode Pengembangan Moral dan
Nilai-Nilai Agama,cet. 6.Jakarta: Universitas Terbuka.
Nizar, Samsul dan Zaenal Efendi Hasibuan. 2011.Hadis Tarbawi:
Membangun Kerangka Pendidikan Ideal Perspektif Rasulullah, cet. ke -1. Jakarta:
Kalam Mulia.
Dhien, Nurbiana, dkk. 2009. Materi Pokok Metode Pengembangan Bahasa.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tambak. 2016. Jurnal Al – Thoriqoh. Metode Bercerita Dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Universitas Islam Riau Pekanbaru. (di
akses pada tanggal 6 desember 2022)
Syamsidah. 2017. 100 Metode Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish.

12
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP Nuruttauhid

Sekolah : SMPN Nuruttauhid


Mata Pelajaran : SKI
Kelas/Semester : VII/1
Pertemuan Ke- : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 × 40 menit (1× Pertemuan)
Standar Kompetensi : Berbicara
6. Mengekspresikan pikiran dan perasaan
melaluikegiatan bercerita.
Kompetensi Dasar : 6.1 Memahami cerita, Mengahayati,
Memahami kosa kata dengan baik,
mendeskripsikan cerita.
A. Tujuan
Pembelaj
aran
Pertemu
an
Pertama
 Peserta didik mampu memahami cerita, memahmi kosa
kata dan mendeskripsikan cerita

B. Karakter siswa yang diharapkan:


1. Dapat dipercaya
2. Rasa hormat dan perhatian
3. Tekun
4. Tanggung jawab
5. Berani
6. Ketulusan
C. Materi Ajar
Penyampaian Cerita Sejarah Islam

13
D. Metode Pembelajaran
1. Bercerita
2. Peragaan
3. Inkuiri
4. Diskusi
E. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
Apersepsi:
a. Seoarang guru menjelaskan pembelajaran dan cerita
yang akan di ajarkan

b. Menetapakn tujuan pembelajaran kepeda peserta didik

c. Mengembangkan kerangka cerita

d. Menyusun teks cerita


Motivasi:
e. Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab
tentang cerita yang menarik
2. Kegiatan Inti
Mengkomunikasikan tema dan tujuan:
Dalam kegiatan ini, guru:
a. mampu menjelaskan tema dan tujuan yang akan di
ajarkan;
b. mampu mengkolaborasiakan pelajaran dengan cerita
Mengatur tempat duduk:
a. guru dapat memperhatikan tempat duduk peseta didik agar
dapat memperhatiakan guru dalam mempergakan cerita;

b. Mengatur posisi duduk dengan baik


Sebagai guru pembukaan guru menggali pengetahuan peserta didik
menganai cerita yang di ajarkan:
a. guru memberikan umpan balik positif dan penguatan

14
dalam bentuk lisan, tulisan, pertanyaan menganai cerita
yang di ajarkan;

mengemangkan cerita yang di tuturkan guru:

a. guru menceritakan kepada siswa dengan kata dan


intonasi yang baik;

b. guru memanfaatkan alat peraga dalam bercerita.

Menetapkan cara bertutur agar dapat menggetarkan perasaan


peserta didik

Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan isi


cerita:

a. Mengajukan pertanyaan menganai cerita yang di


sampaikan

b. Memilih salah satu siswa untuk mendeskripsiakn cerita

c. Menyimpulkan isi cerita guru dengan siswa.


3. Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan penutup:
a. guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau
sendiri membuat rangkuman atau simpulan pelajaran;
b. guru melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan
terprogram;
c. guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran;
d. guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan
konseling atau memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta

15
didik;
e. guru menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya;
f. peserta didik mendapat tugas untuk berlatih bercerita.
F. Media Pembelajaran
1. Perpustakaan
2. Buku-buku yang berisi cerita
3. Buku teks
4. Alat peraga

16

Anda mungkin juga menyukai