Anda di halaman 1dari 12

DESAIN DAN PRAKTEK METODE BERCERITA DALAM PAI

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metode Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu: Marpuah, M.M. Pd

Disusun Oleh:

Bilqis Rifayani Shaqinah 21.03.2966

Ilham Maulana Ihsan 21.03.2830

Indrawan Taher 21.03.2930

Nefia Auliasyah 21.03.2875

Rizky Muhammad setiadi 21.03.2960

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) PERSIS BANDUNG

2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, rasa syukur kami haturkan kepada Allah SWT, yang mana berkat karunia-
Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik, lancar dan tepat pada waktunya. Makalah
berjudul “Desain dan Praktek Metode Bercerita dalam PAI”.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok Metode


Pembelajaran PAI dari Dosen pengampu mata kuliah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai penulis dan umumnya bagi para
pembaca.

Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Marpuah, M., M. Pd. selaku
Dosen mata kuliah Metode Pembelajaran PAI , kepada kedua Orang Tua dan teman-teman
seperjuangan. Tidak lupa pula bagi pihak-pihak lain yang terlibat dalam penulisan makalah ini,
kami juga ucapkan terima kasih

Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari
itu, kami meminta maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam penulisan maupun isi dalam
makalah ini. kami berharap, agar para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun, agar ke depan kami dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga dengan adanya makalah
ini, dapat menjadi manfaat bagi kami, khususnya, sebagai penulis dan umumnya bagi para
pembaca sekalian.

Bandung, 27 Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

A. Rumusan Masalah.................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................1

BAB II.............................................................................................................................................2

PEMBAHASAN..............................................................................................................................2

A. Pengertian Metode Pembelajaran PAI..................................................................................2

B. Kedudukan Mempelajari Metode Pembelajaran PAI...........................................................3

C. Fungsi Metode Pembelajaran PAI........................................................................................4

BAB III............................................................................................................................................6

PENUTUP.......................................................................................................................................6

Kesimpulan..................................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rumusan Masalah
Salah satu problematika dalam pelaksanaan pendidikan yaitu pada aspek
metodologi dan media-media pembelajaran. Kurangnya media serta variasi metode
pembelajaran menyebabkan Guru masih bersifat normatif, teoritis dan kognitif yang
mana kurang mampu mengaitkan serta berinteraksi dengan siswa, sehingga masalah di
atas guru ketika mengajar di kelas menjadi monoton dalam penggunaan metode, maka
guru perlu mempelajari dan mengkombinasikan dengan metode lain. Di antaranya
Metode Bercerita dalam kegiatan pembelajaran. Metode Bercerita ini relatif efektif
diterapkan pada siswa kelas 8 dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. khususnya
pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam . Menurut Abuddin Nata : “Metode
Bercerita adalah suatu metode yang mempunyai daya tarik yang menyentuh perasaan
anak. Islam menyadari sifat alamiah manusia untuk menyenangi cerita yang pengaruhnya
besar terhadap perasaan. Dalam metode ini teknik yang digunakan adalah
mengungkapkan peristiwa- peristiwa bersejarah yang bersumber dari materi ajar dan
berbagai sumbersumber media lain. Seperti Al-Qur’an, Hadis, jurnal-jurnal, dan
mediamedia lain yang berkaitan dengan perkembangan Sejarah Kebudayaan Islam.
Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Pengalaman belajar di sekolah harus fleksibel dan tidak
kaku, serta perlu menekankan pada kreativitas, rasa ingin tahu, bimbingan dan
pengarahan ke arah kedewasaan.1 Penggunaan metode yang tepat akan sangat
menentukan efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan
metodemetode lain yang berpusat pada guru, serta lebih menekankan pada interaksi
dengan peserta didik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Desain dan Metode?
2. Apa pengertian dari Bercerita?
3. Bagaimana Korelasi metode bercerita dengan PAI?
4. Bagaimana kelebihan dan kekuragan metode bercerita?
1
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, Cet-Ketujuh, 2008), h. 107.

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Desain dan Metode
2. Untuk mengetahui pengertian dari Bercerita
3. Untuk mengetahui korelasi metode bercerita dengan PAI
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode bercerita

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode

Secara amum, masyarakat menyebut kata "metode dengan kata "cara". Sebagai salah satu
kata ilmiah, kata "metode" biasa dilafalkan dan dipakai oleh kalangan dunia pendidikan,
khususnya di lingkungan institusi perguruan tinggi. Kata metode merupakan berasal dari bahasa
Yunani methodos" yang memiliki arti cara atau jalan yang ditempuh. Berhubungan dengan
sistem ilmiah, maka metode berkaitan masalah cara kerja untuk bisa memahami objek yang
menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan

Menurut para ahli yaitu menurut Sudjana Metode adalah perencanaan secara menyeluruh
untuk menyajikan materi pembelajaran bahasa secara teratur, tidak ada satu bagian yang
bertentangan dan semuanya berdasarkan pada suatu pendekatan tertentu.2

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia/KBBI (2020) pengertian metode adalah : 3

1. Cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai
dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan
suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan
2. Sikap sekelompok sarjana terhadap bahasa atau linguistik, misalnya metode preskriptif
dan komparatif;
3. Prinsip dan praktik pengajaran bahasa, misalnya metode langsung dan metode
terjemahan.
D.

B. Pengertian Bercerita
Bercerita adalah sebuah kegiatan menyampaikan sebuah kisah atau cerita kepada anak-
anak. Kisah/cerita disampaikan melalui kata-kata, bisa diselingi lagu atau humor lucu. Bercerita
adalah sebuah kegiatan seru! Sebab, semua anak di seluruh dunia menyukai kegiatan ini. Anak-
anak lebih suka jika cerita disampaikan oleh ibu, ayah, paman, bibi bahkan nenek dan kakek
2
Puji Yuniarti, Metode Penelitian Sosial ( Jawa Tengah : PT Nasya Expanding Management Penerbit NEM 2023)
h.1

3
KBBI

3
mereka. Anak-anak juga merasa senang di dalam kelasnya, jika para guru/pamong juga bercerita
setiap hari.4
Menurut Hidayat (dalam Rahayu,2013:80) bercerita merupakan aktivitas menuturkan
sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan, pengalaman, atau kejadian yang sungguh-sungguh
terjadi maupun hasil rekaan.5
Berikut ini terdapat beberapa manfaat Bercerita, yaitu:
Jika ibu dan ayah bercerita, pasti ia akan duduk tenang dan konsentrasi penuh pada cerita
yang disampaikan. Nah, duduk tenang, konsentrasi dan mendengarkan secara cermat adalah
sebuah ketrampilan bagi para batita (bawah tiga tahun) dan balita (bawah lima tahun).
Mendengar itu sama pentingnya dengan berbicara. Kelak ketika si kecil sudah besar, ia akan
mampu mendengarkan guru di kelas dengan baik dan benar. 6
Selain itu, anak tanpa sadar, mempelajari kata-kata baru dari cerita cerita yang
disampaikan. Mulai dari kata-kata yang mudah hingga yang sulit. Kalau sudah punya banyak
simpanan kata-kata, otomatis si kecil menjadi lebih pandai berbicara ketimbang anak yang tidak
pernah mendengar cerita dari keluarganya. Ibu dan ayah pasti akan bangga sekali mendengar
“ocehan” si kecil dengan kata kata barunya.
Mendengarkan cerita juga memberikan rangsangan kepada anak untuk memperoleh cerita
baru setiap hari. Si kecil akan semangat belajar membaca, karena anak menyadari akan
mendapatkan banyak cerita baru jika ia sudah bisa membaca. Pada saat anak belajar membaca,
ibu dan ayah harus lebih 8 Bercerita Pada Anak giat lagi bercerita, supaya anak lebih semangat
lagi belajar membaca. Begitu anak sudah bisa membaca huruf dan merangkai kata, maka ia akan
rajin membaca cerita dengan sendirinya. Kalau anak sudah rajin membaca, maka tidak akan sulit
bagi dirinya untuk membaca buku pelajaran di sekolah jika sudah besar. Karena otaknya sudah
terbiasa meramu kata dan kalimat yang mengandung sebuah arti atau makna.
Mendengar, berbicara dan membaca adalah tiga ketrampilan penting untuk batita dan
balita. Dengan demikian anak sudah memiliki modal dasar yang baik untuk menghadapi jenjang
sekolah yang lebih tinggi.7
4
Putri Soehendro, Bercerita Pada Anak (Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional, 2011), hal. 5
5
Dalam https://repository.um-surabaya.ac.id/1596/3/BAB_II.pdf Tidak diterbitkan Hal 8
6
Putri Soehendro, Bercerita Pada Anak (Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional, 2011), hal. 7

7
Ibid

4
Penelitian menunjukkan anak yang sering mendengar cerita pada masa balita akan sukses
menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Karena, anak menjadi terbiasa mendengar
kalimat-kalimat panjang dan mencernanya menjadi sebuah arti.8
C. Korelasi Metode Bercerita dengan PAI
1. Efektivitas Metode Bercerita dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Keagamaan
dalam PAI
Penelitian dapat dilakukan untuk mengevaluasi sejauh mana penggunaan metode
bercerita dalam pembelajaran PAI dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-
konsep keagamaan seperti akhlak, ibadah, sejarah agama, dan prinsip-prinsip Islam lainnya.
Studi dapat membandingkan tingkat pemahaman siswa yang menggunakan metode bercerita
dengan siswa yang mendapat pembelajaran PAI melalui metode konvensional seperti ceramah
atau diskusi.

Metode bercerita juga dapat menciptakan pengalaman yang lebih mendalam bagi siswa,
karena mereka dapat mengalami secara emosional perjuangan dan kesuksesan tokoh-tokoh
dalam kisah keagamaan. Dengan demikian, siswa tidak hanya memahami konsep-konsep
keagamaan secara intelektual, tetapi juga menginternalisasikan nilai-nilai tersebut secara pribadi.
Hal ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan koneksi yang lebih dalam dengan ajaran
Islam dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Lebih dari itu, penggunaan metode
bercerita memungkinkan siswa untuk belajar dengan cara yang lebih aktif dan partisipatif, karena
mereka terlibat dalam proses mendengarkan, berpikir, dan merespons cerita-cerita tersebut.
Dengan demikian, metode bercerita bukan hanya meningkatkan pemahaman konsep keagamaan
dalam PAI, tetapi juga memfasilitasi pengalaman pembelajaran yang berarti dan mendalam bagi
siswa, membantu mereka untuk tumbuh dan berkembang secara holistik dalam pemahaman dan
praktik keagamaan mereka.

2. Pengaruh Metode Bercerita terhadap Minat dan Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran
PAI
Penelitian juga dapat mengkaji bagaimana penggunaan metode bercerita dalam
pembelajaran PAI memengaruhi minat dan keterlibatan siswa terhadap materi pelajaran. Faktor-
faktor seperti keasikan, daya tarik narasi, dan identifikasi dengan tokoh-tokoh atau cerita dalam
Islam dapat menjadi fokus penelitian untuk mengetahui sejauh mana metode ini dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar PAI.

Pengaruh metode bercerita terhadap minat dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) sangat signifikan. Dengan memanfaatkan daya tarik cerita,
metode ini mampu menarik perhatian siswa dan menciptakan pengalaman pembelajaran yang
8
Putri Soehendro, Bercerita Pada Anak (Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional, 2011), hal. 8

5
menyenangkan. Cerita-cerita tentang kehidupan nabi, kisah-kisah para sahabat, atau peristiwa
penting dalam sejarah Islam dapat menjadi sumber minat yang besar bagi siswa. Selain itu,
penggunaan cerita juga menciptakan koneksi emosional, memungkinkan siswa untuk merasakan
hubungan yang lebih mendalam dengan materi pelajaran. Ini berkontribusi pada peningkatan
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, karena mereka merasa terlibat secara pribadi
dengan cerita dan nilai-nilai yang disampaikan. Diskusi dan interaksi yang muncul dari cerita-
cerita ini juga membantu memperkuat keterlibatan siswa dengan pembelajaran PAI,
memungkinkan mereka untuk berbagi pemikiran, refleksi, dan pengalaman. Dengan demikian,
metode bercerita bukan hanya meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran PAI, tetapi juga
meningkatkan keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran secara keseluruhan.

3. Pengaruh Metode Bercerita terhadap Pembentukan Nilai dan Sikap Sosial dalam Konteks
Keislaman
Selain memahami konsep-konsep keagamaan, penelitian juga dapat mengevaluasi
dampak penggunaan metode bercerita dalam pembelajaran PAI terhadap pembentukan nilai-nilai
dan sikap sosial siswa yang sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini meliputi pengembangan sikap
toleransi, kepedulian sosial, kepemimpinan yang adil, dan nilai-nilai lain yang penting dalam
Islam. Dengan menggunakan alat ukur yang sesuai, penelitian dapat mengidentifikasi perubahan
sikap dan nilai yang signifikan setelah penerapan metode bercerita dalam pembelajaran PAI.

Sebagai contoh, seorang guru PAI memanfaatkan cerita tentang kehidupan Umar bin
Khattab untuk mengajarkan nilai keadilan dalam Islam kepada siswa. Melalui cerita tersebut,
siswa diajak untuk merenungkan prinsip-prinsip keadilan dan bagaimana mereka dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah mendengarkan cerita dan berdiskusi,
siswa diberi tugas untuk menulis esai reflektif dan berpartisipasi dalam proyek sosial. Dengan
demikian, cerita ini tidak hanya menyampaikan konsep keadilan, tetapi juga membentuk sikap
dan nilai-nilai sosial siswa yang sesuai dengan ajaran Islam.

D. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Bercerita

kelebihan dan kekurangan metode bercerita Kelebihanya antara lain:

1. Dapat menjangkau jumlah anak yang relatif lebih banyak


2. Waktu yang disediakan dapat dimanfaatkan dengan efektif dan efisien
3. Pengaturan kelas menjadi lebih sederhana
4. Guru dapat menguuasai kelas dengan lebih mudah
5. Secara relatif tidak banyak memerlukan biaya
Kekuranganya antara lain:

6
1. Anak didik menjadi fasif,karena lebih banyak mendengarkanatau menerima penjelasan
dari guru (dapat diatasi denganmembagi waktu bercerita atau memberikan kesempatan
yangsama untuk anak bercerita kembali)
2. Kurang merangsang perkembangan kreativitas dan kemampuan siswa untuk
mengutarakan pendapatnya
3. Daya serap atau daya tangkap anak didik berbeda dan masih lemah sehinggasukar
memahami tujuan pokok isi cerita9

BAB III
PENUTUP

9
Mega Nurrizalia Pengelolaan pendidikan Anak Usia Dini Jalur Non Formal (Palembang : Bening Media
Publishing 2022 ) h.72

7
Kesimpulan
1. Menurut para ahli yaitu menurut Sudjana Metode adalah perencanaan secara menyeluruh
untuk menyajikan materi pembelajaran bahasa secara teratur, tidak ada satu bagian yang
bertentangan dan semuanya berdasarkan pada suatu pendekatan tertentu.
2. Bercerita adalah sebuah kegiatan menyampaikan sebuah kisah atau cerita kepada anak-
anak. Kisah/cerita disampaikan melalui kata-kata, bisa diselingi lagu atau humor lucu.
Bercerita adalah sebuah kegiatan seru! Sebab, semua anak di seluruh dunia menyukai
kegiatan ini. Anak-anak lebih suka jika cerita disampaikan oleh ibu, ayah, paman, bibi
bahkan nenek dan kakek mereka. Anak-anak juga merasa senang di dalam kelasnya, jika
para guru/pamong juga bercerita setiap hari.
3. a. Efektivitas Metode Bercerita dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Keagamaan
dalam PAI
b. Pengaruh Metode Bercerita terhadap Minat dan Keterlibatan Siswa dalam
Pembelajaran PAI
c. Pengaruh Metode Bercerita terhadap Pembentukan Nilai dan Sikap Sosial dalam
Konteks Keislaman
4. a. Dapat menjangkau jumlah anak yang relatif lebih banyak
b. Waktu yang disediakan dapat dimanfaatkan dengan efektif dan efisien
c. Pengaturan kelas menjadi lebih sederhana

8
DAFTAR PUSTAKA

Putri Soehendro, Bercerita Pada Anak (Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian
Pendidikan Nasional, 2011)
https://repository.um-surabaya.ac.id/1596/3/BAB_II.pdf Tidak diterbitkan
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan
(Bandung: PT Remaja Rosda Karya, Cet-Ketujuh, 2008)
Puji Yuniarti, Metode Penelitian Sosial ( Jawa Tengah : PT Nasya Expanding Management
Penerbit NEM 2023)
Mega Nurrizalia Pengelolaan pendidikan Anak Usia Dini Jalur Non Formal (Palembang :
Bening Media Publishing 2022 )

Anda mungkin juga menyukai