Anda di halaman 1dari 9

Nama : Puput Pitriani

NIM : 501200030
Kelas : Akuntansi 3-Pagi

TUGAS (9) BAHASA INDONESIA

Soal :
1. Uraikanlah/Berikan penjelasan hakikat atau pengertian dari KaLimat!
2. Uraikanlah/Berikan penjelasan mengenai Unsur-unsur dari kalimat (S-P-O-Pel-Ket)!
3. Uraikanlah/Berikan penjelasan mengenai perbedaan Kalimat Langsung dan Kalimat
tidak Langsung!
4. Uraikanlah/Berikan penjelasan mengenai perbedaan Kalimat Tunggal dan Kalimat
Majemuk!
5. Uraikanlah/Berikan penjelasan pula mengenai Kalimat berdasarkan fungsi Isinya!
6. Kerjakanlah untuk menentukan Pola Kalimat dari 12 (dua belas) kalimat yang
terdapat pada silde terakhir (Slide 24) dari materi tata kalimat yang sudah anda unduh.
(anda tinggal memberi tanda (S/P/O/Pel/Ket) dari setiap kata dalam kalimat
tersebut)

Jawaban :

1. Pengertian dan Hakikat Kalimat


 Pengertian Kalimat
Kalimat adalah gabungan kata ataupun frasa yang mempunyai struktur minimal
subjek (S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran sehingga
memiliki arti ataupun makna.
 Hakikat Kalimat
- Kalimat adalah satuan Bahasa terkecil yang berupa klausa, yang dapat berdiri
sendiri dan mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan.
- Menurut Tim Penulis Bahasa Indonesia UNEJ, Kalimat adalah suatu bagian
yang selesai dan menunjukkan pikiran yang lengkap.
- Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru, dan di dalamnya disertakan pula
berbagai tanda baca seperti koma, titik koma, ataupun titik dua. Kelengkapan
unsur sebuah kalimat sangat menentukan kejelasan makna sehingga sebuah
kalimat minimal harus terdiri atas subjek dan predikat.

2. Unsur-unsur dari kalimat (S-P-O-Pel-Ket)


1) Subjek (S)
- Subjek adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, sosok (benda), sesuatu
hal, atau masalah yang menjadi pangkal pembicaraan. Subjek biasanya diisi kata
benda, frasa atau klausa.
- Pada umumnya subjek pada suatu kalimat diduduki oleh kata benda atau kata
lain yang mengalami proses pembendaan, atau kata lain yang setelah menduduki
jabatan ini akan dianggap atau digolongkan menjadi kata benda.
- Kata membaca dan menyanyi dilihat dari bentuknya adalah kata kerja, akan
tetapi dalam kedua kalimat tersebut, masing-masing kata itu dianggap sebagai
kata benda;
- Untuk mencari subjek pada sebuah kalimat kita dapat menggunakan pertanyaan
siapa atau apa.
2) Predikat (P)
- Predikat adalah bagian kalimat yang memberitahu suatu tindakan atau keadaan
yang sedang dilakukan subjek (pelaku).
- Predikat adalah unsur inti dari suatu kalimat, predikat biasanya berisi kata kerja,
kata keterangan, atau kata penggolong yang menerangkan subjek.
- Ciri-ciri Predikat dalam sebuah kalimat yaitu sebagai berikut:
1) Jawaban atas pertanyaan mengapa dan bagaimana;
2) Berupa kata adalah/ialah;
3) Dapat diingkarkan;
4) Dapat disertai kata telah, sudah, belum, akan, dan sedang.
- Berdasarkan jenis kata yang menduduki fungsi predikat
- Berdasarkan bentuk kata kerja yang menduduki fungsi predikat kalimat dapat
dibedakan menjadi:
a) Kalimat Aktif adalah kalimat yang predikatnya kata kerja aktif. (Subjek
Melakukan Sesuatu).
Contoh kalimat: Resti sedang menyiram tanaman
b) Kalimat Pasif adalah kalimat yang predikatnya terdiri dari kata kerja pasif.
(Subjeknya dikenai suatu pekerjaan).
- Berdasarkan perlu atau tidaknya objek langsung bagi predikat, kalimat aktif
dibedakan menjadi:
a) Kalimat Aktif Transitif adalah kalimat aktif yang predikatnya memerlukan
objek langsung.
b) Kalimat Aktif Intransif adalah kalimat aktif yang predikatnya tidak
memerlukan objek langsung.
3) Objek (O)
- Bagian kalimat yang melengkapi predikat. Obyek pada umumnya diisi oleh
nomina, frasa nominal, atau klausa nominal. Letak obyek (O) selalu dibelakang
predikat (P);
- Objek adalah unsur kalimat dapat diperlawankan dengan subjek. Objek bersifat
wajib dalam kalimat yang berpredikat verba aktif (kata kerja berawalan me-).
- Ciri-ciri Objek adalah:
a) Langsung di belakang predikat.
Contoh: Anto membeli buku. (Kata ”buku” adalah objek karena terletak di
belakang kata membeli yang berfungsi sebagai predikat)
b) Dapat Menjadi subjek kalimat pasif
Contoh : Dina membeli buku. (Kata buku adalah objek karena dapat
menjadi subjek kalimat pasif Buku dibeli Dina)
c) Tidak didahului preposisi
Contoh : W.S.Rendra menulis dalam puisi. (Kata puisi bukan objek karena
didahului preposisi dalam. Apabila kalimat diubah menjadi W.S. Rendra
menulis puisi maka kata puisi berubah fungsi menjadi objek)
4) Pelengkap (Pel)
- Pelengkap adalah Bagian kalimat yang melengkapi predikat (P) atau obyek (O).
Letak pelengkap (Pel) umumnya dibelakang predikat yang berupa verba.
- Pelengkap sering juga disebut sebagai komplemen.  Pelengkap fungsinya seperti
objek tetapi tidak bisa diubah menjadi subjek pada kalimat pasif.
- Ciri-ciri pelengkap adalah:
a) Selain nomina, pelengkap dapat diisi oleh verba atau adjektiva
b) Berada di belakang predikat dan didahului oleh preposisi/kata depan (di, ke,
dari, pada, untuk, guna, hingga, hampir, demi, atas, )
c) Tidak dapat dijadikan bentuk pasif (terdapat pada kalimat aktif intransitif)
d) Tidak dapat menjadi subjek
e) Tidak dapat diganti dengan kata ganti “-nya”
- Contoh: Bu Rahmi berjualan ketupat tahu. (frasa ‘ketupat tahu’ bukan
objek karena kalimat tersebut tidak dapat dipasifkan sehingga  frasa ‘ketupat
tahu’ tidak bisa menjadi subjek. Dengan demikian frasa ‘ketupat tahu’ berfungsi
sebagai pelengkap.)
5) Keterangan (Ket)
- Keterangan adalah Bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang
bagian kalimat yang lain.
- Unsur keterangan (Ket) dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel.
Posisinya dalam kalimat bersifat manasuka.
- Jenis-jenis keterangan :
a) Tempat : di, ke, dari, (di) dalam, pada;
b) Cara : secara, dengan cara, dengan jalan;
c) Waktu : pada, dalam, se-, sebelum, dll;
d) Alat : dengan;
e) Tujuan : supaya, untuk, bagi, demi;
f) Penyerta : dengan, bersama, beserta;
g) Penyebaban: karena, sebab;
h) Similatif : seperti, bagaikan, laksana.

3. Kalimat Langsung dan Kalimat tidak Langsung


1) Kalimat Langsung
- Kalimat langsung adalah jenis kalimat yang menirukan ucapan atau ujaran
orang lain. Kalimat hasil kutipan pembicaraan seseorang persis seperti apa yang
dikatakannya. Bagian ujaran/ucapan diberi tanda petik (“…”) dapat berupa
kalimat perintah, berita, atau kalimat tanya.
- Ciri-ciri kalimat langsung:
a) Bertanda kutip dalam Bahasa tertulis;
b) Intonasi: bagian kutipan bernada lebih tinggi dari bagian lainnya;
c) Huruf pertama pada petikan langsung ditulis dengan menggunakan huruf
kapital;
d) Bagian kutipan ada yang berupa kalimat tanya, kalimat berita, atau kalimat
perintah;
e) Bagian pengiring dan bagian petikan langsung dipisah dengan tanda baca
koma (,);
f) Jika di dalam petikan langsung menggunakan kata sapaan, maka sebelum
kata sapaan diberi tanda baca koma (,) dan huruf pertama kata sapaan
menggunakan huruf capital;
g) Kalimat langsung yang berupa dialog berurutan, wajib menggunakan tanda
baca titik dua (:) di depan kalimat langsung.
- Contoh Kalimat Langsung: Rita berkata, “Sejuk sekali cuaca hari ini.”
2) Kalimat tidak Langsung
- Kalimat tidak langsng adalah penceritaan kembali apa yang telah diucapkan
oleh orang lain (kalimat langsung)
- Ciri-ciri kalimat tidak langsung:
a) Tidak Bertanda petik;
b) Intonasi mendatar dan menurun pada akhir kalimat;
c) Pelaku yang dinyatakan pada isi kalimat langsung mengalami perubahan,
yakni:
 Kata ganti orang ke-1 menjadi orang ke-3.
 Kata ganti orang ke-2 menjadi orang ke-1.
 Kata ganti orang ke-2 jamak atau kita menjadi kami atau mereka,
sesuai dengan isinya.
d) Berkata tugas: bahwa, agar, sebab, untuk, supaya, tentang, dan sebagainya.
e) Bagian kutipan semuanya berbentuk kalimat berita.
- Contoh kalimat tidak langsung: Rita mengatakan bahwa cuaca hari ini sejuk
sekali

4. Berdasarkan jumlah kluasanya, kalimat dibedakan menjadi 2 yaitu:


1) Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu pola kalimat, yaitu terdiri
dari satu subjek, satu predikat, dan bisa dilengkapi dengan objek dan keterangan
Contoh kalimat tunggal:
- Kakak berlari
- Adik bermain
Jika dilengkapi dengan objek dan keterangan, contohnya:
- Adik bermain sepak bola di lapangan
- Paman mengunjungi kami kemarin
Kalimat Tunggal dibagi menjadi 4, yaitu:
a. Kalimat Nominal
Kalimat nominal merupakan kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
Kalimat Nominal yaitu kalimat yang berpredikat bukan kata kerja, melainkan
berjenis kata benda, kata sifat, kata bilangan, kata ganti, atau kata keterangan.
Contoh: Rumah itu besar sekali
b. Kalimat Adjektival
Adjektiva atau kata sifat adalah kelas kata yang mengubah nomina atau
pronomina, biasanya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih
spesifik. Adjektiva dapat menerangkan kuantitas, kecukupan, urutan, kualitas,
maupun penekanan suatu kata. Contoh adjektiva antara lain adalah keras, jauh,
dan kaya.
c. Kalimat Verbal
Kalimat verbal (Kalimat kerja) merupakan kalimat yang memiliki predikat
yang berupa kata kerja (verba), bukan nomina maupun adjektiva. ("Dia cantik",
"saya ke kantor" bukan kalimat verbal)
Contoh: Sinta makan nasi di warung bakso (S + P + O + Ket tempat)
d. Kalimat Numerial
Kalimat numeral adalah kalimat tunggal yang mempunyai predikat berupa
bilangan.
Contoh: Berat badan Kakak ternyata hanya 45 kg saja
2) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang didalamnya mengandung lebih dari satu
pola kalimat. Kalimat majemuk merupakan gabungan dari beberapa kalimat.
Kalimat majemuk dibedakan menjadi 3, yaitu:
a. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang unsur atau bagian-
bagiannya mempunyai hubungan sederajat, atau dengan kata lain, kalimat yang
terjadi dari gabungan beberapa kalimat tunggal yang setara.
Dalam kalimat majemuk setara kedudukan pola-pola kalimat sama tinggi, tidak
ada pola kalimat yang menduduki satu fungsi dari kalimat yang lain.
Contoh: Leni mendapatkan nilai bagus Karena ia memiliki otak yang cerdas
b. Kalimat Majemuk Bertingkat.
Kalimat majemuk bertingkat adalah gabungan dari dua atau lebih kalimat
tunggal yang sifat hubungan atau kedudukannya tidak sederajat. Itu sebabnya
dalam kalimat majemuk bertingkat ada unsur yang disebut induk kalimat dan
anak kalimat.
Contoh: Dia meminjam buku yang dipinjamnya dari perpustakaan.
Kalimat tersebut adalah kalimat majemuk bertingkat karena kalimat tersebut
merupakan gabungan dua kalimat yaitu (a) Dia meminjam buku dan (b) Buku
itu dipinjamnya dari perpustakaan.
c. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran adalah gabungan dari paling sedikit tiga
kalimat dimana dua kalimat memiliki kedudukan sejajar sedangkan yang satu
bertingkat.
Contoh: Dia pindah ke Jakarta ketika ibunya meninggal dan ayahnya menikah
lagi.

5. Berdasarkan fungsi isinya kalimat dibedakan menjadi 4, yaitu:


1) Kalimat Berita/Deklaratif
Kalimat berita sering pula disebut kalimat deklaratif adalah kalimat yang isinya
memberitahukan sesuatu, dan yang pada umumnya menimbulkan tanggapan berupa
isyarat atau sikap.
Contoh:
- Berita Kepastian : Paman akan datang besok pagi.
- Berika Pengingkaran : Bukan dia yang mengambil bukumu
- Berita Kesangsian : Barangkali mereka tidak datang hari ini
2) Kalimat Tanya/Interogatif
Kalimat tanya atau disebut juga kalimat interogatif adalah kalimat yang isinya
berupa pertanyaan dan reaksinya berupa jawaban. Berdasarkan isinya kalimat tanya
dibedakan atas
Contoh:
- Kalimat Tanya biasa yaitu kalimat yang memerlukan jawaban: Siapa Namamu?
- Kalimat Retoris yaitu kalimat Tanya yang tidak memerlukan jawaban: Adakah
orang yang tidak ingin bahagia?
3) Kalimat Perintah/Imperatif
Kalimat perintah yaitu kalimat yang isinya berupa perintah agar seseorang
melakukan atau berbuat sesuatu dan reaksinya berupa tindakan. Dilihat dari bentuk
dan isinya, kalimat perintah dibedakan atas dua jenis yaitu kalimat perintah kasar
dan kalimat perintah halus.
a. Kalimat Perintah kasar memiliki ciri-ciri:
- Menggunakan kata kerja yang tidak berimbuhan
Contoh:
Baca pengumuman itu!
Hapus papan tulis ini
- Tidak menyebutkan nama orang yang diperintah
Contoh: Tunggu di sini!
b. Kalimat Perintah halus memiliki ciri-ciri:
- Menggunakan akhiran –kan dan –lah.
Contoh: Ambilkan buku itu!
- Menyebut orang yang diperintah.
Contoh: Saudara tunggu saya di sini!
- Menggunakan kata penghalus perintah seperti tolong, maaf, sudilah
kiranya, dsb.
Contoh: Tolong ambilkan buku saya!
4) Kalimat Seru/Ekslamatif
Kalimat eksklamatif yang dikenal dengan nama kalimat seru, secara formal
ditandai oleh kata alangkah, betapa, atau bukan main pada kalimat berpredikat
adjektiva. Kalimat eksklamatif yang dinamakan kalimat interjeksi digunakan untuk
menyatakan perasaan kagum atau heran. 
Contoh: Bagus sekali mobil dia

6. Pola 12 Kalimat pada Slide Terakhir


1) Rumahku menghadap ke utara.
S P K
2) Gamelan merupakan ciri kesenian tradisional.
S P O
3) Keputusan hakim sesuai dengan tuntutan Jaksa.
S P O
4) Sayur mayur didatangkan dari Bogor.
S P K
5) Lina, anak Pak hadi, tersenyum manis.
S P K
6) Dona memasukkan bungkusan itu ke dalam mobil.
S P O K
7) Pengusaha mengajak buruhnya menyelesaikan masalah secara damai.
S P O Pel K
8) Negara kita berlandaskan hukum
S P Pel
9) Korea Utara mematuhi seruan PBB.
S P Pel O
10) Para petani menanami sawahnya dengan palawija dalam musim ini.
S P O Pel K
11) Mahasiswa mengirimi Jaksa Agung ayam betina.
S P O Pel
12) Mahasiswa hukum itu berdebat bagaikan pengacara
S P K

Anda mungkin juga menyukai