Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur di panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat dan hidayahnya. Atas berkat dam hidayahnya serta berbagai upaya,
tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang berjudul ‘kalimat dalam Bahasa
indonesia’ dapat di selesaikan tepat waktu. Sholawat serta salam tercurahkan
bagi bainda muahammad SAW semoga kita yang masih mengikutinya akan
mendapatkan syafaat darinya..

Saya berterima kasih bnyak kepada ibu Ulan Bidi S,Pd M,Pd selaku dosen
pengampuh mata kuliah Bahasa Indonesia yang sudah mempercayakan tugas ini
kepada kami sehingga sangat membantu kami untuk memperdalam pengetahuan
pada bidang studi yang sedang di tekuni.

Besar harapan kami Semoa makalah ini dapat membawa manfaat untuk
teman teman semua.
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………………
1.2 Perumusan masalah………………………………………………………………………..
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN
2.1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui Bersama bahwa bahasa Indonesia adalah Bahasa
yang digunakan oleh rakyat Indonesia dalam berkomunikasi. Bahasa Indonesia
menjadi identitas bangsa di tengah-tengah bangsa lain didunia. Sebelum
resmi menjadi Bahasa nasional, Bahasa Indonesia dikenal sebagai Bahasa
melayu. Sejak tanggal 28 oktober 1928, Bahasa Indonesia dipakai resmi oleh
bangsa Indonesia sebagai Bahasa nasional. Modul pertama ini secara umum
akan mebahas materi sejarah perkembangan Bahasa Indonesia. Sementara itu
kajian khusus dalam modul ini meliputi :
(1) Perkembangan Bahasa Indonesia
(2) Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa negara dan Bahasa
persatuan ; dan
(3) Menjelaskan peran dan fungsi Bahasa Indonesia dalam pembangunan
bangsa. Apabila berbagai tujuan di atas sudah dapat kita pahami,
mulailah mempelajari modul ini dengan memahami uraian pada setiap
kegiatan belajar. langka berikutnya ialah mengerjakan Latihan yang ada.
Apabila mengalami kesuliitan, bacalah petunjuk jawaban Latihan yang
ada pada setiap akhir kegiatan belajar sesuai petunjuk yang ada.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
1.2 TUJUAN
Ada pun tujuan makalah ini adalah :
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat
Sintaksis kalimat merupakan bagian yang terpenting daripada bagian frasa
(kelompok kata) dan klausa (anak kalimat). Kalimat yang dimaksudkan adalah
satuan Bahasa di dahului dan di akhiri kesenyapan sedangkan intonasinya
menunjukan bahwa bagian ujaran itu di tandai struktur kalimat adanya subjek dan
predikat dan secara fakultatif ada pula objek dan perwujudan pikiran yang
lengkap atau brmakna gramatikal. Pikiran yang lengkap dalam kalimat
mengandung informasi yang jelas yang di refleksikan melalui pikiran tadi.
Kejelasan informasi dalam merefleksikan pikiran didasarkan atas adanya unsur
sobjek, unsur predikat, (dalam unsur objek bila predikat transitif). Subjek dan
predikat merupakan salah satu penentu kalimat. Apabila urutan kata dalam
pernyataan itu tidak menunjukan adanya unsur subjek dsn predikat secara jelas,
pernyataan itu bukan kalimat melainkan berupa frasa ataun klausa.

B. Persyaratan Kalimat

Berdasarkan pengertian kalimat di atas, penekanan dalam struktur yang


lengkap merupakan pembeda yang amat mendasar dengan bagian yang buka
kalimat. Kelengkapan struktur subjek dan predikatlah yang mewujudkan kalimat
itu. Selain struktur kalimat tentu ada persyaratan lain yang perlu dipenuhi oelh
sebuah kalimat yang selesai. Persyaratan kalimat itu berupa ;

1. Kelengkapan struktur subjek dan predikat,


2. Permutasian subjek dan predikat, dan
3. Perwujudan makna gramatikal berdasarkan struktur.
Ketiga persyaratan itu berkaitan dan dasar utamanya tetap struktur yang
membangun kalimat tersebut. Akan tetapi, dalam kalimat lisan dapat
ditambahkan persyaratan lain seperti intonasi yang selesai dan situasi
penyampaian agar pernyataan itu komunikatif.

C. Unsur Kalimat

Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku tata Bahasa Indonesia
lam biasa disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata, yaitu subjek (S),
predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (K). Kalimat Bahasa
idonesia baku sekurang-kurangnya terdiri dari dua unsur yaitu S dan P. unsur yang
lain (O,Pel, Ket) dapat wajib hadir, tidak wajib hadir atau wajib tidak hadir dalam
suatu kalimat.

Hal penting yang perlu kita ketahui untuk dipraktikan kelak dalam penyusunan
kalimat adalah tentang satuan bentuk yang akan mengisi S, P, O, Pel, Ket. Harap di
pahami pengisi S, P, O, Pel, Ket dalam kalimat tidak hanya berupa kata, tetapi
dapat juga berupa frasa.

1. Subjek
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjukan pelaku, tokoh, sosok
(benda), sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pangkal atau pokok
pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis kata atau frasa bendda
(nominal), klaua atau frasa verbal.
Bahasa Indonesia, setiap kata, frasa, dan klausa pembentuk S harus selalu
merujuk pada benda (konkret atau abstrak). Pada contoh di atas walaupin
jenis kata yang mengisi S pada kalimat ( c ), (d), (e), bukan kata benda,
namun hakikat fisiknya tetap merujuk pada benda. Jika kita menunjuk pada
pelaku pada kalimat ( c) dan (d) yang berbaju batik dan berjalan kaki
tentulah orang (benda). Demikian juga membangun jalan layang yang
menjadi S pada kalimat (e) secara implisit juga merujuk pada ‘hasil
membangun’ yang tidak lain adalah kata benda juga.
Selain ciri diatas dapat juga dikenali dengan bertanya dengan memakai
kata tanya siapa (yang)…. Atau pada apa (yang) ….. kepada P. kalua ada
jawaban yang logis atau pertanyaan yang diajukan, itulah S. jika ternyata
jawabannya ada atau todak logis berarti kalimat itu tidak mempunyai S.
Inilah contoh ‘kalimat’ tidak mempunyai S karena tidak ada atau tidak
jelas pelaku atau bendanya.
a. Bagi siswa sekolah dilarang masuk
b. Di sini melayani resep obat generic
c. Melamun sepanjang malam

Kalua ditanya kepada P, siapa yang di larang masuk Pada contoh (a),
jawabannya adalah bagi siswa sekolah; siapa yang melayani resep generic pada
contoh (b), jawabannya adalah disini; dan setiap melamun sepanjang malam
pada contoh (c), jawabannya tidak ada.

2. Predikat
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (Tindakan)
apa atau dalam keadaan bagaimana S ( pelaku/kota atau benda didalam
suatu kalimat). Selain memberitahu Tindakan atau pembuatan S, predikat
dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jati diri S, termasuk
juga sebagai P juga pematangan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki S,
predikat dapat berupa kata frasa, Sebagian besar berkelas verba atau
adjective, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal.
Perhatikan contoh berikut:
Contoh :
a. Tuti menbaca
b. Sarwan Risan mengajar
c. Doni sedang tidur
d. Pemandangan indah
e. Universitas Nusantara dalam keadaan aman
f. Kucingku belang liam
g. Jefto mahasiswa baru
h. Rumah pak teguh lima

Kata-kata dicetak tebal dalam kalimat (a) – (g) adalah P kata mengajar
pada kalimat (a) memberitahukan perbuatan keadaan; kelompok kata
sedang tidur pada kalimat (b) memberitahukan Tindakan doni; sarwan
pada kalimat (c) memberitahukan keadaan pemandangan dalam
keadaan aman pada kalimat (d) memberitahukan jumlah situasi
Universitas Nusantara; belang lima pada kalimat (e) memberitahukan
ciri kucingku; mahasiswa baru pada kalimat (f) memberitahukan status
jefto; dan lima pada kalimat (g) memberitahukan jumlah rumah pak
teguh. Harap diperhatikan P, dalam contoh (a) – (g) tidak hanya
berbentuk kata (mengajar, lima), tetapi juga berbentuk frasa atau
kelompok kata (sedang tidur, indah, dalam keadaan aman, dan
mahasiswa baru).
3. Objek
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. objek pada
umumnya diisi oleh nomina, frasa nomina, atau klausa. Letak O di belakang
P yang berupa verba yang menuntut wajib hadirnya O sperti pada contoh ini.
(1) a, Helena mengenang
b. harzoni menghitung
c. juru masak menggoreng

Verba transitif mengenang, merancang, dan menggoreng pada contoh


(1) adalah P yang menuntut untuk di lengkapi. Unsur yang melengkapi P bagi
ketiga kalimat itulah yang dinamakan objek.

(2) a. fahmi mandi


b. kalkulatorku rusak
c. tamunya pulang

objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi S jika kalimat di


pastikan..

4. Pelengkap
Pelengkap (pel) atau komplemen adalah bagian kalim at yang melengkapi P.
letak pel umumnya di belakang P yang berupa verbal. Posisi juga ditempati
oleh O, dan jenis kata yang mengisi pel dan O juga sama, yaitu dapat berupa
nominal, atau klausa.
5. Keterangan
Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan S,P,O dan Pel.
Pososnya bersifat mana suka, dapat diawal, ditengah, atau diakhir kalimat.
Pengisi ket adalah frasa nominal, prasa preposisional, atau klausa.
D. Unsur Kalimat
Kalimat dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa jenis menurut (a) jumlah
klausa pembentuknya, (b) fungsi isinya, (c) klengkapan unsurnya, (d)
susunan subjek predikatnya.
1. Jenis Kalimat Menurut Klausa
Menurut jumlah klausa pembentukannya, kalimat dapat dibedakan
atas dua macam yaitu :
a. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa.
Kaliimat tunggal yang mengandung unsur S, P, O, Pel, dan Ket.tentu
saja kalimat unsur itu tidak harus muncul emua sekaligus karena
unsur sebuah kalimat adalah S dan P karena unsur pembentuk
utamanya yaitu S dan P yang serba tunggal itulah kalimatnya yang
dinamakan kalimat tunggal.
b. Kalimat Majemuk
Kalimat menjemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari
dua atau lebih kalimat tunggal. Mengingat kalimat tunggal hanya
terdiri atas satu klausa berarti kalimat majemuk mengandung dari
lebih sau klausa. Perhatikan contoh berikut ini :
Seorang manejer harus mempunyai wawasan yang luas dan harus
S P1 O1
menjunjung tinggi etika profesi
P2 O2
Anak anak bermain layang-layang di halaman kampus
S1 P1 O1 Ket
Ketika para dosen, karyawan, dan mahasiswa menikmati hari libur
S2 P2 O2
Setelah mencermati contoh-contoh itu dijelaskan bahwa kalimat
majemuk setidaknya mempunyai P lebih dari satu, sedangkan
sebenarnya ganda, dapat tidak tampak ganda sperti contoh (1)
yakni seorang manejer.
Contoh 1 adalah kalimat majemuk setara. Penanda yang
memisahkan klausa dan kalimat majemuk setara antara lain adalah
kata penghubung (konjungsi) dan. Contoh 2 adalah kalimat
majemuk yang disebut majemuk bertingkat karena klausa yang
kedua merupakan hasil perluasan Klausa pertama. Penanda yang
memisahkan kedua klausa dalam kalimat tidak setara atau
bertingkat antara lain adalah kata penghubung Ketika.
Contohnya lainnya :
Amir belajar matematika dikamar Ketika ayah sedang
membaca koran.
c. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara mempunyai ciri 1 di bentuk dua atau lebih
kalimat tunggal, 2 kedudkan setiap kalimat sederajat. Karena
kalimat majemuk merupakan gabungan kalimat, lebih tepat
rasanya jika kalimat-kalimat yang digabungkan itu di sebut dengan
istilah klausa.
1. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
penutur atau penulis secara tepat sehingga dapat di pahami oleh
pendengar atau pembaca secara tepat pula. Dengan kata lain kalimat
efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau
pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas,
lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicara.
a. Kesatuan
Kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam satu kalimat.
b. Kepaduan (Koherensi)
Koherensi adalah terjadinya hubungan yang pada antara unsur-
unsur pembentuk kalimat
c. Kaparalelan
Kaparalelan adalah terapat unsur-unsur yang sama derajatnya,
sama pola atau susunan kata dan frasa yang di pakai didalam
kalimat.
d. Ketetapan
Ketatapan adalah kesesuaian atau kecocokan pemakaian unsur-
unsur yang membangun suatu kalimat sehingga terbentuk
pengertian yang bulat dan pasti diantara semua yang berperan
dalam pembentukan kalimat, harus diakui bahwa kata memegang
peran terpenting.
e. Kehematan
Kehematan adalah adanya upaya menghindari pemakaian yang
tidak perlu.
f. Kelogisan
Kelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang logis atau masuk
akal. Logis dalam hal ini juga menuntut adanya pola pikir yang
sistematis (runtut atau teratur dalam perhitungan angka dan
panoroman.
2. Kalimatb tidak efektif
Dalam kehidupan bermasyarakat kadang-adang kita mendengar
orang-orang disekitar kita berbicara satu sama lain memakai kalimat
yang tidak efektif.
Hal yang sama juga terjadi dalam pemakaian Bahasa tulis. Diberbagai
tempat sering terbaca oleh kita bermacam-macam produk komunikasi
tulis yang bahasanya dalam kalimatnya tidak efektif. Keadaan seperti
itu jelas mengganggu kenyamanan berkomunikasi.

Anda mungkin juga menyukai