Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAAN

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan sarana berpikir baik untuk menyampaikan pesan kepada orang
lain maupun untuk menerima pesan dari orang lain. Gagasan dan ide yang
disampaikan dalam pembicaraan atau tulisan diungkapkan melalui rangkaian kata
yang terpilih dan tersusun menurut kaidah formal. Bahasa sebagai simbol yang
bermakna terdiri atas satuan-satuan tertentu yang secara fungsional saling
berhubungan sebagai suatu sistem bahasa. Satuan terkecil yang mengandung
makna berupa kata atau frasa (kelompok kata), sedangkan satuan yang lebih besar
yang mengandung pikiran berupa kalimat.
Masih banyak orang yang belum mengetahui dan belum paham tentang kalimat
dan jenis-jenis kalimat. Padahal, penggunaanya begitu dekat dengan masyarakat
Indonesia. Banyak hal yang harus diperhatikan saat menggunakan kalimat dalam
ragam tulis, selain ide atau gagasan, ragam tulis yang digunakan haruslah
mencerminkan bahasa formal dengan segala ketentuannya. Tentunya banyak
mempraktekan dalam dunia kebahasaan.
Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek
dan predikat, mempunyai intonasi final yang menunjukkan bagian ujaran itu
sudah lengkap. Intonasi final kalimat dalam bahasa tulis adalah berupa tanda baca
titik, tanda tanya, atau tanda seru. Penetapan struktur minimal subjek dan predikat
dalam hal ini menunjukkan bahwa kalimat bukanlah semata-mata gabungan atau
rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk. Lengkap dengan makna
menunjukkan sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap
sebagai pengungkap maksud penuturannya. Hal ini menunjukkan bahwa
penguasaan bahasa sebagai sarana berpikir dan berkomunikasi banyak ditentukan
oleh penguasaan kaidah kalimat yang didukung oleh kosakata yang memadai.

1
Hal inilah yang menarik untuk diketahui tentang bagaimana pengertian
kalimat, batasan-batasan sebuah kalimat dan jenis-jenis kalimat.
Oleh karena itu penulis berusaha untuk memberikan pemahaman tentang struktur
dan jenis-jenis kalimat dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kalimat
2. Apa saja unsur-unsur dalam kalimat?
3. Bagaimana susunan pola kalimat dasar?
4. Apa saja yang menjadi pembagian dalam jenis kalimat?
5. Apa itu kalimat inti dan inti kalimat?
6. Apa itu kalimat efektif?
7. Apa saja yang menjadi kesalahan dalam kalimat?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Kalimat
2. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi unsur-unsur dalam kalimat.
3. Untuk mengetahui susunan pola kalimat dasar.
4. Untuk mengetahui pembagian jenis kalimat.
5. Untuk mengetahui kalimat inti dan inti kalimat.
6. Untuk mengetahui apa itu kalimat efektif.
7. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi kesalahan dalam kalimat efektif.

2
BAB II
PEMBAHASAN
KALIMAT

Pengertian Kalimat
Pengertian kalimat atau definisi kalimat memang bermacam-macam. Para ahli
bahasa pun memiliki beragam definisi atau pengertian yang sama. Namun dapat
kita pahami definisi atau pengertiaan kalimat memiliki maksud yang sama.
Ahli tata bahasa dalam buku chear(1994:240) berbicara seputar kalimat bahwa
kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap.
tapi lebih terprinci lagi dapat diartikan sebagai berikut :
Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu
pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan
jenis dan fungsinya yang akan dijelaskan pada bagian lain. Contohnya seperti
kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat
majemuk, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah contoh kalimat secara umum : –
Joy Tobing adalah pemenang lomba Indonesian Idol yang pertama. – Pergi! –
Bang Napi dihadiahi timah panas oleh polisi yang mabok minuman keras itu. –
The Samsons sedang konser tunggal di pinggir pantai ancol yang sejuk dan indah.
Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur
kalimat akan membentuk susunan kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur
inti kalimat antara lain SPOK : – Subjek / Subyek (S) – Predikat (P) – Objek /
Obyek (O) – Keterangan (K) kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang
lengkap.

A. Unsur-unsur Kalimat
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang biasa disebut juga jabatan kata
atau peran kata,yaitu subjek(S), predikat(P), objek(O), pelengkap(P), dan
keterangan (Ket).Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas
dua unsur ,yakni Subjek dan Predikat.Unsur yang lain (O,Pel,dan Ket) dapat wajib
hadir,atau tidak wajib hadir dalam suatu kalimat.

3
Unsur-unsur kalimat dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Subjek (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pada
pelaku,tokoh,sosok,sesuatu hal,atau suatu masalah yang menjadi pokok
pembicaraan.Sebagian besar Subjek diisi oleh kata benda/frasa nominal,kata kerja
/frasa verbal,dan klausa.Subjek kalimat dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa
ataupun siapa. Contoh :
a. Kakek itu sedang melukis (S yang diisi kata benda/frasa nominal).
b. Berjalan kaki menyehatkan badan (S yang diisi kata kerja/frasa verbal).
c. Gunung Kidul itu tinggi (S yang diisi kata benda/frasa nominal).

2. Predikat (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan
perbuatan (action) apa Subjek (S),yaitu pelaku/tokoh atau sosok di dalam suatu
kalimat.Satuan bentuk pengisian Predikat (P) dapat berupa kata atau frasa namun
sebagian besar berkelas verbal atau adjektiva,tetapi dapat juga
numeral,nominalatau frasa nominal.Pemakaian kata adalah pada predikat biasa
terdapat pada kalimat nominal. Predikat (P) dapat dicari dengan rumus pertanyaan
bagaimana,mengapa, ataupun diapakan. Contoh :
a. Ibu sedang tidur siang (P yang diisi dengan kata kerja/frasa verbal).
b. Soal ujian ini sulit sekali (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
c. Karangan itu sangat bagus (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
d. Santi adalah seorang kolektor (P dengan pemakaian kata adalah pada frasa
nominal).

3. ObjeK (O)
Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi Predikat (P).Objek
biasanya diisi oleh nomina,frasa nominal atau klausa.Letak Objek (O) selalu di
belakang (P) yang berupa verba transitif,yaitu veba yang menuntut wajib hadirnya

4
(O). Objek dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa atau siapa terhadap
tindakan Subjek. Contoh :
a. Mereka memancing ikan Pari (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).
b. Orang itu menipu adik saya (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).

4. Pelengkap
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi
(P).Letak Pel umumnya di belakang (P) yang berupa verbal.Posisi ini juga bisa
ditempati oleh (O),dan jenis kata yang mengisi Pelengkap dan (O) juga bisa
sama,yaitu nominal atau frasa nominal.akan tetapi,antara Pelengkap dan (O)
terdapat perbedaan. Contoh :
Ketua MPR //membacakan //Pancasila.
S P O

Banyak orsospol // berlandaskan // Pancasila


S P Pel
Kedua kalimat aktif di atas yang Pelengkap dan Objeknya sama-sama
nominal Pancasila,jika hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat
pertama dengan ubahan sbb :
Pancasila //dibacakan // oleh Ketua MPR
S P Ket
*Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol (tidak gramatikal karena posisi
Pancasila sabagai Pelengkap pada kalimat kedua ini tidak dapat dipindahkan ke
depan menjadi Subjek dalam bentuk kalimat pasif).
Hal lain yang membedakan Pelengkap dengan Objek adalah jenis
pengisiannya.Pelengkap bisa diisi oleh adjektiva,frasa adjektif,frasa verbal,dan
frasa preposisional. Contoh :
a. Kita benci pada kemunafikan (Pel-nya frase preposisional).
b. Mayang bertubuh mungil (Pel-nya frase adjektiva).
c. Sekretaris itu mengambilkan bosnya air minum (Pel-nya frase nominal).
d. Pak Lam suka bermain tenis (Pel-nya frase verbal).

5
5. Keterangan.
Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan Pelengkap dan
klausa dalam sebuah kalimat.Pengisi Keterangan adalah adverbial,frasa
nominal,frasa preposisional,atau klausa. Posisi Keterangan boleh di awal,di
tengah, atau di akhir kalimat. Contoh :
a. Antoni menjilid makalah kemarin pagi.
b. Antoni kemarin pagi menjilid makalah.
c. Kemarin pagi Antono menjilid makalah.
Keterangan terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya keterangan
waktu,tempat,cara, alat, alasan/sebab,tujuan,similatif,dan penyerta. Contoh :
a. Aulia memotong tali dengan gunting. (Ket.alat)
b. Mahasiswa fakultas Hukum berdebat bagaikan pengacara. (Ket.similatif)
c. Karena malas belajar, mahasiswa itu tidsk lulus ujian. (Ket.sebab)
d. Polisi menyelidiki masalah narkoba dengan cara hati-hati.(Ket.cara)
e. Amir pergi dengan teman-teman sekelasnya. (Ket.penyetara)
f. Karena malas belajar, Petrus tidak lulus ujian. (Ket.penyebab)

B. Pola kalimat dasar


Kalimat dasar bukanlah nama jenis kalimat, melainkan acuan untuk
membuat berbagai tipe kalimat. Kalimat dasar terdiri atas beberapa struktur
kalimat yang dibentuk dengan lima unsur kalimat, yaitu S,P,O,Pel,Ket.
Berdasarkan fungsi dan peran gramatikalnya ada enam tipe kalimat
yang dapat dijadikan model pola kalimat dasar bahasa Indonesia.Keenam tipe
kalimat itu tercantum dalam tabel berikut:

6
Tipe Subjek Predikat Objek Pelengkap Ketera
dan ngan
fungsi
1.S-P Orang itu sedang tidur - - -
Saya mahasiswa baru - - -
2.S-P-O Ayahnya Mengendarai mobil - -
baru
Rani Mendapat piagam - -
3.S-P- Beliau Menjadi - ketua -
Pel koperasi
Pancasila Merupakan - dasar negara -
kita
4.S-P- Kami Tinggal - - di Jakarta
Ket Kecelaka Terjadi - - tahun
an itu 1999
5.S-P-O- Hasan mengirimi ibunya uang -
Pel Diana mengambilkan adiknya buku tulis -
6.S-P-O- Pak Bejo Menyimpan uang - di bank
Ket Beliau memperlakukan kami - dengan
baik

7
C. Jenis-jenis Kalimat
Kalimat memiliki beberapa jenis yang membedakannya, yaitu:
1. Berdasarkan Pengucapan
 Kalimat Langsung ialah kalimat yang secara cermat menirukan suara orang
lain. Cirinya adalah 2 tanda petik ("..."), kalimat langsung tidak hanya berupa
kalimat pernyataan tapi juga dapat berupa kalimat perintah dan kalimat tanya.
Contoh:
Kalimat Pernyataan
" Ayah senang akhirnya kamu lulus ujian ini. " kata Ayah;
Rima mengatakan, " Rama berusahalah dipertandingan nanti. "
Kalimat Perintah
Ibu berkata, " Budi tutup pintu itu. "
Kalimat Tanya
" Siapa yang membuat prakarya itu? ", Tanya Pak guru
 Kalimat Tak Langsung ialah kalimat yang mengalami perubahan dari
kalimat langsung yang menggunakan tanda petik, ke bentuk berita yang tidak
menggunakan tanda petik.
Contoh:
Ayah berkata kalau dia senang saya lulus ujian.
Rima mengatakan kepada Rama untuk berusaha dalam pertandingan nanti.
Ibu meminta saya menutup pintu itu.
2. Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
 Kalimat Tunggal ialah kalimat yang hanya memiliki satu pola (klausa), yang
terdiri dari subjek dan predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat yang paling
sederhana. Kalimat tunggal yang sederhana ini dapat ditelusuri berdasarkan pola-
pola pembentukannya.
Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah sebagai berikut :
KB + KK (kata benda + kata kerja)
Contoh:
Ibu memasak.

8
KB + KS (kata benda + kata sifat)
Contoh:
Anak itu sangat rajin.
KB + KBil (kata benda + kata bilangan)
Contoh:
Apel itu ada dua buah.
Kalimat tunggal terdiri dari 2 jenis, yaitu:
Kalimat Nominal yaitu jenis kalimat yang pola predikatnya menggunakan kata
benda.
Contoh:
Adik perempuan saya ada dua orang.
Kalimat Verbal yaitu jenis kalimat yang menggunakan kata kerja sebagai
predikatnya.
Contoh:
Saya sedang mandi.
Dua jenis kalimat tunggal diatas dapat dikembangkan dengan menambahkan kata
pada tiap unsur-unsurnya. Dengan adanya penambahan tiap unsur-unsur itu, unsur
utama masih dapat dengan mudah dikenali. Perluasan kalimat tunggal itu terdiri
atas:
1. Keterangan tempat, misalnya: disini, lewat jalan itu, di daerah ini, dll. Contoh:
Rumahnya ada di daerah ini.
2. Keterangan waktu, misalnya: setiap hari, pukul, tahun ini, tahun depan,
kemaren, lusa, dll. Contoh: Aktifitasnya dimulai pukul 08.30 pagi.
3. Keterangan alat, misalnya: dengan baju, dengan sepatu, dengan motor, dll.
Contohnya: Dia pergi dengan sepeda motor.
4. Keterangan cara, misalnya: dengan hati-hati, secepat mungkin, dll. Contoh:
Prakarya itu dibuat dengan hati-hati.
5. Keterangan modalitas, misalnya: harus, mungkin, barangkali, dll. Contoh:
Saya harus giat berlatih.
6. Keterangan aspek, misalnya: akan, sedang, sudah, dan telah. Contoh:
Dia sudah menyelesaikannya.

9
7. Keterangan tujuan, misalnya: untuk dirinya, untuk semua orang, dll. Contoh:
Orang itu membuat dirinya terlihat menawan.
8. Keterangan sebab, misalnya: karena rajin, karena panik, dll. Contoh:
Dia lulus ujian karena rajin belajar.
9. Keterangan tujuan (ket. yang sifatnya menggantikan), contoh:
penerima medali emas, taufik Hidayat.
10. Perluasan kalimat yang menjadi frasa, contoh: orang itu menerima predikat
guru teladan.
Contoh perluasan kalimat tunggal:
Ibu sedang menyapu halaman.
Adik saya ada 2 orang yang masih sekolah.
Saya sedang mandi pagi itu.
 Kalimat Majemuk ialah Kalimat majemuk merupakan kalimat yang
terdiri dari 2 atau lebih kalimat tunggal, yang saling berhubungan baik secara
kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis:
1. Kalimat Majemuk Setara adalah kalimat yang terdiri dari 2 atau lebih
kalimat tunggal, dan kedudukan tiap kalimat tunggal itu ialah setara. Kalimat
majemuk setara dapat dikelompokkan kedalam beberapa bagian, yaitu:
1. Kalimat majemuk setara penggabungan ialah jenis kalimat yang dapat
diidentifikasi dengan adanya kalimat yang dihubungkan dengan kata “dan” atau
“serta”. Contoh: "Aku menulis surat itu dan Dia yang mengirimnya ke kantor
pos.", "Murid-murid membuat prakarya itu serta memajangnya di pameran."
2. Kalimat majemuk setara pertentangan ialah jenis kalimat majemuk yang
dihubungkan dengan kata “tetapi”, “sedangkan”, “melainkan”, “namun”. Contoh:
"Anak itu rajin datang kesekolah, tetapi nilainya selalu merah.", "Ibu memasak
didapur, sedangkan saya membersihkan rumah.", "Yang membuat prakarya itu
bukan adiknya, melainkan kakaknya yang membuat prakarya itu.", "Dia tidak
membuat makanan itu namun hanya menyiapkannya untuk para tamu."
3. Kalimat majemuk setara pemilihan ialah jenis kalimat majemuk yang didalam
kalimatnya dihubungkan dengan kata “atau”. Contoh" "Dia bingung memilih
antara buah apel atau buah anggur."

10
4. Kalimat majemuk setara penguatan ialah jenis kalimat yang mengalami
penguatan dengan menambahkan kata “bahkan”. Contoh: "Dia tidak hanya
pandai bermain alat musik, dia bahkan pandai bernyanyi."
2. Kalimat Majemuk Bertingkat adalah penggabungan dua kalimat atau lebih
kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk
bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul
akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat. Berdasarkan kata
penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari 10 macam,
yakni:
1. Waktu, misal: ketika, sejak, saat ini. Contoh: "Rumah makan itu sudah berdiri
sejak orang tuaku menetap di kota ini.", "Orang tuaku meninggalkan kota ini
ketika umurku beranjak 3 tahun."
2. Sebab, misal: karena, oleh karena itu, sebab, oleh sebab itu. Contoh: "Dia
pergi dari rumah karena bertengkar dengan istrinya."
3. Akibat, misal: hingga, sehingga, maka. Contoh: "Hari ini hujan sangat deras
di Ibukota hingga mampu menggenangi beberapa ruas jalan."
4. Syarat, misal: jika, asalkan, apabila. Contoh: "Dia harus giat belajar jika ingin
nilainya sempurna.", "Tanaman itu bisa tumbuh dengan subur asalkan
dirawat dengan baik."
5. Perlawanan, misal: meskipun, walaupun. Contoh: "Dia ingin masuk ke
perguruan tinggi di Jakarta walaupun nilai kelulusannya tidak memenuhi
syarat.", "Dia selalu pergi kesekolah dengan berjalan kaki meskipun dia tahu
kalau jarak antara rumah dan sekolahnya sangat jauh."
6. Pengandaian, misal: andaikata, seandainya. Contoh: "Tim kita bisa menjadi
juara 1 andaikata kita berusaha lebih keras lagi."
8. Tujuan, misal: agar, supaya, untuk. Contoh: "Dia bekerja disini agar
mendapatkan biaya hidup.", "Pria itu membuatkan sebuah rumah di daerah
"A" untuk kedua orangtuanya."
9. Perbandingan, misal: bagai, laksana, ibarat, seperti. Contoh: "Wajah anak itu
bagai bulan kesiangan.", "Anaknya yang suka membangkang itu ibarat Malin
Kundang di zaman modern."

11
10. Pembatasan, misal: kecuali, selain. Contoh: "Dia memiliki bakat menyanyi
selain bakat bermain musik."
11. Alat, misal: (dengan + Kata Benda) dengan mobil, dll. Contoh: "Orang itu
pergi ke kantor dengan mobil."
12. Kesertaan, misal: dengan + orang. Contoh: "Murid-murid sekolah dasar
pergi berdarmawisata dengan para guru."
3. Kalimat Majemuk Campuran adalah kalimat majemuk yang merupakan
penggabungan antara kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk
bertingkat. Minimal pembentukan kalimatnya terdiri dari 3 kalimat.
Contoh:
1. Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)
2. Rina membaca buku dikamar. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
3. Ketika aku datang kerumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan
waktu)
Hasil penggabungan ketiga kalimat diatas.
Toni bermain dengan Kevin dan Rina membaca buku dikamar, ketika aku datang
kerumahnya. (kalimat majemuk campuran)
3. Berdasarkan Isi atau Fungsinya
 Kalimat Perintah adalah kalimat yang bertujuan untuk memberikan
perintah kepada seseorang untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah dalam
bentuk lisan biasanya diakhiri dengan intonasi yang tinggi, sedangkan pada
bentuk tulisan kalimat ini akan diakhiri dengan tanda seru (!).
Beberapa bentuk kalimat perintah :
1. Kalimat Perintah Permintaan, contoh: Tolong, tutup pintu itu!
2. Kalimat Perintah Larangan, contoh: Jangan membuang sampah sembarangan!
3. Kalimat Perintah Ajakan, contoh: Marilah kita bersama-sama melestarikan
kebudayaan Indonesia!
 Kalimat Berita adalah kalimat yang isinya mengabarkan atau
menginformasikan sesuatu. Dalam penulisannya kalimat ini diakhiri dengan tanda
titik (.) dan dalam pelafalannya kalimat ini akan diakhiri dengan intonasi yang

12
menurun. Biasanya kalimat berita akan berakhir dengan pemberian tanggapan dari
pihak yang mendengar kalimat berita ini.
Beberapa bentuk kalimat berita:
1. Kalimat Berita Kepastian, contoh:
Kita akan berangkat ke bandara besok siang.
2. Kalimat Berita Pengingkaran, contoh:
Saya tidak akan menghadiri rapat hari ini.
3. Kalimat Berita Kesangsiang, contoh:
Guru itu kemungkinan tidak memiliki kinerja yang baik.
4. Kalimat Berita Bentuk Lain, contoh:
Saya tidak tahu kenapa orang itu selalu datang ke rumah kami.
 Kalimat Tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk mendapatkan
informasi, biasanya kalimat ini akan diakhiri dengan pemberian tanda tanya (?).
Kata Tanya yang sering digunakan untuk membuat kalimat Tanya ini ialah
bagaimana, dimana, kemana, kapan, berapa, siapa, mengapa.
Contoh:
Bagaimana pemerintah menyelesaikan krisis ekonomi saat ini?
Dimana peristiwa itu terjadi?
Kemana korban bencana alam itu diungsikan?
Kapan mereka akan menyerahkan tugas perkuliahan itu?
Berapa banyak dana yang sudah terkumpul?
Siapa yang akan terpilih menjadi ketua pelaksana di acara tersebut?
Mengapa orang-orang itu berhamburan pergi keluar gedung?
 Kalimat Seruan adalah kalimat yang dipakai untuk mengungkapkan
perasaan. Dalam pelafalan biasanya ditandai dengan intonasi yang tinggi,
sedangkan dalam penulisannya kalimat seruan akan diakhiri dengan tanda seru (!)
atau tanda titik (.).
Contoh :
Wah, indah sekali pemandangan itu!

13
4. Berdasarkan Unsur Kalimat
Kalimat yang dilihat dari unsur kalimatnya dapat dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu:
 Kalimat Lengkap adalah kalimat yang setidaknya masih memiliki sebuah
subjek dan sebuah predikat. Kalimat majas juga bisa dikategorikan sebagai
kalimat lengkap.
Contoh :
Kami membersihkan kelas bersama-sama.
 Kalimat Tak Lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna. Kalimat
dengan bentuk tidak sempurna kadang hanya berupa sebuah subjek saja, atau
sebuah predikat, bahkan ada yang hanya berupa objeknya saja atau keterangannya
saja. Kalimat tidak lengkap ini sering dipakai untuk kalimat semboyan, salam,
perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan, dan kekaguman.
Contoh:
Selamat siang!
Tegakkan disiplin.
Tutup pintu itu!
Kenapa diam?
Ayo, berangkat!
Terima kasih.
Wah, sangat cantik!
Jangan dilempar!
Hai!
Astaga, indahnya!
5. Berdasarkan Pola Subjek - Predikat
Kalimat yang dilihat dari struktur Subjek & Predikatnya dapat dibagi menjadi 2
jenis, yaitu:
 Kalimat Inversi
Kalimat Inversi ini dicirikan dengan adanya kata predikat yang mendahului kata
subjek. Kalimat versi biasanya dipakai untuk penekanan atau ketegasan makna.
Kata yang pertama kali muncul pada kalimat versi merupakan tolak ukur yang

14
akan mempengaruhi makna kalimat, bahkan kata itu pula yang akan menimbulkan
suatu kesan pada pendengarnya.
Contoh:
Bawa buku itu kemari!
Keterangan:
Bawa = Predikat
buku itu kemari! = Subjek
 Kalimat Versi
Kalimat Versi merupakan kalimat yang sesuai dengan susunan pola kalimat dasar
Bahasa Indonesia (S-P-O-K).
Contoh:
¤ Kami membeli peralatan sekolah di toko itu.
Keterangan:
Kami = Subjek
membeli = Predikat
peralatan sekolah = Objek
di toko itu = Keterangan
¤ Tukang itu sedang membuat pondasi rumah.
Keterangan:
Tukang itu = Subjek
sedang membuat = Predikat
pondasi rumah = Objek
¤ Barang-barang ini akan dijual di pasar.
Keterangan:
Barang-barang ini = Subjek
akan dijual = Predikat
di pasar = Keterangan

15
6. Berdasarkan Gaya Penyajiannya
Berdasarkan gaya penyajiannya kalimat dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
 Kalimat yang melepas
Kalimat ini akan terwujud jika kalimat majemuk diawali dengan induk kalimat
(kalimat utama) dan diikuti oleh anak kalimat. Gaya penuilisan itu disebut gaya
penyajian melepas.
Contoh:
Saya akan diizinkan pergi dengan teman-teman jika saya selesai mengerjakan
pekerjaan rumah.
Keterangan:
Saya akan diizinkan pergi dengan teman-teman (induk kalimat/kalimat utama)
jika saya selesai mengerjakan pekerjaan rumah. (anak kalimat)
 Kalimat yang klimaks
Kalimat ini akan terbentuk jika anak kalimat berada di awal kalimat majemuk dan
diikuti oleh kalimat utama (induk kalimat).
Contoh :
Karena pola makan yang tidak teratur, penyakit Maagnya sering kambuh.
Keterangan:
Karena pola makan yang tidak teratur (anak kalimat)
penyakit Maagnya sering kambuh. (induk kalimat/kalimat utama)
 Kalimat yang berimbang
Kalimat ini biasanya disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara atau kalimat
majemuk campuran. Gaya penyajian seperti ini ialah untuk memperlihatkan
kesejajaran bentuk dan informasinya.
Contoh:
Harga pangan saat ini makin melonjak, pedagang dan konsumen
mempermasalahkan harga yang semakin naik.

16
7. Berdasarkan Subjeknya
Berdasarkan subjeknya kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
 Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang unsur subjeknya melakukan suatu tindakan
(pekerjaan). Untuk predikatnya sendiri dalam kalimat ini berupa kata kerja yang
berawalan “me-“ dan “ber-“, selain itu juga dapat berupa kata kerja yang tidak
dapat dilekati oleh awalan “me-“ seperti: mandi, pergi, dll (kecuali makan &
minum)
Contoh:
Imbuhan "me-"
Koki itu membuat menu baru untuk restorannya.
Imbuhan "ber-"
Kami bermain di taman.
Kalimat aktif dapat dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:
 Kalimat Aktif Transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek
penderita. Predikatnya biasanya berawalam “me-“ dan selalu dapat dirubah
kedalam bentuk kalimat pasif yang predikatnya berawalan “di-“.
Contoh:
Kami membuat kue. (kalimat aktif) dapat dirubah menjadi Kue dibuat oleh kami.
(kalimat pasif)
 Kalimat Aktif Intransitif adalah kalimat yang tidak dapat diikuti oleh
objek penderita. Predikat pada kalimat ini biasanya berawalan “ber-“. Kalimat ini
tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:
Kami berjaga diluar rumah.
Andi berteriak dari dalam kamar mandi.
 Kalimat Semi Transitif adalah jenis kalimat yang tidak dapat dirubah
kedalam bentuk pasif, hal itu dikarenakan adanya unsur pelengkap bukannya
objek.
Contoh:
Adiknya menyerupai Rain.

17
Keterangan:
Adiknya = Subjek
menyerupai = Predikat
Rain = Pelengkap
Tata tertib ini berdasarkan keputusan bersama.

Keterangan:
Tata tertib ini = Subjek
berdasarkan = Predikat
Keputusan bersama = Pelengkap
Dia menjadi ketua kelas.
Keterangan:
Dia = Subjek
menjadi = Predikat
ketua kelas = Pelengkap
 Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu tindakan. Kalimat
bentuk ini memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan “di-“ dan “ter-“
dan diikuti kata depan “oleh”. Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 bentuk,
yaitu:
 Kalimat Pasif Biasa adalah kalimat pasif yang terdapat di kalimat aktif
transitif. Untuk predikatnya sendiri selalu berawalan dengan imbuhan “di-“, “ter-“
dan “ke-an”.
Contoh:
Sampah dibuang Rina.
Barang itu dijual paman.
 Kalimat Pasif Zero adalah kalimat yang unsur objek pelaku berdekatan
dengan unsur objek penderita tanpa ada sisipan dari kata yang lain. Ciri lainnya
ialah unsur predikat berakhiran “-kan” sehingga membuat awalan “di-“
menghilang dari predikat. Predikat juga bisa menggunakan kata dasar yang

18
bersifat kata kerja, kecuali kata kerja "aus" (kata kerja yang tidak bisa
menggunakan awalan “me-“ dan “ber-“)
Contoh:
akan saya sampaikan pesanmu.
Saya berikan bukuku.

D. Kalimat Inti dan Inti Kalimat


Kalimat inti adalah kalimat yang terdiri atas S dan P.
Sedangkan inti kalimat adalah kalimat yang terdiri atas inti-inti kalimat atau
unsur-unsur kalimat yaitu S-P-O.
Syarat-syarat kalimat inti :
1. Terdiri dari dua suku kata
2. Berpola S dan P
3. Intonasi netral
Syarat-syarat inti kalimat :
1. Terdiri dari tiga suku kata
2. Berpola S-P-O
3. Intonasi netral
Contoh :
a) Adik saya yang paling bungsu sedang mempelajari bahasa Mandarin
Kalimat inti : Adik mempelajari
Inti kalimat : Adik mempelajari bahasa Mandarin
b) Penelitian-penelitian mutakhir memusatkan perhatian pada makanan dari soya,
yang ternyata dapat membantu mencegah kanker payudara.
Kalimat inti : Penelitian - penelitian memusatkan
Inti kalimat : Penelitian - penelitian memusatkan perhatian

E. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan maksud
penutur/ penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh pendengar
/ pembaca secara tepat pula. Dengan kata lain kalimat efektif adalah kalimat yang

19
dapat mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat komunikasi. Kalimat efektif
memiliki diksi (pilihan kata)yang tepat, tidak mengalami kontaminasi frasa ,
sesuai ketentuan EYD, baik penulisan tanda baca dan penulisan kata.Selain itu
kalimat efektif juga memiliki enam syarat keefektifan ,yaitu adanya (1) kesatuan ,
(2) kepaduan (3) kepararelan, (4) ketepatan, (5) kehematan, dan (6) kelogisan

(1) Kesatuan
Kesatuan dalam kalimat efektif adalah dengan adanya ide pokok (S dan P)
sebagai kalimat yang jelas . Contoh :
Bagi yang tidak berkepentingan dilarang masuk .(salah)
K P
Yang tidak berkepentingan dilarang masuk. (benar)
S P
(2) Kepaduan
Kepaduan terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk
kalimat. Yang termasuk unsur pembentuk kalimat adalah kata , frasa, tanda baca,
dan fungsi sintaksis S-O-O-Pel-Ket. Kepaduan juga menyangkut pemakaian kata
tugas yang tepat. Contoh :
Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi .(tidak
mempunyai subjek/ subjeknya tidak jelas). (salah)
Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi (subjeknya
sudah jelas).(benar)
Kami telah membicarakan tentang hal itu.(salah)
Kami telah membicarakan hai itu. (benar)
(3) Keparalelan
Keparalelan adalah pemakaian bentuk gramatikal yang sama untuk bagian-
bagian kalimat tertentu.Umpamanya alam sebuah perincian,jika unsur pertama
menggunakan verba (kata kerja) dan seterusnya juga harus verba .Jika unsur
pertamanya nomina (kata benda), bentuk berikutnya juga harus nomina. Contoh :
Kami telah merencanakan membangun pabrik, membuka hutan, pelebaran jalan
desa, dan membuat tali air. (salah)

20
Kami telah merencanakan membangun pabrik,membuka hutan,melebarkan
jalan desa, dan membuat tali air. (benar)
Kakakmu menjadi dosen atau sebagai pengusaha ? (salah)
Kakakmu menjadi dosen atau menjadi pengusaha ? (benar)
(4) Ketepatan
Ketepatan adalah kesesuain/ kecocokan pemakaian unsur- unsur yang
membangun suatu kalimat sehingga terbentuk pengertian yang bulat dan pasti.
Contoh :
Karyawan teladan itu memang tekun belajar dari pagi sehingga petang. (salah)
Karyawan teladan itu memang tekun belajar dari pagi sampai petang. (benar)
(5) Kehematan
Kehematan yaitu hemat pemakaian kata atau kelompok kata.Dengan kata lain
tidak mengalami gejala bahasa pleonasme.Dengan hemat kata, diharapkan kalimat
menjadi padat berisi. Contoh :
Hanya ini saja yang dapat saya berikan. (salah)
Hanya ini yang dapat saya berikan.(benar)
Ini saja yang dapat saya berikan. (benar)
(6) Kelogisan
Kelogisan di sini adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/ masuk akal.
Supaya efektif, kata-kata dalam sebuah kalimat tidak boleh menimbulkan makna
ambigu (ganda) atau tidak boleh mengandung dua pengertian.Contoh :
Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-57.(salah)
Alasan : Seolah-olah ada 57 negara Republik Indonesia.
Hari kemerdekaan ke-57 Republik Indonesia. (benar)
Kepada Bapak Gubernur waktu dan tempat kami persilahkan.(salah)
Alasan : Waktu dan tempat tidak mungkin kami persilahkan.
Bapak Gubernur kami persilahkan. (benar)
F. Kesalahan dalam Kalimat
Beberapa kesalahan yang terjadi dalam kalimat, diantaranya : (1) kalimat
kontaminasi, (2) ketidakjelasan unsur S dan P dalam kalimat , (3) gejala
pleonasme dalam kalimat,dan (4) penggunaan kata yang salah dalam kalimat.

21
(1) Kalimat Kontaminasi
Kalimat kontaminasi atau kalimat rancu adalah kalimat yang kacau
susunannya , namun kekacauan susunan kata dalam kalimat itu sifatnya khas.
Dikatakan khas karena adanya pembentukan satu kalimat yang kurang tepat dari
dua kalimat yang benar sehingga gagasan kalimatnya menjadi kabur atau tidak
jelas. Contoh :
Melalui kursus ini diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan
keterampilan.(salah)
Bagian pertama kalimat di atas melalui kursus ini ; bagian keduanya
diharapkan bermanfaat untuk… Hubungan bagian pertama dan kedua tidak
cocok.Kalau kita bertanya ,”Apa yang diharapkan bermanfaat untuk
meningkatkan keterampilan?” Jawabnya bukan “melalui kursus ini.”Jawaban
yang tepat adalah “kursus ini”. Kalau bagian pertama ingin dipertahankan seperti
itu, maka bagian kedua harus diubah menjadi : diharapkan dapat ditingkatkan
keterampilan.
Mari kita kembalikan kalimat pertama yang rancu itu kepada dua buah
kalimat asalnya yang benar.Perhatikan kalimat asal itu.
a.Kursus ini diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan.(benar)
b.Melalui kursus ini diharapkan dapat ditingkatkan keterampilan.(benar)
Contoh kalimat kontaminasi lain, yaitu :
Dalam perutnya mengandung racun. (salah)
a.Dalam perutnya terkandung racun.(benar)
b.Perutnya mengandung racun. (benar)
(2) Ketidak jelasan Unsur Subjek dan Predikat dalam Kalimat
Pada sebagian kalimat yang tidak jelas unsur S dan tidak memiliki unsur
P akan membuat ketidakefektifan dan hanya memiliki unsur lain seperti O, Ket
dan Pel. Contoh :
o Di antara beberapa negara Eropa Barat berupaya membuat heli antitank untuk
menekan biaya bersama.(tidak jelas unsur S)
Negara Eropa Barat berupaya membuat heli antitank untuk menekan biaya
bersama. (jelas unsur S)

22
o Ayah ke kantor jam tujuh pagi.(tidak ada unsur P)
Ayah pergi ke kantor jam tujuh pagi. (ada unsur P)
(3) Gejala Pleonasme dalam Kalimat
Yang dimaksud dengan gejala pleonasme dalam kalimat adalah
penggunaan unsur kata atau bahasa yang berlebihan, Contoh :
Para tamu-tamu mulai datang ke pesta itu. (salah)
Para tamu mulai datang ke pesta itu. (benar)
Tamu-tamu mulai datang ke pesta itu. (benar)
Sejak dari terminal sampai pesawat, Pamella diikuti terus oleh para wartawan
asing (salah)
Sejak terminal sampai pesawat, Pamella diikuti terus oleh para wartawan
asing.(benar)
Dari terminal sampai pesawat, Pamella diikuti terus oleh para wartawan asing.
(benar)
(4) Penggunaan Kata yang Salah dalam Kalimat
Beberapa penggunaan kata yang salah dalam kalimat diantara (a) penggunaan kata
”kalau” yang salah,(b) penggunaan kata “di” yang salah,(c) penggunaan kata
”daripada” salah, dan (d) pengulangan kata.
a) Penggunaan Kata “Kalau” yang Salah
Kadang-kadang kita melihat pemakaian kata kalau yang kurang tepat
sebagai unsur penghubung antarklausa seperti yang akan diperhatikan pada contoh
di bawah ini. Kata kalau kita gunakan di depan klausa yang bersifat kondisional
(=syarat).Isinya menyatakan sesuatu yang mungkin,namun dapat juga sesuatu
yang tidak mungkin dilaksanakan atau mungkin tercapai. Dalam halseperti yang
disebutkan terakhir itu, kata sambung kalau dapat diganti dengan kata lain yang
menyatakan ketidakmungkinan itu, yaitu kata umpamanya, seandainya, andai
kata dan sekiranya. Contoh :
Kalau engkau bersungguh-sungguh belajar, engkau akan lulus dalam ujian
nanti. (benar)
o Kalau engkau menjadi burung, biarlah aku menjadi dahan tempatmu
bertengger.(salah)

23
Kalimat 2 klausa bersyarat itu berisi sesuatu yang mustahil.Mana mungkain orang
akan menjelma menjadi burung.Karena isinya mengandung ketidakmungkinan
makna, kata kalau dapat diganti dengan kata lain, misalnya andai kata,
umpamanya, dan sekiranya. Contoh :
Andai kata engkau menjadi burung, biarlah aku menjadi dahan tempatmu
bertengger.(benar)
b) Penggunaan Kata Depan “Di” yang Salah
Penggunaan kata depan “di” yang salah, di antaranya :
o Pakaian itu disimpannya di dalam lemari. (salah)
Pakaian itu disimpannya dalam lemari.(benar karena kata depan “di”
dihilangkan)
o Perkara itu di atas tanggungan sayalah. (salah)
Perkara itu atas tangungan sayalah.(benar karena kata depan “di” dihilangkan)
c) Penggunaan Kata “Daripada” yang Salah
Penggunaan kata “daripada” yang salah, di antaranya :
o Pukulan smash daripada Icuk menghujam tajam. (salah)
Pukulan smash Icuk menghujam tajam.(benar)
o Hati kita sedih melihat daripada penderitaan korban bencana itu.(salah)
Hati kita sedih melihat penderitaan korban bencana itu. (benar)
d) Pengulangan Kata
Pengulangan kata yang terjadi dalam kalimat , misalnya :
o Setahunnya hanya menghasilkan sekitar 200 film setahun.(salah)
Setahun hanya menghasilkan 200 film. (benar)

24
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan
suatu pengertian dan pola intonasi akhir.
Setiap kalimat mempunyai unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-
unsur kalimat akan membentuk susunan kalimat yang mengandung arti.
Unsur-unsur inti kalimat antara lain : Subjek / Subyek (S) – Predikat (P) –
Objek / Obyek (O) – Keterangan (K)

Klasifikasi kalimat dalam berbagai kriteria atau tinjauan, yaitu :


a. Jenis Kalimat Berdasarkan Pengucapan
b. Jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah Frasa
c. Jenis Kalimat Berdasarkan Isi dan Fungsinya
d. Jenis Kalimat Berdasarkan Unsur Kalimat
e. Jenis Kalimat Berdasrkan Pola Subjek-Predikat
f. Jenis Kalimat Berdasarkan Gaya penyajiannya
g. Jenis Kalimat Berdasarkan Subjeknya

B. Saran
Penulis menyarankan agar pembaca lebih banyak lagi referensi-referensi
mengenai jenis-jenis kalimat selain makalah ini.Ini dikarenakan oleh keterbatasan
penulis dalam mencari referensi-referensi dalam menyusun makalah ini.

25
DAFTAR PUSTAKA

Alwi Hasan .dkk,2003,Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia,


Jakarta: Pusat Bahasa dan Balai Pustaka.
Dola Abdullah. 2010. Tataran sintaksis dalam gramatika Bahasa
Indonesia. Makasar: Badan Penerbit UNM
Kridalaksana Harimurti,2008,Kamus Linguistik Edisi Empat,
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Tarigan Henry Guntur .2009. Pengajaran Sintaksis Bandung:
Angkasa
Tim Pusat Bahasa. 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Keempat Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Marlinara. 2014. Jenis-Jenis Kalimat Bahasa Indonesia ( Oline ),
http://marlinara.blogspot.com/2014/04/makalah-bahasa-indonesia-
tentang-kalimat .html, diakses 29 September 2016
http://kangmoes.com/artikel-tip-trik-ide-menarik-
kretif.definisi/pengertian-kalimat.html, diakses 29 September 2016

26

Anda mungkin juga menyukai