Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Dalam bahasa Indonesia, kalimat dasar merupakan bagian yang penting dalam
pembelajaran bahasa Indonesia. Kalimat dasar terdiri dari subjek dan predikat yang
sederhana, dimana dalam kalimatnya tidak memerlukan unsur tambahan berupa objek
dan keterangan.
Kalimat dasar perlu dipelajari karena dalam pembelajaran bahasa Indonesia, kalimat
dasar menjadi pondasi dalam membangun suatu kalimat yang lebih kompleks. Dengan
memahami apa itu kalimat dasar, seseorang dapat memahami dan juga membuat kalimat
yang lebih bervariasi dan kompleks.
Pengidentifikasian sebuah kalimat berdasarkan pola dasar kalimat adalah sebuah
penganalisisan kalimat berdasarkan bahasa. Semua jenis kalimat sebagai bentuk bahasa
tulis yang dibuat oleh manusia pada hakekatnya dapat ditelusuri pola kalimat dasarnya.
Sebuah kontruksi struktur kalimat yang berisi aturan atau kaidah yang sesuai dengan
gramatika suatu bahasa disebut pola kalimat dasar. Adanya bermacam-macam variasi
konstruksi struktur kalimat merupakan kreativitas manusia dalam megembangkan cara
berbahasa, berpikir, dan bernalar. Variasi struktur kalimat dapat diidentifikasikan
berdasarkan pola kalimat dasar sehinnga dapat ditemui penyusunan struktur unsur
kalimat yang berubah letak posisi. Struktur unsur kalimat tersebut dapat ditata kembali
dengan pola kalimat dasar dan pastinya sesuai dengan gramatika bahasa.
Kalimat tunggal dan kalimat majemuk merupaan turunan dari kaliamt dasar yang
polanya bisa kenali dari unsur pembentuknya. Satuan unsur yang terbatas membentuk
sejumlah pola dasar kaliamt yang terbatas. Menurut pandangan secara umum, tata
kalimat dalam bahasa Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu (1) kelompok kalimat dasar
yang terbatas jumlahnya, (2) kelompok kaliamt transformasi/turunan yang tak terbatas
jumlahnya dan merupakan turunan dari kalimat dasar (Samsuri, 1985).

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis dalam makalah ini aakan membahas
mengenai:
1. Apa yang dimaksud kalimat dasar?
2. Apa saja jenis-jenis kalimat?

1.2 TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa yang dimaksud
dengan kalimat dasar dan untuk mengetahui apa saja jenis-jenis kalimat.

1.4 MANFAAT
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan
juga wawasan mengenai materi yang ada dalam bahasa Indonesia khususnya pada
bagian kalimat dasar dan juga jenis-jenis kaliamatnya dan juga berguna untuk
memenuhi tugas mata kuliah umum bahasa Indonesia.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. KALIMAT
2.2. KALIMAT DASAR
Kalimat dasar merupakan kalimat turunan yang bentuknya bisa berupa kalimat
tunggal ataupun kalimat majemuk (Ekowardono, 2022). Berkaitan dengan hal tersebut,
kalimat dasar merupakan pembangun kalimat majemuk tetapi pengaplikasiannya tetap
beda dengan bahasa inggris berpredikat verba sedangkan dalam bahasa Indonesia,
predikat bisa berupa kalimat verba, adjektiva, nomina, numeralia, ataupun frasa
preposisi (Ekowardono, 2002).

3
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. APA ITU KALIMAT DASAR


Kalimat dasar bukanlah nama jenis kalimat, tetapi merupakan acuan untuk
membuat berbagai tipe-tipe kalimat. Dalam kaliiamt dasar terdiri atas beberapa stuktur
kalimat yang terbentuk oleh lima unsur kalimat, yakni S, P, O, Pel, dan Ket. Sejalan
dengan batasannya bahwa dalam struktur kalimat adalah minimal S-P, sedangkan O,
Pel, dan Ket adalah tambahan yang fungsinya untuk melengkapi dan memperjelas arti
sebuah kalimat. Pola kalimat dasar yang paling sederhana yakni bertipe S-P, sedangkan
yang paling kompleks bertipe S-P-O-Pel-Ket.
Berdasarkan fungsi serta peran gramatikalnya, terdapat enam tipe model kalimat
dasar bahasa Indonesia. Keenam tipe tersebut adalah seperti tabel berikut ini.

Tipe Subjek Predikat Objek Pel Ket

S-P Orang Itu Sedang


Masak

S-P-O Ibunya Mendapat Hadiah

S-P-Pel Bhineka Merupakan Semboyan


Tunggal Nkri
Ika

S-P-Ket Dia Kecelakaan Disurabaya

S-P-O- Ayah Mengambil Ibu Air


Pel kan Minum

S-P-O- Pak Suyut Menyimpan Uang Di Bank


Ket

4
3.2 POLA DASAR KALIMAT BAHASA INDONESIA

Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam


sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat
yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan
kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang
pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.

Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat


dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami
perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan
keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap.
Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.

1. Kalimat Dasar Berpola S P

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk
tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:

 Mereka / sedang berenang.

S P (kata kerja)

 Ayahnya / guru SMA.

S P (kata benda)

 Gambar itu / bagus.

S P (kata sifat)

 Peserta penataran ini / empat puluh orang.

S P (kata bilangan)

2. Kalimat Dasar Berpola S P O

5
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa
nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa
nomina atau frasa nominal. Misalnya:

Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah.

S P O

3. Kalimat Dasar Berpola S P Pel.

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat,
dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:

Anaknya / beternak / ayam.

S P Pel.

4. Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa
nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal.
Misalnya:

Dia / mengirimi / saya / surat.

S P O Pel.

5. Kalimat Dasar Berpola S P K

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur
keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa
nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya:

Mereka / berasal / dari Surabaya.

S P K

6
6. Kalimat Dasar Berpola S P O K

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan.
subjek nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa
nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:

Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari.

S P O K

7. Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan.
Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata
sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi. Misalnya :

Ungu / bermain / musik / di atas panggung.

S P Pel. K

8. Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan
keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau
frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:

Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan.

S P O Pel. K

3.3 JENIS-JENIS KALIMAT


Kalimat dibedakan menjadi beberapa jenis berikut:
1. Kalimat tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa.
Dalam kalimat tunggal hanya terdapat satu unsur yakni S, P, O, Pel, dan

7
Ket. Dalam kalimat tunggal tentu saja lima unsur tadi tidak muncul
sekaligus dikarenakan unsur minimal sebuah kalimat adalah S dan P.
Mengingat unsur pembentuk utamanya hanya S dan P yang serban
tunggal oleh karena itu disebut kalimat tunggal.
Berdasarkan frasa pengisi P-nya, kalimat tunggal terbagi lagi
menjadi empat macam yang diberi nama sesuai dengan unsur P-nya
masing-masing seperti contoh berikut:
Contoh:
a) kami mahasiswa Indonesia (kalimat nominal)
b) jawaban anak itu sangat tepat (kalimat adjectival)
c) kambing itu sedang merumpu (kalimat verbal)
d) mobil pak kades itu ada tiga (kalimat numeral)
Kalimat tunggal ada yang bisa dilengkapi dengan menambah satu
unsur O, Pel, dan Ket. Jadi, kalimat tunggal tidak hanya berupa kalimat
pendek. Apabila fungsi sintaksis utama yaitu S dan P tidak lagi tunggal,
nama kalimatnya pun bisa berubah menjadi kaliamt majemuk.
2. Kalimat majemuk
Kalimat majemuk merupakan kalimat gabungan dari dua atau
lebih kalimat tunggal. Kalimat majemuk mengandung lebih dari satu
klausa.
Contoh:

Seorang Harus Wawasan Harus Profesi


Manajer Mempunyai Yang Luas Menjunjung
Dan Tinggi Etika

S P1 O1 P2 O2

Setelah melihat contoh tersebut, terlihat jelas bahwa kalimat majemuk


memiliki P lebih dari satu, sedangkan S yang sebenarnya ganda tetapi
tidak terlihat ganda (seorang manajer).
3. Kalimat majemuk setara

8
Kalimat majemuk setara memiliki ciri-ciri: dibentuk dari dua atau
lebih kalimat tunggal, kedudukan setiap kalimat sederajat.
Kalimat majemuk merupakan gabungan kalimat, jadi kalimat yang
digabung tersebut disebut klausa.
Konjungtor untuk menggabungkan klausa dalam kalimat
majemuk setara, konjungtor tersebut menunjukkan jenis hubungan dan
menjalankan beberapa fungsi. Konjungtor tersebut terdapat pada tabel
berikut:

Jenis Hubungan Fungsi Konjungtor

Penjumlahan Dan, Serta, Baik, Maupun

Pertentangan Tetapi, Sedangkan, Bukannya, Melainkan

Pemilihan Atau

Perurutan Kemudian, Lalu

Contoh:
a) Pitter rajin membaca, baik Ketika menjadi mahasiswa maupun
setelah menikah.
b) Kamu ikut aku pulang, atau tinggal disini
4. Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk setara dan bertingkat jelas berbeda.
Perbedaannya terletak pada derajat klausa pembentuknya dimana tidak
setara karena klausa kedua merupakan perluasan dari klausa pertama.
Oleh sebab itu, konjungtor yang digunakan dalam kalimat majemuk
bertingkat adalah sebagai berikut:

Jenis hubungan Fungsi konjungtor

Kemiripan Seakan-akan, seolah-olah

Cara Tanpa, dengan

9
Pengakibatkan Sampai-sampai, maka, sehingga

Penyebaban Karena, sebab, oleh karena itu

Pembandingan Bagaikan, seperti, laksana,


sebagaimana, daripada, alih-alih,
ibarat

Konsesif Walau(pun), biar(pun), sekali(pun),


meski(pun), kendati(pun)

Tujuan Supaya, agar, biar, untuk

Syarat Seandainya, andaikata, andaikan,


asalkan, kalau, apabila, bilamana

Waktu Sejak, sewaktu, sedari, sementara,


seraya, sambal, sehabis, sebelum,
Ketika, tatkala, sampai, hingga

Contoh:
a) Aku memahamimu sebagaimana kamu memahamiku
b) Kita harus bekerja keras agar dapat kaya

1) JENIS KALIMAT MENURUT FUNGSINYA


Sesuai dengan yang terdapat pada buku tata bahasa Indonesia
(1998:284), kalimat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
1. Kalimat berita (deklaratif)
Kalimat berita merupakan kalimat yang digunakan penutur untuk
menyatakan sebuah berita kepada mitra komunikasi. Kalimat berita
bersifat bebas, boleh inversi dan juga versi, aktif atau pasif, tunggal atau
majemuk. Yang terpenting isi kalimat berita yakni tentang pemberitaan.
Contoh:

10
Pembagian sembako gratis didesaku dilakukan minggu lalu.
2. Kalimat tanya (interogatif)
Kalimat tanya (interogatif) merupakan kalimat yang dipakai oleh
penulis guna mendapatkan informasi berupa jawaban yang diharapkan
dari mitra komunikasinya. Pada bahasa lisan kalimat berintonasi tinggi
sedangkan pada bahasa tulis diakhiri dengan tanda tanya.
Contoh:
Apakah buku ini milikmu?
3. Kalimat perintah (imperative)
Kalimat perintah (imperative) adalah kalimat yang dipakai
penulis untuk menyuruh atau melarang orang melakukan sesuatu. Pada
bahasa lisan kalimat ini berintonasi akhir menurun dan pada bahasa tulis
diakhiri dengan tanda seru atau tanda titik.
Contoh:
Antarkan bajumu ke laundry!
4. Kalimat seru (ekslamatif)
Kalimat seru (ekslamatif) digunakan penulis untuk menunjukkan
perasaan emosi yang kuat, termasuk kejadian tiba-tiba dan memerlukan
reaksi spontan. Pada bahasa lisan kalimat ini berintonasi naik sedangkan
pada bahasa tulis ditandai dengan tanda seru tanda titik.
Contoh:
Aduh, kaki saya tersandung!

11
BAB IV
PENUTUP

12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2022). Modul Bahasa Indonesia Terampil Menulis dan Berbicara Ilmiah.
Surabaya.

13

Anda mungkin juga menyukai