Anda di halaman 1dari 23

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara di Negara Kesatuan
Republik Indonesia ini memiliki fungsi yang sangat dominan dalam segala aspek di dalam
kehidupan bermasyarakat. Bahasa Indonesia harus dipelajari, dikembangkan, dan dioptimalkan
penggunaannya maupun fungsinya. Melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia diharapkan tumbuh
sikap bangga dalam menggunakan Bahasa Indonesia sehingga akan menerapkan juga kesadaran
akan pentingnya nilai-nilai yang terkandung di dalam Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang wajib diberikan dari jenjang sekolah dasar
sampai dengan perguruan tinggi. Hal itu dikarenakan Bahasa Indonesia merupakan bahasa
nasional sekaligus bahasa Negara di Indonesia. Bahasa Nasional, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai : lambang kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, alat pemersatu bangsa, dan
sebagai alat perhubungan antar budaya atau daerah. Berdasarkan pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional di Indonesia memiliki fungsi yang
beragam, diantaranya adalah sebagai lambang kebanggaan nasional karena dipakai secara luas dan
sangat menjunjung tinggi, sebagai lambang identitas nasional, alat untuk mempersatukan seluruh
bangsa, dan sebagai alat perhubungan antar budaya atau daerah karena bahasa Indonesia dapat
dipakai oleh suku-suku bangsa yang berbeda bahasanya sehingga mereka dapat saling
berhubungan.

Untuk mewujudkan fungsi bahasa Indonesia, perlu diadakannya suatu pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia dengan harapan bahasa Indonesia bisa diakui oleh setiap warga
negara Indonesia. Pengembangan bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan upaya yang strategis
melalui pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembinaan dan pengembangan yang berhasil akan
memberikan suatu dampak yang positif bagi kemajuan berbagai aspek bangsa Indonesia.
Guna meningkatkan mutu dalam penggunaan bahasa Indonesia, pengajarannya dilakukan
mulai sejak dini, yakni mulai dari sekolah dasar yang nantinya digunakan sebagai landasan atau
dasar pendidikan ke dalam jenjang yang lebih tinggi. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar dapat diketahui dari keterampilan berbahasa yang terdiri dari ketrampilan membaca,
menulis, berbicara, dan memecahkan masalah yang ada. Berdasarkan pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa penguasaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat diketahui dari
keterampilan yang dimiliki seseorang dalam aspek membaca, menulis, berbicara, dan
mendengarkan. Setiap ketrampilan dalam bahasa mempunyai keterkaitan antara satu dengan yang
lainnya.

SALINAN KISI-KISI UJIAN NASIIONAL


2019/2020 (12-IPA)
2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Memaknai istilah/kata.
Istilah adalah kata atau gabungan kata dengan cermat mengungkapkan makna konsep,
proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Makna kata atau istilah yang
sering muncul dalam soal UN adalah makna kata leksikal. Makna kata leksikal merupakan
makna yang terdapat pada kata dasarnya tanpa bergabung dengan bentuk lain.
Paragraf disusun menggunakan kalimat-kalimat yang saling berkaitan. Kalimat dalam
setiap paragraf disusun dari beberapa kata. Setiap kata tersebut memiliki makna atau arti. Oleh
karena itu, dalam membentuk kalimat atau paragraf sebuah kata harus benar-benar dipilih agar
mampu menyampaikan maksud penulis.
Kesalahan penggunaan kata-kata atau istilah akan menimbulkan penafsiran berbeda.
Kata-kata atau istilah yang digunakan dapat berupa kata baku, kata bersinonim, kata
berantonim, kata yang bermakna konotasi dan denotasi, dan kata yang mengalami perubahan
makna. Istilah berhubungan dengan pengungkapan makna konsep, proses, serta keadaan, atau
sifat di bidang tertentu.

2.2 Mengidentifikasi informasi tersurat pada teks Biografi


Informasi tersurat adalah informasi yang tertulis secara jelas dalam bacaan. Informasi
tersirat adalah informasi yang tidak tertulis secara jelas ataupun tersembunyi. Biografi
merupakan catatan riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain. Biografi berisi
paparan hidup seorang tokoh dari kecil hingga tua. Biografi memuat informasi tersurat dan
tersirat. Pokok-pokok informasi terangkum dalam rumus 5W + 1H.
a. Apa (what) peristiwanya?
b. Siapa (who) yang mengalami peristiwa itu?
c. Di mana (where) terjadinya peristiwa itu?
d. Kapan (when) terjadinya peristiwa itu?
e. Mengapa (why) peristiwa itu terjadi?
f. Bagaimana (how) proses peristiwanya?

2.3 Menentukan Ide Pokok Paragraf


Ide atau gagasan pokok yaitu pokok permasalahan pada suatu bacaan (paragraf). Ide itu
menjiwai seluruh isi paragraf. Ide pokok diwujudkan dalam bentuk kalimat utama, letaknya
bisa pada awal atau bagian akhir paragtaf. Ada pula gagasan pook pararaf yang terletak pada
awal sekaligus pada akhir paragraf.

SALINAN KISI-KISI UJIAN NASIIONAL


2019/2020 (12-IPA)
3

Di samping itu, ada pula ide pokok yang tersebar pada seluruh bagian paragraf. Hal itu
terutama pada paragraf narasi ataupun deskripsi. Langkah-langkah menentukan ide pokok
adalah sebagai berikut.
1. Menentukan kalimat utama dalam paragraph
Cara menentukan kalimat utama dalam paragraf, yaitu dengan membandingkan
kalimat-kalimat dalam paragraf. Ciri kalimat utama dalam paragraf sebagai berikut.
a. memberitahu pembaca tentang apa yg diperbincangkan dalam paragraf itu;
b. memberi arah/pengendali terhadap permasalahan yang akan dibicarakan;
c. sandaran bagi kalimat-kalimat lain dalam paragraf itu menjadi titik tolak dari kalimat
pengembang.
Sedangkan kalimat penjelas memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
b. Arti kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea.
c. Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung
atau kalimat transisi.
d. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung
kalimat topic.

2. Menentukan inti kalimat dari kalimat utama


Untuk menemukan ide pokok paragraf kita harus memahami inti kalimat utama. Inti
kalimat adalah satuan proporsi singkat yang terbentuk di dalam sebuah kalimat yang
kompleks. Umumnya inti kalimat dibentuk oleh pasangan fungsi gramatik minimal yaitu
subjek dan predikat; atau subjek, predikat, dan objek pada kalimat dengan verba transitif.
Contoh :
Sikap kritis masyarakat terhadap layanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga medis
masih sangat diperlukan.
Inti kalimat:
a. Sikap kritis terhadap layanan kesehatan diperlukan. atau
b. Sikap kritis diperlukan terhadap layanan kesehatan.

2.4 Menentukan Inti Kalimat


Menemukan inti kalimat terdapat dalam lingkup materi membaca nonsastra, level kognitif
aplikasi. Inti kalimat adalah unsur-unsur inti dalam kalimat. Unsur-unsur tersebut wajib ada
dan hadir dalam sebuah struktur kalimat. Sebuah kalimat harus memiliki unsur subjek (S) dan
predikat (P). Jadi, inti kalimat adalah subjek dan predikat.

SALINAN KISI-KISI UJIAN NASIIONAL


2019/2020 (12-IPA)
4

Contoh:
 Adik menangis. (SP)
 Ibu memasak. (SP)
 Kayla bernyanyi. (SP)
Inti kalimat boleh ditambahi unsur objek (O) atau pelengkap (Pel). Kehadiran unsur O pada
kalimat aktif transitif dan pelengkap bergantung pada jenis kata yang menempati P.
Contoh:
 Ayah menghadiri pernikahan. (SPO)
 Daerah kutub bersuhu rendah. (SPPel)

A. Unsur keterangan (K) tidak termasuk ke dalam unsur inti kalimat. Perhatikan contoh!
Contoh :
Teguh menganalisis kalimat di kamar.
Inti kalimat: Teguh menganalisis kalimat. (Keterangan tempat boleh dihilangkan
karena K bukanlah unsur inti kalimat).
B. Tiap unsur inti kalimat adalah sebuah kata, bukan frasa (gabungan kata).
Contoh:
Gadis kecil itu sedang berjualan ketela di tepi jalan.
gadis kecil=S,
sedang berjualan=P,
ketela=Pel,
di tepi jalan=K, bukan inti jadi diabaikan saja
Jadi, inti kalimatnya adalah Gadis berjualan ketela (SPPel, satu unsur inti satu kata).

2.5 Menentukan Makna Kata Rujukan


Kata rujukan adalah kata yang menunjuk pada kata lain yang telah digunakan sebelumnya
sebagai pengganti dari kata aslinya. Kata rujukan umumnya menggunakan kata-kata seperti
disini, disana, ini, itu, dia, ia, tersebut dll. Macam-Macam Kata Rujukan. Kata rujukan sendiri
terbagi menjadi 3 jenis kata rujukan:
1. Kata rujukan benda atau hal : Ini, itu, tersebut
2. Kata rujukan tempat : di sini, di sana, di situ.
3. Kata rujukan orang atau personil atau yang kedudukannya sama seperti
orang/makhluk hidup. Contohnya: dia, Ia, beliau, mereka.

SALINAN KISI-KISI UJIAN NASIIONAL


2019/2020 (12-IPA)
5

Contoh :

Aku dibesarkan di Kota Tegal. Di kota itu aku dibesarkan oleh kedua orang tuaku dengan
penuh kasih sayang dalam rumah sederhana. Di sana tinggal aku bersama beberapa 3 orang
kakakku yang siap melindungi. Meskipun berbeda ayah, mereka tetap memperlakukan aku
selayaknya adik sendiri. Kerukunan terasa sekali dirasakan di rumah kami. Ini semua karena
didikan ibuku. Beliau adalah orang yang penuh kasih dan sayang untuk kami anak-anaknya.
Dari beliau kami belajar banyak hal seperti makna berbagi, hidup rukun, dan toleransi. Nilai
tersebut sampai kini masih kami lakukan meski kami telah menjadi dewasa.

Rujukan kata yang terdapat pada paragraf di atas adalah:


 Itu yang merujuk pada Tegal
 Di sana yang merujuk pada rumah sederhana
 Mereka yang merujuk pada kakak-kakakku
 Beliau yang merujuk pada ibu
 Tersebut yang merujuk pada berbagi, hidup rukun, dan toleransi.

2.6 Menyimpulkan Isi tersirat


Bacaan atau paragraf memuat informasi tersurat dan tersirat. Informasi tersurat adalah
informasi yang tertulis secara jelas dalam bacaan. Informasi tersirat adalah informasi yang
tidak tertulis secara jelas/tersembunyi. Menggali informasi tersirat artinya upaya mencari
dan menemukan informasi yang tidak tertulis secara jelas/tersembunyi. Untuk menemukan
informasi tersirat dapat dilakukan dengan menghubung-hubungkan data atau informasi
dalam teks yang dikenal dengan istilah menyimpulkan isi teks atau membuat simpulan teks.
Kalimat simpulan adalah kalimat yang berisi opini atau pendapat akhir atas data-data yang
ada dalam teks. Rumusan kalimat simpulan bukan berupa salah satu kalimat dalam teks.

Langkah-langkah menyusun kalimat simpulan paragraf


1. Identifikasilah hal-hal penting dalam teks.
2. Buatlah opini atau pendapat yang mencakupi keseluruhan hal penting tersebut.
3. Mengidentifikasi kalimat simpulan paragraf.
4. Perhatikan ciri khusus kalimat simpulan dalam paragraf misalnya kata jadi, oleh
karena itu, dengan demikian, dan sebagainya.
5. Perhatikan isi kalimat/pernyataan. Kalimat simpulan berisi opini atau pendapat akhir
yang meliputi keseluruhan isi paragraf.

SALINAN KISI-KISI UJIAN NASIIONAL


2019/2020 (12-IPA)
6

2.7 Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas dalam Paragraf


Suatu paragraf tersusun atas beberapa kalimat. Dalam suatu paragraf terdapat kalimat
utama dan kalimat penjelas. Kalimat utama merupakan kalimat yang biasanya berisi ide pokok
penulisan paragraf. Kalimat utama ini dijelaskan oleh kalimat-kalimat lain yang disebut
dengan kalimat penjelas. Kalimat penjelas yaitu kalimat yang isinya penjelasan, menguraikan,
atau berupa rincian-rincian tentang kalimat utama. Kalimat utama dapat ditemukan di awal,
di tengah, di akhir, di awal dan akhir, atau di seluruh paragraf.
A. Ciri Kalimat Utama
 Mengandung permasalahan yang dapat diuraikan lebih lanjut;
 Biasanya berupa kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri;
 Mempunyai arti jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain;
 Dapat dibentuk tanpa kata sambung atau transisi; dan
 Dalam paragraf induktif, kalimat utama sering ditandai kata-kata kunci,
seperti jadi atau dengan demikian.

B. Ciri Kalimat Penjelas


 Sering merupakan kalimat yang tidakdapat berdiri sendiri.
 Arti kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam
satu aliena.
 Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa
penghubung atau kalimat transisi.
 Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat
mendukung kalimat topik.

C. Jenis Paragraf Berdasarkan Posisi Kalimat Utama


a. Deduktif: gagasan utama diletakan pada bagian awal paragraf.
b. Induktif: gagasan utama diletakan pada bagian akhir paragraf.
c. Deduktif-Induktif: gagasan utama terletak pada bagian awal dan diulangi
lagi pada bagian akhir.
e. Ineratif: gagasan utama terdapat di tengah paragraf.
f. Menyebar: gagasan utama berupa simpulan dari setiap kalimat yang
membangun paragraf tersebut.

SALINAN KISI-KISI UJIAN NASIIONAL


2019/2020 (12-IPA)
7

2.8 Menyimpulkan Persamaan dan Perbedaan


Menyimpulkan merupakan bentuk penalaran dengan menghubung-hubungkan
data/fakta yang ada. Menyimpulkan persamaan dan perbedaan isi teks artinya menyampaikan
persamaan dan perbedaan isi teks berdasarkan data/fakta dalam teks. Ada dua prinsip dalam
menyimpulkan, yaitu masuk akal atau logis dan mampu mencakup data-data yang ada.
Langkah-langkah menyimpulkan adalah sebagai berikut.
a. Carilah data/fakta-fakta/informasi yang ada dalam teks tersebut.
b. Ajukan pendapat berdasarkan fakta-fakta tersebut.

2.9 Membandingkan Pola Penyajian


Dua buah teks dapat memiliki kesamaan tema atau informasi. Membandingkan dan
mencari kesamaan teks dapat dilakukan dengan cara membaca kedua teks tersebut secara
keseluruhan. Membaca teks tidak hanya dilakukan sekali saja, tetapi juga dilakukan berulang-
ulang agar lebih mudah menentukan kesamaannya. Teks dapat dibandingkan melalui isi, pola
penyajian dan bahasanya.
 Cara Mencari Perbedaan
Cara Mencari Perbedaan Penyajian Teks Sebuah teks memuat informasi atau
masalah. Penyajian informasi atau masalah dalam teks dapat berbeda. Perbedaan
tersebut dapat diketahui dengan mengajukan pertanyaan berikut :
1. Apa untuk menanyakan masalah,peristiwa, atau kejadian yang dibahas dalam teks
2. Siapa untuk menanyakan orang yangdibahas dalam teks
3. Dimana untuk menanyakan tempat peristiwa yang dibahas dalam teks
4. Kapan untuk menanyakan waktu peristiwa yang dibahas dalam teks
5. Mengapa untuk menanyakan sebab atau alasan, masalah, peristiwa atau kejadian
dalam teks
6. Bagaimana untuk menanyakan proses terjadinya masalah, peristiwa, atau kejadian
dalam teks
 Terdapat 6 Pola Penyajian Yaitu :
1. Urutan waktu
2. Urutan tempat
3. Urutan umum khusus
4. Urutan khusus umum
5. Uruan sebab akibat
6. Urutan akibat sebab

SALINAN KISI-KISI UJIAN NASIIONAL


2019/2020 (12-IPA)
8

2.10 Mengomentari Isi Teks


Mengomentari adalah memberikan ulasan atau tanggapan atas teks yang dibacanya
(untuk menerangkan atau menjelaskan isinya). Isi komentar dapat berupa tanggapan,
sanggahan, pendapat, pertanyaan, penolakan, dan persetujuan. Isi komentar dipandang tepat
apabila sesuai dengan isi teks. Tanggapan yang dikeluarkan harus bersifat objektif dan
disertai alasan logis.
 Cara Mengemukakan Tanggapan Sebagai Berikut :
1. Tanggapan berhubungan atau sesuai dengan peristiwa, masalah, ucapan, pendapat,
atau gagasan yang sedang dibicarakan.
2. Tanggapan dapat mempercepat pemahaman masalah, penemuan sebab, dan
pemecahan masalah.
3 Tanggapan tidak mengulangi pendapat yang pernah disampaikan peserta lain.
4. Tanggapan disampaikan dengan kata dan kalimat tepat.
5. Tanggapan disampaikan dengan sikap terbuka dan sopan.

2.11 Menentukan Kesimpulan


Kesimpulan adalah sebuah pernyataan akhir yang merupakan inti dari sebuah
pembicaraan. Kesimpulan dapat berupa kalimat yang bersifat pendapat yang
menggambarkan secara umum fakta-fakta yang ada.
 Ciri-ciri kesimpulan yang benar:
a. Menggunakan bahasa yang baik dan benar.
b. Menggunakan bahasa yang mudah di pahami.
c. Berisi pokok pembicaraan.
d. Menggunakan penarikan pernyataan secara umum dari kalimat fakta sebelumnya.
e. Membandingkan dua hal yang berbeda namun tetap memperlihatkan kesamaan
pada sisi tertentu,
f. Tidak berbelit-belit.
g. Berupa fakta dan jelas..

2.12 Mengidentifikasi Makna Majas


Karya sastra merupakan refleksi pemikiran, perasaan, dan keinginan pengarang
lewat bahasa. Penulis mengungkapkan perasaan, pikiran, dan idenya dengan bahasa yang
khas berupa kata simbolik, majas/gaya bahasa, dan kata kias. Kata simbolik atau kata kias
adalah kata yang melambangkan makna tertentu. Majas atau gaya bahasa adalah ciri khas

SALINAN KISI-KISI UJIAN NASIIONAL


2019/2020 (12-IPA)
9

pengarang dalam mengungkapkan pikiran dan perasaannya melalui karyanya. Berikut ini
disajikan beberapa contoh gaya bahasa.
NO Jenis Majas Definisi/Ciri Contoh
perbandingan yang melukiskan Banjir bandang telah
1. Personifikasi
benda mati seolah-olah hidup menelan korban manusia.
perbandingan yang implisit tanpa Kapan Anda bertemu
2. Metafora
kata pembanding. dengan kembang desa itu?
majas yang menyatakan sesuatu Suaranya menggelegar
3. Hiperbola
dengan berlebih-lebihan. membelah angkasa.

2.13 Memaknai Isi Tersurat dalam Karya Sastra

Karya sastra dapat berisi cerita, pesan, dan nilai. Isi karya sastra dapat diketahui dengan
membaca keseluruhan karya satra dengan seksama. Setiap karya sastra mempunyai isi yang
berbeda. Karya sastra berupa prosa berisi kisah atau peristiwa yang melibatkan tokoh-tokoh
dalam cerita. Karya sastra pantun, misalnya berisi ungkapann perasaan. Karya sastra berupa
gurindam biasanya berisi nasihat, ajaran atau semacam kata-kata mutiara.

 Pantun
Pantun merupakan ungkapan pikiran dan perasaan seseorang dan dapat digunakan
sebagai sarana untuk menghibur, mendidik, bahkan memberikan teguran kepada orang
lain. Pantun sering digunakan dalam berbagai kegiatan, seperti acara adat dan kegiatan
lainnya oleh berbagai suku bangsa di Nusantara.
 Gurindam
Gurindam merupakan suatu puisi lama yang berisi dua bait, dalam setiap baitnya
ada dua baris kalimat dengan rima yang sama, yang satu kesatuan secara untuh. Gurindam
dibawa oleh sastra Hindu atau orang Hindu. Gurindam yang berasal dari India atau bahasa
“Tamil” yakni kirindam dalam arti perumpamaan, mula-mula asmal. Baris yang pertama
berisi seperti soal, perjanjian atau masalah dan baris yang kedua berisi jawabannya atau
akibat dari masalah atau peranjian di baris pertama tadi.

2.14 Menyimpulkan Isi Tersirat dalam Cerpen/Novel


Makna tersirat berarti makna kata yang bisa dipahami dengan cara yang tidak langsung,
sedangkan makna tersirat bisa dipahami setelah benar-benar membacanya. Makna tersirat
cerpen/fabel dapat ditemukan melalui unsur intrinsiknya. Dari unsur instrinsik tersebut, kita
dapat menyimpulkan isi tersirat melalui tokoh, Iatar, tingkah laku, dan amanat.

SALINAN KISI-KISI UJIAN NASIIONAL


2019/2020 (12-IPA)
10

2.15 Membandingkan Isi, Pola Penyajian, dan Bahasa


Menentukan persamaan dan atau perbedaan antara karya sastra satu dengan lainnya.
Karya sastra yang dibandingkan dapat antara jenis teks yang berbeda (misalnya antara cerpen
dan novel) maupun jenis teks yang sama (misalnya sama-sama cerpen atau sama-sama
pantun).
Contoh perbandingan antara dua teks sastra yang berbeda jenisnya:

Karakteristik cerpen Karakteristik Novel (modern).


1. Struktur ceritanya pendek sehingga 1. Gaya bahasa lebih lugas.
dapat dibaca dalam sekali duduk 2. Alur yang digunakan umumnya alur
(setengah sampai dua jam). campuran.
2. Alur dalam cerpen pada umumnya 3. Amanat tidak secara langsung
tunggal, hanya satu urutan peristiwa disampaikan oleh pengarang.
yang diikuti sampai peristiwa 4. Tema yang digunakan lebih luas.
berakhir.
3. Tema dalam cerpen hanya satu.
4. Tokoh-tokoh dalam cerpen
diceritakan terbatas (singkat, tidak
detail).
5. Latar dalam cerpen tidak memerlukan
detail-detail khusus, misalnya
menyangkut keadaan tempat dan
sosial. Cerpen hanya memerlukan
pelukisan latar secara garis besar atau
secara implisit.
Contoh perbandingan teks sastra yang sejenis

Karakteristik Novel Angkatan 20-an Karakteristik Novel Angkatan 30-an

1. lsi novel menggambarkan pertentangan 1. Pengarang lebih bebas menentukan


paham antara kaum tua dan kaum muda. nasib karya sastranya sendiri.
2. lsi novel menampilkan persoalan kawin 2. isi novel menampilkan persoalan
paksa. yang dihadapi rnasyarakat kota,
3. Isi novel menggambarkan jiwa 3. Novel Angkatan 30-an
kebangsaan belum maju. menggambarkan cara menggunakan
4. Gaya bahasa dalam novel lebih sering kebebasan dan fungsi kebebasan
meng-gunakan syair, pantun, dan dalam masyarakat.
pepatah. 4. Novel Angkatan 30-an tidak
menggunakan pepatah. Bahasa
dalam novel lebih sering
menggunakan ungkapan.

SALINAN KISI-KISI UJIAN NASIIONAL


2019/2020 (12-IPA)
11

2.16 Menganalisis Hubungan Antarbagian Karya Sastra

Menganalisis hubungan antarbagian karya sastra artinya mencari hubungan antara unsur
– unsur pembangun karya sastra baik unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsik karya sastra.
Misalnya, hubungan antara watak tokoh dengan setting cerita.

2.17 Membuktikan Simpulan Pada Karya Sastra


Membuktikan simpulan data pada karya sastra artinya menyimpulkan unsur-unsur dalam
karya sastra seperti watak tokoh, setting, dan nilai-nilai dalam karya sastra.
Berdasarkan kata/kalimat/paragraf dalam karya sastra.

2.18 Mengaitkan Isi Dengan Kehidupan

Isi karya sastra merupakan potret kehidupan masyarakat. Nilai-nilai dalam karya
sastra berhubungan erat dengan nilai-nilai dalam kehidupan nyata di masyarakat. Bahkan
nilai-nilai dalam karya sastra lama (gurindam, hikayat, dan sebagainya). Tetap relevan
dengan kehidupan masyarakat saat ini.

2.19 Menilai Keunggulan/Kelemahan Karya Sastra

Untuk menilai keunggulan atau kelemahan karya sastra sanggup dilakukan dengan
cara membuat resensi, memberikan Koreksi sastra, atau membuat esai.
 Membuat Resensi
Resensi yakni timbangan atau tinjauan pada sebuah karya cipta, menyerupai
buku, lagu, film, dan sebagainya. Resensi meliputi ulasan, tanggapan, penilaian, dan
apresiasi seseorang terhadap suatu karya cipta. Unsur-unsur yang harus diungkapkan
dalam menyusun resensi sebagai diberikut:
1. Judul resensi
2. Identitas buku (judul buku, nama pengarang, penerbit, daerah dan tahun terbit, jumlah
halaman, termasuk yang ber-angka Romawi)
3. Paragraf pembuka,
4. Paragraf peringkas,
5. Paragraf tanggapan/analisis,
6. Paragraf simpulan.

SALINAN KISI-KISI UJIAN NASIIONAL


2019/2020 (12-IPA)
12

 Memberikan Kritik Sastra


Kritik sastra ialah hasil pengamatan sang Koreksius terhadap keunggulan dan
kelemahan suatu karya sastra. Di dalam Koreksi sastra terdapat analisis keunggulan,
kelemahan/belum sempurnanya, kebenaran, serta kesalahan yang terdapat dalam karya
sastra itu. Karakteristik Koreksi sastra, yaitu:
1. Bertujuan untuk menilai karya sastra secara adil,
2. Penilaian menurut kriteria tertentu,
3. Mengungkapkan kelebihan dan belum sempurnanya karya sastra dengan menyertakan
bukti-bukti tekstual dari karya yang di koreksi,
4. Ada simpulan evaluasi Koreksius terhadap karya sastra yang di koreksi.
 Esai
Esai yakni suatu goresan pena yang menggambarkan opini penulis ihwal subjek
tertentu yang coba dinilainya. Ulasan-ulasannya bersifat pribadi, akrab, dan asyik dibaca
layaknya dialog biasa. Langkah-langkah membuat esai sebagai diberikut:
1. menentukan tema atau topik
2. menciptakan outline atau garis besar ide-ide yang akan kita bahas
3. menulis penlampauan meliputi pendapat penulis dengan kalimat yang singkat dan
terperinci yang disertai latar belakang
4. menulis badan esai,
5. menulis simpulan,
6. mempersembahkan sentuhan final pada goresan pena kita supaya pembaca merasa
kalau mengambil manfaat dari apa yang ditulis tersebut dengan simpel dan sistematis
sehingga membentuk kerangka berpikir mereka secara utuh.

2.20 Meringkas Isi Karya Sastra

Meringkas artinya membuat tulisan yang panjang menjadi pendek. Meringkas dapat
dilakukan dengan menyampaikan pokok permasalahan yang disampaikan dalam teks.
Langkah-Langkah Meringkas Cerita

1. Bacalah ceritanya
Saat Anda membaca, Anda perlu mengingat ide pokok ceritanya. Untuk Lord of
the Rings, misalnya, ide pokoknya mungkin adalah sesuatu tentang bagaimana kekuatan
keserakahan (yaitu Cincinnya) menjadi sumber kekuatan untuk kejahatan, atau bahkan
tindakan seseorang yang remeh (seperti hobbit) dapat mengubah dunia.
2. Catatlah

SALINAN KISI-KISI UJIAN NASIIONAL


2019/2020 (12-IPA)
13

Anda perlu menulis catatan saat Anda membaca sehingga Anda dapat merujuk pada
catatan Anda saat Anda sudah siap untuk mulai meringkas. Carilah siapa? apa? kapan? di
mana? mengapa? Hal ini akan memberikan dasar yang ingin Anda tulis dalam ringkasan
Anda.
3. Carilah karakter-karakter utamanya
Anda perlu mengetahui karakter dalam cerita tersebut, dan Anda perlu mengetahui
karakter mana yang tidak terlalu penting untuk ceritanya. Jika Anda membaca cerita
dengan banyak karakter, Anda tidak ingin menuliskan setiap karakter yang muncul.
4. Catatlah latarnya
Latar adalah tempat peristiwa terjadi. Semua dapat menjadi rumit jika cerita yang
Anda baca bertempat di banyak tempat. Kalau begitu, Anda perlu menuliskan tempat yang
lebih banyak.
5. Catatlah konflik ceritanya
Hal ini berarti permasalahan utama apa pun yang harus dihadapi karakter. Konflik
tidak harus disebabkan oleh karakter antagonis.
6. Catatlah peristiwa-peristiwa utamanya
Ini adalah bagian paling penting dari cerita. Anda tidak perlu mencatat semua hal
yang dilakukan karakter. Malahan, hal itulah yang seharusnya tidak Anda lakukan! Carilah
saja peristiwa yang memperdalam konflik, atau membantu menyelesaikannya.
7. Catatlah kesimpulannya
Ini adalah peristiwa besar, biasanya, yang merangkum konflik cerita dan
menyelesaikan permasalahan. Bahkan dalam buku yang merupakan seri, biasanya ada
kesimpulan dalam cerita.

2.21 Kalimat Peribahasa

Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang menyatakan suatu maksud,
keadaan seseorang, atau hal yang mengungkapkan kelakuan, perbuatan atau hal mengenai
diri seseorang. Peribahasa mencakup ungkapan, pepatah, perumpamaan, ibarat, tamsil.
(Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan Badudu-Zain (1994)). Pada umumnya, kelompok
kata atau kalimat dalam peribahasa memiliki struktur susunan yang tetap, dan merupakan
kiasan terhadap suatu maksud. Kalimat yang dipakai biasanya mengesankan dan memiliki
arti yang luas. Peribahasa merupakan ungkapan yang walaupun tidak langsung namun secara
tersirat menyampaikan suatu hal yang dapat dipahami oleh pendengarnya atau pembacanya
karena sama-sama hidup dalam ruang lingkup budaya yang sama. Persamaan ruang lingkup

SALINAN KISI-KISI UJIAN NASIIONAL


2019/2020 (12-IPA)
14

buadaya yang sama menjadi faktor penting, karena jika tidak maka pembicaraan dengan
penggunaan peribahasa tidak akan nyambung.

 Jenis Peribahasa:
A. Peribahasa jenis bidal memiliki rima dan irama, seringkali digolongkan kedalam
bentuk puisi. Contoh: Bagai kerakap di atas batu.
B. Peribahasa jenis pepatah memiliki isi yang ringkas, bijak dan seolah-olah diucapkan
untuk mematahkan/mematikan ucapan orang lain.
Contoh: Sedikit-demi sedikit, lama-lama menjadi bukit.

2.22 Melengkapi Unsur Teks

Disajikan sebuah kalimat pendapat tentang sesuatu, peserta didik dapat menentukan
kalimat argumentasi yang logis untuk mendukung pendapat tersebut (satu atau dua kalimat
argumen pendukung). Langkah-langkah melengkapi unsur teks:

 Cermati jenis teks dan tujuan teks. Teks deskripsi bertujuan menggambarkan suatu
objek. Kalimat-kalimat dalam teks deskripsi berisi kata-kata yang bertujuan
menggambarkan objek secara terperinci.
 Cermati isi kalimat sebelum dan sesudah bagian yang rumpang. Perhatikan pilihan kata
yang digunakan
 Pilihlah kalimat yang berhubungan dengan kalimat sebelum dan sesudah bagian yang
rumpang.

2.23 Melengkapi Teks Sastra

1. Prosa: karya sastra yang berbentuk cerita yang bebas, tidak terikat oleh rima, irama, dan
kemerduan bunyi seperti puisi. Bahasa prosa seperti bahasa sehari-hari.
Menurut Isinya Prosa dibagi menjadi 2, yaitu:
A. Prosa Fiksi (yang berupa cerita rekaan atau khayalan pengarangnya.)
 Cerpen
 Novel
 Dongeng
 Roman
 Esai
 Resensi/timbangan buku
B. Prosa Non Fiksi (karangan yang berisi hal-hal yang berupa informasi faktual
(kenyataan) atau berdasarkan pengamatan pengarang.

SALINAN KISI-KISI UJIAN NASIIONAL


2019/2020 (12-IPA)
15

 Artikel
 Tajuk Rencana atau editorial
 Opini
 Biografi.
 Iklan
 Pidato
2. Puisi: bentuk karangan yang terikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta ditandai
oleh bahasa yang padat. Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru.

A. Puisi lama (puisi yang terikat oleh aturan-aturan.) Aturan- aturan itu antara lain :
 Jumlah kata dalam 1 baris
 Jumlah baris dalam 1 bait
 Persajakan (rima)
 Banyak suku kata tiap baris
 Irama
Jenis dan Contoh Puisi Lama
- Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
- Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris
terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya
sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-
mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
- Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
- Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi
nasihat.
- Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak
a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
- Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.
B. Puisi Baru (bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris,
suku kata, maupun rima). Adapun ciri-ciri Puisi Baru
a) Bentuknya rapi, simetris;
b) Mempunyai persajakan akhir (yang teratur);
c) Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain;
d) Sebagian besar puisi empat seuntai;
e) Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
f) Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.

SALINAN KISI-KISI UJIAN NASIIONAL


2019/2020 (12-IPA)
16

Jenis-jenis dan Contoh Puisi Baru


- Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.
- Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan
- Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
- Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup
- Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
- Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.
- Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik.

3. Drama: karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dengan maksud dipertunjukkan oleh
aktor. Pementasan naskah drama dikenal dengan istilah teater yaitu semua bentuk tontonan
yang mengandung cerita yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Berdasarkan
penyajian lakon, drama dapat dibedakan menjadi delapan jenis, yaitu:
 Tragedi: drama yang penuh dengan kesedihan.
 Komedi: drama penggeli hati yang penuh dengan kelucuan.
 Tragekomedi: perpaduan antara drama tragedi dan komedi.
 Opera: drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi musik.
 Melodrama: drama yang dialognya diucapkan dengan diiringi melodi/musik.
 Farce: drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya dagelan.
 Tablo: jenis drama yang mengutamakan gerak.
 Sendratari: gabungan antara seni drama dan seni tari.

2.24 Mengurutkan Unsur Teks

Kalimat acak adalah kalimat lepas yang dapat dijadikan paragraf yang padu dengan
cara menempatkan kalimat utama lebih dahulu kemudian diikuti kalimat penjelas yang
diurutkan secara logis dan berhubungan satu dengan yang lain. Langkah-langkah
mengurutkan kalimat acak menjadi paragraf padu adalah sebagai berikut.

1. Bacalah dengan cermat


2. Pilihlah data yang bersifat umum dan memuat gagasan utama. Gunakan data
tersebut sebagai kalimat utama kemudian diikuti kalimat penjelas
3. Perhatikan kata penghubung antarkalimat yang biasanya terdapat pada kalimat-
kalimat yang akan disusun. Paragraf dapat disusun secara kronologis (urutan
waktu) atau kausalitas (hubungan sebab akibat),

SALINAN KISI-KISI UJIAN NASIIONAL


2019/2020 (12-IPA)
17

4. Susun data atau kalimat yang disajikan menjadi paragraf padu berdasarkan urutan
logis. Misalnya dimulai dengan kalimat yang memuat gagasan umum kemudian
diikuti dengan gagasan khusus atau penjelas.

2.25 Memvariasikan Kata Peribahasa

Makna lesikal adalah makna kata sesuai arti kamus atau arti sebenarnya. Makna lesikal
disebut juga makna denotasi. Beberapa jenis kata tersebut memiliki variasi kata yang
bermakna sama.
 Sinonim: Beberapa kata yang memiliki bentuk berbeda, tetapi memiliki arti atau
pengertian yang sama atau mirip. Sinonim disebut juga persamaan kata atau padanan
kata.
Contoh :
bohong = dusta
haus = dahaga
pakaian = baju
 Konotasi: Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konotasi adalah tautan pikiran yang
menimbulkan nilai rasa pada seseorang ketika berhadapan dengan sebuah kata; makna
yang ditambahkan pada makna denotasi. Jadi, makna konotasi adalah makna atau arti
tambahan pada arti sebenarnya, bukan makna kias. Makna konotasi bukan ungkapan
karena ungkapan bermakna kias.
Contoh:
Mati - Meninggal
Bekas - Mantan
Meriah - Sambutan hangat
 Ungkapan: Gabungan kata yang memiliki makna khusus dan tidak dapat diterjemahkan
secara harfiah ke dalam bahasa dan situasi lain.
Contoh:
Muka manisnya sering mengecoh orang-orang yang berusaha mendekatinya.
Kata muka manis merupakan ungkapan yang berarti “menarik”.

2.26 Memvariasikan Kalimat yang Memiliki Arti Sama

Memvariasikan kalimat adalah menyelang-nyeling atau mengubah kalimat dari


keadaan semula menjadi bentuk baru. Untuk memvariasikan kalimat dapat dilakukan dengan
mengganti kata-kata tertentu dengan kata yang memiliki makna sama atau hampir sama
(sinonim). Arti kata variasi adalah tindakan atau hasil perubahan dari keadaan

SALINAN KISI-KISI UJIAN NASIIONAL


2019/2020 (12-IPA)
18

semula, selingan dan bentuk (rupa) yang lain; yang berbeda bentuk (rupa). Arti kata
memvariasikan adalah menyelang-nyeling.

2.27 Menggabungkan Konjungsi


kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan
kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta kalimat dengan kalimat.
Contoh: dan, atau, serta. Preposisi dan konjungsi adalah dua kelas yang memiliki anggota yang
dapat beririsan. Contoh irisannya adalah karena, sesudah, sejak, sebelum. Kata penghubung
adalah kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa
atau kalimat dengan kalimat. Dilihat dari fungsinya, berikut ini dua macam kata penghubung:

A. Kata penghubung yang kedudukannya sederajat atau setara terdiri dari beberapa hal berikut:

 Menggabungkan biasa; dan, dengan, serta.


 Menggabungkan memilih: atau
 Menggabungkan mempertentangkan: tetapi, namun, sedangkan, sebaliknya
 Menggabungkan membetulkan: melainkan, hanya
 Menggabungkan
menegaskan: bahkan, malah (malahan), lagipula, apalagi, jangankan
 Menggabungkan membatasi: kecuali, hanya
 Menggabungkan mengurutkan: lalu, kemudian, selanjutnya
 Menggabungkan menyamakan: yaitu, yakni, bahwa, adalah, ialah
 Menggabungkan menyimpulkan: jadi, karena itu, oleh sebab itu

B. Kata penghubung yang menghubungkan klausa dengan klausa yang kedudukannya


bertingkat dibedakan sebagai berikut:

 Menyatakan sebab: sebab dan karena


 Menyatakan syarat: kalau, jikalau, jika, bila, apalagi, dan asal
 Menyatakan tujuan: agar dan supaya
 Menyatakan waktu: ketika, sewaktu, sebelum, sesudah, tatkala.
 Menyatakan akibat: sampai, hingga, dan sehingga
 Menyatakan sasaran: untuk dan guna
 Menyatakan perbandingan: seperti, sebagai, dan laksana
 Menyatakan tempat: tempat

SALINAN KISI-KISI UJIAN NASIIONAL


2019/2020 (12-IPA)
19

2.28 Mevariasikan Unsur Teks dan Mengubah Bentuk Teks


Teks narasi adalah bacaan berupa karangan yang menceritakan atau menjelaskan suatu
peristiwa secara detail berdasarkan urutan waktu. Dalam teks narasi, cerita atau karangan
yang dibuat bisa berupa kejadian yang benar terjadi atau bisa juga hanya berupa imajinasi.
Biasanya, teks narasi dibuat untuk menghibur pembacanya melalui cerita, baik cerita fiksi
atau nonfiksi.
 Ciri-ciri
1. Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.
2. Dirangkai dalam urutan waktu.
3. Ada konfiks
Konfiks adalah imbuhan tunggal yang terjadi dari perpaduan awalan dan akhiran
yang membentuk satu kesatuan. beberapa konfik diantaranya adalah:
a. Konfiks ke-an : keindahan
b. Konfiks pe-an : pengiriman
c. Konfiks per-an : pergaulan
d. Konfiks ber-an : berpandangan
e. Konfiks se-nya : setibanya
f. Konfiks me-kan : menyelesaikan
4. Menggunakan kata ulang
5. Ada unsur tempat, suasana pelaku dan waktu
6. Menguraikan atau mengisahkan suatu peristiwa
7. Membangun alur dan mengutamakan faktor kronologis dan waktu
8. Adanya unsur perbuatan atau tindakan
9. Adanya unsur rangkaian cerita
10. Adanya sudut pandang pengarang
11. Adanya keterangan nama tokoh dalam cerita
12. Adanya keterangan yang menjelaskan latar kejadian peristiwa

2.29 Mengidentifikasi Kesalahan Penggunaan Kata/Istilah

A. Kata Baku dan Tidak Baku

Kata baku adalah kata yang sesuai dengan ejaan kaidah bahasa Indonesia. Sedangkan kata
tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan ejaan kaidah bahasa Indonesia. Kaidah
bahasa Indonesia ini lebih dikenal sebagai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Selain
itu, kamus bahasa Indonesia juga menjadi salah satu rujukan dalam penentuan baku atau
tidaknya suatu kata. Kata baku sering digunakan pada kalimat resmi ataupun percakapan
resmi, misalnya pada pidato atau ketika berbicara kepada orang yang lebih dihormati. Kata
tidak baku lebih sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, misalnya dengan teman
atau anggota keluarga. Kata tidak baku dapat dikenali salah satunya dari penulisannya.

SALINAN KISI-KISI UJIAN NASIIONAL


2019/2020 (12-IPA)
20

B. Fungsi Kata Baku dan Tidak Baku


Kata baku bukan hanya ditujukan agar pembicaraan atau penulisan menjadi lebih resmi,
akan tetapi terdapat fungsi lain. Fungsi kata baku dalam bahasa antara lain:
1) Pemersatu
2) Pemberi Kekhasan
3) Pembawa Wibawa
4) Kerangka Acuan

C. Ciri Ciri Kata Baku


1) Kata baku tidak dapat berubah setiap saat
2) Tidak terpengaruh bahasa daerah
3) Bukan bahasa percakapan sehari-hari
4) Tidak terpengaruh bahasa asing
5) Penggunaan kata baku sesuai dengan konteks di dalam kalimat
6) Kata baku tidak mempunyai arti yang rancu
7) Kata baku tidak mengandung arti pleonasme (lebih dari apa yang diperlukan)
8) Pemakaian imbuhan pada kata baku secara eksplisit

D. Ciri-ciri kata tidak baku antara lain:


1) Dapat terpengaruh bahasa daerah atau bahasa asing
2) Terpengaruh oleh perkembangan zaman
3) Digunakan pada percakapan santai
4) Dapat dibuat oleh siapa saja sesuai keinginannya

2.30 Penggunaan konjungsi/kata penghubung yang salah


Konjungsi adalah suatu kata tugas atau kata penghubung yang berfungsi untuk
menghubungkan dua buah klausa, kalimat, paragraf atau lebih. Penggunaan kata
penghubung yang tidak tepat pada teks tersebut adalah karena. Kata
penghubung karena digunakan untuk menyatakan hubungan sebab. Pada kalimat kedua,
kata karena digunakan untuk menghubungkan kata-kata kasih sayang dan tegas yang tidak
memiliki hubungan sebab akibat. Sifat hubungan kedua bentuk bahasa tersebut adalah
pertentangan sehingga kata penghubung yang digunakan seharusnya namun.

Berdasarkan fungsinya konjungsi atau kata hubung terdiri dari beberapa jenis, yaitu :

1. Konjungsi Aditif atau Gabungan : merupakan konjungsi yang berfungsi


menghubungkan antar klausa, kalimat dan paragraf yang memiliki kedudukan yang sama.
Kata hubung yang sering digunakan untuk konjungsi ini adalah : dan, lagipula, dan serta.
2. Konjungsi Pertentangan : merupakan bentuk kata hubung yang menghubungkan dua
buah kalimat, kata, ataupun klausa yang sederajat namun mempertentangkan kedua bagian
tersebut. Kata hubung yang biasa dipakai pada konjungsi ini
adalah tetapi, melainkan dan sedangkan.

SALINAN KISI-KISI UJIAN NASIIONAL


2019/2020 (12-IPA)
21

3. Konjungsi Pilihan : Bentuk konjungsi yang berfungsi menghubungkan dua unsur kalimat
atau lebih dengan tujuan untuk memilih. Kata hubung yang biasa digunakan
adalah : atau, ataupun, maupun.

2.31 Mengidentifikasi Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif

Agar pembaca mudah dala memahami teks nonfiksi, maka penggunaan kalimat
dalam menyusun suatu teks nonfiksi harus tepat. Kalimat yang tidak tepat dalam penyusunan
suatu teks nonfiksi sering disebut dengan kalimat tidak efektif. Ketidakefektifan kalimat bisa
disebabkan oleh factor-faktor berikut :

 Ketidaktepatan unsur kalimat


Sebuah kalimat minimal terdapat dua unsur, yaitu subjek dan predikat. Apabila kedua
unsur tersebut tidak terdapat dalam kalimat, kalimat menjadi tidak efektif.
 Ketidaktepatan penempatan unsur dalam kalimat
Unsur-unsur dalam kalimat juga harus diletakkan ditempat yang tepat. Apabila unsur-
unsur tersebut diletakkan tidak pada tempatnya, maka kalimat akan menjadi tidak
efektif.
 Penggunaan unsur kalimat secara berlebihan
Ketidakefektifan kalimat juga dapat dilihat dari penggunaan unsur kalimat yang
berlebihan. Unsur berlebihan itu dapat berupa penggunaan kata sama arti atau
pemakaian kata tugas yang tidak perlu.
 Pilihan kata yang tidak tepat
Ketidakefektifan kalimat juga dapat disebabkan oleh pilihan kata yang tidak tepat.
Ketidakefektifan tersebut dapat dipengaruhi oleh bahasa sehari-hari atau bahasa asing.
Selain itu, ketidakpahaman terhadap arti sebuah kata menyebabkan penggunaan kata
tersebut tidak tepat.

2.32 Mengidentifikasi Kalimat Tidak Padu dalam Paragraf


Kalimat tidak padu merupakan kalimat yang tidak memiliki korelasi dengan kalimat
lainnya pada suatu paragraf. Kalimat tidak padu juga seringkali bertentangan dengan ide
paragraf yang hendak disampaikan. Kalimat ini bisa saja terjadi karena kesalahan penulisan
pada saat menyisipkan gagasan ke dalam kalimat. Berikut beberapa ciri dari kalimat tidak
padu :

SALINAN KISI-KISI UJIAN NASIIONAL


2019/2020 (12-IPA)
22

a. Kalimat tidak padu seingkali bertentangan dengan ide pokok pada kalimat utama dalam
paragraf. Jika pembaca mencermati tiap kalimat pada paragraf, maka akan dengan mudah
mengidentifikasi kalimat tak padu tersebut.
b. Kalimat tidak padu jika diperhatikan konten kalimatnya tidak sambung atau tidak
berkesinambungan serta tidak mendukung kalimat lainnya dalam paragraf.
c. Kalimat tak padu seringkali keluar dari inti permasalahan yang sedang dibicarakan dalam
kalimat.

Hal-hal yang harus dilakukan guna mengidentifikasikan kalimat sumbang adalah terlebih
dahulu menentukan kalimat utama yang memuat ide pokok paragraf. Setelah itu tentukan
beberapa kaliama penjelas yang mendukung serta berkesesuaian dengan kalimat utama. Jika
terdapat kalimat yang tidak sambung dengan kalimat utama dan penjelas, maka dapat
dipastikan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat tidak padu.

SALINAN KISI-KISI UJIAN NASIIONAL


2019/2020 (12-IPA)
23

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembuatan makalah salinan kisi-kisi UN Tahun Pembelajaran 2019/2020 bertujuan untuk


meningkatkan minat belajar dan mempermudah siswa kelas XII memahami soal UN Tahun
2019/2020. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan pembuatan makalah berisi rangkuman
materi yang sudah disesuaikan dengan kisi-kisi. Tujuan pembuatan rangkuman materi UN ini
tidak lain untuk mengantarkan peserta didik meraih kesuksesan dalam menghadapi UN.

SALINAN KISI-KISI UJIAN NASIIONAL


2019/2020 (12-IPA)

Anda mungkin juga menyukai