Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

FRASA, KLAUSA, DAN KALIMAT


BAHASA INDONESIA
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK
2020/2021

TUGAS 4
untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Bahasa Indonesia
yang dibina oleh Bapak Sujianto, S.Pd., M.M.

Oleh:
ANGGIE ANGESTI FITRI
2018068

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA S-1
JUNI 2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkah rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini guna persyaratan dalam menempuh mata kuliah.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ”Frasa,
Klausa, dan Kalimat”. Makalah ini disajikan berdasarkan pengamatan dari materi-
materi yang telah dijelaskan sebelumnya dalam pembelajaran sehingga makalah
ini dapat menambah wawasan tidak hanya menguasai teori saja namun juga
memahami serta mengaplikasikannya.
Terwujudnya makalah ini, tentunya tidak lepas dari bantuan-bantuan yang
telah kami terima. Pada kesempatan ini, kami menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat : Bapak Sujianto ST, MM. selaku dosen
mata kuliah Bahasa Indonesia.
Dalam menyusun makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini masih
memiliki kekurangan, karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan
kami nanti demi perbaikan penyusunan makalah selanjutnya.
Harapan kami makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pembaca
sekalian.

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
1.2 FRASA.........................................................................................................2
1.3 KLAUSA.....................................................................................................3
1.4 KALIMAT...................................................................................................7
BAB III PENUTUP...............................................................................................14
3.1 Kesimpulan..................................................................................................14
3.2 Saran.............................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa adalah suatu alat berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama
manusia sebagai makhluk sosial. Dengan menggunakan bahasa seseorang
dapat saling memahami maksud pembicaraan orang lain dengan baik. Karena
bahasa adalah sesuatu yang menjadikan lisan manusia ini mempunyai makna
yang besar.
Bahasa Indonesia mempunyai berbagai ragam dan macam-macam unsur di
dalamnya. Bahasa Indonesia pun mempunyai hal-hal yang istimewa dan unik.
Hal tersebut tidak lepas dari beberapa unsur yang membentuk bahasa
Indonesia tersebut, diantaranya adalah kata, frasa, dan klausa.
Sehubungan dengan hal tersebut, kami mencoba memberikan suatu kajian
makalah tentang pemaparan kata, frasa, dan klausa dalam bahasa Indonesia.
Semoga dapat memberikan pandangan bagi pembaca mengenai hal tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana penjelasan tentang kata ?
2. Bagaimana penjelasan tentang frasa atau frase ?
3. Bagaimana penjelasan tentang klausa ?
1.3 Tujuan
1. Pembaca mengetahui penjelasan tentang kata
2. Pembaca mengetahui penjelasan tentang frasa atau frase
3. Pembaca mengetahui penjelasan tentang klausa

4
BAB II
PEMBAHASAN

1.2 FRASA
Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang memiliki makna.
Ciri-ciri Frasa :
1. Setidaknya terdiri dari dua kata atau lebih.
2. Memiliki fungsi gramatikal dalam kalimat.
3. Wajib mengandung satu makna gramatikal.
4. Bersifat nonpredikatif atau tanpa predikat.
Frasa menduduki satu fungsi sintaksis dalam suatu kalimat.
a. Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan bentuknya frasa dibagi menjadi dua jenis yaitu frasa
endosenrtris dan frasa eksosentris
1. Frasa Eksosentris
Frasa jenis ini tidak memiliki unsur inti di dalamnya dan pada
penerapannya diawali dengan kata sambung atau kata depan.
Contoh : Ke rumah paman, untuk adik tercinta, di atap rumah, ke
kolam paman dan lain sebagainya.
2. Frasa Endosentris
Frasa jenis ini memiliki unsur inti didalamya. Frasa jenis ini dibagi
lagi menjadi dua bentuk
3. Frasa endosentris koordinatif
Frasa endosentris koordinatif adalah frasa yang memiliki unsur yang
setara. Dalam penerapannya frasa ini menyisipkan kata “dan” dan
“atau”. Contoh: Ayah dan ibu, buah dan sayur, benar dan salah, baik
atau buruk, hitam atau putih.
4. Frasa endosentris atributif
Frasa endosentris atributif adalah frasa yang tidak mempunyai
kesamaan unsur atau tidak setara. Contoh: Rumah mewah, anak
kecil, sahabat baik, pemuda tampan.

5
b. Kelas Frasa
Frasa di bagi menjadi enam kelas kata:
1. Frasa benda : Frasa yang distribusinya sama dengan benda.
Contoh :Dia menerima hadiah ulang tahun,, dia menerima hadiah
2. Frasa Kerja (Verba) : Frasa yang distribusinya sama dengan kata
kerja atau verba. Contoh : Adik sejak tadi akan menulis dengan
pensil baru.
3. Frasa sifat (Adjektif) : Frasa yang distribusinya sama dengan kata
sifat.Contoh :
a. Lukisan yang di pamerkan itu memang bagus-bagus
b. Lukisan yang di pamerkan itu bagus-bagus
4. Frasa keterangan (Adverbia) : Frasa yang distribusinya sama dengan
kata keterangan. Contoh : Tidak biasanya dia pulang larut malam
5. Frasa bilangan (Numeralia) : Frasa yang distribusinya sama dengan
kata bilangan. Contoh : Dua orang serdadu menghampirinya
ketempat itu
6. Frasa depan (Preposisional) : Frasa yang terdiri atas kata depan
dengan kata lain sebagai unsur penjelas. Contoh : Laki-laki di depan
itu mengajukan pertanyaan kepada pembicara.
1.3 KLAUSA
a. Pengertian
Dalam tata bahasa pengertian dari klasa adalah sebuah kelompok
kata yang terdiri atas subjek dan juga predikat. Klausa juga dapat
diartikan sebagai satuan yang ada didalam bahasa terdiri atas beberapa
kata yang mengandung subjek maupun predikat dan memiliki potensi
untuk menjadi kalimat.
Klausa dapat dikatakan hampir sama dengan kalimat dan juga
berpotensi menjadi kalimat, hanya saja perbedaan diantara keduanya
antara klausa dan kalimat ialah pada intonasi dan tanda baca yang
terdapat dalam klausa. Didalam teori, unsur atau inti dari klausa ialah
ada Subjek (S) dan juga ada Predikat (P), akan tetapi dalam
pelaksanaanya, kadang unsur subjek menjadi hilang sehingga tidak

6
tertulis, namun tetap dapat ditemukan secara eksplisit.Macam-macam
klausa :
1. Klausa Inti
Klausa inti adalah klausa yang dapat berdiri sendiri. Dalam
kalimat majemuk, klausa inti berkedudukan sebagai induk
kalimat.
Contoh : Jono pergi dari rumah, ketika dia berumur 3 tahun,
Ara mendapat nilai yang baik karena rajin belajar., Akibat
dimarahi ibunya, Ulum menangis.
2. Klausa Bawahan
Klausa bawahan adalah klausa yang tidak dapat berdiri
sendiri karena belum lengkap. Dalam kalimat majemuk, klausa
ini berfungsi sebagai perluasan subyek, obyek, keterangan, atau
pelengkap.
Contoh : Dia mengira bahwa Wafi tidak datang.
b. Unsur – Unsur Klausa
Secara garis besar, klausa itu sendiri dapat dibedakan menjadi 2
yakni unsur inti dan tidak inti.
1. Unsur inti klausa adalah subjek (S) dan predikat (P)
2. Unsur yang bukan inti klausa adalah objek (O), pelengkap (Pel),
keterangan (K).
c. Subjek dan Predikat
Subjek ialah bagian dari klausa yang berupa nomina atau frase
nominal yang menandai apa yang ungkapkan oleh seorang pembicara.
Predikat ialah merupakan bagian yang terdapat dalam klausa yang
menandai apa yang diungkapkan oleh pembicara tentang subjek tersebut.
Subjek dapat berwujud dalam bentuk nomina, ajektiva, numeralia,
pronominal, verba, atau frase preposisional.
Didalam klausa subjek mendahului didepan predikat. Ciri dari
predikat yang terletak dibelakang subjek, ditandai dengan afiks misalnya
ber-, me-, ini seperti didalam predikat verbal.
Contoh : “Fandi Penulis”

7
Fandi sebagai subjek dan Penulis sebagai predikat. Memperhatikan
urutannya S terletak di depan P, atau S mendahului P. Subjek klausan di
atas yaitu Fandi termasuk leksem yang takrif. Sebaliknya apabila dibalik
menjadi Penulis Fandi, ini bukanlah klausa. Kata Penulis bukan nomina
takrif, dan agar menduduki fungsi S, kata Penulis harus diikuti
demonstrativa itu, sehingga menjadi Penulis itu Fandi.
d. Objek
Objek ialah bagian yang terdapat didalam klausa yang berupa
nomina maupun frasa nomina yang melengkapi verba transitif. Objek
yang dikenai perbuatan disebut didalam predikat verbal. Objek dapat
dibagi menjadi objek langsung dan juga objek tidak langsung.
Objek langsung ialah objek yang langsung dikenai perbuatan yang
disebutkan didalam predikat verbal, kemudian objek tak langsung ialah
objek yang menjadi penerimaan atau yang diuntungkan oleh perbuatan
yang terdapat didalam predikat verbal.
Contoh objek langsung:
1. Ibu sedang memasak sayur
2. Adik membawa makanan
Sayur pada contoh diatas merupakan objek bagi verba memasak dan
makanan menjadi objek bagi verba membawa
Contoh objek tak langsung:
1. Ibu sedang memasakan sayur untuk kita semua
2. Adik membawakan makanan untuk ayah
Kata semua objek tak langsung bagi verba memasakan, sedangkan
untuk ayah objek tak langsung bagi verba membawakan.
e. Pelengkap
Klausa pelengkap ialah klausa yang terdiri dari nomina, ajektiva,
frasa nominal, atau frasa adjektival yang merupakan bagian dari predikat
verbal, seperti contoh :
1. Adikku menjadi tantara
2. Kamu dianggap patung

8
3. Kakak menari Jawa
4. Bibi berdagang kain
f. Keterangan
Keterangan ialah yang menjadi bagian dari luar inti, yang memiliki
fungsi meluaskan atau juga membatasi makna subjek maupun makna
predikat. Berikut dibawah ini dijelaskan secara singkat semua dari
keterangan yang ada dalam bahasa indonesia. Contoh kata keterangan
yang ada diantaranya yakni :
1. Keterangan akibat: penjahat itu dihukum mati
2. Keterangan sebab: karena sakit, adi tidak jadi berlibur
3. Keterangan jumlah: seperti pinang di belah dua
4. Keterangan alat: didorong dengan mesin pendorong
5. Keterangan cara: diterima dengan sopan, disetujui dengan rembukan
6. Keterangan subjek: guru yang baik, rumah yang bersih, anak yang
rajin
7. Keterangan syarat: tolonglah kalau kau bisa, angkatlah bila kuat
8. Keterangan objek: mencari pengusaha yang jujur, menjadi istri yang
baik
9. Keterangan tujuan: bekerja untuk hidup, makan demi kesehatan
10. Keterangan tempat: datang dari Timur pergi ke Bandung
11. Keterangan waktu : ditunggu sampai besok pagi, berangkat masih
malam
12. Keterangan perlawanan : meskipun lambat, selesai juga
dilakukannya
13. Keterangan kualitas: berlari bagai jet terbang, menggelegar seperti
guruh
14. Keterangan modalitas: tidak mungkin itu terjadi, mustahil ia
berbohong
15. Keterangan pewatas: keterangan lebih lanjut, diceritakan lebih detail

9
1.4 KALIMAT
a. Pengertian
Kalimat adalah kumpulan kata yang setidaknya terdiri atas subjek
dan predikat. Kalimat pun dapat terbentuk dari satu klausa maupun
beberapa klausa.
b. Ciri-Ciri Kalimat :
1. Pada bahasa lisan diawali dengan kesenyapan serta diakhiri dengan
kesenyapan pula.
2. Pada bahasa tulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
titik(.), tanda Tanya(?), serta tanda seru(!).
3. Kalimat aktif minimal terdiri dari subyek dan juga predikat.
4. Predikat transitif disertai dengan objek, predikat intransitive bisa
disertai dengan pelengkap.
5. Mengandung anggapan yang lengkap.
6. Menggunakan urutan yang logis di setiap kata maupun kelompok
kata yang dimana mendukung fungsi (SPOK) dan disusun ke dalam
satuan sesuai dengan fungsinya.
7. Mengandung: satuan makna, ide, atas pesan yang jelas.
8. Dalam paragraf yang terdiri dari dua kalimat atau lebih, kalimat-
kalimat tersebut disusun ke dalam satuan makna pikiran yang saling
berkaitan. Hubungan dijalin melalui konjungsi, pronominal/kata
ganti, repetisi/struktur sejajar.
c. Unsur-Unsur Kalimat :
Dalam setiap kalimat tentunya memiliki suatu unsur dalam
penyusunan kalimatnya.
Dari gabungan unsur-unsur kalimat tersebut nantinya akan
membentuk suatu kalimat yang memiliki arti.
Adapun unsur-unsur dalam suatu kalimat seperti berikut ini:
1. Subjek/Subyek (S)
2. Predikat (P)

10
3. Objek/Obyek (O)
4. Pelengkap
5. Keterangan (K)
d. Unsur-Unsur Kalimat
1. Subjek/Subyek (S)
Subjek merupakan unsur pokok yang terdapat dalam suatu
kalimat, disamping dari unsur predikat.
Di dalam pola penulisan kalimat bahasa Indonesia, pada
umumnya subjek terletak sebelum predikat, kecuali jenis kalimat
inversi.
Pada umumnya, subjek berwujud nomina. Maka perhatikan
contoh berikut:
1. Mereka datang dari Bandung.
2. Justin Bieber merupakan penyanyi asal Canada.
3. Bambang pergi ke Spanyol.
4. Dari contoh kalimat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
kata mereka, Justin Bieber, dan Bambang merupakan Subjek.
Tak hanya itu, terdapat juga subjek yang bukan merupakan nomina.
Maka perhatikan contoh berikut:
1. Berwudhu harus dilakukan sebelum menjalankan sholat.
2. Delapan adalah sebuah angka.
3. Patah hati dapat dialami oleh semua orang.
2. Ciri-ciri subjek:
1. Menjawab pertanyaan “apa” atau “siapa”
2. Diikuti dengan kata “itu”
3. Diawali dengan kata “bahwa”
4. Memiliki keterangan pewatas “yang” (konjungsi dengan
menggunakan kata “yang”)
5. Tidak diawali dengan preposisi seperti “dari”, “dalam”, “di”,
“ke”, “kepada”, “pada”.
6. Berupa Nomina atau Frasa Nominal
3. Predikat (P)

11
Sama halnya dengan subjek, predikat juga merupakan unsur
utama dalam suatu kalimat di samping subjek yang merupakan inti
dari sebuah kalimat.
Unsur yang dapat mengisi predikat dapat berupa kata, sebagai
contoh verba, adjektiva, atau nominal, numeral serta preposisional.
Tak hanya itu, adapun frasa, sebagai contoh frasa verbal, frasa
adjektival, frasa nominal, frasa numeralia (bilangan).
Simak contoh kalimat sebagai berikut:
1. Gilang bermain gitar di lantai atas.
2. Setiawan memasak samyang.
3. Putra sedang melihat game online.
4. Dari contoh tersebut, maka kata bermain , memasak, dan melihat
merupakan sebuah predikat.
a. Ciri-ciri predikat:
1. Menjawab pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana.
2. Bisa berupa kata “ialah” atau “adalah”.
3. Ingkaran dapat diwujudkan dengan kata “tidak”
4. Bisa diikuti dengan kata-kata aspek atau modalitas, contoh
“telah”, “sudah”, “sedang”, “belum”, “akan”, “ingin”,
“hendak”, “mau”, dan lain sebagainya.
4. Objek (O)
Objek bukan merupakan unsur wajib yang harus ada di dalam
sebuah kalimat.
Letak objek biasanya terdapat setelah predikat dengan kategori
verbal transitif (kalimat aktif transitif) yang minimal memiliki tiga
unsur utama (SPO).
Dalam kalimat aktif, objek akan berubah menjadi subjek jika
kalimatnya dipasifkan.
Sebaliknya, objek yang ada dalam kalimat pasif akan menjadi
subjek jika kalimatnya menjadi kalimat aktif.
Pada umumnya, objek berkategori nomina. Perhatikan contoh
objek dalam suatu kalimat:

12
1. Laras bermain slime.
2. Zaidan membeli sebuah boneka.
3. Lele itu memakan pelet.
Dalam kalimat di atas, kata slime, sebuah boneka, dan pelet
merupaan sebuah objek.
a. Ciri-ciri objek:
1. Berada di belakang predikat.
2. Dapat berubah menjadi subjek dalam kalimat pasif.
3. Tidak didahului dengan preposisi,
4. Diawali dengan kata “bahwa”
5. Pelengkap
Objek dan pelengkap mempunyai kesamaan.Dalam sebuah
kaliam, keduanya memiliki kesamaan yaitu: bersifat wajib ada sebab
untuk melengkapi makna verba predikat kalimat, menempati posisi
dibelakang predikat serta tidak didahului preposisi.
Perbedaan keduanya terletak dalam kalimat pasif. Dalam kalimat
pasif, pelengkap tidak menjadi subjek.
Jika ada objek dan juga pelengkap di dalam kalimat aktif,
objeklah yang akan menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.
Perhatikan contoh dari kalimat pelengkap:
1. Gilang selalu ingin berbuat baik.
2. Kaki Aji tersandung pintu.
3. Mukena itu terbuat dari sutra.
4. Ciri-ciri pelengkap:
5. Berada dibelakang kalimat.
6. Tidak didahului preposisi.
Ciri tersebut sama dengan objek. Hanya saja, objek berada
langsung dibelakang kalimat, sementara pelengkap masih bisa disisip
dengan unsur lainnya, yakni objek
Contohnya ada pada kalimat di bawah ini:
1. Anggi mengirimi Sri buku baru.
2. Mereka membelikan Ayahnya sepatu baru.

13
3. Kata buku baru dan sepatu baru berfungsi sebagai
pelengkap serta tidak mendahului predikat.

6. Keterangan (K)
a. Pengertian
Keterangan adalah sebuah unsur kalimat yang menjelaskan lebih
lanjut mengenai sesuatu yang tertera di dalam sebuah kalimat.
Contohnya keterangan akan memberikan informasi mengenai
tempat, waktu, cara, sebab, dan juga tujuan.
Keterangan dapat berwujud kata, frasa, atau anak kalimat.
Keterangan yang berwujud frasa ditandai dengan preposisi.
Seperti: di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang,oleh,
dan untuk
Keterangan yang berwujud anak kalimat ditandai dengan
konjungsi (kata penghubung).
Seperti: ketika, karena, meskipun,supaya, jika, dan sehingga.
b. Ciri-ciri keterangan:
1. Bukan termasuk ke dalam Unsur Utama (tidak bersifat wajib
seperti subjek, predikat, objek dan pelengkap ).
2. Tidak terikat dengan posisi (mempunyai kebebasan tempat
diawal/diakhir , atau diantara subjek dan predikat).
c. Jenis Keterangan
Keterangan dapat dibedakan berdasarkan fungsi atau perannya di
dalam suatu kalimat. Simak ulasan di bawah:
A. Keterangan Waktu
Keterangan waktu dapat berwujud kata, frasa, atau anak
kalimat.
Keterangan waktu berupa kata merupakan kata yang
menyatakan waktu, contoh: kemarin, besok, sekarang, kini,
lusa, siang, dan juga malam.

14
Keterangan waktu berupa frasa adalah untaian kata yang juga
menyatakan waktu, contoh: kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei,
dan juga minggu depan.
Sedangkan keterangan waktu berupa anak kalimat ditandai
dengan adanya konjungtor yang juga menyatakan waktu.
Contoh: setelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan
ketika.
Contoh: Bulan depan akan diadakan cuti bersama.
B. Keterangan Tempat
Keterangan tempat berwujud frasa yang menyebutkan tempat
dengan ditandai oleh preposisi, contoh: di, pada, dan juga
dalam.
Contoh: Justin Bieber akan mengadakan konser di New
Zealand.
C. Keterangan Cara
Keterangan cara dapat berwujud kata ulang, frasa, atau anak
kalimat yang menjelaskan cara.
Keterangan cara yang berwujud kata ulang adalah perulangan
adjektiva.
Keterangan cara yang berwujud frasa ditandai dengan kata
“dengan” atau “secara”.
Keterangan cara yang berwujud anak kalimat ditandai dengan
kata “dengan” dan “dalam”.
Contoh: Ibu memotong ikan dengan menggunakan pisau
dapur.
D. Keterangan Sebab
Keterangan sebab berwujud frasa dan anak kalimat.
Keterangan sebab yang berwujud frasa ditandai dengan
adanya kata “karena” atau “lantaran” yang diikuti dengan
nomina atau frasa nomina.
Keterangan sebab yang berwujud anak kalimat ditandai
dengan adanya konjungtor “karena” atau “lantaran”.

15
Contoh: Bapak menyuruhku menjauhi Gilang karena tidak
berperilaku baik.

E. Keterangan Tujuan
Keterangan tujuan dapat berupa frasa ataupun anak kalimat.
Keterangan tujuan yang berwujud frasa ditandai dengan kata
“untuk” atau “demi”.
Sementara keterangan tujuan yang berupa anak kalimat
ditandai dengan adanya konjungtor supaya, agar, dan untuk.
Contoh: Sebelum berangkat ke Jakarta, Gilang memeluk
ibunya supaya hatinya tenang.
F. Keterangan Aposisi
Keterangan aposisi akan memberikan penjelasan nomina,
contoh: subjek atau objek.
Jika ditulis, keterangan aposisi diapit dengan tanda koma,
tanda pisah (–), atau tanda kurang.
Contoh: Dosen saya, Bapak Sudarso, terpilih menjadi dosen
teladan.
G. Keterangan Tambahan
Keterangan tambahan akan memberikan penjelasan nomina
(subjek ataupun objek. Namun berbeda halnya dengan
keterangan aposisi.
Keterangan aposisi bisa menggantikan unsur yang
diterangkan. Sementara keterangan tambahan tidak bisa
menggantikan unsur yang diterangkan.
Contoh: Gilang, mahasiswa tingkat dua, mendapatkan
beasiswa ke luar negeri.
H. Keterangan Pewatas

16
Keterangan pewatas ini akan memberikan pembatas antara
nomina. Contoh: subjek, predikat, objek, keterangan, dan
juga pelengkap.
Jika keterangan tambahan bida dihilangkan, maka keterangan
pewatas ini tidak dapat dihilangkan.
Contoh: Mahasiswa yang mendapatkan IP tiga lebih akan
mendapatkan beasiswa penuh.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang besifat non-predikatif
(tidak ada yang berkedudukan sebagai predikat).
2. Klausa adalah satuan gramatikal yang berupa kelompok kata, sekurang-
kurangnya terdiri atas subjek dan predikat dan berpotensi menjadi kalimat.
Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri,
mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual ataupun potensial terdiri
atas klausa.
3. Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat
berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. ... Dalam wujud
lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela
jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir.
3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang
perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan
penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya
4.

18
19

Anda mungkin juga menyukai