Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PEMB.

BAHASA & SASTRA INDONESIA SD


DASAR-DASAR SINTAKSIS BAHASA INDONESIA
Dosen Pengampu : Dra. Hj. Hesti Mustika Ati, M. Pd.

Disusun oleh Kelompok 3


Nama Anggota kelompok :

Ananda Gina Ramdhani (198610286)


Haryati (198610006)
Nurul Rativa (198610064)
Rizkia Nabila (198610085)

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


STKIP ARRAHMANIYAH
SMT VI SIANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
tentang “Dasar-dasar sintaksis Bahasa Indonesia” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Dosen pada mata kuliah. Selain itu,makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Dasar-dasar sintaksis Bahasa Indonesia bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dra. Hj. Hesti Mustika

Ati, M. Pd. selaku dosen mata kuliah Pembelajaran Bahasa dan Sastra Bahasa
Indonesia SD yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami
menyadari,makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Depok,08
Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii
BAB I iii
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 2

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan 2

BAB II 4

PEMBAHASAN 5

A. Frase dalam Bahasa Indonesia 6

B. Macam-macam Frase 2

C. Klausa dalam Bahasa Indonesia 2

D. Kalimat dalam Bahasa Indonesia 2

E. Jenis-jenis Kalimat 2

BAB III 1
PENUTUP 1
a. Kesimpulan

b. Saran 2

DAFTAR PUSTAKA 1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sintaksis Bahasa Indonesia, merupakan unsur Bahasa yang lebih besar dari
fonem dan morfem, yang di dalamnya mengandung dua unsur yakni; frase dan
klausa. Bahasa, dalam kehidupan manusia begitu penting. Hal itu, tidak perlu
diragukan lagi. Hal itu, tidak saja dapat dibuktikan dengan menunjukan
pemakaian Bahasa dalam kehidupan sehari-hari, tetapijuga dapat dilihat dari
banyaknya perhartian ilmuwan maupun praktisi terhadap Bahasa.
Bahasa, bukan saja monopoli para ahli Bahasa , tetapi Bahasa merrupakan
objek studi oleh semua ilmu, karena Bahasa digunakan sebagai alat bantu untuk
mengkomunikasikan berbagai hal kepada khalayak. Guru, misalnya memerlukan
penguasaaan Bahasa yang baik dan juga benar dalam menyampaikan topik
bahasan kepada siswanya.
Nah, untuk membantu anda agar pengkounikasian itu dapat disampaikan
secara baik, benar, dan efektif, maka tentu diperlukan pemahaman tentang tata
aturan dari abhasa yang dgunakan. Tata atursn tentang Bahasa ini disebut
tatabahasa.
Pada bagian ini, kita akan membahas tentang unsur Bahasa yang lebih luas
yakni frase, kemudian dilanjutkan dengan klausa dan kalimat. Ketiga satuan unsur
Bahasa ini tergabung dalam Ilmu Sintaksis Bahasa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Frase dalam Bahasa Indonesia?
2. Apa saja macam-macam frase?
3. Apa pengertian Klausa dalam Bahasa Indonesia?
4. Apa yang dimaksud dengan Kalimat dalam Bahasa Indonesia?
5. Apa saja jenis-jenis kalimat dalam Bahasa Indonesia?

C. Tujuan Pembahasan
1. Menjelaskan Pengertian Frase dalam Bahasa Indonesia
2. Menyebutkan dan menjelaskan macam-macam Frase
3. Menjelaskan pengertian Klausa dalam Bahasa Indonesia
4. Menjelaskan pengertian. Kalimat dalam Bahasa Indonesia
5. Menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis kalimat dalam Bahasa Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. FRASE
Frase (kelompok kata) merupakan salah stu unsur dalam kalimat (sintaksis).
Frase juga sering didefinisikan sebagai satuan gramatial yang terdiri dari dua kata
atau lebih yang menduduki satu fungsi. Perhatikan contoh berikut ini.
Kami sedang menikmati makan malam di meja makan.
S P O K
Di dalam kalimat tersebut terdapat tiga buah frase yaitu, sedang menikmati;
makan malam, dan di meja makan. Kami, bukan frase karena terdiri dari satu
kata. Frase tidak dapat dipisahkan antarunsurnya.
Frase adalah kumpulan kata nonpredikatif. Artinya frase tidak memiliki predikat
dalam strukturnya. Perhatikan beberapa contoh frase di bawah ini.
buku saya
buku bahasa saya
buku bahasa itu
buku bahasa Indonesia itu
buku bahasa di atas meja itu
Dalam konstruksi frase (kelompok kata) di atas, tidak memiliki/mengandung
predikat. Lihat perbedaannya dengan kelompok kata di bawah ini.
buku saya baru
buku bahasa itu bagus
buku bahasa itu di atas meja
Kelompok kata: baru, bagus, di atas meja berfungsi sebagai predikat. Jadi
kelompok kata; buku bahasa itu di atas meja terdiri atas dua frase dengan funsi
subjek (buku bahasa itu) dan predikat (di atas meja).

B. MACAM-MACAM FRASE
Frase dapat dibedakan berdasarkan: jenis kata, kedudukannya, dan maknanya.
1. Berdasarkan jenis kata
Frase dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Frase Verbal
Frase Verbal unsur intinya adalah; tindakan, keadaan, kerja, atau proses.
Contoh frase verbal:
asyik belajar (tindakan)
harus pergi (keadaan)
sedang berpikir keras (tindakan)
tidak akan datang (keadaan)
sudah membaik (proses)
b. Frase Adverbial
Frase ini unsur intinya adalah keterangan (waktu/tempat) Contoh frase
adverbial:
pada zaman Jepang
sebelum subuh
kemarin sore
bulan lalu
pada akhir pertunjukan itu
c. Frase Ajektival
Frase ini unsur intinya adalah sifat. Contohnya frase ajektival:
kedap suara
malu-malu kucing
sangat pemalu
makin panas
tidak tertarik
d. Frase Nominal
Frase Nominal unsur intinya adalah benda. Contoh dari frase nominal:
anak cucu
pendapat yang aneh
pedagang eceran
lembar jawaban ujian
formulir pendaftaran siswa baru
e. Frase Numeralial
Frase ini unsur intinya adalah bilangan. Contoh frase numeralial:
anak pertama
urutan keempat
kedua anak itu
sering kali
tiga peluru
f. Frase Preposisional
Frase ini unsur intinya adalah penghubung. Contoh frase preposisional:
sampai dengan
selain dari
oleh karena
dari samping
terdiri atas
namun demikian
di depan
Dari penjelasan tersebut dapat kita simpulkan bahwa makna setiap frase
yang didasarkan pada jenis atau kategorikata mengandung makna yang sama
dengan jenis katanya (verb, adverb, noun, numerial,atau preposisi).
2. Berdasarkan Kedudukan
Selain dikelompokkan atas jenis katanya, frase juga dikelompokkan atas
kedudukan atau tingkatannya. Di sini frase dibedakan atas frase setara dan frase
bertingkat.
a. Frase setara
Sesuai namanya, frase setara adalah frase yang memiliki kedudukan yang sama
antara satu kata dengan kata yang lainnya seperti contoh: baku hantam, pulang
pergi, sawah ladang, kakak adik, dan sejenisnya. Contoh penggunaan dalam
kalimat.
Desa itu memiliki sawah ladang yang sangat luas
frase setara

b. Frase bertingkat
Frase bertingkat adalah frase yang salah satu katanya memiliki kedudukan lebih
tinggi satu tingkat satu tingkat dari kata yang lainnya. Dapat pula dijelaskan
bahwa dalam frase bertingkat terdapat fungsi menerangkan diterngkan (MD)
seperti contoh: tidak adil, hukum riba, sangat jujur, guru bahasa, dan sejenisnya.
Pada frase tidak adil, kata ‘tidak’ berfungsi menerangkan (M) sedang ‘adil’
merupakan unsur yang diterangkan (D). Contoh penerapannya dalam kalimat.
Mengapa banyak hakim yang berlaku tidak adil?
frase bertingkat
3. Berdasarkan Makna
Sebagaimana kata, frase juga memliki makna lugas dan tidak lugas. Dalam hal
ini frase dibedakan atas frase lugas dan frase ideomatis. Pada frase lugas
dikandung makna lugas, bila dalam kata disebu makna denotatif.
Contoh :
Rumahnya bermuka dua (menghadap dua arah).
frase lugas
pada frase ideomatik dikandung makna ideom, bila kata disebut makna konotatif.
Contoh :
Penghianat bangsa itu bermuka dua (tidak berpendirian)
frase ideomatik
Frase ideomatik pada dasarnya merupakan kata majemuk. Oleh sebab itu, ada
beberapa pendapat yang tidak setuju bila kelompok kata ini dimasukkan dalam
bahasa frase. Namun, para linguis memasukkan kata majemuk ke dalam kategori
frase memiliki alasan berdasarkan salah satu definisi tentang frase yaitu, “Frase
adalah kelompok kata yang terdiri atas dua kata atau lebih yang menduduki satu
fungsi.”

C. KLAUSA
Klausa dalam bahasa Indonesia dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara,
tergantung pada sudut pandang kita. Perhatikan hal berikut ini.
1. Klausa maupun kalimat merupakan konstruksi sintaksis yang mengandung
unsur predikat (Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia; Hasan Alwi dkk. Ed.
Ketiga)
2. Klausa adalah kelompok kata yang mengandung satu predikat(Cook,1981)
3. Klausa adalah suatu bentuk linguistik yang terdiri atas subjek dan predikat
(Ramlan;1986).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa klausa merupakan
kelompok kata dalam kalimat yang megandung predikat atau kelompok kata
dalam kalimat yang mengandung subjek dan predikat, tetapi belum menunjukkan
intonasi final.
Untuk lebih jelasnya mari kita perhatikan contoh di bawah ini.
(1) Saya akan pergi bila dia ikut.
(2) Dia pergi pukul 6.00 ketika saya sedang mandi.
Kalimat (1) terdiri atas dua klausa yakni: Saya akan pergi (klausa I); disebut
klausa utama (induk), dan bila dia ikut. (klausa II); disebut klausa subordinat
(anak kalimat). Demikian pula dengan kalimat (2) Dia pergi pukul enam (klausa
I); disebut klausa utama (induk), dan ketika saya sedang mandi (klausa II); disebut
klausa subordinat (anak kalimat).
Penjelasan tersebut memunculkan pengertian bahwa klausa adalah
kelompok kata yang berpotensi menjadi kalimat. Bisa pula dijelaskan bahwa
klausa merupakan bagian dari kalimat. Supaya lebih jelas mari kita pisahkan
kalimat (1) diatas.
Saya akan pergi bila dia ikut.

I II
 Saya akan pergi
S P
 Dia ikut
S P

D. KALIMAT
Kalimat merupakan deretan kata-kata yang tersusun berdasarkan kaidah-
kaidah tertentu sehingga berkman dan dapat dijadikan alat untuk berkomunikasi.
Kata-kata yang ada dalam kalimat itu tidak berdiri bebas,tetapi berkelompok.
Kelompok kata-kata itu mempunyai makna dan disebut frase. Kalimat dalam
bahasa Indonesia dibagi dua bagian. Bagian pertama merupakan bagian yang
diterangkan dan bagian kedua merupkan unsur yang menerangkan. Unsur kalimt
yng diterangkan itu dapat berupa frase kerja, frase sifat atau frase benda.
Dengan demikian untaian (susunan) kalimat bahasa Indonesia dapat berpola
sebagai berikut (Pola Dasar Kalimat).
1) KB + K Benda
2) KB + K Kerja
3) KB + K Sifat
4) KB + K. Bilangan
5) KB + K. Keterangan
6) KB + K. Kerja + K. Benda
7) KB + K. Kerja + K. Benda
Kata/kelompok kata mempunyai5 fungsi dalam kalimat, yaitu:
1. Kata yang berfungsi sebagai pokok kalimat disebut subjek
2. Kata yang berfungsi sebagai sebutan disebut predikat
3. Kata yang berfungsi sebagai objek disebut objek
4. kata yang berfungsi sebagai keterangan disebut keterangan (tempat/waktu)
5. Kata yang berfungsi sebagai pelengkap disebut pelengkap (pada kalimat
intransitif/tidak memerlukan objek).
Subjek (s) merupakan pokok pangkal kalimat yang menunjukkan pelaku,
tokoh, sosok/benda,sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pokok pangkal
pembicaraan.
Predikat (p) adalah bagian kalimat yang menjelaskan langsung tentang
mengapa, bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda dalam suatu kalimat).
Selain itu, P juga dapat menyatakan sifat,situasi,status,ciri atau jati diri dan
jumlah.
Objek (O) adalah bagian kalimt yang melengkapi Predikat (P). Objek pada
umumnya diisi oleh nominal, frase nominal atau klausa. Letak O selalu
dibelakang P, yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib
hadirnya objek, seperti:
1. Efri menimang...
2. Arsitek merancang...
Jika P diisi oleh verba intrasitif, O tidak diperlukan, misalnya:
1. Nenek mandi
2. Komputerku rusak
3. Adik menangis
Pelengkap (pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P.
Letak pelengkap umumnya di belakang P yang berupa verba, seperti O. Namun
anatar pel. Dan O ada perbedaan, perhatikan contoh di bawah ini.
1. ketua kelas membacakan Pancasila.
S P O
2. Sekertaris mengambilkan atasannya air minum.
S P O Pel.
Keterangan (K) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal
mengenai fungsi kata yang ada pada kalimat itu baik menerangkan S, P,
O/Pelengkap atau Keterangan itu sendiri. Posisi keterangan letaknya bebas, dapat
di awal, di tengah, atau di akhir kalimat,
Dari berbagai penjelasan di atas, beberapa ahli memberi batasan tentang
kalimat.
1. Kalimat adalah satuan bahasa yang terkecil, dalam wujud lisan atau
tulisan, yang mengungkapan pikiran yang utuh. (Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia; Hasan alwi dkk; 2003).
2. Kalimat satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang
disertai nada akhir turun atau naik (Ramlan: 1989).
3. Kalimat adalah bagian dari ujaran yang mempunyai struktur minimal
subjek dan predikat dan intonasinya menunjukkan bahwa ujaran itu sudah
lengkap dengan makna. Sedangkan intonasi final kalimat dalam bahasa
tulis ditandai dengan tanda titik, tanda tanya atau tanda seru (Lamuddin
Finoza: 1993).

E. JENIS KALIMAT
Kalimat berdasarkan jumlah klausa pembentuknya terdiri atas kalimat tunggal
dan kalimat majemuk.
1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Unsur minimal
kalimat tunggal adalah S dan P. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut.
a. Adik menangis. ( kalimat verbal).
b. Kami siswa Indonesia. (kalimat nominal).
c. Bulunya sangat indah. (kalimat ajektival).
d. Mobilnya adala delapan. (kalimat numeralial).
2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk merupakan gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal.
Kalimat majemuk mengandung lebih dari satu klausa.
a. Seorang guru harus mempunyai wawasan yang luas dan harus memiliki
kepribadian yang terpuji
b. Anak-anak bermain layang-layang di h yalaman ketika para ibunya mengambil
rapor

Setelah mencermati contoh-contoh itu jelaslah bahwa kalimat majemuk


setidaknya mempunyai P lebih dari satu. Contoh 1 adalah kalimat majemuk
setara, karena kata penghubung (konjungsi) dan dalam sebuah kalimat dapat
menjadi penanda bahwa kalimat terebut adalah kalimat majemuk setara.
Kalimat (2) adalah kalimat majemuk bertingkah , karena kalimat yang kedua
merupakan perluasan dari kalimat pertama. Kata penghubung yang dipakai dalam
kalimat majemuk bertingkat antara lain adalah ketika.
Berikut ini beberapa contoh kalimat majemuk.
a) Kalimat majemuk setara
1. Efri mengonsep surat itu dan Yandi mengetiknya.
2. Dia rajin membaca baik waktu mahasiswa maupun setelah bekerja.
3. Anakanya kaya tetapi ia miskin.
b) Kalimat majemuk bertingkat
1. Dia datang ketika kami sedang keluar kota.
2. Para siswa akan jadi pintar andaikata para guru berkualitas.
3. Kita harus bekerja keras agar dapat sukses.
4. Semangat belajarnya tetap tinggi walaupun usianya sudah lanjut.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Frase adalah satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak
mengandung unsur predikasi. Di bawah unsur frase masih ada unsur satuan
bahasa, yaitu morfem.
Frase dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu berdasarkan jenis kata,
kedudukan, dan makna. Berdasarkan jenis kata frase terdiri atas frase verbal, frase
adverbial, frase ajektival, frase nominal, frase numeralial. Dan frase preposisional.
Kalimat, Dalam Bahasa Indonesia dibagi dua bagian. Bagian pertama
merupakan bagian yang diterangkan, dan bagian kedua merupakan unsur yang
menerangkan. Unsur kalimat yang diterangkan itu dapat berupa frase kerja, frase
sifat, frase benda.
Fungsi kata/kelompok kata dalam kalimat, ada 4 sebagai berikut :
1. Kata yang berfungsi sebagai pokok kalimat disebut subjek.
2. Kata yang berfungsi sebagai sebutan disebut predikat.
3. Kata yang berfungsi sebagai objek disebut objek dan objek penyerta
disebut pelengkap.
4. Kata yang berfungsi sebagai keterangan disebut keterangan.

Jenis kalimat dapat dijelaskan sebagai berikut.


1. Berdasarkan jumlah klausa dikelompokkan menjadi kalimat tunggal dan
kalimat majemuk.
2. Berdasarkan isi kalimat dibedakan atas kalimat berita, kalimat tanya,
kalimat perintah dan kalimat seru.
3. Berdasarkan kelengkapan unsur dibedakan atas kalimat lengkap ( kalimat
mayor ), kalimat tak lengkap ( kalimat minor )
4. Berdasarkan susunan subjek dibedakan kalimat biasa dan kalimat inversi.

Anda mungkin juga menyukai