Anda di halaman 1dari 16

Makalah

BAHASA INDONESIA

Tentang :

KATA, FRASA, DAN KALIMAT

Di susun oleh :

Kelompok 3 (Tiga)

1. Fatkhul Maghfur (0255)


2. REKHSA RESKYANA (0252)
3. FARYD ACHMAD M (0253)

Dosen Pembimbing :
Dian Ikawati Rahayuningtyas, MPd.

PROGRAM STUDI : TEKNIK ARSITEKTUR


UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA

Jl. Raya Beji Karangsalam No.25, Karangsalam Kidul, Kedung Banteng, Kabupaten Banyumas, Jawa
Tengah 53152

i
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Purwokerto, April 2018

Penyusun

i
Daftar Isi

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN/ISI
A. Pengertian Kata.
B. Jenis Kata / Kelas Kata (Verbal, Nominal, Pranominal, Preposisi dll.
C. Pengertian Frasa.
D. Jenis Frasa ( Frasa Verbal, Nominal, Pronominal, Adjektikal, Advrebial).
E. Pengertian Kalimat.
F. Unsur kalimat, pola kalimat.
G. Kalimat majemuk setara, bertingkat, gabungan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Kegiatan pembelajaran merupakan sebuah kegiatan yang sangat diperlukan oleh
setiap individu. Karena dengan melakukan sebuah kegiatan pembelajaran ini maka
individu tersebut akan dapat berkembang dengan baik. Ketika kita membicarakan
tentang kegiatan pembelajaran ini maka kita mungkin akan langsung mengarahkan
pandangan kita pada kegiatan pembelajaran yang berlangsung di sekolah. Terlintas
pandangan kita, bagaimana kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut dapat berjalan
dengan efektif?.

Tentunya untuk mendapatkan sebuah kegiatan pembelajaran yang efektif ini


memerlukan banyak komponen yang harus diperhatikan. Beberapa di antaranya adalah
mengenai tenaga pendidik, para peserta didik, media pembelajaran, materi
pembelajaran, strategi pembelajaran dan perencanaan kegiatan pembelajaran.
Komponen yang saya sebutkan tersebut masing-masing harus dapat digunakan secara
maksimal agar proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung dapat berjalan dengan
efektif.

Salah satu elemen terpenting dalam sebuah kegiatan pembelajaran adalah


adanya sebuah perencanaan pembelajaran yang baik. Selama ini ketika kita melihat
pada kenyataan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, maka mungkin
yang akan memenuhi benak kita adalah tentang bagaimana kekurangmatangan
perencanaan kegiatan pembelajaran di sekolah yang akhirnya mengakibatkan sebuah
kegiatan pembelajaran berlangsung dengan tidak efektif. Dan akhirnya para peserta
didik kurang dapat maksimal saat mengalami proses kegiatan pembelajaran di tempat
tersebut.

Berdasarkan contoh kasus tersebutlah maka sangat diperlukan sebuah


perencanaan pembelajaran yang matang dan baik agar sebuah kegiatan pembelajaran
dapat berlangsung secara maksimal. Dan hal ini bukan hanya perlu untuk diperhatikan
oleh seorang yang bergerak dalam bidang pendidikan saja tetapi juga mencakup seluruh
elemen yang terlibat di dalam sebuah kegiatan pembelajaran tersebut.

Jika perencanaan kegiatan pembelajaran ini dapat berjalan dengan baik dan
menghasilkan sebuah perencanaan pembelajaran yang benar-benar matang. Maka akan
banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh darinya. Yang pertama adalah mengenai
semakin mudahnya para tenaga pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran
kepada para peserta didiknya karena apa yang akan dilakukan oleh tenaga pendidik
dalam sebuah kegiatan pembelajaran telah terencana secara sistematis dan jelas. Juga
bagi para peserta didik yang akan lebih mudah memahami kronologis kegiatan
pembelajaran yang akan berlangsung sehingga pencapaian target pembelajaran pun
dapat diukur.

i
B. Rumusan Masalah Komparatif

Kebalikan dari rumusan masalah deskriptif, penelitian ini isinya membandingkan


keberadaan suatu variabel atau lebih terhadap dua atau lebih sample yang berbeda atau pada
waktu yang berbeda.

Contohnya:

 Adakah perbedaan antara siswa Indonesia dengan Korea?


 Adakah perbedaan antara pendapatan rumah tangga kota Tegal dengan Kota
Purbalingga?
 Adakah perbedaan antara produk Jepang dengan produk Indonesia.

C. TUJUAN PENULISAN

Sebagaimana yang telah di uraikan sebelumnya, berdasarkan latar belakangdan


rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini yaitu:

 untuk mengetahui arti dari Futures dan Analisis Sekuritas Derivatif

 untuk mengetahui rumusan masalah dari Futures dan Analisis SekuritasDerivatif

 untuk membahas cara penyelesaian masalah atau soal dengan menggunakanrumus


yang terdapat pada makalah ini.

i
BAB II PEMBAHASAN/ISI

A. PENGERTIAN
 Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu
atau lebih morfem. Kata adalah merupakan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri.
Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan
kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.

Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi empat:


 Kata dasar adalah kata yang merupakan dasar pembentukan kata turunan atau
kata berimbuhan.
 Kata Turunan, Perubahan pada kata turunan disebabkan karena adanya afiks atau
imbuhan baik di awal (prefiks atau awalan), tengah (infiks atau sisipan), maupun
akhir (sufiks atau akhiran) kata.
 Kata ulang adalah kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami perulangan baik
seluruh maupun sebagian.
 Kata majemuk adalah gabungan beberapa kata dasar yang berbeda membentuk
suatu arti baru.

Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh kategori,
yaitu:
a. Nomina (kata benda); nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala
yang dibendakan,
Misalnya : Buku, Kuda.
b. Verba (kata kerja); kata yang menyatakan suatu tindakan atau pengertian dinamis.
Misalnya : Membuat, Menggali, Memasak, dll.
c. Adjektiva (kata sifat); kata yang menjelaskan kata benda,
Misalnya : keras, cepat.
d. Adverbia (kata keterangan); kata yang memberikan keterangan pada kata yang
bukan kata benda,
Misalnya : sekarang, agak.
e. Pronomina (kata ganti); kata pengganti kata benda.
Misalnya : saya, aku, hamba.
f. Numeralia (kata bilangan); kata yang menyatakan jumlah benda atau hal atau
menunjukkan urutannya dalam suatu deretan,
Misalnya : satu, kedua.
g. Kata tugas adalah jenis kata di luar kata-kata di atas yang berdasarkan
peranannya.
Misalnya : ke (setiap pagi dia ke pasar)

i
Adapun kata dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:

1. Kata Baku
a. Kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah
ditentukan.
b. Dalam kalimat resmi, baik lisan maupun tertuliss dengan pengukapan gagasan
secara cepat.
2. Kata Tidak Baku
a. Kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang
ditentukan.
b. Dalam bahasa sehari-hari, bahasa tutur.

NO KATA BAKU KATA TIDAK BAKU


1. Aktif Aktip
2. Ambulans Ambulan
3. Analisa Analisis
4. Anggota Anggauta
5. Antre Antri
6. Apotek Apotik
7. Atlet Atlit
8. Berpikir Berfikir
9. Frekuensi Frekwensi
10. Hakikat Hakekat

 Frasa adalah gabungan atau kesatuan kata yang terbentuk dari dua kelompok kata atau
lebih yang memiliki satu makna gramatikal (makna yang berubah-ubah menyesuaikan
dengan konteks). Singkatnya frasa adalah gabungan dari dua kata atau lebih namun
tidak dapat membentuk kalimat sempurna karena tidak memiliki predikat.

1. Frasa Verbal
Frasa verbal adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata kerja, terdiri atas tiga
jenis, yaitu:
a. Frasa verbal modifikatif (pewatas); terdiri atas
 Pewatas belakang, misalnya: Ia bekerja keras sepanjang hari.
 Pewatas depan, misalnya: Mereka dapat mengajukan kredit di BRI.
b. Frasa verbal koordinatif adalah dua verba yang disatukan dengan kata
penghubung dan atau atau.
 Mereka menangis dan meratapi nasibnya.
 Kita pergi atau menunggu ayah.
c. Farba verbal apositif yaitu sebagai keterangan yang ditambahkan atau
diselipkan, misalnya:
 Pulogadung, tempat tinggalnya dulu, kini menjadi terminal modern.
 Usaha Pak Ali, berdagang kain, kini menjadi grosir.
 Mata pencaharian orang itu, bertani dan berternak, sekarang telah maju.

i
2. Frasa Adjektval
Frasa adjektival adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata sifat atau
keadaan sebagai inti (diterangkan) dengan menambahkan kata lain yang berfungsi
menerangkan, seperti: agak,dapat, harus, kurang, lebih, paling, dan sangat.

agak baik harus baik


akan tenang kurang pandai
amat pandai lebih baik
belum baik paling tinggi
dapat palsu selalu rajin

Frasa adjektival mempunyai tiga jenis:


a. Frasa adjektival modifikatif (membatasi), misalnya: cantik sekali, indah nian,
hebat benar;
b. Frasa adjektival koordinatif (mengabungkan), misalnya: tegap kekar, aman
tentram, makmur dan sejahtera, aman sentausa;
c. Frasa adjektival apositif, misalnya:
 Bima tokoh ksatria, gagah perkasa, dan suka menolong kaum yang lemah.
Frasa apositif bersifat memberiakan keterangan tambahan Bima tokoh ksatria
yang tampan merupakan unsur utama kalimat gagah perkasa merupakan
keterangan tambahan. Frasa apositif terdapat dalam kalimat berikut ini.
 Srikandi cantik, ayu rupawan, diperistri oleh Arjuna.
 Skripsi yang berkualitas, terpuji dan terbaik, diterbitkan oleh universitas.

3. Frasa Nominal
Frasa nominal adalah kelompok kata benda yang dibentuk dengan
memperluas sebuah kata benda ke kiri dan ke kanan; ke kiri menggolongkan,
misalnya: dua buah buku, seorang teman, beberapa butir telur, ke kanan sesudah
kata (inti) berfungsi mewatasi (membatasi),

a. Frasa nominal modifikatif (mewarisi), misalnya: rumah mungil, hari


Minggu, buku dua buah, pemuda kampus, dan bulan pertama.
b. Frasa nominal koordinatif (tidak saling menerangkan), misalnya: hak dan
kewajiban,dunia akhirat, lahir batin, serta adil dan makmur.
c. Frasa nominal apositif
 Anton, mahasiswa teladan itu, kini menjadi dosen di universitasnya.
 Burung cendrawasih, burung langka dari Irian itu, sudah hampir punah.
 Ibu Megawati, presiden republik indonesia, berkenan memberikan
sambutaqn dalam acara itu.

4. Frasa Adverbial
Frasa adverbial adalah kelompok kata yang dibentuk dengan keterangan kata sifat.
Frasa ini bersifat modifikatif (mewatasi), misalnya: sangat baik, kata baik

i
merupakan inti dan sangat merupakan pewatas. Frasa adverbial yang termasuk jenis
ini:kurang pandai, hampir baik, begitu kuat, pandai sekali, lebih kuat, dengan
bangga, dan dengan gelisah. Frasa adverbial yang bersifat koordinatif (tidak saling
menerangkan).
Misalnya : lebih kurang, kata lebih tidak menerangkan kurang dan kurang tidak
menerangkan lebih.

5. Frasa Pronomial
Frasa Proniomial adalah frasa yang dibentuk dengan kata ganti. Frasa ini terdiri atas
tiga jenis:
a. Modifikatif, misalnya: kami semua, kalian semua, anda semua, mereka semua,
mereka itu, mereka berdua, dan mereka itu.
b. Koordinatif, misalnya: engkau dan aku, kami dan mereka, serta saya dan dia.
c. Apositif:
 Kami, bangsa Indonesia, menyatakan perang melawan korupsi.
 Mahsiswa, para pemuda, siap menjadi pasukan anti korupsi.

6. Frasa Numerialia
Frasa numeralia adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata bilangan. Frasa
jenis ini terdiri atas dua jenis, yaitu :
a. Modifikasi
 Mereka memotong dua puluh ekor sapi kurban.
 Orang itu menyumbang pembangunan jalan kampung dua juta rupiah.
b. Koordinaasi
 Lima atau enam orang bertopeng melintasi kegelapan pada gang itu.
 Entah tiga, entah empat kali saya makan obat hari itu.

7. Frasa Interogativa Koordinatif


Frasa interogativa Koordinatif adalah frasa yang berintikan pada kata tanya.
 Jawaban apa atau siapa merupakan ciri subjek kalimat.
 Jawaban mengapa atau bagaimana merupakan penanda predikat.

8. Frasa Demonstrativa Koordinatif


Frasa ini dibntuk dengan dua kata yang tidak saling menerangkan.
 Saya bekerja di sana atau sini sama saja.
 Saya memakai baju ini atau itu tidak masalah.
9. Frasa Proposisional Koordinatif
Frasa ini dibentuk dengan kata depan dan tidak saling menerangkan.
 Perjalanan kami dari dan ke Bandung memerlukan waktu enam jam.
 Koperasi dari, oleh dan untuk anggota.

 Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan maupun tulisan yang
terangkai untuk mengungkapkan suatu pemikiran yang utuh seperti gagasan, perasaan

i
maupun pemikiran. Dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf
kalipat dan diakhiri dengan titik (.),tanda tanya (?) maupun tanda seru (!).Kalimat
umumnya berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya mempunyai unsur subjek
(S) dan Predikat (S)

o Unsur-unsur kalimat yang membentuk sebuah kalimat tersebut


antara lain :

1) Subjek (S)

Subjek (S) adalah pelaku atau orang yang melakukan kegiatan tertentu, sebagai
penunjuk pelaku yang melakukan atau terlibat dalam suatu pekerjaan. Subjek pada
umumnya berupa kata benda, seperti orang, binatang, tumbuhan, dan benda.
Misalnya : Agus, Ani, Rizka, Saya, Dia, gajah, tikus, kelinci, ibu, adik, sekolah,
masjid, dan sebagainya.

2) Predikat (P)

Predikat adalah unur kalimat menyatakan kegiatan yang sedang dilakukan oleh
unsur Subjek dalam sebuah kalimat. Predikat biasanya terdiri dari kata-kata kerja.
Misalnya : Mencuci, memasak, menjahit, memekan, menggambar, menyanyi.

3) Objek (O)

Objek adalah sesuatu yang dikenai tindakan oleh Subjek melalui predikat, bisa
dikatakan objek adalah sebagai korban dari tindakan subjek. Objek terdiri dari kata
benda.

Misalnya, ibu, mereka, baju, burung, buku, kursi, tangga, mereka dan lainnya.

4) Keterangan (K)

Keterangan menjelaskan bagimana, dimana, kapan peristiwa yang dinyatakan


dalam kalimat terjadi. Keterangan dalam kalimat berfungsi sebagai penambah atau
pelengkap saja, bisa diletakkan di depan maupun di belakang kalimat.

Keterangan dalam kalimat dapat berupa :

a. Keterangan waktu : nanti malam, kemarin, bulan alu, tiga hari yang lalu, tahun
depan, jam delapan pagi, pada musim dingin, dan lain-lain.
b. Keterangan tempat : di taman, di pesta, di kelas, di kamar, di warung, di jalan,
di mobil, dan lain-lain.
c. Keterangan alat : mengendarai mobil, dengan sepeda, menggunakan pisau,
menggunakan sabit, menggunakan sapu, dan lain-lain.
d. Keterangan cara : dengan lesu, dengan ceria, dengan serius, dengan jalan,
dengan cepat, angat lambat, diam-diam, dan lain-lain.

i
e. Keterangan tujuan : supaya pandai, agar sehat, supaya bersih, agar lulus ujian,
supaya lekas sembuh, dan lain-lain.
f. Keterangan penyerta : bersama keluarganya, beserta suaminya, dengan
kakaknya, ditemain sahabatnya, dan lain-lain.

5) Pelengkap (Pel)

Pelengkap adalah unsur kalimat yang melengkapi unusr-unsur lainnya, untuk


menambahkan atau menjelaskan arti atau keterangan. Pelengkap dalam sebuah
kalimat fungsinya sama dengan Objek (O), tetapi yang membedakan adalah
pelengkap tidak dapat dijadikan atau dirubah menjadi Subjek (S) dalam kalimat
pasif. Pelengkap biasanya terletak setelah predikat atau setelah objek.

Misalnya : anak yang berambut panjang itu membuat kue di dapur. Saya membeli
pensil baru di toko buku.

o Pola Kalimat

Pada umumnya kalimat Bahasa Indonesia memiliki beberapa pola kalimat


yang dapat dikembangkan. Berikut ini adalah pembahasannya.

1. Berpola S-P

Kalimat ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat yang digunakan
dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat.

Contoh : Ani sedang memasak.

S P (Verbal)

Penjelasan : Ani adalah subjek yang melakukan pekerjaan memasak,


sedangkan memasak adalah pekerjaan yang sedang dilakukan. Predikat diatas
termasuk predikat kata kerja.

2. Berpola S-P-O

Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek berupa nomina
atau frasa nomina.

Contoh : Ayah mencuci mobil.


S P O

Penjelasan : Yang menjadi subjek adalah ayah, pekerjaan yang dilakukan


adalah mencuci (predikat), yang dicuci atau dikenai pekerjaan adalah mobil
(objek).

3. Berpola S- P- Pel

Terdiri dari unsur subjek dan predikat serta ditambah dengan adanya
pelengkap. Biasanya pelengkap berupa kata sifat.

i
Contoh : Saya minum yang dingin
S P Pel

Penjelasan :

Saya sebagai subjek, melakukan kegiatan minum sebagai predikat. Dan yang
diminum adalah minuman yang dingin sebagai unsur penjelas dengan
menggunakan kata sifat dingin.

4. Berpola S-P-O-Pel

Contoh : Dia makan nasi yang dingin


S P O Pel

Penjelasan :

Dia sebagai subjek, makan merupakan kegiatan predikat, nasi adalah objek
yang dimakan, yang dingin adalah penjelas dari nasi yang menjadi objek.

5. Berpola S- P – K

Contoh : Saya makan dengan santai.


S P K

Penjelasan :

Saya (subjek) melakukan pekerjaan, pekerjaan yang dilakukan saya adalah


makan (predikat). Keterangan yang dipakai adalah dengan santai merupakan
keterangan cara saat si subjek melakukan pekerjaan makan.

6. Berpola S-P-O-K

Contoh : Nenek membeli bubur tadi pagi.


S P O K

Penjelasan :

Nenek menjadi subjek karena melakukan pekerjaan yaitu membeli (predikat).


Yang dibeli nenek adalah bubur (objek), keterangan waktunya adalah tadi
pagi.

7. Berpola S-P-Pel-K

Contoh : Saya meminum yang panas dengan santai.


S P Pel K

Penjelasan :

Subjeknya adalah saya, melakukan pekerjaan meminum (predikat). Yang


dikenai pekerjaan atau yang diminum adalah yang panas (pelengkap). Dengan
santai adalah keterangan cara meminum.

i
8. Berpola S-P-O-Pel-K

Contoh : Dinda mengirimi surat cinta setiap bulan.


S P O Pel K

Penjelasan :

Dinda menjadi subjek yaitu yang melakukan pekerjaan. Pekerjaan yang


dilakukan adalah mengirim (predikat). Yang dikirim adalah surat (objek) ,
cinta adalah pelengkap dari kata sifat jenis surat. Setiap bulan adalah
keterangan waktu.

1. Kalimat Majemuk Setara

Kalimat Majemuk Setara adalah kalimat majemuk yang terdiri atas beberapa
kalimat yang setara/sederajat kedudukannya.

Kalimat Majemuk Setara adalah penggabungan dari 2 kalimat / lebih dengan


menggunakan kata hubung.
Terdiri dari:

1. Kalimat majemuk setara sejalan


 Kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang
bersamaan situasinya.
Contoh : Umkar pergi ke pasar, Ririn pergi ke sawah sedangkan Sirob pergi ke
sekolah.
2. Kalimat majemuk setara berlawanan
 Kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat yang isinya
menyatakan situasi yang berlawanan.
Contoh : Danis anak yang rajin, tetapi adiknya pemalas.

3. Kalimat majemuk setara yang menyatakan sebab akibat


 kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang isi
bagian satu menyatakan sebab akibat dari bagian yang lain
Contoh : Ajiz mendapatkan rangking 1, karena dia anak yang rajin.

2. Kalimat Majemuk Bertingkat

 adalah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal yang kedudukannya
tidak setara/sederajat.

Jenis-jenisnya :
1. Kalimat majemuk hubungan waktu

i
Contoh : Aku sedang belajar, ketika ayahku pulang
2. Kalimat majemuk hubungan syarat
Ditandai dengan : jika, seandainya, asalkan,apabila, andaikan
Contoh : Jika aku mendapatkan rangking 1, aku akan mendapatkan laptop baru.
3. Kalimat majemuk hubungan tujuan
Ditandai dengan : agar, supaya, biar.
Contoh : Danis sengaja tidur siang agar dia bisa bangun pagi buat belajar
4. Kalimat majemuk konsensip
Ditandai dengan : walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, sungguh pun
Contoh : Walaupun Veri sedang sedih, dia selalu tersenyum.
5. Kalimat majemuk hubungan penyebaban
Ditandai dengan : sebab, karena, oleh karena
Contoh : Aku sedang sedih, sebab orang yang aku cintai tidak mencintaiku
6. Kalimat majemuk hubungan perbandingan
Ditandai dengan: ibarat, seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, lebih baik.
Contoh : Dari pada bermain, lebih baik aku belajar.
7. Kalimat majemuk hubungan akibat
Ditadai dengan : sehingga, sampai-sampai, maka
Contoh : Dian begitu berbakat, sehingga dia dapat memenangkan kontes itu.
8. Kalimat majemuk hubungan cara
Ditandai dengan : Dengan
Contoh : Dengan cara menjual koran, dia mendapatkan uang untuk menghidupi
keluarganya
9. Kalimat majemuk hubungan sangkalan
Ditandai dengan: seolah-olah, seakan-akan
Contoh : Markus diam saja, seolah-olah tidak terjadi apapun.
10. Kalimat majemuk hubungan kenyataan
Ditandai dengan: padahal, sedangkan
Contoh : Gina terus belajar, padahal dia sedang sakit.
11. Kalimat majemuk hubungan hasil
Ditandai dengan : makannya
Contoh: Doni anak pemalas, makannya nilainya selalu jelek
12. Kalimat majemuk hubungan penjelasan
Ditandai dengan : bahwa
Contoh : Nilai raportnya menunjukan bahwa dia benar-benar siswa yang pandai
13. Majemuk hubungan atributif
Ditandai dengan : yang
Contoh : anak yang sedang berlari itu teman saya

3. Kalimat Majemuk Campuran


Adalah kalimat yang merupakan hubungan antara majemuk setara dan majemuk
bertingkat.

Contoh : pekerjaan itu sudah selesai ketika ayah datang dari kantor dan ibu sudah
menidurkan adikku.

i
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesuai
dengan makalah “Penggunaan Bahasa Baku dalam Junalistik ” penulis menyimpulkan
bahwa bahasa dalam jurnalistik tidak di haruskan menggunakan hanya satu bahasa
namun bisa juga dengan mamadukan dengan bahasa lain namun dengan penggunaan
yang tepat. Bahasa Indonesia dapat di kembangkan dengan di padukan dengan bahasa
melayu maupun bahasa asing yang lain dalam penerapannya di dunia jurnalistik

B. SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber -
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.

Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan
saya jelaskan tentang daftar pustaka makalah.

i
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.catatan-maba.com/2013/05/pengertian-dan-contoh-kalimat-
majemuk.html
2. http://kakakpintar.com/pengertian-pola-kalimat-unsur-dan-contohnya/
3. http://abasawatawalla01.blogspot.co.id/2013/02/kata-frasa-klausa-dan-
diksi.html
4. http://www.gurupendidikan.co.id/kalimat-pengertian-ciri-unsur-struktur-
dan-jenis-beserta-contohnya-secara-lengkap/

Anda mungkin juga menyukai