Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KEBAHASAAN “ KALIMAT EFEKTIF “

DISUSUN OLEH :

NAMA : MUHAMMAD WIDAD

NIM : 22281213

PRODI : 1 E KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKT FAKULTAS ILMU KESEHATAN

MASYARAKAT (FIKKM)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA

2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga

saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Kalimat Efektif”. Penulisan

makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Bahasa Indonesia

di Universitas Pendidikan Mandalika.

Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis

penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, kritik

dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah

ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,

khususnya kepada Dosen yang telah memberikan tugas dan petunjuk, sehingga saya dapat

menyelesaikan tugas ini.

Mataram, 29 Desember 2022

Muhammad Widad

2
DAFTAR ISI

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bahasa merupakan kemampuan yang dimiliki manusia agar dapat berkomunikasi

dengan manusia lainnya, seperti istilah dan gerakan. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan,

atau perasaan yang terdapat dalam diri pembicara atau penulis. Dalam bahasa ada ide,

gagasan pikiran, dan perasaan yang mewakili diri sendiri. Setiap gagasan pikiran atau

konsep yang dimiliki seseorang dalam prakteknya wajib dituangkan kedalam bentuk

kalimat.

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang

mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara

naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam

wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan

tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!). Kalau dilihat dari hal predikat, kalimat-

kalimat dalam bahasa Indonesia ada dua macam, yaitu

a. Kalimat-kalimat yang berpredikat kata kerja dan

b. kalimat-kalimat yang berpredikat bukan kata kerja.

Akan tetapi, dalam pemakaian sehari-hari kalimat yang berpredikat kata kerja

lebih besar jumlahnya daripada kalimat yang berpredikat bukan kata kerja. Hal itu

membantu kita dengan mudah untuk menentukan predikat sebuah kalimat. Oleh sebab itu,

kalau ada kata kerja dalam suatu untaian kalimat, kata kerja itu dicadangkan sebagai

predikat dalam kalimat itu. (Bahasa Indonesia Akademik MPK, 2010:75)

4
“Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan sesuai

dengan yang diharapkan oleh si penulis atau si pembicara” . (Kalimat, 2014:54)

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif ?

2. Apa saja unsur-unsur kalimat efektif ?

3. Apa ciri-ciri kalimat efektif ?

4. Apa syarat yang mendasari kalimat efektif ?

5. Bagaimana struktur kalimat efektif ?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan sesuai dengan

yang diharapkan oleh si penulis atau si pembicara. Artinya, kalimat yang dipilih

penulis/pembicara harus dapat digunakan untuk mengungkapkan gagasan, maksud, atau

informasi kepada orang lain secara lugas sehingga gagasan itu dipahami secara sama oleh

pembaca atau pendengar. Dengan demikian, kalimat efektif harus mampu menciptakan

kesepahaman antara penulis dan pembaca atau antara pembicara dan pendengar. Di dalam

kamus kata efektif pada kalimat efektif mempunyai beberapa makna. Salah satu

diantaranya bermakna ‘membawa pengaruh’. Dengan demikian, kalimat efektif dapat

dimaknai sebagai kalimat yang membawa pengaruh terutama berupa kemudahan bagi

pembaca atau bagi pendengar untuk memahami informasi yang disampaikan oleh penulis

atau pembicara. (Kalimat. 2015:75)

B. Unsur-Unsur Kalimat Efektif

Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa

Indonesia lazim disebut dengan peran kata dalam kalimat. Kalimat bahasa Indonesia baku

sekurang-kurangnya harus memiliki unsur subjek dan predikat. Tambahan unsur lainnya

dalam kalimat antara lain, objek, pelengkap, dan keterangan, yang kehadirannya tidak

diwajibkan dalam sebuah kalimat. Mengutip dalam buku Bahasa Indonesia

6
Akademik oleh Siddik dkk, unsur-unsur kalimat efektif berupa subjek (S), predikat (P),

objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Berikut adalah penjelasan lengkapnya.

1. Subjek

Subjek (S) adalah bagian dari klausa yang menunjukkan adanya pelaku, tokoh,

sosok, sesuatu hal, suatu masalah yang menjadi pokok pembicaraan.

Subjek pada suatu kalimat biasanya memuat jenis kata atau frasa benda,

klausa, ataupun frasa verbal. Dalam bahasa Indonesia, setiap kata, frasa, klausa

pembentuk S selalu merujuk pada benda (konkret atau abstrak).

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh kalimat di bawah ini.

 Ibuku sedang membaca

 Rumah Yanto memiliki teknologi tinggi

 Yang berkerudung adalah ibu saya

 Berolahraga dapat dilakukan sehari-hari

 Menulis skripsi butuh waktu lama.

Untuk poin pertama dan kedua, merupakan subjek yang diisi oleh kata dan

frasa benda. Sedangkan pada poin ketiga, merupakan subjek yang diisi oleh klausa.

Sementara itu, pada contoh kalimat dua terakhir, disusun oleh frasa verbal.

2. Predikat

Predikat (P) merupakan bagian kalimat yang fokusnya untuk memberi tahu

suatu tindakan atau keadaan bagaimana si subjek. Selain memberi tahu tindakan atau

perbuatan subjek, predikat ini juga menyatakan sifat, situasi, status, ciri ataupun jati

diri subjek.

Predikat dalam suatu kalimat dapat berupa pernyataan tentang jumlah sesuatu

yang dimiliki oleh S. Predikat juga dapat berupa kata atau frasa yang sebagai besar

7
berkelas verba atau adjektiva tetapi juga frasa nominal. Berikut contoh dari predikat

dalam suatu kalimat:

 Ibu sedang memasak (melakukan apa)

 Sandi anak yang cantik (bagaimana)

 Nisa lulusan ilmu komunikasi (status)

 Laptopku berwarna hitam (ciri-ciri)

 Anak ibu Risma empat (jumlah)

3. Objek

Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi Predikat (P). Objek pada

umumnya berisi nominal, frasa nominal, ataupun klausa. Untuk penulisan letaknya

sendiri, objek berada di belakang predikat yang berupa verba transitif atau verba yang

menuntut wajib hadirnya objek.

Berikut contoh kalimat yang mengandung objek di dalamnya.

 Sari berfikir............

 Kucing itu mencium.........

 Chef memasak............

Verba transitif berpikir, mencium, dan memasak pada contoh di atas adalah predikat

yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi P pada ketiga kalimat

itulah yang dinamakan objek.

4. Pelengkap

Unsur pelengkap pada kalimat efektif adalah bagian kalimat yang melengkapi

predikat. Biasanya berada di belakang predikat yang berupa verba. Meskipun begitu,

8
tidak menutup kemungkinan unsur pelengkap ditempati oleh objek, atau jenis kata

lain yang mengisi pelengkap, seperti nomina, frasa nominal, atau klausa.

5. Keterangan

Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal

mengenai bagian kalimat lainnya yang dapat diletakkan secara bebas dalam kalimat,

sehingga unsur ini berfungsi untuk menerangkan subjek, predikat, objek dan

pelengkap.

C. Ciri-ciri Kalimat Efektif

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas. yaitu kesepadanan struktur,

keparalelan bentuk, ketegasan makna kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan

gagasan, dan kelogisan bahasa.

a. Kesepadanan Struktur

Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan)

dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan

gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Beberapa ciri kesepadanan adalah

sebagai berikut.

a) Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat yang jelas.

Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat

itu tidak efektif. Ketidakjelasan subjek dalam suatu kalimat terjadi apabila sebelum

subjek kalimat tersebut terdapat kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai,

tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya.

Contoh:

 Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)

 Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah (Benar)

9
 Tentang korban tewas akibat badai di Alabama, AS, menembus 125 orang. (Salah)

 Korban tewas akibat badai di Alabama, AS, menembus 128 orang (Benar)

Dalam kalimat itu tidak terdapat subjek yang ganda.

b) yang ganda akan memunculkan kalimat yang tidak terfokus.

Contoh:

 Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen (Salah).

 Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen (Benar).

c) Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal

Kata hubung dipakai untuk membangun sebuah kalimat majemuk Oleh sebab

itu, kata hubung atau kata sambung tidak diperkenankan ada di dalam kalimat

tunggal. Hal itu perlu dicermati.

Contoh:

 Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.

(Salah)

Perbaikan kalimat-kalimat itu dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama

mengubah kalimat itu menjadi kalimat majemuk. Cara kedua mengganti ungkapan

penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antar kalimat, sebagai

berikut.

 Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.

(Benar) atau

 Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara

pertama.(Benar)

d) Predikat kalimat tidak didahului oleh kata "yang".

Pemunculan kata "yang" akan menghilangkan predikat dalam sebuah kalimat.

10
Contoh:

 Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.

 Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.

Perbaikannya adalah sebagai berikut.

 Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.

 Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.

b. Keparalelan

Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan

dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua

dan seterusnya juga harus menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan

verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.

Contoh:

a) Namanya ditulis dengan jelas di kertas segel atau pencantumannya di kertas khusus.

b) Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,

memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

Kalimat a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang

mewakili predikat terjadi dari bentuk yang berbeda, yaitu ditulis dan pencantuman.

Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu. Namanya

ditulis dengan jelas di kertas segel atau dicantumkan di kertas khusus.

Kalimat b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduk predikat

tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang pengujian, dan pengaturan.

Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nominal, sebagai berikut.

11
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,

pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

c. Ketegasan

Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan

penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu

ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada

berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.

1) Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)

Contoh:

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan

kemampuan yang ada pada dirinya. Penekanannya ialah Presiden mengharapkan.

Contoh:

Harapan Presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.

Penekanannya: Harapan Presiden. Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan

mengubah posisi salah satu unsur kalimat.

2) Membuat urutan kata yang bertahap.

Contoh:

Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah telah disumbangkan kepada

anak-anak terlantar.

Seharusnya: Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar.

1) Melakukan pengulangan kata (repetisi).

12
Contoh:

Saya suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.

4) pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.

Contoh:

Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.

5) Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).

Contoh:

Saudaralah yang harus bertanggung jawab.

d. Kehematan

Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat

mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak

berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menam-bah kejelasan kalimat.

Penghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak

diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Ada beberapa kriteria yang perlu

diperhatikan.

1) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.

Perhatikan contoh:

a. Karena dia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.

b. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa Presiden datang.

13
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut

a. Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.

b. Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa Presiden datang.

2) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat

pada hiponimi kata.

Kata merah sudah mencakupi kata warna.

Kata pipit sudah mencakupi kata burung.

Perhatikan:

La memakai baju warna merah.

Di mana engkau menangkap burung pipit itu?

Kalimat itu dapat diubah menjadi :

Ia memakai baju merah.

Di mana engkau menangkap pipit itu?

3) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu

kalimat.

Kata naik bersinonim dengan ke atas. Kata turun bersinonim dengan ke bawah. Kata

hanya bersinonim dengan kata saja. Kata sejak bersinonim dengan kata dari.

Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini.

a. Dia hanya membawa badannya saja.

b. Sejak dari pagi dia bermenung.

Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi

14
a. Dia hanya membawa badannya.

b. Sejak pagi dia bermenung.

4) Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menja-makkan kata- kata yang

berbentuk jamak. Misalnya:

Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku

Para tamu-tamu Para tamu

Beberapa orang-orang Beberapa orang

Para hadirin Hadirin

e. Kecermatan

Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan

tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.

a) Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.

Kalimat a) memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguruan

tinggi.

b) Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.

Kalimat b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, dua-puluh lima-ribuan

(seratus ribu) rupiah atau dua puluh lima seribuan (dua puluh lima ribu rupiah.)

Perhatikan kalimat berikut.

Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para

menteri.

Dalam kalimat ini terdapat pilihan kata yang salah karena dua kata yang bertentangan,

yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi


15
Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.

f. Kepaduan

Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga

informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.

a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak

simetris. Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.

Misalnya:

Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah

terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak ke

luar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan ber-

adab.

Silakan Anda perbaiki kalimat di atas supaya menjadi kalimat yang padu.

b. Ada dua macam kalimat pasif, yaitu kalimat pasif biasa dan kalimat pasif persona.

Kalimat pasif biasa terjadi apa-bila kalimat yang berpola SP dialihkan dengan

memosisikan objek menjadi subjek dan predikat yang berawalan meng- menjadi

predikat yang berawalan di-. Kemudian, kalimat pasif persona terjadi apabila awalan

di- pada predikat pasif biasa digantikan dengan pronomina pelaku. Coba Anda

perhatikan contoh berikut.

Saya mencari udang (SPO aktif)

Udang itu dicari oleh saya (pasif biasa)

Udang itu saya cari (pasif persona)

Surat itu sudah saya baca (pasif persona)

16
Saran beliau sangat saya harapkan (pasif persona)

Jika dalam kalimat aktif itu terdapat aspek atau modalitas, aspek atau

modalitas itu harus selalu berada di depan predikat. Kalimat berikut memperjelas hal

itu.

Mereka telah mendatangi DPR (aktif) DPR telah didatangi oleh mereka (pasif

biasa) DPR telah mereka datangi (pasif persona)

Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib

dalam kalimat pasif persona.

Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau

tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita. Perhatikan kalimat ini.

Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.

Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.

Seharusnya:

Mereka membicarakan kehendak rakyat.

Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah- rumah adat.

g. Kelogisan

Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh

akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Perhatikan kalimat di bawah ini.

a. Waktu dan tempat kami persilakan.

b. Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini.

c. Taufik Hidayat meraih juara pertama Indonesia Terbuka.

d. Hermawan Susanto menduduki juara pertama Cina Terbuka.

17
e. Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah

tersebut.

Kalimat itu tidak logis (tidak masuk akal). Yang logis adalah sebagai berikut.

a. Bapak Menteri kami persilakan.

b. Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini.

c. Taufik Hidayat meraih gelar juara pertama Indonesia Terbuka.

d. Hermawan Susanto menjadi juara pertama Cina Terbuka.

e. Sebelum meninggal, wanita yang mayatnya ditemukan itu sering mondar-mandir di

daerah tersebut.

(Bahasa Indonesia Akademik MPK. 2010 : 100-107)

D. Syarat-Syarat Kalimat Efektif

Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut:


a. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.

b. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau

pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

E. Struktur Kalimat Efektif

Struktur kalimat efektif haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki kesatuan

bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti. Kalimat

yang strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk dan sekaligus kesatuan arti.

Sebaliknya kalimat yang strukturnya rusak atau kacau, tidak menggambarkan kesatuan

apa-apa dan merupakan suatu pernyataan yang salah.

Jadi, kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas. Setiap unsur

yang terdapat di dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata) harus menempati posisi

yang jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu harus diurutkan berdasarkan

18
aturan-aturan yang sudah dibiasakan. Tidak boleh menyimpang, apalagi bertentangan.

Setiap penyimpangan biasanya akan menimbulkan kelainan yang tidak dapat diterima

oleh masyarakat pemakai bahasa itu.

Misalnya, Anda akan menyatakan Saya menulis surat buat papa. Efek yang

ditimbulkannya akan sangat lain, bila dikatakan:

1. Buat Papa menulis surat saya.

2. Surat saya menulis buat Papa.

3. Menulis saya surat buat Papa.

4. Papa saya buat menulis surat.

5. Saya Papa buat menulis surat.

6. Buat Papa surat saya menulis.

Walaupun kata yang digunakan dalam kalimat itu sama, namun terdapat

kesalahan. Kesalahan itu terjadi karena kata-kata tersebut (sebagai unsur kalimat) tidak

jelas fungsinya. Hubungan kata yang satu dengan yang lain tidak jelas. Kata-kata itu juga

tidak diurutkan berdasarkan apa yang sudah ditentukan oleh pemakai bahasa.

Demikianlah biasanya yang terjadi akibat penyimpangan terhadap kebiasaan

struktural pemakaian bahasa pada umumnya. Akibat selanjutnya adalah kekacauan

pengertian. Agar hal ini tidak terjadi, maka si pemakai bahasa selalu berusaha mentaati

hukum yang sudah dibiasakan.

19
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Kalimat Efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara

secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan

mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.

2. Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap

(Pel), dan keterangan (Ket).

20
3. Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : Kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan,

kecermatan, kepaduan, kelogisan.

B. SARAN

1. Para Pendidik

Para pendidik sebaiknya memahami dengan seksama dan bena tentang bahasa

Indonesia yang memiliki berbagai ragam bahasa supaya dalam proses kegiatan belajar

mengajar terjadi komunitas yang baik dan tepat penggunaan bahasanya antara

pendidik dengan peserta didik.

2. Bagi Calon Pendidik

Para calon pendidik sebaiknya memahami dan mencari pengetahuan secara seksama

mengenai materi dalam makalah ini supaya pada saat pendidik terjun ke lapangan

tidak terjadi kekeliruan dalam pemakaian bahasa terhadap peserta didik dengan

pendidik.

3. Bagi Lembaga Universitas

Lembaga Universitas sebaiknya memberikan dan menekankan perhatian penuh

terhadap penggunaan ragam bahasa yang tepat agar terjalin komunikasi yang selaras.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal dkk. 2010. Bahasa Indonesia Akademik: Mata Kuliah Pengembangan

Kepribadian. Jakarta: PT Pustaka Mandiri.

Sasangka, Sry Satriya Tjatur Wisnu. 2014. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia: Kalimat.

21
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Badan Pengembangan dan Pembinaan

Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kumparan, Unsur-Unsur Kalimat Efektif: dari Subjek hingga Keterangan

https://m-kumparan-com.cdn.ampproject.org/v/s/m.kumparan.com/amp/kabar-

harian/unsur-unsur-kalimat-efektif-dari-subjek-hingga-keterangan-1wfMwjr1Ib8?

amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D

%3D#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16722765322570&referrer=https%3A%2F

%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Fkumparan.com%2Fkabar-

harian%2Funsur-unsur-kalimat-efektif-dari-subjek-hingga-keterangan-1wfMwjr1Ib8

(Diakses tanggal 29 Desember 2022)

Masyita Mustika II, Kalimat Efektif dalam Bahasa Indonesia.

https://www.academia.edu/10000607/Kalimat_Efektif_dalam_Bahasa_Indonesia

(Diakses tanggal 27 Desember 2022)

22

Anda mungkin juga menyukai