Anda di halaman 1dari 2

TUGAS BAHASA INDONESIA

NAMA : MUHAMMAD WIDAD


NIM : 22281213
PRODI : KESEHATAN MASYARAKAT

Identifikasi penggunaan huruf Kapital, huruf Miring, dan huruf Tebal pada wacana berikut!
Perbaikilah sesuai dengan aturan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia!

PENDAHULUAN

Sastra lisan adalah salah satu jenis karya yang mewadahi ekspresi kesastraan warga
dalam sebuah kebudayaan yang diturunkan secara turun temurun secara lisan. Setiap daerah
di Indonesia tentu memiliki sastra lisan sebagai Khasanah Budaya atau ciri khas daerah
tersebut. Namun, sebagai suatu karya yang dihasilkan dari mulut ke mulut, sastra lisan sulit
untuk dikuasai oleh semua masyarakat, padahal setiap budaya daerah (sastra lisan) dapat
menambah eratnya ikatan solidaritas masyarakat yang bersangkutan.

Boscom dalam (Danandjaja 1997:19) menjelaskan bahwa budaya daerah memiliki


empat peranan yaitu : (1) sebagai sistem proyeksi adalah pencerminan angan-angan suatu
kolektif; (2) sebagai pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan; (3)
sebagai alat pendidikan anak (Pedagogical Device), dan (4) sebagai alat kontrol agar norma-
norma masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya.

Meskipun memiliki peran yang cukup penting sastra lisan dipandang sebelah mata.
Hal ini sesuai pendapat Yosep (2011:50) bahwa kedudukan sastra lisan dipisahkan dari
pembicaraan resmi karena dipandang tidak sesuai dengan ciri formal dan kualitas yang
biasanya diterima dalam pembicaraan Sastra Indonesia. Hal tersebut menurut Yosep,
dipengaruhi oleh dominasi tata sastra modern, dominasi estetika, humanisme universal, dan
hegemoni bahasa Indonesia.

Melihat kondisi tersebut, maka perlu ada upaya untuk menginventarisir kebudayaan
tersebut. Salah satu upaya menginventalisir kebudayaan adalah dengan menjadikan sastra
lisan tersebut menjadi seni pertunjukan. Hal ini dapat dilihat dalam tulisan Sudewa (2014)
dengan judul Transformasi Sastra Lisan Ke Dalam Seni Pertunjukan di Bali, Perspektif
Pendidikan. Selain hal tersebut, membukukan sastra lisan tersebut; seperti yang dilakukan
oleh Cokorda Istri Sukrawati (1999). Dengan membukukan sastra lisan, maka karya tersebut
akan mudah diperkenalkan ke masyarakat luas dan menjaga agar karya sastra tersebut abadi.
Selain itu, membukukan sastra lisan dapat memperkaya media penyebaran bahasa daerah.

Di Sulawesi Selatan terdapat berbagai jenis bahasa daerah. Salah satu bahasa yang
menjadi sorotan Balai Bahasa adalah Bahasa Makassar dialek Konjo. Bahasa Makassar dialek
Konjo oleh Pusat bahasa dimasukkan ke dalam kategori hampir punah. Bahasa Makassar
dialek Konjo pada dasarnya adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat di Kabupaten
Bulukumba, khususnya pada kawasan Bulukumba bagian Timur.

Sastra lisan di Bulukumba biasanya digunakan untuk mantra, pemanggil pengantin,


nyanyian pengiring mainan tradisional, kegiatan-kegiatan adat ataupun lagu pengantar
tidur. Di Bulukumba, khususnya pada pengguna bahasa Konjo. Sastra lisan ini, cenderung
tidak lagi digunakan, orang tua lebih suka memutarkan lagu atau musik untuk menidurkan
anak ketimbang menyanyikan kelong yang memiliki makna dan nilai-nilai yang juga bisa
dilakukan dengan cara mendalam serta sebagai media pengenalan bahasa daerah kepada
anak.

Anda mungkin juga menyukai