Anda di halaman 1dari 2

Uji Keterampilan

Identifikasi penggunaan huruf kapital, huruf miring, dan huruf tebal pada wacana berikut!
Perbaikilah sesuai dengan aturan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia!

PENDAHULUAN

Sastra lisan adalah salah satu jenis karya yang mewadahi ekspresi kesusastraan warga dalam
sebuah kebudayaan yang diturunkan secara turun temurun secara lisan. Setiap daerah di
Indonesia tentu memiliki sastra lisan sebagai khasanah budaya/ ciri khas daerah tersebut.
Namun, sebagai suatu karya yang dihasilkan dari mulut kemulut, sastra lisan sulit untuk dikuasai
oleh semua Masyarakat. Padahal setiap budaya daerah (sastra lisan) dapat menambah eratnya
ikatan solidaritas masyarakat yang bersangkutan.

boscom dalam (Danandjaja 1997:19) menjelaskan bahwa budaya daerah memiliki empat
peranan yaitu: (1) sebagai sistem proyeksi adalah pencerminan angan-angan suatu kolektif; (2)
sebagai pengesahan pranata-pranatacar lembaga-lembaga kebudayaan; (3) sebagai alat
pendidikan anak (pedagogical device), dan (4) sebagai alat kontrol agar norma-norma
masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya.

Meskipun memiliki peran yang cukup penting, sastra lisan dipandang sebelah mata. Hal ini
sesuai pendapat Yosep (2011:50) bahwa kedudukan sastra lisan dipisahkan dari pembicaraan
resmi karena dipandang tidak sesuai dengan ciri formal dan kualitas yang biasanya diterima
dalam pembicaraan sastra indonesia. Hal tersebut menurut Yosep, dipengaruhi oleh dominasi
tata sastra modern, dominasi estetika humanisme universal, dan hegemoni bahasa Indonesia.

Menilik kondisi tersebut, maka perlu ada upaya untuk menginventarisir kebudayaan
tersebut. Salah satu upaya menginventalisir kebudayaan adalah dengan menjadikan sastra lisan
tersebut menjadi seni pertunjukan. Hal ini dapat dilihat dalam tulisan Sudewa (2014) dengan
judul Transformasi Sastra Lisan Ke Dalam Seni Pertunjukan di Bali: Perspektif Pendidikan. Selain
hal tersebut, menginventalisir juga bisa dilakukan dengan cara membukukan sastra lisan
tersebut; seperti yang dilakukan oleh Cokorda Istri Sukrawati (1999). Dengan membukukan
sasra lisan, maka karya tersebut akan mudah diperkenal- kan ke masyarakat luas dan menjaga
agar karya sastra tersebut abadi. Selain itu, membukukan sastra lisan dapat memperkaya media
penyebaran bahasa daerah.

Di Sulawesi Selatan terdapat berbagai jenis bahasa daerah. Salah satu bahasa yang menjadi
sorotan Balai Bahasa adalah Bahasa Makassar dialek Konjo. Bahasa Makassar dialek konjo oleh
Pusat bahasa dimasukkan ke dalam kategori hampir punah. Bahasa Makassar dialek Konjo pada
dasarnya adalah bahasa yang digunakan oleh masayarakat di Kabupaten Bulukumba, khususnya
pada kawasan Bulukumba bagian Timur.

Sastra lisan di Bulukumba biasanya digunakan untuk mantra, pemanggil pengantin, nyanyian
pengiring mainan tradisional, kegiatan-kegiatan adat ataupun lagu pengantar tidur. Di
Bulukumba, khususnya pada pengguna bahasa Konjo; sastra lisan ini, cenderung tidak lagi
digunakan. Orang tua lebih suka memutarkan lagu atau musik untuk menidurkan anak.
Ketimbang menyanyikan kelong yang memiliki makna dan nilai-nilai yang mendalam serta
sebagai media pengenalan bahasa daerah kepada anak.

Anda mungkin juga menyukai