KOMUNIKASI BAHASA
Kelompok: 2
FAKULTAS TARBIYAH
2022
BAB l
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sudah menjadi rahasia umum bahwa manusia adalah makhluk sosial yang
orang lain. Bahasa dan masyarakat tidak pernah bisa dipisahkan satu dengan
yang lainnya, karena di mana ada masyarakat, di situ ada bahasa dan sebaliknya.
Dengan demikian bahasa menjadi salah satu syarat keberadaan suatu masyarakat
tertentu. Namun, suatu proses komunikasi sering kali tidak dapat berjalan
dengan mulus karena adanya gangguan atau hambatan misalnya, suara bising di
kurang.
objek dari sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat atau didekati sebagai bahasa,
baik dan santun, kreatif, berpikir kritis, dan berkerja sama. Untuk itu, pentingnya
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
PEMBAHASAN
1. Hakikat Bahasa
misalnya kata dan gerakan. Bahasa sebagai alat bantu penyampai pesan, yang
dalam hal ini berkaitan dengan pembelajar.1 Banyak dari beberapa pakar
memiliki ciri-ciri antara lain adalah bahwa bahasa itu sebagai system lambang,
Bahasa adalah sebuah sistem artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah
komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah
sistem, bahasa selain bersifat sistematis juga bersifat sistemis. Dengan sistematis
maksudnya, bahasa itu tersusun menurut suatu pola tertentu, tidak tersusun
secara acak atau sembarangan. Sedangkan sistemis artinya sistem bahasa itu
dan subsistem leksikon. Setiap bahasa biasanya memiliki sistem yang berbeda
dari bahasa lainnya. Misalnya, urutan kata di dalam kalimat bahasa Latin adalah
tidak penting, sebab susunan kalimat Paulus vidit Mariam sama saja maknanya
bila susunannya diubah menjadi Paulus Mariam vidit, Mariam vidit Paulus, atau
1
Wicaksono L, “Bahasa Dalam Komunikasi Pembelajaran”, Jurnal Pembelajaran Prospektif, Vol. 1, No.
2, 2016, hal. 16.
Vidit Mariam Paulus, yaitu 'Paul melihat Maria'; padahal susunan kalimat
bahasa Indone sia Nenek melirik kakek tidak sama maknanya dengan Kakek
melirik nenek. Mengapa demikian? Karena yang penting dalam sistem bahasa
Latin adalah bentuk kata, bukan urutan kata; sedangkan menurut sistem bahasa
Indonesia baik bentuk kata maupun urutan kata sama-sama penting; dan
kepentingannya itu berimbang. Oleh karena itu, lazim juga disebut bahwa
bahasa itu bersifat unik, meskipun juga bersifat universal. Unik, artinya
memiliki ciri atau sifat khas yang tidak dimiliki bahasa lain; dan universal
berarti, memiliki ciri yang sama yang ada pada semua bahasa. Dan system
Artinya lambang yang tersebut berupa lazim disebut bunyi ujar dan bunyi
‘sejenis binatang berkaki empat yang bisa dikendarai’. Maka bisa disimpulkan
bahwa setiap ada lambang bunyi yang tidak bermakna berarti lambang tersebut
Lambang bunyi bahasa itu arbiter yang artinya hubungan antara lambang
dengan yang dilambangkan tidak bersifat wajib bisa berubah dan tidak dapat
lambang bunyi [kuda] tidak dapat dijelaskan? Andaikata hubungan itu bersifat
wajib, tentu untuk menyatakan binatang yang dalam bahasa Indonesia itu
disebut [kuda] tidak ada yang menyebutnya <jaran>, <horse>, atau <paard>.
Bukti kearbitreran ini dapat juga dilihat dari banyaknya sebuah konsep yang
terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hampir tidak terbatas.
Bahasa itu bersifat dinamis, maksudnya, bahasa itu tidak terlepas dari
itu dapat terjadi pada tataran fonologis, morfologis, sintaksis, semantik, dan
leksikon. Yang tampak jelas biasanya adalah pada tataran leksikon. Pada setiap
waktu mungkin saja ada kosakata baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata
lama yang tenggelam, tidak digunakan lagi. Umpamanya kata kempa, perigi, dan
centang-perenang yang dulu ada digunakan dalam bahasa Indonesia kini tidak
digunakan lagi. Sebaliknya, kata-kata seperti riset, kolusi, dan ulang-alik yang
dulu tidak dikenal, kini sudah biasa digunakan. Kedinamisan bahasa dalam
atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur
yang heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan yang
berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran apapun baik
bahasa Jawa yang digunakan di Surabaya tidak persis sama dengan bahasa Jawa
Yogyakarta.
Bahasa itu bersifat manusiawi. Artinya, bahasa sebagai alat komunikasi
verbal hanya dimiliki manusia. Hewan tidak mempunyai bahasa. Yang dimiliki
hewan sebagai alat komunikasi, yang berupa bunyi atau gerak isyarat, tidak
2. Fungsi Bahasa
Secara tradisional fungsi bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat
konsep, atau juga perasaan. Namun fungsi ini sudah mencakup lima fungsi
dan kecewa itu semua bisa diungkapkan lewat bahasa dengan ditambahkan
suatu ekspresi dari hati yang dapat berupa seperti mimik muka, gerak tubuh
(Mata, tangan, kaki, dan bagian tubuh lainnya). Melalui Kaos yang
batin seseorang.
Fungsi bahasa ini sebagai penyampaian pesan atau amanat dari dalam
atau luar hati seseorang kepada orang lain yang dituju. Dari Kaos yang
2
Abdul Chaer, Leonie Agustina, “Sosiolinguistik” (Jakarta: PT. Rineka Cipta: 2010) hal. 11-14.
fungsi yang menginformasikan kepada manusia agar selalu ingat kepada
masalah, atau sebuah keadaan yang sedang atau sudah terjadi. Dalam Kaos
yang bertuliskan “Miskin di negeri yang kaya” hal ini menjelaskan keadaan
atau mengajak orang lain untuk melakukan atau sebaliknya (Dengan tidak
beribadah
e) Fungsi Entertainment
menghibur, bahkan dapat menyenangkan suatu perasaan batin diri sendiri atau
kepada orang lain. Contohnya, kaos bertuliskan “Ternyata Google nggak mampu
menghibur seseorang.3
3
Markub. "Fungsi Bahasa pada Kaos di Kalangan Remaja". HUMANIS: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan
Humaniora 11, no. 1 (2019): 15-22.
adalah "Who speak what language to whom, when and to what end". Oleh
karena itu fungsi-fungsi bahasa diantara lain dapat dilihat dari sudut penutur,
bahasa apa, kepada siapa, kapan dan mengenai masalah apa. Pendapat yang
tuturan yang diartikan dengan komponen tutur yang mencakup 13 hal yaitu:
7) Pokok pembicaraan.
8) Urutan bicara.
9) Bentuk wacana.
Yang dimaksud dengan penutur dan lawan tutur di sini meliputi pula
pembicara dan pendengar serta penulis dan pembaca. Sementara Tutur, konteks,
tujuan, tindak ucap, dan tuturan adalah sebagai produk tindak ucap secara
4
Abdul Chaer, Leonie Agustina, “Sosiolinguistik” (Jakarta: PT. Rineka Cipta: 2010) hal. 15.
sebagai situasi yang melahirkan tuturan. Dimana tuturan merupakan akibat,
Oleh karena itu, fungsi-fungsi bahasa itu, antara lain, dapat dilihat dari
pihak pendengar juga dapat menduga apakah penutur sedih, marah, atau
gembira.
b. Dilihat dari segi pendengar atau mitra tutur, bahasa berfungsi direktif yaitu
mengatur tingkah laku pendengar. Di sini bahasa itu tidak hanya membuat
Dari segi kontak antara penutur dan pendengar, bahasa berfungsi fatik yaitu
c. Dilihat dari segi topik ujaran, bahasa berfungsi referensial. Di sini bahasa
berfungsi sebagai alat untuk membicarakan obyek atau peristiwa yang ada di
5
Surana “Aspek Sosiolinguistik Dalam Stiker Humor” (Fbs Unesa Surabaya) hal. 87.
sekeliling penutur atau yang ada dalam budaya pada umumnya. Fungsi
perpustakaan kami baru dibangun” atau “Kampus kami indah sekali” adalah
d. Jika dilihat dari kode yang digunakan, bahasa berfungsi metalingual atau
sendiri. Ini dapat dilihat dari proses pembelajaran bahasa ketika kaidah-
kaidah atau aturan-aturan bahasa dijelaskan dengan bahasa. Selain itu, dalam
gagasan, dan perasaan, baik dalam arti sebenarnya maupun hanya imaginasi
(Khayalan, Rekaan) saja. Fungsi imaginatif ini biasanya berupa karya seni
instrumental dan fungsi regulasi keduanya memiliki peran yang hampir sama
satu sama lain. Fungsi instrumental lebih memberikan peran yang berdampak
secara umum sedangkan fungsi regulasi tidak hanya berperan untuk mengawasi
dan mengendalikan peristiwa besar yang sedang atau akan terjadi pada
masyarakat.
Fungsi bahasa dibagi secara umum menjadi dua pandangan yaitu pandangan
untuk mengemukakan ‘perasaan, suasana hati, dan sikap’ tetapi hal ini
functions into two, namely the macro and micro functions. Macro functions are
a. Emotive function, for example: the expression "mad", "great", "ouch" etc.
c. Phatic function is when speaker going to start a conversation such as: "Can
itself.
f. Poetic function is the usage of language by selecting the form that contains
the essence of the message, for example, one ad shows how powerful dairy
communication, for example, "Good! Let's start this exercise!". While micro
3. Hakikat Komunikasi
dimana pengetahuan ditransfer dari satu orang ke orang lain sampai menjadi
umum di antara mereka, dan mengarah pada pemahaman antara dua orang atau
lebih. Proses ini memiliki elemen dan komponen dan memiliki arah
pergerakannya, tujuan yang ingin dicapai, dan area di mana ia beroperasi, dan
“communication” yang bersumber dari kata communis yang memiliki arti sama.
6
Sitti Rabiah “Language As a Tool For Communication and Cultural Rreality
Discloser”. (Universitas Muslim Indonesia , Makassar) hal.5.
7
٢٥ م ص١٩٨١ ،٤ ط، دارالقلم، كويت، وسائل االتصال وتكتولوجيا يف التعليم،حسني محدي الطوحبي
8
Effendy, Onong Uchjana. “Ilmu Teori dan Filsafat Komunukasi”. (Bandung: Citra Aditya Bakti), 2003.
merupakan proses menyalurkan informasi, ide, penjelasan, perasaan, dan
Dalam proses komunikasi terdapat tiga unsur bagian mutlak yang harus
dipenuhi, yaitu komunikator, komunikan, dan saluran media. Ketiga unsur ini
merupakan bagian kesatuan yang utuh. Apabila salah satu dari unsur tersebut
tidak ada, maka komunikasi tidak akan terjadi. 10 Definisi umum komunikasi
adalah pertukaran makna. Jadi, arti komunikasi di sini juga mencakup banyak
hal, dapat saja aktivitas membaca surat kabar, mengobrol dengan teman,
sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tindakan. Jadi, secara
berita atau pesan dari sumber berita (source) kepada penerima berita (receiver)
dengan maksud agar terjadi suatu efek yang diinginkan pada pihak penerima
berita.11
maksud dan keinginnya kepada orang lain. Bahasa akan bervariasi berdasarkan
pada domain sosial atau speech even yang belaku pada saat itu. Tata bahasa
penutur dan mitra tutur berjalan dengan baik walaupun dilakukan secara
suatu areal tertentu, memiliki kultur yang sama, menjunjung nilai-nilai dan
norma- norma yang sama, serta saling berinteraksi. Interaksi yang dilakukan
bahwa bahasa merupakan bagian dari mayarakat. Bahkan tidak bisa dibayangkan
12
Khairunnisa, Mustakim Sagita, “Pengembangan Sosiolinguistik dalam Pengajaran Bahasa (Secara
Teoritis dan Penerapan)”, Jurnal Sains Riset, Volume 9, Nomor 2, 2019, hal. 52.
jika suatu masyarakat tidak memiliki bahasa, maka namanya bukan
masyarakat.13
13
Dwi Setiyadi, "Peranan Sosiolinguistik Dalam Pengajaran Bahasa: Sebuah Kajian Teoretis Dan
Penerapannya (Temuan Linguistik Untuk Pengajaran Bahasa) Bagi Mahasiswa Pendidikan Bahasa”, Vol.
2 No. 02 2012, hal. 146.
14
27 ص,2020 ماليزيا, علم اللغة لدراسات اجلامعية مدخل,عاصم شحادة علي شم اجلميلي.
BAB lll
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bahasa adalah sebuah sistem artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah
komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah
sistem, bahasa selain bersifat sistematis juga bersifat sistemis. Bahasa adalah
alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi artinya, alat untuk
antara lain, dapat dilihat dari sudut penutur, pendengar, topik, kode, dan
amanat pembicaraan.
sistem simbol, tanda atau tingkah laku yang umum. Komunikasi merupakan
antara penutur dan mitra tutur berjalan dengan baik. Interaksi yang dilakukan
bukan masyarakat.
REFRENSI
Abdul Chaer, Leonie Agustina, “Sosiolinguistik”, (Jakarta: PT. Rineka Cipta: 2010).
Effendy, Onong Uchjana. “Ilmu Teori dan Filsafat Komunukasi”. (Bandung: Citra
Markub. "Fungsi Bahasa pada Kaos di Kalangan Remaja". HUMANIS: Jurnal Ilmu-
Dewi Indrawaty, dkk. “Komunikasi dan Human Relation Pemimpin Berbasis Agama,
Zuwirna, “Komunikasi yang Efektif”, Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan Vol.I No.1
2016.
Khairunnisa, Mustakim Sagita, Pengembangan Sosiolinguistik dalam Pengajaran
Bahasa (Secara Teoritis dan Penerapan), Jurnal Sains Riset, Vol. 9, No.
Surana “Aspek Sosiolinguistik Dalam Stiker Humor” (Fbs Unesa Surabaya) hal. 87.
Discloser”.