Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

Bahasa memiliki peran tertentu yang digunakan seseorang berdasarkan kebutuhannya.


Oleh karena dengan menggunakan bahasa seseorang dapat mengekspresikan dirinya sehingga
peran bahasa sangat penting dan bermacam-macam. Bahasa digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi. Selain itu, bahasa digunakan sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan
beradaptasi sosial dalain lingkungan atau situasi. Bahasa adalah alat komunikasi bagi manusia,
baik secara lisan maupun tertulis. Untuk berkomunikasi sebenarnya dapat juga digunakan cara
atau alat lain, misalnya, tanda-tanda, gambar, atau isyarat. Namun, bahasalah sebagai alat
komunikasi yang paling sempurna. Bahasa Indonesia yang berkedudukan sebagai bahasa
nasional dan sebagai bahasa negara di Indonesia (Sukharta dkk., 2015: 3)
Bahasa yang digunakan merupakan suatu bukti kegiatan intelektual manusia. Manusia
tidak akan mencapai puncak kedewasaannya sebagai mahluk yang rasional yang dapat
dipisahkan dari keahliannya berbahasa. Sehingga manusia berbahasa sesuai dengan tingkat
pengetahuan dan kemampuannya masing-masing. Bahasa juga merupakan bagian daripada
realitas pengetahuan itu sendiri yang dalam cakupannya pun terkandung interpretasi dari pikiran
manusia itu sendiri. Pada prosesnya, bahasa akan melahirkan sebuah makna yang sebelumnya
diolah oleh pikiran yang kemudian melalui makna tersebut lahir sebuah pemikiran yang bisa
dijadikan sebagai acuan dasar dalam melakukan tindakan (Dardjowidjojo, 2003: 65).
Pengetahuan manusia dapat berkembang dikarenakan adanya dua faktor, yaitu: Pertama,
manusia memiliki bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang
melatar belakangi informasi tersebut. Kedua, manusia memiliki kemampuan berpikir menurut
suatu alur kerangka berpikir tertentu. (Bakhtiar, 2014: 93)
Dalam pembelajaran kimia kita dapat melihat bahwa tanpa adanya Bahasa Indonesia
tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu Bahasa Indonesia memiliki kedudukan dan peran
ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berperan sebagai sarana berpikir
dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan dalam proses pembelajaran kimia. Tanpa
adanya peran bahasa semacam itu, pembelajaran kimia tidak akan dapat berkembang.
Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan Bahasa Indonesia sebagai
prasarana berpikir modern. Artikel berikut membahas tentang Bahasa Indonesia dan peranannya
dalam proses pembelajaran kimia.

PEMBAHASAN

Pengertian Bahasa
Bahasa adalah suatu sistem simbol-simbol bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh
suatu kelompok sosial untuk berkomunikasi. (Bloch dan George, 1942: 65). Menurut Saussure,
bahasa adalah merupakan suatu sistem tanda. Sedang menurut Wittgenstein bahwa ungkapan
bahasa merupakan suatu ungkapan kehidupan (Kaelan, 1998: 159)
Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan suatu ide, keinginan,
maupun pikiran kepada orang lain. Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang
digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, alat
untuk berkomunikasi, alat untuk megadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan
atau situasi tertentu dan alat untuk melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997: 3).
Bahasa adalah alat yang digunakan manusia dalam berinteraksi dengan sesama. Bahasa
memiliki peranan yang sangat penting bagi manusia karena dengan bahasa manusia dapat
berinteraksi dengan lingkungannya. Bahasa juga digunakan manusia untuk menjalin kerja sama
dalam memecahkan atau menyelesaikan masalah yang mereka hadapi (Suwandi, 2008: 97)
Bahasa sebagai penghubung terjalinnya interaksi. Pendapat tersebut senada dengan
pendapat Kridalaksana yang mengemukakan bahasa adalah sistem lambang bunyi arbitrer yang
dipergunakan oleh masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri
(Kridalaksana, 2001: 21).
Menurut Soenjono Dardjowidjojo dalam buku Psikolinguistik: Pemahaman Bahasa
Manusia (2003, 283), Bahasa memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Bahasa bersifat abritrer (mana suka) artinya hubungan antara lambang dengan yang
dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah dan tidak dapat dijelaskan mengapa
lambang tersebut mengonsepi makna tertentu. Misalnya, kata ‘kuda’ yang melambangkan
sejenis binatang berkaki empat yang bisa dikendarai’ adalah tidak bisa dijelaskan.
b. Bahasa bersifat produktif artinya dengan sejumlah besar unsur yang terbatas, namun dapat
dibuat satuan-satuan ujaran yang hampir tidak terbatas. Sebagai gambaran, menurut Kamus
Umum Bahasa Indonesia susunan WJS. Purwadarminta bahasa Indonesia hanya
mempunyai kurang lebih 23.000 kosakata, tetapi dengan 23.000 buah kata tersebut dapat
dibuat jutaan kalimat yang tidak terbatas.
c. Bahasa bersifat dinamis, artinya bahasa itu tidak lepas dari berbagai kemungkinan
perubahan yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan itu dapat terjadi pada tataran
fonologis, morfologis, sintaksis, semantic, maupun leksikon. Pada setiap waktu mungkin
saja terdapat kosakata baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata lama yang tenggelam
dan tidak digunakan lagi.
d. Bahasa bersifat beragam artinya bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama,
namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunyai latar
belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam, baik dalam
tataran fonologis, morfologis, sintaksis maupun pada tataran leksikon. Salah satu buktinya
adalah munculnya beragam dialek yang berbeda pada satu bahasa. Bahasa Jawa yang
digunakan di Surabaya berbeda dengan yang digunakan di Yogyakarta. Begitu juga bahasa
Arab yang digunakan di Mesir berbeda dengan yang digunakan di Arab Saudi.
e. Bahasa bersifat manusiawi yaitu bahasa sebagai alat komunikasi verbal, hanya dimiliki
manusia. Hewan tidak mempunyai bahasa. Yang dimiliki hewan sebagai alat komunikasi,
yang berupa bunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat produktif dan dinamis. Manusia dalam
menguasai bahasa bukanlah secara instingtif atau naluriah, tetapi dengan cara belajar.
Hewan tidak mampu untuk mempelajari bahasa manusia, oleh karena itu dikatakan bahwa
bahasa itu bersifat manusiawi.
Terdapat pula fungsi-fungsi bahasa yang dijelaskan sebagai berikut ini:
1. Bahasa sebagai alat ekspresi diri
Pada awalnya, seorang anak menggunakan bahasa untuk mengekspresikan kehendaknya
atau perasaannya pada sasaran yang tetap (kedua orang tua). Dalam perkembangannya,
seorang anak tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan
kehendaknya, tetapi juga untuk berkomunikasi dengan lingkungan di sekitarnya.
2. Bahasa sebagai alat komunikasi
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan
sempurna apabila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain.
3. Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial bahasa
Di samping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula manusia
memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari, dan mengambil bagian
dalam pengalamanpengalaman itu serta belajar berkenalan dengan orang-orang lain.
Anggota-anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan secara efisien melalui bahasa.
Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap-tiap orang untuk merasa
dirinya terikat dengan BAB III 18 kelompok sosial yang dimasukinya, serta dapat
melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan menghindari sejauh mungkin
bentrokanbentrokan untuk memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya.
4. Bahasa sebagai alat kontrol sosial
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat diterapkan pada
diri kita sendiri atau kepada masyarakat.

Peran Bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran kimia


Pada hakikatnya, pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru dan peserta
didik, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak
langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran (Rusman, 2010: 134).

tujuan pembelajaran kimia adalah memperoleh pemahaman yang tahan lama perihal
berbagai fakta, kemampuan mengenal dan memecahkan masalah, mempunyai keterampilan
dalam menggunakan laboratorium, serta mempunyai sikap ilmiah dalam kehidupan sehari-
hari (Sastrawijaya, 1988: 113)
1. Peran Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari
2. Peran Bahasa dalam
Brown (Astika, 2015) memaparkan bahwa pembelajaran yang bermakna harus didasarkan
pada beberapa prinsip berikut. 1. Tujuan belajar adalah mengembangkan semua komponen
kompetensi komunikatif (gramatik, discourse, sosiolinguistik, strategik, dan pragmatik). 2.
Kegiatan pembelajaran didesain untuk melatih siswa dalam menggunakan bahasa secara
bermakna dalam konteks yang otentik. 3. Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk
mengembangkan keterampilan berbahasa yang dapat digunakan oleh siswa ketika
membutuhkan bahasa di luar kelas. 4. Kelancaran berbahasa (fluency) dan ketepatan
gramatik (accuracy) dianggap sebagai dua aspek kemampuan berbahasa yang saling
melengkapi.

Anda mungkin juga menyukai