ABSTRACT
Language is a communication tool between one another. Language is also seen as a
tool used by humans to develop culture. Besides language as a communication tool,
many other opinions define language in different contexts. Indonesian is a tool used
as a mass media language to support the development of science and technology.
True Indonesian is a language that applies rules consistently. English is not only
called the global communication media, but also plays a more important role in
education, business, diplomacy, technology, commerce, industry, banking,
computing, medicine, aviation, engineering, culture, social. instruction, even in all
aspects of life. Therefore, Indonesian language needs to be preserved.
Keywords: Language, Communication, Science, Technology
PENDAHULUAN
Bahasa sebagai alat komunikasi yang paling efektif, dan diperlukan setiap bangsa.
Tanpa bahasa, bangsa tidak akan mungkin dapat berkembang. Bahasa Indonesia tidak
lagi sebagai bahasa persatuan, tetapi juga berkembang sebagai bahasa negara, bahasa
resmi, dan bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahasa menunjukkan identitas
bangsa, bahasa sebagai bagian kebudayaan dapat menunjukkan tinggi rendahnya
kebudayaan bangsa. (Indrayanti, 2015)
Berbahasa bukanlah kegiatan yang sulit, setiap orang mampu berbahasa untuk
berkominkasi. Oleh sebab itulah bahasa dikatakan sebagai media komunikasi.
Berbahasa merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh manusia setiap saat dan
setiap waktu. Tanpa bahasa manusia tidak akan mampu berkomunikasi antar yang
satu dengan yang lainnya. Karena bahasa dianggap penting, maka perlu untuk
memahami dan mempelajari bahasa, baik berbahasa dalam lisan maupun tulisan.
bunyi, maka yang dianggap primer di dalam bahasa adalah bahasa yang diucapkan,
atau yang sering disebut bahasa lisan. Karena itu pula, bahasa tulisan, yang walaupun
dalam dunia modern sangat penting, hanyalah bersifat sekunder. Bahasa tulisan
sesungguhnya tidak lain adalah rekaman visual, dalam bentuk huruf-huruf dan tanda-
tanda baca dari bahasa lain.
Bahasa adalah fenomena yang menghubungkan dunia makna dengan dunia bunyi
(Chaer 2009 : 1). Dunia makna artinya adalah dimana setiap bahasa yang kita
gunakan, akan menghasilkan sebuah pengertian baik dari pengertian pendengar
maupun pembaca dan diri sendiri, jika dunia makna dihubungkan dengan dunia bunyi
akan lebih menghasilkan pengertian yang khas
Bahasa adalah satu sistem, sama dengan sistem-sistem lain, yang sekaligus bersifat
sistematis dan bersifat sistemis. Bahasa itu bukan merupakan satu sistem tunggal
melainkan dibangun oleh sejumlah subsistem (subsistem fonologi, Sintaksis, dan
leksikon). Sistem bahasa ini merupakan sistem lambang, sama dengan sistem
lambang lalu lintas, atau sistem lambang lainnya. Hanya, sistem lambang bahasaini
berupa bunyi, bukan gambar atau tanda lain, dan bunyi itu adalah bunyi bahasa yang
dilahirkan alat ucap manusia.
Gorys Keraf menyatakan “Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu
yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang. Yakni sebagai alat untuk
mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk
mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu,
dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial”. Berdasarkan pendapat ini, fungsi
bahasa dapat kita bagi menjadi :
1. Bahasa sebagai alat ekspresi diri Melalui bahasa kita dapat menyatakan
segala sesuatu yang berada di pikiran dan perasaan manusia. Dengan memahami
bahasa, kita dapat lebih terbuka dan luwes dalam menyampaikan ide dan perasaan
yang kita rasakan. Adapun unsur-unsur yang mengakibatkan kita untuk
mengekspresikan diri, antara lain, menarik perhatian orang lain atas eksistensi diri
kita pribadi, hasrat untuk melepaskan segala tekanan yang terdapat di hati dan pikiran
Variasi atau ragam bahasa merupakan salah satubahasan pokok dalam studi
linguistik. Munculnya variasi tersebut berdasarkan faktorfaktor yangberpengaruh di
dalamnya. Siapa yang berbicara, kepada siapa berbicara, dalam suasana apa
pembicaraan itu dilakukan, apa yang menjadi pokok pembicaraan dan apa tujuan
pembicaraan, merupakan faktor- faktor yang sangat menentukan terjadinya
pemakaian bahasa dalam masyarakat dalam Saddhono (2011)
2. Bahasa sebagai alat komunikasi Sebagai alat komunikasi, bahasa
merupakan saluran perumusan maksud manusia, melahirkan perasaan dan
memungkinkan manusia menciptakan kerjasama dengan manusia lainnya. Ia
mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan
mengarahkan masa depan manusia.
Komunikasi dapat terjadi dengan melibatkan dua orang atau lebih anggota
masyarakat yang saling berinteraksi satu sama lain. Komunikasi tidak akan berjalan
dengan lancar apabila ekspresi diri kita tidak dapat diterima oleh orang lain. Sehingga
dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah sebuah konsekuensi yang diakibatkan dari
ekspresi diri secara lebih mendalam untuk menghadirkan interaksi. Adapun tujuan
dijadikannya bahasa sebagai alat komunikasi adalah agar manusia dapat lebih
dipahami dan dimengerti oleh manusia lainnya.
Komunikasi adalah proses perhubungan antara berbagai pihak. Di dalam komunikasi
terdapat pesan yang disampaikan dan alat atau sarana yang
globalisasi itu, bangsa Indonesia harus ikut berperan di dalam dunia persaingan
bebas, baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Dengan demikian,
semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan
dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia,
sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung
pertumbuhan dan perkembangan IPTEK itu.
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat dapat membuat
pergeseran pada bahasa Indonesia. Apalagi biasanya teknologi informasi (TI) banyak
yang menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar pemrograman. Dalam
penerapannya teknologi informasi jarang yang menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa komunikasi. Ini menyebabkan peralihan dari bahasa Indonesia sebagai
bahasa negara menjadi bahasa Inggris yang merupakan bahasa Internasional.
Keberadaan internet secara tidak langsung menghasilkan sebuah generasi yang baru,
yaitu generasi next. Generasi ini dipandang menjadi sebuah generasi masa depan
yang diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan budaya baru media digital yang
interaktif, yang berwatak menyendiri (desosialisasi), berkomunikasi secara personal,
melek komputer, dibesarkan dengan videogames, dan lebih banyak waktu luang
untuk mendengarkan radio dan televisi. (Ibrahim, 2011: 310)
Pengaruh Bahasa Inggris di Era Global
Memasuki era globalisasi dan informasi, bangsa Indonesia dituntut mampu bersaing
dengan bangsa-bangsa lain dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam era ini,
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi suatu keharusan karena dapat
menentukan kemampuan suatu bangsa untuk menang dalam persaingan.
Indonesia sebagai negara yang baru berkembang tidak mustahil menerima pengaruh
tersebut. Kemudian masuklah ke dalam bahasa Indonesia istilah-istilah atau kata-kata
asing, karena memang pengertian dan makna yang dimaksudkan oleh kata-kata asing
tersebut belum ada dalam bahasa Indonesia (Marsudi, 2009).
Mampu berbicara dengan baik dan lancar bahasa Inggris tidak lagi menjadi nilai
tambah, namun sudah menjadi tuntutan atau kebutuhan bagi setiap orang di era
globalisasi saat ini. Ini karena pengaruh bahasa Inggris di hampir semua aspek dalam
kehidupan. Bahasa Inggris sekarang bukan lagi hal yang sangat tidak biasa, tapi
bahasa Inggris telah menjadi norma terutama di era globalisasi.
Bahasa Inggris menurut Riani (2014) adalah sebuah bahasa yang merupakan bahasa
resmi dari Negara Inggris. Namun, seiring dengan meningkatnya teknologi bahasa
Inggris menjadi dikenal banyak orang. Dapat disimpulkan bahwa bahasa Inggris
adalah bahasa yang digunakan oleh Inggris dan negara-negara persemakmurannya
yang terus berkembang hingga menjadi bahasa internasional yang paling banyak
digunakan di dunia.
Bahasa Inggris tidak hanya sebagai persyaratan akademis untuk penguasaan terbatas
dalam aspek pengetahuan bahasa, tapi juga sebagai bahasa teknologi dan sains.
Artinya bahasa Inggris digunakan untuk berkomunikasi dan diekstrak dalam sains
dan teknologi. Sepertinya sebagian besar menggunakan bahasa Inggris, dan bahkan
beragam dokumen dan pedoman teknis untuk penggunaan dan peningkatan perangkat
yang bisa berbahasa Inggris.
Seiring dengan munculnya bahasa gaul dalam masyarakat, banyak sekali dampak atau
pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa gaul terhadap perkembangan bahasa
Indonesia sebagai identitas bangsa diantaranya sebagai berikut: pertama,
eksistensi bahasa Indonesia terancam terpinggirkan oleh bahasa gaul. Dalam
pergaulan Internasional, Bahasa Indonesia mewujudkan identitas bangsa Indonesia.
Pengaruh arus globalisasi dalam identitas bangsa tercermin pada perilaku masyarakat
yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa menggunakan bahasa gaul.
Saat ini jelas di masyarakat sudah banyak adanya penggunaan bahasa gaul dan hal ini
diperparah lagi dengan generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian
bahasa gaul. (Rahayu, 2015)
Sebagai bahasa pengantar internasional, bahasa Inggris tidak hanya disebut media
komunikasi global, namun juga memainkan peran yang lebih penting dalam
pendidikan, bisnis, diplomasi, teknologi, perdagangan, industri, perbankan,
komputasi, kedokteran, penerbangan, teknik, budaya, sosial. instruksi, bahkan dalam
semua aspek kehidupan.
Kebanyakan orang percaya bahwa era globalisasi sangat penting untuk menguasai
setidaknya bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya. Melihat kenyataan, kemampuan
bahasa Inggris akan menjadi faktor penyumbang kesuksesan dalam bidang akademik
dan pekerjaan. Oleh karena itu, di era globalisasi ini penting untuk belajar bahasa
Inggris atau bahasa asing lainnya. Klaim lain bahwa jika tanpa penguasaan bahasa
Inggris itu baik, sebuah negara tidak akan maju.
Sosiolinguistik mempunyai peran yang dominan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia khususnya untuk penutur asing. Oleh karena banyaknya ragam bahasa
Indonesia maka pengajar bahasa Indonesia untuk orang asing harus juga mengajarkan
bahasa Indonesia berdasarkan tempat dan konteks sosialnya selain bahasa Indonesia
ragam baku. Dengan demikian, mahasiswa asing tidak akan banyak mengalami
kesulitan ketika berkomunikasi dalam masyarakat sehari-hari. Sebaiknya dalam
pengajaran bahasa Indonesia untuk orang
asing disesuaikan juga dengan konteks sosialnya bukan sekedar bahasa Indonesia
formal (Saddhono, 2012)
KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa banyaknya kalangan remaja
menggunakan bahasa asing adalah akibat dari perkembangan zaman yang semakin
mengalami kamjuan, baik dari dunia Pendidikan bahkan sampai teknologi. Gejala
bahasa yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bahasa
Indonesia dianggap sebagai penyimpangan terhadap bahasa. Adapun kekuarangan
dalam kesadaran untuk mencintai bahasa di negeri sendiri berdampak pada lunturnya
pemakaian bahasa Indonesia dalam pendidikan dan pengajaran ataupun dalam
kehidupan sosial masyarakat. Apalagi dengan maraknya kalangan artis menggunakan
bahasa asing di media massa dan elektronik, membuat remaja semakin sering
menirukannya dalam kehidupan sehari-hari.
BangsaIndonesia harus mempersiapkan diri dengan baik dan penuh perhitungan.
Era globalisasi merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia untuk dapat
mempertahankan diri di tengah-tengah pergaulan antarbangsa yang sangat rumit.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah masalah jati diri bangsa yang
diperlihatkan melalui jati diri bahasa.
Eksistensi bahasa asing di era globalisasi saat ini mulai mendesak keberadaan bahasa
Indonesia. Oleh karena itu, bahasa Indonesia perlu dilestarikan. Perlu usaha yang
sungguh-sungguh untuk mempertahankan eksistensi bahasa Indonesia sebagai jati diri
bangsa Indonesia.
Bahasa Indonesia menjadi ciri budaya bangsa Indonesia yang dapat diandalkan di
tengah-tengah pergaulan antarbangsa pada era globalisasi ini. Bahasa Indonesia telah
membuktikan diri
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka. Cipta.
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Chaer, Abdul.2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Effendy Hafid. 2014. Analisis Kearifan Lokal dalam Konteks Tindak Tutur Bahasa
Madura
Ibrahim & Subandy, I. 2011. Kritik Budaya Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra
Indrayanti, Tri. 2015. Potret Penggunaan Bahasa Remaja dalam Perspektif Kalangan
Mahasiswa
Marsudi. 2009. Jati Diri Bahasa Indonesia di Era Globalisasi Teknologi Informasi.
Jurnal Sosial Humaniorah Vol.2, No.2. November 2009.
Mundziroh, S., Sumarwati, Saddhono, K. 2013. Peningkatan Kemampuan Menulis
Cerita dengan Menggunakan Metode Picture and Picture pada Siswa Sekolah Dasar.
Jurnal Penelitian