Anda di halaman 1dari 17

PERAN BAHASA INDONESIA DALAM URGENSI POLITIK

DISUSUN OLEH :

DESRA SILVIA
IMROATUL LUTFIANA
ELVY PRASTIKAWATI
ANNA NUR LAILI (19441707)

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

TAHUN 2022
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah serta karunianya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang

berjudul “Bahasa Indonesia Sebagai Alat Komunikasi Politik ” dengan tepat waktu. Makalah ini

diajukan guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Bahasa Indonesia

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, baginda Rasullah,

Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa ajarannya dari zaman kegelapan menuju zaman

yang terang benerang seperti sekarang.

Dalam hal ini kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

sehingga tugas pembuatan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Kami

menyadari dalam membuat makalah ini masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan, kami

mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan selanjutnya. Semoga

makalah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi kita semua guna menambah

wawasan dan ilmu pengetahuan.

Ponorogo, 02 Juli 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bahasa sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh manusia sangat penting

peranannya dalam masyarakat, karena tanpa bahasa manusia akan sulit untuk

menyampaikan ide atau gagasan pada orang lain, baik secara lisan maupun tulisan. Oleh

karena itu, tidak perlu heran jika terdapat hubungan yang erat antara bahasa dan

komunikasi dalam hal kehidupan manusia. Hal ini berarti bahasa memegang peranan

penting dalam kehidupan kita (Tarigan, 1990:2). Bahasa adalah alat penghubung, alat

komunikasi anggota masyarakat yaitu manusiA (Badudu, 1993:3).

Awal penciptaan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa Indonesia yaitu pada

tanggal 28 Oktober 1928 yang bermula dari Sumpah Pemuda, yang salah satu dari ketiga

butir Sumpah Pemuda tersebut menyatakan “Kami poetra poetri Indonesia

mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia”. Sejak saat itu, bahasa Indonesia

menjadi bahasa persatuan yang memperlihatkan ciri-cirinya sebagai alat komunikasi yang

mutlak diperlukan oleh bangsa Indonesia.

Akan tetapi, di era globalisasi ini, banyak sekali budaya asing yang masuk ke

Indonesia, termasuk bahasa asing. Sehingga, sudah bukan hal yang langka ketika Bahasa

Indonesia digabung dengan bahasa asing. Terutama dikalangan remaja, banyak kata-kata

baru yang sering disebut dengan ‘bahasa gaul’. Hal ini dapat berpengaruh buruk terhadap

penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.


Bahasa bukan saja berkaitan dengan kehidupan sehari-hari namun bahasa juga

berkaitan dengan bidang politik. Bahasa dalam dunia politik berperan sebagai alat

komunikasi. Bahasa sebagai alat komunikasi politik memiliki peranan yang sangat

penting dalam sistem politik. Dalam setiap proses politik komunikasi politik menempati

posisi yang mendasar. Bahkan komunikasi politik dapat dikatakan sebagai urat nadi

dalam proses politik. Hal ini didukung dengan aneka struktur seperti perlamenter,

kepresidenan, partai politik, swadaya masyarakat dan warga negara memperoleh

informasi politik dari komunikasi politik tersebut. Bahasa juga merupakan sarana

komunikasi budaya yang penting karena menggambarkan kebudayaan pemakai bahasa

tersebut dan membudayakannya melalui penggunaannya (Kurniawan, 2003).

Rumusan masalah:

1. Apakah pengertian bahasa?

2. Apakah pengertian politik?

3. Apakah hubungan bahasa dan politik?

4. Bagaimana urgensi bahasa Indonesia dalam menyelesaikan permasalahan politik?

Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Bahasa

2. Untuk mengetahui pengertian politik

3. Untuk mengtahui hubungan Bahasa dan politik

4. Untuk mengetahui urgensi Bahasa Indonesia dalam menyelesaikan permasalahan politik


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bahasa

2.1.1 Bahasa

KBBI mendefinisikan arti bahasa secara linguistik sebagai sistem lambang bunyi

yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama,

berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Menurut Ensiklopedia Britannica, bahasa

adalah sistem lisan konvensional, manual, atau simbol tertulis yang dengannya

manusia, sebagai anggota kelompok sosial dan peserta dalam budayanya,

mengekspresikan diri.

Menurut Poerwadarminta bahasa adalah sistem lambang yang berupa sembarang

bunyi (bunyi bahasa) dipakai orang untuk melahirkan pikiran dan perasaan dalam

memperluas pengetahuan. Menurut Moeliono bahasa adalah sistem lambang bunyi

yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama,

berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Menurut Kridalaksana bahasa adalah sistem

lambang bunyi yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja

sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Menurut Bloom & Lahey bahasa

adalah suatu kode di mana gagasan atau ide tentang dunia atau lingkungan diwakili

oleh seperangkat lambang yang telah disepakati bersama untuk melangsungkan

komunikasi. Sedangkan menurut Owens bahasa merupakan kode atau sistem

konvensional yang disepekati secara sosial untuk menyajikan berbagai pengertian


melalui berbagai pengertian melalui berbagai simbol sembarang (arbritrary symbol)

dan tersusun bedasarkan aturan yang ditentukan. Ayu Sendari, Anugerah. “Arti

Bahasa Secara Umum, Fungsi, Ciri, dan Kedudukannya.” Liputan 6, 4 Mei 2021,

hot.liputan6.com/read/4549226/arti-bahasa-secara-umum-fungsi-ciri-dan-

kedudukannya. Diakses pada tanggal 1 Juli 2022.

Bahasa merupakan suatu hal yang sangat mendasar. Dengan adanya bahasa kita

manusia juga sebagai makhluk sosial dapat melakukan interaksi dan menyampaikan

ide-ide kita dengan cara berkomunikasi baik secara verbal ataupun non verbal antara

satu dengan yang lainnya. Selain itu, bahasa bisa menjadi identitas bagi suatu negara

atau kelompok. Secara umum, bahasa adalah kemampuan manusia untuk

berkomunikasi dengan simbol, kata, atau gerak tubuh. Bahasa adalah pertukaran

makna yang hidup dan kontekstual.

2.1.2 Bahasa Indonesia

Kamus Besar Bahasa Indonesia secara terminology mengartikan bahasa sebagai

sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat

untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengindentifikasikan diri. Menurut Carrol:

Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa

yang sifatnya manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan dalam

komunikasi antar individu oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas

memberi nama kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam

lingkungan hidup manusia. Menurut Sudaryono: Bahasa adalah sarana komunikasi

yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai

sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadinya kesalahpahaman. Menurut


Mc. Carthy: Bahasa adalah praktik yang paling tepat untuk mengembangkan

kemampuan berpikir menurut William A. Haviland: Bahasa adalah suatu sistem

bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat

ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu. Menurut Keraf dalam

Smarapradhipa (2005): memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama

menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa

simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem

komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat

arbitrer. Sedangkan menurut Owen dalam Stiawan (2006), menjelaskan definisi

bahasa yaitu language can be defined as a socially shared combinations of those

symbols and rule governed combinations of those symbols (bahasa dapat

didefenisikan sebagai kode yang diterima secara sosial atau sistem konvensional

untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan

kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan). Blogger.com. “PENGERTIAN

BAHASA MENURUT PARA AHLI.” Nsd.co.od, 2016,

www.e-jurnal.com/2013/11/pengertian-bahasa-menurut-para-ahli.html. Diakses pada

tanggal 1 Juli 2022.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi Negara Republik Indonesia

sebagaimana yang tercantum di Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

1945, pasal 36. Pasal ini merupakan persetujuan negara dan persetujuan resmi untuk

penggunaan simbol. Salah satu lambangnya adalah bahasa sebagai identitas nasional

dan identitas Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan

pada tahun 1945 sewaktu Indonesia merdeka.


2.2 Pengertian Politik

Politik (bahasa Yunani: polis; Arab: ‫سياسة‬, siyasah), yang artinya dari, untuk, atau yang

berkaitan dengan warga negara), adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan

dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam

negara. Politik merupakan konsep yang sudah diperkenalkan sejak zaman Yunani. Pencetus

konsep politik adalah Plato dan Aristoteles. Politik biasanya berkaitan dengan pemerintahan.

Istilah ini bisanya mengacu pada bagaimana cara negara diatur, serta cara pemerintah

membuat aturan dan hukum. Politik juga merupakan cara orang-orang dalam suatu kelompok

membuat keputusan. Politik adalah konsensus di antara orang-orang sehingga mereka dapat

hidup bersama dalam kelompok seperti suku, kota, dan negara.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian politik adalah pengetahuan

mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan (seperti tentang sistem pemerintahan, dasar

pemerintahan). Pegertian politik juga dikenal sebagai segala urusan dan tindakan (kebijakan,

siasat, dan sebagainya) mengenai pemerintahan negara atau terhadap negara lain. Menurut

Andrey Heywood pengertian politik adalah kegiatan suatu bangsa yang bertujuan untuk

membuat, mempertahankan, dan mengamandemen peraturan-peraturan umum yang

mengatur kehidupannya, yang berarti tidak dapat terlepas dari gejala konflik dan kerja sama.

Sedangkan pengertian politik dalam teori klasik Aristoteles, adalah usaha yang ditempuh

warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. Abdi, Husnul. “Pengertian Politik

Menurut Para Ahli, Konsep, dan Contoh Perilakunya.” Liputan 6, 13 Oktober 2021,

hot.liputan6.com/read/4682885/pengertian-politik-menurut-para-ahli-konsep-dan-contoh-

perilakunya. Diakses pada tanggal 1 Juli 2022.

2.3 Hubungan Bahasa Indonesia dengan politik


Dalam kehidupan masyarakat di suatu negara, bahasa sangat penting sebagai alat untuk

berinteraksi satu sama lain dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Bahasa Indonesia

sebagai bahasa pemersatu bangsa Indonesia juga menempati posisi yang sangat penting bagi

bangsa Indonesia.Sebelum membahas bagaimana hubungan Bahasa Indonesia dengan politik,

perlu kita ketahui terlebih dahulu bahwasannya Negara Indonesia merupakan salah satu

Negara demokrasi yang secara otomatis akan selalu erat kaitannya dengan politik. Di

Indonesia sendiri politik adalah pembentukan dan pembagian kekuasaan didalam suatu

sistem pemerintahan. Negara Indonesia merupakan suatu negara hukum yang berbentuk

negara kesatuan dengan bentuk pemerintahan republik, dan sistem presidensial yang bersifat

parlementer. Indonesia tidak berpegang pada sistem pemisahan kekuasaan, tetapi pada

pembagian kekuasaan.

Sistem politik Indonesia menjadi roh bagi kehidupan bangsa dan negara. Jika rusak

sistem politiknya, roda pemerintahan negara Indonesia tidak akanlancar.Menciptakan sistem

politik yang baik tidaklah mudah, memerlukan proses yang sangat panjang dan perlu

diimplementasikan sejak dini di kalangan generasi muda sebagai generasi penerus yang

mewarisi tonggak sejarah. Disini Bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat penting,

karena bahasa merupakan suatu kekuatan dan memiliki peran yang paling utama dalam

mencapai tujuan nasional suatu bangsa.Dalam lingkungan politik, bahasa Indonesia berfungsi

sebagai penunjang dalam melakukan aktivitas politik. Dengan adanya bahasa dapat

membentuk adanya interaksi sosial.Eksistensi bahasa dalam situasi politik dan diplomatik

adalah sebuah kenyataan. Hal tidak dapat disangkal lagi. Jadi wajar saja jika para politisi

“mengendarai” kata-kata, untuk mendapatkan simpati, mendapatkan popularitas, dan

membangun citra di mata publik. Beberapa politisi sopan dengan kata-kata mereka sendiri,
beberapa ada yang terus terang dan nada juga yang sarkas. Bahasa politik makin "ngeri-ngeri

sedap", meminjam istilah politisi Alm. Sutan Bhatoegana. Walau harus diakui, belakangan

bahasa di panggung politik makin rancu, makin penuh penyangkalan terhadap realitas.

Bahasa politik bergeser menjadi politik bahasa. Itulah realitas sekaligus kualitas berbahasa di

panggung politik.

Politik sebagai panggung perang untuk memperebutkankekuasaan tidak terlepas dari

bahasa. Bahasa mungkin mewakili kasta politik. Politik juga bisa menyinggung melalaui

kata-kata yang dilontarkan oleh oknum-oknum tertentu.Bahasa yang berfungsi sebagai alat

kampanye sehingga bahasa itu pula yang menimbulkan adanya multitafsir. Bahasa menjadi

"sarana" politik termurah untuk benar-benar digunakan. Bahkan bahasa sering terdistorsi

dalam ranah politik dan diplomatik. Didalam politik, bahasa kini berada diantara kasta dan

nista. Bahasa sebagai simbol kasta politik. Bahasa juga merupakan sarana untuk menghina

para politisi itu sendiri. Bahasa benar-benar mencerminkan politisi dan politik itu sendiri.

Bahasa penistaan tidak lagi didasarkan pada argumen logis dan realistis. Bahasa yang

cenderung kurang kosa kata dan menggantikan ekspresi jahat, hinaan, cacian dan penistaan.

Menyadari dinamika bahasa dalam politik, semua penutur bahasa Indonesia, termasuk

politisi, harus bertanggung jawab untuk memperkenalkan kembali semboyan "Bahasa

Menunjukkan Bangsa". Bahasa yang penuh dengan kesopanan dasar dan makna realistis, dan

merupakan alat kebaikan. Bahasa Indonesia yang baik dan benar, bukan bahasa yang harus

diremehkan, tapi rasanya nasionalisme.

2.4 Urgensi Bahasa Indonesia dalam Menyelesaikan Permasalahan Politik

Di Indonesia, masalah komunikasi politik yang berkaitan dengan pembangunan dewasa

ini lebih menyangkut pada upaya untuk menghilangkan suatu hambatan di dalam proses
komunikasi politik. Lingkungan politik yang kondusif merupakan harapan dari semua pihak.

Oleh karena itu, adanya permasalahan di bidang politik perlu mendapatkan perhatian khusus

dari berbagai pihak, baik pemerintah yang bersangkutan ataupun dari masyarakat umum.

Akan tetapi hal tersebut berbeda dengan apa yang terjadi di lapangan, kita masih sering

dihadapkan dengan permasalahan yang menjadi momok bagi masyarakat.Disisi lain, masih

banyak masyarakat yang belum mengetahui peran bahasa Indonesia dalam lingkunganpolitik,

maka tidaklah ironis dalam menghadapi problematika kehidupan yang berkaitan dengan

permasalahan politik.

Sebagai alat komunikasi, bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam

kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan bahasa sangat penting untuk

menunjang aktivitas kehidupan bermasyarakat. Tanpa bahasa, dunia ini mungkin tidak

seperti sekarang ini. Tanpa bahasa, manusia tidak bisa berbuat apa-apa. Untuk berkomunikasi

dengan seseorang, Anda perlu menggunakan bahasa dalam banyak contoh, seperti guru yang

memberikan materi kuliah, guru yang memberikan pelajaran, pedagang yang menyediakan

barang, dan bos yang memesan dengan bawahannya. Tentu saja, mereka semua

menggunakan bahasa. Melaksanakan kegiatan mereka. Begitu pula halnya dalam

menyelesaikan permasalahan politik.

Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi,

manusia memang memakai dua cara berkomunikasi, yaitu secara verbal dan nonverbal.

Berkomunikasi secara verbal dilakukan dengan menggunakan alat/media massa (lisan dan

tulisan), sedangkan berkomunikasi secara nonverbal yang wujudnya berupa aneka simbol,

isyarat, kode dan bunyi, misalnya tanda lalu lintas, morse, lambaian tangan, sirine,

kentongan, atau terompet, dimana bahasa tersebut dapat dipahami maknanya setelah
diterjemahkan kedalam bahasa manusia. Hal itu menunjukkan bahwa bahasa merupakan alat

komunikasi yang terpenting bagi manusia.Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat

dirumuskan sebagai berikut. Semakin tinggi kemampuan Anda berbicara, semakin baik pula

kemampuan berpikir Anda. Semakin teratur bahasa seseorang, semakin teratur cara

berpikirnya. Jika Anda berpegang pada rumus ini, Anda tidak bisa menjadi cerdas tanpa

belajar bahasa. Intelektual perlu berpikir, proses berpikir membutuhkan bahasa.

Saat ini, bahasa Indonesia adalah satu-satunya bahasa yang menyatukan seluruh

Indonesia. Dalam gerakan nasional Indonesia menuju kemerdekaan, menetapkan dan

mengembangkanbahasa Indonesia sebagai bahasa nasional merupakan perwujudan cita-cita

tercapainya salah satu ciri jati diri bangsa. Para perintis kemerdekaan mengakui bahwa

bahasa daerah dapat menjadi lambang persatuan berbagai suku bangsa di Nusantara. Bahasa

Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai bahasa perantara dan bahasa resmi, tetapi juga

sebagai alat pemersatu negara. Butir ketiga Sumpah Pemuda 1928 dan Pasal 36 UUD 1945

mengidentifikasi bahasa Indonesia masing-masing sebagai bahasa persatuan, bahasa

persatuan, bahasa resmi, atau bahasa nasional. Sebagai alat pemersatu dan alat yang

digunakan orang Indonesia untuk berinteraksi sosial, bahasa Indonesia merupakan bahasa

yang berperan penting dalam menumbuhkan rasa persatuan di antara orang Indonesia.

Bangsa Indonesia telah berhasil mempersatukan beragam suku bangsa di Indonesia yang

biasanya menggunakan bahasa daerah masing-masing. Oleh karena itu, dapat dikatakan

bahwa bahasa Indonesia merupakan aspek yang mempengaruhi situasi politik bangsa

Indonesia. Misalnya, pada masa Orde Baru, Indonesia merupakan sarana untuk menciptakan

suasana politik yang kondusif. Bahasa yang digunakan pada masa Orde Baru dirancang

untuk menciptakan mekanisme yang di satu sisi memaksimalkan produktivitas di berbagai


bidang, di sisi lain meminimalkan potensi konflik sosial yang berbeda. Kecanggihan bahasa

yang sangat populer pada masa Orde Baru, penggunaan bahasa Indonesia cenderung melalui

proses klanisasi, yang ditandai dengan tutur kata yang halus dan menenangkan serta menjaga

jarak antara pembicara dan pendengar. saya terhubung. .. Penggunaan kata-kata seperti

kerawanan pangan, stabilitas nasional, ketertiban dan koordinasi memang sengaja diciptakan

oleh penutur bahasa yang berkuasa pada saat itu dalam arti yang mereka inginkan. Dalam

kehidupan bermasyarakat,bahasa Indonesia juga memegang peranan yang sangat penting

dalam memecahkan masalah-masalah sosial di masyarakat. Dewasa ini, kita sering

menghadapi masalah sosial. Perbedaan suku, ras, golongan, dan agama seringkali memicu

kontroversi atau hanya karena salah paham. Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa

merupakan solusi yang sangat efektif untuk memecahkan beberapa permasalahan sosial

dewasa ini. Hal ini karena bahasa Indonesia dapat digunakan sebagai alat kontrol sosial,

tergantung dari fungsi bahasa itu sendiri. Dalam hal ini, bahasa adalah perilaku atau alat yang

digunakan untuk mencoba mempengaruhi perilaku.


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

KBBI mendefinisikan arti bahasa secara linguistik sebagai sistem lambang bunyi yang

arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi,

dan mengidentifikasikan diri. Kamus Besar Bahasa Indonesia secara terminology

mengartikan bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer. Bahasa adalah sarana

komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga ketidaksempurnaan masyarakat

berupa simbol bunyi. Negara Indonesia merupakan salah satu Negara demokrasi yang secara

otomatis akan selalu erat kaitannya dengan politik. Di Indonesia sendiri politik adalah

pembentukan dan pembagian kekuasaan didalam suatu sistem pemerintahan. Bahasa

Indonesia memiliki peran yang sangat penting, karena bahasa merupakan suatu kekuatan dan

memiliki peran yang paling utama dalam mencapai tujuan nasional suatu bangsa. Dalam

lingkungan politik, bahasa Indonesia berfungsi sebagai penunjang dalam melakukan aktivitas

politik. Politik sebagai panggung perang untuk memperebutkan kekuasaan tidak terlepas dari

bahasa. Bahasa yang berfungsi sebagai alat kampanye sehingga bahasa itu pula yang
menimbulkan adanya multitafsir. Bahasa menjadi "sarana" politik termurah untuk benar-

benar digunakan.

Bahasa Indonesia merupakan aspek yang mempengaruhi situasi politik bangsa Indonesia.

Misalnya, pada masa Orde Baru, Indonesia merupakan sarana untuk menciptakan suasana

politik yang kondusif. Bahasa yang digunakan pada masa Orde Baru dirancang untuk

menciptakan mekanisme yang di satu sisi memaksimalkan produktivitas di berbagai bidang,

di sisi lain meminimalkan potensi konflik sosial yang berbeda. Kecanggihan bahasa yang

sangat populer pada masa Orde Baru, penggunaan bahasa Indonesia cenderung melalui

proses klanisasi, yang ditandai dengan tutur kata yang halus dan menenangkan serta menjaga

jarak antara pembicara dan pendengar.


DAFTAR PUSTAKA

“Arti Bahasa Secara Umum, Fungsi, Ciri, dan Kedudukannya.” Liputan 6, 4 Mei 2021,

hot.liputan6.com/read/4549226/arti-bahasa-secara-umum-fungsi-ciri-dan-kedudukannya. Diakses

pada tanggal 1 Juli 2022.

Blogger.com. “PENGERTIAN BAHASA MENURUT PARA AHLI.” Nsd.co.od, 2016, www.e-

jurnal.com/2013/11/pengertian-bahasa-menurut-para-ahli.html. Diakses pada tanggal 1 Juli 2022.

Abdi, Husnul. “Pengertian Politik Menurut Para Ahli, Konsep, dan Contoh Perilakunya.”

Liputan 6, 13 Oktober 2021, hot.liputan6.com/read/4682885/pengertian-politik-menurut-para-

ahli-konsep-dan-contoh-perilakunya. Diakses pada tanggal 1 Juli 2022.

Anda mungkin juga menyukai