Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan

Dosen Pengampu : Drs. H. Imam Suharto, MM


Disusun Oleh :
Kelompok 2
Ketua Kelompok : Muhammad Arya Dhiyanor
Sekretaris :
Anggota :

PROGRAM STUDI DIII AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul
“PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL” dapat kami selesaikan
dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan
yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun
melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media
internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah
SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran
yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam


penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada
makalah ini, kami mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-
luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada
kesempatan berikutnya.

Banjarmasin, Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
BAB II PERUMUSAN/PEMBAHASAN KASUS
BAB III PEMECAHAN MASALAH
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap negara memiliki perbedaan antara negara satu dengan negara lainnya.
Perbedaan tersebut dapat berupa kondisi geografis, kebudayaan, bahasa, sistem
pemerintahan, bentuk fisik penduduknya dan lain sebagainya. Indonesia memiliki
banyak keunikan yang membuatnya berbeda dengan negara lain. Keunikan-
keunikan tersebut menjadi ciri khas atau identitas dari bangsa Indonesia. Banyak
sekali identitas dari bangsa Indonesia seperti peninggalan sejarah, kesenian,
kuliner, tokoh-tokoh nasional dan lain sebagainya. Salah satu identitas bangsa
Indonesia yang luar biasa dan tidak ada duanya yakni Pancasila.
ndonesia merupakan negara dengan Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Pancasila memiliki sejarah yang panjang di masa lampau. Perumusan Pancasila
sangat dipikirkan matang-matang oleh para pendahulu kita, hal tersebut karena
Pancasila yang akan diresmikan sebagai dasar negara Indonesia harus menjadi
dasar negara yang cocok dan tepat bagi bangsa Indonesia dan membawa
kesejahteraan bagi masyarakat. Sudah sepatutnya kita sebagai warga negara
Indonesia menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
bukan hanya menghafalkan masing-masing silanya karena hakikatnya identitas
merupakan sesuatu yang melekat dan sudah menjadi bagian dari diri kita.
Berdasarkan kenyataan tersebut, Pancasila selain merupakan dasar Negara re-
publik Indonesia, merupakan suatu ideologi, pandangan hidup, jiwa dan kepriba-
dian bangsa yang mencerminkan identitas nasional bangsa Indonesia. Identitas na-
sional sendiri merupakan suatu ciri dari sebuah bangsa yang membedakannya
dengan bangsa lain.Dengan kata lain setiap bangsa memiliki keunikan dan ciri
khas yang menentukan identitas bangsa tersebut. Berdasarkan pengertian yang
telah disebutkan, identitas suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri dan
kepribadian masyarakat suatu bangsa.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Identitas Nasional ?
1.2.2 Bagaimana kedudukan Pancasila sebagai Identitas Nasional ?
1.2.3 Apa saja unsur-unsur Identitas Nasional ?
1.2.4 Apa saja faktor-faktor pendukung kelahiran Identitas Nasional ?
1.2.5 Apa hubungan antara Identitas Nasional dengan Karakter Bangsa ?
1.3 Tujuan Masalah
1.3.1 Mengetahui yang dimaksud dengan Identitas Nasional.
1.3.2 Mengetahui kedudukan Pancasila sebagai Identitas Nasional.
1.3.3 Mengetahui unsur-unsur Identitas Nasional.
1.3.4 Mengetahui faktor-faktor pembentuk identitas Nasional.
1.3.5 Mengetahui hubungan antara Identitas Nasional dengan Karakter
Bangsa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Identitas Nasional
Istilah identitas nasional dapat disamakan dengan identitas kebangsaan. Se-
cara etimologis , identitas nasional berasal dari kata “identitas” dan “ nasional”.
Kata identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian
harfiah; ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau .
sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Kata “nasional” merujuk pada
konsep kebangsaan. Jadi, pegertian Identitas Nasional adalah pandangan hidup
bangsa, kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara
sehingga mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa
dan bernegara termasuk disini adalah tatanan hukum yang berlaku di Indonesia,
dalam arti lain juga sebagai Dasar Negara yang merupakan norma peraturan yang
harus dijunjung tinggi oleh semua warga Negara tanpa kecuali “rule of law”, yang
mengatur mengenai hak dan kewajiban warga Negara, demokrasi serta hak asasi
manusia yang berkembang semakin dinamis di Indonesia.
Identitas nasional dalam kosteks bangsa cenderung mengecu pada kebu-
dayaan, adat istiadat, serta karakter khas suatu negara. Sedangkan identitas na-
sional dalam konteks negara tercermin dalam simbol-simbol kenegaraan seperti:
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional atau bahasa persatuan. Ba-
hasa Indonesia berawal dari rumpun bahasa Melayu yang dipergu-
nakan sebagai bahasa pergaulan yang kemudian diangkat sebagai ba-
hasa persatuan pada tanggal 28 Oktober 1928. Bangsa Indonesia sepa-
kat bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional sekaligus se-
bagai identitas nasional Indonesia.
2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
Sang Merah Putih sebagai bendera negara. Warna merah berarti berani
dan putih berarti suci. Lambang merah putih sudah dikenal pada masa
kerajaan di Indonesia yang kemudian diangkat sebagai bendera negara.
Bendera merah putih dikibarkan pertama kali pada tanggal 17 Agustus
1945, namun telah ditunjukkan pada peristiwa Sumpah Pemuda.
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan Indonesia. Lagu Indonesia
Raya pertama kali dinyanyikan pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam
Kongres Pemuda II.
4. Lambang Negara yaitu Pancasila
Burung Garuda yang merupakan burung khas Indonesia dijadikan se-
bagai lambang negara.
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara yang berarti berbeda-
beda tetapi satu jua. Menunjukkan kenyataan bahwa bangsa kita het-
erogen, namun tetap berkeinginan untuk menjadi satu bangsa, yaitu
bangsa Indonesia.
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
Pancasila sebagai dasar falsafat negara yang berisi lima dasar yang di-
jadikan sebagai dasar filsafat dan ideologi negara Indonesia. Pancasila
merupakan identitas nasional yang berkedudukan sebagai dasar negara
dan pandangan hidup (ideologi) bangsa.
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
UUD 1945 sebagai konstitusi (hukum dasar) negara. UUD 1945 meru-
pakan hukum dasar tertulis yang menduduki tingkatan tertinggi dalam
tata urutan peraturan perundangan dan dijadikan sebagai pedoman
penyelenggaraan bernegara.
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat
Bentuk negara adalah Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaula-
tan rakyat. Bentuk negara adalah kesatuan, sedang bentuk pemerinta-
han adalah republik. Sistem politik yang digunakan adalah sistem
demokrasi (kedaulatan rakyat). Saat ini identitas negara kesatuan dis-
epakati untuk tidak dilakukan perubahan.

9. Konsepsi Wawasan Nusantara


Konsepsi wawasan nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungan yang serba beragam dan memiliki nilai
strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta
kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional
Kebudayaan sebagai puncak-puncak dari kebudayaan daerah. Kebu-
dayaan daerah diterima sebagai kebudayaan nasional. Berbagai kebu-
dayaan dari kelompok-kelompok bangsa di Indonesia yang memiliki
cita rasa tinggi, dapat dinikmati dan diterima oleh masyarakat luas se-
bagai kebudayaan nasional.
Dengan terwujudnya identitas bersama sebagai bangsa dan negara Indonesia
dapat mengikat eksistensinya serta memberikan daya hidup. Sebagai bangsa dan
negara yang merdeka, berdaulat dalam hubungan internasional akan dihargai dan
sejajar dengan bangsa dan negara lain. Identitas bersama itu juga dapat menun-
jukkan jati diri serta kepribadiannya Rasa solidaritas sosial, kebersamaan sebagai
kelompok dapat mendukung upaya mengisi kemerdekaan. Dengan identitas
bersama itu juga dapat memberikan motivasi untuk mencapai kejayaan bangsa
dan negara di masa depan.
Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi global-
isasi maka harus tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional Oleh karena itu,
agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka harus tetap
meletakkan jati diri dan identitas nasional.

2.2 Kedudukan Pancasila Sebagai Identitas Nsional


Isi sila-sila pancasila pada hakikatnya dapat dibedakan atas hakikat pancasila
yang umum dan universal sebagai pedoman pelaksanaan dan penyelenggaraan ne-
gara yaitu sebagai dasar negara dan juga hakikat pancasila yang bersifat khusus
dan kongkrit sebagai nilai-nilai serta realisasi pengamalan pancasila. Nilai-nilai
yang terkandung dari sila pertama sampai kelima merupakan cita-cita,harapan dan
dambaan bangsa Indonesia untuk diwujudkan dalam kehidupan,agar terwujud Ne-
gara yang gemah ripah loh jinawi, tata tentrem karta raharja.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa selain sebagai dasar Negara re-
publik Indonesia, pancasila mempunyai kedudukan sebagai ideologi bangsa yang
mencerminkan identitas bangsa Indonesia, karena pada dasarnya pancasila meru-
pakan penjelmaan dari nilai-nilai bangsa ini yang diangkat dan selanjutnya di-
jadikan dasar negara. Maka kedudukan pancasila dapat dikembalikan kepada dua
kedudukan dan fungsi pokok yaitu sebagai dasar Negara dan sebagai ideologi dan
pandangan hidup yang mencerminkan identitas bangsa.
Pancasila dalam kedudukannya sebagai dasar Negara Republik Indonesia
merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan negara.
Konsekuensinya seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan negara terutama segala
perundang-undangan termasuk proses reformasi dalam segala bidang, dijabarkan
dan diderivasikan dari nilai-nilai pancasila.
Sedangkan pancasila dalam kedudukannya sebagai ideologi dan pandangan
hidup adalah nilai-nilai yang berupa adat-istiadat, kebudayaan dan nilai-nilai re-
ligius yang sejak dahulu tertanam dalam diri masyarakat Indonesia sebelum mem-
bentuk negara. Dengan kata lain, unsur-unsur yang merupakan materi dari pan-
casila tidak lain berasal dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri . un-
sur-unsur pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri
bangsa, sehingga pancasila berkedudukan sebagai dasar Negara dan pandangan
hidup serta ideologi bangsa. Dengan demikian pancasila berakar dari ideologi dan
pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, dan bukannya mengangkat dan
mengambil ideologi bangsa lain. Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa
dalam masyarakat Internasional, memiliki sejarah serta prinsip dalam hidupnya
yang berbeda dengan bangsa lain di dunia. Tatkala Indonesia berkembang dan
berinteraksi dengan negara lain, prinsip-prinsip dasar filsafat pancasila sebagai su-
atu asas dalam hidup bernegara harus diletakkan menjadi lokomotif yang menen-
tukan arah kebijakan pemerintah, sehingga tidak melenceng dari cita-cita dan pan-
dangan hidup bangsa ini. Pancasila harus menjadi benteng pertahanan bangsa un-
tuk menyaring globalisasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa ini
dan berusaha merusak identitas bangsa . Dengan kembali melakukan penekanan
pengamalan pancasila yang kini mulai agak lemah, identitas bangsa Indonesia
akan lebih terlihat dan bangsa ini akan mampu menghadapi segala sesuatu yang
datang dari dalam maupun luar negeri.

2.3 Unsur-Unsur Identitas Nasional


Identitas nasional merupakan sesuatu yang ditransmisikan dari masa lalu dan
dirasakan sebagai pemilikan bersama, sehingga tampak kelihatan di dalam kese-
harian tingkah laku seseorang dalam komunitasnya (Tilaar, 2007:27). Identitas na-
sional bersifat buatan dan sekunder. Bersifat buatan oleh karena identitas nasional
itu dibuat, dibentuk dan disepakati oleh warga bangsa sebagai identitasnya setelah
mereka bernegara. Bersifat sekunder oleh karena identitas nasional lahir belakan-
gan dibandingkan dengan identitas kesukubangsaan yang memang telah dimiliki
warga bangsa itu secara askriptif, jauh sebelum mereka memiliki identitas na-
sional itu, warga bangsa telah memiliki identitas primer yaitu identitas ke-
sukubangsaan. Identitas Nasional Indonesia merujuk pada sualu bangsa yang ma-
jemuk. Ke-majemukan itu merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk
identitas, yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan, dan bahasa.
1. Suku Bangsa
adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak
lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin.
Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kclompok etnis
dengan tidak kurang 300 dialek bahasa.
2. Agama
bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-
agama yang tumbuh dan berkembang di Nusantara adalah agama Is-
lam, Kristcn, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu. Agama Kong
Hu Cu pada masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi negara,
tctapi sejak pcmerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama
resmi negara dihapuskan. Bangsa Indonesia dikenal sebagai
masyarakat yang agamis. Agama-agama yang tumbuh dan berkembang
di Nusantara adalah agama Islam, Kristcn, Katolik, Hindu, Buddha,
dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa Orde Baru tidak di-
akui sebagai agama resmi negara, tctapi sejak pcmerintahan Presiden
Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan
3. Kebudayaan
adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya
adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang se-
cara kolcktit digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menaf-
sirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan seba-
gai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan
benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4. Bahasa
merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa di-
paha mi sebagai sistem pcrlambang yang secara arbitrcr dibentuk atas
unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana
berinteraksi antar manusia
Dari unsur-unsur identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya
menjadi 3 bagian sebagai berikut:
1. Identitas Fundamental, yaitu Pancasila yang merupakan Falsafah Bangsa,
Dasar Negara,dan ldeologi Negara
2. Identitas Instrumental, yang berisi UUD 1945 dan Tata Pcrundangannya,
Bahasa Indonesia, Lambang Ncgaia, Bcndcra Negara, Lagu Kebangsaan
"Indonesia Raya"
3. Identitas Alamiah yang meliputi Negara Kepulauan (archipelago} dan
pluralisme dalam suku. bahasa, budaya, serta agama dan kepercayaan

2.4 Faktor-Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional


Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta ke-
unkan sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung
kelahiran identitas nasional terebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung ke-
lahiran identitas nasional bangsa Indonesia meliputi:
1. Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis ekologis dan demografis
Kondisi geografi – ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah
kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komu-
nikasi antarwilayah dunia Asia Tenggara, ikut mempengaruhi perkem-
bangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa In-
donesia
2. Faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan
yang dimiliki bangsa Indonesia (Suryo, 2002). Faktor historis yang dimi-
liki Indonesia ikut mempengarui proses pembentukan masyarakat dan
bangsa Indonesia beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor
yang ada di dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut
melahirkan proses pembentukan masyarakat, bangsa dan negara bangsa
beserta identitas bangsa Indonesia, yang muncul tatkala nasionalisme
berkembang di Indonesia pada awal abad XX.
Sedangkan menurut Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel Castell
dalam bukunya, The Power of Identity (Suryo, 2002), mengemukakan teori
tentang munculnya identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi an-
tara empat faktor penting, yaitu :
1. Faktor primer Faktor ini mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan
yang sejenisnya. Bagi bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai
macam etnis, bahasa, agama wilayah serta bahasa daerah, merupakan su-
atu kesatuan meskipun berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing.
Unsur-unsur yang beraneka ragam yang masing-masing memiliki ciri
khasnya sendiri-sendiri menyatukan diri dalam suatu persekutuan hidup
bersama yaitu bangsa Indonesia. Kesatuan tersebut tidak menghilangkan
keberanekaragaman, dan hal inilah yang dikenal dengan Bhinneka Tung-
gal Ika.
2. Faktor pendorong Faktor in terdiri dari pembangunan komunikasi dan
teknologi, lahirnya angkatan bersenjata modern dan pembangunan lainnya
dalam kehidupan Negara. Dalam hubungan ini bagi suatu bangsa kemauan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan negara dan bangsanya
juga merupakan suatu identitas nasional yang bersifat dinamis. Oleh
karena itu bangsa Indonesia proses pembentukan identitas nasional yang
dinamis ini sangat ditentukan oleh tingkah kemampuan dan prestasi
bangsa Indonesia dalam mebangun bangsa dan kesatuan bangsa, serta
langkah yang sama dalam memajukan bangsa dan Negara Indonesia.
3. Faktor penarik Faktor ini mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika
yang resmi, tumbuhnya birokrasi, dan pemantaan sistrm pendidikan na-
sional. Bagi bangsa Indonesia unsur bahasa telah merupakan bahasa per-
satuan dan kesatuan nasional, sehingga bahasa Indonesia telah merupakan
bahasa resmi negara dan bangsa Indonesia. Nahasa Melayu telah dipilih
sebagai bahasa antar etnis yang ada di Indonesia, meskipun masing- mas-
ing etnis atau daerah di Indonesia telah memiliki bahasa daeah masing-
masing. Demikian pula menyangkut birokrasi serta pendidikan nasional
telah dikembangkan sedemikian rupa meskipun sampai saat ini masih
senantiasa dikembangkan.
4. Faktor reaktif. Faktor ini meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian
identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat. Bangsa Indonesia yang
hampir tiga setengah abad dikuasai oleh bangsa lain sangat dominan dalam
mewujdkan faktor keempat melalui memori kolektif rakyat Indonesia.
Penderitaan, dan kesengsaraan hidup serta semangat bersama dalam mem-
perjuangkan kemerdekaan merupakan faktor yang sangat strategis dalam
membentuk memori kolektif rakyat. Semangat perjuangan, pengorbanan,
menegakkan kebenaran dapat merupakan identitas untuk memperkuat per-
satuan dan kesatuan bangsa dan Negara Indonesia.
Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan
identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa se-
belum bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain.
Pencarian identitas nasional bangsa Indonesia pada dasarnya melekat erat den-
gan perjuangan bangsa Indonesia untuk membangun bangsa dan Negara den-
gan konsep nama Indonesia. Bangsa dan negara Indonesia ini dibangun dari
unsur-unsur masyarakat lama dan dibangun menjadi suatu kesatuan bangsa
dan negara dengan prinsip nasionalisme modern. Oleh karena itu pemben-
tukan identitas nasional Indonesia melekat erat dengan unsur- unsur lainnya
seperti sosial, ekonomi, budaya, etnis, agama serta geografis, yang saling
berkaitan dan terbentuklah melalui suatu proses yang cukup panjang.
2.5 Hubungan Antara Identitas Nasional Dengan Karakter Bangsa
Identitas kebangsaan (political unity) merujuk pada bangsa dalam pengertian
politik, yaitu bangsa negara. Bisa saja dalam negara hanya ada satu bangsa (ho-
mogen), tetapi umumnya terdiri dari banyak bangsa (heterogen). Karena itu ne-
gara perlu menciptakan identitas kebangsaan atau identitas nasional, yang meru-
pakan kesepakatan dari banyak bangsa di dalamnya.
Identitas nasional dapat berasal dari identitas satu bangsa yang kemudian dis-
epakati oleh bangsa-bangsa lainnya yang ada dalam negara itu atau juga dari iden-
titas beberapa bangsa-negara. Kesediaan dan kesetiaan warga bangsa-negara un-
tuk mendukung identitas nasional perlu ditanamkan, dipupuk, dan dikembangkan
terus-menerus. Warga lebih dulu memiliki identitas kelompoknya, sehingga jan-
gan sampai melunturkan identitas nasional. Di sini perlu ditekankan bahwa keseti-
aan pada identitas nasional akan mempersatukan warga bangsa itu sebagai “satu
bangsa” dalam negara.
Sebagai warga negara Indonesia, kita perlu mengetahui proses terjadinya
pembentukan negara ini, sehingga dapat menambah kecintaan kita pada tanah air
ini. Para pendiri negara Indonesia (the founding fathers) menyadari bahwa negara
Indonesia yang hendak didirikan haruslah mampu berada di atas semua kelompok
dan golongan yang beragam. Hal yang diharapkan adalah keinginan hidup bersatu
sebagai satu keluarga bangsa karena adanya persamaan nasib, citacita, dan karena
berasal dalam ikatan wilayah atau wilayah yang sama. Kesadaran demikian
melahirkan paham nasionalisme, paham kebangsaan, yang pada gilirannya
melahirkan semangat untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan. Selanjut-
nya nasionalisme memunculkan semangat untuk mendirikan negara bangsa dalam
merealisasikan cita-cita, yaitu merdeka dan tercapainya masyarakat yang adil dan
makmur.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang penting bagi
pembentukan bangsa Indonesia antara lain:
1. Adanya persamaan nasib, yaitu penderitaan bersama di bawah penjaja-
han bangsa asing lebih kurang selama 350 tahun.
2. Adanya keinginan bersama untuk merdeka, melepaskan diri dari be-
lenggu penjajahan.
3. Adanya kesatuan tempat tinggal, yaitu wilayah nusantara yang mem-
bentang dari Sabang sampai Merauke.
4. Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan
suatu bangsa.
Negara Indonesia tidak terjadi begitu saja. Kemerdekaan Indonesia diraih
dengan perjuangan dan pengorbanan, bukan pemberian. Terjadinya negara In-
donesia merupakan proses atau rangkaian tahap yang berkesinambungan. Rangka-
ian tahap perkembangan tersebut digambarkan sesuai dengan keempat alinea
dalam pembukaan UUD 1945. Secara teoretis, perkembangan negara Indonesia
terjadi sebagai berikut:
1. Terjadinya negara tidak sekadar dimulai dari proklamasi, tetapi adanya
pengakuan akan hak setiap bangsa untuk memerdekakan dirinya. Bangsa
Indonesia memiliki tekad kuat untuk menghapus segala penindasan dan
penjajahan suatu bangsa atas bangsa lain. Inilah yang menjadi sumber
motivasi perjuangan (Alinea I Pembukaan UUD 1945).
2. Adanya perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan. Perjuangan
panjang bangsa Indonesia menghasilkan proklamasi. Proklamasi barulah
mengantarkan ke pintu gerbang kemerdekaan. Jadi, dengan proklamasi
tidaklah selesai kita bernegara. Negara yang kita cita-citakan adalah
menuju pada keadaan merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur
(Alinea II Pembukaan UUD 1945).
3. Terjadinya negara Indonesia adalah kehendak bersama seluruh bangsa
Indonesia, sebagai suatu keinginan luhur bersama. Di samping itu adalah
kehendak dan atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Ini membuktikan
bangsaIndonesia adalah bangsa yang religius dan mengakui adanya moti-
vasi spiritual (Alinea III Pembukaan UUD 1945).
4. Negara Indonesia perlu menyusun alat-alat kelengkapan negara yang
meliputi tujuan negara, bentuk negara, sistem pemerintahan negara, UUD
negara, dan dasar negara. Dengan demikian, semakin sempurna proses
terjadinya negara Indonesia (Alinea IV Pembukaan UUD 1945).
Oleh karena itu, berdasarkan kenyataan yang ada, terjadinya negara Indonesia
bukan melalui pendudukan, pemisahan, penggabungan, pemecahan, atau penyera-
han. Bukti menunjukkan bahwa negara Indonesia terbentuk melalui proses per-
juangan (revolusi). Dokumentasi proses perjuangan dan pengorbanan dalam pem-
bentukan negara ini tertata rapi dalam unsur produk hukum negara ini, yaitu Pem-
bukaan UUD 1945.
Wawasan kebangsaan yang kita anut sebagai kepribadian bangsa adalah
wawasan kebangsaan yang berlandaskan Pancasila yaitu wawasan kebangsaan
yang berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa dan oleh karena nya memeliki lan-
dasan moral, etik dan spiritiual serta yang berkeinginan untuk membangun masa
kini dan masa depan bangsa yang sejahtera lahir dan batin, material dan spiritual,
di dunia dan di akhirat.
Dapat pula dikatakan bahwa Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan Ne-
gara Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keaga-
maan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa. Jadi, fil-
safat Pancasila itu bukan muncul secara tiba-tiba dan dipaksakan oleh suatu rezim
atau penguasa, melainkan melalui suatu fase historis yang cukup panjang. Pan-
casila sebelum dirumuskan secara formal yuridis dalam Pembukaan UUD 1945
sebagai dasar filsafat Negara Indonesia, nilai-nilainya telah ada pada bangsa In-
donesia, dalam kehidupan sehari-hari sebagai suatu pandangan hidup, sehingga
materi Pancasila yang berupa nilai-nilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa In-
donesia sendiri.
Menurut Notonegoro, bangsa Indonesia adalah sebagai kausa materialis Pan-
casila. Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan secara formal oleh
para pendiri Negara untuk dijadikan sebagai dasar Negara Republik Indonesia.
Proses perumusan materi Pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam
sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang “Panitia 9”, sidang BPUPKI kedua, serta
akhirnya disahkan secara formal yuridis sebagai dasar filsafat Negara Republik
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai