Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA ( PEUBI )

DISUSUN OLEH:

1. Diaz Irhamsyah Handarifkan (19013010168)


2. Ashilah Hanindya (19031010006)
3. Dwika Mahtris Nandani Putri (19031010019)
4. Anis Rohmawati (19031010032)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR SURABAYA
2020
Kata Pengantar

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat rahmat dan hidayah-Nya penyusun
mampu menyelesaikan tugas ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia yang berjudul “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia” dapat selesai
seperti waktu yang telah ditentukan.
Kemudian dengan selesainya makalah ini, kami menghaturkan rasa
terimakasih kepada Dosen Bahasa Indonesia yang telah membimbing dalam
mengajarkan langkah-langkah pembuatan makalah sehingga makalah ini dapat
tersusun meski banyak kekurangan didalamnya. Harapan penulis semoga makalah
yang telah kami susun ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan. Kami mengharapkan bagi pembaca memberikan kritik
serta saran yang membangun agar kedepannya makalah ini dapat jauh lebih baik
lagi di masa yang akan datang.

Surabaya, 31 Januari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
I.1. Latar belakang................................................................................................1
I.2. Rumusan Masalah..........................................................................................2
I.3. Tujuan............................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
II.1. Pengertian Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia..................................3
II.2. Ruang Lingkup.............................................................................................3
II.3. Pemakaian Huruf..........................................................................................3
II.4. Penulisan Kata............................................................................................13
II.5    Pemakaian Tanda Baca.............................................................................19
BAB III..................................................................................................................26
PENUTUP..............................................................................................................26
III.1. Kesimpulan................................................................................................26
III.2. Saran..........................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar belakang

Indonesia memiliki banyak suku bangsa yang terbesar di banyak daerah.


Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai bermacam-macam
bahasa dalam kesehariannya. Perbedaan Bahasa antara satu daerah dengan daerah
lainnya tentu menyulitkan komunikasi suatu kelompok masyarakat dengan
kelompok masyarakat lainnya. Salah satu bahasa yang sering digunakan dan harus
kita pelajari ialah Bahasa Indonesia. Karena dalam penulisan Bahasa Indonesia
harus sesuai dengan kaidah dalam bahasa indonesia, meskipun dalam pelafalan
mungkin bisa dibilang mudah. Bahasa Indonesia memiliki fungsi yang sangat
vital dalam kelangsungan berbangsa dan bernegara.
Kemampuan berbahasa Indonesia adalah salah satu syarat yang harus
dipenuhi masyarakat Indonesia, tidak terkecuali murid sekolah dasar. Dalam
bidang pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar, bahasa Indonesia merupakan
mata pelajaran pokok. Pelajaran bahasa Indonesia diajarkan kepada murid
berdasarkan kurikulum yang berlaku, yang di dalamnya (kurikulum pendidikan
dasar) tercantum beberapa tujuan pembelajaran. Salah satu tujuan pokoknya
adalah murid mampu dan terampil berbahasa Indonesia dengan baik dan benar
setelah mengalami proses belajar mengajar di sekolah. Keterampilan berbahasa itu
tidak saja meliputi satu aspek, tetapi di dalamnya termasuk kemampuan membaca,
menulis, mendengarkan (menyimak), dan berbicara.

Dalam proses pemerolehan dan penggunaannya, keterampilan berbahasa


tersebut saling berkaitan. Bahasa tulis mencakup sejumlah unsur-unsur bahasa,
salah satunya adalah mengenai ejaan yang mencakup macam-macam huruf,
berbagai kata, dan aneka tanda baca. Ada beberapa hal yang perlu dikemukakan,
khususnya berbagai persoalan yang akan dibahas dalam bab ini. Hal-hal yang
dimaksud adalah pemakaian huruf, pemakaian huruf kapital dan pemakaian huruf
miring pada bahasa tulis.

1
I.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) ?


2. Apa saja ruang lingkup dari PUEBI ?
3. Bagaimanakah aturan penulisan huruf berdasarkan PUEBI ?
4. Bagaimanakah aturan penulisan kata berdasarkan PUEBI ?

I.3. Tujuan

1. Mendeskripsikan pengertian dari PUEBI.


2. Mendeskripsikan ruang lingkup dari PUEBI.
3. Mendeskripsikan aturan penulisan huruf berdasarkan PUEBI.
4. Mendeskripsikan aturan penulisan kata berdasarkan PUEBI.

2
BAB II
PEMBAHASAN

II.1. Pengertian Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia
yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian
huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, serta penggunaan tanda baca
(Murtiani et al, 2016). Dalam menulis berbagai karya ilmiah, diperlukan aturan
tata bahasa yang menyempurnakannya sebab karya tersebut memerlukan tingkat
kesempurnaan yang mendetail. Karya ilmiah tersebut dapat berupa artikel, resensi,
profil, karya sastra, jurnal, skripsi, tesis, disertasi, dan sebagainya. Sehingga
PUEBI dapat diartikan sebagai suatu ketentuan dasar secara menyeluruh yang
berisi acuan penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar.

II.2. Ruang Lingkup

Salah satu letak perbedaan antara PUEBI dengan PUEYD adalah adanya
penambahan ruang lingkup. Pada PUEYD hanya terdapat tiga ruang lingkup,
yaitu pemakaian huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca. Sementara
pada PUEBI ditambahkan satu bagian ruang lingkup yaitu penulisan unsur
serapan. Pada makalah ini, penulis hanya membahas dua bagian ruang lingkup
yaitu pemakaian huruf dan penulisan kata.

II.3. Pemakaian Huruf

A. Huruf Abjad

Huruf adalah tanda aksara dalam tata tulis yang melambangkan bunyi
bahasa, sementara abjad merupakan kumpulan atau sistem aksara itu sendiri
berdasarkan urutan yang umum dan baku dalam bahasa tertentu. Ejaan Bahasa
Indonesia terdiri dari 26 huruf abjad, yaitu sebagai berikut.

3
Tabel II.1 Huruf abjad berdasarkan PUEBI

Huruf Nama Pengucapan


Kapital Nonkapital
A a a A
B b be Bé
C c ce Cé
D d de Dé
E e e É
F f ef Éf
G g ge Gé
H h ha Ha
I i i I
J j je Jé
K k ka Ka
L l el Él
M m em Ém
N n en Én
O o o O
P p pe Pé
Q q ki Ki
R r er Ér
S s es És
T t te Té
U u u U
V v ve Vé
W w we Wé
X x eks Éks

4
Y y ye Yé
Z z zet Zét

B. Huruf Vokal

Huruf vokal merupakan huruf yang pelafalan bunyinya dihasilkan oleh


arus udara yang tidak mengalami rintangan dan kualitasnya ditentukan oleh tiga
faktor: tinggi-rendahnya posisi lidah, bagian lidah yang dinaikkan, dan bentuk
bibir pada pembentukan vokal itu. Huruf-huruf vokal pada bahasa Indonesia
terdiri dari lima huruf, yaitu a, e, i, o, dan u.

Tabel II.2 Huruf vokal dan contoh pemakaiannya dalam kata

Misalnya Pemakaian dalam Kata


Vokal Posisi Tengah
Posisi Awal Posisi Akhir
A Api padi Lusa
e* Enak petak Sore
Ember pendek -
Emas kena Tipe
I Itu simpan Murni
O Oleh kota Radio
U Ulang bumi Ibu

Keterangan:
*Untuk pengucapan (pelafalan) kata yang benar, diakritik berikut ini dapat
digunakan jika ejaan kata itu dapat menimbulkan keraguan.
a.  Diakritik ( e ) dilafalkan [ e ]
Misalnya : Anak-anak bermain di teras (teras)
b.  Diakritik ( e ) dilafalkan [e]
    Misalnya : Kami menonton film seri (seri)
c. Diakritik ( e ) dilafalkan [a]
   Misalnya : Upacara itu dihadiri pejabat teras (teras) Bank Indonesia

5
C. Huruf Konsonan
Huruf konsonan adalah huruf yang pelafalan bunyinya dihasilkan dengan
menghambat aliran udara pada salah satu tempat di saluran suara di atas glotis.
Pada pelafalan konsonan, ada 3 faktor yang terlibat: keadaan pita suara,
penyentuhan atau pendekatan berbagai alat ucap, dan cara alat ucap itu
bersentuhan atau berdekatan. Huruf-huruf konsonan pada bahasa Indonesia
dilambangkan oleh 21 huruf yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x y,
dan z.
Tabel II.3 Huruf konsonan dan contoh pemakaiannya dalam kata
Huruf Konsonan Misalnya pemakaian dalam kata
Posisi Awal Posisi Posisi Akhir
Tengah
B Bahasa Sebut Adab
C Cakap Kaca -
D Dua Ada Abad
F Fakir Kafan Maaf
G Guna Tiga Gudeg
H Hari Saham Tuah
J Jalan Manja Mikraj
K Kami Paksa Politik
L Lekas Alas Akal
M Maka Kami Diam
N Nama Tanah Daun
P Pasang Apa siap
Q Qariah Iqra -
R Raih Bara Putar
S Sampai Asli Tangkas
T Tali Mata Rapat
V Variasi Lava Molotov
W Wanita Hawa Takraw
X Sajenon - -
Y Yakin Payung -
Z Zeni Lazim Juz

Keterangan:
*Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan ilmu. Huruf x
pada posisi awal kata diucapkan [s].

6
D. Huruf Diftong
Huruf diftong merupakan huruf vokal yang berubah kualitasnya pada saat
pengucapannya dan dalam sistem tulisannya dilambangkan oleh dua huruf vokal.
Kedua huruf vokal tersebut tidak dapat dipisahkan karena tergolong dalam satu
suku kata. Diftong berbeda dengan deretan vokal (Alwi et al, 2008), karena setiap
huruf vokal pada deretan vokal mendapat hembusan yang sama atau hampir sama,
dan kedua huruf vokal tersebut berada dalam dua suku kata yang berbeda. Contoh
huruf diftong dalam bahasa Indonesia adalah ai, au, ei, dan oi.
Tabel II.4 Huruf diftong dan contoh pemakaiannya dalam kata
Huruf Diftong Contoh Pemakaian dalam Kata
Posisi Posisi Posisi
Awal Tengah Akhir
ai - balairung rantai
au aura saudara imbau
ei eigendom geiser survei
oi - boikot tomboi

E. Gabungan Huruf
Konsonan Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy dalam bahasa
Indonesia melambangkan satu bunyi konsonan. Gabungan huruf (ny) dan (sy)
melambangkan konsonan palatal, sedangkan konsonan velar dilambangkan oleh
gabungan huruf (ng) dan (kh).
Tabel II.5 Gabungan huruf konsonan dan contoh pemakaiannya dalam kata
Gabungan Misalnya Pemakaian dalam Kata
Huruf Posisi Posisi Posisi

Konsonan Awal Tengah Akhir


Kh Khusus Akhir Tarikh
Ng Ngarai Bangun Senang
Ny Nyata Banyak -
Sy Syarat musyawarah Arasy

7
F. Huruf Kapital
Huruf kapital merupakan huruf yang memiliki bentuk khusus dan
berukuran lebih besar dari huruf biasa. Berikut adalah ketentuan-ketentuan
penggunaan huruf kapital.
a.       Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. Misalnya :
Apa maksudnya?
Dia membaca buku.
b.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
Misalnya :
Amir Hamzah
Jenderal Kancil
Catatan:
1)      Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan
nama jenis atau satuan ukuran. Misalnya:
ikan mujair.
5 ampere
2)      Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna
‘anak dari’ seperti bin, binti, boru, dan von,atau huruf pertama kata tugas.
Misalnya :
Siti Fatimah binti Salim
Ayam Jantan dariTimur
c.       Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Misalnya :
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
d.       Huruf kapital dipakai sebagai huruf partama setiap kata nama agama, kitab suci,
dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan. Misalnya:
 Allah
 Islam
 Alquran
e.        Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan

8
1)      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang termasuk gelar
akademik yang mengikuti nama orang. Misalnya:
Doktor Mohammad Hatta
Andri Wicaksono, Magister Pendidikan
2)       Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, profesi serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai
sebagai sapaan. Misalnya:
Selamat datang, Yang Mulia.
                  Silakan duduk, Prof.
f.        Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu,
nama instansi, atau nama tempat. Misalnya:
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
Gubernur Papua Barat
g.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa.
Misalnya:
            bangsa Indonesia
                        suku Dani
                        bahasa Bali
Catatan:
            Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk    dasar kata
turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya :
pengindonesiaan kata asing
kejawa-jawaan
h.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada:
1)      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari  besar atau
hari raya.
Misalnya:

9
                bulan Agustus
                hari Natal
2)      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
 Misalnya:
                 Perang Dunia II
                 Konferensi Asia Afrika
Catatan:
Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak  ditulis
dengan huruf capital
Misalnya:
      Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
i.        Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
                 Jakarta
                Sungai Musi
Catatan:
1)   Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf
kapital.
     Misalnya: berlayar ke teluk mandi di sungai
2) Huruf pertama nama diri geografi dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis
dengan huruf kapital.
 Misalnya:  jeruk bali
 Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis
dapat   dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain
dalam  kelompoknya.
Misalnya: gula pasir
kunci tolak
contoh berikut bukan nama jenis
Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, dan batik Solo.
j.        Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur
bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau

10
dokumen, kecuali kata tugas, seperti, di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
Misalnya: Republik Indonesia
k. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang
sempurna) didalam judul buku, karangan, artikel, makalah, serta nama majalah
dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang
tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya: Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat,
atau sapaan.
m. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan
lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
“Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan
Catatan:
1)      Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau pengacuan.
Misalnya: Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
2)       Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya: Sudahkah Anda tahu?

G. Huruf Miring
Huruf miring merupakan huruf yang letaknya miring, tetapi tidak sama
dengan tulisan tangan pada kursif. Berikut adalah ketentuan-ketentuan
penggunaan huruf miring.
a.       Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama
surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka. Misalnya:
     Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.
b.      Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata,
atau kelompok kata dalam kalimat. Misalnya:
    Huruf terkhir kata abad adalah d.

11
c.       Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah
atau bahasa asing. Misalnya:
    Nama ilmiah buah manggis adalah Garnicia mangostana
    Catatan:
1)      Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau organisasi, dalam bahasa asing atau
bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring.
2)      Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian yang akan
dicetak miring ditandai dengan garis bawah.
3) Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbahasa daerah yang dikutip secara
langsung dalam teks berbahasa Indonesia ditulis dengan huruf miring.

H. Huruf Tebal
Huruf tebal adalah huruf yang dicetak tebal atau vet. Berikut adalah
ketentuan-ketentuan penggunaan huruf tebal.
1. Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian tulisan yang telah ditulis
dengan huruf miring. Misalnya: Kata yang memiliki akhiran -is adalah kata sifat.
Contohnya akhiran -is pada kata ekonomis yang berarti ‘bersifat ekonomi
(hemat)’. Kata sativa pada nama ilmiah padi yaitu Oryza sativa menunjukkan
species.
2. Huruf tebal dapat digunakan untuk menegaskan bagian-bagian karangan,
seperti judul buku, bab, atau subbab. Misalnya: BAB I PENDAHULUAN,
BAB II PEMBAHASAN, BAB III PENUTUP

II.4. Penulisan Kata

1.      Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
        Buku itu sangat menarik.
        Ibu sangat mengharapkan keberhasilanmu
Catatan:
Kata yang dicetak miring dalam kalimat diatas merupakan bentuk kata dasar.

12
2.      Kata Turunan/Berimbuhan
1.         a.  Imbuhan (awalan,sisipan,akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
       Misalnya:
                       berjalan 
                      dipermainkan.
       b. imbuhan dirangkaikan dengan tanda hubung jika ditambahkan pada bentuk
singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa Indonesia.
       Misalnya:
                               Mem-PHK-kan
                                di-PTUN-kan
2.         Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata,awalan atau akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
       Misalnya:
                               Bertepuk tangan
                                Sebar luaskan
3.         Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus,unsure gabungan kata itu ditulis serangkai.
       Misalnya:
                               dilipatgandakan
                               menyebarluaskan
4.         Jika salah satu unsure gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,gabungan
kata itu ditulis serangkai.
       Misalnya:
                                biokimia
                               dwiwarna
                               mahasiswa
       catatan:
1)       Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf capital,tanda
hubung(-)digunakan di antara kedua unsure itu.
Misalnya:
            non-Indonesia

13
            pro-Barat
2)      Jika kata maha sebagai unsure gabungan merujuk kepada Tuhan yang diikuti oleh
kata berimbuhan,gabungan itu dituls terpisah dan unsur-unsurnya dimulai dengan
huruf capital.
Misalnya:
            Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
            Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.
3)      Jika kata maha,sebagai unsure gabungan,merujuk kepada Tuhan dan diikuti oleh
kata dasar,kecuali kata esa,gabungan itu ditulis serangkai.
Misalnya:
            Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
4)      Bentuk-bentuk terikat dari bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa
Indonesia,seperti pro,kontra,dan anti,dapat digunakan sebagai bentuk dasar.
Misalnya:
            Sikap masyarakat yang pro lebih banyak daripada yang kontra.
5)      Kata tak sebagai unsur gabungan dalam peristilahan dituis serangkai dengan
bentuk dasar yang mengikutinya,tetapi ditulis terpisah jika diikuti oleh bentuk
berimbuhan.
Misalnya:
                taktembus cahaya
                tak bersuara
3.      Bentuk Ulang
1.      Bentuk ulang ditulis dengan mengunakan tanda hubung di antara unsur-unsurnya.
Misalnya:
      hati-hati
      lauk-pauk
4.      Gabungan Kata
1.      Unsur-unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah.
Misalnya:
      Meja tulis
      Persegi panjang

14
2.      Gabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis
dengan menambahkan tanda hubung di antara unsur-unurnya untuk menegaskan
pertalian unsur yang bersangkutan.
Misalnya:
      Anak-istri Ali              anak istri-Ali
      Ibu-bapak kami           ibu bapak-kami
      Buku-sejarah baru       buku sejarah-baru
3.      Gabungan kata yang dirasakan sudah padu benar ditulis serangkai.
Misalnya:
      Bagaimana
      Kacamata
      Sukarela
      Matahari

5.      Suku Kata
a.       Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut. Jika ditengah kata
ada huruf vocal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf
vokal itu.
Misalnya:
     bu-ah
     ma-in
     sa-at
b.      Huruf diftong ai,au,dan oi tidak dipenggal.
Misalnya:
     pan-dai
     au-la
c.       Jika ditengah kata dasar ada huruf konsonan  di antara dua buah huruf
vokal,pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu.
Misalnya:
     De-ngan

15
     Ba-pak
d.      Jika ditengah kata dasar ada dua huruf konsonan yang berurutan,pemenggalannya
dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.
Misalnya:
     Ap-ril
     Man-di
e.       Jika ditengah kata dasar ada tiga huruf konsonan atau lebih
yang masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan
diantara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Misalnya:
     In-stru-men
     In-fra
2.      Pemenggalan kata dengan awalan,akhiran,atau partikel dilakukan di antara bentuk
dsar dan imbuhan atau partikel itu.
Misalnya:
      Ber-jalan
      Mem-banttu
      Ter-bawa
3.      Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat
bergabung dengan unsure lain, pemenggalanya dilakukan di antara unsur-unsur
itu.
Tiap-tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar.
Misalnya:
      Bio-grafi                      bi-o-gra-fi
      Foto-grafi                    fo-to-grafi
6.      Kata depan di,ke,dan dari
     Kata depan di,ke,dan dari di tulis terpisah dari kata yang mengikutinya,kecuali
di dalam gabungan kata yang sudah lazim di anggap sebagai satu kata,seperti
kepada dan daripada.
Misalnya:
     Ia datang  dari Surabaya kemarin

16
     Saya tidak tahu dari mana dia berasal
     Cincin itu terbuat dari emas.
7.      Partikel
1.      Partikel –lah,-kah,dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apakah yang tersirat dalam surat itu ?
Siapakah gerangan dia?
2.      Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Hendak pulang tengah malam pun sudah ada kendaraan.
3.      Partikel per yang berarti ‘demi’,’tiap’ atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata yang
megikutinya.
Misalnya:
Mereka masuk kedalam ruang satu per satu.
Harga kain itu Rp.50.000,00 per helai
8.      Singkatan dan Akronim
1.    Singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
a.       Singkatan nama orang,nama gelar,sapaan,jabatan,atau pangkat diikuti dengan
tanda titik di belakang tiap-tiap singkatan itu.
Misalnya:
     M.si     magister sains
     Bpk     bapak
b.      Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,badan atau
organisasi,serta nama dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf awal kata
ditulis dengan huruf capital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
     DPR    Dewan Perwakilan Rakyat
     SD       Sekolah Dasar
2.    Akronim ialah singkatan dari dua kata atau lebih yang dipelakukan sebagai sebuah
kata.

17
a.       Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur nama diri
ditulis sluruhnya dengan huruf capital tanpa tanda titik.
Misalnya:
     SIM surat izin mengemudi
b.      Akronim nama diri yang berupa singkatan dari berberapa unsure ditulis dengan
huruf awal kapital.
Kowani    Kongres Wanita Indonesia
c.       Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau lebih ditulis
dengan hurf kecil.
Misalnya:
     Iptek    ilmu pengetahuan dan teknologi
     Tilang bukti pelanggaran
9.      Angka dan Bilangan
     Bilangan dapat dinyatakan dengan angka atau kata.
     Angka dipakai sebagai lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim
digunakan angka Arab atau angka Romawi
     Angka Arab                : 0,1,2,3,4,6,7,8,9,...
     Angka Romawi           :I,II,III,IV,V,VI,VII,…
10.  Kata Ganti ku-,kau-,-ku,-mu,dan –nya
     Kata ganti ku-dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengiktinya:;-ku,-
mu,dan –nya di tulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
     Bukuku,bukumu dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
11.  Kata si dan sang
     Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
     Misalnya:
     Ibu itu membelikan sang suami sebuah laptop.
     Surat itu dikembalikan kepada si pengirim.

18
II.5    Pemakaian Tanda Baca

A.    Tanda Titik (.)


1.      Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan dan bukan pertanyaan atau
seruan.
Misalnya:
            Mereka duduk di sana.
            Ayahku tinggal di Solo.
            Dia akan dating pada pertemuan itu.
Catatan:
1)      Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah bertanda kurung
dalam suatu perincian.
Misalnya:
2)      Bahasa nasional yang berfungsi,antara lain,
a)      Lambang kebangsaan nasinal,
b)      Identitas nasional,dan
c)      Alat pemersatu bangsa;
2.      Tanda titik dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan,ikhtisar, atau
daftar.
Misalnya:
(a)    III.Departemen Pendidikan Nasional
A.    Direktorat Jendereal Pendidikan Tinggi
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
1.      Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini
(b)     1. Patokan Umum
1.1  Isi Karangan
1.2  Lustasi
Catatan:
Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau
ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka
atau huruf.

19
3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam,menit,dan detik
yang   menunjukkan waktu .
     Misalnya:
     Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1,35 menit,20 detik)
4. tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam,menit, dan detik
yang  menunjukkan jangka waktu.
     Misalnya:
1.35.20 jam (1 jam,35 menit,20 detik)
1.35.21  
5. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis,judul tulisan yang
tidak berakhir dengan tanda Tanya atau tanda seru,dan tempat terbit.
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau  
     kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
7. Tanda titik dipakai pada penulisan singkatan .

B.     Tanda Koma (,)


1.      Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
2.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
setara berikutnya yang didahului dengan kata, seperti, tetapi, melainkan,
sedangkan, dan kecuali
3.      Tanda koma dipakai untuk memisahka anak kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
4.      Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat
yang terdapat pada awal kalimat ,seperti oleh karena itu,jadi,dengan
demikian,sehubungan dengan itu,dan meskipun begitu.
5.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seru,sepeti o,ya,wah,aduh,dan
kasihan,atau kata-kata yang digunakan sebagai sapaan,seperti Bu,Dik,atau Mas
dari kata lain yang terdapat didalam kalimat.

20
6.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.
7.      Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
yang mengiringnya dalam kalimat jika petikan langsung  itu berakhir dengan
tanda tanya atau tanda seru.
8.      Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat,(b) bagian alamat,(c) tempat
dan tanggal,serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
9.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya
dalam daftar pustaka.
10.  Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan
akhir.
11.  Tanda koma di pakai di antara nama orang dan gelar akdemik yang mengikutinya
untuk membedakannya dari singkatan nama diri,keluarga,atau marga.
12.  Tanda koma dipakai di muka angka decimal atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
13.  Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.
14.  Tanda koma dapat dipakai-untuk menghindari salah baca/salah pengertian-di
belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.

C. Tanda Titik Koma(;)


1. Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk     memisahkan
kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk setara.
2. tanda titik koma digunakan untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam kalimat
yang berupa frasa atau kelompok kata. Dalam hubungan itu,sebelum perincian
terakhir tidak perlu digunakan data dan.
3. tanda titik koma digunakan untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih apabila
unsure-unsur setiap bagian itu dipisah oleh tanda baca dan kata hubung.

D. Tanda Titil Dua (:)

21
1.      Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
rangkaian atau pemerian.
2.      Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapn yang memerlukan pemerian.
3.      Tanda titik dua dapat dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
4.      Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman ,(b) bab dan
ayat dalam kitab suci,(c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota
dan penerbit buku acuan dalam karangan.

E. Tanda Hubung (-)


1.      tanda hubung menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris.
2.      Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata yang mengikutinya atau
akhiran dengan bagian kata yang mendahuluiya pada pergantian baris.
3.      Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.
4.      Tanda hubung digunakan untuk menyambng bagian-bagian tanggal dan huruf
dalam kata yang dieja satu-satu.
5.      Tanda hubung boleh dipakai unruk memperjelas(a) hubungan bagian-bagian kata
atau ungkapan dan (b) penghilangan bagian frasa atau kelompok kata.
6.      Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsure bahasa Indonesia dengan unsure
bahasa asing.

F. Tanda pisah(-)
1.      Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun utama kalimat.
2.      Tanda pisah dipakai untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau
keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
3.      Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan,tangal,atau tempat dengan arti sampai
dengan ‘atau ‘sampai ke’.

G. Tanda Tanya (?)


1.      Tanda tanya dipakaipada akhir kalmia Tanya.

22
2.      Tanda Tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan atau yang kurang dapat di buktikan.

H. Tanda Seru (!)


Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang
berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, ataupun emosi yang kuat.

I.  Tanda Elipsis (…)


1.  Tanda ellipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
2.  Tanda ellipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah
ada bagian yang di hilangkan.

J. Tanda Petik (“…”)


1.      Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan lansung yang berasal dari
pembicaraan ,naskah,atau bahan tertulis lain.
2.      Tanda petik di pakai untuk mengapit judul puisi,karangan,atau bab buku yang
dipakai dalam kalimat.
3.      Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata
yang mempunyai arti khusus.

K. Tanda Petik Tunggal (‘…’)


1.         Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam
petikan lain.
2.         Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau ungkapan.
3.         Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, kata atau ungkapan bahasa
daerah atau bahasa asing.

L.     Tanda Kurung ((…))

23
1.      Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
2.      Tanda kurung dipakai untuk mengapit ketrangan atau penjelasan yang bukan
bagian utama dari kalimat.
3.      Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di
dalam teks dapat dihilangkan.
4.      Tanda kurung dipakai unruk mengapit angka atau huruf yang memerinci urutan
keterangan.

M.   Tanda Kurung Siku ({…})


1.      Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf,kata,atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain.
2.      Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas
yang sudah bertanda kurung.

N.    Tanda Garis Miring (/)


1.      Tanda garis miring di pakai di dalam nomor surat,nomor pada alamat,dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim atau tahun
ajaran.
2.      Tanda garis miring dipakai sebagai penggganti kata atau,tiap, dan ataupun.

O.    Tanda Penyingkat atau Apostrof(‘)


Tanda penyingkat menunjukkan penghilamgam bagian kata atau bagian angka
tahun

24
BAB III
PENUTUP

III.1. Kesimpulan

1. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia
yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari
pemakaian huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, serta
penggunaan tanda baca.
2. Ruang lingkup PUEBI adalah pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian
tanda baca, dan penulisan unsur serapan.
3. Huruf adalah tanda aksara dalam tata tulis yang melambangkan bunyi
bahasa. Pemakaian huruf yang diatur dalam PUEBI antara lain: huruf
abjad, huruf vokal, huruf konsonan, huruf diftong, gabungan huruf
konsonan, huruf kapital, huruf miring, dan huruf tebal.
4. Kata adalah satuan unit terkecil dari bahasa yang dapat berdiri sendiri dan
tersusun dari morfem tunggal. Kata merupakan perwujudan kesatuan
perasaan dan pikiran yang digunakan dalam berbahasa, baik diucapkan
maupun dituliskan. Pedoman penulisan kata yang diatur oleh PUEBI
adalah kata dasar, kata berimbuhan, bentuk ulang, dan lain-lain.

III.2. Saran

Setelah membaca makalah ini, penulis menyarankan agar pembaca:


1. Memahami PUEBI dan menerapkannya dalam berbahasa Indonesia yang
baik dan benar.
2. Menjadikan PUEBI sebagai patokan dalam menulis berbagai karya ilmiah.

25
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 2008. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. edisi ketiga.
AAAAJakarta: Balai Pustaka.

Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: PT. Gramedia.

Hidayah , Nurul . 2016 . Pembelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi .


AAAAYogyakarta:Garudhawaca.
Kurniawan ,Irwan.2015.Ejaan Yang Disempurnakan.Bandung:Nuansa Cendekia.
Murtiani, Anjar, dkk. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
AAAAYogyakarta: Araska. Permendikbud Nomor 50 Tahun 2015. Pedoman
AAAAUmum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Kemendikbud.

Rahmadi, Duwi. 2017. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia & Kesalahan
AAAABerbahasa. Solo: Genta Smart Publisher.

Yanti, Prima Gusti, dkk. 2016. Bahasa Indonesia Konsep Dasar dan Penerapan.
AAAAJakarta: PT. Grasindo.

26

Anda mungkin juga menyukai