DISUSUN OLEH:
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat rahmat dan hidayah-Nya penyusun
mampu menyelesaikan tugas ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia yang berjudul “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia” dapat selesai
seperti waktu yang telah ditentukan.
Kemudian dengan selesainya makalah ini, kami menghaturkan rasa
terimakasih kepada Dosen Bahasa Indonesia yang telah membimbing dalam
mengajarkan langkah-langkah pembuatan makalah sehingga makalah ini dapat
tersusun meski banyak kekurangan didalamnya. Harapan penulis semoga makalah
yang telah kami susun ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan. Kami mengharapkan bagi pembaca memberikan kritik
serta saran yang membangun agar kedepannya makalah ini dapat jauh lebih baik
lagi di masa yang akan datang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
I.1. Latar belakang................................................................................................1
I.2. Rumusan Masalah..........................................................................................2
I.3. Tujuan............................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
II.1. Pengertian Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia..................................3
II.2. Ruang Lingkup.............................................................................................3
II.3. Pemakaian Huruf..........................................................................................3
II.4. Penulisan Kata............................................................................................13
II.5 Pemakaian Tanda Baca.............................................................................19
BAB III..................................................................................................................26
PENUTUP..............................................................................................................26
III.1. Kesimpulan................................................................................................26
III.2. Saran..........................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
I.2. Rumusan Masalah
I.3. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia
yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian
huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, serta penggunaan tanda baca
(Murtiani et al, 2016). Dalam menulis berbagai karya ilmiah, diperlukan aturan
tata bahasa yang menyempurnakannya sebab karya tersebut memerlukan tingkat
kesempurnaan yang mendetail. Karya ilmiah tersebut dapat berupa artikel, resensi,
profil, karya sastra, jurnal, skripsi, tesis, disertasi, dan sebagainya. Sehingga
PUEBI dapat diartikan sebagai suatu ketentuan dasar secara menyeluruh yang
berisi acuan penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar.
Salah satu letak perbedaan antara PUEBI dengan PUEYD adalah adanya
penambahan ruang lingkup. Pada PUEYD hanya terdapat tiga ruang lingkup,
yaitu pemakaian huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca. Sementara
pada PUEBI ditambahkan satu bagian ruang lingkup yaitu penulisan unsur
serapan. Pada makalah ini, penulis hanya membahas dua bagian ruang lingkup
yaitu pemakaian huruf dan penulisan kata.
A. Huruf Abjad
Huruf adalah tanda aksara dalam tata tulis yang melambangkan bunyi
bahasa, sementara abjad merupakan kumpulan atau sistem aksara itu sendiri
berdasarkan urutan yang umum dan baku dalam bahasa tertentu. Ejaan Bahasa
Indonesia terdiri dari 26 huruf abjad, yaitu sebagai berikut.
3
Tabel II.1 Huruf abjad berdasarkan PUEBI
4
Y y ye Yé
Z z zet Zét
B. Huruf Vokal
Keterangan:
*Untuk pengucapan (pelafalan) kata yang benar, diakritik berikut ini dapat
digunakan jika ejaan kata itu dapat menimbulkan keraguan.
a. Diakritik ( e ) dilafalkan [ e ]
Misalnya : Anak-anak bermain di teras (teras)
b. Diakritik ( e ) dilafalkan [e]
Misalnya : Kami menonton film seri (seri)
c. Diakritik ( e ) dilafalkan [a]
Misalnya : Upacara itu dihadiri pejabat teras (teras) Bank Indonesia
5
C. Huruf Konsonan
Huruf konsonan adalah huruf yang pelafalan bunyinya dihasilkan dengan
menghambat aliran udara pada salah satu tempat di saluran suara di atas glotis.
Pada pelafalan konsonan, ada 3 faktor yang terlibat: keadaan pita suara,
penyentuhan atau pendekatan berbagai alat ucap, dan cara alat ucap itu
bersentuhan atau berdekatan. Huruf-huruf konsonan pada bahasa Indonesia
dilambangkan oleh 21 huruf yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x y,
dan z.
Tabel II.3 Huruf konsonan dan contoh pemakaiannya dalam kata
Huruf Konsonan Misalnya pemakaian dalam kata
Posisi Awal Posisi Posisi Akhir
Tengah
B Bahasa Sebut Adab
C Cakap Kaca -
D Dua Ada Abad
F Fakir Kafan Maaf
G Guna Tiga Gudeg
H Hari Saham Tuah
J Jalan Manja Mikraj
K Kami Paksa Politik
L Lekas Alas Akal
M Maka Kami Diam
N Nama Tanah Daun
P Pasang Apa siap
Q Qariah Iqra -
R Raih Bara Putar
S Sampai Asli Tangkas
T Tali Mata Rapat
V Variasi Lava Molotov
W Wanita Hawa Takraw
X Sajenon - -
Y Yakin Payung -
Z Zeni Lazim Juz
Keterangan:
*Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan ilmu. Huruf x
pada posisi awal kata diucapkan [s].
6
D. Huruf Diftong
Huruf diftong merupakan huruf vokal yang berubah kualitasnya pada saat
pengucapannya dan dalam sistem tulisannya dilambangkan oleh dua huruf vokal.
Kedua huruf vokal tersebut tidak dapat dipisahkan karena tergolong dalam satu
suku kata. Diftong berbeda dengan deretan vokal (Alwi et al, 2008), karena setiap
huruf vokal pada deretan vokal mendapat hembusan yang sama atau hampir sama,
dan kedua huruf vokal tersebut berada dalam dua suku kata yang berbeda. Contoh
huruf diftong dalam bahasa Indonesia adalah ai, au, ei, dan oi.
Tabel II.4 Huruf diftong dan contoh pemakaiannya dalam kata
Huruf Diftong Contoh Pemakaian dalam Kata
Posisi Posisi Posisi
Awal Tengah Akhir
ai - balairung rantai
au aura saudara imbau
ei eigendom geiser survei
oi - boikot tomboi
E. Gabungan Huruf
Konsonan Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy dalam bahasa
Indonesia melambangkan satu bunyi konsonan. Gabungan huruf (ny) dan (sy)
melambangkan konsonan palatal, sedangkan konsonan velar dilambangkan oleh
gabungan huruf (ng) dan (kh).
Tabel II.5 Gabungan huruf konsonan dan contoh pemakaiannya dalam kata
Gabungan Misalnya Pemakaian dalam Kata
Huruf Posisi Posisi Posisi
7
F. Huruf Kapital
Huruf kapital merupakan huruf yang memiliki bentuk khusus dan
berukuran lebih besar dari huruf biasa. Berikut adalah ketentuan-ketentuan
penggunaan huruf kapital.
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. Misalnya :
Apa maksudnya?
Dia membaca buku.
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
Misalnya :
Amir Hamzah
Jenderal Kancil
Catatan:
1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan
nama jenis atau satuan ukuran. Misalnya:
ikan mujair.
5 ampere
2) Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna
‘anak dari’ seperti bin, binti, boru, dan von,atau huruf pertama kata tugas.
Misalnya :
Siti Fatimah binti Salim
Ayam Jantan dariTimur
c. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Misalnya :
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf partama setiap kata nama agama, kitab suci,
dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan. Misalnya:
Allah
Islam
Alquran
e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan
8
1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang termasuk gelar
akademik yang mengikuti nama orang. Misalnya:
Doktor Mohammad Hatta
Andri Wicaksono, Magister Pendidikan
2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, profesi serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai
sebagai sapaan. Misalnya:
Selamat datang, Yang Mulia.
Silakan duduk, Prof.
f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu,
nama instansi, atau nama tempat. Misalnya:
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
Gubernur Papua Barat
g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa.
Misalnya:
bangsa Indonesia
suku Dani
bahasa Bali
Catatan:
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata
turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya :
pengindonesiaan kata asing
kejawa-jawaan
h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada:
1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari besar atau
hari raya.
Misalnya:
9
bulan Agustus
hari Natal
2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Misalnya:
Perang Dunia II
Konferensi Asia Afrika
Catatan:
Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis
dengan huruf capital
Misalnya:
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
i. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Jakarta
Sungai Musi
Catatan:
1) Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf
kapital.
Misalnya: berlayar ke teluk mandi di sungai
2) Huruf pertama nama diri geografi dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis
dengan huruf kapital.
Misalnya: jeruk bali
Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis
dapat dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain
dalam kelompoknya.
Misalnya: gula pasir
kunci tolak
contoh berikut bukan nama jenis
Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, dan batik Solo.
j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur
bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau
10
dokumen, kecuali kata tugas, seperti, di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
Misalnya: Republik Indonesia
k. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang
sempurna) didalam judul buku, karangan, artikel, makalah, serta nama majalah
dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang
tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya: Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat,
atau sapaan.
m. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan
lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
“Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan
Catatan:
1) Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau pengacuan.
Misalnya: Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
2) Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya: Sudahkah Anda tahu?
G. Huruf Miring
Huruf miring merupakan huruf yang letaknya miring, tetapi tidak sama
dengan tulisan tangan pada kursif. Berikut adalah ketentuan-ketentuan
penggunaan huruf miring.
a. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama
surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka. Misalnya:
Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.
b. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata,
atau kelompok kata dalam kalimat. Misalnya:
Huruf terkhir kata abad adalah d.
11
c. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah
atau bahasa asing. Misalnya:
Nama ilmiah buah manggis adalah Garnicia mangostana
Catatan:
1) Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau organisasi, dalam bahasa asing atau
bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring.
2) Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian yang akan
dicetak miring ditandai dengan garis bawah.
3) Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbahasa daerah yang dikutip secara
langsung dalam teks berbahasa Indonesia ditulis dengan huruf miring.
H. Huruf Tebal
Huruf tebal adalah huruf yang dicetak tebal atau vet. Berikut adalah
ketentuan-ketentuan penggunaan huruf tebal.
1. Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian tulisan yang telah ditulis
dengan huruf miring. Misalnya: Kata yang memiliki akhiran -is adalah kata sifat.
Contohnya akhiran -is pada kata ekonomis yang berarti ‘bersifat ekonomi
(hemat)’. Kata sativa pada nama ilmiah padi yaitu Oryza sativa menunjukkan
species.
2. Huruf tebal dapat digunakan untuk menegaskan bagian-bagian karangan,
seperti judul buku, bab, atau subbab. Misalnya: BAB I PENDAHULUAN,
BAB II PEMBAHASAN, BAB III PENUTUP
1. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Buku itu sangat menarik.
Ibu sangat mengharapkan keberhasilanmu
Catatan:
Kata yang dicetak miring dalam kalimat diatas merupakan bentuk kata dasar.
12
2. Kata Turunan/Berimbuhan
1. a. Imbuhan (awalan,sisipan,akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
berjalan
dipermainkan.
b. imbuhan dirangkaikan dengan tanda hubung jika ditambahkan pada bentuk
singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa Indonesia.
Misalnya:
Mem-PHK-kan
di-PTUN-kan
2. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata,awalan atau akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya:
Bertepuk tangan
Sebar luaskan
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus,unsure gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
dilipatgandakan
menyebarluaskan
4. Jika salah satu unsure gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,gabungan
kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
biokimia
dwiwarna
mahasiswa
catatan:
1) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf capital,tanda
hubung(-)digunakan di antara kedua unsure itu.
Misalnya:
non-Indonesia
13
pro-Barat
2) Jika kata maha sebagai unsure gabungan merujuk kepada Tuhan yang diikuti oleh
kata berimbuhan,gabungan itu dituls terpisah dan unsur-unsurnya dimulai dengan
huruf capital.
Misalnya:
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.
3) Jika kata maha,sebagai unsure gabungan,merujuk kepada Tuhan dan diikuti oleh
kata dasar,kecuali kata esa,gabungan itu ditulis serangkai.
Misalnya:
Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
4) Bentuk-bentuk terikat dari bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa
Indonesia,seperti pro,kontra,dan anti,dapat digunakan sebagai bentuk dasar.
Misalnya:
Sikap masyarakat yang pro lebih banyak daripada yang kontra.
5) Kata tak sebagai unsur gabungan dalam peristilahan dituis serangkai dengan
bentuk dasar yang mengikutinya,tetapi ditulis terpisah jika diikuti oleh bentuk
berimbuhan.
Misalnya:
taktembus cahaya
tak bersuara
3. Bentuk Ulang
1. Bentuk ulang ditulis dengan mengunakan tanda hubung di antara unsur-unsurnya.
Misalnya:
hati-hati
lauk-pauk
4. Gabungan Kata
1. Unsur-unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah.
Misalnya:
Meja tulis
Persegi panjang
14
2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis
dengan menambahkan tanda hubung di antara unsur-unurnya untuk menegaskan
pertalian unsur yang bersangkutan.
Misalnya:
Anak-istri Ali anak istri-Ali
Ibu-bapak kami ibu bapak-kami
Buku-sejarah baru buku sejarah-baru
3. Gabungan kata yang dirasakan sudah padu benar ditulis serangkai.
Misalnya:
Bagaimana
Kacamata
Sukarela
Matahari
5. Suku Kata
a. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut. Jika ditengah kata
ada huruf vocal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf
vokal itu.
Misalnya:
bu-ah
ma-in
sa-at
b. Huruf diftong ai,au,dan oi tidak dipenggal.
Misalnya:
pan-dai
au-la
c. Jika ditengah kata dasar ada huruf konsonan di antara dua buah huruf
vokal,pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu.
Misalnya:
De-ngan
15
Ba-pak
d. Jika ditengah kata dasar ada dua huruf konsonan yang berurutan,pemenggalannya
dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.
Misalnya:
Ap-ril
Man-di
e. Jika ditengah kata dasar ada tiga huruf konsonan atau lebih
yang masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan
diantara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Misalnya:
In-stru-men
In-fra
2. Pemenggalan kata dengan awalan,akhiran,atau partikel dilakukan di antara bentuk
dsar dan imbuhan atau partikel itu.
Misalnya:
Ber-jalan
Mem-banttu
Ter-bawa
3. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat
bergabung dengan unsure lain, pemenggalanya dilakukan di antara unsur-unsur
itu.
Tiap-tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar.
Misalnya:
Bio-grafi bi-o-gra-fi
Foto-grafi fo-to-grafi
6. Kata depan di,ke,dan dari
Kata depan di,ke,dan dari di tulis terpisah dari kata yang mengikutinya,kecuali
di dalam gabungan kata yang sudah lazim di anggap sebagai satu kata,seperti
kepada dan daripada.
Misalnya:
Ia datang dari Surabaya kemarin
16
Saya tidak tahu dari mana dia berasal
Cincin itu terbuat dari emas.
7. Partikel
1. Partikel –lah,-kah,dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apakah yang tersirat dalam surat itu ?
Siapakah gerangan dia?
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Hendak pulang tengah malam pun sudah ada kendaraan.
3. Partikel per yang berarti ‘demi’,’tiap’ atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata yang
megikutinya.
Misalnya:
Mereka masuk kedalam ruang satu per satu.
Harga kain itu Rp.50.000,00 per helai
8. Singkatan dan Akronim
1. Singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
a. Singkatan nama orang,nama gelar,sapaan,jabatan,atau pangkat diikuti dengan
tanda titik di belakang tiap-tiap singkatan itu.
Misalnya:
M.si magister sains
Bpk bapak
b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,badan atau
organisasi,serta nama dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf awal kata
ditulis dengan huruf capital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
DPR Dewan Perwakilan Rakyat
SD Sekolah Dasar
2. Akronim ialah singkatan dari dua kata atau lebih yang dipelakukan sebagai sebuah
kata.
17
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur nama diri
ditulis sluruhnya dengan huruf capital tanpa tanda titik.
Misalnya:
SIM surat izin mengemudi
b. Akronim nama diri yang berupa singkatan dari berberapa unsure ditulis dengan
huruf awal kapital.
Kowani Kongres Wanita Indonesia
c. Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau lebih ditulis
dengan hurf kecil.
Misalnya:
Iptek ilmu pengetahuan dan teknologi
Tilang bukti pelanggaran
9. Angka dan Bilangan
Bilangan dapat dinyatakan dengan angka atau kata.
Angka dipakai sebagai lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim
digunakan angka Arab atau angka Romawi
Angka Arab : 0,1,2,3,4,6,7,8,9,...
Angka Romawi :I,II,III,IV,V,VI,VII,…
10. Kata Ganti ku-,kau-,-ku,-mu,dan –nya
Kata ganti ku-dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengiktinya:;-ku,-
mu,dan –nya di tulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Bukuku,bukumu dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
11. Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Ibu itu membelikan sang suami sebuah laptop.
Surat itu dikembalikan kepada si pengirim.
18
II.5 Pemakaian Tanda Baca
19
3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam,menit,dan detik
yang menunjukkan waktu .
Misalnya:
Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1,35 menit,20 detik)
4. tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam,menit, dan detik
yang menunjukkan jangka waktu.
Misalnya:
1.35.20 jam (1 jam,35 menit,20 detik)
1.35.21
5. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis,judul tulisan yang
tidak berakhir dengan tanda Tanya atau tanda seru,dan tempat terbit.
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
7. Tanda titik dipakai pada penulisan singkatan .
20
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.
7. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
yang mengiringnya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan
tanda tanya atau tanda seru.
8. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat,(b) bagian alamat,(c) tempat
dan tanggal,serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
9. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya
dalam daftar pustaka.
10. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan
akhir.
11. Tanda koma di pakai di antara nama orang dan gelar akdemik yang mengikutinya
untuk membedakannya dari singkatan nama diri,keluarga,atau marga.
12. Tanda koma dipakai di muka angka decimal atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
13. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.
14. Tanda koma dapat dipakai-untuk menghindari salah baca/salah pengertian-di
belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
21
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
rangkaian atau pemerian.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapn yang memerlukan pemerian.
3. Tanda titik dua dapat dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
4. Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman ,(b) bab dan
ayat dalam kitab suci,(c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota
dan penerbit buku acuan dalam karangan.
F. Tanda pisah(-)
1. Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun utama kalimat.
2. Tanda pisah dipakai untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau
keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan,tangal,atau tempat dengan arti sampai
dengan ‘atau ‘sampai ke’.
22
2. Tanda Tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan atau yang kurang dapat di buktikan.
23
1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit ketrangan atau penjelasan yang bukan
bagian utama dari kalimat.
3. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di
dalam teks dapat dihilangkan.
4. Tanda kurung dipakai unruk mengapit angka atau huruf yang memerinci urutan
keterangan.
24
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
1. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia
yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari
pemakaian huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, serta
penggunaan tanda baca.
2. Ruang lingkup PUEBI adalah pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian
tanda baca, dan penulisan unsur serapan.
3. Huruf adalah tanda aksara dalam tata tulis yang melambangkan bunyi
bahasa. Pemakaian huruf yang diatur dalam PUEBI antara lain: huruf
abjad, huruf vokal, huruf konsonan, huruf diftong, gabungan huruf
konsonan, huruf kapital, huruf miring, dan huruf tebal.
4. Kata adalah satuan unit terkecil dari bahasa yang dapat berdiri sendiri dan
tersusun dari morfem tunggal. Kata merupakan perwujudan kesatuan
perasaan dan pikiran yang digunakan dalam berbahasa, baik diucapkan
maupun dituliskan. Pedoman penulisan kata yang diatur oleh PUEBI
adalah kata dasar, kata berimbuhan, bentuk ulang, dan lain-lain.
III.2. Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 2008. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. edisi ketiga.
AAAAJakarta: Balai Pustaka.
Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: PT. Gramedia.
Rahmadi, Duwi. 2017. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia & Kesalahan
AAAABerbahasa. Solo: Genta Smart Publisher.
Yanti, Prima Gusti, dkk. 2016. Bahasa Indonesia Konsep Dasar dan Penerapan.
AAAAJakarta: PT. Grasindo.
26