Pemenggalan Kata
Dalam bahasa Indonesia, salah satu hal yang perlu dipahami adalah pemenggalan kata.
Sebab, pemenggalan kata dapat memudahkan kita dalam mengucapkan atau mengeja
sebuah kata. Dengan penggalan yang tepat, maka kata menjadi lebih enak didengarkan
sewaktu dituturkan.
Ketentuan pemenggalan kata dikupas dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI). PUEBI merupakan pedoman yang disusun untuk menyempurnakan Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (PUEYD). Penyempurnaan
diperlukan karena perkembangan bahasa Indonesia makin pesat. Pemenggalan pada kata
dasar dilakukan sebagai berikut.
A. Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan
di antara kedua huruf vokal itu. Misalnya:
bu-ah
ma-in
ni-at
sa-at
B. Huruf diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal, Misalnya:
Pan-dai
Au-la
Sau-da-ra
Sur-vei
Am-boi
C. Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf
konsonan) di antara dua huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf
konsonan itu. Misalnya:
Ba-pak
De-ngan
Ke-nyang
Mu-sya-wa-rah
D. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Misalnya:
Ap-ril
cap-lok
makh-luk
man-di
sang-gup
E. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-
masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf
konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua. Misalnya:
ul-tra
in-fra
ben-trok
in-stru-men
Catatan: Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak dipenggal.
F. Pemenggalan kata dengan awalan, akhiran, atau partikel dilakukan di antara bentuk
dasar atau imbuhan atau partikel itu. Misalnya:
ber-jalan, mem-bantu, di-ambil, ter-bawa, per-buat, makan-an, letak-kan, me-rasa-
kan, pergi-lah, apa-kah per-buat-an, dan ke-kuat-an.
B. Kata depan (di, ke, dari) jika ia merupakan imbuhan dari suatu kata, maka
Penulisannya digabung dengan kata yang mengikuti,
Contoh:
Sepatu itu dibeli saat tahun baru
Dia sudah mencoba yang kesekian kalinya, namun tetap saja gagal.
C. Kata depan (di, ke, dari) digunakan dalam kalimat judul, maka
Penulisannya harus menggunakan huruf kecil.
Contoh:
Laskar Pelangi di Pulau Bunaken
B. Partikel -lah
Mengacu pada penegasan. Partikel tersebut ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya. Misalnya:
- Dialah actor terbaik tahun ini
(partikel -lah disini menegaskan bahwa dia memang satu satunya actor terbaik tahun
ini, bukan orang lain)
- Bacalah novel ini sampai selesai!
(partikel -lah disini berarti penegasan untuk menyuruh orang membaca novel ini
sampai selesai)
C. Partikel pun
Mengacu pada makna penambahan. Partikel tersebut ditulis secara terpisah dengan kata
yang mendahuluinya. Misalnya:
- Apa pun yang terjadi kamu aman bersamaku
(makna apa pun disini menyatakan apa saja yang terjadi, berarti tidak satu kejadian
saja)
- Mereka pun ikut dalam acara itu.
(maknanya mereka juga ikut dalam acara itu. Pun dalam kalimat ini sama artinya
dengan juga)
Catatan:
- Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung atau konjungsi ditulis
serangkai. Seperti, meskipun, bagaimanapun, walaupun, adapun, maupun dan
sekalipun. Misalnya:
Dia tetap datang meskipun sedang sakit
(pun disini bukan berarti saja atau juga, melainkan memang bagian dari konjungsi
tersebut)
D. Partikel per
Mengacu pada makna ‘tiap’, ‘demi’, dan ‘mulai’. Partikel tersebut ditulis secara terpisah
dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya:
- Karyawan baru bisa masuk kerja per 1 Januari.
(partikel per dalam kalimat ini berarti ‘mulai’. Jadi, karyawan naru bisa masuk kerja
mulai 1 Januari)
- Mereka masuk satu per satu secara bergantian.
(partikel per dalam kalimat tersebut sama artinya dengan ‘demi’. Hingga kalimat ini
bisa juga diartikan dengan mereka masuk satu demi satu secara bergantian)