Anda di halaman 1dari 42

EJAAN

MKU 36 BAHASA INDONESIA


DOSEN PEMBIMBING : Subhayni, S.Pd., M.Pd.
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2021
PENYUSUN
KELOMPOK 2

NABILA AZQIA DIMAS SEPTIAN SAPUTRA KHAIRUNNISA


2106103010010 2106103010061 2106103010028
PENYUSUN
KELOMPOK 2

ANASTASYA BALQIS
UZLIFATIL JANNAH MUHAMMAD ABRAR
RAMADHANTI
2106103010060 2106103010045 2106103010087
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN EJAAN

2.2 EJAAN YANG BERLAKU SEKARANG

PUEBI (PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA


2.3 INDONESIA)
• 2.3.1 Pemakaian Huruf
• 2.3.2 Penulisan Kata
• 2.3.3 Pemakaian Tanda Baca
• 2.3.4 Penulisan Unsur Serapan
2.1 Definisi Ejaan
Ejaan adalah keseluruhan aturan melambangkan bunyi ujaran d
an bagaimana hubungan antara lambang- lambang dalam suat
u bahasa.
D
D

Ejaan berkaitan dengan :


Cara mengeja suatu kata
Cara mengatur penulisan huruf
1. Ejaan Van Ophuysen
• Juga dikenal dengan ejaan balai pustaka. Digunakan sejak 1901- maret 1947.
• Hasil karya dari Ch. A. van Ophuysen yang dibantu oleh Engku Nawawi.
• Ejaan ini dimuat dalam kitab logat melayu.

Hal-hal yang menonjol dalam ejaan van ophusyen antara lain:


a. Huruf y ditulis dengan j b. Huruf u ditulis dengan oe
EYD EJAAN VAN OPHUSYEN EYD EJAAN VAN OPHUSYEN

Sayang Sajang umum oemoem

sempurna sempoerna
Yakin Jakin
surat soerat
Saya Saja
c. Huruf k pada akhir kata atau suku kata d. Huruf j di tulis dengan dj.
ditulis dengan tanda koma diatas (‘)

EYD EJAAN VAN OPHUSYEN EYD EJAAN VAN OPHUSYEN

Rakyat Ra’yat Jakarta Djakarta

Bapak Bapa’ Raja Radja

e. Huruf c ditulis dengan tj. f. gabungan konsonan kh ditulis dengan ch.

EYD EJAAN VAN OPHUSYEN EYD EJAAN VAN


OPHUSYEN
acara atjara Akhir Achir

cara tjara Khazanah chazanah

curang tjurang Khawatir chawatir


2. Ejaan Republik
• Hasil penyederhanaan dari Ejaan Van Ophuysen
• Berlaku pada 19 maret 1947.
• Dikenal dengan Ejaan Suwandi.
• Merupakan usaha perwujudan dari Kongres Bahasa Indonesia yang pertama di Surakarta,
Jawa Tengah 1938.

Perbedaan Ejaan Van Ophuysen dengan Ejaan Republik :


• Gabungan huruf oe dalam Ejaan Van Ophuysen diganti u dalam Ejaan Republic
• Bunyi hamzah (_) dalam Ejaan Van Ophuysen diganti k dalam Ejaan Republic
• Kata ulang boleh ditandai dengan angka 2 dalam Ejaan Republic
• Huruf e taling dan e pepet dalam Ejaan Republik tidak dibedakan
• Tanda trema (-) dalam Ejaan Republic dihilangkan
Contoh perbedaan antara Ejaan Van Ophuysen dan Ejaan Republik
EJAAN VAN OPHUSYEN EJAAN REPUBLIK

Oemoer Umur

Koeboer Kubur

Ma’loem maklum

3. Ejaan Pembaharuan
• Memperbaharui Ejaan Republik
• Dua tokoh yang pernah mengetuai panitia ejaan itu, yaitu Prof.Prijono dan E.
Katoppo.
• Pada 1957 panitia dilanjutkan dan berhasil merumuskan patokan-patokan ejaan
baru.
• Konsep ejaan pembaharuan ini adalah penyederhanaan huruf-huruf yang berupa
konsonan dengan huruf tunggal.
Contoh :
• Gabungan konsonan dj diubah menjadi j
• Gabungan konsonan tj diubah menjadi ts
• Gabungan konsonan ng diubah menjadi n
• Gabungan konsonan nj diubah menjadi n e
• Gabungan konsonan sj diubah menjadi s
• Gabungan vocal ai, au, dan oi ditulis berdasarkan pelafalan menjadi ay, aw, dan oy.

Misalnya :
EBI EJAAN PEMBAHARUAN

Santai Santay

Balai Balay

Harimau harimaw
4. Ejaan Melindo (Melayu- Indonesia)
• Hasil perumusan ejaan melayu-Indonesia pada tahun 1959
• Berawal dari diselenggarakannya kongres bahasa Indonesia II pada 1945, di Medan.
• Ejaan ini belum sempat dipergunakan

Hal yang berbeda dari ejaan ini ialah


• Gabungan konsona tj -> c
• Gabungan konsonan nj -> nc

5. Ejaan Baru (LBK)


• Lanjutan dari usaha yang dirintis oleh panitia ejaan melindo
• Panitia berhasil merumuskan konsep ejaan baru
• Panitia bekerja atas keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan No. 062/67
tanggal 19 September 1967
a. Gabungan konsonan j -> dj b. gabungan konsonan c -> tj

EBI EJAAN BARU EBI EJAAN BARU


remaja Remadja Cakap Tjakap
Jalan Djalan Baca Batja

c. Gabungan konsonan ny -> nj d. gabungan konsonan sy -> sj

EBI EJAAN BARU EBI EJAAN BARU

Sunyi Sunji Syarat Sjarat

Nyala Njala Isyarat Isjarat

e. Gabungan konsonan kh -> ch


EBI EJAAN BARU
Ikhlas Ichlas
Takhta Tachta
2.2 Ejaan Yang Berlaku Sekarang

Perubahan PUEBI sebagai pengganti EYD telah ditetapk


D
D

an dalam Permendikbud RI Nomor 50 tahun 2015 tenta


ng Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Ada beberapa kebijakan baru yang ditetapkan dalam PUEBI:
• Perubahan huruf
contoh :
Ejaan Lama EBI
djika jika
supaja supaya
• Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan
pemakaiannya.
Misalnya :valuta, zakat, fisik, universitas.
• Pengetahuan tetap digunakan, misalnya pada kata Furqan dan Xenon.
• Penulisan di- sebagai awalan dibedakan dengan di- kata depan.
contoh :
awalan kata depan
dicuci di rumah
• Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya
misalnya : anak-anak
2.3 Pemakaian Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI)
2.3.1 Pemakaian Huruf

1. Abjad 2. Huruf vokal

Abjad yang dipakai dalam a, e, i, o, dan u


EBI terdiri dari 26 huruf. 3. Huruf Konsonan
(Kapital)
A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, Huruf yang melambangkan
K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, konsonan dalam bahasa
U, V, W, X, Y, Z. indonesia terdiri dari b, c, d,
(Nonkapital) f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s,
a, b, c, d, e, f, g, h, i, j, k, l, t, v, w, x, y, z.
m, n, o, p, q, r, s, t, u, v, w, x,
y, z.

Contoh pengucapan :
B -> be
4. Huruf diftong

Ai, au, oi, dan ei

Misalnya :
Huruf diftong posisi awal posisi tengah posisi akhir
Ai ain malaikat pandai
Au aula laut harimau
Oi - boikot amboi
Ei eigendom geiser survei
5. Gabungan huruf konsonan (cluster)
Kh, ng, ny, sy

Misalnya :
Cluster posisi awal posisi tengah posisi akhir
Kh khusus akhir tarikh
Ng ngilu bangun senang
Ny nyala banyak -
Sy syarat isyarat quraisy
6. Huruf Kapital

• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata awal kalimat.


misal : Dia membeli sayur.
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk
julukan
misal : Iskandar Muda
• Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung
misal : Adik bertaya, Kapan ibu pulang?
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab
suci, dan tuhan.
misal : Islam, Alquran, Allah
• (a) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan atau akademik.
misal : Haji Leman
• (b) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, profesi, nama jabatan sebagai sapaan.
misal : Mohon Izin, Jenderal
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau pengganti nama orang tertentu, instansi, atau nama
tempat.
misal : Profesor Supomo
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, sukubangsa, dan
bahasa.
misal : suku Aceh
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari
besar.
misal : tahun Hijriah
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur peristiwa sejarah
misal : Perang Dunia II
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi
misal : Asia Tenggara
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata dalam nama Negara,
lembaga, badan, organisasi atau dokumen.
misal : Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata dalam judul buku,
karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar.
misal : Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat atau sapaan.
misal : S.H -> Sarjana Hukum
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan.
misal : Kapan Bapak berangkat?

7. Huruf Miring
• Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku,
majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
misal : Berita itu muncul dalam surat kabar Suara Merdeka.
• Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan huruf, bagian kata,
atau kelompok kata.
misal : Dia bukan menipu, melainkan ditipu.
• Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan yang
bukan bahasa Indonesia.
misal: Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.

8. Huruf Tebal
• Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab, bagian
bab, daftar isi, daftar table, daftar lambing, daftar pustaka, indeks dan lampiran.
misal :
Judul : HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
Bab : BAB I PENDAHULUAN
Bagian bab : 1.1 Latar Belakang Masalah
2.3 Pemakaian Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI)
2.3.2 Penulisan Kata

1. Kata Dasar
Ditulis terpisah antar kata satu dengan lainnya.
Misal :
Batu itu sangat berat
2. Kata Turunan

a) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.


misal : berjalan, dimakan, kemauan
b) Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata, awalan atau akhir ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti
misal : bertepuk tangan
c) Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus, unsur tersebut ditulis serangkai.
misal : pertanggungjawaban
d) Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan itu ditulis serangkai.
misal : mahasiswa, pascasarjana, antibiotik
3. Bentuk Ulang
a) Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung di antara unsur-unsurnya.
misal : kupu-kupu, buku-buku.

4. Gabungan Kata

a) Unsur – unsur gabungan kata yang lazim disebut majemuk, dan ditulis
terpisah.
misal : persegi panjang
b) Gabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahpahaman dapat ditulis dengan
menambahkan tanda hubung di antara unsur-unsurnya.
misal : ibu-bapak kami
c) Gabungan kata yang dirasa sudah padu benar ditulis serangkai
misal : kacamata, radioaktif, perilaku
5. Suku Kata

a) Jika di tengah kata ada huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara
kedua huruf vokal itu.
misal : bu-ah, ni-at
b) Huruf diftong ai, au, dan oi tidak dipenggal
misal : pan-dai, au-la, am-boi
c) Jika di tengah kata dasar ada huruf konsonan di antara dua buah huruf vokal,
pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan itu.
misal : ba-pak, la-wan
d) Jika di tengah kata dasar ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan
diantara kedua huruf konsonan itu.
misal : ap-ril, swas-ta
e) Jika di tengah kata dasar ada tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-masing
melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf konsonan yang
pertama dan huruf konsonan yang kedua.
misal : in-stru-men, ul-tra
f) Pemenggalan kata dengan awalan, akhiran, atau partikel dilakukan di antara bentuk dasar
dan imbuhan
misal : pergi-lah, makan-an
g) Pemenggalan kata bersispan dilakukan seperti pada kata dasar.
misal : ge-ri-gi, te-lun-juk
h) Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satunya dapat bergabung
dengan unsur lain, pemenggalan dilakukan di antara unsur-unsur itu.
misal : bio-data, kilo-meter
i) Nama orang, badan hukum, atau nama diri lain yang terdiri atas dua unsur atau lebih,
dipenggal pada akhir baris di antara unsur-unsurnya (tanpa tandap pisah)
misal : ba-pak, la-wan
6. Kata Depan
Kata depan di, ke dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali dalam
gabungan kata yang dianggap lazim sebagai satu kata.
misal : Ibu memasak di dapur.
Baju itu di simpan di dalam lemari.
Mari kita berangkat ke sekolah.
Kalung itu terbuat dari emas
7. Partikel
a) Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
misal : Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang tersirat dalam kutipan itu?
b) Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya
misal : Satu kali pun dia belum pernah datang ke rumahku.
c) Partikel per yang berarti demi, tiap, atau mulai ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
misal : harga kain itu Rp. 100.000,00 per helai
8. Singkatan dan Akronim

• Singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih.

a) Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda
titik di belakang tiap-tiap singkatan itu.
misal : A.H. Nasution -> Abdul Haris Nasution
H. Hamid -> Haji Hamid

b) Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatane-garaan, badan atau oganisasi,
serta nama dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf awal kata ditulis dengan
huruf awal kata ditulis dengan huruf capital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
misal : DPR-> Dewan Perwakilan Rakyat
SD -> Sekolah Dasar
c) Singkatan kata yang berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik.
misal : jml. -> jumlah
tgl. -> tanggal
d) Singkatan gabungan kata yang terdiri atas tiga huruf diakhiri dengan tanda titik.
misal : dll. -> dan lain lain
Yth. -> Yang terhormat
e) Singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua huruf (lazim digunakan dalam surat-
menyurat) masaing-masing diikuti oleh tanda titik.
misal : a.n. -> atas nama
d.a.-> dengan alamat
f) Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, imbangan, dan mata uang tidak diiuku
tanda titik
misal : Kg -> kilogram
Rp -> rupiah

• Akronim ialah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai sebuah kata.
a) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur nama diri ditulis
seluruhnya dengan huruf capital tanpa tanda titik.
misal : LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
b) Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis dengan huruf awal
kapital.
misal : Bulog -> Badan Urusan Logistik
c) Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau lebih ditulis dengan
huruf kecil.
misal : pemilu -> pemilihan umum
d) Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasiaan kombinasi vokal dan konsonan
yang sesuai dengan pola kata bahasa Indonesia yang lazim agar mudah diucapkan dan
diingat.
9. Angka dan Bilangan
• Bilangan dapat dinyatakan dengan angka atau kata.angka sebagai lambang
bilangan/nomor.

a) Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan
huruf, kecuali jika bilangan itu dipakai secara berurutan seperti dalam rincian atau
paparan.
misal : mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas 50 bus, 100
minibus, dan 200 sedan
b) Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf, jika lebih dari dua kata, susunan
kalimat diubah agar bilangan yang tidak dapat ditulis dengan huruf itu tidak ada pada
awal kalimat.
misal : Lima puluh siswa kelas 6 lulus ujian.
c) Angka yang menunjukkan bilangan utuh besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah
dibaca.
misal : proyek itu memerlukan biaya Rp 12 triliun
d) Angka digunakan untuk menyatakan ukuran panjang, berat, luas, dan isis, satuan waktu,
nilai uang, dan jumlah.
misal : 4 meter persegi, 0,5 cm, 1 jam 10 menit.
e) Angka digunakan untuk melambangkan nomor jalan, rumah,apartemn atau kamar.
misal : Jalan Wijaya No. 14d, Apartemen No. 11
f) Angka digunakan untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci.
misal : Surah Al-Alaq: 2, Bab XI, Pasal 3.
g) Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut:
• Bilangan Utuh
misal : lima ribu (5000)
• Bilangan Pecahan
misal : tipa perempat (3/4)
h) Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut:
misal : Pada awal abad XX (angka romawi kapital) dalam kehidupan pada
abad ke-20 ini (huruf dan angka arab pada awal abad kedua puluh)
i) Penulisan bilangan yang mendapat akhiran an mengikuti cara berikut:
misal : lima lembar uang 1.000-an
j) Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks
misal : Rumah itu dijual dengan harga Rp. 200.000.000,00
k) Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.
misal : Dia membeli uang dolar Amerika Serikat sebanyak $5,000.00 (lima
ribu dolar)
10. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan -nya
• Kata ganti ku- dan kau- serangaki dengan kata yang mengikutinya.
• Kata ganti -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang medahuluinya.
misal : Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan
Rumahnya sedang diperbaiki
11. Kata Sandang si dan sang
• Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
misal : Toko itu memberikan hadiah kepada si pembeli.
Adik mematuhi nasihat sang kakak.
2.3 Pemakaian Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI)
2.3.3 Pemakaian Tanda Baca

1. Tanda titik (.)


a) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat bukan pertanyaan atau seruan
misal : Ibuku tinggal di Medan.
b) Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar,
atau daftar.
misal : 1.1 latar belakang
1.2 Rumusan Masalah
c) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, detik yang
menunjukkan waktu atau jangka waktu.
misal : Pukul 1.25.10 ( pukul 1 lewat 25 menit 10 detik)
d) Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul tulisan,
dan tempat terbit.
misal : Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peta Bahasa
Di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta
e) Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang
menunjukkan jumlah.
misal : Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.
2. Tanda Koma
a) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
misal : Satu, dua,…tiga!
b) Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan
sedangkan dalam kalimat majemuk (setara).
misal : Saya ingin membeli buku, tetapi uang saya belum cukup.
c) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat.
misal : Kalau diundang, temanku akan datang
d) Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat,
seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian.
misal : mahasiswa itu rajin dan pandai. Jadi, wajar kalau dia menjadi bintang
pelajar.
e) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, dan hai.
Atau kata yang dipakai sebagai sapaan.
misal : O, begitu?
Dia rajin sekali, Bu.
Wah, Hebat!
f) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.
misal : Kata nenek saya, “kita harus berbagi dalam hidup ini”.
g) Tanda koma dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan
tanggal, serta nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
misal : Banda Aceh, Aceh 23114
h) Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka.
misal : Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1. Jakarta : Pusat
Bahasa
i) Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir.
misal : Hadikusuma Hilman, Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat Budaya
Indonesia (Bandung : Alumni, 1977), hlm.11.
j) Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
misal : Bambang Irawan, S.H.
k) Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
misal : 12,5 m
Rp 500,50
l) Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi.
misal : Di daerah kami, misalnya, masih banyak bahan tambang yang belum
diolah.
m) Tanda koma dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk
menghindari salah baca/salah pengertian.
misal : Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

3. Tanda Titik Koma (;)

a) Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan
kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk.
misal : Hari sudah malam ; anak-anak masih membaca buku.
b) Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.
misal : Syarat penerimaan beasiswa adalah :
a) berkewarnegaraan Indonesia;
b) berijazah sarjana S-1;
c) Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam
kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.
misal : Ibu membeli buku, pensil, dan tinta ; baju, celana, dan kaus.
4. Tanda Titik Dua (:)
a) Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian
atau penjelasan.
misal : Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan : hidup atau mati.
b) Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu merupakan pelengkap
yang mengakhiri pernyataan.
misal : Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi:
a) persiapan,
b) pengumpulan data,
c) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
misal : Ketua : Nabila
Sekretaris : Anastasya
d) Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku
dalam percakapan.
misal : Ibu : “Bawa tas ini, Nak!”
e) Tanda titik dua dipakai di antara jilid atau nomor dan halaman, surat dan ayat dalam
kitab suci, judul dan anak judul suatu karangan, serta nama kota dan penerbit dalam
daftar pustaka.
misal : Surah Yasin: 10-15
5. Tanda Hubung (-)
a) Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian
baris.
misal : Di samping cara lama, diterapkan juga ca-
ra baru dalam mengantisipasi hama tikus.
b) Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.
misal : berulang-ulang
c) Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan dan tahun yang dinyatakan
dengan angka atau menyambung huruf dalam kata yang dieja satu-satu.
misal : p-a-n-i-t-i-a
d) Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata/ungkapan.
misal : ber-evolusi
e) Tanda hubung dipakai untuk merangkai
• Se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se- Indonesia)
• Ke- dengan angka (peringkat ke-2)
• Angka dengan –an (tahun 1950-an)
• Kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf kapital (hari-H)
• Kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan-Nya)
• Huruf dan angka (D-3, S-1)
• Kata ganti –ku, -mu, dan –nya (KTP-mu, SIM-nya)
f) Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa
daerah atau bahasa asing.
misal : di- back up
g) Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek bahasan.
misal : Kata pasca- berasal dari bahasa Sansekerta.
6. Tanda Pisah (--)
a) Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
misal : keberhasilan itu–kita sependapat-dapat dicapai jika kita mau berusaha
keras.
b) Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan oposisi atau
keterangan lain.
misal : Soekarna- Hatta—Proklamator Kemerdekaan RI– diabadikan menjadi
nama Bandar udara internasional.
c) Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat dengan arti sampai
dengan/ sampai ke.
misal : Tahun 2011-2021
Jakarta-Bandung
7. Tanda Tanya (?)
a) Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
misal : Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?
b) Tanda tanya dipakai dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan.
misal : Dia dilahirkan pada tahun 2002 (?).
8. Tanda Seru (!)
a) Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa
seruan/perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun emosi
yang kuat.
misal : Merdeka!
9. Tanda Elipsis (…)

a) Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat/kutipan ada
bagian yang dihilangkan.
misal : Penyebab banjir…akan diteliti lebih lanjut.
b) Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog.
misal : Menurut saya…seperti…bagaimana, Bu?
10. Tanda Petik (“ “)
a) Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan,
naskah, atau bahan tertulis lain.
misal : “Kerjakan tugas ini sekarang!” perintah atasannya.
b) Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak,lagu, film, sinetron, artikel, naskah,
atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
misal : Sajak “Pahlawanku” terdapat pada halaman 120 buku itu.
c) Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
misal : Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
11. Tanda Petik Tunggal
(‘…’)
a) Tanda petik tunggal diapakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan
lain.
misal : Tanya dia, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?".
b) Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna terjemahan, atau penjelasan kata
atau ungkapan.
misal : tergugat -> ‘ yang digugat’
12. Tanda Kurung ((…))
a) Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan/penjelasan
misal : Saya tidak membawa SIM (surat izin mengemudi)
b) Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan/penjelasan yang bukan bagian
utama kalimat.
misal : Keterangan itu (lihat di tabel 12) menunjukkan perkembangan
teknologi di abad 21
c) Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf/kata yang kehadirannya dalam teks dapat
dihilangkan.
misal : Temanku berasal dari (Kota) Lhokseumawe.
d) Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau angka yang digunakan sebagai
penanda pemerincian.
misal : persyaratan beasiswa antara lain:
(1) ijazah S-1
(2) akta kelahiran
13. Tanda Kurung Siku ([…])
a) Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai
koreksi/ tambahan atas kesalahan atau kekurangan dalam naskah asli yang ditulis
orang lain.
misal : Ia memberikan uang [kepada] anaknya.
c) Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang
terdapat dalam tanda kurung.
misal : Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan dalam Bab III [lihat
halaman 1-2]) perlu dibentangkan di sini.
14. Tanda Garis Miring (/)

a) Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor alamat, dan penandanaan masa
satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwin.
misal : tahun ajaran 2021/2022
b) Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau,serta setiap.
misal : harga kertas Rp. 1.000,00/lembar
c) Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai
koreksi atau pengurangan atas kesalahan/kelebihan dalam naskah asli yang ditulis
orang lain.
misal : Buku Pengantar Ling/g/uistik karya Verhaar dicetak beberapa kali.
15. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
Tanda penyingkat dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka
tahun dalam konteks tertentu.
misal : Dia 'kan kusurati. ('Kan = akan)
2.3 Pemakaian Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI)
2.3.4 Penulisan Unsur Serapan

Bahasa Indonesia terus mengalami perkembangan. Bahasa Indonesia juga


menyerap unsur dari bahasa, baik bahasa daerah, seperti bahasa Jawa, Sunda dan
Bali hingga bahasa asing. Unsur serapan dibagi 2 :
1. Unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia.
2. Unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah
bahasa Indonesia.
D
D
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai