Disusun oleh :
Kelompok 7
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah tentang “Kerusakan Lingkungan dan Isu Perubahan Iklim” ini
dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas kelompok mata kuliah Pengetahuan
Kebencanaan dan Lingkungan. Kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yaitu
Bapak Yaumil Istiqlal M.Nur, S.Pd.I.,M.Pd. yang telah memberikan arahan serta bimbingannya
selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung serta
membantu proses pembuatan makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber
bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang menjadi
bahan makalah.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa, dan kekurangan pasti milik kita sebagai
manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Masalah 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Definisi Lingkungan Hidup 3
2.2 Faktor penyebab kerusakan lingkungan 4
2.3 Bentuk kerusakan lingkungan 4
2.4 Dampak kerusakan lingkungan 6
2.5 Upaya mengatasi kerusakan lingkungan 7
2.6 Contoh kasus kerusakan lingkungan 8
2.7 Definisi perubahan iklim 9
2.8 Penyebab perubahan iklim 9
2.9 Dampak perubahan iklim terhadap lingkungan 10
2.10 Upaya menangani perubahan iklim 12
2.11 contoh kasus isu perubahan iklim 12
DAFTAR PUSTAKA 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Tidak bisa dipungkiri kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari keadaan lingkungan
alam sekitarnya. Dalam era modern ini, banyak kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh
manusia yang menimbulkan dampak bagi lingkungan. Dampak yang ditimbulkan dominan
negatif dibanding dampak positif. Terjadinya kerusakan lingkungan hidup berhubungan dengan
makhluk hidup, terutama manusia yang selalu memiliki peranan serta kedudukan yang berkaitan
dengan lingkungan. Dewasa ini, kerusakan lingkungan juga terjadi di Indonesia meliputi
gangguan pada berbagai ekosistem yang menyebabkan kerusakan keanekaragaman varietas
(variety diversity) dan keanekaragaman jenis (species diversity). Hal yang sama juga terjadi pada
perubahan iklim atau climate change. Kedua kejadian ini menjadi isu yang paling banyak
dibicarakan saat ini. Pada akhirnya, baik secara langsung ataupun tidak langsung, manusia yang
sangat tergantung pada lingkungan hidup bersikap kurang peduli terhadap lingkungan yang
memenuhi segala kebutuhannya.
1
1.3 Tujuan masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah lingkungan hidup berasal dari bahasa inggris “environment and human
environment” yang berarti lingkungan hidup atau lingkungan hidup manusia. UU PLH No.
32/2009, mendefinisikan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu
sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan hidup adalah tempat
atau kesatuan ruang dimana terjadinya kelangsungan hidup makhluk hidup.
Jika kita kaitkan dengan kata “kerusakan”, maka dapat kita definisikan bahwa kerusakan
lingkungan hidup adalah keadaan dimana lingkungan hidup mengalami kehancuran, gangguan
atau kehilangan. Kerusakan lingkungan akan selalu dibarengi dengan tercemarnya suatu
lingkungan.
3
Kerusakan lingkungan sendiri adalah bentuk tindakan yang dilakukan oleh manusia yang
menimbulkan perubahan fisik, hilangnya karakteristik baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap sifat yang dimiliki, sehingga terlampauinya kriteria baku mutu kerusakan
lingkungan hidup (Riskanita & Widowaty, 2019, p. 127).
yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup,seperti manusia, hewan,
tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik.
yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air,
udara, iklim dan lainnya.
yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai,
gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial.
Menurut (Riskanita & Widowaty, 2019, p. 127) Kerusakan lingkungan hidup disebabkan
oleh 2 faktor yaitu ;
1. Faktor internal
Kerusakan yang berasal dari bumi itu sendiri, misalnya: gempa bumi, letusan gunung
berapi, badai, banjir besar, longsor.
2. Faktor eksternal
Kerusakan lingkungan yang terjadi karena perilaku manusia untuk meningkatkan kualitas
dan kenyamanan hidup tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan.
4
2.3 Bentuk kerusakan lingkungan
Ada beberapa peristiwa alam yang berdampak bagi lingkungan sehingga terjadilah kerusakan
lingkungan seperti :
a. Letusan gunung berapi
Terjadi karena endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang
bertekanan tinggi. Bahaya yang ditimbulkan antara lain :
● Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernapasan
● Lava panas, merusak serta mematikan apapun yang dilalui jika lava tersebut mengalir.
● Gas beracun
● Material padat seperti batu, kerikil, pasir dapat menimpa perumahan dan lain-lain.
b. Gempa bumi
Adalah peristiwa bergetarnya bumi yang diakibatkan oleh patahnya lapisan batuan pada
kerak bumi. Bahaya yang ditimbulkan :
● Bangunan roboh
● Tanah di permukaan retak
● Tanah longsor akibat guncangan
● Berpotensi tsunami
c. Angin topan
Terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara yang berbeda sehingga tekanan udara
membentuk pusaran. Bahaya yang ditimbulkan :
● Merobohkan bangunan
● Rusaknya area pertanian dan perkebunan
● Membahayakan transportasi darat maupun udara
5
a. Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan berasal dari berbagai sumber , baik yang berasal dari aktivitas
atau proses alam maupun kegiatan manusia (Setiawan, 2011, p. 120).Terjadi karena kegiatan
manusia sehingga berubahnya keadaan lingkungan tersebut. Seperti pencemaran udara dari asap
pabrik , pencemaran tanah yang diakibatkan oleh sampah, limbah dari bahan organik, kemudian
ada pencemaran air diakibatkan oleh zat kimia berbahaya, sampah dan benda lain yang masuk ke
dalam air.
b. Banjir
Terjadi karena pembuangan sampah sembarangan sehingga saluran air tersumbat dan air
meluap keluar dan menyebabkan banjir.
c. Tanah longsor
Terjadi karena penebangan hutan liar, kebakaran hutan, perburuan liar, pemanfaatan
sumber daya alam secara berlebihan yang dilakukan oleh manusia menyebabkan terjadinya
longsor.
2.4 Dampak kerusakan lingkungan
6
Penggunaan insektisida mematikan hewan tanah. Hal ini bisa menurunkan kesuburan
tanah. Penggunaan pupuk terus menerus bisa mengakibatkan tanah menjadi asam. Hal ini pula
bisa menurunkan kesuburan tanah. Demikian pula dengan terjadinya hujan asam sebagai
akibatnya berakibat dalam penurunan output panen.
4. Keracunan dan terkena penyakit
Orang yang mengkonsumsi sayur, ikan, dan bahan makanan tercemar dapat mengalami
keracunan. Ada yang meninggal dunia, ada yang mengalami kerusakan hati, ginjal, menderita
kanker, kerusakan susunan saraf, dan bahkan ada yang menyebabkan cacat turunan.
5. Pemekatan Hayati
Proses peningkatan kadar bahan pencemar melewati tubuh makhluk dikenal sebagai
pemekatan hayati dalam bahasa Inggrisnya dikenal sebagai “biomagnification”.
6. Terbentuknya lubang ozon dan efek rumah kaca
Terbentuknya lubang ozon dan terjadinya efek rumah kaca merupakan permasalahan
global yang dirasakan oleh semua umat manusia. Hal ini disebabkan karena bahan pencemar
dapat tersebar dan menimbulkan dampak di tempat lain.
2.5 Upaya mengatasi kerusakan lingkungan
Untuk melindungi lingkungan hidup dari kerusakan akibat berbagai upaya aktivitas
manusia maka perlu adanya upaya pengelolaan lingkungan hidup. Upaya pengelolaan
lingkungan hidup dapat dilaksanakan melalui kegiatan 7 Program Pokok dan 6 Program
Penunjang (Sriyanto, 2007, p. 110).
7
Adapun 6 program penunjang antara lain;
● Program penelitian dan pengembangan lingkungan hidup
● Program pembinaan perambah hutan
● Program pengembangan informasi lingkungan hidup.
● Program pembinaan dan pengembangan partisipasi generasi muda
● Program pembinaan dan pengembangan organisasi lingkungan hidup
● Program penerapan dan pengembangan hukum lingkungan
Kita sebagai masyarakat juga dapat melakukan hal-hal sederhana untuk mengatasi
kerusakan lingkungan, seperti membuang sampah pada tempatnya, tidak menebang hutan
sembarangan, meminimalisir penggunaan plastik, tidak mengambil sumber daya alam
sembarangan, mengadakan kegiatan gotong royong. Hal ini dapat kita lakukan untuk kembali
memulihkan kerusakan yang terjadi di lingkungan hidup.
2.6 Contoh kasus kerusakan lingkungan
● Gempa bumi di Australia terjadi di Melbourne, Australia pada rabu, 22 september 2021.
Dengan 6.0 skala richter. Banyak terjadi kerusakan lingkungan, seperti bangunan roboh.
8
Gambar 2. Terjadi Tanah longsor di Tulungagung
Sumber:https://jatim.suara.com/read/2021/06/18/114939/tanah-longsor-menerjang-dua-kecamata
n-di-tulungagung-sejumlah-infrastruktur-rusak
● Banjir Jakarta dan sekitarnya hewan-hewan peliharaan ikut terhanyut banjir
Perubahan iklim atau climate change adalah berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi
antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai sektor
kehidupan manusia (Kementerian Lingkungan Hidup, 2001).
Sedangkan, Menurut UU 32 tahun 2009, Perubahan iklim adalah berubahnya iklim yang
diakibatkan langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga menyebabkan
perubahan komposisi atmosfer secara global dan selain itu juga berupa perubahan variabilitas
iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan.
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa climate change adalah kondisi
dimana berubahnya pola dan intensitas unsur pada iklim dalam periode waktu tertentu.
2.8 Penyebab perubahan iklim
Di era modern ini, tentunya kita sering mendengar isu perubahan iklim, fenomena ini
bukan menjadi isu local bahkan sudah menjadi masalah global. Perubahan iklim ini disebabkan
oleh beberapa hal dibawah ini:
● Efek gas rumah kaca
Efek rumah kaca atau ‘Greenhouse effect’ adalah keadaan ketika panas (radiasi matahari)
terperangkap di atmosfer (lapisan troposfer). Hal tersebut membuat suhu permukaan bumi
menjadi lebih hangat. Fenomena tersebut disebabkan oleh gas rumah kaca yang dihasilkan oleh
9
alam atau aktivitas manusia. Kegiatan manusia yang tidak ramah lingkungan justru
menghasilkan gas rumah kaca yang berlebihan. Akibatnya, semakin banyak panas yang
terperangkap dan membuat bumi menjadi lebih hangat. Inilah yang menyebabkan terjadinya
pemanasan global.
● Pemanasan global
Global warming adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat
terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi (Ramli, n.d., p.
1). Kenaikan suhu tersebut disebabkan oleh peningkatan emisi gas karbon dioksida dan gas
rumah kaca lainnya. Akibatnya, gas rumah kaca akan memerangkap panas di bumi sehingga
terjadi kenaikan suhu. Hal tersebut akhirnya memengaruhi keadaan iklim yang berdampak
kepada perubahan pola cuaca.
● Kerusakan lapisan ozon
Pemanasan global yang terjadi di lapisan troposfer (bumi) menyebabkan kerusakan
lapisan ozon semakin parah. Hal itu dikarenakan semakin sedikit panas yang dilepaskan ke luar
troposfer sehingga stratosfer menjadi lebih dingin. Semakin rendah suhu pada stratosfer, maka
semakin besar kerusakan pada lapisan ozon. Selain itu, dampak lain yang ditimbulkan dari
hilangnya lapisan ozon adalah perubahan pola cuaca
10
Perubahan iklim juga terjadi di Indonesia, kecenderungan perubahan iklim ini terjadi oleh
ulah dan aktivitas manusia seperti urbanisasi, deforestasi, industrialisasi, dan oleh aktivitas alam
seperti pergeseran kontinen, letusan gunung berapi, perubahan orbit bumi terhadap matahari,
noda matahari dan El- Nino.
Perubahan iklim yang terjadi menyebabkan beberapa dampak seperti:
● Musim kemarau yang lebih panas dan berkepanjangan, termasuk gelombang panas.
● Hujan yang berkurang di musim kemarau, dengan kekeringan yang parah.
● Curah hujan yang berlebih di musim penghujan.
● Naiknya permukaan air laut
Dampak perubahan iklim ini juga terjadi di berbagai sektor, antara lain:
1) Sektor pertanian
❖ Hasil panen menurun, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
❖ Tingkat kesuburan sebagian tanah berkurang sehingga tidak dapat digunakan sebagai
lahan pertanian.
❖ Petani-petani mungkin harus berebut untuk menanam di lahan yang subur.
2) Sektor kehutanan
❖ Jumlah makanan dan produk hutan akan menurun. Manusia yang menjual hasil hutan
akan semakin merugi
❖ Fungsi hutan sebagai pengatur sistem hidrologi dan penyaring air akan menjadi lemah.
❖ Kuantitas air tanah akan berkurang dan kualitas air pun akan menurun.
❖ Dengan berkurangnya keanekaragaman hayati, sistem alami tidak akan berjalan secara
efektif. Tanaman akan semakin menderita karena perubahan iklim meningkatkan
jumlah hama dan penyakit.
3) Sektor perikanan
❖ persediaan air berkurang dan suhu air laut memanas, maka jumlah ikan akan menurun.
❖ Para nelayan pun akan sulit memperoleh makanan dan penghasilan.
❖ Cuaca tidak menentu, nelayan sulit melaut
Dampak perubahan iklim bagi Indonesia, antara lain:
● seluruh wilayah Indonesia mengalami kenaikan suhu udara, dengan laju yang lebih
rendah dibanding wilayah subtropis
11
● wilayah selatan Indonesia mengalami penurunan curah hujan, sedangkan wilayah utara
akan mengalami peningkatan curah hujan.
2.10 Upaya menangani perubahan iklim
● Konservasi lingkungan, dengan melakukan penanaman pohon dan penghijauan di
lahan-lahan kritis. Tumbuhan hijau memiliki peran dalam proses fotosintesis, dalam
proses ini tumbuhan memerlukan karbondioksida dan menghasilkan oksigen.
● Menggunakan energi yang bersumber dari energi alternatif guna mengurangi penggunaan
energi bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara).
● Upaya pendidikan kepada masyarakat luas dengan memberikan pemahaman
2.11 Contoh kasus isu perubahan iklim
● Gagal panen di Gunung Slamet, Jawa Tengah
Para petani sayur di wilayah lereng timur Gunung Slamet, Jawa Tengah, mulai
mengeluhkan peningkatan penyakit tanaman yang disebabkan oleh hama tanaman yang
menyerang tanaman mereka. Terkait fenomena ini, Kepala Balai Penelitian Lingkungan
Pertanian Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto menjelaskan bahwa pemanasan global telah
terjadi di Indonesia. Pemanasan global memicu perubahan iklim yang berdampak pada serangan
hama dan penyakit tanaman. Hal ini dikarenakan siklus perkembangan hama tanaman tidak
terputus.
Sumber:http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/info-iklim/dampak-fenomena-perubahan-ik
lim/233-gagal-panen-di-gunung-slamet-jawa-tengah
Pada tahun 1998, terdapat lima (5) gletser di Puncak Jaya. Tapi kini, hanya terdapat tiga
(3) gletser yang tinggal. Hal ini terjadi karena gletser tersebut mencair karena pemanasan global
yang diakibatkan oleh peningkatan suhu bumi. Jika kondisi suhu bumi tetap pada kondisi
12
sekarang, NASA memprediksikan seluruh gletser di Papua akan musnah pada 20 tahun
mendatang.
Sumber:http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/info-iklim/dampak-fenomena-perubahan-ik
lim/226-menghilangnya-es-di-puncak-jaya
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari beberapa pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kerusakan lingkungan dan
perubahan iklim memiliki keterkaitan satu sama lain. Perkembangan zaman serta populasi
manusia terus berkembang, lingkungan hidup tentunya sangat terancam dengan berbagai
aktivitas yang dilakukan manusia. Maka dari itu, kita sebagai manusia harus mempertimbangkan
hal-hal yang dilakukan yang berdampak langsung maupun tidak langsung bagi lingkungan.
3.2 Saran
Seharusnya kita sebagai manusia harus ikut serta dalam upaya menanggulangi kerusakan
lingkungan sebelum semakin meluas. Hal yang sama juga dilakukan pada perubahan iklim, kita
juga harus mengurangi kegiatan yang dapat memicu perubahan iklim. Selain menanggulangi
manusia juga harus sadar serta intropeksi diri agar tidak mengulangi tindakan yang salah
terhadap lingkungan.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://iesr.or.id/isu-perubahan-iklim
Riskanita, D., & Widowaty, Y. (2019). Upaya Pemerintah Daerah Mengatasi Kerusakan
Lingkungan Akibat Alih Fungsi Lahan Berdasarkan Konsep Negara Kesejahteraan.
Supremasi Hukum: Jurnal Penelitian Hukum, 28(2), 123–134.
https://doi.org/10.33369/jsh.28.2.123-135
Sriyanto. (2007). Kondisi Lingkungan Hidup Di Jawa Tengan Dan Prospek Pembangunan
Ke Depan. Jurnal Geografi, 4(2), 107–113. https://doi.org/10.15294/jg.v4i2.102
15