Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PKLH

”MASALAH LINGKUNGAN HIDUP”

Dosen Pengampu : Windy Utami Putri, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:

 Ahmad Zaini (193030205040)


 Anju Siregar (193020205020)
 Ahyannor (193020205012)
 Dina Alfianurrahmah (193010205006)
 Juliarti Lbn. Gaol (193020205014)

• M. Dony (193010205005) • Sherina Simbolon (193020205018)

• Nor Afriliyanti (193010205008) • Sinci Atmita (ABB 118 048)

• Norfatima (193030205031) • Siska Meliana (193020205013)

• Putra Ischanur (193030205042) • Sry Devi br Simbolon (193020205021)

• Rinda Gultom (193010205007) • Suni Manik (193010205010)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Masalah Lingkungan Hidup" dengan tepat
waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Kependudukan Dan
Lingkungan Hidup (PKLH). Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan masalah
lingkungan hidup bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Windi Utamy Putri,S.Pd.,M.Pd. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya
makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Palangka Raya, November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 1
1.3. Tujuan Makalah ............................................................................................................................ 2
BAB II........................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 3
2.1. Pengertian Lingkungan Hidup ...................................................................................................... 3
2.2. Sebab-Sebab Kerusakan Lingkungan ........................................................................................... 6
2.3. Isu-Isu Kerusakan ......................................................................................................................... 8
BAB III ....................................................................................................................................................... 14
PENUTUP .................................................................................................................................................. 14
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................................... 14
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Masalah lingkungan hidup baik di perkotaan maupun di perdesaan adalah masalah
bersama dan secara kolektif hal ini menjadi masalah nasionl. Untuk dapat mewujudkan
penanganan hal tersebut diatas, diperlukan komitmen berbagai pihak untuk mengubah
pendekatan pembangunan yang selama ini terlalu berorientasi pada pertumbuhan ekonomi
semata tanpa memperhitungan batasan toleransi daya dukung lingkungan ataupun ekologi.
Program ini memerlukan dukungan tidak hanya dari kalangan pemerintah atau birokrat tetapi
juga dunia usaha dan masyarakat.
Pemerintah memandang perlu untuk melakukan intervensi terhadap penanganan masalah
lingkungan mengingat situasi dan kondisi yang ada tidak mengalami perbaikan justru
mengalami penurunan kualitas lingkungan. Hal ini makin dipercepat dengan adanya
pelaksanaan otonomi daerah dalam bidang lingkungan. Tidak ada common platform yang
jelas diantara daerah otronom dalam menangani masalah lingkungan hidup.
Demikian pula kurang ada law enforecement dalam masalah lingkungan hidup secara
transparan. Keberhasilan program ini akan sangat tergantung dari sejauhmana pelaksanaan
kepemerintahan dan pengelolaan pembangunan yang baik (good governance and
management) dapat dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha dan masyarakat
secara bertanggung jawab.

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1) Apa pengertian Lingkungan Hidup?
2) Apa sebab-sebab Kerusakan Lingkungan Hidup?
3) Apa Isu-isu Kerusakan Lingkungan?

1
1.3.Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1) Menjelaskan Pengertian Lingkungan Hidup
2) Menjelaskan sebab-sebab Kerusakan Lingkungan
3) Menjelaskan apa yang menjadi isu-isu Kerusakan Lingkungan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Lingkungan Hidup


Lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang berada di sekitar kita, yang memberi
tempat dan bahan-bahan untuk kehidupan. Segala sesuatu itu disebut komponen lingkungan,
ada yang bersifat abiotic, ada pula yang biotik termasuk manusia dengan segala perilakunya.
Di lingkungan sekitar kita, banyak sekali terdapat unit-unit yang merupakan tata kesatuan
yang saling berkait antara komponen satu dengan yang lain. Kesatuan itu dikenal dengan
istilah "ekosistem". Keterkaitan atau interaksi tersebut terjadi antara makhluk-makhluk hidup
itu sendiri maupun dengan lingkungannya Sebagai contoh ekosistem kecil yang dibuat oleh
manusia yaitu akuarium (ruangan, berisi air, ada batubatuan, ada lumut/rumput air, ada ikan).

Ekosistem alami yang mempunyai susunan serupa, adalah kolam, telaga, sungai, rawa,
laut, semuanya disebut ekosistem perairan. Hutan, pegunungan, padang rumput, gurun pasir,
disebut ekosistem darat. Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara komponen
biotik dan abiotik di dalam ckosistem disebut "ekologi". Lingkungan dalam cakupan yang
sempit dapat hanya terdiri dari sebagian ekosistem, tetapi dalam cakupan lebih luas dapat
meliputi beberapa ekosistem, bahkan seluruh alam semesta ini dapat dipandang sebagai
sebuah ekosistem, maupun "lingkungan global”. Singkatnya, "ekosistem” adalah tatanan
unsur lingkungan hidup yang merupakan satu kesatuan utuh menyeluruh dan saling
mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan
hidup.

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang - dengan semua benda, daya keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainya. Oleh
karena itu lingkungan sekahgus merupakan sumber daya (Odum, 1997).

Komponen abiotik umuninya merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi


makhluk-makhluk hidup, terdiri dari:

3
1) Tanah, sebagai tempat tumbuh bagi tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan
memperoleh bahan makanan (unsur hara, bahan organik dan air) dari tanah. Tanah
merupakan tempat tinggal manusia dan hewan segala aktivitasnya.
2) Atmosfer, adalah lapisan udara yang menyelubungi bumi, terdiri dari kumpulan
berbagai macam gas (nitrogen, oksigen, argon, karbon dioksida, dil). Manusia dan
hewan bernafas untuk menghirup oksigen dan membuang karbon dioksida.
Sebaliknya tumbuh-tumbuhan menyerap karbon dioksida dan sinar matahari untuk
fotosintesis, dan membuang oksigen ke udara.
3) Air, sobagai unsur yang diperlukan seluruh unsur kehidupan, termasuk manusia.
Tubuh kita tertdiri dari air 66,6% dan selebihnya unsur padat (33,3%). . Tanpa air
tidak akan ada kehidupan. Juga air sebagai tempat hidup (habitat) hewan dan
tumbuhan air. Air terdapat dalam tiga wujud yaitu cair (air sumur, sungai, air laut, air
hujan, dll); gas yaitu gas uap air yang terkandung di udara yang dapat Idiukur sebagai
kelemban atau lengas udara; padat yaitu berupa es dan salju, di puncak-puncak
gunung, di kutub-kutub bumi, gununggunung es di laut, serta kristal-kristal halus di
dalam awan yang sangat tinggi (awan cirrus).
4) Sinar matahari, merupakan energi primer yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan.
Energi sinar matahari diterima diserap untuk untuk energi dalam proses sintesis oleh
tumbuhtumbuhan. Hasilnya berupa bahan makanan, baik untuk dirinya maupun untuk
organisme lain. Tanpa sinar matahari tidak akan ada kehidupan, namun bila
kebanyakan sinar matahari dapat menimbulkan berbagai macam gangguan kerusakan
baik pada komponen abiotik maupun pada komponen biotik (berbagai penyakit).
Banyak sedikitnya sinar mata hari yang diterima suatu daerah, akan mempengaruhi
temperatur, dan menjadi penentu jenis iklim daerah tersebut (iklim panas, iklim
sedang, iklim dingin).

Komponen biotik, yaitu semua makhluk hidup, baik tumbuh-tumbuhan, hewan, maupun
manusia. Menurut fungsinya komponen biotik ini dapat dibedakan menjadi 3 kelompok
utama, yaitu:

4
1) Kelompok produsen
Yaitu organisme yang autotrofik, artinya organisme yang membuat (sintesis)
makanannya sendiri. Kelompok ini terdiri dari tumbuh-tumbuhan yang berhijau daun
(klorofil). Pada klorofil itulah proses sintesis berlangsung. Bahan bakunya adalah
mineral-mineral dan air dari dalam tanah, dengan bumbu CO2 dari udara, dan
energinya dari sinar matahari. Oleh karena itu proses ini disebut fotosintesis. Ada
sebagian kecil organisme dari golongan bakteri yang mampu melakukan
kemosintesis (sintesis kimia, tanpa sinar matahari) karena bakteri tersebut hidup di
kegelapan dunia, di bawah tanah, di laut dalam atau sejenisnya. Hasil dari
fotosintesis berupa karbohidrat (zat tepung) yang digunakan untuk kehidupan
tumbuh-tumbuhan itu sendiri, dan sisanya akan disimpan pada bagian-bagian
tertentu dari tubuhnya (pada akar, batang, daun, bunga, buah, biji) yang kemudian
dapat dimanfaatkan oleh golongan lain yang tidak dapat membuat makanan sendiri.
2) Kelompok konsamen
Yaitu kelompok organisme heterotrofik, artinya organisme yang menggunakan
bahan niakanan yang dibuat oleh produsen. Kelompok ini terdiri dari hewan
herbivora (pemakan tumbuhan) dan manusia. Hewan herbivora, selanjutnya akan
dimakan oleh karnivora (pemakan hewan) Manusia memakan segalanya atau disebut
omnivora.
3) Kelompok pengurai (decomposer)
Yaitu organisme yang berperan 'menguraikan sisa-sisa atau makhluk hidup yang
sudah mati. Termasuk kelompok ini misalnya bakteri dan jamur. Hasil penguraian
berupa mineral-mineral dan air yang kembali ke tanah, dan gas-gas yang terlepas
kembali ke atmosfer. Ada unsur terpenting dari hasil penguraian, yaitu “hormon
lingkungan” yang berfungsi sebagai pengatur keseimbangan ekosistem. Hormon ini
sangat peka terhadap pelarutan oleh air, sehingga sebagian besar atau bahkan
seluruhnya dapat terangkut oleh air ke daerah lain. Kejadian ini disebut kebocoran
ekosistem"

5
2.2.Sebab-Sebab Kerusakan Lingkungan
Lingkungan sebagai sumber daya mempunyai daya dukung (carrying capacity) yang
terbatas. Keterbatasan tersebut baik secara kuantitas maupun kualitas. Keterbatasan
merupakan karakteristik sumber daya alam, karena pada suatu saat pasti akan rusak atau
habis, walaupun tidak tersentuh oleh tangan manusia. Misalnya deposit minyak bumi atau
batubara, atau tambang yang lain, walaupun tidak digali, suatu saat akan terangkat ke permu-'
kaan bumi, atau diremas-remas oleh tenaga tektonik (indogen) di dalam bumi. Karana proses
tektonik pula dimungkinkan suatu kolam deposit minyak bumi di dalam wilayah negara
tertentu, isinya berpindah ke wilayah negara lain. Deposit Batu gamping di Gunung Kidul
Yogyakarta, dapat habis oleh erosi. Proses pelapukan dan erosi oleh tenaga atmosferik
(eksogen) akan mencerai berai dan menyebarkan deposit tersebut ke tempat lain. Prosu alam
tersebut berlangsung dalam jangka panjang, sepanjang masa, sehingga Amerika Serikat
berani menyimpan deposit minyak buminya di bawah laut Teluk Mexico.
Kegiatan manusia dalam mengelola sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhannya
telah mempercepat dan memperparah kerusakan. Kerusakan oleh alam dapat tersembuhkan
oleh alam itu sendiri, sedangkan kerusakan oleh manusia, alam tidak mampu
menyembuhkannya sementara manusia tidak menyadari, apalagi memperbaiki. Makin
banyak jumlah manusia, makin banyak sumber-sumber alam yang diambil, makin cepat
habisnya, makin parah kerusakan yang ditimbulkan.
Faktor-faktor nonfisik yang menyebabkan kerusakan lingkungan dapat dikategorikan
sebagai berikut:
1) Perilaku Manusia
Menurut Chiras (1991) kerusakan alam terutama disebabkan oleh perilaku manusia
yang bermentalitas frontier. Mentalitas frontier menurut Kennetb Boulding
(okonom) dan Roderick Nash (ahli sejarah) di dalam Chiras (1991) adalah orang
yang mempunyai sifat-sifat:
a) Skin-encapsulated Ego (Sifat Ego yang terbungkus di dalam jiwa)
b) Cavalier Attitude (Sikap Sombong)
c) Derived self (benarnya sendiri)

6
d) Reaffairmation throught materialism (Memantapkan diri melalui ukuran
materi)
e) Biological Imperalism (Imperialisme Biologis)
f) Judeo-Christian Teaching (Ajaran Agama yang ditafsirkan bias)
2) Kesulitan Teknologis (Technological Fox)
Yaitu kesulitan atau kebuntuan dalam memperoleh/menggunakan bahanbahan
tertentu yang ramah lingkungan. Misalnya bahwa CFC (choroflurocarbon) disinyalir
sebagai biang perusak lapisan ozon (03). Sedangkan kegunaan gas tersebut terus
meningkat sejak revolusi industri (untuk propelan dan refrigerator) Pernah
ditemukan persenyawaan lain yaitu HCFC-22 yang tidak merusak ozon, tetapi
ternyata merupakan gas penyerap panas (gas.rumah kaca) yang lebih kuat daripada
CO2. Di samping kesulitan teknologis, ada seseorang atau kelompok yang terlalu
mengandalkan kemampuan teknologi, sehingga disebut sebagai technological
optimism. Faham ini berkeyakinan bahwa teknologi merupakan solusi dari semua
konflik antara manusia dengan alam, tetapi kenyataannya bahwa karena kemajuan
teknologi, maka lingkungan kian hari kian rusak.
3) Pandangan-pandangan Pribadi
Seperti:
a) Acnh (Apathy), yaitu sikap masa bodoh terhadap dunia sekitar.
b) Pandangan yang terpusat pada diri sendiri (Self Centered View), yaitu orang
yang hanya mementingkan diri sendiri dan menggunakan dirinya sendiri
sebagai ukuran baik-buruk maupun benar-salah.
c) Perasaan tidak berarti (Feelings of Insignificant), yaitu anggapan bahwa
perbuatan negatif dirinya tidak ada artinya dibanding keseluruhan.
d) Nilai ruang dan waktu yang sempit (Restricted Space Time Values), secara
alami setiap individu mengutamakan kebutuhan dirinya (dimensi ruang),
pada saat sekarang (dimensi waktu).
4) Masyarakat Bersinergi Rendah (A Low Synergy Society).
Simergi adalah menyatukan kekuatan antara dua sumber atau lebih, sehingga
dihasilkan kekuatan yang lebih besar daripada jumlah kekuatan-kekuatan itu.
Masyarakat pada awal peradaban mempunyai sinergi yang tinggi, sehingga

7
kerusakan-kerusakan kecil yang ditimbulkan oleh aktivitas nomadik dapat
disembuhkan kembali secara alami. Pada waktu itu eksploitasi sumber-sumber tidak
sampai melampaui daya dukung (carrying capacity). Semua mahluk mempunyai
homeostatik, yaitu kemampuan untuk mempertahankan kondisi stabil pada dirinya
sendiri. Tetapi sekarang, manusia dengan mentalitas frontiernya, berorientasi pada
pertumbuhan ekonomi yang tinggi, serta dilandasi dengan pandangan-pandangan
pribadi seperti telah diuraikan, manusia salmg bersaing (bukan bersinergi) dalam
mengeksploitasi alam, hingga melampaui daya dukungnya. Tidak ada sinergi dari
komponen manusia. Hanya alam yang memberi, manusia tak mau berbagi.

Ringkasnya mentalitas frontier adalah orang yang berpandangan bahwa:\

- Bumi mempunyai kemampuan yang tak terbatas


- Manusia sebagai penguasa alam, bukan bagian dari alam
- Alam disediakan untuk manusia, teknologi sebagai jawaban terhadap konflik
dengan alam

2.3.Isu-Isu Kerusakan
Lingkungan Bentuk-bentuk kerusakan lingkungan yang menjadi isu global, di alami
pula oleh Indonesia, mulai dari kerusakan hutan, kerusakan tanah, pencemaran air baik di
darat maupun di laut, pencemaran udara, penipisan lapisan ozon, efek rumah kaca, hujan
asam, kebisingan, penurunan keanekaragaman hayati, sampai dengan berbagai penyakit
yang disebabkan atau ditularkan oleh lingkungan yang tidak sehat.
1) Kerusakan Hutan
Hutan merupakan sebuah ekosistem yang sangat luas. Di dalamnya terdapat berbagai
macam komponen yang saling berinteraksi satu dengan yang lain. Bila komponen
utamanya rusak, maka komponen yang lain rusak pula. Hutan dapat dipandang
sebagai komponen utama ekosistem bumi, karena hutan mempunyai sejumlah besar
tugas dalam penyelenggaraan tata kehidupan.
a) Tugas atau fungsi hutan
 Produsen makanan
 Mengatur cuaca/iklim (fungsi meteorologis):
 Menyejukkan udara

8
 Membuat hujan
 Mencegah badai
 Membersihkan udara
 Mendaur-ulang CO₂ menjadi O₂.
 Mempertahankan Kelestarian Tanah (Fungsi Geohidrologis)
 Menjaga kesuburan tanah
 Mencegah erosi
 Daerah tangkapan Air Hujan
 Mencegah longsor tanah
 Mempertahankan Keanekaragaman Hayati (Biodiver sity)
Hutan merupakan habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna,
termasuk cendawan dan bakteri. Organisme tersebut mempunyai
keterikatan yang kuat dengan lingkungan hidupnya. Perubahan
kondisi hutan (suksesi) secara tiba-tiba mengakibatkan kepunahan
dari beberapa spesies yang adaptabilitasnya rendah. Bila suksesi
terjadi secara total, maka seluruh spesies punah, dan tidak akan
pernah kembali seperti ekosistem semula walaupun hutan sekunder
dapat terbentuk.
 Sebagai sumber genetik (plasma nutfah).
 Sumber Devisa
 Hasil-hasil hutan, berupa kayu, rotan, damar, kemeayan dan rempah-
rempah merupakan komoditi perdagangan yang mendatangkan
devisa.
 Sebagai objek wisata dan olah raga.
 Fungsi strategis. Hutan merupakan tempat mengatur strategi dalam
peperangan.
b) Sebab-sebab kerusakan hutan
 Pembalakan Hutan
 Konsesi hutan
 Kebakaran Hutan.
 Konversi Hutan untuk fungsi lain

9
c) Dampak Kerusakan Hutan

Hutan memegang peran penting dalam keseimbangan ekosistem global,


maka rusaknya hutan mempunyai dampak yang sangat kompleks, mulai dari
menipisnya sumberdaya keanekaragaman hayati, erosi, banjir, tanah longsor,
defisit air tanah, kekeringan, perluasan lahan kritis dan gurun pasir, angin
topan/badai, polusi udara, efek rumah kaca, penipisan lapisan ozon, hingga
kepunahan spesies mamusia (seperti di Ethiopia).

2) Kerusakan Tanah, Perluasan Laban Kritis dan Desertifikasi.


Kerusakan tanah dapat disebabkan hilangnya berbagai unsur atau kelebihan unsur-
unsur tententu, sehingga tanah tidak dapat digunakan sebagaimana peruntukannya.
Hilangnya unsurunsur kimia (hara dan baban organik) dari dalam tanah oleh air
disebut pelindian/pencucian (bleaching). Hilangnya butiranbutiran tanah (biasanya
pada laisan paling atas) disebut erosi. Erosi oleh gletsyer hanya ada di daerah iklim
dingin. Erosi oleh angina terjadi di daerah iklim kering atau iklim gurun (arid).
Sedangkan erosi oleh air terjadi di daerah iklim basah (humid) seperti di Indonesia.
Iklim lokal berubah menjadi panas, kering dan gersang, disusul dengan inatinya
berbagai vegetasi yang masih tersisa. Terbentuklah gurun-gurun baru (desertifikasi)
di daerah yang semula beriklim basah. Sebagai contoh, seperti dilaporkan oleh HN.
Le Houerem bahwa di negara-negara di bagian utara Afrika setiap tahun 100.000
hektar tanah pertanian dan padang rumput lenyap ditelan padang pasir. ECOSOI
melaporkan bahwa batas selatan gurun Sahara telah bergeser ke selatan rata-rata
sekitar 90-100 km selama 20 tahun terakhir.
3) Pencemaran Air.
Air di bumi meliputi air laut (air asin) dan air darat (air tawar). Air tawar dijumpai
sebagai air permukaan (suface water) dan air bawah tanah (sub surface water). Air
dapat tercemar oleh berbagai bahan pencemar yang berasal dari:
a) Limbah industri yang belum diolah pada umumnya mengandung logam-
logam berat dan bahan beracun dan berbahaya (B3).
b) Limbah rumah tangga (domestik) yang biasanya mengandung deterjen dan
bakteri koli.

10
c) Sisa pupuk dan racun hama dari usaha pertanian.
d) Serbuk radioaktif dari bahan peledak pada percobaan persenjajaan di laut,
dan penangkapan ikan dengan peledak. Bahan tersebut dapat sampai ke
tubuh manusia dan menimbulkan berbagai penyakit.
e) Tumpahan minyak dari kebocoran tanker pengangkut bahan bakar, atau pipa-
pipa pengeboran lepas pantai, dan buangan bekas minyak pelumas dari kapal
ketika merapat ke pantai. Lapisan minyak menyebabkan air kekurangan
oksigen.
4) Pencemaran Udara
Udara yang merupakan atmosfer yang mengelilingi bumi, mempunyai fungsi yang
sangat penting bagi kehidupan manusia. Didalamnya terdapat oksigen untuk
bernafas, karbondioksida untuk proses fotosintesis, dan ozon untuk menahan sinar
ultraviolet, juga sebagai isolator bumi terhadap ruang angkasa yang dingin.
Pencemar udara dapat berupa gas atau partikel-partikel padat. Asap yang keluar dari
cerobong industri dan knalpot kendaraan bermotor mengandung keduanya.
Pembakaran bahan bakar fosil baik pada industri, kendaraan bermotor, maupun
rumah tangga mengemisikan sisa-sisa pembakaran yang terdiri dari CO, NO2, SO3,
HC, dan partikel-partikel. Letusan gunung berapi, kebakaran butan, badai berdebu,
termasuk sumber pencemaran udara.
Bahan pencemar udara secara umum digolongkan dalam dua golongan dasar, yaitu
partikel dan gas. Beberapa gas yang berperan dalam pencemaran udara adalah:
karbondioksida, karbonmonoksida, nitrogedioksida, nietan, amoniak,
hidrogensulfida, belerangdiokside, dan clorofluorocarbon (CFC).
Akibat dari pencemaran udara antara lain adalah pemansan global, efek rumah kaca,
hujan asam kerusakan ozon, dan penyakit-penyakit.
a) Pemanasan global
Semua molekul gas yang tersusun lebih dari satu atom, bersifat menyerap
sinar infra merah. Gas yang tersusun lebih dari satu atom dan berada di
atmosfer, antara lain adalah karbondioksida (CO₂), uap air (H₂O), dan
Chlorofluorocarbon (CFC), disebut gas rumah kaca.

11
Panas yang berasal dari matahari sebagian akan dipantulkan kembali ke
angkasa luar, dan bila tidak ada gas rumah kaca, maka suhu bumi rata-rata
sekitar -18⁰C. Dengan adanya gas rumah kaca, sebagian sinar infra merah
diserap oleh atmosfer (tak terlepas ke angkasa luar)n dilapisan troposfer,
sehingga suhu troposfer dan permukaan bumi naik (rata-rata menjadi 15⁰C.
b) Efek rumah kaca
Efek rumah kaca merupakan analogi dari glass house untuk keperluan
pertanian. Dalam rumah kaca sinar matahari bisa masuk, tetapi suhu pada
rumah kaca tidak bisa dilepaskan sehingga suhu di dalam rumah kaca lebih
panas dari suhu di luarnya. Demikian halnya dengan bumi, bumi yang
dikelilingi atmosfer diibaratkan seperti rumah kaca.
Secara lebih rinci hal yang menyebabkan timbulnya efek rumah kaca, adalah:
 Bahan bangunan industri (BBI). BBI ini dibawa angin lalu menyebab
di atmosfir. Diantara BBI ini berupa CO2 dan CO, gas ini bertambah
banyak, apalagi hutan sebagai pendaur banyak ditebang sehingga
CO2 bertambah dan oksigen menipis.
 Gas yang ditimbulkan oleh aktivitas organik pada rawa yang
menghasilkan CHA (metana).
 Penggunaan Chlorofluorocarbon (CFC). CFC digunakan pada
beberapa alat pendingin seperti AC, kulkas, dan semprotan minyak
parfum. CFC pada merk dagang biasa disebut dengan Freo

Akibat dari efek rumah kaca adalah sebagai berikut:

 Peningkatan suhu permukaan bumi. Mencairnya es di kutub utara,


sehingga volume air di laut bertambah dan akan menimbulkan banjir.
Beberapa daerah di pantai akan tenggelam.
 Hancurnya laut sebaga sumber daya hayati
 Munculnya penyakit-penyakit karena lingkungan. Hujan asam
c) Hujan Asam
Hujan asam terutama disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil. Derajat
keasaman (pH) larutan dapat dibedakan menjadi tigam yaitu: asam, netral,

12
dan basa. Larutan bersifat asam bila pH-nya kebih kecil dari 7m dan bersifat
basa bila larutan tersebut lebih besar 7, sementara bila pH larutan 7, maka
larutan tersebut disebut netral. Pada dasarnya air hujan bersifat asam (pH
lebih kecil 7), hal ini disebabkan atmosfer mengandung karbondioksidan, dan
karbondioksidan tersebut bila kena air akan menjadi asam karbonat. Namun,
hujan yang bersifat asam karena asam karbonat, tidak disebut hujan asam.
Hujan disebut hujan asam apabila pH air lebih kecil dari 5,6 dan ini
disebabkan oleh oksida belerang dan oksida nitrogen.
d) Kerusakan Ozon
Ozon sangat bermanfaat bagi kehidupan baik tumbuhan hewan maupun
manusia, sebab ozon bersifat melindungi makhluk hidup dan sinar ultraviolet
yang mematikan. Ozon yang dimaksud di sini adalah ozon yang terdapat di
lapisan stratosfer (12-25 km dari permukaan bumi). 'Ozon terbentuk dari
oksigen dengan bantuan sinar ultraviolet dalamn reaksi setimbang.
5) Kebisingan
Pencemaran bising atau kebisingan, adalah pencemaran oleb suara karena masuknya
suara yang tidak diinginkan ke dalam lingkungan yang menyebabkan kualitas
lingkungan menurun, dan mengganggu peruntukannya.
Suara berasal dari berbagai sumber, antara lain instrumen musik, mesin atau motor
penggerak, dan pesawat terbang. Terjadinya pencemaran jika peruntukan lingkungan
bagi kepentingan manusia terganggu, sehingga misalnya suara music. Tingkat suara
yang menyebabkan ketulian setelah beberapa hulan atau tahun adalah 90dB
(desibel), dan apabila intensitas suara sudab mencapai 120 dB, biasanya dalam
waktu yang singkat akan menyebabkan ketulian.
Kebisingan mengganggu kehidupan manusia, sehingga perlu diupayakan
pencegahan terhadap kebisingan. Kebisingan yang terus menerus akan memberikan
dampak negatif bagi manusia, antara lain berupa: kerusakan pendengaran, pemarah,
emosi, gagap, kelelahan, denyut jantung bertambahm akumulasi lemak pada
pembuluh darah, serta gangguan melahirkan bagi ibu hamil.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Unsur-unsur lingkungan hidup yaitu unsur
hayati (biotik),unsur fisik (abiotik),unsur sosial budaya.

Berdasarkan faktor penyebabnya bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi


2 jenis, yaitu kerusakan akibat peristiwa alam dan kerusakan akibat ulah manusia. Kerusakan
lingkungan yang sering terjadi di lingkungan sekitar yaitu sungai,terumbu karang, kerusakan
hutan, pencemaran. Macam-macam pencemaran lingkungan yaitu pencemaran air,
pencemaran udara, pencemaran tanah.

Kerusakan lingkungan memberikan banyak dampak pada masyarakat atau makhluk hidup
sekitar kita diantarnya punahnya spesies,peledakan hama,gangguan keseimbangan
lingkungan,kesuburan tanah berkurang,keracunan dan penyakit,pemekatan
hayati,terbentuknya lubang ozon dan efek rumah kaca,munculnya berbagai kerawanan
social,menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat,penurunan produktivitas lahan pada
sentra-sentra pangan,kerusakan lingkungan yang berakibat fatal menimbulkan kerugian, baik
material maupun jiwa.

Upaya yang dapat di lakukan untuk mencegah kerusakan lingkungan yaitu reboisasi atau
penghijauan di lahan yang telah rusak,mencegah penebangan liar dan menerapkan system
tebang pilih,mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, dan menggantinya dengan bahan
bakar alternatif,membuat sengkedan di daerah lereng pegunungan yang digunakan sebagai
lahan pertanian,mengolah limbah terlebih dahulu sebelum dibuang ke
lingkungan,menggunakan bahan-bahan yang mudah diuraikan mikroorganisme di
tanah,melakukan upaya remidiasi yaitu membersihkanpermukaan tanah dari berbagai macam
polutan,dengan Menerapkan prinsip 4R yaitu reduce, artinya mengurangi pemakaian,reuse,

14
artinya memakai ulang,recycle artinya mendaur ulang,replant, artinya menanam atau
menimbun sampah organik.

Hal-hal yang dilakukan oleh pemerintah yaitu mengeluarkan UU pokok Agraria No. 5
tahun 1960 yang mengatur tentang tata guna tanah,menerbitkan UU No. 4 tahun 1982,
tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup,memberlakukan peraturan
pemerintah RI No. 24 tahun 1986 tentang analisa mengenai dampak lingkungan,pada tahun
1991, pemerintah membentuk badan pengendalian lingkungan, dengan tujuan pokoknya
menanggulangi kasus pencemaran,mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3),melakukan
penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL),pemerintah mencanangkan
gerakan menanam sejuta pohon.

3.2 Saran
Untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan lingkungan diperluan kesadaran masyarakat
tentang dampak kerusakan lingkungan, adanya penegakan hukum pada masyarakat yang
sewenang-wenang merusak lingkungan, serta kerjasama dengan pihak yang terlibat.

15
DAFTAR PUSTAKA
- Anonim.2008.Pencemaran Lingkungan dan Upaya Mengatasinya. Jakarta.
Erlangga
- Apriadji, Wied Harry.1994. Memproses Sampah. Penebar Swadaya.Jakarta.
- Bethan,Samsuharya. 2008. Penerapan Prinsip Hukum Pelestarian Fungsi
Lingkungan Hidup dalam Aktifitas Industri Nasional. PT Alumni. Bandung.
- Fitter.1981. Fisiologi LIngkungan Tanaman. Universitas Gajah Mada.Yogyakarta.
- Hamzah,Yacob.1993.Beberapa Penanganan Kasus Lingkungan Hidup.Wahana
lingkungan Hidup Indonesia. Jakarta.
- Hadiwijoto, S. 1983. Penanganan dan Pemanfaatan Sampah.Yayasan
Idayu.Jakarta.
- Imam, Supardi. 2003.Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. PT Alumni.
Bandung.
- Muhamad, Erwin.2008. Hukum Lingkungan. Refika Aditama.Bandung.
- Munir,Mochtar.2003. Geologi LIngkungan. Bayumedia.Malang.
- Soemarwoto, Otto, 2008, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan,
Djambata.Jakarta.
- Sudjoko.2008. Pendidikan Lingkungan Hidup.Universitas Terbuka.Jakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai