(Permasalahan Lingkungan)
Disusun oleh :
Yuni Puspita Sari ( 1515041004 )
Desi Permata Sari (1515041006)
Jusmadi (1515041012)
Dwi Lisna Agustin (1515041019)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Pengolahan limbah gas secara umum. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu
Panca Nugrahini selaku Dosen mata kuliah TBI Universitas Lampung yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai permasalahan lingkungan. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.
Penyusun
P a g e | ii
DAFTAR ISI
Cover............................................................................................................................i
Kata Pengantar............................................................................................................ii
Daftar Isi....................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................2
P a g e | iii
BAB I
PENDAHULUAN
Page |1
sebagai pelaku utama dalam permasalahan lingkungan. Faktor-faktor alami tidak
banyak berpengaruh dalam permasalah lingkungan akhir-akhir ini. Tidak bisa
disangkal bahwa faktor manusia lah yang jauh lebih berdampak rumit dibandingkan
dengan faktor alam itu sendiri.
Lingkungan hidup tidak sekedar permasalahan teknis, begitu pula krisis
lingkungan global yang saat ini dihadapi manusia adalah persoalan moral, krisis moral
secara global. Etika dan moralitas diperlukan untuk mengatasinya (Keraf, 2010: 1).
Teori etika lingkungan Ekosentrisme memusatkan perhatiannya pada seluruh lapisan
komunitas ekologis. Makhluk hidup dan benda-benda abiotis lainnya memiliki
keterkaitan satu sama lain secara ekologis. Kewajiban dan tanggung jawab moral tidak
hanya berlaku bagi manusia, tetapi juga berlaku bagi semua realitas ekologis (Keraf;
2010: 92).
1.3 Tujuan
Adapun tujuan di buatnya makalah ini adalah
1. Agar pembaca dapat memahami apa itu permasalahan lingkungan
2. Agar pembaca dapat memahami apa saja penyebab terjadinya masalah pada
lingkungan
3. Agar pembaca dapat memahami masalah-masalah lingkungan yang terjadi
dewasa ini
4. Agar pembaca memahami Apa saja dampak dari kegiatn manusia yang dapat
menimbulkan efek negatif terhadap lingkungan
5. Menyampaikan kepada pembaca Bagaimana cara menangani kerusakan
lingkungan
Page |2
BAB II
PEMBAHASAN
Page |3
Pencemaran Air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan
air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat akttivitas manusia. Pencemaran
air merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan revisi kebijakan
sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat internasional hingga sumber air
pribadi dan sumur). Telah dikatakan bahwa polusi air adalah penyebab terkemuka di
dunia untuk kematian dan penyakit.
2) Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau
biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia,
hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak property.
3) Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaaan dimana bahan kima buatan manusia masuk
dan mengubah lingkungan alami tanah. Pencemaran ini biasanya terjadi karena :
kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan
pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan;
kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari
tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah
secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Selain masalah lingkungan di atas, ada pula masalah lingkungan yang dibedakan
dalam ruang lingkupnya, yaitu masalah lingkungan secara global, regional, dan
nasional.
Masalah Lingkungan Secara Global
Pada saat ini banyak bencana yang melanda di sekitar kita. Entah itu bencana
yang menimbulkan kerusakan kecil maupun yang besar. Terutama bencana-bencana
tersebut disebabkan oleh masalah yang sering dibahas yaitu pencemaran. Akibatnya
Page |4
timbul masalah-masalah yang bersifat global, antara lain: pemanasan global, hujan
asam (acid rain), dan menipisnya lapisan ozon.
Pemanasan Global
Atmosfer bumi tidak pernah bebas dari perubahan. Komposisi, suhu, dan
kemampuan membersihkan diri selalu bervariasai sejak planet bumi ini terbentuk.
Dengan semakin meningkatnya kepadatan penduduk yang disertai dengan kegiatan-
kegiatan manusia yang semakin padat, maka para ahli atmosfer di dunia
memprediksikan bahwa semakin lama suhu di bumi akan semakin naik yang disebut
dengan pemanasan global. Pemanasan global terjadi sangat cepat karena efek dari Efek
Rumah Kaca.
Efek Rumah Kaca merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit
(terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan
atmosfernya.
Efek Rumah Kaca dapat dijelaskan sebagai berikut. Enargi matahari yang masuk
ke bumi mengalami :
25 % dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
25 % diserap awan
45 % diadsorpsi permukaan bumi
5 % di pantulkan kembali oleh permukaan bumi
Energi yang diadsorpsi dipantulkan kembali dalam bentuk infra-merah oleh
awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar infra-merah tertahan oleh awan dan
gas CO2 untuk di kembalikan lagi ke Bumi.
Dalam keadaan normal, efek rumah kaca dibutuhkan agar pada saat siang hari
dan malam hari suhunya tidak terdapat perbedaan yang sangat jauh, artinya suhu rata-
rata di permukaan Bumi saat malam hari tidak akan mengalami penurunan yang
drastis.
Selain gas CO2 ada pula gas-gas lain yang juga menyumbang efek rumah kaca
yaitu sulfur dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO), dan nitrogen dioksida (NO2)
serta beberapa senyawa organik lainnya seperti gas metana (CH4) dan kholrofluoro
karbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek
rumah kaca dan sering disebut dengan gas rumah kaca.
Selama era pra-industri, menurut perkiraan para ahli, efek rumah kaca telah
meningkatkan suhu bumi sebesar 1-5 derajat celcius. Perkembangan ekonomi dapat
menyebabkan penggunaan bahan bakar fosil akan meningkat. Hal ini menyebabkan
emisi karbon dioksida antar 0,3-2% pertahun dan apabila terus meningkat lagi maka
akan berdampak peningkatan suhu antara 1,5-4,5 derajat celcius sekitar tahun 2030.
Peningkatan suhu yang cepat dapat mengakibatkan terjadinya perubahan iklim
yang sangat cepat. Hal ini dikarenakan terganggunya fungsi hutan dan ekosistem
Page |5
lainnya, sehingga dapat mengurangi kemampuan penyerapan CO2 yang berada di
Bumi. Bahkan peningkatan suhu dapat mengakibatkan pelepasan karbon yang ada di
permukaan bumi dalam bentuk bahan-bahan organik yang kemudian terurai menjadi
CO2 dan CH4 oleh kegiatan mikroba tanah. Iklim yang bertambah panas akan
meningkatkan aktivitas mikroba dan meningkatkan pemanasan global.
Pemanasan global dapat mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di
daerah kutub yang dapat meimbulkan naiknya permukaan air laut dan juga
memberikan dampak seperti erosi di pesisir, rusaknya hutan bakau dan terumbu
karang, naiknya salinitas di wilayah estuaria dan wilayah pesisir lainnya, perubahan
lokasi sedimentasi lainnya, berkurangnya intensitas cahaya di dasar laut sera naiknya
tinggi gelombang. Keseimbangan biologi pun akan terganggu. Peningkatan iklim juga
dapat meningkatkan jumlah ganggang di laut. Beberapa jenis ganggang diketahui
beracun dan dapat membahayakan kehidupan laut dan meracuni manusia saat
memakan hasil laut.
Hujan Asam
Hujan asam pertama kali di laporkan di Manchester, Inggris, yang menjadi kota
penting dalam Revolusi Industri. Pada tahun 1852, Robert Angus Smith menemukan
hubungan antara hujan asam dengan polusi udara. Istilah hujan asam mulai digunakan
pada tahun 1872. Ia mengamati bahwa hujan asam dapat mengarah pada kerusakan
alam.
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan sisa dalam
pembakaran bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen
membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan
bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut
sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan mengakibatkan
Page |6
meingkatnya kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti membahayakan
kehidupan makhluk hidup.
Pada dasarnya hujan asam disebabkan oleh dua polutan udara, sulfur dioksida
(SO2) dan nitrogen oksida (NO) yang keduanya dihasilkan karena hasil pembakaran.
Namun, 50 % sulfur dioksida dihasilkan alami oleh bumi itu sendiri, misalnya letusan
gunung berapi dan kebakaran hutan secara alami. Dan 50 % lainnya disebabkan karena
kegiatan manusia itu sendiri.
Walaupun hujan asam ditemukan di tahun 1852, baru pada tahun 1970-an para
ilmuwan mulai banyak melakukan penelitian mengenai fenomena ini. Kesadaran
manusia tentang hujan asam ini meningkat pada tahun 1990-an setelah New York
Times memuat laporan dari Hubbard Brook Experimental Forest di New Hampshire
tentang banyaknya kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh hujan asam.
Page |7
Indonesia adalah chlorofluorocarbons (CFCs) dan hydrochlorofluorocarbons (HCFCs)
yang banyak digunakan di AC dan lemari es. Selain dua bahan perusak tersebut masih
ada bahan perusak lainnya seperti halon, metil bromida, aerosol, solvent, dan foam
yang digunakan pada busa pengembang, pemadam kebakaran, pelarut, pestisida, serta
kaleng semprot untuk parfum atau pengharum ruangan.
Page |8
Membuang Sampah Sembarangan
Berbagai macam jenis terumbu karang yang indah menghiasi lautan Indonesia
menyebabkan banyaknya ulah-ulah jahil para manusia. Banyak dari mereka mencoba
mengambil terumbu karang yang ada di laut dan mengakibatkan rusaknya terumbu
Page |9
karang. Walaupun beberapa diantara mereka tidak mengambil terumbu karang ada
beberapa orang terutama nelayan yang menangkap ikan menggunakan bom atau
jarring. Penangkapan ikan yang seperti itu tidak hanya membunuh ikan-ikan di laut
saja bahkan secara tidak langsung terumbu karang dapat rusak.
Akibat yang ditimbulkan karena rusaknya terumbu karang ialah berkurangnya
fungsi terumbu karang sebagai penahan gelombang, banyak makhluk hidup yang ikut
mati karena rusaknya terumbu karang dapat merusaknya tempat tinggal bagi mahluk
hidup yang hidup di air, dan potensi pariwisata dan ekonomi dapat terganggu.
Hutan bakau yang berfungsi sebagai pelindung pantai dari bahaya abrasi dapat
terancam kehidupannya. Banyak faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan hutan
bakau yaitu beralihnya fungsi hutan bakau menjadi tambak (Kep. Karimunjawa,
Cilacap), pemukiman (Tanah Mas Semarang), perluasan objek wisata atau rekreasi,
penebangan hutan bakau sebagai kayu bakar atau bahan bangunan, serta polusi minyak
juga mengancam tumbuhnya hutan bakau.
P a g e | 10
ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang
dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan
generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak
buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup.
Untuk mengatasi permasalahan ini, tentu saja dibutuhkan kerja sama antara pihak
pemerintah, masyarakat, serta pelaku-pelaku industri. Pihak pemerintah wajib untuk
memberlakukan aturan bentuk penyimpangan sosial baik bagi industri atau
masyarakat agar jangan sampai membuang limbah di sungai. Masyarakat pun harus
sadar mengenai pentingnya air sungai untuk kehidupan. Selain itu, pihak pemerintah
juga perlu mengatur pembuangan yang baik agar limbah-limbah industri tak mengalir
ke sungai-sungai setempat.
2. Kerusakan Hutan
Masalah lainnya yang cukup besar di Indonesia adalah mengenai kerusakan
hutan. Mulai dari penebangan liar, penggundulan hutan, hingga baru-baru ini terjadi
yaitu pembakaran hutan menjadi penyebab dari kerusakan hutan yang ada. Tentu saja
jika hal ini dibiarkan terus menerus, akan menyebabkan berkurangnya kawasan hutan
di Indonesia yang berakibat pada ketidakstabilan ekosistem. Untuk mengatasi
kerusakan hutan ini, ada beberapa solusi yang bisa dilakukan.
P a g e | 11
Solusi untuk jangka pendeknya tentu saja adalah penegakan hukum yang harus
dilakukan. Hal ini sangat penting untuk mencegah kegiatan ilegal logging, dan
hal hal lainnya.
Kegiatan pembangunan yang dilakukan perlu memperhatikan lingkungan
setempat.
Penanaman kembali hutan hutan yang telah rusak.
3. Banjir
Fenomena ini sudah sering terjadi di Indonesia, bahkan di kota-kota besar sendiri
pun sudah menjadi aktivitas rutin yang harus dihadapi. Bahkan tak hanya pada musim
hujan, pada musim kemarau sekalipun banjir bisa saja terjadi beberapa wilayah. Hal
ini dikarenakan perkembangan wilayah Indonesia yang menyebabkan sistem
pembuangan air yang salah dan tidak adanya penjagaan pada daerah aliran sungai.
Untuk mengatasi ini, pentingnya peran pemerintah yang mengelola pembuangan air
agar tak menjadi masalah di kemudian harinya. Selain itu, peran aktif dan kesadaran
masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan sangat dibutuhkan.
4. Abrasi
Kegiatan-kegiatan seperti pengambilan pasir pantai, karang, serta perusakan
hutan-hutan bakau menjadi penyebab abrasi yang nantinya berkaitan dengan
kerusakan laut dan pantai. Tentu saja jika dibiarkan terus menerus, maka kelestarian
laut dan pantai di Indonesia semakin berkurang. Apalagi wilayah Indonesia sebagaian
besar merupakan lautan. Nah untuk mengatasi hal ini, berikut beberapa solusi yang
perlu diterapkan:
Pemerintah menerapkan reklamasi pantai untuk menanam kembali hutan bakau
si sekitar area pantai.
5. Pencemaran Udara
Seiring dengan perkembangan jaman, semakin banyak industri dan transportasi
yang ada saat ini. Meskipun hal ini merupakan sebuah kemajuan, namun nyatanya
memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan karena menyebabkan terjadi
pencemaran udara. Hal ini berpengaruh pada faktor penghambat perubahan sosial
budaya terhadap pasokan udara bersih yang semakin berkurang. Untuk mengatasi hal
ini, berikut solusi yang bisa dilakukan.
Peran Pemerintah yang aktif menggalakkan penanaman pohon.
P a g e | 12
Mengurangi emisi atau pembuangan gas dengan cara memilih bahan industri
yang aman untuk lingkungan.
Pemasangan filter pada cerobong asap pabrik-pabrik.
Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.
7. Pencemaran Tanah
Tak hanya air dan udara saja yang dapat tercemar, namun tanah juga bisa
tercemar dengan bahan-bahan yang dapat merusak kualitas tanah. Permasalahan
lingkungan hidup Biasanya hal ini terjadi akibat pengambilan tambang yang
berlebihan, pembuangan sampah-sampah yang sulit diuraikan, dan masih banyak
lainnya. Untuk mengatasi hal ini, perlu dilakukan usaha pelestarian tanah dan hutan
melalui tata guna lahan, peraturan mengenai TPTI (Tebang Pilih Tanam Indonesia),
reboisasi, serta pengolahan sampah agar dapat terurai dengan baik.
P a g e | 13
9. Rusaknya Ekosistem Laut
Pengambilan ikan yang masih menggunakan bahan kimia dan bahan peledak
masih menjadi tradisi bagi beberapa nelayan di Indonesia. Tentu saja ini merusak
ekosistem laut, termasuk terumbu karang. Seperti yang adan ketahui sendiri, terumbu
karang menjadi potensi alam di Indonesia. Untuk mengatasi ini, pentingnya peran
pemerintah untuk mengetatkan peraturan mengenai larangan pemakaian peledak dan
bahan kimia.
P a g e | 14
Untuk mengatasinya, tentu saja dengan meredam kebisingan yang tak diinginkan, baik
itu yang berasal dari transportasi, pembangunan, elektronik, dan lainnya.
2.5 Dampak dari Kegiatan Manusia yang Dapat Menimbulkan Efek Negatif
Terhadap Lingkungan
Kerusakan demi kerusakan tersebut menyebabkan terjadinya pemanasan global.
Konsentrasi gas-gas tertentu yang dikenal sebagai gas rumah kaca, terus bertambah di
udara akibat tindakan manusia melalui kegiatan industri, khususnya CO2 dan chloro
fluorocarbon. Yang terutama adalah karbon dioksida, yang umumnya dihasilkan dari
penggunaan batubara, minyak bumi, gas, penggundulan hutan, serta pembakaran
hutan. Asam nitrat dihasilkan oleh kendaraan dan emisi industri, sedangkan emisi
metan disebabkan oleh aktivitas industri dan pertanian. Chlorofluorocarbon (CFC)
merusak lapisan ozon seperti juga gas rumah kaca menyebabkan pemanasan global,
tetapi sekarang dihapus dalam Protokol Montreal. Karbon dioksida,
chlorofluorocarbon, metan, asam nitrat adalah gas-gas polutif yang terakumulasi di
udara dan menyaring banyak panas dari matahari.
P a g e | 15
Proses pemanasan global dipicu oleh adanya efek rumah kaca, dimana energi
dari matahari memacu cuaca dan iklim bumi serta memanasi permukaan bumi;
sebaliknya bumi mengembalikan energi tersebut ke angkasa. Gas rumah kaca pada
atmosfer (uap air, karbon dioksida dan gas lainnya) menyaring sejumlah energi yang
dipancarkan, menahan panas seperti rumah kaca. Tanpa efek rumah kaca natural ini
maka suhu akan lebih rendah dari yang ada sekarang dan kehidupan seperti yang ada
sekarang tidak mungkin ada. Jadi gas rumah kaca menyebabkan suhu udara di
permukaan bumi menjadi lebih nyaman sekitar 60°F/15°C. Tetapi permasalahan akan
muncul ketika terjadi konsentrai gas rumah kaca pada atmosfer bertambah. Sejak awal
revolusi industri, konsentrasi karbon dioksida pada atmosfer bertambah mendekati
30%, konsetrasi metan lebih dari dua kali, konsentrasi asam nitrat bertambah 15%.
Penambahan tersebut telah meningkatkan kemampuan menjaring panas pada atmosfer
bumi. Mengapa konsentrasi gas rumah kaca bertambah? Para ilmuwan umumnya
percaya bahwa pembakaran bahan bakar fosil dan kegiatan manusia lainnya
merupakan penyebab utama dari bertambahnya konsentrasi karbon dioksida dan gas
rumah kaca.
Sementara lautan dan vegetasi yang bertugas menangkap banyak CO2 tidak
mampu mengimbangi pertambahan CO2 dari kegiatan manusia di bumi, hal ini berarti
bahwa jumlah akumulatif dari gas rumah kaca yang berada di udara bertambah setiap
tahunnya dan berarti mempercepat pemanasan global. Sepanjang seratus tahun ini
konsumsi energi dunia bertambah secara spektakuler, dimana sekitar 70% energi
dipakai oleh negara-negara maju; dan 78% dari energi tersebut berasal dari bahan
bakar fosil. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan yang mengakibatkan sejumlah
wilayah terkuras habis dan yang lainnya mereguk keuntungan. Sementara itu, jumlah
dana untuk pemanfaatan ”energi tak dapat habis” seperti matahari, angin, biogas, air,
khususnya hidro mini dan makro, baik di negara maju maupun miskin tetaplah rendah
(dalam perbandingan dengan bantuan keuangan dan investasi yang dialokasikan untuk
bahan bakar fosil dan energi nuklir). Padahal sumber energi ini dapat mengurangi
penggunaan bahan bakar fosil.
Penggundulan hutan yang mengurangi penyerapan karbon oleh pohon,
menyebabkan emisi karbon bertambah sebesar 20%, dan mengubah iklim mikro lokal
dan siklus hidrologis, sehingga mempengaruhi kesuburan tanah. Padahal tanah
mengandung karbon sebanyak 24 milyar ton dan hutan Indonesia menyumbangkan
emisi CO2 sebesar 2.6 milliar ton per tahun, walaupun juga mengandung 19 milliar
ton carbon.
Jika diamati maka sumber pencemar utama adalah transportasi, kebakaran hutan,
limbah rumah tangga, limbah tambang, dan limbang industri. Selama 1985 – 2000
jumlah kendaraan sebagai sarana transportasi meningkat dari 1.2 juta menjadi 19 juta.
P a g e | 16
Pada tahun 1985 – 1997 seluas 20 juta hektar hutan terbakar dan dibakar, dan pada
tahun 1997-1998 luas hutan yang terbakar dan dibakar sebesar 10 juta hektar. Dalam
hal limbah rumah tangga – hanya 3-5% yang punya akses saluran limbah rumah
tangga, sehingga menyumbangkan Emisi CO2 sebanyak 35 juta ton CO2.
Pertambangan menyumbang limbah seperti tailing dan merkuri dalam jumlah yang
besar, sedangkan industri lainnya menyumbangkan limbah cair (black liquor) karena
system daur ulang limbah yang tidak ada, tidak lengkap, atau tidak baik dan juga
menyumbangkan Emisi CO2 sebanyak 275 juta ton per tahun.
Terjadinya Global Warming diakibatkan oleh adanya kebijakan pemerintah yang
tidak tepat. Pengelolaan hutan yang salah dan menyebabkan hutan tropis hancur serta
tidak memberikan manfaat yang signifikan baik bagi pemerintah maupun bagi
penduduk di sekitarnya. Yang mengeruk keuntungan adalah pengusaha yang secara
semena-mena telah menghancurkan hutan yang menjadi tempat menyimpan air dan
penghasil oksigen bagi mahluk hidup dan tempat hidup flora dan fauna. Pengelolaan
yang salah menyebabkan bencana banjir dan dampak lingkungan lain, rakyat yang
sudah miskin tetap miskin dan bahkan menjadi lebih miskin karena hutannya sudah
hancur. Bertambahanya suhu global yang tidak dapat dicegah lagi dan bahwa
perubahan iklim mungkin sudah terjadi sekarang. Selain itu penyebab utamanya
adalah adanya konsumsi yang berlebihan. Bukan oleh 80% penduduk miskin di 2/3
belahan bumi, tetapi oleh 20% penduduk kaya yang mengkonsumsi 86% dari seluruh
sumber alam dunia. Program konversi minyak tanah menjadi gas juga dapat diambil
sebagai contoh bahwa ketidaksiapan pemerintah secara infrastruktur dan juga
sosialisasi, menyebabkan banyak orang desa menggunakan lagi kayu bakar dengan
merambah hutan, karena untuk memasak mereka sulit memperoleh minyak tanah dan
gas, serta harga gas terus membumbung tinggi. Kampanye dalam rangka Pemilu juga
memacu kerusakan lingkungan, karena penyumbang dana pemilu bisa jadi disumbang
oleh pengusaha pembalakan hutan liar sebagai upaya pencucian uang.
Situasi seperti ini bahkan menjadi lebih buruk lagi dikarenakan banyak dan
luasnya areal hutan alam menurun, begitu juga dengan manfaatnya bagi masyarakat.
Banyak tanaman liar yang juga komersial, telah dieksploitasi secara berlebihan.
Cadangan hutan dan area yang dilindungi oleh pemerintah, dikelola oleh pihak yang
dalam pengelolaannya tidak melibatkan komunitas setempat, sehingga mengakibatkan
konflik sosial yang seharusnya tidak perlu terjadi. Banyak spesies tumbuh-tumbuhan
yang manfaat potensialnya belum diketahui, tetapi spesies tersebut telah berkurang
pada tingkat yang membahayakan dan punah lebih cepat dibandingkan laju
pengumpulan tumbuhan tersebut untuk dapat diteliti, dikenal dan diregenasikan
kembali.
P a g e | 17
Gaya hidup manusia modern juga menjadi penyebab rusaknya lingkungan.
Sampah yang dihasilkan perumahan atau kota turut menyumbang kematian sungai
yang mengaliri perkotaan. Bencana itu masih ditambah dengan tumbuhnya industri di
sepanjang sungai yang sering digunakan sebagai sarana pembilasan dan pembuangan
sampah industri. Hampir semua sungai di Indonesia mengalami tekanan kerusakan
fungsi ekosistemnya
P a g e | 19
l) Untuk menambah nilai ekonomis maka penggunaan bahan mentah perlu
dikurangi karena dianggap kurang efisien.
m) Reklamasi lahan pada daerah yang sebelumnya dijadikan sebagai daerah
penggalian.
P a g e | 20
BAB III
KESIMPULAN
P a g e | 21
DAFTAR PUSTAKA
Ansyari, I. Makalah Tentang Lingkungan Hidup. Retrieved from Isya Ansyari Blog:
http://learnmine.blogspot.co.id/2014/10/makalah-tentang-lingkungan-hidup.html
Ayusoraya, E. Masalah Lingkungan Secara Global dan Nasional. Retrieved from Elly
Alpinista: http://alpinistaelly.blogspot.co.id/2013/05/masalah-lingkungan-secara-
global-dan.html
Wikipedia.org. (2018, Maret 12). Efek Rumah Kaca. Retrieved from Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Efek_rumah_kaca
Yulpan, Makalah Tentang Masalah Lingkungan. Retrieved from Yulpan Blog: http://yulpan-
paisal.blogspot.co.id normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
P a g e | 22